• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 802011089 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 802011089 Full text"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN BRAND IMAGE DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN IPHONE SERIES

OLEH SHANTY JUNITA

802011089

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Gelas Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITfAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai citivas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Shanty Junita NIM : 802011089 Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW hal bebas royalty non-eksklusif (non-exclusive royality freeright) atas karya ilmiah saya berjudul:

HUBUNGAN BRAND IMAGE DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN IPHONE SERIES

Dengan hak bebas royalty non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan mengalihmedia/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salatiga

Pada Tanggal ; 28 Juli 2015 Yang menyatakan,

Shanty Junita

Mengetahui, Pembimbing Utama

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Shanty Junita NIM : 802011089 Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul :

HUBUNGAN BRAND IMAGE DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN IPHONE SERIES

Yang dibimbing oleh :

Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Didalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau gambar serta symbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya sendiri tanpa memberikan pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya.

Salatiga, 28 Juli 2015 Yang memberi pernyataan

(6)

LEMBAR PEGESAHAN

HUBUNGAN BRAND IMAGE DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN IPHONE SERIES

Oleh Shanty Junita

802011089

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Disetujui pada tanggal 28 Juli 2015 Oleh

Pembimbing Utama

Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA

Diketahui oleh, Disahkan oleh,

Kaprogdi Dekan

Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITfAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(7)

HUBUNGAN BRAND IMAGE DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN IPHONE SERIES

Shanty Junita Sutarto Wijono

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITfAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(8)

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara brand image dengan pengambilan keputusan pembelian iphone series. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, dengan subjek berjumlah 80 mahasiswa. Pengumpulan data brand image diukur menggunakan skala yang disusun oleh penulis berdasarkan aspek yang diungkap oleh Keller dalam (Durrani B.A., Godil D.I., Baig M.U., & Sajid S., 2015). Selanjutnya, pengumpulan data pengambilan

keputusan diukur menggunakan skala yang juga disusun oleh penulis berdasarkan aspek yang diungkap oleh Kotler dalam (Boonwanna P., Srisuwannapa C., & Rojniruttikul N., 2014). Teknik analisa data yang dipakai adalah teknik korelasi Spearman Rho. Berdasarkan hasil analisa data diperoleh koefisien korelasi (r) -0,063 dengan nilai signifikansi 0,578 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara brand image dengan pengambilan keputusan pembelian.

(9)

Abstract

The purpose of this study was to determine the relationship between brand image and making

purchase decision iphone series. This study used quantitative method. The sampling technique in

this study using purposive sampling, and the total subjects were 80 students. Data collection

brand image were measured using a scale developed by the researcher based on the aspects

revealed by Keller in (Durrani BA, Godil IN, Baig MU, and Sajid S., 2015). Moreover, the

decision-making data collection were measured using a scale which also compiled by the

researcher based on the aspects revealed by Kotler in (Boonwanna P., Srisuwannapa C., &

Rojniruttikul N., 2014). Data analysis technique that used is correlation Spearman Rho

technique. Based on the result of data analysis, the researcher found that correlation coeficient

(r) is -0.063 with significance value at 0.578 (p> 0.05), which means there is no significant

relationship between brand image and making purchase decision.

(10)

PENDAHULUAN

Dalam perkembangan dunia modern dan globalisasi saat ini suatu kebutuhan akan komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi setiap kalangan masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kebutuhan masyarakat akan teknologi khususnya dalam bidang telekomunikasi yang semakin meningkat. Pada perkembangan berikutnya sebagian besar masyarakat dituntut untuk memiliki handphone, yang merupakan salah satu jenis alat komunikasi. Handphone dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam berkomunikasi dimanapun dan kapanpun. Hal tersebut membuat berbagai jenis handphone bermunculan di pasaran yang menawarkan produk-produk baru yang berbeda dari sebelumnya. Akhirnya terjadi persaingan yang meningkat dalam bidang telekomunikasi itu sendiri. Knight (dalam Anandhitya, 2011) mengatakan bahwa dalam era globalisasi, jumlah merek dan produk yang bersaing dalam pasar menjadi sangat bervariasi. Oleh sebab itu, konsumen memiliki beragam pilihan dan alternatif produk atau jasa yang dapat dengan mudah dipenuhinya. Sementara itu, para pebisnis handphone berlomba-lomba untuk memberikan kemudahan bagi para konsumen dalam berkomunikasi. Hal tersebut bertujuan agar dapat menarik minat konsumen itu sendiri dalam membeli produknya. Dengan kata lain, setiap perusahaan handphone harus lebih pintar, dan bekerja keras untuk menawarkan berbagai jenis produk baru dan menarik perhatian konsumen apabila ingin tetap bertahan di pasaran.

