• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN USIA MENARCHE DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMERPADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMP NEGERI 9 BANJARMASIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN USIA MENARCHE DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMERPADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMP NEGERI 9 BANJARMASIN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN USIA MENARCHE DENGAN KEJADIAN DISMENORE

PRIMERPADA REMAJA PUTRI KELAS VIII

DI SMP NEGERI 9 BANJARMASIN

Oleh : MalisaAriani

Email :ns.sasha.ariani@gmail.com

ABSTRAK

Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstrusi. Angka kejadian dismenore rata-rata lebihdari 50% perempuan di setiap negara mengalami dismenore. Dismenore diklasifikasikan menjadi dua yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer merupakan salah satu penyebab utama terganggunya aktifitas remaja putrid usia sekolah dan menjadi masalah yang sering dialami oleh wanita usia reproduktif.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer pada remaja putrikelas VIII di SMP Negeri 9 Banjarmasin.

Desain penelitian yang digunakan adalahcross sectional, sampel dalam penelitian ini adalah siswi kelas VIII di SMP Negeri 9 Banjarmasin berjumlah 68 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi.Data dikumpulkanmelaluikuesioner, dianalisis menggunakan uji statistic spearman rank dengan batasan kemaknaan 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer (P value = 0,027 atau P = < 0,05).

Hasil penelitian ini disarankan terutama bagi guru-guru bias bekerjasama dengan puskesmas yang membawahi sekolah untuk dapat melakukan penyuluhan atau konseling agar bias memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi.

(2)

PENDAHULUAN

Menstruasi atau haid adalah proses peluruhan lapisan dalam atau endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah dari uterus melalui vagina. Walaupun menstruasi datang setiap bulan pada usia reproduksi, banyak wanita yang mengalami ketidaknyamanan fisik saat menjelang atau selama haid berlangsung. Salah satu ketidaknyamanan fisik saat menstruasi yaitu nyeri haid. Nyeri haid dalam istilah medis disebut juga dysmenorrhea. Dysmenorrheaadalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstrusi. (Kumalasari & Andhyantoro, 2012).

Sakit menusuk, nyeri yang hebat di sekitar bagian bawah dan bahkan kadang mengalami kesulitan berjalan sering dialami ketika nyeri haid menyerang. Nyeri ini dapat berlangsung setengah hari sampai lima hari dan sering kali tampak seperti nyeri berkepanjangan. Banyak wanita terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita sehingga tidak dapat mengerjakan sesuatu apapun. Ada yang pingsan, ada yang merasa mual, ada juga yang benar-benar muntah (Kingston, 2005).

Angka kejadian nyeri menstruasi (dismenore) di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi (dismenore) (Proverawati & Misaroh, 2009).Sebuah studi epidemiologi pada populasi remaja (berusia 12-17 tahun) di Amerika Serikat, melaporkan prevalensi nyeri menstruasi 59,7% (Anurogo & Wulandari, 2011). Sedangkan angka kejadian dismenore di Indonesia diperkirakan 64,25% perempuan produktif yang tersiksa oleh dismenore. Walaupun pada umumnya tidak berbahaya, namun acap kali dirasa mengganggu bagi wanita yang mengalaminya (Proverawati &

Dismenore dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer yaitu nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat-alat genitalia yang nyata, sedangkan dismenore sekunder yaitu nyeri haid yang disebabkan oleh kelainan ginekologi seperti salpingitis kronika, endometriosis, servisitis uteri dan lain-lain (Wiknjosastro, 2009).Dismenore yang paling sering terjadi adalah dismenore primer. Kejadian dismenore primer mengenai sekitar 50-75% wanita yang masih menstruasi dan sekitar 10-15% diantaranya mengalami nyeri yang berat sampai mengganggu aktivitas dan kegiatan sehari-hari (Baradero, 2007). Menurut Dewi (2012) biasanya dismenore primer mulai terasa 1-3 tahun setelah menarche dan berlanjut hingga usia pertengahan 20-an atau hingga mereka memiliki anak.

