• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gerhana (belum) berlalu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gerhana (belum) berlalu."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

NO 094 TH KE.ZO

4

Kamis

wage,

1o Maret

2016

WACANA

HARIAN BERNAS

Gerh

anil (Belum)

Berlalu

Oleh:

Hendra

Kurniawan

Perancis, India, dan Jepang. Mereka mengamati korona dan meneliti debu matahari yang terlihat saat gerhana berlangsung . Ada pula yang meneliti mengenai perilaku hewan.

Ironisnya pada saat itu pemerintah justru

mengim-bau agar masyarakat menyaksikan gerhana melalui layar televisi saja. Muncul kekhawatiran bahava kebu-taan jika melihatnya secara langsung. Imbauan ini dikuatkan dengan bere-darnya mitos di tengah masyarakat.

Dipercaya bahwa saat gerhana terjadi, raksasa Batara Kala menelan matahari. Orang-orang harus menabuh lesung dankentonganagarsuara gaduh yirng dibuat dapat mengusir Batara Kala. Perempuan hamil bersembunyi di kolong ranjang tempat tidur dan anak anakdilarangkeluarrumahuntuk menghindari Batara Kala.

Mengubah persepsi Sejarah adalah guru kehidupan yang membuat manusia menj adi lebih bijak. Pandangan keliru mengenai GMT 1983 tentu tidak ingin terulang, buktinya berbagai kegiatan digelar

GMT pernah

terjadi

33 tahun

yang lalu, tepatnya

pada

11 Juni 1983.

Ketika

itu melintasi

sejumlah

kota

di

Jawa seperti

Yogyakarta,

Solo, Semarang,

Kudus,

Madiun,

Kediri,

dan Surabaya.

Di luar

Jawa

juga dapat

dinikmati

di Makassar;

Kendari,

dan Papua.

Fenomena

gerhana

matahari

terjadi

minimal

2kati dan maksimal

5

kali dalam

setahun.

Khusus

untuk

GMT r.utin

terjadi

18

bulan

sekali,

namun

garis lintasannya

selalu

berbeda-beda.

Butuh

waktu

sekitar

375 tahun untuk

melewati

garis lintasan

atau lokasi

yang sama.

RABU pagi (9 I 3 I 20 1 6),b ekm lama sinar mentari menerangi foumi, namun beberapawilayah di Indonesia harus kembali diselimuti kegelapan. Gerhana matahari total (GMT) baru saja menyapa seti-paknya l2 provinsi di Indonesia. pertepatan dengan libur Hari Raya Nyepi 1938 Saka, fenomena alam yang istimewa ini dapat diamati pengan baik di daerah umbra sep-erti Sumatera Barat, Bengkulu, Pambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, ffialimantan Tengah, Kalimantan lSelatan, Kalimantan Timur, Su-lawesi Barat, SuSu-lawesi Tengah, dan Maluku Utara. Sementara tdaerah penumbra di sekitamya, Ittermasuk Jawa, juga bisa menyak-lsikan namun tidak sempuma.

GMT pemah terjadi 33 ta-un yang lalu, tepatnya pada 1l iJuni 1983. Ketika itu melintasi

ejumlah kota di Jawa seperti Yo-akarta, Solo, Semarang, Kudus, adiun, Kediri, dan Surabaya. Di luar,Jawa juga dapat dinikmati di akassar, Kendari, dan Papua. enomena gerhana matahari ter-iadi minimal 2 kali dan maksimal 5 kali dalam setahun. Khusus untuk

MT rutin terjadi I 8 bulan sekali, amun garis lintasannya selalu erbeda-beda. Butuh waktu sekitar 375 tahun urttuk melewati garis lintasan atau lokasi yang sama.

GMT 1983 begitu bersejarah 'karena matahari berada pada po-lsisi teninggi sehingga pandangan idapat menembus lapisan atmosfir lbumi yang tertipis. Tanjung

Ko-dok, Lamongan, Jawa Timur men-;jadi tempat yang paling strategis ikarena berada tepat di bawah garis I tengah lintasan bayangan gerhana.

