• Tidak ada hasil yang ditemukan

(LEPIDOPTERA; NOCTUIDE) PADA TANAMAN BAWANG MERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(LEPIDOPTERA; NOCTUIDE) PADA TANAMAN BAWANG MERAH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

KEPADATAN POPULASI Spodoptera exigua (LEPIDOPTERA; NOCTUIDE)

PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa) DI SELAYO TANANG

BUKIK SILEH KECAMATAN LEMBANG JAYA

KABUPATEN SOLOK

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

WIDYA REZTA AMDA

NIM. 09010360

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)
(3)

1

KEPADATAN POPULASI Spodoptera exigua (LEPIDOPTERA; NOCTUIDE)

PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa L.) DI SELAYO TANANG

BUKIK SILEH KECAMATAN LEMBANG JAYA KABUPATEN SOLOK

Widya Rezta Amda, Rina Widiana, Novi

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

e-mail: widyareztaamda@ymail.com

ABSTRACT

Spanish onion is a plant which has a high economic value, plays role in improving human’s prosperity and can be a medicine as well. One of the spanish onion producers area in West Sumatera is Selayo Tanang Bukik Sileh Lembang Jaya districts, Solok Regency. Based on the data that is got from agricultural extension field (PPL), the production of spanish onion in 2013-2014 in this area is decreased about 35% which caused by the attacks of Spodoptera exigua. The purpose of this research is to know the population density of Spodoptera exigua (Lepidoptera Noctuide) towards the spanish onion (Allium cepa L.). This research has been done in july till august 2016, by using descriptive survey method. The sampling was done three times repetition when the spanish onion was 5, 6 and 7 weeks after planting. The result of the research are; the population density of Spodoptera exigua at spanish onion 5 weeks aged is around 7,66 individual/clump, for 6 weeks aged is 22,50 individual/clump and 7 weeks aged is 10,24 individual/clump. It means that, there are about 13,47% population density of Spodoptera exigua in 5, 6 and 7 weeks aged spanish onion after being planted at Selayo Tanang Bukik Sileh Lembang Jaya districts, Solok Regency. The range of physical environmental condition during the research was 20-300 celsius degrees and the humidity around 55-86%.

Key words: density, population, Spodoptera exigua and spanish onion (Allium cepa L.) PENDAHULUAN

Bawang merah merupakan tana-man yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi (Wibowo, 2006). Bawang merah ju- ga berperan dalam peningkatan kesejah-teraan manusia dan mempunyai khasiat sebagai obat (Rahayu dan Berlin, 2003). Pada abad ke-19, bawang merah telah tercatat sebagai salah satu komoditas hortikultura diberbagai negara. Bawang merah sudah lama dibudidayakan oleh petani dari banyak daerah di Indonesia.

Salah satu daerah penghasil bawang merah di Sumatera Barat adalah Selayo Tanang Bukik Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok. Berdasarkan survei lapangan yang telah penulis lakukan, di la-han yang ditanami bawang merah banyak terlihat daun bawang bebercak putih, layu dan berlubang. Hal ini dapat mengganggu

proses fotosintesis tanaman bawang merah sehingga berdampak pada hasil umbi yang didapat dan menyebabkan kerugian bagi petani.

Berdasarkan data yang didapat da-ri PPL Selayo Tanang Bukik Sileh pada tanggal 26 Februari 2016, produksi ba-wang merah di Selayo Tanang Bukik Sileh pada tahun 2013-2015 mengalami penu-runan produksi sebesar 35%. Produksi ba-wang merah daerah Selayo Tanang Bukik Sileh tahun 2013 adalah 1.254,6 ton de-ngan luas lahan 102 Ha (produktivitas rata-rata 12,3 ton/Ha), produksi bawang merah tahun 2014 adalah 808 ton dengan luas lahan 86 Ha (produktivitas rata-rata 9,4 ton/Ha), dan produksi bawang merah ta-hun 2015 ada lah 680 ton dengan luas la-han 85 Ha (pro duktivitas rata-rata 8 ton/ Ha). Menurut salah seorang staf PPL Keca-matan Lembang Jaya, penurunan tersebut

(4)

2

disebabkan oleh serangan hama ulat bawang. Zulkarnain (2013) menyatakan bahwa salah satu hama yang banyak menyerang areal pertanaman bawang merah adalah ulat bawang (Spodoptera exigua). Spodoptera exigua termasuk ke dalam familia Noctuide dan ordo Lepidop-tera (Tjahjadi, 1989).

