ABSTRAK
Asri Apriani. 2016. Hubungan Minat Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Model Pembeajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Keliling dan Luas Layang-Layang di Kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui minat belajar siswa, (2) Mengetahui motivasi belajar siswa, (3) Mengetahui hasil belajar siswa, (4) Mengetahui seberapa besar hubungan minat belajar terhadap hasil belajar siswa, dan (5) Mengetahui seberapa besar hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada pokok bahasan keliling dan luas layang-layang.
Hasil Penelitian ini Menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan hasil pengisian kuesioner minat belajar dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat masuk dalam kategori tinggi, karena jumlah siswa yang masuk dalam kategori bermotivasi sangat tinggi, tinggi, dan sedang adalah 60% dari total keseluruhan 35 siswa, (2) Berdasarkan hasil pengisian kuesioner motivasi belajar dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat masuk dalam kategori tinggi, karena jumlah siswa yang masuk dalam kategori bermotivasi sangat tinggi, tinggi, dan sedang adalah 80% dari total keseluruhan 35 siswa, (3) Berdasarkan tes hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat masuk dalam kategori rendah, karena jumlah siswa yang masuk dalam kategori bermotivasi rendah dan sangat rendah adalah 60% dari total keseluruhan 35 siswa, (4) Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,142. Hal ini menunjukkan ada korelasi antara minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa tetapi tidak signifikan. Kontribusi minat belajar terhadap hasil belajar yang diperoleh adalah , = , 6 atau 2,0164%, dan (5) Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, koefisien korelasi yang diperoleh sebesar -0,019. Hal ini menunjukkan ada korelasi antara motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa tetapi tidak signifikan. Kontribusi minat belajar terhadap hasil belajar yang diperoleh adalah − , 9 = , 6 atau 0,0361%.
ABSTRACT
Asri Apriani. 2016. Relationship of Learning Interest and Learning Motivation toward Results of Student Learning with Cooperative Learning ModelImplementation Type Numbered Heads Together on Mathematics Learning of Circumference and Kites Extensive Subjects in Class VII-D SMP Negeri 1 Bayat School Year 2015/2016. Thesis.Mathematics Education Study Program, Mathematics and Science Education Department, Teacher Training and EducationFaculty, Sanata DharmaUniversity, Yogyakarta.
The aims of this study are to (1) Find out the learning interest of students, (2) Find out the learning motivationof students, (3) Find outthe learning results of students, (4) Find outthe relationship oflearning interest toward the learningresults of students, and (5) Find outthe relationship of learning motivation towardthelearning results ofstudents. The learning implementation of this study appliescooperative learning model type Numbered Heads Together (NHT) on circumference and kites extensive subjects.
The results of this study show that: (1) Based on the results of learninginterestquestionnaires, can be concluded that the learning interest of studentsin class VII-D SMP Negeri 1 Bayatincludes of the high category, because the number of students who are in the motivation categoriesof very high, high, and currently are 60% of the total of 35 students, (2) Based on the results of learning motivationquestionnaires, can be concluded that the leaning motivation of students in class VII-D SMP Negeri 1 Bayat includes of the high category, because the number of students who are in the motivation categoriesof very high, high, and currently are 80% of the total of 35 students, (3) Based on the learning results test,can be concluded that the learning results of students in class VII-D SMP Negeri 1 Bayat includes of the lowcategory, because the number of students who are in the motivation categories of low and very low are 60 % of the total of 35 students, (4) Based on the calculations have been done, the correlation coefficient obtained for 0,142. This suggests there is a correlation between student interest toward student learning outcomes but not significantly. Contributions interest in learning to the learning outcomes are obtained , = , 6 or 2,0164%, and (5) Based on the calculations have been done, the correlation coefficients obtained at -0.019. This suggests there is a correlation between students' motivation to the learning outcomes of students but not significantly. Contributions interest in learning to the learning outcomes are obtained − , 9 = , 6 or 0,0361%.
HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LAYANG-LAYANG DI KELAS VII-D
SMP NEGERI 1 BAYAT TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh: Asri Apriani 121414134
PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LAYANG-LAYANG DI KELAS VII-D
SMP NEGERI 1 BAYAT TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh: Asri Apriani 121414134
PROGAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii SKRIPSI
HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LAYANG-LAYANG DI KELAS VII-D
SMP NEGERI 1 BAYAT TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh: Asri Apriani NIM: 121414134
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
iii SKRIPSI
HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LAYANG-LAYANG DI KELAS VII-D
SMP NEGERI 1 BAYAT TAHUN AJARAN 2015/2016 Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Asri Apriani NIM: 121414134
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 28 September 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
Susunan Panitia Penguji
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Dekan
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur, skripsi ini saya persembahkan kepada:
Allah SWT.
Bapak dan mamah tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan saya.
Mas Anggit, kakak yang selalu memberikan semangat.
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 September 2016 Peneliti
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Asri Apriani
Nomor Mahasiswa : 121414134
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS
TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LAYANG-LAYANG DI KELAS VII-D SMP NEGERI 1 BAYAT TAHUN AJARAN 2015/2016”
dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 28 September 2016
Yang menyatakan,
vii ABSTRAK
Asri Apriani. 2016. Hubungan Minat Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Model Pembeajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Keliling dan Luas Layang-Layang di Kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui minat belajar siswa, (2) Mengetahui motivasi belajar siswa, (3) Mengetahui hasil belajar siswa, (4) Mengetahui seberapa besar hubungan minat belajar terhadap hasil belajar siswa, dan (5) Mengetahui seberapa besar hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada pokok bahasan keliling dan luas layang-layang.