Sebuah penelitian di Canada didapatkan 60% wanita mengalami dismenore primer dengan kualitas nyeri sedang sampai berat. Sedangkan angka kejadian dismenore tipe primer di Indonesia adalah sekitar 54,89%, dan 9,36%adalah penderita dismenore dengan tipe sekunder (Proverawati & Misaroh, 2009). Dismenore primer merupakan salah satu penyebab utama terganggunya aktifitas remaja putri usia sekolah dan menjadi masalah yang sering dialami oleh wanita usia reproduktif (Wiknjosastro, 2009).

Studi pendahuluan dilakukan peneliti pada 16 orang siswi di SMP Negeri 9 Banjarmasin, diperoleh data hanya 1 orang (6,25%) yang mengatakan tidak nyeri saat menstruasi, dan 15 orang siswi lainnya (93,75%) mengatakan mengalami nyeri saat menstruasi dengan derajat nyeri menstruasi yang berbeda-beda yaitu 11 orang siswi

(3)

2 orang siswi (13,33%) mengeluh nyeri berat. Hasil wawancara terhadap 15 orang siswi yang menyatakan nyeri didapatkan 12 orang siswi (80%) menstruasi pada saat berusia kurang dari 12 tahun (cepat) sedangkan 3 orang siswi lainnya (20%) menstruasi pada saat berusia 12-15 tahun (ideal).

Faktor yang menyebabkan terjadinya menstruasi datang lebih dini (usia menarche kurang dari 12 tahun) yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal biasanya terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormonal yang dibawa sejak lahir. Kondisi tersebut juga kemudian dipicu pula oleh faktor eksternal, seperti makanan (terutama junkfood), lingkungan yang modern serta tingkat kemakmuran masyarakat disuatu daerah. Faktor lain diantaranya berat badan yang berlebihan,

aktifitas fisik, genetik dan rangsangan-rangsangan kuat seperti film, buku-buku bacaan dan majalah orang dewasa yang dapat mempercepat menstruasi lebih dini (Waryana, 2010).

Begitu banyak para remaja yang mengalami dismenore primer, sedangkan pada usia remaja mereka sedang berada dalam masa proses pembelajaran di sekolah, dikhawatirkan dismenore primer akan mengganggu aktifitas mereka, maka penelitian tentang “Hubungan Antara Usia Menarche Dengan Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja Putri Kelas VIII di SMP Negeri 9 Banjarmasin” penting untuk dilakukan agar dapat memberikan gambaran akan kejadian dismenore primer serta keterkaitannya dengan usia menarche. Sehingga untuk ke depannya kejadian dismenore primer dapat diminimalkan. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah analitik, dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, sampel penelitian diambil dari siswi kelas VIII di SMP Negeri 9 Banjarmasin, sebanyak 90 responden pada tahun 2013. Pengambilan

sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner, dianalisis menggunakan uji statistic spearman rank dengan batasan kemaknaan 0,05.

HASIL PENELITIAN a. Karakteristik Responden

Karakteristik responden berdasarkan umur responden di SMP Negeri 9 Banjarmasin

Umur (Tahun) Frekuensi Persentase (%)

13 37 54,4

14 27 39,7

15 4 5,9

(4)

Berdasarkan table tersebut menunjukan bahwa karakteristik responden terbanyak berdasarkan umur dalam penelitian ini

adalah berumur 13 tahun yaitu 37 responden (54,4%) dari 68 responden.

b. AnalisisUnivariat

DistribusiUsia Menarche padaSiswiKelas VIII di SMP Negeri 9 Banjarmasin.

Berdasarkantabel tersebut menunjukanrespondenberdasarkanusia menarche padapenelitianini yang

terbanyakadalahusia menarche < 12 tahun (cepat) yaitusebanyak 37 responden (54,4%)

dari 68 responden.