Sejumlah ilmuwan datang berbon-dong-bondong di antaranya dari Amerika Serikat, Jerman, Inggrig,

untuk menyambut GMT 2016. Bahkan dibentuk panitia tingkat nasional yang melibatkan berbagai kementerian dan lembaga terkait untuk membantu kelancaran kegiatan. Pa-nitia ini bertusas men-gurusl masalah penzlnan bagi wisatawan asing, penyampaian informasi, dan lokasi pengamatan yang strategis. Sejumlah daerah yang dilintasi GMT juga ramai-famai me-nyiapkan acara. GMT lantas dikemas menjadi objek wisata dadakan.

Pemerintah Kota Balikpapan, mis-alnya, mengadakan pesta laut dengan rangkaian acara olahraga tradisional, pertunjukan kesenian daerah, dan bazarkuliner. Di Sulawesi Barat dise-lenggarakan festival kerajinan tangan lokal. Sementara di beberapa daerah lain para pelajar diminta menyaksikan GMT sekaligus untuk mempelajari astronomi. Reaksi ini tentuberbandine terbalik dengan anjuran pemerinta[ saat GMT 1983.

Masyarakat juga terbukti begitu antusias. Himbauan dan berbagai tips untuk menyaksikan gerhana

ber-munculan di media massa maupun internet. Kacamata khusus diproduksi dan ternyata laris manis. Sampai ada yang membuatnya sendiri dari kaca las maupun foto film negatif yang sudah terbakar (terpapar sinar matahari). Di Yogyakarta, yang hanya mendapat sekitar 80% gerhana, dari anak-anak hingga orangfua berkumpul di be-berapa titik seperti Tugu dan kawasan Nol Kilometer untuk bersama-sama menyaksikan gerhana. Beberapa alat pantau gerhana pun disiapkan.

Kenyataan ini menjadi indikator adanya persepsi baru dalammenyikapi fenomena GMT. Apalagi dewasa ini berbagai informasi berseliweran dan dapat diakses dengan mudah. Mitos yang dulu dipercaya memang dapat menjadi early waming system terkait dengan bahaya sinar infra merah bagi kesehatan mata. Akan tetapi penge-tahuan dan kecanggihan teknologi berhasil mengalahkan mitos. Shalat gerhana yang digelar di banyak tempat hingga mushala kampung.kampung tak lagi dibarengi rasa takut terhadap fenomena alam, namun lebih sebagai ungkapan syukur akan kebesaran Tuhan.

Kesempatan langka ini tak sekedar meningkatkan sektor perekonomian melalui wisata. Lebih dari itu peluang untuk meneliti, mengamati, maupun sekedar mengabadikan fenomena alam ini terbuka luas.

Kemeriahan dan antusiasme ma-syarakat perlu diarahkan juga pada pendidikan alam semesta. Generasi muda perlu didorong untuk terus me-ningkatkan pengetahuannya tentang astronomi. Saat negara-negara lain sudah mulai menjelajahi angkasa luaq bagaimana dengan kila? Semoga gerhana tidak berlalu begitu saja! ***

Referensi

Dokumen terkait

Manajemen pelaksanaan perjanjian KPBU sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf d dilaksanakan dengan tujuan untuk memastikan penyediaan jasa/layanan, serta pelaksanaan hak

Pelatihan pembuatan seni mozaik ini akan diterapkan di SD Negeri Kemandungan 03 Kota Tegal dimana disekolah tersebut belum ada pembelajaran seni mozaik. Pelatihan seni mozaik

“Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menghitung dan Melunasi Pajak Penghasilan Pasal 25 / 29 Sesuai Sistem Self Assessment di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Analisis konveksitas wajah secara lateral pada analisis fotografi menggunakan dua garis penuntun, yaitu garis yang menghubungkan antara dahi dan batas terluar bibir atas

 Keempat T, yaitu dengan mengetahui ancaman organisasi dalam hal ini bisa diartikan sebagai suatu hal yang akan menghambat atau mengancam

Maka diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium agar penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar,

Yang ke lima di kecamatan Wanasaba dengan jumlah penduduk 9.240 jiwa, yang keenam di kecamatan Sakra dengan jumlah penduduk 9.073 jiwa, yang ketujuh di kecamatan Pringgasela

Walaupun hala tuju dan arah hidup telah jelas, tetapi jika tidak disertai dengan keyakinan, usaha dan cara yang betul, kita mungkin tidak akan sampai kepada matlamat