Profil Kota Tarakan
Sumber : Dokumentasi Best Practice Kota-Kota, Jilid 4, 2008Kota Tarakan memiliki posisi yang sangat strategis bagi provinsi Kalimantan Timur, yaitu sebagai penggerak pertumbuhan wilayah utara Provinsi Kalimantan Timur dan pintu gerbang kedua (second gate) bagi Kalimantan Timur setelah Kota Balikpapan.
Tidak hanya merupakan kota transit perdagangan antar pulau di Kalimantan Timur Bagian Utara, Tarakan juga menajdi pusat transit perdagangan bebas antara Indonesia-Malaysia-Filipina.
Perdagangan mengambil posisi penting di kota ini. Sampai tahun 2001, kegiatan perdagangan besar dan eceran di Kota Tarakan menghasilkan 41,59% dari total perekonomian Rp. 1,1 milyar. Tiga komoditas andalannya adalah plywood, udang beku, dan barang kelontong (barang-barang impor dari Malaysia).
GAMBARAN UMUM
Letak Geografis : 3014’23” – 3026’37” LU dan
1170 30’50” – 1170 40’12” BT
Luas Wilayah : 657,33 km2
Batas Wilayah :
Sebelah Utara : Pesisir Pantai Kec. P. Bunyu Sebelah Timur : Kec. P. Bunyu dan Laut Sulawesi Sebelah Selatan : Pesisir pantai Kec. Tanjung Palas Sebelah Barat : Pesisir Pantai Kec. Sesayap
Jumlah Penduduk : 172.861 jiwa (data bulan Maret 2008) Jumlah Kecamatan : 4 Kecamatan
> Kecamatan Tarakan Timur > Kecamatan Tarakan Tengah > Kecamatan Tarakan Barat > Kecamatan Tarakan Utara
SWASTANISASI PENGELOLAAN ASET DAN PELAYANAN
KOTA TARAKAN BIDANG PELABUHAN
Situasi Sebelum Inisiatif
Tarakan adalah salah satu Kota Pulau di Indonesia. Oleh karena itu perhubungan laut merupakan urat nadi kehidupan masyarakat Kota Tarakan. Terdapat dua pelabuhan utama milik pemerintah kota yaitu : Pelabuhan Tengkayu I dan Pelabuhan Pemusian (Pelabuhan bongkar muat). Kedua Pelabuhan ini di kelola oleh Dinas Pengelolaan Pelabuhan Kota Tarakan.
Sangat disayangkan ketika dikelola oleh Dinas Pengelolaan Pelabuhan Kota Tarakan kondisi pelabuhan kurang berjalan dengan baik, seperti : kondisi pelabuhan yang agak semrawut, kotor, banyak air tergenang bila hujan, ketidakteraturan buruh, maraknya percaloan dan kurang kondusifnya situasi keamanan bagi penumpang. Penerimaan pendapatan Pelabuhan Tengkayu I juga sangat memperhatinkan. Pelabuhan Tengkayu I yang dikelola oleh 85 personnel menelan biaya operasional Rp. 1,2 milyar pertahun, sedangkan pendapatannya hanya Rp. 800 juta sehingga Pemerintah Kota Tarakan setiap tahunnya merugi Rp. 400 juta.
Inisiatif
Mengingat rendahnya kualitas pelayanan dan penerimaan pelabuhan, maka Walikota Tarakan pada tahun 2005 mengusulkan untuk melakukan swastanisasi pengelolaan pelabuhan. Untuk menunjang gagasan tersebut maka dillaksanakan studi kelayakan terhadap pelabuhan terlebih dahulu. Selanjutnya pelabuhan atau kegiatan yang dikelola swasta akan berada di bawah Perusahaan Umum Daerah (Perusda). Dalam melaksanakan swastanisasi pengelolaan Pelabuhan Tengkayu I, walikota melibatkan sekda, dispenda, dinas perhubungan dan perusda.
Strategi yang Diterapkan
Untuk melaksanakan inisiatif ini terdapat beberapa prasyarat penting yang harus dilalui, yaitu:
a. Melakukan pengumpulan data pelabuhan dan studi kelayakan
b. Meyakinkan DPRD atas gagasan tersebut dengan cara melakukan paparan keapda anggota DPRD untuk menjelaskan untung ruginya pelabuhan dikelola oleh pemerintah atau swasta.
c. Melakukan lelang terhadap pengelolaan pelabuhan.
d. Menyeleksi perusahaan yang berkredibilitas baik dan dapat memberikan keuntungan optimal untuk penerimaan kas daerah melalui sistem lelang.
e. Mensosialisasikan swastanisasi pengelolaan pelabuhan kepada seluruh stakeholder terkait, seperti pengguna jasa pelabuhan, perusahaan perlayaran, para pedagang dan lain-lain. Dalam sosialisasi tersebut pemko juga memberikan contoh pelabuhan
yang bisa diswastakan dan memberi dampak positif, seperti Pelabuhan khusus Pertamina, Pelabuhan khusus Intraca, dll.