Distribusi Kejadian Dismenore Primer pada Siswi Kelas VIII di SMP Negeri 9 Banjarmasin.

Berdasarkan tabel tersebut menunjukan responden berdasarkan

ini yang terbanyak adalah dismenore primer dengan derajat sedang yaitu sebanyak 30 Usia Menarche (Tahun) Frekuensi Persentase (%) Cepat < 12 37 54,4 Ideal 12-15 31 45,6 Jumlah 68 100

Kejadian Dismenore Primer Frekuensi Persentase (%)

Derajat Ringan 29 42,6

Derajat Sedang 30 44,1

Derajat Berat 9 13,2

(5)

c. AnalisisBivariat

Hubungan usia menarche dengan kejadian dismenore primer pada siswi kelas VIII di SMP Negeri 9 Banjarmasin.

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan usia menarche dengan kejadian dismenore primer pada siswi kelas VIII di SMP Negeri 9 Banjarmasin, dapat diketahui dari 68 responden menunjukan bahwa usia menarche tertinggi adalah usia menarche cepat (< 12 tahun) sebanyak 37 responden (54,4%) dengan kejadian dismenore primer

tertinggi yaitu dismenore primer derajat sedang sebanyak 20 responden (29,4%).

Uji statistik menggunakan Spearman Rank menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer (P value = 0,027 atau P = < 0,05).

PEMBAHASAN

a. PembahasanUnivariat

Gambaranusia menarche yang dialamiremajaputrikelas VIII di SMP Negeri 9 Banjarmasin. Berdasarkantabeldiatasmenunju kanrespondenberdasarkanusia menarche padapenelitianini yang terbanyakadalahusia menarche < 12 tahun (cepat) yaitusebanyak 37 responden (54,4%), sedangkanusia menarche terkeciladalahusia menarche antara 12-15 tahun (ideal) sebanyak 31 responden (45,6) dari 68 responden.

Usia menarche semakin lama semakinmenurun, dimanausia rata-rata menarche adalahantara 12-13 tahun, tetapipadasebagiankecilanakperempuan yang tampaknya normal, menarche mungkinmunculpadausiasedini 10 tahunatauselambat 16 tahun (Cunningham, 2005).

Faktor-faktor yang menyebabkanterjadinyamenstruasidatan glebihdini(usia menarche kurangdari 12 tahun) yaitufaktor internal danfaktoreksternal. Faktor internal biasanyaterjadikarenaadanyaketidaksei Usia Menarche

(tahun)

Kejadian Dismenore Primer

F % Derajat Ringan Derajat Sedang Derajat Berat N % N % N % Cepat < 12 11 16,2 20 29,4 6 8,8 37 54,4 Ideal 12-15 18 26,5 10 14,7 3 4,4 31 45,6 Jumlah 29 42,6 30 44,1 9 13,2 68 100 P value = 0,027 atau P = < 0,05

(6)

mbangan hormonal yang dibawasejaklahir.Kondisitersebutjugake mudiandipicu pula olehfaktoreksternal, sepertimakanan (terutamajunkfood), lingkungan yang modern sertatingkatkemakmuranmasyarakatdisu atudaerah.Faktorlaindiantaranyaberatba dan yang berlebihan, aktifitasfisik,

genetikdanrangsangan-rangsangankuatseperti film, buku-bukubacaandanmajalah orang dewasa yang

dapatmempercepatmenstruasilebihdini (Waryana, 2010).

Gambarankejadiandismenore primer yang dialamiremajaputrikelas VIII di SMP Negeri 9 Banjarmasin.

Berdasarkantabeldiatasmenunj ukanrespondenberdasarkankejadiandis menore primer padapenelitianini yang terbanyakadalahdismenore primer denganderajatsedangyaitusebanyak 30 responden (44,1%), urutankeduaadalahdismenore primer denganderajatringansebanyak 29 responden (42,6%), dankejadiandismenore primer terkeciladalahdismenore primer denganderajatberatsebanyak 9 responden (13,2%) dari 68 responden.

