• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Perencanaan Pajak (Tax Planning) dalam Meminimalkan pajak Penghasilan Terutang (Studi Kasus pada PT X).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Perencanaan Pajak (Tax Planning) dalam Meminimalkan pajak Penghasilan Terutang (Studi Kasus pada PT X)."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

One of the largest state revenue comes from tax, but Indonesia’s self assessment system makes taxpayers use a variety of ways to avoid taxes, especially income tax. Tax planning can be one solution for taxpayers to continue pay the tax efficiently and without breaking the tax laws and regulations. Descriptive analysis method was used to describe variables systematically. The quantitative approach carried out by statistical tests that use financial statement data for two years to find out how big the role of tax planning to minimize income tax payable.The results of this study showed that the role of tax planning to minimize income taxes payable in PT X is not significant, because PT X is a new company established in 2008, so the accumulation of costs occur in the first year. This is not comparable with the imposition of costs in the second year. Therefore we need more comparative data so that the results of research may be more significant.

(2)

ABSTRAK

Salah satu penerimaan pendapatan negara terbesar berasal dari sektor pajak. Akan tetapi self assessment system yang berlaku di Indonesia membuat Wajib Pajak menggunakan berbagai macam cara untuk menghindari pajak terutama pajak penghasilan. Perencanaan pajak dapat menjadi salah satu solusi bagi Wajib pajak untuk tetap membayar pajak dengan jumlah yang efisien dan tidak melanggar peraturan perpajakan yang berlaku. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yang menggambarkan variabel-variabel secara sistematis. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan pengujian data secara statistik melalui data laporan keuangan selama dua tahun untuk mengetahui seberapa besar peranan perencanaan pajak dalam meminimalkan pajak penghasilan terutang. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa peranan perencanaan pajak dalam meminimalkan pajak penghasilan terutang pada PT X tidak signifikan, karena PT X merupakan perusahaan yang baru berdiri tahun 2008 sehingga terjadi penumpukan biaya pada tahun pertama. Hal ini tidak sebanding dengan pembebanan biaya di tahun kedua. Oleh karena itu diperlukan data pembanding lainnya agar hasil penelitian lebih signifikan.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………..………...

HALAMAN PENGESAHAN………....

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………...

KATA PENGANTAR………

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian….………

1.4 Kegunaan Penelitian………..………...

1.5 Waktu dan Lokasi Penelitian………...

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS………..……….

2.1 Kajian Pustaka.………..………...

(4)

2.1.2 Fungsi Pajak…..………

2.1.3 Hukum Pajak Materiil dan Hukum Pajak Formil………….

2.1.4 Pengelompokkan Pajak.……….

2.1.5 Asas Pemungutan Pajak.………

2.1.6 Hambatan Pemungutan Pajak.………...

2.1.7 Tarif Pajak.……….

2.1.8 Timbul dan Hapusnya Utang Pajak.………...

2.1.8.1 Timbulnya Utang Pajak.………..…….

2.1.8.2 Berakhirnya Utang Pajak………...

2.2 Pajak Penghasilan..………...

2.2.1 Subjek Pajak.………..

2.2.2 Objek Pajak.………...

2.2.3 Penghasilan yang Dikecualikan dari Pajak.………...

2.2.4 Penghasilan Tidak Kena Pajak.………..

2.2.5 Pengurang Penghasilan Kena Pajak.……...

2.2.6 Biaya yang Tidak Dapat Dikurangkan.………..

2.2.7 Pajak Penghasilan Pasal 21………...

2.2.7.1 Objek Pajak PPh Pasal 21.………..

2.2.8 Pajak Penghasilan Pasal 22.………...

2.2.8.1 Objek Pemungutan PPh Pasal 22...………..

2.2.8.2 Tarif Pemungutan PPh Pasal 22...………

2.2.9 Pajak Penghasilan Pasal 23...……….

2.2.9.1 Objek Pemotongan PPh Pasal 23...……….

(5)

2.2.10 Pajak Penghasilan Pasal 25...……….

2.2.10.1 Cara Menghitung Besarnya PPh Pasal 25…………

2.2.10.2 Hal-hal Tertentu untuk Penghitungan Besarnya

Angsuran PPh Pasal 25………...………

2.3 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah………..………...

2.3.1 Barang Kena Pajak...………..…...

2.3.2 Jasa Kena Pajak…...……….…..…………

2.3.3 Pengusaha Kena Pajak...……….…..……….

2.3.4 Objek Pertambahan Nilai…...………...…….

2.3.5 Pajak Penjualan atas Barang Mewah.………..…..

2.3.6 Tarif PPN dan PPnBM………..….

2.4 Manajemen Pajak………...

2.4.1 Definisi dan Tujuan Manajemen Pajak.……….

2.4.2 Perencanaan Pajak...

2.4.3 Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan……..……….