Hasil Penelitian ini Menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan hasil pengisian kuesioner minat belajar dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat masuk dalam kategori tinggi, karena jumlah siswa yang masuk dalam kategori bermotivasi sangat tinggi, tinggi, dan sedang adalah 60% dari total keseluruhan 35 siswa, (2) Berdasarkan hasil pengisian kuesioner motivasi belajar dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat masuk dalam kategori tinggi, karena jumlah siswa yang masuk dalam kategori bermotivasi sangat tinggi, tinggi, dan sedang adalah 80% dari total keseluruhan 35 siswa, (3) Berdasarkan tes hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat masuk dalam kategori rendah, karena jumlah siswa yang masuk dalam kategori bermotivasi rendah dan sangat rendah adalah 60% dari total keseluruhan 35 siswa, (4) Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,142. Hal ini menunjukkan ada korelasi antara minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa tetapi tidak signifikan. Kontribusi minat belajar terhadap hasil belajar yang diperoleh adalah , = , 6 atau 2,0164%, dan (5) Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, koefisien korelasi yang diperoleh sebesar -0,019. Hal ini menunjukkan ada korelasi antara motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa tetapi tidak signifikan. Kontribusi minat belajar terhadap hasil belajar yang diperoleh adalah − , 9 = , 6 atau 0,0361%.
viii ABSTRACT
Asri Apriani. 2016. Relationship of Learning Interest and Learning Motivation toward Results of Student Learning with Cooperative Learning ModelImplementation Type Numbered Heads Together on Mathematics Learning of Circumference and Kites Extensive Subjects in Class VII-D SMP Negeri 1 Bayat School Year 2015/2016. Thesis.Mathematics Education Study Program, Mathematics and Science Education Department, Teacher Training and EducationFaculty, Sanata DharmaUniversity, Yogyakarta.
The aims of this study are to (1) Find out the learning interest of students, (2) Find out the learning motivationof students, (3) Find outthe learning results of students, (4) Find outthe relationship oflearning interest toward the learningresults of students, and (5) Find outthe relationship of learning motivation towardthelearning results ofstudents. The learning implementation of this study appliescooperative learning model type Numbered Heads Together (NHT) on circumference and kites extensive subjects.
The results of this study show that: (1) Based on the results of learninginterestquestionnaires, can be concluded that the learning interest of studentsin class VII-D SMP Negeri 1 Bayatincludes of the high category, because the number of students who are in the motivation categoriesof very high, high, and currently are 60% of the total of 35 students, (2) Based on the results of learning motivationquestionnaires, can be concluded that the leaning motivation of students in class VII-D SMP Negeri 1 Bayat includes of the high category, because the number of students who are in the motivation categoriesof very high, high, and currently are 80% of the total of 35 students, (3) Based on the learning results test,can be concluded that the learning results of students in class VII-D SMP Negeri 1 Bayat includes of the lowcategory, because the number of students who are in the motivation categories of low and very low are 60 % of the total of 35 students, (4) Based on the calculations have been done, the correlation coefficient obtained for 0,142. This suggests there is a correlation between student interest toward student learning outcomes but not significantly. Contributions interest in learning to the learning outcomes are obtained , = , 6 or 2,0164%, and (5) Based on the calculations have been done, the correlation coefficients obtained at -0.019. This suggests there is a correlation between students' motivation to the learning outcomes of students but not significantly. Contributions interest in learning to the learning outcomes are obtained − , 9 = , 6 or 0,0361%.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Minat Belajar Dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Keliling dan Luas Layang-Layang di Kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat Tahun Ajaran 2015/2016”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika. Penyusunan skripsi ini mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
2. Dr. Hongki Julie, M.Si. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma
3. Beni Utomo, M.Sc. selaku Wakil Kepala Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma
4. Drs. Sukardjono, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran
x
7. Bambang Eka Pramana, S. Pd., M. Pd. selaku Kepala SMP Negeri 1 Bayat, Klaten yang telah memberikan ijin dalam melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Bayat
8. Martina Dewanti, S.Pd. selaku guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 1 Bayat yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian di sekolah
9. Seluruh siswa kelas VII-D dan VII-F SMP Negeri 1 Bayat, Klaten yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini
10.Orang tua tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan untuk kelancaran penyusunan skripsi ini
11.Anggit Septiawan selaku kakak yang selalu mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini
12.Sahabat dan teman yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini
13.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan semangat hingga skripsi ini selesai dengan lancar
Yogyakarta, 28 September 2016 Peneliti
xi DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
E. Pembelajaran Kooperatif ... 21
xii
1. Obaservasi Proses Pembelajaran ... 47
2. Menyebar Kuesioner Minat Belajar ... 48
3. Menyebar Kuesioner Motivasi Belajar ... 48
4. Tes Hasil Belajar ... 48
I. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 49
1. Validitas Instrumen ... 49
b. Kuesioner Motivasi Belajar ... 55
c. Tes Hasil Belajar ... 57
2. Uji Reliabilitas ... 57
L. Metode Analisis Data ... 58
1. Analisis Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .. 58
2. Analisis Data Minat Belajar ... 58
a. Keterlaksanaan Pembelajaran ... 66
xiii
a. Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 76
b. Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 76
