PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERLATAR BELAKANG
TAMAN KANAK - KANAK DENGAN SISWA TIDAK
BERLATAR BELAKANG TAMAN KANAK-KANAK
PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 101869
DESA SENA KEC. BATANG KUIS
TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
DESI TRISNAWATI
Nim.109111010
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
DESI TRISNAWATI. Nim. 109111010. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Berlatar Belakang Taman Kanak-Kanak dengan Siswa Tidak Berlatar Belakang Taman Kanak-Kanak pada Siswa Kelas I SDN 101869 Desa Sena Kec. Batang Kuis T.A 2012/2013. Skripsi. Jurusan PPSD. Prodi PGSD. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan. 2013
Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah pada umumnya siswa SD itu memiliki latar belakang pribadi dan sosial, perkembangan perilaku sosial, dan kemampuan awal yang bervariasi. Hal ini diduga disebabkan karena perbedaan latar belakang pendidikan anak sebelum masuk SD, misalnya berpendidikan TK atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang berlatar belakang Taman Kanak-Kanak dengan siswa yang tidak berlatar belakang Taman Kanak-Kanak pada siswa kelas I SD Negeri 101869 Desa Sena Kecamatan Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013.
Penelitian ini membahas tentang kesiapan bersekolah anak yang diduga dapat menyebabkan perbedaan hasil belajar siswa di kelas I SD. Kesiapan belajar yang dimaksud adalah latar belakang pendidikan prasekolah siswa sebelum masuk SD, apakah berlatar belakang Taman Kanak-Kanak atau tidak berlatar belakang Taman Kanak-Kanak.
Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari populasi, yakni seluruh siswa kelas I SDN 101869 Desa Sena yang berjumlah 49 orang dengan perincian 11 orang siswa berlatar belakang Taman kanak-Kanak, dan 38 orang siswa tidak berlatar belakang Taman Kanak-Kanak. Penelitian ini merupakan penelitian komparasi dengan menggunakan metode Ex Post Facto. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi nilai rapor semester I siswa Kelas I serta data siswa berdasarkan latar belakang pendidikan prasekolah. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji homogenitas sebagai uji persyaratan analisis dan Uji-t untuk menguji hipotesis penelitian.
DAFTAR ISI
2.1.3 Kesiapan Memasuki Sekolah Dasar ... 26
2.1.4 Karakteristik Pembelajaran di Kelas Rendah Sekolah Dasar 28 2.2. Kerangka Berpikir ... 30
2.3. Penelitian Relevan ... 31
BAB III : Metodologi Penelitian ... 34
3.1. Jenis Penelitian ... 34
3.2. Lokasi Penelitian ... 34
3.3. Populasi dan Sampel ... 35
3.4. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 35
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 36
3.6. Teknik Analisis Data ... 36
BAB 1V :Hasil dan Pembahasan ... 40
4.1 Profil Sekolah ... 40
4.2 Gambaran Hasil Belajar Siswa ... 46
4.3 Analisis data hasil penelitian ... 48
4.4 Pembahasan ... 51
BAB V :Kesimpulan dan Saran ... 55
5.1Kesimpulan ... 55
5.2Saran ... 56
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Data Bangunan Sekolah... 40
Tabel 4.2 Keadaan Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin... 41
Tabel 4.3 Keadaan Siswa Berdasarkan Usia... 42
Tabel 4.4 Keadaan Siswa Berdasarkan Agama... 43
Tabel 4.5 Gambaran Siswa Berdasarkan Latar Belakang Taman Kanak-kanak... 44
Tabel 4.6 Keadaan Guru / Pegawai... 45
Tabel 4.7 Nilai Rata-rata Bidang Studi... 47
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Data dengan Uji F... 49
Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis dengan Uji – t... 51
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Hubungan Latar Belakang Siswa terhadap Kesiapan
Memasuki Sekolah Dasar dan Hasil Belajar Siswa... 31
Gambar 4.1 Gambaran Rata-rata Hasil Belajar SiswaBerdasarkan
Latar Belakang Pendidikan Prasekolah... 46
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan Uji Homogenitas Data
Lampiran 2 Perhitungan Uji Hipotesis
Lampiran 3 Tabel Penolong Pengujian Homogenitas Varians Data
Lampiran 4 Tabel Penolong Pengujian Hipotesis
Lampiran 5 Tabel Distribusi F
Lampiran 6 Tabel Distribusi t
Lampiran 7 Data Siswa Kelas I SDN 101869 Desa Sena
Lampiran 8 Data Hasil Belajar (Rapor) Siswa Kelas I-A
Lampiran 9 Data Hasil Belajar (Rapor) Siswa Kelas I-B
Surat Ijin Penelitian FIP UNIMED
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masa awal kanak-kanak merupakan masa yang penting dalam kehidupan
manusia. Hasil kajian neurologi menunjukkan bahwa pada saat lahir otak bayi
membawa potensi sekitar 100 milyar yang pada proses berikutnya sel-sel dalam
otak tersebut berkembang dengan begitu pesat dengan menghasilkan
bertriliyun-triliyun sambungan antarneuron. Supaya mencapai perkembangan optimal,
sambungan ini harus diperkuat melalui berbagai rangsangan psikososial, karena
sambungan yang tidak diperkuat akan mengalami penyusutan dan musnah
(Wahyudin dan Agustin,2011:1-2).
