• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kuisioner. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. berupa kuisioner. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian dalam"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

26 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian kuantitatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuisioner ,wawancara ,dan study pustaka dengan instrumen pengumpulan data berupa kuisioner. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian dalam penelitian ini adalah Skala Likert atau Likert Scale.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan . Berdasa1rkan judul yang diangkat yaitu pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan peneliti melakukan penelitian di Jl. Raya Mojosari – Gempol, Kecamatan Pungging, Mojokerto

3.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2014) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasinya adalah karyawan bagian produksi pada UD. Tiga Jaya Vulkanisir di Pungging Mojokerto yang berjumlah 34 orang karyawan pada bagian Buffing Ban Vulkanisir

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2014) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk menentukan besarnya

(2)

sampel menurut Arikunto (2002) apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua, namun apabila subjek penelitian lebih dari 100 dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25%. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan populasi yang berjumlah 34 orang karyawan. Dengan teknik pengambilan sampel karyawan menggunakan tektik total sampling atau sampel jenuh. Sampel jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi yang dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100, Sugiyono (2014).

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu variabel yang digunakan sebagai objek penelitian dan penelitian ini dapat mengetahui variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Berikut definisi operasional variabel :

1. Motivasi Kerja

Suatu dorongan yang timbul dari diri sendiri ataupun dari atasan untuk mengarahkan berupa sikap agar lebih percaya diri untuk bekerja secara produktif untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan. Pada variabel motivasi kerja terdapat 3 indikator yaitu :

X1.1 Keberadaan (existence)

X1.2 Kekerabatan dan Sosial (relatedness) X1.3 Pertumbuhan (growth)

2. Disiplin Kerja (X2)

Sikap kesadaran dan kesediaan seseorang untuk mentaati peraturan yang telah dibuat perusahaan untuk mencapai tujuan. Berikut indikator disiplin kerja:

X1.1 Taat terhadap aturan waktu

X2.2 Taat terhadap peraturan perusahaan

(3)

X2.3 Taat terhadap aturan perilaku dalam pekerjaan X2.4 Taat terhadap peraturan lain dalam perusahaan 3. Kinerja Karyawan (Y)

Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dihasilkan seseorang dalam menjalani pekerjaan berdasarkan kemampuan yang dimiliki setiap individu. Ada 3 indikator yang menggambarkan kinerja karyawan :

Y.1.1 Kualitas Y.1.2 Kuantitas

Y.1.3 Ketepatan waktu 3.5 Jenis dan Sumber data 1. Jenis Data

a. Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari objek penelitian yang berupa angka. Data tersebut diperoleh dari hasil jawaban responden (karyawan) dari kuisioner yang telah disebarkan oleh peneliti dan dari penyebaran kuisioner dihitung menggunakan SPSS.

b. Kualitatitaif

Data kualitatif adalah berupa data yang lebih menekankan pada ciri, sifat atau mutu dari obyek yang diteliti. Data yang berbentuk kata – kata (kalimat) bukan dalam bentuk angka.

2. Sumber Data a. Data Primer

Jenis data yamg digunakan dlam penelitian ini adalah data primer. Menurut Sugiyono (2004) data primer adalah sumber data yang diperoleh secara

(4)

langsung dari sumber asli, data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyan dari penelitian yang dikumpulkan melalui kuisioner dan hasil wawancara secara langsung oleh pemilik usaha dan beberapa karyawan bagian buffing UD. Tiga Jaya Vulkanisir di Pungging Mojokerto.

b. Data Sekunder .

Menurut Sugiyono (2014) data sekunder adalah sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara yang diperoleh dan dicatat oleh pihak lain secara online mapun berupa jurnal, buku dan artikel.

Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui data absensi karyawan, data penjualan, sejarah usaha dan sebagian yang ada dalam dokumen- dokumen pada UD. Tiga Jaya Vulkanisir.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan teknik sebagai berikut :

1. Kuesioner, kuisioner yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang dibuat oleh peneliti dan diberikan kepada responden untuk diisi dan dijawab.

2. Dokumentasi, dokumentasi yaitu pengumpulan data yang di peroleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan.

3.7 Teknik Pengukuran Data

Penelitian ini skala pengukurannya menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2014) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam

(5)

penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Tabel 3.1 Skala Likert

Skor Motivasi Disiplin Kerja Kinerja

Karyawan

1 Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah

2 Rendah Rendah Rendah

3 Cukup Cukup Cukup

4 Tinggi Tinggi Tinggi

5 Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi

Berdasarkan pengukuran variabel Motivasi, Disiplin dan Kinerja dengan pernyataan positif maka dapat diuraikan menjadi 5 kategori:

Keterangan:

1. Skor 5, sebagai jawaban dari motivasi kerja, disiplin kerja dan kinerja karyawan mempunyai indikasi sangat baik dan sangat tinggi dalam pengukurannya.

2. Skor 4, sebagai jawaban dari motivasi kerja, disiplin kerja dan kinerja karyawan mempunyai indikasi baik dan tinggi dalam pengukurannya

3. Skor 3, sebagai jawaban dari motivasi kerja, disiplin kerja dan kinerja karyawan mempunyai indikasi cukup dalam pengukurannya.

4. Skor 2, sebagai jawaban dari motivasi kerja, disiplin kerja dan kinerja karyawan mempunyai indikasi rendah dalam pengukurannya.

(6)

5. Skor 1, sebagai jawaban dari motivasi kerja, disiplin kerja dan kinerja karyawan mempunyai indikasi sangat rendah dalam pengukurannya.

3.8 Pengujian Instrument Penelitian 1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2006) Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kebenaran suatu instrumen. Instrumen yang tepat berarti alat yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu tepat, dimana instrumen itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang ingin diukur. Tinggi rendahnya validitas instrumen ditunjukan dengan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur suatu data supaya tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksudkan agar tercapai kevalidannya.