2. Uji Normalitas ... 77
b. Uji Korelasi antara Motivasi dan Hasil Belajar ... 79
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Numbered Heads Together (NHT) ... 28
Tabel 3.1 Interprestasi Tingkat Validitas Butir Soal ... 49
Tabel 3.13 Skor Kuesioner Motivasi Belajar Siswa (Fakta) ... 60
Tabel 3.14 Skor Kuesioner Motivasi Belajar Siswa (Opini)... 60
Tabel 4.1 Skor Keterlaksanaan RPP Pertemuan Ke-1 ... 66
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Minat Belajar Siswa ... 71
Tabel 4.11 Interprestasi Motivasi Belajar Siswa ... 72
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa ... 73
Tabel 4.13 Interprestasi Hasil Belajar Siswa ... 74
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa ... 74
Tabel 4.15 Kategori Minat Belajar dan Hasil Belajar Siswa ... 80
Tabel 4.16 Kategori Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa ... 80
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Dua Segitiga Sama Kaki dan Layang-Layang ABCD ... 37
Gambar 2.2 Layang-Layang ABCD ... 38
Gambar 2.3 Layang-Layang ABCD ... 39
Gambar 2.4 Layang-Layang ABCD ... 40
Gambar 2.5 Layang-Layang ABCD ... 41
Gambar 2.6 Skema Minat Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar ... 42
Gambar 4.1 Histogram Minat Belajar ... 72
Gambar 4.2 Histogram Motivasi Belajar ... 73
Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar ... 75
Gambar 4.4 Diagram Terserak Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar ... 76
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran A
A.1 Surat Ijin Penelitian ... 98
A.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 99
Lampiran B B.1 Lembar Jawaban Siswa Kelas VII-F (Kelas Uji Coba) Pada Kuesioner Minat Belajar ... 100
B.2 Lembar Jawaban Siswa Kelas VII-F (Kelas Uji Coba) Pada Kuesioner Motivasi Belajar (Fakta) ... 109
B.3 Lembar Jawaban Siswa Kelas VII-F (Kelas Uji Coba) Pada Kuesioner Motivasi Belajar (Opini) ... 115
B.4 Lembar Jawaban Siswa Kelas VII-F (Kelas Uji Coba) Pada Tes Hasil Belajar ... 121
Lampiran C C.1 Perhitungan Uji Validitas Butir dan Reliabilitas Kuesioner Minat Belajar ... 124
C.2 Perhitungan Uji Validitas Butir dan Reliabilitas Kuesioner Motivasi Belajar (Fakta) ... 126
C.3 Perhitungan Uji Validitas Butir dan Reliabilitas Kuesioner Motivasi Belajar (Opini) ... 128
C.4 Perhitungan Uji Validitas Butir dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar ... 130
Lampiran D D.1 Silabus ... 132
D.2 Peringkat Siswa di Kelas ... 136
D.3 Daftar Nama Kelompok Siswa Kelas VII-D ... 137
D.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 138
D.5 Tes Hasil Belajar ... 158
D.6 Kunci Jawaban Soal Tes Hasil Belajar ... 159
D.7 Kuesioner Minat Belajar Sebelum Revisi ... 161
D.8 Kuesioner Motivasi Belajar (Fakta) Sebelum Revisi ... 164
D.9 Kuesioner Motivasi Belajar (Opini) Sebelum Revisi ... 166
D.10 Kuesioner Minat Belajar Setelah Revisi ... 168
D.11 Kuesioner Motivasi Belajar (Fakta) Setelah Revisi ... 171
D.12 Kuesioner Motivasi Belajar (Opini) Setelah Revisi ... 173
Lampiran E E.1 Daftar Hadir Siswa Kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat ... 176
E.2 Lembar Jawaban Siswa Kelas VII-D pada Kuesioner Minat Belajar... 177
xvii
(Opini) ... 192
E.5 Lembar Jawaban Siswa Kelas VII-D pada Tes Hasil Belajar ... 198
E.6 Lembar Observasi Pertemuan Ke-1 ... 202
E.7 Lembar Observasi Pertemuan Ke-2 ... 205
Lampiran F F.1 Perhitungan Statistik Data Minat Belajar ... 208
F.2 Perhitungan Statistik Data Motivasi Belajar ... 209
F.3 Perhitungan Statistik Data Tes Hasil Belajar ... 210
F.4 Perhitungan Uji Normalitas Data Minat Belajar ... 211
F.5 Perhitungan Uji Normalitas Data Motivasi Belajar ... 212
F.6 Perhitungan Uji Normalitas Data Tes Hasil Belajar ... 213
F.7 Perhitungan Uji Korelasi Data Minat Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa ... 215
F.8 Perhitungan Uji Korelasi Data Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa ... 216
Lampiran G G.1 Foto Pelaksanaan Pembelajaran pada Pertemuan ke-1 ... 217
G.2 Foto Pelaksanaan Pembelajaran pada Pertemuan ke-2 ... 218
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis. Pendidikan hendaknya mempersiapkan siswa di masa yang akan datang sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, siswa dapat melangsungkan kehidupannya dalam hidup bermasyarakat. sekolah merupakan salah satu tempat siswa mendapatkan pendidikan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di sekolah sebagian besar bertujuan untuk mendidik siswa.
belajar sendiri. Mengajar sebenarnya memberi kesempatan kepada yang diajar untuk mencari, bertanya, menalar dan bahkan menebak dan mendebat. Oleh karena itu, mengajar bukan sekedar menyampaikan materi saja melainkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan idenya. Adapun pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar yakni, Trianto (2009) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian, selama proses pembelajaran berlangsung penting adanya interaksi dua arah antara guru dan siswa.
Minat memiliki kaitan yang erat dengan motivasi yakni siswa yang menyukai matematika akan merasa senang belajar matematika sehingga terdorong untuk belajar lebih giat, demikian sebaliknya. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:43), mengemukakan bahwa motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap suatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting untuk kehidupannya. Perubahan nilai-nilai yang dianut akan mengubah tingkah laku manusia dan motivasinya.
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Trianto (2009) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Menurut M. Dimyati Mahmud (1990:234), pembelajaran kooperatif merupakan fondasi yang baik untuk meningkatkan dorongan berprestasi siswa. Kemudian, Zamroni mengemukakan bahwa manfaat penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Disamping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial dikalangan siswa. Dengan belajar kooperatif, diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat (Trianto, 2009:57). Adapun beberapa variasi dalam model pembelajaran kooperatif salah satunya yaitu Numbered Head Together (NHT) . Menurut Trianto (2009:82), Numbered Head Together (NHT) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. NHT ini melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut.
