• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN E-MODUL INTERAKTIF BERBASIS WEB PADA MATERI METABOLISME KELAS XII SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN E-MODUL INTERAKTIF BERBASIS WEB PADA MATERI METABOLISME KELAS XII SKRIPSI"

Copied!
287
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN E-MODUL INTERAKTIF BERBASIS WEB PADA MATERI METABOLISME KELAS XII

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Giovanni Bayu Adji NIM : 171434009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2021 HALAMAN

JUDUL

(2)

iii

SKRIPSI

PENGEMBANGAN E-MODUL INTERAKTIF BERBASIS WEB PADA MATERI METABOLISME KELAS XII

LEMBAR Oleh:

PERSETUJUAN Giovanni Bayu Adji PEMBIMBING

NIM: 171434009

LEMBAR PENGESAHAN

Telah disetujui oleh:

Pembimbing 1,

Dr. Luisa Diana Handoyo, M.Si. Tanggal: 8 Juni 2021

Pembimbing 2,

Betty, S.Si., M.Si. Tanggal: 8 Juni 2021 LEMBAR

PERSETUJUAN PEMBIMBING

(3)

iv

SKRIPSI

PENGEMBANGAN E-MODUL INTERAKTIF BERBASIS WEB PADA MATERI METABOLISME KELAS XII

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Giovanni Bayu Adji NIM: 171434009

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi

JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma pada tanggal : 6 Juli 2021

dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Marcellinus Andi Rudhito. S.Pd. ………

Sekretaris : Dr. Luisa Diana Handoyo, M.Si. ………

Anggota : Retno Herrani Setyati Catarina., M.Biotech. ………

Anggota : Ika Yuli Listyarini, M.Pd. ………

Anggota : Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. ………

Yogyakarta, 6 Juli 2021

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

LEMBAR PENGESAHAN

(4)

v

PERSEMBAHAN

Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.

(Amsal 23:18)

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan

dengan ucapan syukur.

(Filipi 4:6)

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

 Tuhan Yesus Kristus.

 Diri saya sendiri karena telah berjuang menyelesaikan tugas akhir ini.

 Rest In Love Papa Franciscus Xaverius Siswanto, motivator yang selalu ada dalam diri, terima kasih atas cinta, sayang, dan dukungan selama menemani dalam memperjuangkan masa depan.

 Mama Yustina Sri Sundari terima kasih selalu mencurahkan doa dan dukungannya sehingga saya dapat melalui seluruh rangkain proses ini.

 Kakak terkasih Brigitta Diana Sinda Devi, terima kasih dukungannya untuk menyelesaikan skripsi ini.

 Sahabat-sahabat baik dan hebat Eric, Sarah, Permata, Icha, Yofas, Ardo, Widya, Zia, dan Karissa yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam memperjuangkan masa depan.

 Keluarga BEM FKIP 2019/2020 dan para sesepuh Dinda, Aik, Kezia, Laura, Rika, Tere, dan Ella yang selalu setia untuk berjuang bersama.

 Teman-teman satu bimbingan Niluh, Anita, Mayang, Vira, Hana, dan Rima yang selalu saling support dalam menyelesaikan skripsi.

 Teman-teman program studi pendidikan biologi angkatan 2017 yang selalu semangat dalam memperjuangkan masa depan.

 Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma.

(5)

vi

LEMBAR KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka yang digunakan, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 8 Juni 2021 Penulis

Giovanni Bayu Adji

(6)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Giovanni Bayu Adji

Nomor Mahasiswa : 171434009

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“PENGEMBANGAN E-MODUL INTERAKTIF BERBASIS WEB PADA MATERI METABOLISME KELAS XII”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me- ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda tangan, gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin pencari (search engine), misalnya google.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 6 Juli 2021

Yang menyatakan

( Giovanni Bayu Adji )

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

(7)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN E-MODUL INTERAKTIF BERBASIS WEB PADA MATERI METABOLISME KELAS XII

Giovanni Bayu Adji Universitas Sanata Dharma

2021

Pembelajaran daring (dalam jaringan) membuat peradaban baru pendidikan.