Menurut Sugiyono (2014), analisis faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. bila korelasi tiap faktor positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat atau valid. Menurut Arikunto (2006:170) rumus untuk menguji validitas angket adalah:

𝑟𝑥𝑦 = 𝑛∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)

√{𝑛∑𝑋2 − (𝑁∑𝑌)2}{+𝑁∑𝑌2 − (∑𝑌)2 Dimana:

rxy = Koefisien korelasi antara skor item dan skor total X = Skor item

Y = Skor total

n = Sampel (Responden)

Adapun kriteria pengujian validitas adalah jika koefisien korelasi rxy lebih besar dari rtabel product moment pada taraf α = 0.05 berarti item dinyatakan valid.

(7)

Arikunto (2006) menyatakan itu valid atau tidaknya suatu item instrument dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi product moment pearson dengan level signifikasi 5% dengan nilai kritisnya adalah sebagai berikut:

a. Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan bernilai positif, maka variabel penelitian tersebut valid.

b. Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔<𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka variabel penelitian tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Dalam pengujian ini, peneliti mengukur reliabelnya suatu variabel dengan cara melihat Cronbach Alpha dengan signifikansi yang digunakan lebih besar dari 0,60. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005:45).

Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah reliable akan dilakukan pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan computer program SPSS.

Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah:

a. Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf signifikansi 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut reliabel.

b. Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikansi 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut tidak reliabel.

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk memperoleh hasil analisis data yang sesuai dengan syarat pengujian maka penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik terdiri dari :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan pengujian yang bertujuan untuk menguji yang bertujuan untuk menguji pada model regresi yang dihasilkan apakah

(8)

berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal (Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 dengan dasar pengambilan keputusan:

1) Angka signifikan Uji Kolmogorov-Smirnov Sig > 0,05 maka data berdistribusi normal.

2) Angka signifikan Uji Kolmogorov-Smirnov Sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variasi residual dari satu pengamatan kepengamatan lainnya. Adapun cara untuk mengetahui suatu model terbebas dari heteroskedastisitas atau tidak dilakukan uji Glejser. Gejala heteroskedastisitas terjadi apabila nilai signifikannya < 0,05.

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas merupakan pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2011). Metode untuk menguji multikolinearitas yaitu dengan melihat besaran dari nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dengan dasar pengambilan keputusan:

1) Nilai Variance Inflation Factor (VIF) ≤ 10.

2) Nilai tolerance < 0,1.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan linier

(9)

antara error serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu. Untuk melihat ada tidaknya gejala autokorelasi digunakan Uji Durbin Watson yaitu melihat tabel Durbin – Watson. Jika nilai du < dw < 4-dU maka tidak terjadi gejala autokorelasi pada model regresi.

3.9 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan bagian penting setelah mengumpulkan data dari responden. Untuk menjawab perumusan masalah dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:

1. Analisis Rentang Skala

Menurut Sugiyono (2014) analisis rentang skala digunakan oleh peneliti untuk mengolah data mentah berupa angka yang kemudian diartikan dalam pengertian kualitatif. Untuk mengetahui Motivasi dan Disiplin kerja serta Kinerja kerja pada UD. Tiga Jaya Vulkanisir Ban diperlukan rentang skala yang menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑅𝑠 =𝑛(𝑚 − 1) 𝑚 Keterangan :

Rs = rentang skala n = jumlah sampel

m = jumlah alternative jawaban

Berdasarkan rumus diatas, maka dapat diperoleh rentang skala dengan perhitungan sebagai berikut :

𝑟𝑠 =34(5 − 1) 5 𝑟𝑠 =136

5

(10)

𝑟𝑠 = 27.2 𝑟𝑠 = 27

Berdasarkan perhitungan rumus tersebut angka 34 didapat dari jumlah sampel yang berarti 34 responden maka dapat diperoleh hasil rentang skala yaitu 27,2 yang kemudian dibulatkan menjadi 27 denngan perhitungan sebagai berikut : Tabel 3.2 Rentang Skala

Rentang Skala Motivasi Disiplin Kinerja

34-60 Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah

61-87 Rendah Rendah Rendah

88 – 114 Cukup Cukup Cukup

115-141 Tingggi Tingggi Tingggi

142-170 Sangat Tingggi Sangat Tingggi Sangat Tingggi

3.10 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu pengaruh Motivasi (X1) dan Disiplin (X2) terhadap Kinerja (Y) pada UD. Tiga Jaya Vulkanisir. Adapun rumus regresi linier berganda adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2014):

Y= a+𝑏1.𝑋1 +𝑏2.𝑋2 + e Keterangan:

Y : Variabel dependent (Kinerja) a : Koefisien regresi (konstanta) 𝑏1: Koefisien regresi Motivasi

𝑏2: Koefisien regresi Disiplin kerja 𝑥1: Variabel independent (Motivasi kerja) 𝑥2: Variabel independent (Disiplin kerja) e : Error

(11)

3.11 Pengujian Hipotesis 1. Uji F (Simultan)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Y). Di penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan 𝛼 = 0,05.

a. Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif

H0 : tidak ada pengaruh simultan motivasi (X1), disiplin kerja (X2) secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan (Y).

Ha : ada pengaruh simultan motivasi (X1), dsiplin kerja (X2) secara bersama- sama terhadap kinerja karyawan (Y).

b. Kriteria penerimaan dan penolakan

Apabila nilai Fhitung ≤Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak terdapat pengaruh secara simultan antara motivasi, dan disiplin kerja terhadap kinerja. Sedangkan jika nilai Fhitung>Ftabel maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh secara simultan antara motivasi, dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan.