Siswa di SMP Negeri 1 Bayat ini, berangkat ke sekolah sebagian dengan menggunakan sepeda dan ada juga yang diantar dengan motor serta berjalan kaki. Hal ini merupakan faktor yang pertama kali peneliti lihat yakni salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Bayat.
duduk di barisan depan atau tengah. Kemudian guru memberikan penjelaskan serta pembenaran terkait hasil pekerjaan siswa.
Cara guru menyampaikan materi sudah baik, hal ini terlihat dari penyampaian materi yang terstruktur. Namun, selama proses pembelajaran berlangsung guru menjelaskan materi di depan kelas dan siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru sehingga proses pembelajaran yang berlangsung berpusat pada guru. Selain itu, siswa mencatat apa yang ditulis oleh guru di papan tulis serta siswa cenderung tidak bertanya. Terlihat kegiatan siswa tersebut hanya disibukkan dengan mencatat bukan mengembangkan ide yang dapat berupa berpendapat maupun bertanya. Ketika guru menyampaikan materi, tidak sedikit siswa yang tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Hal tersebut ditandai dengan adanya siswa khususnya siswa yang berada pada berisan belakang asyik mengobrol dengan teman didekatnya sehingga membuat gaduh kelas. Ketika mereka ditegur oleh guru, mereka pun diam tetapi tak lama kemudian mereka kembali mengobrol dan kelas menjadi gaduh kembali. Selain itu, siswa yang duduk didekat tembok, kurang memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi melainkan biasanya ia duduk bersandar pada tembok dan hanya melihat ke arah teman-teman satu kelas bahkan mereka terlihat berkomunikasi dengan teman yang duduknya berjauhan mengenai hal lain yang tidak terkait dengan materi.
menyampaikan materi, guru memberikan beberapa latihan soal yang harus dikerjakan oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Namun, siswa enggan untuk langsung mengerjakan soal latihan tersebut melainkan masih asyik dengan kesibukannya masing-masing atau mengobrol dengan teman didekatnya. Melihat seperti itu, guru menegur dengan cara memberikan pertanyaan terkait materi yang disampaikan atau meminta siswa tersebut untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis, ketika siswa tidak bisa maka guru memberikan nasihat kepada semua siswa di kelas. Diakhir pembelajaran, guru memberikan tugas berupa soal-soal terkait materi yang telah disampaikan. Tugas tersebut diberikan untuk memperdalam pengetahuan terkait materi sehingga siswa dapat lebih memahami materi tersebut.
matematika. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran berlangsung dapat dicoba model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk mengatasi persoalan tersebut. Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat serta dapat meningkatkan semangat kerjasama siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis meneliti tentang “Hubungan Minat Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil
Belajar Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Keliling dan Luas Layang-Layang di Kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat Tahun Ajaran 2015/2016”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasi, mengindikasikan masalah sebagai berikut yaitu :
1. Tidak sedikit siswa yang asyik dengan kesibukannya masing-masing selama proses pembelajaran berlangsung.
4. Ada beberapa siswa tidak mengembangkan ide yang dapat berupa berpendapat atau bertanya.
5. Tidak sedikit dari siswa yang berkomunikasi atau berdiskusi hal lain yang tidak berhubungan dengan materi.
6. Ada beberapa siswa yang tidak mendengarkan guru saat menjelaskan materi.
7. Ada beberapa siswa yang sibuk mengobrol tidak mengenai materi. 8. Ada siswa yang mengantuk saat pembelajaran berlangsung terutama
jika pembelajaran berlangsung pada jam terakhir. C. Pembatasan Masalah
Dengan demikian, penulis membatasi tiga permasalahan yang menjadi fokus pembahasan yakni mengenai minat belajar, motivasi belajar, dan hasil belajar siswa di SMP Negeri 1 Bayat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, peneliti mengajukan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)?
2. Bagaimana motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)?
3. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)?
4. Bagaimana hubungan motivasi dengan hasil belajar pada siswa kelas VII pokok bahasan layang-layang dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
2. Mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
3. Mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
4. Mengetahui bagaimana hubungan minat belajar terhadap hasil belajar pada siswa kelas VII-D pada pokok bahasan keliling dan luas layang-layang dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
F. Definisi Istilah
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka penulis memberikan beberapa definisi istilah yaitu :
1. Belajar
Menurut W.S. Winkel (1987), belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.
2. Mengajar
Menurut Herman Hudoyo (1980), mengajar adalah untuk melihat bagaimana proses belajar berjalan. Tidak hanya sekedar mengatakan dan memberikan instruksi atau tidak hanya membiarkan siswa belajar sendiri. Mengajar sebenarnya memberi kesempatan kepada yang diajar untuk mencari, bertanya, menalar dan bahkan menebak dan mendebat.
3. Hasil Belajar
siswa merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling mempengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Pada penelitian ini, hasil belajar mengukur rana kognitif yakni pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi.
4. Pembelajaran Kooperatif
Menurut Ani Setiani dan Donni Juni Priansa (2015:243), pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang menyajikan ide bahwa peserta didik harus mampu melaksanakan kerjasama antara yang satu dengan yang lainnya melalui sebuah tim dalam proses pembelajaran yang lebih bertanggungjawab.
5. Numbered Heads Together (NHT)
Menurut Trianto (2009:82), Numbered Head Together (NHT) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. NHT ini melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut.
6. Minat
adanya kemauan, dorongan (force) yang timbul dari dalam diri individu untuk memilih objek lain yang sejenis.
