• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Mistar A. BESARAN DAN SATUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. Mistar A. BESARAN DAN SATUAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

A. BESARAN DAN SATUAN  Teori Singkat :

Di dalam Fisika gejala alam diamati melalui pengukuran.

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis yang disepakati sebagai patokan (standart). Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka.

Satuan adalah sesuatu yang menyertai besaran

Contoh : besaran panjang satuannya meter, besaran waktu, satuannya detik dan lain sebagainya

Dimensi adalah cara besaran itu disusun dari besaran pokok

Besaran dibagi 2 macam : Besaran Pokok dan Besaran Turunan

Besaran Pokok Satuan Dimensi

1. Panjang 2. Massa 3. Waktu 4. Suhu 5. Kuat arus 6. Kuat cahaya 7. Jumlah zat meter (m) kilogram (kg) detik (s) kelvin (k) ampere (A) kandela (cd) mol (n) [ L ] [ M ] [ T ] [ θ ] [ I ] [ J ] [ N ] Selain besaran pokok diatas adalah besaran turunan

Contoh : gaya, berat, massa jenis, volume dan lain sebagainya

 Tips Soal Dimensi :

Langkah penyelesaian jika menghadapi soal yang menanyakan tentang dimensi :

1. Mengetahui rumusnya

2. Menerjemahkan rumus ke dalam besaran pokok

3. Mengubah satuan ke dimensi

Ketelitian Pengukuran dan Angka

Penting

Di dalam pengukuran kita mengenal berbagai perangkat ukur dan hasil pengukuran yang berujud angka-angka. Diantara alat ukur panjang yang perlu diketahui adalah :

1. Mistar

2. Jangka sorong 3. Mikrometer sekrup

1. Mistar

Mistar mempunyai skala terkecil dalam milimeter (mm) dan memiliki ketelitian = 1 mm atau 0,1 cm . Ketelitian mistar adalah setengah dari skala terkecilnya. Jadi

2 1

x 1 mm = 0,5 mm atau 0,05 cm

2. Jangka Sorong

Jangka sorong mempunyai dua skala yaitu skala utama dan skala nonius. Skala nonius terdiri dari 10 bagian yang panjangnya 9 mm. Selisih satu skala utama dengan satu skala nonius sama dengan 1 mm – 0,9 mm = 0,1 mm. Ketelitian jangka sorong adalah setengah dari skala terkecilnya. Jadi

2 1 x 0,1 mm = 0,05 mm atau 0,005 cm Skala nonius Skala utama

Sebagai contoh pada pengukuran diatas, kita dapatkan 2,3 cm + 0,2 mm = 2,32 cm

3. Mikrometer Sekrup

Mikrometer Sekrup mempunyai dua skala yaitu skala utama dan skala nonius. Skala nonius terdiri dari 50 skala. Setiap kali skala nonius diputar 1 kali, maka skala nonius bergerak maju atau mundur sejauh 0,5 mm. Sehingga satu skala nonius sama dengan

50 mm 5 , 0 = 0,01 mm. Ketelitian mikrometer sekrup adalah setengah dari skala terkecilnya. Jadi

2 1

x 0,01 mm = 0,005 mm atau 0,0005 cm

(2)

Skala Utama Pemutar Benda yang diukur

Skala nonius

Sebagai contoh pada pengukuran diatas, kita dapatkan 9,5 mm + 0,40 mm = 9,90 mm

Angka Penting

Penulisan angka penting mengikuti aturan : 1. Semua angka bukan nol merupakan

angka penting Contoh :

564,9 m  empat angka penting 76,824 kg  lima angka penting

2. Angka nol yang terletak diantara angka bukan nol merupakan angka penting Contoh :

20,7 m  tiga angka penting 96, 04 kg  empat angka penting 3. Angka nol yang terletak disebelah

kanan angka bukan nol tanpa koma desimal adalah bukan angka penting, sedangkan angka nol di sebelah kanan angka bukan nol dengan koma desimal, merupakan angka penting