Gambar 3.1 Kriteria Pengujian Uji F

Uji t atau uji hipotesis digunakan untuk menguji apakah sebuah variable bebas benar memberikan pengaruh terhadap variabel terikat, apabila t hitung

> t tabel maka ha ditolak dan ha diterima , Lupoyadi dan Ikhsan (2015). Jika

(12)

probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Namun, jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masing- masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Dasar pengambilan keputusan:

a. Jika probabilitas (signifikansi)> 0,05 (α) atau t hitung < t tabel berarti hipotesa tidak terbukti maka H0 diterima Ha ditolak, bila dilakukan uji secara parsial.

b. Jika probabilitas (signifikansi)< 0,05 (α) atau t hitung > t tabel berarti hipotesa terbukti maka H0 ditolak dan Ha diterima, bila dilakukan uji secara parsial.

c. Jika probabilitas (signifikansi) > 0,50 (α) atau F hitung < F tabel berarti hipotesis tidak terbukti maka H0 diterima Ha ditolak, bila dilakukan uji secara simultan.

d. Jika probabilitas (signifikansi) < 0,50 (α) atau F hitung > F tabel berarti hipotesa terbukti maka H0 ditolak Ha diterima, bila dilakukan uji secara simultan.

2. Uji t (Parsial)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara parsial variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Untuk menilai t hitung menurut Sugiyanto (2011: 198) digunakan rumus:

t

hitung

=

𝑏1

𝑆𝑏

(13)

Keterangan:

b1 : Koefisien regres

Sb = Simpangan baku regresi

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji 2 arah dengan hipotesis sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternative

H0 : Tidak ada pengaruh parsial antara motivasi, dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan.

Ha : Terdapat pengaruh parsial antara motivasi, dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan.

b. Kriteria penerimaan dan penolakan

H0 diterima dan Ha ditolak apabila –t tabel < t hitung <t tabel. Artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

H0 ditolak dan Ha diterima apabila t hitung > -t tabel atau t hitung < t tabel. Artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

Gambar 3.2 Kriteria Pengujian Uji t

(14)

3. Uji Dominan

Untuk mengetahui variabel bebas mana yang dominan pengaruhnya terhadap variabel terikat. Dilakukan dengan membandingkan besarnya masing- masing nilai koefesien regresi variabel bebas.

a. Jika koefesien regresi X1 (Motivasi) > X2 (Kedisiplinan), maka hipotesis diterima.

b. Jika koefesien regresi X1 (Motivasi) < X2 (Kedisiplinan), maka hipotesis diterima.

(15)

40 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profil UD. Tiga Jaya Vulkanisir

UD. Tiga Jaya Vulkanisir adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan dagang, ialah memproses ban yang sudah rusak atau gundul untuk dipasang telapak baru dengan serangkaian proses agar dapat digunakan kembali. Adapun visi dan misi UD. Tiga Jaya Vulkanisir adalah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas dan nilai serta bermanfaat bagi pengguna ban vulkanisir serta selalu memprioritaskan pada mutu, dan nilai produk melalui riset dan pengembangan yang bertujuan menciptakan kualitas yang terbaik bagi pelanggan.

a. Struktur Organisasi UD. Tiga Jaya Vulkanisir

Bagan 4.1 Struktur Organisasi UD. Tiga Jaya Vulkanisir Direktur

(pemilik)

Manajer Keuangan

Manajer oprasional Manajer

Pemasaran

Karyawan

(16)

a) Direktur (Pemilik)

Menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi, Memimpin rapat umum, Mengambil keputusan, Menjalankan tanggung jawab, Mengkoordinasikan peningkatan mutu pelayanan, penelitian, pengabdian dan kerja sama, Bertanggung jawab atas semua proses bisnis perusahaan.

b) Manajer keuangan

Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.

Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan. Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dan mengamankan dana tersebut.

c) Manajer pemasaran

Merancang dan melakukan kegiatan pemasaran, Merumuskan strategi dan mengkoordinir kegiatan promosi dan branding.

d) Manajer oprasional

Mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi operasi dan system transformasi, perancangan dan desain system, rancangan tugas pekerjaan dan menjadi kepala Workshop.

e) Karyawan

Mempunyai tugas melaksanakan suatu pekerjaan pada perusahaan atau lembaga instansi untuk mengerjakan tugas operasional dan mengharapkan balas jasa berupa komisi atau gaji.

(17)

4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini dapat di kelompokkan berdasarkan pendidikan terkahir, lama bekerja serta usia karyawan. Berikut adalah tabel karakteristik responden berdasarkan jenjang pendidikan:

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase

SD 6 Responden 18%

SMP 11 Responden 32%

SMA/SMK 17 Responden 50%

S1 0 Responden 0%

Jumlah 34 Responden 100 %

Sumber: Data primer yang diolah, 2021

Mengacu pada data yang ditunjukkan pada tabel 4.1 di atas, jumlah responden yang paling mendominasi penelitian ini adalah reponden dengan latar belakang pendidikan SMA/SMK yaitu sebanyak 17 orang atau sebesar 50%.

Responden terbanyak kedua adalah yang berlatar belakang pendidikan SMP yaitu sebanyak 11 atau 32%. Responden dengan pendidikan SD hanya terdiri dari 6 responden atau sekitar 18% dan tidak terdapat responden yang berlatar pendidikan Sarjana 1. Berdasarkan nilai tersebut, dapat diketahui bahwa responden yang mendominasi penelitian adalah lulusan SMA/SMK. Hal ini sejalan dengan pendapat Pratiwi (2015), umumnya orang tua yang mampu atau berasal dari golongan yang lebih tinggi tingkat ekonominya akan lebih suka anaknya melanjutkan studinya ke perguruan tinggi dibandingkan dengan mereka yang berasal dari keluarga yang tingkat ekonomi rendah. Keluarga dengan tingkat ekonomi yang lebih rendah didesak untuk mencari pekerjaan guna mempertahankan nasibnya.