7. Motivasi
Kamus Umum Bahasa Indonesia dalam (Kompri 2015:1), disebutkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
G. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti
Dengan penelitian ini, peneliti dapat menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT). Hal tersebut nantinya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam proses belajar mengajar oleh peneliti ketika peneliti menjadi seorang guru.
2. Bagi Guru
3. Bagi Peserta Didik
15 BAB II
LANDASAN TEORI A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut W.S. Winkel (1989:36), belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.
Menurut R. Gagne dalam (Ahmad Susanto, 2013:1-2), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu, Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui instruksi. Instruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari seorang pendidik atau guru.
ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan merupakan suatu hasil atau tujuan. Dengan demikian, belajar itu bukan sekedar mengingat atau menghafal saja, namun lebih luas dari itu merupakan mengalami. Hamalik juga menegaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini mencangkup perubahan dalam kebiasaan (habit), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan pada individu dan prubahan tersebut mencangkup perubahan dalam kebiasaan, nilai sikap, pengetahuan, serta keterampilan.
2. Tujuan-Tujuan Belajar
Adapun tujuan-tujuan belajar menurut Sardiman (1986:28-30), yakni sebagai berikut.
a. Untuk Mendapatkan Pengetahuan
b. Penanaman Konsep dan Keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan. Dengan demikian juga melatih mengungkapkan perasaan melalui bahasa tulis atau lisan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan itu akan menuruti kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata hanya menghafal atau meniru.
c. Pembentukan Sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, prilaku dan pribadi siswa maka guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Dengan demikian, dibutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berfikkir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Oleh karena itu, guru tidak sekedar “pengajar” melainkan pendidik yang akan menanamkan
nilai-nilai kepada siswa. Dengan dilandasi nilai-nilai tersebut maka siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauannya, untuk mempraktekkan segala sesuatu yang telah dipelajari.
B. Mengajar
Menurut Herman Hudoyo (1980:18), mengajar adalah untuk melihat bagaimana proses belajar berjalan. Tidak hanya sekedar mengatakan dan memberikan instruksi atau tidak hanya membiarkan siswa belajar sendiri. Mengajar sebenarnya memberi kesempatan kepada yang diajar untuk mencari, bertanya, menalar dan bahkan menebak dan mendebat.
Menurut Sardiman (1986:49), mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mengajar merupakan suatu upaya menciptakan kegiatan belajar bagi para peserta didik dan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mencari, bertanya, menalar, menebak, dan mendebat.
C. Hasil Belajar
saling mempengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dangan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak poses belajar.
Menurut Bloom dalam (Winkel, 1989:149-152), hasil belajar dikelompokkan menjadi tiga, yakni sebagai berikut.
1. Rana Kognitif
3. Rana Psikomotorik a. Persepsi
b. Kesiapan
c. Gerakan terbimbing d. Gerakan yang terbiasa e. Gerakan yang kompleks f. Penyesuaian pola gerakan g. Kreativitas
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil pengukuran prestasi (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) yang dicapai oleh siswa yang berupa evaluasi setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, hasil belajar mengukur terhadap rana kognitif, rana afektif dan rana psikomotorik. Pada penelitian ini, hasil belajar mengukur rana kognitif yakni pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi.
D. Pembelajaran
Menurut Rusman (2013:3), pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah antara guru dengan peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar agar mencapai suatu target yang telah ditetapkan.
E. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut M. Dimyati Mahmud (1990:234), pembelajaran kooperatif merupakan fondasi yang baik untuk meningkatkan dorongan berprestasi siswa.
Menurut Ani Setiani dan Donni Juni Priansa (2015:243) pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang menyajikan ide bahwa peserta didik harus mampu melaksanakan kerjasama antara yang satu dengan yang lainnya melalui sebuah tim dalam proses pembelajaran yang lebih bertanggungjawab.
serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik dalam meyelesaikan masalah.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dapat meningkatkan dorongan prestasi belajar peserta didik dengan bekerja dalam suatu tim yang dimana guru mengarahkan peserta didik dan menetapkan tugas kepada peserta didik untuk membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah.
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Ani Setiani dan Donni Juni Priansa (2015:244-245), tujuan umum dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Sedangkan tujuan khusus dari pembelajaran kooperatif adalah :
a. Hasil Belajar Akademik
b. Pengakuan Adanya Keragaman
Pembelajaran kooperatif bertujuan agar peserta didik dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, kemampuan akademik, dan tingkat sosial.
c. Pengembangan Keterampilan Soaial
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial peserta didik. Keterampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif adalah berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja sama dalam kelompok.
3. Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif
Trianto (2009:68-83), menyatakan bahwa tipe-tipe pembelajaran kooperatif diantaranya adalah :
a. STAD (Student Teams Achievement Division)
Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.
b. JIGSAW
c. Invsetigasi Kelompok (Group Investigation)
Investigasi kelompok merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Dalam implementasi tipe investigasi kelompok guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil dengan anggota 5-6 orang siswa yang heterogen. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih. Selanjutnya ia menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.
d. TPS (Think Pairs Share)
Strategi TPS (Think Pairs Share) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
e. NHT (Numbered Head Together)
dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut.
f. Permaianan Tim (TGT, Teams Games Tournament)
Pada tipe ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. TGT sangat cocok untuk mengajar tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan tajam dengan satu jawaban yang benar.
F. Numbered Heads Together (NHT)
1. Pengertian Numbered Heads Together (NHT)
Menurut Trianto (2009:82), Numbered Heads Together (NHT) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. NHT ini melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut.