Contoh :

340 m  dua angka penting 54,80 kg  empat angka penting 4. Angka nol yang terletak disebelah kiri

angka bukan nol, baik yang disebelah kiri maupun sebelah kanan koma desimal, bukan merupakan angka penting

Contoh :

0,67 m  dua angka penting 0,007 kg  satu angka penting

5. Angka yang diberi garis bawah atau garis di atasnya merupakan batas angka penting dihitung paling kiri penulisan angka

Contoh :

6987 m  tiga angka penting 9,047 kg  dua angka penting

Aturan operasi angka penting: 1. Penjumlahan dan pengurangan

Hasil penjumlahan dan pengurangan hanya diperbolehkan mengandung satu angka taksiran (angka terakhir suatu angka penting)

Contoh :

45,67 (4 angka penting) 12,4 (3 angka penting) +

70,17 (ditulis 70,2 memiliki 3 angka penting)

2. Perkalian, Pembagian dan akar pangkat dua atau lebih

Hasil akhir operasi diatas, hanya boleh memiliki angka penting paling sedikit dari komponen-komponen operasi tersebut

Contoh :

4,38 x 1,2 = 5,256 (ditulis 5,3 memiliki 2 angka penting, karena komponen pengali terkecil adalah 2 angka penting)

Aturan pembulatan angka dibelakang koma 1. Jika angka dibelakang koma yang akan

dibulatkan kurang dari 5, maka angka dibulatkan ke bawah

Contoh :

36,632 → 36,63 atau 36,6 78,73 → 78,7

2. Jika angka dibelakang koma yang akan dibulatkan 5 atau lebih, maka angka dibulatkan ke atas

Contoh :

92,676 → 92,68 atau 92,7 23,45 → 23,5

Kesalahan dalam Pengukuran

Pengukuran dalam fisika dapat berupa : 1. Pengukuran tunggal

2. Pengukuran berulang 1. Pengukuran Tunggal

Hasil pengukuran yang dilakukan dengan sekali percobaan dinyatakan oleh :

Dengan :

X1 = hasil pengukuran tunggal X = nilai ketidakpastian

X = X1 ± X

(3)

Contoh : Hasil satu kali pengukuran sebuah tongkat dengan mistar adalah 23,56 cm, maka penulisan hasil yang benar adalah …

L = (23,56 ± 0,01) cm Yakni dengan mengingat X = 1/2 x 1 mm

= 0,5 mm

X = 0,005 cm = 0,01 cm 2. Pengukuran Berulang

Hasil pengukuran yang dilakukan dengan beberapa kali percobaan dinyatakan oleh :

X = nilai rata-rata X = nilai ketidakpastian Ketidakpastian relatif = x100% X X ∆ N = Banyaknya pengukuran

 Ketidakpastian relatif sekitar 10 % berhak atas 2 angka penting

 Ketidakpastian relatif sekitar 1 % berhak atas 3 angka penting

 Ketidakpastian relatif sekitar 0,1 % berhak atas 4 angka penting

 Banyak desimal hasil pengukuran harus sama dengan banyak desimal ketidakpastian

Contoh :

Seorang anak mengukur panjang sebuah meja dengan hasil berturut-turut 55,6 cm, 55,7 cm, 55,9 cm, 55,1 cm dan 55, 4 cm. Tentukan hasil pengukuran beserta ketidak pastiannya ! Pengu kuran L (cm) L2 (cm2) 1 55,6 3091,36 2 55,7 3102,49 3 55,9 3124,81 4 55,1 3036,01 5 55,4 3069,16 ∑L = 277,7 ∑ L2 = 15423,83 L =

(

5 55,4 + 55,1 + 55,9 + 55,7 + 55,6

) cm

= 55,54 cm

(

)

1 -N L Σ -L Σ N N 1 = L ∆ 2 i 2 i

(

) (

)

1 -5 277,7 -83 , 15423 5 5 1 2 = ∆L = 0,136 cm Ketidakpastian relatif = x 100% L L ∆ = 0,24 %

Karena ketidakpastian sekitar 1%, maka hasil laporan pengukuran ditulis dalam 3 angka

Jadi L = ( 55,5 ± 0,1) cm

Besaran Vektor dan Besaran

Skalar

Besaran dapat pula dibagi menjadi Besaran Vektor dan Besaran Skalar

Besaran Vektor adalah besaran yang memiliki nilai (magnitude) dan arah.