(18)

Selain dari latar belakang pendidikan, karakteristik responden juga dapat ditunjukkan berdasarkan lama masa bekerja. Berikut adalah tabel karakteristik responden berdasarkan lama masa bekerja.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Bekerja

Lama Bekerja Jumlah Persentase

1 bulan – 1 tahun 12 Responden 35%

2 – 3 tahun 18 Responden 53%

4 – 5 tahun 4 Responden 12%

Jumlah 34 Responden 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2021

Berdasarkan tabel di atas, responden yang bekerja dalam kurun waktu kurang dari setahun adalah sebanyak 12 orang atau 35%. Responden yang bekerja pada kurun waktu 2 hingga 3 tahun adalah sebanyak 18 orang atau sekitar 53%.

Sedangkan yang paling seikit adalah yang bekerja dalam kurun waktu 4 hingga 5 tahun yaitu hanya terdapat 4 orang atau 12%. Hasil ini juga didukung oleh penelitian Maulina (2018) yang menyatakan umumnya setelah 3 tahun, karyawan mulai merasa bosan dan akan mencari nuansa kerja baru.

Berdasarkan usia karyawan, karakteristik responden dikategorikan kedalam tiga kelompok usia yaitu 19-24, 25-30 dan lebh dari 30 tahum. Berikut adalah tabel karakteristik responden berdasarkan usia karyawan.

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Karyawan

Usia Karyawan Jumlah Persentase

19 – 24 tahun 8 Responden 23%

25 – 30 tahun 21 Responden 62%

> 30 tahun 5 Responden 15%

Jumlah 34 Responden 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2021

(19)

Mengacu pada tabel 4.3 di atas, terdapat sebanyak 8 orang atau 23%

adalah karyawan yang berusia 19-24 tahun. Responden yang 25-30 tahun adalah sebanyak 21 orang atau sekitar 62%. Sedangkan yang paling sedikit adalah karyawan dengan usia lebih dari 30 tahun yaitu hanya terdapat 5 orang atau 15%.

Responden penelitian tampakanya didominasi oleh karyawan usia 25-30 tahun.

Hal ini disebabkan karena pada usia terebut seseorang dapat dikatakan sedang dalam usia produktifnya bekerja (Priyono, 2016).

4.3 Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Teknik uji validitas yang digunakan adalah Product Moment Pearson Corelation. Jumlah responden penelitian adalah 34 orang sehingga nilai r tabel yang dipakai dengan taraf signifikan sebesar 5% adalah 0.338.

a. Uji Validitas Motivasi (X1)

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel X1

No Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

1 0.342 0.338 Valid

2 0.769 0.338 Valid

3 0.695 0.338 Valid

4 0.825 0.338 Valid

5 0.808 0.338 Valid

6 0.634 0.338 Valid

Berdasarkan hasil pengujian 6 kuesioner yang terdapat pada variabel X1, nilai r hitung yang didapat dari kesemua item adalah lebih besar dari nilai r tabel. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa item kuesioner yang digunakan telah lolos uji validitas dan dianggap layak untuk digunakan.

(20)

b. Uji Validitas Disiplin (X2)

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel X2

No Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

1 0.723 0.338 Valid

2 0.848 0.338 Valid

3 0.846 0.338 Valid

4 0.741 0.338 Valid

5 0.627 0.338 Valid

6 0.852 0.338 Valid

7 0.408 0.338 Valid

8 0.386 0.338 Valid

Hasil pengujian yang ditujukkan oleh tabel 4.5 di atas menampilkan nilai r hitung yang didapat dari 8 kuesioner variabel X2 > nilai r tabel sehingga dapat dikatakan bahwa kuesioner yang digunakan adalah valid dan layak.

c. Uji Validitas Kinerja (Y)

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Y

No Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

1 0.949 0.338 Valid

2 0.781 0.338 Valid

3 0.924 0.338 Valid

4 0.908 0.338 Valid

5 0.741 0.338 Valid

6 0.602 0.338 Valid

Variabel X3 terdiri dari 6 item kuesioner. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai r hitung > nilai r tabel. Maka dari itu seluruh kuesioner variabel X3 adalah kuesioner yang valid.

(21)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui seberapa konsistennya suatu alat ukur. Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat dari koefisien Cronbach’s Alpha sebagaimana yang ditunjukkan oleh tabel berikut

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items Variabel

0.782 6 X1

0.780 8 X2

0.905 6 Y

Nilai Cronbach’s Alpha dari 20 item kuesioner adalah > 0.6. Hasil ini menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner yang reliabel.

4.4 Hasil Analisis Data

1. Hasil Analisis Rentang Skala Variabel Motivasi

Berikut hasil analisis rentang skala Motivasi Kerja yang dijabarkan pada tabel 4.8 sebagai berikut.

Tabel 4.8 Hasil Rentang Skala Variabel Motivasi

Item Skor Jawaban Responden Skor Keterangan SS S CS TS STS

(5) (4) (3) (2) (1)

X1.1 5 27 2 0 0 139 Tinggi

X1.2 1 13 11 10 0 107 Cukup

X1.3 0 4 15 15 0 91 Cukup

X1.4 0 6 11 17 0 91 Cukup

X1.5 2 15 7 10 0 111 Cukup

X1.6 0 11 9 14 0 99 Cukup

Total 638

Rata-rata 106 Cukup

Sumber: Data primer diolah, 2021

Tabel 4.8 menjelaskan tanggapan responden terkait motivasi kerja (X1).

Pada item pernyataan pertama (X1.1) yang menyatakan bahwa upah yang di terima dapat mencukupi kebutuhan hidup dan mendorong untuk bekerja lebih baik.,

(22)

memiliki skor rentang skala 139 yang tergolong dalam kategori tinggi. Kategori tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan sudah mampu memberikan upah yang layak dan sesuai dengan tuntutan karyawan.