(11)

seperti Iphone, Samsung, Nokia, Lenovo, Oppo, Sony Erickson, dan masih banyak lagi merek yang ada dengan harga yang bervariasi. Penulis tertarik untuk meneliti salah satu jenis handphone merek Iphone. Iphone merupakan salah satu smartphone yang sejak pertama dikeluarkan mengalami peningkatan penjualan yang cukup tinggi. Salah satu bukti adanya penurunan atau peningkatan Iphone dapat dilihat dalam tabel 1.

Tabel 1.

Grafik Penjualan Iphone Tahun 2007 – Tahun 2014

Sumber : Sign Up for Free Basic Account, Tahun 2014

(12)

menggunakan IOS Andorid, karena iphone memiliki IOS tersendiri dengan nama Iphone OS. Akan tetapi, Iphone tetap memiliki berbagai competitor. Salah satu competitor handphone adalah merek Samsung, karena Samsung telah menjadi smartphone dengan penjualan terbanyak di Indonesia.

(13)

melakukan pembelian. Hal itu disebabkan oleh adanya kebutuhan mendadak yang harus dipenuhi saat itu juga. Selain itu, konsumen ingin melakukan pembelian secara praktis tanpa harus mengikuti tahap-tahap pengambilan keputusan pembelian. Konsumen cenderung berpikir bahwa tahap-tahap pengambilan keputusan, terlalu memakan waktu yang lama untuk membeli suatu produk. Konsumen berpendapat bahwa pemenuhan kebutuhan harus dilakukan dengan cepat. Pada akhirnya, saat ada produk yang tidak memuaskan, konsumen akan beralih untuk mencoba produk lainnya, hal itu dilakukan secara terus-menerus. Akan tetapi, konsumen melakukan pengecualian, terhadap suatu produk yang memiliki harga mahal. Saat konsumen merasa suatu produk memiliki harga yang mahal, konsumen akan mengikuti tahap-tahap pengambilan keputusan pembelian, dengan mempertimbangkan banyak hal.

Seperti dalam penelitian Mohammad, Mohammed, Tasnuba, & Alexandru (2010), yang meneliti mengenai keputusan pembelian mobil, konsumen cenderung akan mengikuti langkah-langkah tersebut jika berkaitan dengan produk yang memiliki harga tinggi. Selain itu, mereka juga menemukan bahwa konsumen justru akan memilih jalan pintas. Konsumen cenderung tidak mengikuti tahap-tahap pengambilan keputusan yang tepat, jika konsumen menganggap bahwa potongan harga dari suatu produk atau produk yang memiliki harga cenderung rendah. Saat konsumen memilih jalan pintas dalam melakukan pembelian, maka pengetahuan dan keterlibatan konsumen akan cenderung rendah terhadap produk tersebut.

(14)

1994). Jadi, apabila produk yang dibeli dipandang mengecewakan, hasilnya dapat berdampak negatif yaitu kekecewaan luar biasa sehingga konsumen akan melakukan perpindahan merek. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Anandhitya (2011) yang mendapati bahwa ketidakpuasan berdampak positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek. Sementara itu, saat produk yang dibeli sesuai kebutuhan dan harapan, maka akan berdampak positif yaitu terjadi pembelian ulang pada produk yang sama.

Pada suatu kesempatan, Kotler & Keller (2009) menjelaskan bahwa pengambilan keputusan saat membeli itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor psikologis di antaranya motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori seorang konsumen terhadap suatu merek, dimana persepsi berkaitan erat dengan brand image itu sendiri, dan tidak dapat dipisahkan. Karena brand image merupakan persepsi konsumen terhadap suatu produk (Keller, 1993). Selain itu, ada faktor sosial seperti kelompok acuan. Dari kelompok acuan tersebut, tidak jarang kalangan mahasiswa menjadikannya faktor keputusan pembelian seperti pada handphone atau smartphone. Hal ini disebabkan, biasanya mahasiswa membeli handphone atau smartphone berdasarkan kelompoknya dan juga semata-mata hanya untuk dapat mengimbangi pergaulan dirinya dengan kelompok acuannya.