Notasi vektor biasa ditulis dengan huruf tebal atau dengan memberi tanda panah kecil diatas huruf atau hanya memberi tanda garis diatas huruf

Contoh : V (=kecepatan), ar (= percepatan), F (= gaya), dan lain sebagainya

Besaran Skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai (magnitude)

Contoh : suhu, waktu, laju, perlajuan dan lain sebagainya

Resultan Vektor adalah operasi-operasi yang terjadi dari 2 besaran vektor atau lebih Vektor satuan adalah suatu vektor yang nilainya 1 satuan dan memiliki arah searah dengan sumbu koordinat. Pada koordinat kartesian 2 dimensi dinyatakan oleh i dan j, sedang pada koordinat 3 dimensi dinyatakan oleh i, j dan k

 2 dimensi Y j i X X = X ± X Nilai rata-rata : ⋅ + + + = Σ = N X X X X n .... N X X i 1 2 3

(

)

1 -N X Σ -X Σ N N 1 = X ∆ 2 i 2 i

(4)

i dan j vektor posisi pada sumbu X dan Y  3 dimensi Z k j Y i X

i , j dan k vektor posisi pada sumbu X,Y dan Z

Metode Resultan Vektor : 1. Metode poligon

2. Metode jajaran genjang 3. Metode menguraikan vektor

1. Metode poligon

Metode ini dilakukan dengan cara menyambung kepala vektor dengan ekor vektor lain dan resultan vektor tersebut adalah menghubungkan ekor vektor pertama dengan kepala vektor yang terakhir. Contoh : F1 F2 F3 FR = F1 + F2 + F3 F2 F3 F1 FR

Catatan : Tanda (-) negatif menunjukkan arah vektor berlawanan dengan arah semula Contoh : F1 F2 F3 FR = F1 - F2 +F3 F2 F3 F1 FR

2. Metode jajaran genjang

Metode ini dilakukan dengan cara menyatukan ekor vektor, sehingga membentuk sudut θ dan resultan vektor tersebut adalah diagonal jajaran genjang kedua vektor tersebut

Penjumlahan 2 vektor R = b + a r r r Besar : Arah : ar R r

θ

b r Contoh :

1. Jika θ = 00 Dua vektor searah F1 F2 FR Bukti : FR = F +F +2F1F2cos 0 2 2 2 1 =

(

F1 +F2

)

2 FR = F1 + F2 terbukti

2. Jika θ = 900 Dua vektor tegak lurus F2 FR F1 Bukti : FR = F +F +2F1F2cos 90 2 2 2 1 FR = 22 2 1 +F F terbukti 3. Jika θ = 1800 Dua vektor

berlawanan arah 1800 F2 F1 Bukti : FR = 1 2 0 2 2 2 1 +F +2FF cos 180 F =

(

F1 - F2

)

2 FR = F1 - F2 terbukti FR = F1 + F2 FR = F1 +F2 FR = F1 - F2 θ cos ab 2 + b + a = R 2 2 r

(5)

4. Jika 0 < θ < 900 (atau sembarang θ) FR F2

θ

F1  Catatan :

Resultan gaya berada pada Interval :