Perolehan skor rentang skala tentang motivasi kerja pada item pertanyaan kedua (X1.2) yang menyatakan bahwa Saya memperoleh bonus sesuai dengan apa yang saya kerjakan dan mendorong saya bekerja lebih baik adalah 107 dan masuk dalam kategori cukup, yang bermakna perusahaan berusaha dalam meningkatkan kinerja karyawan melalui bonus dan instentif yang diberikan.

Pernyataan ketiga (X1.3) yaitu Rekan kerja membantu saya jika terjadi masalah dalam pekerjaan sehingga mendorong saya untuk bekerja lebih baik memiliki skor 91 yang termasuk dalam kategori cukup. Hal ini berarti bahwa rekan kerja berusaha membantu apabila ada rekan lainnya yang dalam kesusahan.

Item pernyataan keempat (X1.4) yang menyatakan bahwa Interaksi di antara rekan kerja terjadi dengan baik dan mendorong saya bekerja lebih baik memiliki skor 91 yang termasuk kategori cukup, artinya kondisi sosial dalam lingkungan perusahaan dirasa cukup baik oleh karyawan.

Pada pernyataan kelima (X1.5) yang menyatakan bahwa perusahaan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri saya dan mendorong saya bekerja lebih baik, memiliki skor 111 yang tergolong kategori cukup. Hasil ini menunjukkan bahwa karyawan merasa kesempatan mengembangkan potensi yang dimiliki cukup mendorongnya untuk bekerja lebih baik

Pernyataan keenam (X1.6) yaitu Adanya training terkait buffing ban yang dapat mengembangkan potensi diri saya dan mendorong saya untuk bekerja lebih

(23)

baik memiliki skor 99 yang termasuk dalam kategori cukup. Hal ini berarti bahwa pelatihan kerja cukup mengembangkan potensi karyawan.

Hasil analisis rentang skala variabel Motivasi secara keseluruhan menunjukkan kategori Cukup dengan skor 106. Hal ini bermakna bahwa motivasi kerja yang dimiliki oleh setiap karyawan UD. Tiga Jaya Vulkanisir sudah cukup baik untuk memenuhi tingkat kinerja dan capaian yang diinginkan perusahaan.

2. Hasil Analisis Rentang Skala Variabel Disiplin Kerja

Berikut hasil analisis rentang skala Disiplin Kerja yang dijabarkan pada tabel 4.9 sebagai berikut.

Tabel 4.9 Hasil Rentang Skala Variabel Disiplin Kerja

Item Skor Jawaban Responden Skor Keterangan SS S CS TS STS

(5) (4) (3) (2) (1)

X2.1 24 10 0 0 0 160 Sangat Tinggi

X2.2 21 12 1 0 0 156 Sangat Tinggi

X2.3 21 13 0 0 0 157 Sangat Tinggi

X2.4 23 10 1 0 0 158 Sangat Tinggi

X2.5 23 11 0 0 0 159 Sangat Tinggi

X2.6 22 12 0 0 0 158 Sangat Tinggi

X2.7 0 17 13 2 2 113 Cukup

X2.8 0 14 16 3 1 111 Cukup

Total 1172

Rata-rata 147 Sangat Tinggi

Sumber: Data primer diolah, 2021

Tabel 4.9 menjelaskan tanggapan responden terkait disiplin kerja (X2). Pada item pernyataan pertama (X2.1) yang menyatakan Saya selalu masuk, istirahat dan pulang kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku diperusahaan, memiliki skor rentang skala 160 yang tergolong dalam kategori sangat tinggi. Kategori tersebut mengindikasikan bahwa aturan perusahaan selalu dipatuhi karyawan dengan baik.

(24)

Perolehan skor rentang skala tentang disiplin kerja pada item pertanyaan kedua (X2.2) yang menyatakan bahwa dalam setiap pelaksanaan kerja, saya selalu memperhatikan prosedur kerja yang telah ditetapkan perusahaan adalah 156 dan masuk dalam kategori sangat, yang bermakna perusahaan berusaha dalam meningkatkan kinerja karyawan melalui pemberlakuan prosedur kerja.

Pernyataan ketiga (X2.3) yaitu Saya memberi tahu lebih dahulu (surat izin) jika absen bekerja memiliki skor 157 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi.

Hal ini berarti bahwa karyawan sangat patuh dengan ketentuan izin absen bekerja.

Item pernyataan keempat (X2.4) yang menyatakan bahwa saya selalu memakai seragam yang telah ditetapkan perusahaan memiliki skor 158 yang termasuk kategori sangat tinggi, artinya karyawan selalu mengenakan seragam kantor saat hendak bekerja.

Pada pernyataan kelima (X2.5) yang menyatakan bahwa saya selalu bertanggung jawab atas pekerjaan yang salah lakukan, memiliki skor 159 yang tergolong kategori sangat tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa karyawan bertanggung jawab terhadap beban kerja sesuai dengan tergetnya masing-masing.

Pernyataan keenam (X2.6) yaitu saya selalu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepada saya, memiliki skor 158 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa karyawan selalu menyelesaikan tugasnya sesuai dengan beban kerja.

Pernyataan ketujuh (X2.7) yaitu Saya mentaati peraturan yang telah ditetapkan perusahaan, memiliki skor 113 yang termasuk dalam kategori cukup.

Hal ini berarti bahwa karyawan cukup disiplin dalam bekerja.

(25)

Item pernyataan terkahir (X2.8) yang menyatakan bahwa Saya selalu mentaati perintah yang diberikan atasan memiliki skor 111 yang termasuk kategori cukup, artinya aturan yang diberlakukan perusahaan berusaha ditaati karyawan.