(15)

tentang suatu produk. Sehingga semakin baik dan positif sebuah brand image, maka akan berdampak pada keputusan pembelian oleh konsumen. Hal ini, sejalan dengan penelitian Anwar, Gulzar, Fahid, & Akram, (2011) yang menemukan bahwa brand image suatu produk menentukan tingkat pembelian yang dilakukan konsumen. Semakin baik brand image suatu produk, maka semakin besar dampak pada keputusan konsumen dalam membeli produk tersebut, sehingga dapat terjadi dampak positif seperti pembelian ulang terus-menerus dan menimbulkan kepercayaan pada produk tersebut. Dengan kata lain, perusahaan perlu memahami dengan baik perilaku keputusan pembelian konsumen sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk dapat sukses dalam persaingan. Akan tetapi, hasil penelitian Bloemer, deRuyter & Peeters (1998) justru mengungkapkan brand image tidak memiliki hubungan yang signifikan pada keputusan pembelian konsumen. Karena brand image dianggap tidak mengambil peran yang mampu mempengaruhi konsumen dalam membeli. Hal itu disebabkan oleh adanya variabel lain yang memiliki peran lebih penting dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

(16)

Melalui penelitian-penelitian yang telah dilakukan, penulis tetap tertarik untuk kembali meneliti apakah terdapat hubungan antara Brand Image dengan Pengambilan Keputusan dalam membeli. Hal itu membuat penulis tertarik karena penulis melihat bahwa penelitian-penelitian sebelumnya menggunakan populasi dari kalangan orang dewasa yang telah memiliki pekerjaan. Selain itu, penelitian-penelitian sebelumnya juga dilakukan di luar Salatiga dan di luar Indonesia. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti kembali dengan populasi dari kalangan mahasiswa yang sebagian besar belum memiliki pekerjaan tetap dan masih berkuliah. Dari fenomena yang ada, penulis melihat ada masalah dalam pengambilan keputusan pada konsumen dari kalangan mahasiswa. Kebanyakan konsumen ingin memenuhi kebutuhan dengan cepat, tanpa mempertimbangkan beberapa hal sebelum mengambil keputusan membeli.

Obyek penelitian ini, yaitu smartphone merek Iphone, dimana penulis tertarik dengan merek Iphone yang merupakan salah satu smartphone yang terkenal dan tercanggih di Indonesia yang dikeluarkan oleh Apple Inc. Walaupun begitu banyak saingan dengan merek smartphone lainnya dan harga jual yang termasuk cukup tinggi, mulai dari 5 juta hingga 18 juta, Iphone tetap dapat menarik konsumen yang berada di Salatiga, khususnya mahasiswa UKSW, apakah dikarenakan merek Iphone memiliki brand image yang positif?.

Berdasarkan uraian dari permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, Hubungan Brand Image Dengan Pengambilan Keputusan dalam Membeli Iphone Series.

TINJAUAN PUSTAKA Pengambilan Keputusan Pembelian

(17)

(2002) menjelaskan pengambilan keputusan konsumen adalah suatu proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan suatu proses yang dilakukan konsumen dalam memilih, membeli dan mengkonsumsi suatu produk atau jasa, sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Aspek-aspek Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dalam (Boonwanna, Srisuwannapa, & Rojniruttikul, 2014) ada lima aspek pengambilan keputusan pembelian:

1) Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian diawali dengan pengenalan masalah atau kebutuhan. Ketika kebutuhan diketahui maka konsumen akan memahami kebutuhan mana yang harus segera dipenuhi dan mana yang dapat ditunda pemenuhan kebutuhannya. Dengan demikian, dari sinilah keputusan pembelian mulai dilakukan.

2) Pencarian Informasi

Ketika seseorang memiliki perasaan membutuhkan maka akan mencari informasi lebih lanjut yang berkaitan dengan produk yang akan dibelinya. Namun ketika kebutuhan itu kurang kuat maka kebutuhan konsumen tersebut hanya menjadi ingatan belaka.

3) Evaluasi Alternatif

Setelah memiliki informasi sebanyak mungkin, konsumen akan menggunakan informasi tersebut untuk mengevaluasi alternatif yang ada kedalam satu susunan pilihan.

4) Keputusan Pembelian

(18)

akan menjumpai serangkaian keputusan yang menyangkut jenis pembelian, waktu pembelian, dan cara pembelian.