2.4.4 Pengendalian Pajak…..………..

2.5 Motivasi Dilakukannya Perencanaan Pajak………...

2.6 Tahapan dalam Membuat Perencanaan Pajak………

2.7 Perencanaan Pajak untuk Mengefisiensikan Beban Pajak………….

2.8 Perlakuan Biaya yang Menghemat Pajak………...

2.8.1 Penghematan Biaya Pada Leasing……….

2.8.2 Pemilihan Metode Penyusutan………...

(6)

2.8.4 Pemanfaatan Biaya Bunga……….

2.8.5 Pengaturan Biaya Natura dan Kenikmatan………

2.8.6 Pengaturan Gaji Anggota Persekutuan………...

2.8.7 Pengaturan Premi Asuransi Karyawan………...

2.8.8 Pemilihan Metode Pengakuan Selisih Kurs………...

2.8.9 Pengaturan Pembiayaan Tunjangan………...

2.9 Kerangka Pemikiran………...

BAB III METODE PENELITIAN……….……….

3.1 Objek Penelitian……….………

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan………...

3.1.2 Gambaran Umum Perusahaan…………...

3.2 Metode Penelitian………...

3.2.1 Variabel Operasional………..………

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data……….……

3.2.3 Teknik Pengolahan Data………..…..

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………

4.1 Kebijakan Akuntansi yang Diterapkan Perusahaan…………...

4.1.1 Pengakuan Penghasilan.………...

4.1.2 Pengakuan Biaya……….………...

4.1.3 Persediaan Bahan Baku………...

4.1.4 Penyusutan Aset Tetap……….………..

4.1.5 Hutang Usaha……….

(7)

4.2 Perhitungan PPh Terutang Sebelum Penerapan Perencanaan Pajak..

4.2.1 Biaya yang Tidak Boleh Dikurangkan…………...

4.2.2 Koreksi Fiskal………..………..

4.2.3 Perhitungan PPh Terutang Setelah Koreksi Fiskal…………

4.3 Penerapan Perencanaan Pajak………..………

4.3.1 Cara Penerapan Perencanaan Pajak………...

4.3.2 Perhitungan PPh Terutang Sesudah Perencanaan Pajak……

4.4 Analisis Perencanaan Pajak dalam Meminimalkan Pajak

Penghasilan Terutang dengan Uji Statistika Paired Sample

T-Test……….

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………..

5.1 Simpulan………...

5.2 Saran………...

DAFTAR PUSTAKA……….

LAMPIRAN………

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS (CURICULUM VITAE)……….. 76

79

81

82

86

88

90

94

96

96

98

99

100

(8)

DAFTAR TABEL

Amortisasi Harta Tidak Berwujud………...

Laporan Laba Rugi PT X per 31 Desember 2008……….

Laporan Laba Rugi PT X per 31 Desember 2009……….

Koreksi Fiskal Tahun 2008………

Koreksi Fiskal Tahun 2009………

Laporan Laba Rugi Fiskal Tahun 2008 Sebelum Perencanaan

Pajak………

Laporan Laba Rugi Fiskal Tahun 2009 Sebelum Perencanaan Pajak

Penyusutan Aktiva PT X……….

Laporan Laba Rugi Fiskal Tahun 2008 Setelah Penerapan

Perencanaan Pajak………..………

Laporan Laba Rugi Fiskal tahun 2009 Setelah Penerapan

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A

LAMPIRAN B

Daftar Beban Usaha Deductible/Non Deductible

2009……...

UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan………...

101

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pembayaran pajak dari Wajib Pajak kepada negara merupakan suatu hal yang wajib

dilakukan. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang sangat

berpengaruh terhadap anggaran negara dan kelangsungan pemerintahan yang sedang

berjalan. Pajak itu sendiri berarti iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum (Soemitro, seperti dikutip Mardiasmo, 2009:1). Pajak

digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluaran

yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945

pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan baik

bagi negara maupun warganya. Dengan demikian kedudukan perpajakan di negara

Indonesia sangat kuat karena berkaitan dengan UUD 1945 yang tidak dapat diganggu

gugat.