3. Metode menguraikan vektor

Paduan lebih dua vektor dapat dihitung besar dan arah resultannya melalui koordinat kartesius, yaitu masing-masing vektor diproyeksikan terhadap sumbu-x dan sumbu-y sehingga resultannya dapat ditentukan. Y F1y F1 F2 F2y θ2 θ1 X F2x F1x F3 F Sumbu x Sumbu y F1 F1x = F1 cos θ1 F1y = F1 sin θ1 F2 F2x = F2 cos θ2 F2y = F2 sin θ2 F3 -- F3 ∑ Fx = F1x - F2x Resultan ∑ Fy = F1y +F2y –F3

Arah Resultan tan θ =

X y F Σ F Σ Perkalian Vektor :

1. Perkalian Titik Vektor 2. Perkalian Silang Vektor 1. Perkalian Titik Vektor

Hasil perkalian titik dua besaran vektor merupakan besaran skalar

B θ A Jika A = Ax i + Ay j + Az k dan B = Bx i + By j + Bz k maka Dengan mengingat :

2. Perkalian Silang Vektor

Hasil perkalian silang dua besaran vektor merupakan besaran vektor yang arahnya tegak lurus terhadap kedua vektor dengan besarnya adalah AB sin θ

C B θ A Besar : Arah :  Catatan :

a. Arah perkalian silang vektor memiliki kaidah "putaran sekrup".

Z k j Y i X

Dengan demikian secara umum : A x B ≠ B x A

b. Penyelesaian persamaan untuk tiga dimensi dapat digunakan dengan persamaan matriks sebagai berikut : A = Ax i + Ay j + Az k A X B = ? B = Bx i + By j + Bz k FR = F +F +2F1F2cos θ 2 2 2 1 FR = Y2 2 X +ΣF F Σ A . B = AB cos θ A X B = AB sin θ

A . B = AxBx + AyBy + AzBz

A X B = C i .i = j.j = k.k = 1 i x j = k ; j x i = - k j x k = i ; k x j = - i k x i = j ; i x k = - j F1 – F2 ≤ FR ≤ F1 + F2

(6)

i j k A X B = Ax Ay Az Bx By Bz

=====O0O=====

Interpretasi Grafik

 Teori Singkat :

Di dalam fisika, disamping kemampuan menganalisis soal berbentuk uraian diperlu kan pula keterampilan menganalisa soal berbentuk grafik. Langkah penyelesaian jika menghadapi soal yang menanyakan bentuk grafik dari suatu perumusan adalah : 1. Mengetahui rumusnya

2. Dapat menginterpretasikan rumus dalam bentuk grafik

Secara umum perlu diketahui 4 bentuk interpretasi grafik sebagai berikut :

1. Berbanding lurus linear

tg α = c = gradien grafik contoh : 1. S = V t ===> GLB S t 2. P V = n R T ===> Gas ideal Pada volume tetap (proses isochorik)

T V R n = P ===> P = C T P T 2. Berbanding lurus kuadratis

Contoh : 1. S = Vo t + ½ a t2 ===>GLBB s (m) t (dt) 2. Ep = ½ k x2 ===> Energi potensial pegas Ep (J) x (m) 3. Berbanding terbalik linear

Contoh :

1. f = v/ λ ===> frekuensi f

λ

2. P V = n R T ===> Gas ideal Pada suhu tetap (proses isothermis)

T V R n = P ===> V C = P P

V 4. Berbanding terbalik kuadratis A X B = + i (AyBz – AzBy) – j (AxBz – AzBx) + k (AxBy – AyBx) Bentuk rumus Y = C X Y Bentuk Grafik α) X Bentuk rumus Y = C X2 Y C > 0 Bentuk Grafik X C < 0 Y Bentuk Grafik X Bentuk Rumus Y = X C Bentuk Rumus Y = 2 X C

(7)

Contoh : 2 ο 2 1 r πε 4 q q = F 1. ===> Gaya Coulomb F r 2. 12 2 r m m G = F ===> Gaya Gravitasi F r

Disamping ke empat konsep grafik diatas, masih terdapat interpretasi yang lain sebagai berikut :  Tipe : 1 Tinjau V = dS/dt ===> V merupakan gradien grafik S – t. S α t tg α = V = dS/dt  Tipe : 2 Tinjau V = dS/dt, ===> dS = V dt, maka : S = ∫ V dt ===> Artinya S (jarak) dapat ditentukan dengan menghitung besarnya luasan di bawah kurva V – t.