Hasil analisis rentang skala variabel Disiplin secara keseluruhan menunjukkan nilai 147 atau dapat dikategorikan sangat tinggi. Nilai tersebut mengartikan bahwa karyawan memiliki kesadaran tinggi dan patuh terhadap aturan yang diberlakukan oleh perusahaan.

3. Hasil Analisis Rentang Skala Variabel Kinerja

Berikut hasil analisis rentang skala Kinerja Kerja yang dijabarkan pada tabel 4.10 sebagai berikut.

Tabel 4.10 Hasil Rentang Skala Variabel Kinerja

Item Skor Jawaban Responden Skor Keterangan SS S CS TS STS

(5) (4) (3) (2) (1)

Y1.1 11 11 0 12 0 123 Tinggi

Y1.2 11 14 1 8 0 130 Tinggi

Y1.3 14 7 0 13 0 124 Tinggi

Y1.4 11 9 11 12 1 121 Tinggi

Y1.5 2 14 4 13 1 105 Cukup

Y1.6 3 15 4 11 1 110 Cukup

Total 713

Rata-rata 119 Tinggi

Sumber: Data primer diolah, 2021

Tabel 4.10 menjelaskan tanggapan responden terkait kinerja karyawan (Y1).

Pada item pernyataan pertama (Y1.1) yang menyatakan bahwa Saya mampu menyelesaikan 10 ban buffing sesuai dengan standart yang ditetapkan, memiliki skor rentang skala 123 yang tergolong dalam kategori tinggi. Kategori tersebut

(26)

mengindikasikan bahwa karyawan mampu menyelasaikan tugas sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan.

Perolehan skor rentang skala tentang kinerja kerja pada item pertanyaan kedua (Y1.2) yang menyatakan bahwa Saya mampu menyelesaikan 10 ban buffing dalam waktu 8 jam kerja adalah 130 dan masuk dalam kategori tinggi, yang bermakna karyawan mampu menyelesaikan beban kerja sesuai target.

Pernyataan ketiga (Y1.3) yaitu kualitas ban buffing yang saya hasilkan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan memiliki skor 124 yang termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini berarti bahwa karyawan mampu bekerja dengan tetap mementingkan kualitas hasil pekerjaan.

Item pernyataan keempat (Y1.4) yang menyatakan bahwa Saya mampu menyelesaikan 10 ban buffing tanpa ada yang harus dikerjakan kembali memiliki skor 121 yang termasuk kategori tinggi, artinya kulitas hasil pekerjaan yang diberikan sudah sesuai.

Pada pernyataan kelima (Y1.5) yang menyatakan bahwa Dalam menyelesaikan pekerjaan buffing saya melakukan dengat tepat dan cepat sesuai waktu yang telah ditentukan, memiliki skor 105 yang tergolong kategori cukup.

Hasil ini menunjukkan bahwa karyawan berusaha menyelesaikan pengerjaan dengan waktu seefisien mungkin.

Pernyataan terakhir (Y1.6) yaitu Saya mampu menyelesaikan 10 ban buffing sesuai dengan waktu yang telah ditentukan memiliki skor 110 yang termasuk dalam kategori cukup. Hal ini berarti bahwa karyawan cukup mampu bekerja dengan ketentuan waktu dari perusahaan.

(27)

Hasil analisis rentang skala variabel Kinerja secara keseluruhan menunjukkan kategori tinggi dengan skor 119. Skor tinggi tersebut bermakna bahwa setiap karyawan UD. Tiga Jaya Vulkanisir telah mampu memberikan kontribusi dan kinerja yang baik sesuai dengan ekspektasi dan keinginan perusahaan

4.5 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-smirnov Test

Unstanddardiz Ed Residul

N 34

Normal Parametersa.b Mean .0000000

Std. Deviation 4.67911928

Most ExtremeDifferences Absolute .067

Positive .059

Negative -.067

Test Statistic .067

Asymp. Sig. (2-talled) .200e.d

a. Test distribution is Normal b. Calculated from data

c. Lillefors Significance Correction

d. This is a lower bound of the true significance

Mengacu pada gambar 4.2 di atas, nilai siginifikansi Asymp. Sig (2-tailed) adalah sebesar 0.200. Nilai tersebut lebih besar dari 0.050. Berdasarkan nilai tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian adalah data yang berdistribusi normal.

(28)

4. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel. Syarat uji multikolinearitas adalah nilai tolerance pada semua variabel bebas harus lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF kurang dari 10. Berikut ini adalah hasil pengujiannya:

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

Motivasi (X1) 0.962 1.040

Disiplin Kerja (X2) 0.962 1.040

Dasar dasar pengambilan keputusan dalam uji multikolinearitas ini adalah dengan melihat nilai Tolerance dan VIF. Nilai Tolerance harus > 0.10 dan VIF harus < 10.00. Berdasarkan pada tabel output pada bagian Collinearity Statistics, diketahui nilai variabel Tolerance dari variabel X1 dan X2 lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF tiap variabelnya < 10.00. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam model regresi.

5. Uji Heteroskedastisita

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat pola gambar Scatterplot. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas

(29)

Pola yang ditunjukkan pada gambar diatas adalah titik-titik menyebar dengan acak dibawah dan diatas angka 0 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada data penelitian.

4.6 Analisis Regresi Linear Berganda

Model regresi linier berganda adalah model yang digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel Motivasi (X1), Disiplin Kerja (X2) terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y). Besarnya pengaruh variabel Motivasi (X1) dan Disiplin Kerja (X2) terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y) dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut

Tabel 4.13 Hasil Koefisien Determinasi Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,850a ,723 ,700 3,124

a. Predictors: (Constant). Disiplin, motivasi

Berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan pada gambar 4.4 di atas, dapat dilihat nilai Adjusted R Square adalah 0.723. Nilai tersebut mengandung arti bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen sebesar 72.3%. Sedangkan 27.7%

lainnya adalah dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Lebih lanjut, dilakukan pengujian untuk memperoleh persamaan regresi. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut :

(30)

Tabel 4.14 Hasil Regresi Linier Berganda Coefficientsa Model Unstandardized

B

Coefficients Std. Error

Standardized Coefficients

Beta t Sig.