Spodoptera exigua menyerang daun bawang merah, tidak peduli daun tanaman yang masih muda atau yang sudah tua. Begitu menetas dari telurnya, Spodoptera exigua akan langsung menyerang daun bawang merah. Mula-mula Spodoptera exigua akan melubangi bagian ujung daun kemudian masuk kedalam daun bawang (Wibowo, 2006). Daun bawang merah yang terserang Spodoptera exigua akan menjadi layu dan tampak menerawang, tembus cahaya serta bagian ujung daun tampak terpotong (Rahayu dan Berlin, 2003). Perkembangan ulat di dalam daun lebih kurang 9-14 hari (Pracaya, 2010).

Berdasarkan permasalahan di atas, telah dilakukan penelitian yang berjudul Kepadatan Populasi Spodoptera exigua (Lepidoptera; Noctuide) Pada Tanaman Bawang Merah (Allium cepa L.) Di Selayo Tanang Bukik Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2016, di Selayo Tanang Bukit Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok. Identifikasi sampel penelitian dan penghitungan kepadatan populasi Spodoptera exigua dilakukan di Laboratorium Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Barat. Faktor fisik lingkungan yang diukur adalah suhu dan kelembaban. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sam- pling. Pengambilan sampel di lapangan dilakukan 3 kali pengambilan, yaitu pada tana man bawang merah umur 5, 6 dan 7 minggu setelah tanam. Bedengan diambil secara purposive sampling sebanyak 5 be-dengan. Setiap bedengan yang dijadikan sampel penelitian diambil 10 rumpun tana-man secara random sampling. Pengukuran faktor fisik lingkungan seperti suhu dan kelemba ban dilakukan pagi, siang dan sore. Analisis data kepadatan (K) meng-gunakan rumus:

K =

(Suin, 2006).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian tentang kepadatan populasi Spodoptera exigua pada tanaman bawang merah di Selayo Tanang Bukik Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok, diperoleh kepadatan populasi Spodoptera exigua pada tanaman bawang merah umur 5 minggu 7,66 individu/rum-pun, tanaman bawang merah umur 6 minggu 22,50 individu/rumpun dan tanaman bawang merah umur 7 minggu 10,24 individu/rumpun. Rata-rata kepadatan populasi Spodoptera exigua adalah 13,47 individu/rumpun (Lampiran 1 dan Gambar 2).

Tabel 1. Rata-rata Kepadatan Populasi Spodoptera exigua pada Masing-masing umur tanaman (individu/rumpun)

Kepadatan Individu/rumpun

Total individu/rumpun Umur 5 minggu Umur 6 minggu Umur 7 minggu

7,66 22,50 10,24 40,40

(5)

3

Gambar 2. Kepadatan populasi Spodoptera exigua pada tanaman bawang merah

Hasil pengukuran faktor fisik lingkungan pada saat pengambilan sampel dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil pengukuran kisaran faktor fisik lingkungan suhu dan kelembaban, pengambilan sampel di Selayo Tanang Bukik Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok.

Faktor Fisik Lingkungan Umur Bawang Merah

5 Mst 6 Mst 7 Mst

Suhu (oC) 20 – 27 20 – 30 21 – 35

Kelembaban (%) 65 – 75 58 – 86 55 – 78

Ket: Mst = Minggu setelah tanam

Dari Tabel 1 dan Gambar 2 dapat dilihat kepadatan populasi Spodoptera exigua pada tanaman bawang merah umur 5 minggu 7,66 individu/rumpun, umur 6 minggu 22,50 individu/rumpun dan umur 7 minggu 10,24 individu/rumpun. Artinya terdapat rata-rata kepadatan populasi Spodoptera exigua sebesar 13,47 individu/ rumpun di Selayo Tanang Bukik Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok. Kepada tan populasi 13,47 individu/ rumpun tergolong sangat tinggi karena hampir seluruh tanaman bawang merah sampel penelitian mengalami puso pada umur 7 minggu sete lah tanam. Dari 4.086 rumpun tanaman, pada saat umur 7 minggu setelah tanam tersebut hanya tersisa lebih kurang 100 rumpun tanaman.