Misal :. V

S = luasan segitiga t

Hal ini berlaku pula untuk semua perumusan lain yang memiliki tipe perumusan sebagai mana diatas.

Contoh yang lain : 1. a = dt dV 4. I = dt dq dsb 2. F = dt dp 3. P = dV dW

Masing-masing dapat diuraikan satu diantara dua kemungkinan, kalau bukan berbicara gradien, pasti luasan.

 Catatan :

Bangun yang sering keluar dalam soal adalah luasan bangun trapesium :

a b c

 Contoh Soal dan Pembahasan : 1. Besaran-besaran di bawah ini yang TIDAK

merupakan besaran besaran turunan adalah:

A. momentum D. gaya

B. volume E. massa

C. kecepatan Jawaban : E

(Lihat teori singkat)

2. Meter2 kilogram per detik adalah satuan A. energi D. momen kelembaman B. daya E. momentum sudut C. momen gaya Jawaban : E A. Energi (w) = 1. ½ m v2 = m g h = kg m2/dt2 = Joule 2. q V (energi listrik) = elektron-volt 3. P t = watt-detik = kilowatt-jam (Kwh) = daya kuda (Hp) B. Daya (P) = t w = kg m2/dt3 C. Kelembaman (I) = ∑ m r2 = kg m2 D. Momen gaya (τ ) =d x F = kg m2/dt2 E. Momentum sudut (L) = I ω = kg m2/dt 3. Besaran di bawah ini yang memiliki

dimensi [ M ] [ L ]-1 [ T ] –2 adalah A. gaya D. momentum B. tekanan E. percepatan C. energi Jawaban : B Y Bentuk Grafik X L = ½ c ( a + b )

(8)

Dari dimensi [ M ] [ L ]-1 [ T ] –2 di dapat satuannya kg/ms2 Analisa : A. Gaya ===> F = m a = kg m/s2 = [ M ] [ L ] [ T ] –2 B. Tekanan ===> P = F/A = mg / A = kg m/s2 / m2 = [ M ] [ L ]-1 [ T ] –2 C. Energi ===> W = m g h = kg m/s2 = [ M ] [ L ] 2[ T ] –2 D. Momentum ===> P = m v = kilogram m/dt = [ M ] [ L ] [ T ] –1 E. Percepatan ===> a = v/t = kilogram m/dt 2 = [ M ] [ L ] [ T ] –2 4. Rumus dimensi momentum adalah :

A. [ M ] [ L ] [ T ] –2 B. [ M ] [ L ] -2[ T ] –2 C. [ M ] [ L ]-1 [ T ] –1 D. [ M ] [ L ] [ T ] –1 E. [ M ] [ L ]-1 [ T ] Jawaban : D Rumus : P = mv (satuan) = kgm/s (dimensi) = [ M ] [ L ] [ T ]-1

5. Untuk mengukur diameter lubang botol bagian dalam, agar teliti harus digunakan alat yaitu…

A. penggaris dengan skala cm B. jangka sorong

C. respirometer

D. mistar dengan skala mm E. mikrometer sekrup

Jawaban : B

Untuk mengukur diameter lubang botol bagian dalam alat ukur yang tepat adalah jangka sorong

6. Hasil pengukuran tebal sebuah buku adalah 0,02540 m. Banyaknya angka penting pada hasil pengukuran tersebut adalah …

A. dua D. lima

B. tiga E. enam

C. empat Jawaban : C

Angka nol yang terletak disebelah kiri angka bukan nol, baik yang disebelah kiri

maupun sebelah kanan koma desimal, bukan merupakan angka penting

7. Sebuah pita diukur ternyata lebarnya 12,3 mm dan panjangnya 125,5 cm. Luas pita mempunyai angka penting sebanyak …

A. dua D. lima

B. tiga E. enam

C. empat Jawaban : B

Hasil akhir operasi diatas, hanya boleh memiliki angka penting paling sedikit dari komponen-komponen operasi tersebut 8. Dua buah gaya yang besarnya 10 N dan 5 N

bekerja pada satu titik tangkap dan keduanya membentuk sudut α. Agar dihasilkan gaya resultan sebesar 25 Newton, maka nilai cos α adalah …