Menurut Ani Setiani dan Donni Juni Priansa (2015:260) NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi peserta didik yang bertujuan untuk meningkatkan penguasaan isi akademik.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Numbered Heads Together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang telah dirancang dimana siswa diberikan nomor dan berdiskusi dalam kelompok yang telah ditentukan mengenai tugas atau pertanyaan yang diberikan oleh guru, kemudian memastikan semua anggota kelompok mengetahui dan memahami jawabannya serta siswa yang nomornya disebutkan oleh guru mempresentasikan jawaban atau hasil diskusinya.
2. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)
Adapun langkah-langkah pada pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) menurut Miftahul Huda (2012,138), yaitu.
bersama teman kelompoknya. Masing-masing dalam kelompok diberi nomor.
b. Guru memberikan tugas atau pertanyaan dan masing-masing kelompok mengerjakannya serta mendiskusikannya.
c. Kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui dan memahami jawaban tersebut.
d. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok mereka.
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)
Adapun kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe NHT menurut Ani Setiani dan Donni Juni Priansa (2015:261), yakni.
Tabel 2.1. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)
Kelebihan Kekurangan
1. Setiap siswa menjadi siap semua.
2. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. 3. Siswa yang pandai dapat
mengajari siswa yang kurang pandai.
4. Tidak ada siswa yang mendominasi dalam
1. Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
kelompok.
G. Minat
1. Pengertian Minat
Menurut W. S. Winkel (1983:30), Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
Menurut Slameto (2010:180), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Menurut Ani Setiani dan Donni Juni Priansa (2015:61), minat adalah sesuatu keinginan atas kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Menurut Makmun Khairani (2014: 137), Minat merupakan suatu gejala psikologis yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut.
a) Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena tertarik
c) Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan rasa kesenangan serta ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tertentu dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan tanpa ada yang menyuruh. Dengan demikian, peneliti mengukur minat pada aspek adanya ketertarikan, memandang bernilai, serta adanya keterlibatan pada diri subyek untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan.
2. Faktor yang Mempengaruhi Minat
Adapun faktor yang mempengaruhi minat yakni menurut Slameto dalam (Ani Setiani dan Donni Juni Priansa, 2015:62) sebagai berikut.
a. Faktor Intern
1) Faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh. 2) Faktor psikologi, seperti intelegensi, perhatian, bakat,
kematangan, dan kesiapan. b. Faktor Ekstern
2) Faktor sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat palajaran, waktu sekolah, standar penilaian diatas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar dan tugas rumah.
H. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Kamus Umum Bahasa Indonesia dalam (Kompri 2015:1), disebutkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Menurut Mc. Donald dalam (Sardiman, 1986:73-74), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting, yaitu.
“neurophysiological” yang ada pada organisme manusia karena
menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.
Amstrong dalam (Donni Juni Priansa dan Ani Setiani, 2015:132), mengemukakan bahwa motivasi berkaitan dengan kekuatan dan arah perilaku dan faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk berprilaku dengan cara tertentu. Istilah motivasi dapat merujuk kepada berbagai tujuan yang dimiliki oleh individu, cara dimana individu memilih tujuan, dan cara dimana orang lain mencoba untuk mengubah perilaku mereka.
seseorang serta dapat menentukan tingkah laku dengan tujuan tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.
2. Sumber Motivasi
Menurut Ani Setiani dan Donni Juni Priansa (2015:133-134), menyatakan bahwa sumber peserta didik sedikitnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu :
a. Motivasi Intrinsik (Rangsangan dari dalam diri peaerta didik)
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Motivasi ini timbul dari dalam diri peserta didik tanpa adanya paksaan dorongan dari orang lain. Faktor individual yang biasanya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu adalah :
1) Minat
Peserta didik akan merasa terdorong untuk belajar, jika kegiatan belajar tersebut sesuai dengan minatnya.
2) Sikap Positif
3) Kebutuhan
Peserta didik mempunyai kebutuhan tertentu dan akan berusaha melakukan kegiatan apapun sesuai kebutuhannya.
b. Motivasi Ekstrinsik (Rangsangan dari luar peserta didik)
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya ransangan dari luar. Motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar peserta didik seperti ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian maka peserta didik mau melakukan sesuatu, contohnya belajar. Bagi peserta didik dengan motivasi intrinsik yang lemah, misalnya kurang rasa ingin tahunya, maka motivasi ekstrinsik ini perlu untuk diberikan.
3. Teori Motivasi menurut Abraham Maslow
Salah satu teori yang terkenal kegunaanya untuk menjelaskan mengenai motivasi siswa adalah yang dikembangkan oleh Abraham Maslow (1984). Ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu:
1) Kebutuhan fisiologis
terdesak kebelakang, namuk suatu kebutuhan jika sudah dipenuhi maka ia bukan kebutuhan lagi. Dengan demikian memungkinkan munculnya kebutuhan lain yang bersifat sosial. 2) Kebutuhan akan keselamatan
Jika kebutuhan fisiologis sudah terpenuhi maka akan muncul kebutuhan baru yang dapat dikategorikan dalam kebutuhan akan keselamatan. Kebutuhan tersebut meliputi kemanan, ketergantungan, kebebasan dari rasa takut, cemas, perlindungan, dan sebagainya.
3) Kebutuhan akan rasa cinta
Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan akan rasa cinta, rasa ksih, dan rasa memiliki. Ia merasa ingin memiliki suatu tempat dalam kelompok atau keluarganya dan ia akan berusaha keras untuk menggapainya.
4) Kebutuhan akan harga diri
5) Kebutuhan akan perwujudan diri
Meskipun semua kebutuhan telah dipenuhi, seseorang masih sering merasa tidak puas dan muncul kegelisahan yang baru, kecuali jika ia melakukan apa yang secara individual sesuai dengan dirinya. Kebutuhan ini dapat dikatakan sebagai perwujudan diri. Seseorang akan cenderung untuk mewujudkan dirinya sesuai dengan kemampuan yang ada dalam dirinya. I. Materi
Pokok bahasan pada penelitian ini adalah mengenai keliling dan luas layang-layang. Sebelumnya akan dibahas beberapa definisi yang akan menjadi dasar untuk pembahasan selanjutnya yakni sebagai berikut.