Dari Tabel 1 dan Gambar 2 dapat dilihat bahwa hasil penelitian kepadatan populasi Spodoptera exigua terendah

dida-patkan pada saat bawang merah umur 5 minggu setelah tanam dengan kepadatan populasi 7,66 individu/rumpun. Rendahnya kepadatan populasi pada saat bawang merah umur 5 minggu ini terjadi karena pada saat pengambilan sampel penelitian, masih banyak ditemukan koloni telur Spodoptera exigua di daun bawang merah, artinya pada saat bawang merah berumur 5 minggu siklus hidup Spodoptera exigua berada pada fase telur. Rauf (1999) menya-takan bahwa populasi telur Spodoptera exigua generasi ke-2 mulai banyak dijum-pai dipertanaman pada 31 hst. Sedangkan Kepadatan populasi tertinggi terjadi pada saat bawang merah umur 6 minggu setelah tanam, dengan kepadatan populasi 22,50 individu/rumpun. Tingginya kepadatan po-pulasi pada saat bawang merah berumur 6 minggu karena pada saat umur tersebut bawang merah sudah banyak menghasilkan 0 5 10 15 20 25

5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu

7.66 22.5 10.24

K

ep

ad

atan

P

o

p

u

las

i

(I

n

d

ivi

d

u

/R

u

m

p

u

n

)

(6)

4

daun sehingga menyediakan makanan yang cukup untuk kehidupan Spodoptera exigua. Rauf (1999) menyatakan bahwa gejala serangan Spodoptera exigua mulai nampak pada saat tanaman bawang merah berumur 11 hari setelah tanam. Jika dikaitkan de-ngan siklus hidup Spodoptera exigua, maka pada saat bawang merah umur 6 minggu setelah tanam merupakan fase larva pada siklus hidup generasi ke-2 Spodoptera exigua yang jumlahnya lebih banyak dibanding generasi pertama, karena pada saat bawang merah berumur 6 minggu setelah tanam tersebut terjadi kepadatan populasi tertinggi.

Faktor lain yang mempengaruhi kepadatan populasi Spodoptera exigua adalah suhu dan kelembaban udara. Smits (1987 dalam Moekasan, 2005) menyatakan bahwa suhu optimum yang dibutuhkan Spodoptera exigua adalah 28-30oC dan kelembaban relatif yang baik untuk per-kembangan Spodoptera exigua adalah 70%. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa kisaran suhu dan kelembaban udara pada saat bawang merah umur 6 minggu yaitu 20-30oC dan kelembaban 58-86%, lebih mendukung kehidupan Spodoptera exigua dibandingkan pada saat bawang merah ber-umur 5 minggu yaitu 20-27oC dan kelem-baban 65-75%. Smits (1987 dalam Moeka-san, 2005) menyatakan bahwa pada suhu yang tinggi siklus hidup Spodoptera exigua akan lebih pendek sehingga telur Spodop-tera exigua lebih cepat menetas menjadi larva.

Tingginya kepadatan populasi Spo-doptera exigua juga disebebkan karena keberadaan predator Spodoptera exigua.s elama penelitian berlangsung predator tidak ada ditemukan. Dengan tidak dite-mukan predator disertai berlimpahnya sumberdaya makanan dan terjadinya musim kemarau merupakan faktor utama yang mendukung tingginya kepadatan populasi Spodoptera exigua di Selayo Tanang Bukik Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok. Sedangkan faktor yang menyebabkan adanya perbedaan kepadatan populasi Spodoptera exigua setiap minggu dan bervariasinya ukuran larva Spodoptera exigua yang didapat sela-ma penelitian disebabkan karena adanya

variasi untuk meletakkan telur dari imago Spodoptera exigua.

