• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Persamaan Linear

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Persamaan Linear"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Persamaan Linear

(2)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin 9

(3)

• Graphical Method

dari kedua persamaan tersebut dapat dicari nilai 𝑥

2

:

Sehingga diperoleh garis lurus dengan fungsi 𝑥

2

berdasarkan 𝑥

1

Menyelesaikan SPL sederhana

(4)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin

Permasalahan : Gunakan metode grafik untuk menyelesaikan persamaan

dengan menggunakan 𝑥

1

sebagai absis, 𝑥

2

dicari dengan

dan

11

(5)

dan

(6)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin

Penggunaan Matriks untuk Sistem Persamaan Linear

(7)

Contoh Persamaan

3

2

2

3

8

2

z

y

x

z

y

x

z

y

x

Untuk memudahkan dalam pemrograman, gunakan indeks, sehingga dapat ditulis ulang :

3

2

2

3

8

2

3 2 1 3 2 1 3 2 1

x

x

x

x

x

x

x

x

x

(8)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin

Menggunakan Matriks

2

1

1

1

1

3

1

2

1

=

3 2 1

x

x

x

 3

2

8

(9)

Eleminasi Gauss

• Memerlukan dua Tahap :

– Forward elimination, untuk mengurangi matriks sedemikian

hingga hanya segitiga bagian atas

– Back substitution untuk menemukan bagian yang belum diketahui

0

0

0

 adalah angka yang tidak sama & diagonal tidak nol

(10)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin

Tahap 1

• Eleminasi elemen baris matriks dengan mengalikan menggunakan

scaling factor dan menambahkan ke baris yang lain, dilakukan pada LHS

dan RHS

(11)

Tahap 1

• Jika menyelesaikan persamaan sederhana menggunakan

perhitung dapat memilih baris sesuka kita.

• Dengan menggunakan pemrograman, harus sistematik

– Artinya, kita harus menginstruksikan komputer untuk

melakukan perhitungan dengan urutan yang jelas

• Oleh karena itu, kita menggunakan baris 1 (R1) sebagai

“pivot equation” untuk membuat nol pada sisa elemen

Kolom 1 (C1)

• Menggunakan R2 as “pivot equation” untuk membuat

nol pada sisa elemen Kolom 1 (C2)

(12)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin

Contoh

2

1

1

1

1

3

1

2

1

 3

2

8

2

1

1

4

5

0

1

2

1

3

22

8

R2 – (3/1) *R1 pivot equation pivot element

R1

R2

R3

R1

R2

R3

Perthatikan bahwa biru untuk pivot element dan merah untuk pivot equation.

(13)

R3 - (1/1)*R1

3

1

0

4

5

0

1

2

1

11

22

8

2

1

1

4

5

0

1

2

1

3

22

8

R1

R2

R3

R1

R2

R3

(14)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin R3 - (-1/-5)*R2

2

.

2

0

0

4

5

0

1

2

1

6

.

6

22

8

3

1

0

4

5

0

1

2

1

11

22

8

new pivot element

new pivot equation

R1

R2

R3

R1

R2

R3

(15)

Hasil Akhir

Tahap 2: Diselesaiakan dengan menggunakan back substitution

2

.

2

0

0

4

5

0

1

2

1

6

.

6

22

8

3 2 1

x

x

x

= -2.2 x3 = -6.6 -> x3 = 3 -5x2 + ( -4 * 3 ) = -22 -> x2 = 2 x1 + (2*2) + (3) = 8 -> x1 = 1

(16)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin

Problems

• Permasalahan muncul ketika pivot adalah nol

– DIVISION BY ZERO

– Solusi : Mengubah urutan baris

(17)

Catatan

Eleminasi Gauss Dapat menyelesaiakn Sistem Persamaan Linear,

• Namun proses back substitution masih memerlukan ketelitian

• Kita dapat menyelesaikan permasalahan dengan lebih mudah

menggunakan eleminasi lanjutan untuk mengurangi koefisien matriks

menggunakan identity matrix

• Metode ini disebut :

(18)

Contoh Kasus

The upward velocity of a rocket is given at three different times

Time, t Velocity, v

s m/s

5 106.8 8 177.2 12 279.2

The velocity data is approximated by a polynomial as:

 

t

a

1

t

2

a

2

t

a

3

,

5

t

12.

v

(19)

Example: Rocket Velocity

Assume

 

t a t a t a , 5 t 12. v1 2  23  

3 2 1 3 2 3 2 2 2 1 2 1

1

1

1

v

v

v

a

a

a

t

t

t

t

t

t

3 2 1

Results in a matrix template of the form:

Using date from the time / velocity table, the matrix becomes:

2

.