1. Titik A dan titik B disebut berimpit atau bersekutu jika dan hanya jika
= .
2. Dua garis g dan h disebut berimpit jika dan hanya jika � = ℎ.
3. Sudut adalah gabungan dua buah sinar garis yang titik pangkalnya bersekutu. Persekutuan titik pangkal dinamakan titik sudut dan sinar-sinarnya disebut kaki sudut.
4. Panjang ruas garis adalah jarak antara keua ujung ruas garis tersebut. 5. Garis g disebut tegak lurus garis h jika mereka membentuk sudut
siku-siku dan dilambangkan � ⊥ ℎ.
Penjelasan mengenai pokok bahasan pada penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut.
1. Pengertian layang-layang
Menurut I Putu Wisma Ariawan (2014: 101), Layang-layang merupakan suatu segiempat yang pasangan sisi berdekatannya sama panjang. Suatu layang-layang dapat dipandang sebagai gabungan dua buah segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan berimpit.
Untuk mempelajari layang-layang perhatikan langkah-langkah berikut beserta keterangan gambar :
(i) Buatlah Δ ABD sama kaki dengan =
(ii) Buatlah Δ CEF sama kaki dengan �《� = dan panjang = .
(iii)Impitkan alas kedua segitiga tersebut, sehingga terbentuk bangun ABCD.
2. Sifat-Sifat Layang-Layang
Pada Gambar 2.2. menunjukkan layang ABCD. Baliklah layang-layang ABCD menurut garis BD, sehingga diperoleh AD=CD dan AB=BC. Hal ini berarti AD=CD dan AB=BC.
Dengan demikian dapat disimpulkan sebagai berikut :
Perhatikan sudut-sudut pada layang-layang ABCD pada Gambar 2.2 . Pada layang-layang ABCD tersebut, apabila dibalik menurut garis BD akan diperoleh ∠ = ∠ .
Pada setiap layang-layang, terdapat sepasang sudut berhadapan yang sama besar.
Pada setiap layang-layang, masing-masing sepasang sisinya sama panjang.
O C
B A
D
Gambar 2.3. Layang-Layang ABCD
Salah satu diagonal layang-layang merupakan sumbu simetri.
Apabila layang-layang ABCD dilipat menurut garis BD maka ̅̅̅̅̅ akan menempati ̅̅̅̅ dan ̅̅̅̅ akan menempati ̅̅̅̅, sedemikian sehingga AD=CD dan AB=BC. Dengan kata lain, ΔABC akan tepat berimpit dengan ΔBCD. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
BD merupakan sumbu simetri. Perhatikan bahwa BD adalah salah satu diagonal layang-layang ABCD.
Dengan melipat layang-layang ABCD menurut garis BD maka
(i) A = C, O = O, dan OA = OC, sehingga � = � = ;
Salah satu diagonal layang-layang membagi diagonal lainnya menjadi dua bagian sama panjang dan kedua diagonal itu saling tegak lurus.
3. Keliling Layang-Layang
Keliling layang-layang ABCD sebagai berikut : Keliling (K) = AB + BC + CD + AD
= x + x + y + y = 2 x + 2 y
= 2( x + y) x
x
y y
O C
B A
D
x
Maria Erlinda Rahma Astuti dalam skripsinya menyimpulkan bahwa minat belajar siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) presentase kriteria siswa yang cukup berminat (CM) 5,26%, presentase kriteria siswa yang berminat (M) 86,84% dan presentase kriteria siswa yang sangat berminat (SM) 7,89% serta hasil belajar siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) meningkat.
besarnya pengaruh motivasi terhadap hasil belajar siswa dengan kontribusi sebesar 14,7% terhadap hasil belajar dengan koefisien korelasinya 0,3827 dan persamaan regresinya Y= -56,852 + 0,912 X.
K. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat diketahui masih banyak permasalahan mengenai minat dan motivasi belajar peserta didik. Hal tersebut terlihat pada saat proses pembelajaran berlangsung tidak sedikit siswa yang asyik dengan kesibukkannya masing-masing serta mengobrol dengan teman didekatnya sehingga membuat gaduh kelas. Dalam hal ini, minat dan motivasi dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik adalah model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran yakni Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Dengan NHT, pengetahuan yang diperoleh peserta didik bukan
semata-Minat Belajar
Motivasi Belajar
Hasil Belajar
44 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui pengisian kuesioner dan tes hasil belajar. Data diambil di SMP Negeri 1 Bayat dengan halaman sekolah yang cukup luas serta ditanami pepohonan. Jumlah kelas untuk kelas VII, VIII, dan IX berturut-turut adalah 8, 8, dan 8 serta rata-rata jumlah siswa pada satu kelas yaitu 35 siswa.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2016 sampai dengan 24 Mei 2016 di SMP Negeri 1 Bayat kelas VII-D dengan jumlah siswa 35 orang.
C. Subjek Penelitian
D. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah minat belajar, motivasi belajar, dan hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Bayat pada pembelajaran matematika dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti sebagai pengajar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Variabel pada penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah minat belajar dan motivasi belajar.
Definisi operasional :
a. Minat belajar siswa. Variabel bebas tersebut yaitu skor yang diperoleh setelah siswa mengisi lembar kuesioner minat belajar siswa yang telah disusun sesuai ketentuan. b. Motivasi belajar siswa. Variabel bebas tersebut yaitu skor
2. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Definisi operasional : hasil belajar yaitu skor yang diperoleh oleh siswa setelah mengerjakan tes hasil belajar yang telah disusun sesuai ketentuan.