5) Perilaku Setelah Pembelian

Perilaku pascapembelian menjadi perhatian pemasar. Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkatan kepuasan ataupun ketidakpuasan, ada kemungkinan konsumen tidak puas dikarenakan ada ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan yang dirasakannya. Ketika konsumen puas perusahaan harus mencoba terus menjalin dan mempertahankan hubungan dengan konsumen, begitu pula sebaliknya ketika konsumen tidak puas maka perusahaan harus mencari tahu penyebab ketidakpuasan tersebut dan berusaha menarik kembali minat konsumen.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu, seperti faktor psikologi :

 Motivasi

Motivasi merupakan kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut.

 Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Oleh karena itu, persepsi berkaitan erat dengan brand image, dimana brand image merupakan persepsi konsumen terhadap suatu merek.

 Pembelajaran

(19)

 Memori

Semua informasi dan pengalaman seseorang individu selama menjalani hidup dapat diingat dalam memori jangka panjang mereka. Psikologi kognitif membedakan antara memori jangka pendek dan jangka panjang.

Citra Merek (Brand Image) Merek (Brand)

Menurut Kotler (2004), Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa merek merupakan salah satu faktor yang berkontribusi dalam kesuksesan suatu organisasi.

Citra (Image)

Kotler (2001) juga mendefinisikan citra sebagai sikap, pikiran dan perasaan orang untuk hal tertentu atau objek (dalam Management Journals 2011). Secara keseluruhan, image dapat menghasilkan nilai dalam hal membantu pelanggan untuk memproses informasi, membedakan merek, menghasilkan alasan untuk membeli, memberikan perasaan positif, dan menyediakan dasar untuk ekstensi (Aaker, 1991).

Citra Merek (Brand Image)

(20)

konsumen dalam mengenali kebutuhan dan kepuasan mengenai merek, juga membedakan merek dari saingan lainnya memotivasi pelanggan untuk membeli merek.

Aspek-aspek Brand Image

Menurut Keller dalam (Durrani, Godil, Baig, & Sajid, 2015) aspek-aspek brand image dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association)

Hal ini dapat membuat konsumen percaya bahwa atribut dan manfaat yang diberikan oleh suatu brand dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga menciptakan sikap yang positif terhadap brand tersebut.

2. Kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association)

Hal ini bergantung pada bagaimana informasi masuk dalam ingatan konsumen dan bagaimana informasi tersebut dikelola oleh data sensoris di otak sebagai bagian dari brand image. Ketika konsumen secara aktif memikirkan dan menguraikan arti informasi pada suatu produk atau jasa, akan tercipta asosiasi yang semakin kuat pada ingatan konsumen.

3. Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association)

Sebuah brand haruslah unik dan menarik sehingga produk tersebut memiliki ciri khas dan sulit untuk ditiru para pesaing. Keunikan suatu produk akan memberikan kesan yang cukup membekas terhadap ingatan pelanggan akan keunikan brand. Sebuah brand yang memiliki ciri khas haruslah dapat melahirkan keinginan pelanggan untuk mengetahui lebih jauh dimensi brand yang terkandung di dalamnya.

Hubungan Brand Image Dengan Pengambilan Keputusan Pembelian

Image yang diyakini oleh konsumen dari sebuah merek sangatlah bervariasi dari persepsi

(21)

konsumen akan membeli produk itu untuk dikonsumsi. Namun sebaliknya, jika image yang tertanam benak konsumen mengenai merek tersebut negatif, maka harapan setelah pembelian konsumen akan merasa tidak puas. Image yang positif akan menjadi kekuatan bagi brand yang digunakan produk tersebut. Seperti dalam penelitian Anwar, Gulzar, Fahid, & Akram, (2011) yang menemukan bahwa brand image suatu produk menentukan tingkat pembelian yang dilakukan konsumen. Semakin baik brand image suatu produk, maka semakin besar dampak pada keputusan konsumen dalam membeli produk tersebut, sehingga dapat terjadi dampak positif seperti pembelian ulang terus-menerus dan menimbulkan kepercayaan pada produk tersebut.

Akan tetapi, hasil penelitian Bloemer, deRuyter & Peeters (1998) justru mengungkapkan brand image tidak memiliki hubungan yang signifikan pada keputusan pembelian konsumen.

Karena dianggap brand image tidak mengambil peran yang mampu mempengaruhi konsumen dalam membeli. Hal itu disebabkan adanya variabel lain yang memiliki peran lebih penting dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Hipotesis

Berdasarkan pemahaman tersebut, hipotesis yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah :

H0 : Tidak ada hubungan antara Brand Image dengan Pengambilan Keputusan Pembelian Iphone Series pada mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana.

H1 : Ada hubungan antara Brand Image dengan Pengambilan Keputusan Pembelian Iphone Series pada mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana.