279

2

.

177

8

.

106

1

12

144

1

8

64

1

5

25

3 2 1

a

a

a

(20)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin

Example: Rocket Velocity

Forward Elimination: Step 1





(

64

)

25

1

2

Row

Row

Yields

2

.

279

21

.

96

81

.

106

a

a

a

1

12

144

56

.

1

8

.

4

0

1

5

25

3 2 1

(21)

Example: Rocket Velocity





(

144

)

25

1

3

Row

Row

0

.

336

21

.

96

8

.

106

a

a

a

76

.

4

8

.

16

0

56

.

1

8

.

4

0

1

5

25

3 2 1

Yields

(22)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin

Example: Rocket Velocity

Yields





(

16

.

8

)

8

.

4

2

3

Row

Row

735

.

0

21

.

96

8

.

106

a

a

a

7

.

0

0

0

56

.

1

8

.

4

0

1

5

25

3 2 1

This is now ready for Back Substitution

(23)

Example: Rocket Velocity

Back Substitution: Solve for a

3

using the third equation

735

.

0

7

.

0

a

3

7

0

735

0

.

.

a

3

050

1.

a

3

(24)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin

Example: Rocket Velocity

Back Substitution: Solve for a

2

using the second equation

21

.

96

56

.

1

8

.

4

2

3

a

a

8

.

4

56

.

1

21

.

96

3 2

a

a

8

4

050

1

56

1

21

96

.

-.

.

.

-a

2

70

19.

a

2

(25)

Example: Rocket Velocity

Back Substitution: Solve for a

1

using the first equation

8

.

106

5

25

a

1

a

2

a

3

25

5

8

.

106

2 3 1

a

a

a

25

050

.

1

70

.

19

5

8

.

106

1

a

2900

.

0

1

a

(26)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin

Example: Rocket Velocity

Solution:

The solution vector is

050

.

1

70

.

19

2900

.

0

3 2 1

a

a

a

The polynomial that passes through the three data points is then:

 

t

a

1

t

2

a

2

t

a

3

v

12

5

,

050

.

1

70

.

19

2900

.

0

t

2

t

t

(27)

Example: Rocket Velocity

Solution:

Substitute each value of t to find the corresponding velocity

 

 

 

.

s

/

m

1

.

165

050

.

1

5

.

7

70

.

19

5

.

7

2900

.

0

5

.

7

v

2

 

 

 

.

s

/

m

8

.

201

050

.

1

9

70

.

19

9

2900

.

0

9

v

2

 

 

 

.

s

/

m

8

.

252

050

.

1

11

70

.

19

11

2900

.

0

11

v

2

 

 

 

.

/

69

.

129

050

.

1

6

70

.

19

6

2900

.

0

6

2

s

m

v

(28)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin

Permasalahan utama pada Eleminasi gauss adalah :

• Pembagian dengan 0

• Error akibat Pembulatan yang besar

35

(29)

Pembagian dengan nol

9

5

5

11

3

2

6

3

7

10

3

2

1

3

2

1

3

2

x

x

x

x

x

x

x

x

9

11

3

5

1

5

3

2

6

7

10

0

3 2 1

x

x

x

(30)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin 37

Pembagian dengan Nol

28

5

24

14

3

5

6

15

7

10

12

3 2 1 3 2 1 3 2 1

x

x

x

x

x

x

x

x

x

28

14

15

5

1

24

3

5

6

7

10

12

3 2 1

x

x

x

2

5

.

6

15

19

21

12

5

.

6

0

0

7

10

12

3 2 1

x

x

x

(31)

Dari persamaan SPL berikut :

Nilai Exactnya :

Error akibat pembulatan yang besar

9

751

.

1

45

3

1

5

7

249

.

2

3

10

15

20

3 2 1

x

x

x

1

1

1

3 2 1

x

x

x

(32)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin

Dari persamaan SPL berikut :

Hasil dari eleminasi gauss :

Dengan Pembulatan 6 Digit

Dengan pembulatan 5 Digit

39

Error akibat pembulatan yang besar

9

751

.

1

45

3

1

5

7

249

.

2

3

10

15

20

3 2 1

x

x

x

999995

.

0

05

.

1

9625

.

0

3 2 1

x

x

x

99995

.

0

5

.

1

625

.