A. 4 D. 7 B. 5 E. 8 C. 6 Jawaban : B FR = 2 1 2cos α 2 2 2 1 F FF F + + 25 = 102 +52 +2(10) (5) cos α 625 = 125 + 100 cos α cos α = 100 500 cos α = 5

9. Jika sebuah vektor dari 12 N diuraikan menjadi dua buah vektor yang saling tegak lurus dan yang sebuah dari padanya membentuk sudut 300 dengan vektor itu, maka besar masing-masing vektor adalah A. 6 N dan 6 3 N B. 6 N dan 6 2N C. 6 N dan 3 2N D. 3 N dan 3 2N E. 3 N dan 3 3 N Jawaban : A

Perhatikan grafik berikut ! Fy F = 12 N

30

Fx

Fx = 12 cos 300 N Fx = 6 3 N Fy = 12 sin 300 N Fx = 6 N

(9)

10. Dua vektor A = -2i + 3j - 4k dan B = 2i + 2j - 3k, maka A x B adalah … A. i + 14j + 10k B. -i - 14j - 10k C. i - 14j + 10k D. -i + 10j - 14k E. -i + 10j + 14k Jawaban : B i j k A X B = -2 3 -4 2 2 -3 = i(-9 + 8) – j(6 + 8) + k (-4 – 6) A X B = -i - 14j - 10k

=====O0O=====

 Soal-soal :

1. Satuan kuat medan listrik dinyatakan dalam 1. Newton/coulomb 3. Volt/meter 2. Joule/newton 4. Coulomb/volt Pernyataan diatas yang sesuai adalah :

A. 1, 2 dan 3 D. 4

B. 1 dan 3 E. semua salah

C. 2 dan 4

2. KWh adalah satuan dari …

A. kuat arus listrik D. daya listrik B. hambatan listrik E. energi listrik C. potensial listrik

3. Satuan tekanan dalam S.I. adalah :

A. Atmosfer D. Newton

B. Pascal E. Mm Hg

C. Cm Hg

4. Pada hukum Boyle PV = k ; k mempunyai dimensi :

A. daya D. momentum linear B. usaha E. konstanta pegas C. suhu

5. Dalam sistem SI, satuan kalor adalah :

A. kalori D. derajat kelvin

B. joule E. derajat celcius

C. watt

6. Yang bukan besaran vektor diantara besaran berikut ini adalah …

A. kecepatan D. gaya

B. laju E. pergeseran

C. percepatan

7. Lintasan sebuah partikel dinyatakan dengan x = A + Bt + Ct2. Dalam rumus itu x

menunjukkan tempat kedudukan dalam cm, t waktu dalam sekon, A, B, dan C masing-masing merupakan konstanta. Satuan C adalah …

A. cm/s D. s/cm

B. cm/s2 E. cm

C. cm.s

8. Permitivitas hampa mempunyai dimensi : A. [ M ] [ L ] [ T ] –2[ I ]–1

B. [ M ] [ T ] –2[ I ] –1 C. [ M ]2[ L] [ T ] –2[ I ] –1 D. [ M ] [ L ]–1 [ T ] –3[ I ]2 E. [ M ]-1 [ L ]-3 [ T ]4[ I ]2

9. Dimensi konstanta Planck adalah A. [ M ] [ L ]2 [ T ] –3

B. [ M ] [ L ]2 [ T ] –1 C. [ M ] [ L ]2 [ T ] –2 D. [ M ] [ L ]–2 [ T ] –3 E. [ M ] [ L ]3 [ T ] –3 10. Meter kubik adalah …