Dismenore primer adalahdismenore yang mulaiterasasejak menarche

dantidakditemukankelainandarialatkand unganatau organ lainnya (Dewi, 2012).Prevalensidismenore primer cenderunglebihtinggipadaremajaputridi bandingdenganwanita yang lebihdewasa.Studipeninjauansistematis di negara-negaraberkembangmenemukanbahwa 25-50% wanitadewasadansekitar 75%

(2006) dismenore primer dialamioleh 60-75% perempuanmuda. Dan tigaperempatjumlahtersebutmengalamid ismenoredenganintensitasringandanseda ng.Sedangkanseperempatlainnyamengal amidismenoredengantingkatberat. Biasanyadismenore primer mulaiterasa 1-3 tahunsetelah menarche danberlanjuthinggausiapertengahan 20-an atauhinggamerekamemilikianak (Dewi, 2012). MenurutRamaiah (2006) dismenore primer terjadiwaktuketikaseltelurmulaimatangs etiapbulandalamovarium.Pematanganse ltelurdisebutovulasi.Dismenoretidakada padasiklusjikaovulasibelumterjadi. Kejadiandismenore primer mengenaisekitar 50-75% wanita yang masihmenstruasidansekitar 10-15% diantaranyamengalaminyeri yang beratsampaimenggangguaktivitasdanke giatansehari-hari (Baradero, 2007). Faktor-faktorrisikodaridismenore primer yaituusiasaatmenstruasipertama (usia menarche) lebihawalataukurangdari 12 tahun, belumpernahhamildanmelahirkananak, lama menstruasilebihdari normal, kebiasaanmerokok, riwayatkeluargapositifdismenoredankeg emukan (obesitas) (Anurogo&Wulandari, 2011). b. PembahasanBivariat Data didapatkanbahwarespondendenganusia menarche cepat (< 12 tahun) yang mengalamidismenore primer denganderajatringansebanyak 11

responden (16,2%),

derajatsedangsebanyak 20 responden (29,4%), danderajatberatsebanyak 6

(7)

mengalamidismenore primer denganderajatringansebanyak 18 responden (26,5%), derajatsedangsebanyak 10 responden (14,7%), danderajatberatsebanyak 3 responden (4,4%). Berdasarkanhasilpenelitiantent anghubunganusia menarche dengankejadiandismenore primer padasiswikelas VIII di SMP Negeri 9 Banjarmasin, dapatdiketahuidari 68 respondenmenunjukanbahwausia menarche tertinggiadalahusia menarche cepat (< 12 tahun) sebanyak 37

responden (54,4%) dengankejadiandismenore primer tertinggiyaitudismenore primer derajatsedangsebanyak 20 responden (29,4%). UjihipotesisdenganSpearman Rank menunjukkanbahwanilaisignifikansebes ar 0,027 yang lebihkecildan 0,05 sebagaitaraf yang telahditetapkan (α), haltersebutdapatdinyatakanbahwaterdap athubunganantarausia menarche dengankejadiandismenore primer. Hal inisesuaidenganpendapatWidjanarko (2006) yang menyatakanbahwa menarche padausialebihawalmerupakan

factor risiko yang

berpengaruhterhadapkejadiandismenore primer. MenurutWidjanarko (2006), alatreproduksiwanitaharusberfungsiseba gaimanamestinya. Namunbilamenarche terjadipadausia yang lebihawaldari normal, dimanaalatreproduksibelumsiapuntukm engalamiperubahandanmasihterjadipeny empitanpadaleherrahim, makaakantimbul rasa sakitketikamenstruasi (Novia&Puspitasari, 2008). MenurutWijayakusuma (2003) dalamjurnalpenelitianNoviadanPuspitas ari (2008) bahwa menarche padausialebihawaldapatmeningkatkanke jadiandismenore primer. SedangkanmenurutAnurogodanWuland ari (2011) salahsatu factor risikodaridismenore primer yaituusiasaatmenstruasipertama (usia menarche) kurangdari 12 tahun.