Selain hal-hal tersebut diatas terdapat hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses swastanisasi yakni:
a. Keteguhan Walikota dalam menjalankan keputusan
b. Mempersiapkan proses mutasi bagi pegawai yang dinasnya dibubarkan. Untuk kasus Kota Tarakan, pemda tidak terlalu sulit untuk melakukan mutasi karena Kota Tarakan adalah kota yang baru berdiri, sehingga relatif masih membutuhkan banyak pegawai.
c. Mempersiapkan perjanjian atau kontrak kerjasama dengan matang, sehingga dapat memberikan keuntungan optimal bagi asset yang diserahterimakan maupun pendapatan kas daerah. Untuk kasus Pelabuhan Tengkayu I Kota Tarakan dalam kontraknya tegas-tegas menyatakan bahwa pihak kedua harus:
i Memelihara asset yang diserahkan
ii Menjaga ketertiban, keamanan, kenyamanan dan kebersihan lingkungan pelabuhan
iii Melaporkan kegiatan secara berkala iv Bersedia diaudit
v Menyerahkan hasil audit keuangan
vi Melaksanakan tariff retribusi daerah atau pungutan lain sesuai dengan peraturan daerah.
vii Mencantumkan pemrbayaran fee yang jelas (Rp. 25.000.000/bulan) viii Batas waktu perjanjian
d. Kuatnya kemampuan Perusda dalam melakukan analisis, pengawasan dan menyusun rekomendasi bagi pengembangan usaha yang berada di bawah tanggung jawabnya.
Hasil yang Dicapai
Semenjak ditangani oleh pihak swasta (CV Camfilo) pada 30 Juni 2005 kondisi pelabuhan mengalami perubahan yang signifikan. Saat ini sudah tidak ditemukan lagi air tergenang, dan warung kumuh di sekitar pelabuhan. Langkah yang diambil dalam membenahi warung kumuh antara lain dengan cara membuat bangunan yang berbentuk seragam dan dijaga kebersihannya.
Ketertiban dan keamanan berjalan sangat memuaskan, penumpang keluar masuk pelabuhan dengan tertib, tidak ada lagi keributan antar porter (kuli) pelabuhan. Salah satu upaya yang dialkukan oleh pihak swasta dalam mengawasi ketertiban dan keamanan adalah dengan memasang kamera cctv di pelabuhan, sehingga pengelola pelabuhan dapat mengontrol setiap kegiatan yang berlangsung dari monitor pengawas dan segera dapat mengambil tindakan antisipasi. Selain itu, CV Camfilo juga menjalin hubungan erat dengan pihak kepolisian. Untuk mengatasi kesemrawutan pelabuhan, pihak swasta melakukan penataan parkir kendaraan, menata kendaraan umum (ojek) yang boleh melakukan aktifitas di dalam pelabuhan.
Pada tahun pertama pihak swasta memberiakn pemasukan Rp. 300 Juta/tahun. Tetapi pada tahun kedua pihak swasta mengajukan keringanan menjadi Rp. 240
Juta/tahun. Hal tersebut dikarenakan kondisi pelayaran yang menurun akibat naiknya harga BBM serta maraknya angkutan udara. Dari sisi penerimaan, Pemerintahan Kota Tarakan telah mendapatkan keuntungan cukup baik, dari semula harus mensubsidi Rp. 400 juta/tahun, sekarang justru mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 240 Juta / tahun. Seiring menurunnya kondisi usaha pelayaran, pihak swasta terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanannyaa agar Pelabuhan Tengkayu I menjadi ramai kembali. Keberhasilan upaya tersebut dapat tergambar dalam bagan di bawah ini:
RATA-RATA PERBULAN
AKTIVITAS PELABUHAN TENGKAYU – I
Item 2005 2006 2007
Jumlah Kapal Besar 407 464 485 Tonase Bongkar Muat Barang 4.131 5.506 6.159
Kedatangan Penumpang 18.914 15.089 15.717 Keberangkatan Penumpang 35.283 17.674 20.27
Dari data diatas terlihat terjadi penurunan jumlah kedatangan dan keberangkatan penumpang pada tahun 2006, bila dibandingkan dengan tahun 2005, tetapi keadaan tersebut mulai pulih kemgali pada tahun 2007. Pelabuhan Tengkayu I pada tahun 2006 mendapat predikat pelabuhan terbersih, aman dan tertib dari Departemen Perhubungan Republik Indonesia.