Setiap Wajib Pajak wajib membayarkan pajak penghasilan terutang yang

diperhitungkan dari penghasilan yang diperoleh wajib pajak tersebut. Menurut

Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 pengertian penghasilan

adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib

Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat

untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam

(11)

Bab 1 Pendahuluan 2

Penghasilan adalah Pajak yang dipungut dari penghasilan yang diperoleh oleh Wajib

Pajak yang telah memenuhi ketentuan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Pajak Penghasilan Badan adalah pajak yang dipungut dari penghasilan yang

diperoleh oleh suatu badan (perusahaan).

UU Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat 1 menyatakan, yang

menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan

ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia

maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk

menambah kekayaan wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam

bentuk apapun. Dilihat dari mengalirnya tambahan kemampuan ekonomis kepada

Wajib Pajak, penghasilan dapat dikelompokkan menjadi: penghasilan dari pekerjaan

dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas, penghasilan dari usaha dan kegiatan dari

modal, serta penghasilan lain-lain. Atas penghasilan-penghasilan tertentu dikenakan

Pajak Penghasilan yang diatur sendiri dengan Peraturan pemerintah, sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 Undang-undang Nomor 36 tahun 2008 tentang pajak

penghasilan, yaitu penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan-tabungan

lainnya, penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya di bursa efek,

penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan serta penghasilan

tertentu lainnya.

Pada umumnya Wajib Pajak merasa keberatan dengan jumlah pajak

penghasilan terutang yang harus dibayarkan kepada negara. Perencanaan pajak dapat

diterapkan dalam menghitung besarnya pajak penghasilan terutang sehingga jumlah

pajak penghasilan yang disetorkan dapat diminimalkan. Akan tetapi, untuk dapat

(12)

Bab 1 Pendahuluan 3

berlaku dalam perpajakan agar tidak menyalahi aturan yang berlaku. Apabila Wajib

Pajak menyalahi aturan yang berlaku, maka akan dikenakan denda. Perencanaan

perpajakan atau tax planning merupakan salah satu kegiatan perencanaan perusahaan berkaitan dengan kegiatan usaha yang dilakukan oleh pengusaha untuk dapat

melakukan kewajiban dan mendapatkan hak berkaitan perpajakan, yang akan

berdampak tidak merugikan bagi pengusaha (Muljono,2009).

Perencanaan pajak adalah suatu proses pengintegrasian usaha-usaha Wajib

Pajak atau sekelompok Wajib Pajak untuk meminimalisasikan beban atau kewajiban

pajaknya, baik yang berupa penghasilan maupun pajak-pajak yang lain: melalui

pemanfaatan fasilitas perpajakan dan perundang-undangan perpajakan. Perencanaan

pajak itu sendiri bertujuan untuk merekayasa agar beban pajak serendah mungkin

dengan memanfaatkan peraturan yang ada. Kewajiban pajak dapat diminimalkan

dengan 3 cara yaitu:

1. Lawful berarti dilakukan sesuai dengan ketentuan perpajakan. 2. Unlawful berati dilakukan dengan melanggar peraturan perpajakan.

3. Tax avoidance adalah suatu rekayasa yang masih tetap berada dalam bingkai ketentuan perpajakan.

Wajib Pajak berhak untuk melakukan perencanaan pajak dengan cara yang

ketiga yaitu tax avoidance. Dengan cara tax avoidance ini, Wajib Pajak dapat menyetorkan pajak dengan jumlah yang lebih kecil dan tidak melanggar ketentuan

dan undang-undang perpajakan yang berlaku. Salah satu cara untuk melakukan tax avoidance ini adalah dengan menerapkan perencanaan pajak.

Motivasi yang mendasari dilakukannya suatu perencanaan pajak umumnya

(13)

Bab 1 Pendahuluan 4

1. Kebijakan perpajakan (tax policy)

Kebijakan perpajakan (tax policy) merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang hendak dituju dalam sistem perpajakan.

2. Undang-undang perpajakan (tax law)

Kenyataan menunjukkan bahwa di mana pun tidak ada undang-undang yang

mengatur setiap permasalahan secara sempurna. Akibatnya terbuka celah

(loopholes) bagi Wajib Pajak untuk menganalisis kesempatan tersebut dengan cermat untuk perencanaan pajak yang baik.

3. Administrasi perpajakan (tax administration)

Indonesia merupakan Negara dengan wilayah luas dan jumlah penduduk yang

banyak. Sebagai Negara berkembang, Indonesia masih mengalami kesulitan

dalam melaksanakan administrasi perpajakannya secara memadai, hal ini

mendorong perusahaan untuk melaksanakan perencanaan pajak dengan baik

agar terhindar dari sanksi administrasi maupun pidana karena adanya perbedaan

penafsiran antara aparat fiskus dengan Wajib Pajak akibat luasnya peraturan

perpajakan yang berlaku dan sistem informasi yang masih belum efektif.