METODE PENELITIAN Partisipan

(22)

Kristen Satya Wacana pengguna Iphone Series, dimana jumlah ini sudah melebihi jumlah sampel minimum menurut Frankel & Wallen (1993) yaitu sebesar 50 sampel, dan juga menurut Azwar (2012) yaitu 60 orang. Partisipan terdiri dari 39 perempuan dan 41 laki-laki yang berusia antara 19-23 tahun. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini mempunyai kriteria tertentu, adapun kriteria tersebut sebagai berikut :

a. Merupakan mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

b. Menggunakan salah satu dari series Iphone, yaitu Iphone 2, Iphone 3, Iphone 4, Iphone 5, Iphone 6, dan Iphone 6+

Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penulis melakukan pengumpulan data dengan menyebarkan angket atau kuesioner pada tanggal 15 Mei 2015 s/d 22 Mei 2015 dengan cara, penulis langsung mencari mahasiswa yang menggunakan Iphone, bertanya dan meminta tolong dengan teman yang sekiranya mempunyai kenalan mahasiswa yang juga menggunakan Iphone. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan yang dikehendaki (Anshori, 2009). Pada penelitian ini, penulis menggunakan try out terpakai, dimana subjek yang digunakan untuk try out digunakan sekaligus untuk penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian diolah menggunakan bantuan program computer SPSS 17.0 for windows.

(23)

Skala brand image disusun oleh penulis berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan Keller, (dalam Durrani, Godil, Baig, & Sajid, 2015) yaitu Keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association), Kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association), dan Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association).

Penilaian skala ini adalah, makin tinggi skor yang diperoleh, maka brand imagenya semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh maka brand imagenya semakin rendah. Skala ini menggunakan format Likert yang terdiri dari 4 alternatif

jawaban. Total aitem yang digunakan adalah 27 aitem. Setelah dilakukan pengujian daya diskriminasi aitem, maka ditemukan terdapat 1 aitem yang gugur (aitem 24). Dari uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach diperoleh hasil α = 0,846 ( > 0,80), yang berarti reliabilitas alat ukur tergolong reliabel (Guilford, 1956).

Skala Pengambilan Keputusan Pembelian

Skala pengambilan keputusan pembelian disusun oleh penulis berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan Kotler dalam (Boonwanna, Srisuwannapa, & Rojniruttikul, 2014) yaitu Pengenalan Kebutuhan, Pencarian Informasi, Evaluasi Alternatif, Keputusan Pembelian, dan Perilaku Setelah Pembelian.

(24)

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskripstif

Pengambilan Keputusan

Tabel 2 : Kategorisasi Pengukuran Skala Pengambilan Keputusan

NO. Interval Kategori Mean N Presentase (%)

1. 61,2 ≤ x ≤ 72 Sangat Tepat 28 35%

2. 50,4 ≤ x < 61,2 Tepat 59,15 49 61,25%

3. 39,6 ≤ x < 50,4 Cukup Tepat 3 3,75%

4. 28,8 ≤ x < 39,6 Tidak Tepat 0 0%

5. 18 ≤ x < 28,8 Sangat Tidak Tepat 0 0%

Jumlah 80 100%

SD = 4,79 Min = 46 Max = 69

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang memiliki skor pengambilan keputusan yang berada pada kategori sangat tidak tepat dan tidak tepat berjumlah jumlah 0 mahasiswa dan presentase 0%, mahasiswa dengan pengambilan keputusan yang berada pada kategori cukup tepat berjumlah 3 mahasiswa dan presentase 3,75%, mahasiswa dengan pengambilan keputusan yang berada pada kategori tepat berjumlah 49 mahasiswa dan presentase 61,25%, mahasiswa dengan pengambilan keputusan yang berada pada kategori sangat tepat berjumlah 28 mahasiswa dan presentase 35%. Berdasarkan presentase di atas, ditemukan rata-rata mahasiswa mengikuti tahap-tahap pengambilan keputusan pada kategori tinggi, dengan mean = 59,15. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 46 sampai dengan skor maksimum sebesar 69 dengan standard deviasi 4,79.