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan hasil kajian pustaka, kerangka berpikir, dan penelitian yang relevan maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Ada pengaruh antara minat belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat.
2. Ada pengaruh antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII-D SMP Negeri 1 Bayat.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini yaitu : 1. Instrumen Pembelajaran
2. Instrumen Minat Belajar
Instrumen minat belajar dalam penelitian ini berupa kuesioner yang tertidi dari 20 pernyataan yang berisi empat tanggapan (Selalu, Sering, Jarang, Tidak Pernah).
3. Instrumen Motivasi Belajar
Instrumen motivasi belajar dalam penelitian ini berupa kuesioner yang tertidi dari 20 pernyataan untuk fakta yang berisi empat tanggapan (Selalu, Sering, Jarang, Tidak Pernah) dan 20 pernyataan untuk opini yang berisi empat tanggapan (Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju)..
4. Instrumen Soal Tes Hasil Belajar
Hasil belajar adalah skor yang diperoleh siswa dari tes hasil belajar. Tes untuk mengetahui hasil belajar pada penelitian ini berupa soal-soal yang disusun sesuai indikator yang akan dicapai pada pembelajaran di kelas.
H. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Proses Pembelajaran
2. Menyebar Kuesioner Minat Belajar
Kuesioner diberikan kepada siswa setelah siswa melaksanakan tes hasil belajar. Peneliti memberikan arahan kepada siswa dalam mengisi kuesioner minat belajar. Setelah siswa selesai mengisi kuesioner, siswa diminta untuk mengumpulkan lembar kuesioner yang telah diisi. Kuesioner minat belajar ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar minat siswa terhadap pembelajaran matematika.
3. Menyebar Kuesioner Motivasi Belajar
Kuesioner diberikan kepada siswa setelah siswa melaksanakan tes hasil belajar. Peneliti memberikan arahan kepada siswa dalam mengisi kuesioner motivasi belajar. Setelah siswa selesai mengisi kuesioner, siswa diminta untuk mengumpulkan lembar kuesioner yang telah diisi. Kuesioner motivasi belajar ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika.
4. Tes Hasil Belajar
I. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen
Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi dan validitas butir, yakni :
a. Validitas Isi
Sebelum pengambilan data dilakukan, peneliti melakukan validasi isi terlebih dahulu. Validasi isi tersebut diperoleh dari pertimbangan para pakar dalam hal ini dosen pembimbing dan guru mata pelajaran.
b. Validitas Butir
= �∑ −∑ ∑
√[�∑ − ∑ ] [�∑ − ∑ ]
Dimana, interprestasi tinggkat validitas menurut Nuraga dalam (Asep Jihad dan Aabdul Haris 2012:180) sebagai berikut :
Tabel 3.1. Interpretasi Tingkat Validitas Butir Soal
Keterangan:
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = skor yang diperoleh peserta tes pada setiap butir soal
Y = skor total yang diperoleh peserta tes
N = jumlah peserta tes
2. Reliabilitas
Perhitungan reliabilitas pada penelitan ini menggunakan rumus
Cronbach’s alpha atau koefisien alpha, yakni sebagai berikut :
= [� −� ] [ −∑∑�� ]
Dimana, interprestasi tinggkat reliabilitas menurut Guilford dalam (Asep Jihad dan Aabdul Haris 2012:180) sebagai berikut :
Tabel 3.2. Interpretasi Tingkat Reliabilitas Butir Soal
Reliabilitas Makna
Keterangan :
Adapun kisi-kisi instrumen yang telah disusun oleh peneliti yakni sebagai berikut :
1. Minat Belajar
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Kuesioner Minat Belajar Siswa
No Aspek Indikator
Nomor Butir
Jumlah Item Soal Positif Negatif
1 Ketertarikan Berhubungan dengan perasaan siswa,
2 Keberartian Berhubungan dengan memberikan
aktifitas
Jumlah Soal 11 9 20
2. Motivasi Belajar
a. Kuesioner Berupa Fakta
Tabel 3.4. Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa (Fakta)
No Aspek Indikator
b. Kuesioner Berupa Opini
Tabel 3.5. Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa (Opini)
No Aspek Indikator
Nomor Butir Jumlah
Item Soal
Tabel 3.6. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar
Kompetensi
kasi
sifat-K. Uji Coba Instrumen
Sebelum penelitian dilakukan, instrumen yang telah disusun diuji cobakan terlebih dahulu. Uji coba instrumen minat belajar, motivasi belajar, dan tes hasil belajar dilakukan di kelas VII-F SMP Negeri 1 Bayat. Hasil uji coba instrumen adalah sebagai berikut :
1. Uji Validitas
a. Kuesioner Minat Belajar
b. Kuesioner Motivasi Belajar
Tabel 3.8. Validitas Kuesioner Motivasi Belajar (Fakta)
1 0,46 Valid
Nomor Soal Keterangan
1 0,49 Valid
2 0,11 Tidak Valid
3 0,47 Valid
4 0,66 Valid
Tabel 3.9. Validitas Kuesioner Motivasi Belajar (Opini)
Nomor Soal Keterangan
c. Tes Hasil Belajar
Tabel 3.10. Validitas Tes Hasil Belajar
2. Uji Reliabilitas
Tabel 3.11. Reliabilitas
Instrumen Keterangan
Kuesioner minat 0,76 Reliabel Kuesioner motivasi Tes hasil belajar 0,73 Reliabel
13 0,07 Tidak Valid
Nomor Soal Keterangan
1 0,64 Valid
2 0,69 Valid
3 0,78 Valid