Melihat tingginya kepadatan popu-lasi Spodoptera exigua yang didapat di lapangan yaitu 13,47 individu/rumpun, ma-ka status ekologi larva Spodoptera exigua pada tanaman bawang merah di Selayo Tanang Bukik Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok sudah dikatakan hama karena sudah melebihi batas am-bang kendali dan menyebabkan kerugian bagi petani. Hartono, dkk (2012 dalam Yuliana, 2013) menyatakan bahwa Spo-doptera exigua dkatakan hama apabila intensitas serangannya pada tanaman bawang merah adalah 3 individu/rumpun. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, terda-pat kepadatan populasi Spodoptera exigua pada tanaman bawang merah sebesar 13,47 individu/rumpun di Selayo Tanang Bukik Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok. Kepadatan populasi Spodoptera exigua tertinggi yaitu pada saat tanaman bawang merah berumur 6 minggu setelah tanam, sebesar 22,50 individu/rumpun dan kepadatan populasi Spodoptera exigua terendah terdapat pada saat bawang merah berumur 5 minggu setelah tanam. Suhu lingkungan selama penelitian berkisar anta-ra 20-30oC dan kelembaban berkisar antara 55-86% dan kondisi ini masih mendukung untuk kehidupan Spodoptera exigua.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kepada Ibu

Rina Widiana, M.Si dan Ibu Novi, M.Si

yang telah memberikan banyak saran,

kritikan serta masukan dalam penulisan

artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA

Moekasan, T.K., Prabaningrum, L., dan Ratnawati. 2005. Penerapan PHT pada Sistem Tanam Tumpanggilir Bawang Merah dan Cabai. Monograf No. 19 Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.

(7)

5

Pracaya. 2010. Hama dan Penyakit

Tana-man. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rahayu, E. & Berlian, N. V. A. 2003. Tana-man Bawang Merah. Penebar Swa-daya. Jakarta.

Rauf. A. 1999. Dinamika Populasi Spodop-tera exigua (Hubner) (LepidopSpodop-tera: Noctuidae) Pada Pertanaman Bawang Merah Di Daratan Rendah. Buletin Hama dan Penyakit Tumbuhan. IPB: Bogor. 11 (2): 39-46.

Suin, N. M. 2006. Metode Ekologi. Univer-sitas Andalas. Padang.

Tjahjadi, N. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius. Yogyakarta. Wibowo, S. 2006. Budidaya Bawang.

Pene-bar Swadaya. Jakarta.

Yuliana, D. 2013. Kepadatan Populasi Spodoptera exigua (Lepidoptera; Noctuide) Pada Bawang Merah di Kampung Batu Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. Padang. Zulkarnain. 2013. Budidaya Sayuran

Gambar

Gambar 2. Kepadatan populasi Spodoptera exigua pada tanaman bawang merah

Referensi

Dokumen terkait

Selain buku ada beberapa faktor lain dalam pelaksanaan motor keliling ini Mas antara lain seperti memilih waktu, dengan menentukan waktu yang tepat kita bisa mengetahui

Saya mengikutsertakan saudari dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri di Desa Tanjung Selamat mengenai risiko kehamilan

The pres- ent study used the aggregate homework and fi nal exami- nation scores from 266 students taking seven entry-level programming classes to examine the ef fi cacy of this pol-

Titik ini tidak muncul sebagai puncak yang jelas namun sebagai perluasan anomali dari baseline pada kurva DTA, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6 dan 7; Tg menunjukkan suhu

Pembuatan mesin pemintal benang sutera mengikuti beberapa tahapan yaitu: (a) Rangka utama, menggunakan besi holo 4 x 4 cm dipotong sesuai dengan ukuran,

“Peningkatan Motivasi dan Keterampilan Proses Belajar Matematika pada Materi Garis dan Sudut Melalui Pembelajaran Student Teams Achievement Divisians (STAD) Pada Siswa Kelas

”Benar apa yang dikatakan oleh Bapak Hukum Tua tersebut, bahwa pada Desa Kanonang I melakukan akuntabilitas pelayanan kepada publik dengan tujuan untuk menjaga

Sayangnya membandingkan H hasil ukur (H merupakan sebagai acuan) dengan H hasil hitung (Q merupakan sebagai acuan) dan membandingkan Q hasil ukur (Q merupakan sebagai