Brand Image

Tabel 3 : Kategorisasi Pengukuran Skala Brand Image

NO. Interval Kategori Mean N Presentase (%)

1. 88,4 ≤ x ≤ 104 Sangat Tinggi 15 18,75%

2. 72,8 ≤ x < 88,4 Tinggi 83,47 59 73,75%

(25)

4. 41,6 ≤ x < 57,2 Rendah 0 0%

5. 26 ≤ x < 41,6 Sangat Rendah 0 0%

Jumlah 80 100%

SD = 7,40 Min = 61 Max = 102

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang melihat brand image pada kategori sangat rendah dan rendah berjumlah 0 mahasiswa dan presentase 0%, mahasiswa yang melihat brand image pada kategori sedang berjumlah 6 mahasiswa dan presentase 7,5%, mahasiswa yang melihat brand image pada kategori tinggi berjumlah 59 mahasiswa dan presentase 73,75%, mahasiswa yang melihat brand image pada kategori sangat tinggi berjumlah 15 mahasiswa dan presentase 18,75%. Berdasarkan presentase di atas, ditemukan rata-rata mahasiswa melihat brand image pada kategori tinggi, dengan mean = 83,47. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 61 sampai dengan skor maksimum sebesar 102 dengan standard deviasi 7,40.

Uji Normalitas

Tabel 4 : Hasil Uji Normalitas Brand Image dengan Pengambilan Keputusan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Brand_Image

Pengambilan_Keputus an

N 80 80

Normal Parametersa,,b Mean 83.4750 59.1500 Std. Deviation 7.40163 4.79213 Most Extreme

Differences

Absolute .159 .100

Positive .106 .089

Negative -.159 -.100

Kolmogorov-Smirnov Z 1.418 .897

Asymp. Sig. (2-tailed) .036 .397

(26)

Berdasarkan uji hasil pengujian normalitas pada tabel 2 di atas, salah satu variabel memiliki signifikansi p > 0,05, dan variable lainnya memiliki signifikan p < 0,05. Variabel brand image memiliki nilai K-S-Z sebesar 1,418 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,036

(p < 0,05). Oleh karena nilai signifikansi p < 0,05, maka distribusi data brand image berdistribusi tidak normal. Akan tetapi pada variabel pengambilan keputusan memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,897 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,397 (p > 0,05). Dengan demikian data pengambilan keputusan berdistribusi normal.

Uji Linearitas

Table 5 : Hasil Uji Linearitas antara Brand Image dengan Pengambilan Keputusan ANOVA Table

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig. Pengambilan_Kep

utusan * Brand_Image

Between Groups

(Combined) 639.848 28 22.852 .992 .496 Linearity 5.819 1 5.819 .253 .617 Deviation from

Linearity

634.028 27 23.483 1.020 .463

Within Groups 1174.352 51 23.027

Total 1814.200 79

Dari uji linearitas, maka diperoleh nilai Fbeda sebesar 1,020 (p > 0,05) dengan sig.= 0,463 (p > 0,05) yang menunjukkan hubungan antar brand image dengan pengambilan keputusan adalah linier.

Analisis Korelasi

(27)

Brand_Image

Pengambilan_ Keputusan Spearman's rho Brand_Image Correlation

Coefficient

1.000 -.063

Sig. (2-tailed) . .578

N 80 80

Pengambilan_Keputusa n

Correlation Coefficient

-.063 1.000

Sig. (2-tailed) .578 .

N 80 80

Berdasarkan hasil pengujian uji korelasi Spearman-Brown diperoleh koefisien korelasi antara brand image dengan pengambilan keputusan sebesar -0,063 dengan sig. = 0,578 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan signifikan antara brand image dengan pengambilan keputusan pembelian.

Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis penelitian, diperoleh hasil bahwa H0 diterima, dan H1 ditolak. Hasil uji hipotesis menunjukkan koefisien korelasi sebesar -0,063 dengan sig. = 0,578 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan signifikan antara brand image dengan pengambilan keputusan pembelian. Ada beberapa kemungkinan yang dapat menyebabkan kedua variabel tersebut tidak berhubungan signifikan. Pertama, sebagian besar konsumen menganggap bahwa brand image bukan menjadi sesuatu yang penting bagi mereka, di dalam proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, konsumen tidak menjadikan brand image sebagai hal yang utama dalam pemenuhan kebutuhan. Kedua, pada umumnya konsumen menganggap bahwa brand image bukan satu-satunya hal yang menjadi bahan pertimbangan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan dalam membeli suatu produk.

(28)

pembelian konsumen, karena dianggap bahwa ada variabel lainnya yang memiliki peran langsung terhadap keputusan pembelian itu sendiri, misalnya harga dan sebagainya. Dalam penelitian ini pun mendapatkan hasil bahwa brand image tidak berhubungan dengan pengambilan keputusan, karena seorang konsumen bisa saja mengikuti tahap-tahap pengambilan keputusan akan tetapi tidak memperhitungkan brand image itu sendiri, karena sebagian konsumen menganggap bahwa brand image bukanlah suatu hal yang penting dan yang utama dalam mengambil keputusan untuk memenuhi kebutuhannya.