KESIMPULANDAN SARAN Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwakategori usia menarche terbanyak adalah berusia < 12 tahun (cepat) sebanyak 37 responden (54,4%) dari 68 responden dan kejadian dismenore primer paling banyak terjadi yaitu pada derajat sedang sebanyak 30 responden (44,1%) dari 68 responden. Hasil analisa menggunakan uji Spearman Rankdidapatkan adahubungan yang bermaknaantarausia menarche dengankejadiandismenoreprimer (P value = 0,027 atau P = < 0,05).

Saran

Bagi guru-guru bias bekerjasamadenganpuskesmas yang membawahisekolahuntukdapatmelakukanpe nyuluhanataukonseling agar bias memberikaninformasitentangkesehatanrepro duksi.Sedangkanpadapenelitiselanjutnya yang

tertarikuntukmenelititentangkejadiandismen ore primer agar dapatmenelitifaktor-faktorrisikolainnyadarikejadiandismenore primer padaremaja putrid seperti lama menstruasi, obesitas (kegemukan) danolahraga.

(8)

Anurogo, D. &Wulandari, A. (2011). Cara JituMengatasiNyeriHaid.

Yogyakarta: Andi Publisher. Baradero, M. (2007). Seri

AsuhanKeperawatanKlienGanggua nSistemReproduksi&Seksualitas. Jakarta: EGC.

Cunningham, et al. (2005). Obstetri Williams Edisi 21 Vol 1. Jakarta: EGC.

Dewi, N. S. (2012). Biologi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama. Hendrik. (2006). Problema Haid. Solo: Tiga

Serangkai.

Kingston, B. (2005). Mengatasi Nyeri Haid. Jakarta: Arean.

Kumalasari, I. & Andhyantoro, I. (2012). Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Novia, I. &Puspitasari, N. (2008).

FaktorResiko yang

MempengaruhiDismenore Primer, The Indonesian Journal of Public Health, vol. 4, no. 2, page 96-103. Proverawati, A. &Misaroh, S. (2009). Menarche (MenstruasiPertamaPenuhMakna). Yogyakarta: NuhaMedika. Ramaiah, S. (2006). MengatasiGangguanMenstruasi. Yogyakarta: DiglosiaMedika. Waryana. (2010). Gizi Reproduksi.

Yogyakarta: Pustaka Rihama. Wiknjosastro, H. (2009). Ilmu Kandungan.

Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Referensi

Dokumen terkait

MoU selaku gentlemen agreement maksudnya tidak sama dengan perjanjian biasa walaupun dibuat secara notarial, serta hanya sebatas pengikatan moral biasa, dalam arti

Burung Kepodang cukup dikenal dalam budaya Jawa, khususnya Jawa Tengah, selain hanya karena Burung Kepodang merupakan fauna identitas provinsi Jawa Tengah, Burung Kepodang juga

Setiap konsekuen pada aturan yang berbentu IF-THEN harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya, output hasil

Dari gambar diatas untuk tes offline masukkan atau ketikkan Login Token sesuai dengan token offline yang diberikan, setelah itu tekan refresh login. Token dapat difungsikan dalam

Dengan demikian pendekatan pembelajaran kontekstual bertujuan untuk membantu para guru agar dapat mengaitkan pelajaran dengan kenyataan peserta didik, untuk mendorong

Selain itu, kegiatan pelatihan yang seharusnya perlu dilakukan oleh PT X dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan sehingga bermanfaat

Melalui diskusi bersama, peserta didik mampu mendeskripsikan sifat- sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau

Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, rekap daftar upah dibuat untuk membebankan upah langsung dalam hubungannya dengan produk kepada pesanan yang