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa perkembangan kecerdasan anak
50% dicapai pada usia 4 tahun, 80% pada usia 8 tahun dan 100 % pada usia 18
tahun (Sutoto dalam Firdaus, 2011). Itulah sebabnya periode ini dinamakan usia
emas (golden age). Atas dasar ini, disimpulkan bahwa untuk menciptakan
generasi yang cerdas dan berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak dini.
Menurut Wahyudin dan Agustin (2011) “pendidikan pada masa usia dini
merupakan wahana pendidikan yang sangat fundamental dalam memberikan
kerangka dasar terbentuk dan berkembangnya dasar-dasar pengetahuan, sikap dan
2
Selanjutnya, Merry E. Yound (dalam Wahyudin dan Agustin,2011)
menyatakan “program pendidikan anak usia dini (0-6 tahun) dapat memperbaiki
prestasi/mutu belajar, belajar selanjutnya, dan dapat meningkatkan produktivitas
serta penghasilan di masa yang akan datang”. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa keberhasilan proses pendidikan pada masa dini tersebut menjadi dasar
untuk proses pendidikan selanjutnya.
Stimulasi perkembangan fisik dan mental sejak awal telah diberikan
kepada anak mulai dari lingkungan terkecilnya yaitu keluarga. Orangtua melatih
dan mengajarkan kemampuan dasar seperti bicara dan berjalan. Selanjutnya,
orangtua melatih anak dalam hal keterampilan mengurus diri, sopan santun,
nilai-nilai dan mengajarkan objek di sekitarnya.
Selain pendidikan di lingkungan keluarga, stimulasi bagi anak juga dapat
diperoleh dari lingkungan yang lebih luas, yakni lingkungan sekolah. Di
Indonesia, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diatur dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No 20 Tahun 2003. Pasal 1 Butir 14
menyatakan bahwa :
“Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.” (Wahyudin dan Agustin, 2011)
Program PAUD di Indonesia memiliki daya tarik bagi para orangtua yang
memiliki bayi/balita. Para orangtua yang memang telah memahami arti
pentingnya stimulasi awal perkembangan anak akan berupaya memberikan
3
bekal dalam menghadapi proses perkembangan pada periode yang akan datang.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengikutsertakan anaknya pada
lembaga formal untuk anak seperti Taman Kanak-Kanak (TK).
Pengalaman yang didapatkan anak pada saat mengikuti TK berkontribusi
terhadap kemampuan anak dalam beradaptasi dan berpikir. Berdasarkan studi
yang dilakukan oleh The Beginning School Study (BSS), hasilnya menunjukkan
bahwa “anak-anak yang mengikuti TK full day mendapatkan prestasi yang lebih
tinggi dalam membaca dan berhitung pada awal tingkat pertama dibandingkan
mereka yang hanya mengikuti TK setengah hari atau malah tidak sama sekali”
(Papalia dalam Firdaus, 12-02-2013; http://repository.upi.edu). Hal ini berarti
pengalaman di TK menyebabkan perbedaan prestasi anak pada jenjang pendidikan
selanjutnya yaitu Sekolah Dasar .
Demikian halnya dengan siswa di SD Negeri 101869 Desa Sena.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 1 ketika peneliti mengikuti
kegiatan PPL, mengatakan bahwa pada umumnya siswa SD itu memiliki latar
belakang pribadi dan sosial yang berbeda-beda, seperti: jenis kelamin, status
sosioekonomi keluarga, suku, kesehatan, dan dukungan orang tua terhadap
pendidikannya. Mereka juga memiliki perkembangan perilaku sosial yang
berbeda. Ada siswa yang pendiam dan murung, namun ada juga siswa yang
mudah bergaul dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru seperti teman
sebaya dan guru. Selain itu, mereka memiliki kemampuan awal yang bervariasi,
seperti kemampuan berbahasa dan kemampuan calistung
(membaca-menulis-berhitung). Hal ini disebabkan karena perbedaan latar belakang pendidikan anak
4
Pengalaman anak mengikuti program PAUD formal seperti TK membantu
anak lebih mudah dan lebih siap untuk mengikuti aktivitas belajar disekolah.