1 (Constant) -23,791 7,017 -3,390 ,002

Motivasi 1,100 ,193 ,653 5,711 ,000

Disiplin ,688 ,216 ,365 3,195 ,004

a. Dependent Variable: Kinerja

Berdasarkan hasil analisis regresi liniear berganda antara variabel independen terhadap variabel dependen di atas, dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut:

Y = - 23.791 + 1.100 X1 + 0.688 X2 + e

Berdasarkan persamaan regresi tersebut, dapat disimpulkan beberapa pernyataan:

1. Nilai konstanta sebesar -23.791 menunjukkan nilai murni variabel Kinerja (Y) tanpa dipengaruhi oleh variabel Motivasi (X1) dan Disiplin Kerja (X2).

Artinya tanpa ada intefensi dari variabel lain, nilai Kinerja (Y) sudah menurun sebesar 23.791.

2. Nilai koefisien regresi (β1) Motivasi adalah 1.100 yaitu besarnya pengaruh variabel Motivasi terhadap variabel Kinerja apabila variabel Kinerja ditingkatkan satu satuan. Hal ini menunjukkan jika nilai variabel Motivasi lebih tinggi maka Kinerja Karyawan semakin tinggi.

3. Nilai koefisien regresi (β2) Disiplin Kerja adalah 0.688 yaitu besarnya pengaruh variabel X2 terhadap variabel Y apabila variabel X2 ditingkatkan satu satuan. Artinya apabila nilai variabel Disiplin Kerja semakin tinggi maka Kinerja Karyawan juga akan semakin tinggi.

(31)

4.7 Uji Hipotesis 1. Uji Simultan (Uji F)

Uji F merupakan pengujian yang dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.15 Hasil Uji F

Anovaa

Model Sum of Square df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 611.146 2 305.573 31.306 .000b

Residual 234.261 24 9.761

Total 845.407 26

a. Dependent Variable: Kinerja

b. Predictors: (Constant), Disiplin, Motivasi

Mengacu pada pengujian di atas, di dapat nilai F hitung sebesar 31.306 dan nilai signifikannya < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu Motivasi dan Disiplin Kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan atau dengan kata lain H0 ditolak dan H1 diterima.

2. Uji Parsial (Uji t)

Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh setiap variabel independen yaitu Motivasi dan Disiplin Kerja secara parsialn(sendiri-sendiri) terhadap variabel dependen Kinerja Karyawan. Berikut ini adalah hasil uji t yang dilakukan:

(32)

Tabel 4.16 Hasil Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized B

Coefficients Std. Error

Standardized Coefficients

Beta t Sig.

1 (Constant) -23,791 7,017 -3,390 ,002

Motivasi 1,100 ,193 ,653 5,711 ,000

Disiplin ,688 ,216 ,365 3,195 ,004

a. Dependent Variable: Kinerja

Dalam uji statistik t, variabel dikatakan berpengaruh signifikan apabila nilai signifikanis kurang dari 0.05. Berdasarkan hasil pengujian pada gambar 4.5 diatas, nilai siginifikansi dari variabel X1 adalah 0.000 dan X2 adalah 0.004. Nilai tersebut tentunya kurang dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Motivasi (X1) dan Disiplin Kerja (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y) atau dengan kata lain H2 danH3 diterima dan H0 ditolak.

3. Uji Dominan

Uji dominan dilakukan untuk mengetahui variabel mana antara Motivasi dan Disiplin Kerja yang paling dominan dalam memengaruhi variabel Kinerja Karyawan.

Tabel 4.17 Hasil Uji Dominan

Variabel Koefisien

Regresi t hitung t tabel Signifikansi

Motivasi 1.100 5.711 0.361 0.000

Disiplin 0.688 3.195 0.361 0.004

Mengacu pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan adalah variabel motivasi yaitu

(33)

dengan nilai koefisien regresi sebesar 1.100, sementara variabel disiplin kerja memiliki nilai regresi yang lebih kecil dari variabel motivasi yaitu 0.688.

4.8 Pembahasan

1. Motivasi, Disiplin Kerja dan Kinerja Karyawan pada UD Tiga Jaya Vulkanisir

Motivasi menurut Chukwuma & Obiefuna (2014) merupakan proses membangkitkan perilaku, mempertahankan kemajuan perilaku, dan menyalurkan perilaku tindakan yang spesifik. Saat ini karyawan UD. Tiga Jaya Vulkanisir telah memiliki motivasi kerja yang terbilang sudah cukup baik untuk memenuhi tingkat kinerja dan capaian yang diinginkan perusahaan. Karyawan UD. Tiga Jaya Vulkanisir telah mampu memacu diri untuk dapat berkontribusi bagi perusahaan.

Selain motivasi, dukungan kedisiplinan yang baik juga dapat mendorong kinerja karyawan.

Tingkat kedisiplinan karywan UD. Tiga Jaya Vulkanisit dikategorikan sangat tinggi sehingga mempengaruhi dan membuat kinerjanya diperusahaan semakin berkembang dan meningkat. Hasibuan (2000) menjelaskan, kedisiplinan dapat menghasilkan jumlah dan kualitas pekerjaan yang memuaskan dan mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh perusahaan serta mampu menyelesaikan dengan sangat baik. Karyawan UD. Tiga Jaya Vulkanisir memiliki kesadaran tinggi dan patuh atas aturan yang diberlakukan perusahaan. Kinerja yang ditunjukkan oleh karyawan juga sudah baik sesuai dengan ekspektasi dan keinginan perusahaan.