Penulis melakukan penelitian yang berkaitan dengan perencanaan pajak pada

PT X karena perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang belum lama berdiri

sehingga belum menerapkan perencanaan pajak dan diharapkan penelitian ini dapat

berguna bagi perurusahaan agar pembayaran pajak penghasilan terutang lebih

efisien.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud melakukan

(14)

Bab 1 Pendahuluan 5

penelitian “Peranan Perencanaan Pajak (Tax Planning) Dalam Meminimalkan

Pajak Penghasilan Terutang” (Studi Kasus Pada PT X)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan perhitungan pajak penghasilan terutang dengan pendekatan perencanaan

pajak, penulis bermaksud untuk memperoleh bukti secara empiris:

1. Apakah perencanaan pajak dapat membantu meminimalkan pajak penghasilan

terutang pada PT X?

2. Apakah terdapat kendala bagi perusahaan dalam menerapkan perencanaan

pajak?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara pajak penghasilan terutang

sebelum dan sesudah perencanaan pajak?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menempuh sidang sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi

Universitas Kristen Maranatha.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menemukan bukti empiris

mengenai:

1. Peranan perencanan pajak dalam usaha meminimalkan pajak penghasilan

terutang.

2. Kendala-kendala yang mungkin terdapat dalam penerapan perencanaan pajak

pada perusahaan.

3. Seberapa besar tingkat perbedaan antara pajak penghasilan terutang sebelum dan

(15)

Bab 1 Pendahuluan 6

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat penelitian, yaitu:

1. Bagi penulis:

a. Menambah pemahaman penulis mengenai peran perencanaan pajak dalam

perhitungan pajak penghasilan.

b. Memberikan contoh nyata dalam menerapkan teori-teori mengenai

perpajakan yang telah diterima selama di bangku perkuliahan.

2. Bagi perusahaan:

a. Memberikan bukti empiris mengenai perencanaan pajak yang dapat

meminimalkan pajak penghasilan terutang.

b. Dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menerapkan pendekatan

perencanaan pajak dalam perhitungan pajak penghasilan di masa yang akan

datang.

3. Bagi Masyarakat:

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada masyarakat yang

ingin mengetahui mengenai peranan perencanaan pajak dalam perhitungan pajak

penghasilan.

1.5 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada PT X, yang bertempat di Komplek Bisnis

Kawasan Bandung Barat, Bandung. Penelitian direncanakan akan dilakukan dari

(16)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis melalui analisis data laporan

keuangan mengenai perencanaan pajak, maka penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Perencanaan pajak dapat membantu meminimalkan pajak penghasilan terutang

pada PT X. Perbedaan pajak penghasilan terutang sebelum dan sesudah

perencanaan pajak dapat dilihat sebagai berikut:

Keterangan

Tahun 2008 (dalam Rupiah)

Tahun 2009 (dalam Rupiah)

PPh Terutang Sebelum

Perencanaan Pajak 78,001,062.37 70,394,041.90

PPh Terutang Sesudah

Perencanaan Pajak 50,091,611.00 61,898,238.56

Sumber: Hasil Penelitian

Setelah perencanaan pajak yang dilakukan pada PT X, PPh terutang Tahun 2008

menurun sebesar Rp 27.909.451,37, sedangkan pada tahun 2009 menurun

sebesar Rp 8.495.803,34. Penurunan pajak penghasilan terutang tersebut

disebabkan oleh pengakuan biaya yang dioptimalkan tanpa melanggar peraturan

perpajakan yang berlaku.

2. PT X memiliki beberapa kendala dalam menerapkan perencanaan pajak.

Kendala tersebut adalah kurangnya pengetahuan, pemahaman dan kemampuan

(17)

Bab V Simpulan dan Saran 97

dapat membantu meminimalkan PPh terutang. Selain itu, karyawan (khususnya

bagian akuntansi) juga kurang up to date mengenai perkembangan peraturan yang yang sering mengalami perubahan.