Keberlanjutan
Menilik keberhasilan pengelolaan Pelabuhan Tengkayu I baik dalam sisi pelayanan, keamanan dan ketertiban kepada pengguna yang meningkat hingga mendapat penghargaan dari Departemen Perhubungan, serta meningkatnya penerimaan kas daerah membuat kebijakan swastanisasi ini diperluas kepada Pelabuhan Pemusian, pengelolaan kolam renang daerah, pasar, sampah hingga perparkiran.
Dari beberapa kebijakan swastanisasi ini pemerintah kota mendapatkan tambahan penerimaan kas daerah tanpa mengurangi kualitas pelayanan, seperti dari Pelabuhan Pemusian Rp. 120 Juta/ tahun, kolam renang Rp. 84 Juta/tahun, perparkiran Rp. 120 Juta/tahun.
Kebijakan swastanisasi pada dasarnya tidak hanya menyangkut masalah penerimaan, tetapi lebih menitikberatkan kepada upaya peningkatan kualitas pelayanan dan efisiensi anggaran. Hal ini juga tercermin dalam kebijakan swastanisasi pengelolaan sampah dan pemeliharaan daerah aliran sungai di kota Tarakan.
Pada pengelolaan sampah, Kota Tarakan menswastanisasikan pengangkutan sampah dari rumah tangga dan Tempat Penampungan Sementara (TPS) ke Tempat Penampungan Akhir (TPA). Warga hanya diperkenankan membuang sampah dua kali sehari, pada pagi hari dan sore hari. Dan oleh pihak swasta akan diambil tiga kali sehari. Mungkin kegiatan ini tidak menghasilkan penerimaan terhadap kas daerah, tetapi lebih kepada menciptakan kota yang bersih dan sehat. Sehingga bila berkeliling di Kota Tarakan, kita tidak akan menemukan tumpukan sampah di pinggir jalan.
Pelajaran yang Dapat Diambil
Pola swastanisasi pengelolaan asset dan pelayanan pemerintah daerah dapat memberikan dampak positif bila benar-benar dilakukan dengan baik. Pemerintah Kota Tarakan telah merasakan manfaat kebijakan ini baik dari segi peningkatan kualitas pelayanan maupun efisiensi anggaran.
Pengambilan kebijakan swastanisasi ini harus dikaji secara matang sebelum dilaksanakan, karena kebijakan ini berdampak kepada penyusutan dan mutasi pegawai serta kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Kebijakan swastanisasi dirasa tepat dijalankan pada dinas atau satuan kerja yang kualitas kerja maupun pelayanannya kurang baik.
Kemampuan Tular
Tujuan utama dari kebijakan swastanisasi di Kota Tarakan adalah sebuah upaya atau strategi untuk meningkatnya pelayanan publik terhadap masyarakat dan terciptanya efisiensi anggaran daerah.
Gagasan swastanisasi ini secara ide dapat diterapkan dalam berbagai kegiatan pemerintah daerah di luar Kota Tarakan. Secara tehnik juga tidak memerlukan keterampilan ataupun teknologi khusus dalam menerapkannya. Namun demikian terdapat beberapa prasyarat yang tidak boleh diabaikan dalam menerapkan kebijakan ini, yaitu: setiap upaya swastanisasi harus didahului dengan melakukan studi kelayakan;l selain itu pemerintah daerah harus sangat berhati-hati dalam menyusun kontrak kerjasama dengan pihak swasta, perjanjian harus bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan menguntungkan bagi daerah baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Pada tahun 2006, Pemerintah Kota Singkawang telah melakukan studi banding mengenai swastanisasi pengelolaan Pelabuhan Tengkayu I Kota Tarakan.
Kontak Penghubung
Pemko Tarakan
1. Nama : dr. H. Jusuf S. K. Jabatan : Walikota Tarakan Alamat : Jl. Kalimantan No. 1 No. Telp : 0551-21620
No. fax : 0551-32201
2. Nama : AKBP. Sudirman Dasuki Jabatan : Kepala Dinas Perhubungan Alamat : Jl. Kalimantan No. 1
No. Telp : 0551-21620 No. fax : 0551-32201 APEKSI
Nama : Budi Chairuddin
Jabatan : Manajer Peningkatan Kapasitas Kota Alamat : Rasuna Office Park III WO. 06-09 Komplek Rasuna Epicentrum Jl. H. R. Rasuna Said – Kuningan Jakarta 12960
No. Telp. : 021-8370 4703, 9393 890 Fax : 021-8370 4733
HP. : 0813 18948470