0

3 2 1

x

x

x

(33)

• Menambah digit significan

– Mengurangi besarnya error

– Tetap memiliki kemungkinan pembagian dengan Nol

• Partial Pivoting

– Menghindari Pembagian dengan Nol

– Mengurangi galat akibat pembulatan

(34)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin 41

Partial Pivoting

pk

a

Disetiap awal iterasi ke

k

pada eleminasi maju, tentukan

nilai maksimum

nk k k kk

a

a

a

,

1,

,...

...,

Jika nilai maksimumnya adalah

Pada baris

p

, dimana

k

p

n

,

(35)

Contoh dari persamaan berikut :

Baris mana yang ditukar ?

Contoh partial pivoting

3

9

8

6

5

43

11

12

17

0

8

6

23

9

0

11

1

12

4

0

2

1

6

7

0

6

7

.

3

1

.

5

14

6

5 4 3 2 1

x

x

x

x

x

(36)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin 43

Contoh partial pivoting

6

9

8

3

5

2

1

6

7

0

8

6

23

9

0

11

1

12

4

0

43

11

12

17

0

6

7

.

3

1

.

5

14

6

5 4 3 2 1

x

x

x

x

x

(37)

• Mempunyai solusi yang unik,

• Mempunyai banyak solusi

• Tidak ada solusi sama sekali.

(38)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin 45

Kemungkinan Solusi SPL

(39)
(40)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin

Eleminasi Gauss Jordan

(41)

Rangkuman Gaussian Elimination

• Dapat menyelesaikan / memberikan solusi dari sistem persamaan

linear

• Namun masih memerlukan

back substitution

• Dapat digantikan dengan menggunakan elminasi lanjutan untuk

menghasilkan menemukan koefisien matriks

– Matriks Identitas

• Metode tersebut dinamakan :

Gauss-Jordan Elimination

(42)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin 49

Hasil Akhir yang Diharapkan

1

0

0

0

1

0

0

0

1

=

3 2 1

x

x

x

c

b

a

Didapatkan vector hasil berupa yang merupakan solusi SPL!

c

b

a

(43)

Gauss-Jordan Elimination



31

8

3

5

7

7

5

3

36

5

4

2

z

y

x

z

y

x

z

y

x

Misalkan diketahui sebuah sistem persamaan linear :

Augmented matriks dari persamaan tersebut adalah :

31

8

3

5

7

7

5

3

36

5

4

2

(44)

51

Gauss-Jordan Elimination



31

8

3

5

7

7

5

3

36

5

4

2

31

8

3

5

7

7

5

3

36

5

4

2

z

y

x

z

y

x

z

y

x

Langkah 1: Eleminasi koef. x pada persamaan 2 dan 3.



121

5

.

20

13

61

5

.

14

36

5

4

2

121

5

.

20

13

0

61

5

.

14

1

0

36

5

4

2

z

y

z

y

z

y

x

(45)

Gauss-Jordan

Elimination

672

168

0

0

61

5

.

14

1

0

36

5

4

2



672

168

61

5

.

14

36

5

4

2

z

z

y

z

y

x

4

1

0

0

61

5

.

14

1

0

18

5

.

2

2

1

Langkah 2: Eleminasi koef. y pada persamaan

ketiga.

13R’2+R’3 R’’3

Langkah 3:

0.5R’1 R’1 -R’2 R’’2 (1/168)R’’3 R’’’3



4

61

5

.

14

18

5

.

2

2

z

z

y

z

y

x

(46)

53

Gauss-Jordan Elimination

) 2 ( ) 5 . 14 ( ) 3 ( 2 Row Row row   

4

1

0

0

61

5

.

14

1

0

18

5

.

2

2

1



4

61

5

.

14

18

5

.

2

2

z

z

y

z

y

x

Langkah 4: Eleminasi z pada persamaan kedua

4

1

0

0

3

0

1

0

18

5

.

2

2

1

4

3

18

5

.

2

2

z

y

z

y

x

(47)

Gauss-Jordan Elimination

1 ) 1 ( ) 2 ( ) 2

(Row   RowNewRow

4

1

0

0

3

0

1

0

18

5

.

2

2

1

4

3

18

5

.

2

2

z

y

z

y

x

Langkah 5-1: Eleminasi y pada persamaan kesatu

4

1

0

0

3

0

1

0

12

5

.

2

0

1

4

3

12

5

.

2

z

y

z

x

(48)

55

Gauss-Jordan Elimination

1 ) 1 ( ) 5 . 2 ( ) 3

(Row    RowNewRow

4

1

0

0

3

0

1

0

12

5

.

2

0

1

4

3

12

5

.