Sebagai gambarannya, siswa yang berasal dari TK sudah bisa memegang pensil
dengan baik. Berbeda dengan siswa yang tidak berasal dari TK, guru harus
memperkenalkan, melatih dan membiasakan cara memegang pensil dengan benar
supaya anak memiliki kemampuan dasar untuk menulis. Selain itu, siswa yang
berasal dari TK pada umumnya sudah bisa membaca dan menulis. Kemampuan
membaca dan menulis tersebut menyebabkan anak lebih cepat dalam menangkap
pelajaran di kelas sehingga nilai yang diperoleh lebih baik. Dengan demikian,
beragamnya latar belakang dan kemampuan siswa diduga akan menyebabkan
hasil belajar siswa juga beragam.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian
dengan judul “Perbedaan hasil belajar siswa yang berlatar belakang Taman
Kanak-Kanak dengan siswa yang tidak berlatar belakang Taman Kanak-Kanak
pada siswa kelas 1 SD Negeri 101869 Desa Sena Kecamatan Batang Kuis Tahun
Ajaran 2012/2013.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan antara lain :
1. Pada umumnya siswa SD itu memiliki latar belakang pribadi dan sosial yang
berbeda-beda, seperti: jenis kelamin, status sosioekonomi keluarga, suku,
5
2. Siswa SD juga memiliki perkembangan perilaku sosial yang berbeda. Ada
siswa yang pendiam dan murung, namun ada juga siswa yang mudah bergaul
dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru seperti teman sebaya
dan guru.
3. Selain memiliki latar belakang pribadi dan sosial, serta perkembangan
perilaku sosial yang berbeda, siswa SD memiliki kemampuan awal yang
bervariasi, seperti kemampuan berbahasa dan kemampuan calistung
(membaca-menulis-berhitung). Hal ini disebabkan karena perbedaan latar
belakang pendidikan anak sebelum masuk SD, misalnya berpendidikan TK
atau tidak.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka batasan masalah dalam
penelitian ini adalah “Perbedaan hasil belajar siswa yang berlatar belakang Taman
Kanak-Kanak dengan siswa yang tidak berlatar belakang Taman Kanak-Kanak
pada siswa kelas 1 SD Negeri 101869 Desa Sena Kecamatan Batang Kuis Tahun
Ajaran 2012/2013.”
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang
6
Taman Kanak-Kanak pada siswa kelas I SD Negeri 101869 Desa Sena Kecamatan
Batang Kuis Tahun ajaran 2012/2013?”
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan
hasil belajar siswa yang berlatar belakang Taman Kanak-Kanak dengan siswa
yang tidak berlatar belakang Taman Kanak-Kanak pada siswa kelas I SD Negeri
101869 Desa Sena Kecamatan Batang Kuis Tahun Ajaran 2012/2013.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoretis
Secara teoretis manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dan informasi mengenai hasil belajar siswa yang
berbeda latar belakangnya, yakni siswa yang berlatar belakang Taman
Kanak-Kanak dengan siswa yang tidak berlatar belakang Taman Kanak-Kanak-Kanak-Kanak, serta
sebagai referensi tambahan bagi literatur keilmuan yang berkaitan dengan
pembelajaran di SD.
1.6.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna
bagi :
a. Guru, dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada siswa setelah
7
b. Sekolah, dapat menjadi bahan masukan dalam menetapkan persyaratan
penerimaan murid baru.
c. Orangtua, mendapat gambaran secara umum mengenai perbedaan hasil
belajar siswa yang berlatar belakang Taman Kanak-Kanak dengan siswa yang
tidak berlatar belakang Taman Kanak-Kanak, dan memberikan gambaran
mengenai pentingnya pemberian stimulasi yang tepat bagi putra-putrinya
sehingga kelak mendukung prestasi belajarnya di sekolah.
d. Peneliti lain, dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian yang sejenis
dengan penelitian ini.