A. besaran pokok B. besaran tambahan C. besaran turunan D. satuan besaran turunan E. satuan besaran pokok

11. Alat ukur jangka sorong mempunyai ketelitian …

A. 0,01 cm D. 0,001 cm

B. 0,01 mm E. 1 mm

C. 0,1 cm

12. Pada pengukuran pelat logam diperoleh hasil panjang 1,75 m dan lebar 1,30 m. Luas pelat menurut aturan penulisan angka penting adalah …

A. 2,275 m2 D. 2 m2

B. 2,28 m2 E. 2,2750 m2 C. 2,3 m2

13. Tiga buah gaya F1, F2 dan F3 memiliki arah dan besar seperti pada gambar. Pernyataan yang benar adalah …

F3 F2 F1

A. F1 + F2 = F3 D. F1 – F2 = F3 B. F2 + F3 = F1 E. F3 + F1 = F2 C. F1 + F2 + F3 = 0

14. Dua vektor besarnya masing-masing 6 satuan dan 8 satuan. Besarnya vektor resultan yang tidak mungkin adalah …

(10)

B. 2 satuan E. 14 satuan C. 9 satuan

15. Dua buah vektor masing-masing mempunyai nilai atau harga sama dengan resultannya apabila kedua vektor tersebut saling mengapit sudut …

A. 300 D. 900

B. 450 E. 1200

C. 600

16. Besaran berikut yang berdimensi sama adalah …

A. massa dan berat

B. kecepatan dan percepatan C. energi potensial dan usaha D. energi kinetik dan tekanan E. gaya dan daya

17. Pada gambar berikut ini B x A adalah vektor C B A A. –A D. C B. – C E. A C. – B

18. Hasil pengukuran massa sebuah kelerang adalah 54 gram. Jumlah massa sembilan kelereng yang sejenis dan seukuran dengan kelereng pertama adalah …

A. 486 gram D. 500 gram

B. 490 gram E. 400 gram

C. 480 gram

19. Pada GLBB, grafik yang menyatakan hubungan antara energi kinetik suatu benda dengan waktunya adalah :

A. Ek D Ek t t B. Ek E. Ek t t C. Ek t

20. Hukum coulomb dapat dinyatakan melalui

persamaan 122

r q q k

F = grafik berikut yang menggambarkan persaman tersebut adalah A. F D. F r2 r2 B. F E. F r2 r2 C. F r2

=====O0O=====

Referensi

Dokumen terkait

Tindakan prososial merupakan tindakan menolong atau memberikan bantuan yang ditujukan untuk menguntungkan orang lain (tanpa mengharapkan imbalan) atau menguntungkan

Kelimpahan dan jumlah jenis ikan pada Stasiun bervegetasi lamun (Wawatoe dan P. Wowonii) menunjukkan rata-rata yang relatif lebih tinggi dibandingkan Stasiun tanpa

• Selaku Ketua Deputi Pemberdayaan Wanita DPW PKS Provinsi Sumatera Utara Masa Bakti 2006-2010. Universitas

upang maging ayos ang isang larawan ay dapat magkaroon ng apat na ilong at pitong ulo; 32 anang isa‟y kung bakit malitid, sa, ang mga Indiyo ay hindi gayon;

Penelitian yang dilakukan penulis memiliki perbedaan yang signifikan karena penulisan hukum yang diteliti penulis berjudul Penyelesaian Kredit Bermasalah Terhadap Debitur

(a) Sebuah gambaran umum dari pesawat yang menekankan karakteristik fisik yang mungkin memiliki pengaruh pada saat pendaratan darurat di air, evakuasi, dan dalam prosedur

Hujan rencana merupakan kemungkinan tinggi hujan yang terjadi dalam periode ulang tertentu sebagai hasil dari suatu rangkaian analisis hidrologi yang biasa disebut analisis