3. Perencanaan pajak yang diterapkan pada PT X dapat mengurangi pajak

penghasilan terutang, akan tetapi perbedaan hasil perhitungan pajak penghasilan

terutang sebelum dan sesudah perencanaan pajak kurang signifikan. Setelah

dilakukan pengujian statistika dalam program SPSS, maka perbedaan pajak

penghasilan terutang sebelum dan sesudah perencanaan pajak dapat dilihat pada

tabel Paired Samples Test yang menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,312 > 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima sehingga tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara pajak penghasilan terutang sebelum

dan sesudah perencanaan pajak. Hal ini disebabkan oleh selisih penurunan pajak

penghasilan terutang sebelum dan sesudah perencanaan pajak pada tahun 2008

dan 2009 berbeda cukup jauh. Penurunan pajak penghasilan terutang tahun 2008

sebesar Rp 27.909.451,37, sedangkan penurunan pajak penghasilan terutang

pada tahun 2009 sebesar Rp 8.495.803,34. Selisih penurunan yang cukup jauh

ini menyebabkan hasil pengujian dianggap kurang signifikan. PT X merupakan

perusahaan yang baru berdiri, sehingga penghasilan dan biaya yang disajikan

belum stabil. Tahun 2008 perusahaan menyajikan laporan keuangan yang

pertama, sehingga terjadi penumpukan biaya yang lebih besar dari tahun-tahun

berikutnya. Selain itu metode penyusutan aktiva akan mempengaruhi besarnya

biaya yang diakui. Metode penyusutan saldo menurun menyebabkan biaya

penyusutan yang diakui pada tahun 2008 lebih besar dari tahun-tahun

(18)

Bab V Simpulan dan Saran 98

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah dibahas, maka penulis

memberikan beberapa saran sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi

perusahaan yang mungkin dapat lebih meningkatkan efisiensi pembayaran pajak

terutang, yaitu:

1. Pajak penghasilan terutang dihitung berdasarkan penghasilan yang diperoleh

dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dalam usaha meminimalkan pajak

penghasilan terutang tersebut, perusahaan harus mencari peluang dan

memanfaatkan peraturan perpajakan yang berlaku serta menerapkan prinsip

taxable dan deductible sehingga pajak penghasilan terutang dapat diminalkan. 2. Perusahaan sebaiknya meningkatkan keahlian karyawan khususnya bagian

akuntansi untuk lebih memhami mengenai perencanaan pajak (tax planning) dan mempelajari peraturan perpajakan serta selalu up to date dalam perubahan peraturan perpajakan yang sering terjadi.

3. Saran bagi peneliti berikutnya diharapkan penelitian ini dapat memberikan

gambaran mengenai perencanaan pajak, namun masih banyak strategi mengenai

perencanaan pajak yang lebih bervariasi, sehingga peneliti berikutnya harus

lebih memperdalam pengetahuan dan strategi perencanaan pajak serta selalu

mengikuti perubahan-perubahan peraturan perpajakan agar perencanaan pajak

tersebut dapat diterapkan lebih baik. Peneliti berikutnya juga diharapkan dapat

memperoleh data yang lebih banyak (lebih dari 2 tahun), sehingga pengujian

(19)

DAFTAR PUSTAKA

________, Perubahan Peraturan PPh Tahun 2009. Diakses dari http://www.pajak.net/blog/2008/10/14/peraturan-pajak-penghasilan-2009-uu-nomor-36-tahun-2008/ pada tanggal 19 November 2010.

________, Perubahan Peraturan PPN Tahun 2009. Diakses dari http://www.docstoc.com/docs/26369084/ pada tanggal 19 November 2010.

________, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 2008. Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

________, Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-undang nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. 2008. Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

________, Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. 2009. Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

Dwiyanto. 2010. Rokok, Objek Pemungutan PPh Pasal 22. diakses dari http://belajarpajak.com/2010/10/17/rokok-objek-pemungutan-pph-22/ pada tanggal 19 november 2010.

Gunadi. 2009. Akuntansi Pajak, Edisi Revisi 2009. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Mardiasmo. 2009. Perpajakan, Edisi Revisi 2009. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Meliala, Tulis S. 2006. Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Penerbit Mitra Wacana

Media. Jakarta.

Muljono, Djoko. 2009. Tax Planning-Menyiasati Pajak dengan Bijak. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Resmi, Siti. 2008. Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi 4. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Suandy, Erly. 2008. Hukum Pajak, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

ANALISIS EKONOMI KESEIMBANGAN

yang akan diaplikasikan seperti rangkaian di atas. Gambar 2.1 Rangkaian yang sudah dicetak

ukuran layar sebesar 7 inch dan di Android 4.1.1

The aim of the experiment was to examine the antiprotozoal activity of the pericarp from Sapindus rarak DC (Sapindaceae), well known for the high saponin content, for its

peserta didik yang telah didapat dari pelaksanaan pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan setiap peserta didik dalam proses belajar mengajar. Selain itu juga

dalam penelitian ini adalah Apa bentuk-bentuk dan pemanfaatan bantuan bagi korban banjir bandang yang bertahan di wilayah