Selain itu, dalam penelitian Mohammad, Mohammed, Tasnuba, dan Alexandru (2010), juga menyatakan bahwa konsumen justru akan memilih jalan pintas atau tidak mengikuti tahap-tahap pengambilan keputusan yang tepat, jika adanya potongan harga dari suatu produk atau produk yang memiliki harga cenderung rendah, sehingga brand image tidak menjadi bahan pertimbangan dalam membeli. Seperti yang diungkapkan dalam penelitian Kennard (1995) bahwa atribut produk lebih memiliki hubungan positif terhadap pengambilan keputusan pembelian dibandingkan dengan brand image. Walaupun suatu produk memiliki brand image yang positif, konsumen tetap melakukan perbandingan dengan melihat atribut produk seperti kualitas dan harga. Sehingga brand image tidak menjadi hal yang utama dan satu-satunya pertimbangan dalam mengambil keputusan membeli.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya, Silvia & Alwi (2008) yang menemukan bahwa brand image meningkatkan keputusan pembelian konsumen, dimana saat suatu produk memiliki brand image yang positif di masyarakat, maka hal itu akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen pada produk tersebut, karena dianggap bahwa brand image berhubungan dengan persepsi konsumen. Lebih lanjut, Alamgir, Nasir,

(29)

terhadap pengambilan keputusan konsumen dalam membeli mobil, penelitian tersebut mengungkapkan saat suatu merek sudah dipercaya oleh konsumen maka dengan kata lain merek tersebut memiliki citra yang positif di mata konsumen, sehingga hal itu akan mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian konsumen pada merek tersebut. Akan tetapi penelitian ini menemukan hasil yang berbeda.

Tidak adanya hubungan antara brand image dengan pengambilan keputusan pembelian dalam penelitian ini bisa dikarenakan item-item yang digunakan dalam kuesioner, untuk mengukur brand image dan pengambilan keputusan belum spesifik, sehingga hal ini membuat tidak ada korelasi antar dua variabel.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa tidak ada hubungan antara brand image dengan pengambilan keputusan pembelian iphone series pada mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, yang berarti H0 diterima, dan H1 ditolak.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai, serta mengingat masih banyaknya keterbatasan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut a. Bagi konsumen

(30)

b. Bagi produsen

Setiap produsen hendaknya memberikan kebenaran dari produk yang dipasarkan, agar konsumen tidak salah mendapat informasi. Sehingga konsumen bisa berpikir cermat dan mempertimbangkan berbagai hal terkait beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian. Jadi, tidak hanya mengambil keuntungan sepihak yang dapat merugikan konsumen.

c. Bagi peneliti selanjutnya

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, D.A. (1991). “Managing Brand Equity: Capitalizing on the value of a brand name”. New York: Free Press.

Alamgir M., Nasir T., Shamsuddoha M., & Nedelea A. (2010). Influence Of Brand Name On Consumer Decision Making Process- An Empirical Studi On Car Buyers. Va Trimitem Atasat, 10 (2).

Alfian, B. (2012). Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Mobil Toyota Kijang Innova Pada PT. Hadji Kalla Cabang Polman. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Makassar.

Anonym. (2010). Kuliah 10: Sampling, http://www.google.com diakses pada tanggal 13 Maret 2012 pukul 20.33.

Anwar, A., Gulzar, A., Fahid, B.S., Akram, S.N. (2011). Impact Of Brand Image, Trust And Affect On Consumer Brand Extension Attitude: The Mediating Role Of Brand Loyalty. International Journal of Economics and Management Sciences, 1 (5), 73-79.

Arianto A.B. (2011). Pengaruh Atribut Produk, Harga, Kebutuhan Mencari Variasi dan Ketidakpuasan Konsumen terhadap Keputusan Perpindahan Merek dari Samsung Galaxy Series di Kota Malang.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 2). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Boonwanna P., Srisuwannapa C., & Rojniruttikul N. (2014). Brand Equity Affecting Purchasing Decision Process of Doughnut from the Department Store in Bangkok. Proceedings of Annual Tokyo Business Research Conference.

Durrani B.A., Godil D.I., Baig M.U., & Sajid S. (2015). Impact Of Brand Image On Buying Behaviour Among Teenagers. European Scientific Journal, 11 (5).