Implementasi proses pembelajaran di beberapa SMA di Kabupaten Klaten dan Sukoharjo masih terdapat kendala dalam penerapan. Kendala fasilitas dan prasarana pembelajaran membuat siswa sulit menerima materi dengan baik. Salah satu upaya yang diharapkan guru yaitu dengan membuat siswa aktif dalam belajar mandiri dengan menggunakan E-Modul Interaktif Berbasis Web yang diterapkan di Kelas XII dalam materi Metabolisme dirasa susah dipahami oleh siswa. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengembangan dan kelayakan e-modul interaktif berbasis web dalam materi Metabolisme Kelas XII.

Penelitian merupakan penelitian dan pengembangan (R&D) dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation) yang hanya dilakukan sampai tahap development. Pada tahapan tersebut diawali dengan analisis kebutuhan di 6 SMA di Kabupaten Klaten dan Sukoharjo, dilanjutkan desain produk, pengembangan produk, dan uji kelayakan berupa uji validasi yang dilakukan oleh satu dosen ahli bidang materi, satu dosen ahli bidang media, dan dua guru biologi kelas XII sebagai ahli bidang materi dan media. Di akhir tahapan dilakukan revisi produk dari masukan validator.

Hasil penelitian menunjukkan, produk media pembelajaran e-modul interaktif berbasis web yang dikembangkan layak untuk diujicobakan kepada siswa.

Berdasarkan hasil analisis validitas, dihasilkan persentase skor rata-rata validator materi yaitu 74,36% dengan kriteria “Tinggi” dan persentase skor rata-rata validator media yaitu 89,10% dengan kriteria “Sangat Tinggi”, sehingga diperoleh persentase rata-rata akhir yaitu 81,73% dengan kriteria validitas “Sangat Tinggi”. Hal tersebut menunjukkan bahwa e-modul interaktif berbasis web memiliki kualitas yang layak sebagai media pembelajaran setelah dilakukan uji kepraktisan.

Kata kunci: E-modul interaktif berbasis web, Media Pembelajaran, metabolisme, Research & Development

(8)

ix ABSTRACT

DEVELOPMENT OF WEB-BASED INTERACTIVE E-MODULES TO TEACH METABOLISM MATERIALS FOR 12th GRADE STUDENTS

Giovanni Bayu Adji Sanata Dharma University

2021

Online learning (in the network) creates a new civilization of education. The implementation of the learning process in several high schools in Klaten and Sukoharjo regencies still has problems in implementation. The constraints of learning facilities and infrastructure make it difficult for students to receive the material properly. One of the efforts expected by the teacher is to make students active in independent learning by using the Web-Based Interactive E-Module which is applied for 12th -grade students in the Metabolism material which is difficult for students to understand. This study aims to determine the development and feasibility of web-based interactive e-modules in the Metabolism material for 12th- grade students.

Research is research and development (R&D) with the ADDIE model (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation) which is only carried out until the development stage. At this stage, it begins with a needs analysis in 6 high schools in Klaten and Sukoharjo Regencies, followed by product design, product development, and feasibility tests in the form of validation tests conducted by one material expert lecturer, one media expert lecturer, and two biology teachers for 12th-grade students as an expert in the field of materials and media.

At the end of the stage, a product revision is made from the validator's input.

The results showed that the web-based interactive e-module learning media product that was developed was feasible to be tested on students. Based on the results of the validity analysis, the percentage of the material validator average score is 74.36% with the "High" criteria, and the media validator average score percentage is 89.10% with the "Very High" criteria so that the final average percentage is obtained namely 81.73% with the validity criteria "Very High". This shows that the web-based interactive e-module has a decent quality as a learning medium after the practicality test has been carried out.

Keywords: Web-based interactive e-module, Learning Media, metabolism, Research & Development

(9)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul

“PENGEMBANGAN E-MODUL INTERAKTIF BERBASIS WEB PADA MATERI METABOLISME KELAS XII”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.

Penulis sadar akan banyaknya dukungan dan doa yang diberikan oleh beberapa pihak, maka dari itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang telah memberikan anugrah kepada penulis sehingga penyusunan skripsi berjalan dengan lancar.

2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dr. Luisa Diana Handoyo, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Dr. Luisa Diana Handoyo, M.Si. selaku dosen pembimbing utama dan Ibu Betty, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing pendamping yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi.