2. Motivasi dan Disiplin Kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada UD Tiga Jaya Vulkanisir

(34)

Motivasi dan disiplin kerja menjadi faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dari seorang karyawan (Ashari, 2016). Hal ini juga terjadi di UD Tiga Jaya Vulkanisir. Adanya motivasi kerja yang baik serta tingkat kedisiplinan yang tinggi menjadikan kinerja setiap karyawan menjadi lebih baik dan maksimal. Dorongan yang ada dalam diri yang dilengkapi dengan tingkat kesadaran yang baik menjadikan karyawan memiliki rasa tanggung jawabnya dalam perusahaan tersebut. Karyawan dengan sendirinya akan mentaati jam kerja yang diberlakukan oleh perusahaan, dengan hadir tepat waktu, mengerjakan tugas yang dibebankan padanya dengan tepat waktu dan sesuai dengan aturan yang ada serta tidak akan mengeluh dengan pekerjaannya. Bahkan karyawan dibebaskan dalam memberikan ide-ide baru untuk meningkatkan hasil kerjanya. Hal-hal tersebutlah yang lebih meningkatkan kinerja karyawan pada suatu perusahaan, yaitu adanya dorongan dalam diri serta kesadaran tentang tanggung jawabnya pada suatu perusahaan yang tercermin pada sikap antusias dan disiplinnya.

3. Motivasi dan Disiplin Kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan UD Tiga Jaya Vulkanisir

Variabel motivasi berpengaruh signfikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor utama yang dapat memberikan imbas terhadap kinerja karyawan UD. Tiga Jaya Vulkanisir. Adanya motivasi bekerja yang tinggi akan berdampak pada tingkat kreatifitas dan kemampuan berkembang seorang karyawan. Sebab itu tak jarang pimpinan UD.

Tiga Jaya Vulkanisir memberikan reward guna memotivasi karyawannya dalam bekerja. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sanjaya (2018).

Penelitian tersebut mengatakan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap

(35)

kinerja karyawan di Dinas Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Pesisir Barat.

Kepala Dinas turut mengambil peran dalam memotivasi staffnya agar bekerja dengan penuh semangat sehingga memberikan kontribusi maksimal bagi organisasi tersebut.

Tak sampai disitu, variabel disiplin kerja juga berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. Adanya kesadaran diri serta kepatuhan terhadap aturan yang diberlakukan perusahaan dapat menunjang kinerja yang baik dari karyawan. Mengingat nilai kedisiplinan menjadi bagian penting dalam penunjang keberhasilan perusahaan, manajemen UD. Tiga Jaya Vulkanisir selalu berupaya agar setiap karyawannya memiliki tingkat kedisplinan yang baik.

Penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan Pratiwi (2018), yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara disiplin kerja terhadap kinerja karyawan di Rumah Sakit Umum Darmayu Ponorogo. Kedisiplinan dapat menjadi salah satu kunci tujuan perusahaan dapat dicapai. Karyawan akan mampu memberikan kontribusi terbaiknya apabila bekerja sesuai dengan aturan dan batasan yang diberlakukan perusahaan.

5. Motivasi berpengaruh dominan terhadap Kinerja Karyawan UD Tiga Jaya Vulkanisir

Motivasi kerja merupakan salah satu faktor penting yang dapat mendorong kinerja karyawan menjadi lebih maksimal. Karyawan UD Tiga Jaya Vulkanisir memiliki tingkat motivasi yang sedikit lebih baik dari tingkat kediplinannya. Hal ini menunjukkan dorongan dalam diri karyawan untuk memberikan kinerja terbaiknya untuk perusahaan sudah cukup terlihat. Hasil ini konsisten dengan penelitian ini sejalan dengan pernyataan (Ashari, 2016) yang menyatakan bahwa

(36)

motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsang untuk melakukan tindakan. Motivasi juga merupakan dorongan yang ada dalam diri manusia yang menyebabkan tumbuh rasa semangat dalam bekerja. Tanpa adanya motivasi, seorang karyawan tidak dapat memenuhi pekerjaannya sesuai standar atau melampaui standar yang diberikan perusahaan.

Gambar

Tabel 3.1 Skala Likert
Gambar 3.1 Kriteria Pengujian  Uji F
Gambar 3.2 Kriteria Pengujian Uji t
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan istimewa dan menempati kedudukan tertinggi di antara makhluk lainnya, yakni menjadi khalifah (wakil) Tuhan di muka bumi (Q.S.

Penelitian ini dilakukan dengan melihat dan mengeksplor tanggapan mengenai praktik kartu kredit syariah dalam hal ini aplikasi iB Hasanah Card dari berbagai sudut

Untuk itu, dalam perancangan dan pembuatan SCARA robot ini akan dirancang untuk menggunakan sebuah metode yaitu Genetic Algorithm (GA), agar pergerakan SCARA robot

Sejauh ini, dapat dikatakan bahwa kegembiraan-hati pelanggan yang dapat menciptakan getok tular positif ditimbulkan dari tingginya kualitas layanan jasa, upaya

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tentang hubungan kualifikasi akademik dan program studi dengan penguasaan kompetensi profesional dikalangan guru

Dari hasil perolehan data tersebut maka diperoleh nilai Non Performing Loan adalah sebesar 2,42 % dengan kriteria kesehatan bank dalam kolektibilitas kredit

node baru dalam radio range(jangkauan)nya. 2) Update : Setelah koneksi terbangun, pada fase ini kedua node akan saling mengirimkan pesan yang digunakan untuk penghitungan nilai

Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan variabel sehingga memungkinkan peneliti yang lain untuk melakukan