Ferrinadewi, Erna. (2009). Merek & psikologi konsumen: implikasi pada strategi pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Frankel, J., & Wallen, N. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education (2nd ed). New York : McGraw-Hill Inc.

(32)

James F.E., Roger D.B., Paul W.M., (1994). Perilaku Konsumen (Edisi ke-6 jilid 1). Binarupa Aksara, Jakarta.

Jeddi S., Atefi Z., Jalali M., Poureisa A., & Haghi H. (2013). Consumer Behaviour and Consumer Buying Decision Process. International Journal of Business and Behavioral Sciences, 3 (5).

Keller, K.L., (1993). Conceptualizing, Measuring, and Managing Customer-Based Brand Equity. Journal of Marketing, 57.

Keller, K.L. (2003). Strategic Brand Management, Building Measurement and Managing Brand Equity, Upper Sadle River, NJ Pearson Education Internasional.

Kennard, M. (1995). Influence Of Brand Image On Consumer Decision Making Process. International Journal of Business, 6 (10).

Kotler & Keller. (2006). Manajamen Pemasaran (Edisi-12). Jakarta: Indeks.

Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 1 (Edisi 12). Ahli bahasa Benyamin Molan. Jakarta : Erlangga.

Kotler, Philip. (2004). Manajemen Pemasaran 2, Edisi Millenium, PT. Ikrar Mandiri, Jakarta. Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran (Edisi 11). Diterjemahkan oleh Benyamin Molan Jilid

2. Jakarta : Indeks.

Lunenburg F C. (2010). The Decision Making Process. National Forum Of Educational Administration And Supervision Journal, 27 (4).

Oladepo I., & Abimbola S. (2015). The Influence Of Brand Image And Promotional Mix On Consumer Buying Decision- A Study Of Beverage Consumers In Lagos State, Nigeria. British Journal of Marketing Studies, 3 (4), 97-109.

Peter & Olson. (2002). Perilaku Konsumen Strategi Pemasaran. Jakarta : Erlangga. Rangkuti, Freddy. (2009). The Power of Brands. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Schiffman, L., & Kanuk, L.L. (2000). Perilaku Konsumen (Edisi ketujuh). Jakarta : Indeks. Seema A.S., (2014). Managing Brand Image Overtime: A Study on Dhara Edible Oil. Kadakia

International Journal of Research in Multidiscipline.

Silvia, R. and Alwi, S. (2008). Online corporate brand image, satisfaction, and loyalty. Brand Management, 16 (3), 119-144.

Somantri, A & Sambas, A. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.

(33)

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Gambar

Grafik Penjualan Iphone Tahun 2007 Tabel 1. – Tahun 2014
Tabel 2 : Kategorisasi Pengukuran Skala Pengambilan Keputusan
Tabel 4 : Hasil Uji Normalitas Brand Image dengan Pengambilan Keputusan
Table 5 : Hasil Uji Linearitas antara Brand Image dengan Pengambilan Keputusan

Referensi

Dokumen terkait

proses penulisan skripsi ini. • Segenap pihak yang tumt membantu penulis dalam penYUSUD8D skripsi ini. Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya apabila dalam

Tahun 2026 81 buah.. Analisis Sistem Pengumpulan Dengan Optimasi Reduksi Berdasarkan Aspek Teknis dan Aspek Partisipasi Masyarakat. ▪ Optimasi Sistem Pengumpulan Sampah

Sehingga, makanan tersebut memiliki bentuk, tekstur, dan rasa yang bervariasi dan diberikan kepada pasien yang berdasarkan penyakitnya tidak memerlukan makanan (diet) khusus

Data hasil tangkapan disajikan dalam bentuk tabel beserta diagram, kemudian dianalisis secara deskriptif menurut pokok-pokok pembahasan seperti komposisi total hasil tangkapan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara luas pengungkapan sukarela (item pengungkapan sukarela) dan karakteristik perusahaan (ukuran

Dua lingkaran yang sama dengan jari-jari r berada di dalam segitiga yang bersinggungan dan juga sisi AC dan AB dan lingkaran yang lain menyinggung sisi AC dan

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia- Nya sehingga dapat terselesaikannya Skripsi dengan judul “ HUBUNGAN ANTARA ASI EKSKLUSIF,

Pengawasan terhadap APBDes yang dilakukan oleh BPD telah dilaksanakan, hal ini diketahui dari proses pengawasan yang dilakukan oleh BPD terhadap Laporan Penyelenggaraan