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah peneliti lakukan
terhadap perbedaan hasil belajar siswa yang berlatar belakang Taman
Kanak-Kanak dengan siswa yang tidak berlatar belakang Taman Kanak-Kanak-Kanak-Kanak, dapat
disimpulkan bahwa :
1) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang
berlatar belakang Taman Kanak-Kanak dengan siswa yang tidak berlatar
belakang Taman Kanak-Kanak pada siswa kelas I SDN 101869 Desa Sena
Kecamatan Batang Kuis T.A 2012 / 2013. Hal ini dapat dilihat dari hasil
Uji-t dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh harga sebesar 1,357
dan sebesar 1,678, maka harga < . Ini berarti
ditolak, diterima (non-signifikan).
2) Tidak adanya perbedaan hasil belajar siswa yang berlatar belakang Taman
kanak-kanak dengan siswa yang tidak berlatar belakang Taman kanak-kanak
tersebut kemungkinan disebabkan adanya faktor-faktor, seperti lingkungan
keluarga yang turut mempengaruhi hasil belajar siswa, atau pelaksanaan
pembelajaran yang kurang maksimal baik di Taman Kanak-Kanak maupun
56
Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa hasil belajar yang
diperoleh siswa kelas I SDN 101869 Desa Sena tergolong rendah,
karena hanya mampu memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
saja. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata total yang diperoleh siswa,
yakni 70,64 untuk nilai rata-rata siswa yang berlatar belakang Taman
Kanak-kanak, dan 68,81 untuk nilai rata-rata siswa yang tidak berlatar
belakang Taman Kanak-kanak. Untuk itu perlu adanya kerjasama yang
baik antara guru dan orangtua dalam memenuhi kebutuhan belajar
anak demi peningkatan hasil belajar siswa di masa mendatang.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah :
1) Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis, disarankan untuk
lebih memperhatikan metode penelitian yang digunakan. Misalnya
pemilihan teknik sampling yang berbeda, ataupun penggunaan teknik
pengumpulan data yang bervariasi, misalnya menggunakan tes, angket,
maupun observasi.
2) Bagi para orangtua hendaknya lebih menyadari betapa pentingnya
pendidikan dan pengajaran bagi anak, terutama pada usia dini / tahap awal
anak memasuki dunia pendidikan, karena pendidikan yang diterima anak
pada usia dini akan berpengaruh pada jenjang pendidikan selanjutnya.
57
anaknya, seperti pemberian dukungan dalam bentuk motivasi dan apresiasi
terhadap perolehan hasil belajar anak.
3) Demikian halnya dengan para pendidik, hendaknya meningkatkan kualitas
pembelajaran serta lebih memahami karakteristik setiap siswa, sehingga
guru dapat memberikan stimulasi yang tepat sesuai kebutuhan
masing-masing anak. Selain itu, guru juga sebaiknya memahami karakteristik
pembelajaran untuk anak kelas rendah sehingga guru dapat menyusun
rencana pembelajaran dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat
58
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta
Dimyati dan Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Firdaus, Neneng Maulani. 2012. Pengaruh Pengalaman PAUD terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 sampai dengan Kelas 4 SD, (online), dalam (http:// repository.upi.edu/operator/upload/s psi 054878 .pdf, diakses 12 Februari
2013)
Halimah, Nur dan Kawuryan, Fajar. 2010. Kesiapan memasuki Sekolah Dasar pada Anak yang Mengikuti pendidikan TK dengan yang Tidak Mengikuti Pendidikan TK di Kabupaten Kudus, (online), dalam (http://eprints.umk.ac.id/68/1/1_-_8.PDF, diakses12 Februari 2013)
Kawuryan, Sekar. 2012. Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah dan
Pembelajarannya, (Online), dalam (http://staff.uny.ac.id, diakses 14 Juni 2013)
Mariyana, Rita. 2005. Strategi Pengelolaan Lingkungan Belajar di Taman Kanak-Kanak. Jakarta :Depdiknas
Patmonodewo, Soemiarti. 2008. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka
Cipta
Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung : Remaja Rosdakarya
Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung :Alfabeta
Setiawati, Dewi, dkk. 2011. Perbedaan Kesiapan Bersekolah Antara Anak yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Nonformal,
(Online), dalam (http://Indonesia.digitaljournals.org/1046, diakses 14 Juni 2013)
59
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Rajagrafindo
Persada
Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung : Remaja Rosdakarya
Sulistyaningsih, Wiwik. 2005. Kesiapan bersekolah ditinjau dari jenis pendidikan prasekolah anak dan tingkat pendidikan orangtua, (online), dalam (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15709/1/psijun2005%20 % 281%29.pdf , diakses 12 Februari 2013)
Suyadi. 2011. Manajemen PAUD. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Suyanto, Slamet. 2005. Pembelajaran untuk anak TK. Jakarta : Depdiknas