2

z

y

z

x

Langkah 5-2: Eleminasi z pada persamaan pertama

4

1

0

0

3

0

1

0

2

0

0

1

4

3

2

z

y

x

(49)

Cara tersebut dapat juga digunakan untuk menemukan

inverse

dari

sebuah matriks

• Dari perkalian matiks, kita tahu bahwa :

– CC

-1

= I

• Jadi, jika kita merubah

– C menjadi matriks I

(Menggunakan operasi baris)

• Saat yang bersamaan kita akan melakukan operasi

– I menjadi C

–1

(menggunakan operasi baris yang sama)

(50)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin 57

(51)

Invers Matriks

 

  nn n n n n nn n n n n J G

p

p

p

p

p

p

p

p

p

a

a

a

a

a

a

a

a

a

A

I

I

A

...

1

...

0

0

...

...

...

...

...

....

...

...

...

0

...

1

0

...

0

...

0

1

1

...

0

0

...

...

...

...

...

...

...

...

...

0

...

1

0

...

0

...

0

1

...

2 1 2 22 21 1 12 11 2 1 2 22 21 1 12 11 1                                                                                  6 . 0 2 . 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 2 . 0 4 . 0 0 0 0 1 6 . 0 2 . 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 2 0 1 3 1 0 5 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 2 0 1 0 1 3 5 3 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 2 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 3 5 3 0 0 0 1 2 1 1 1 0 0 2 0 1 0 1 0 1 0 3 0 0 1 2 1 1

(52)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin

Iterative Method

Gauss - Seidel

(53)

i

x

x

x

k i k i k i

 

,

) 1 ( ) ( ) 1 (

Iterative Method

• Gauss (dan Gauss-Jordan) memunculkan banyak

error akibat pembulatan.

• Iterasi diawali dengan memberikan nilai perkiraan

untuk semua variabel.

• Iterasi berhenti jika :

) 0 ( ) 0 ( 2 ) 0 ( 1 0

...

n

x

x

x

x

(54)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin n n nn n n n n n n

b

x

a

x

a

x

a

b

x

a

x

a

x

a

b

x

a

x

a

x

a

...

...

...

...

2 2 1 1 2 2 2 22 1 21 1 1 2 12 1 11

Gauss-Seidel Method

nn k n nn k n k n n k n k n n k k k k n n k k

a

x

a

x

a

x

a

b

x

a

x

a

x

a

x

a

b

x

a

x

a

x

a

b

x

) ( 1 1 ) 1 ( 2 2 ) 1 ( 1 1 ) 1 ( 22 ) ( 2 ) ( 3 23 ) 1 ( 1 21 2 ) 1 ( 2 11 ) ( 1 ) ( 2 12 1 ) 1 ( 1

...

...

...

       

(55)

Contoh

;

2

;

2

;

1

15

5

2

21

8

4

7

4

) 0 ( 3 ) 0 ( 2 ) 0 ( 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

5

2

15

8

4

21

4

7

) 1 ( 2 ) 1 ( 1 ) 1 ( 3 ) ( 3 ) 1 ( 1 ) 1 ( 2 ) ( 3 ) ( 2 ) 1 ( 1      

k k k k k k k k k

x

x

x

x

x

x

x

x

x

(56)

Metode Numerik & Komputasi. By : Muhtadin

SELESAI

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa metode permainan dapat digunakan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas III SD Negeri 319 Lokajaha

Lokasi yang menjadi sasaran dalam penelitian ini, meliputi beberapa distrik yang dianggap sudah sejak dahulu menggunakan bahasa Ambai sebagai bahasa

Hasil penelitian bahwa sebagian karakter kualitatif seperti warna lidah daun, warna leher daun, warna helai daun, warna batang dan ruas batang tidak terdapat

 Menerapkan cara membaca (permulaan) dengan cara yang benar (cara duduk, jarak mata dan buku, cara memegang buku, cara membalik halaman buku, memilih tempat dengan cahaya yang

Alkalimetri adalah analisis yang menggunakan alkali (basa) sebagai larutan standar dan bentuk titrasi berdasarkan reaksi netralisasi antara zat titran dan zat yang akan

Untuk melihat pola usahatani berbasis tanaman padi dilakukan dengan identifikasi seluruh petani sampel terhadap tanaman yang di budidayakan, sementara untuk melihat

Pemberhentian anggota DPR yang telah yang telah memnuhi ketentuan pada ayat (2) huruf a, b dan c setelah dilakukan penyelidikan, verifikasi dan pengambilan

Pada periode empat bulan simpan, pemupukan 100 kg SP36/ha memberikan bobot kering kecambah normal yang lebih tinggi dibanding kontrol, namun tidak berbeda nyata dibanding