5. Ibu Retno Herrani Setyati Chatarina, M.Biotech., Bapak Robertus Adi Nugroho, S.T., M.Eng. Bapak Robertus Arifin Nugroho, S.Si., M.Pd., Bapak Dwi Taryono, S.Pd. yang telah memberikan masukan dan saran melalui validasi produk skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan civitas akademika Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, yang telah membimbing dan memberikan ilmu.

7. Pihak-pihak lain yang selalu memberi motivasi, semangat, bantuan serta doa yang namanya tidak bisa dituliskan satu persatu.

(10)

xi

Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, negara, Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 8 Juni 2021 Penulis

(11)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

PERSEMBAHAN ... v

LEMBAR KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Permasalahan ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Teori ... 8

1. Belajar ... 8

2. Pembelajaran ... 10

3. Media Pembelajaran ... 12

4. Prinsip Penggunaan Media ... 15

4. Bahan Ajar ... 17

5. Modul Pembelajaran ... 23

6. Pembelajaran berbasis Web... 26

7. Materi Metabolisme ... 30

B. Penelitian Relevan ... 30

C. Kerangka Berpikir ... 33

BAB III. METODE PENELITIAN ... 36

(12)

xiii

A. Jenis Penelitian ... 36

B. Langkah-Langkah Penelitian ... 37

C. Spesifikasi Produk ... 41

D. Pengumpulan Data ... 42

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 43

F. Analisis Data ... 45

G. Indikator Keberhasilan ... 46

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 48

A. Hasil Analisis Kebutuhan ... 48

B. Hasil Pengembangan Produk Awal ... 64

1. Perangkat Pembelajaran ... 65

2. Media Pembelajaran ... 67

C. Hasil Validasi Produk ... 75

D. Revisi Produk ... 90

E. Kajian Produk Akhir ... 103

F. Pembahasan ... 105

G. Keterbatasan Pengembangan ... 112

BAB V. PENUTUP ... 114

A. Kesimpulan ... 114

B. Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 116

LAMPIRAN 1. Surat Ijin Analisis Kebutuhan ... 118

LAMPIRAN 2. Pertanyaan Wawancara Analisis Kebutuhan ... 124

LAMPIRAN 3. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 130

LAMPIRAN 4. Surat Ijin Validasi Produk ... 160

LAMPIRAN 5. Angket Validasi Produk ... 162

LAMPIRAN 6. Hasil Validasi Produk ... 168

LAMPIRAN 7. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 189

LAMPIRAN 8. Petunjuk Penggunaan E-Modul Interaktif Berbasis Web .. 273

(13)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tabulasi Data Penelitian Relevan... 32

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Wawancara dalam Analisis Kebutuhan ... 43

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Validasi Materi ... 44

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Validasi Media ... 45

Tabel 3.4. Kriteria Validasi Produk ... 46

Tabel 4.1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 48

Tabel 4.2. Hasil Validasi Materi... 77

Tabel 4.3. Komentar dan Masukan Validator Materi ... 78

Tabel 4.4. Hasil Validasi Media ... 84

Tabel 4.5. Komentar dan Masukan Validator Media ... 85

Tabel 4.6. Rekapitulasi Persentase Rata-Rata Akhir Validitas ... 90

Tabel 4.7. Revisi Produk ... 91

Tabel 4.8. Revisi Media... 96

Tabel 4.9. Komponen Tambahan Hasil Revisi ... 102

(14)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir ... 35

Gambar 3.1. Bagan Penelitian ADDIE ... 36

Gambar 4.1. Alamat URL E-Modul Interaktif Berbasis Web ... 69

Gambar 4.2. Tampilan Awal ... 69

Gambar 4.3. Tampilan Home ... 70

Gambar 4.4. Tampilan Menu ... 70

Gambar 4.5. Slide Informasi ... 71

Gambar 4.6. Slide Petunjuk Penggunaan... 71

Gambar 4.7. Slide Kompetensi Dasar ... 72

Gambar 4.8. Slide Materi ... 72

Gambar 4.9. Slide Video... 73

Gambar 4.10. Slide Kuis ... 73

Gambar 4.11. Slide Evaluasi... 74

Gambar 4.12. Slide Tentang ... 74

Gambar 4.13. Konten Video dan Instrumen Musik... 75

Gambar 4.14. Konten Kalimat Motivasi ... 75

(15)

1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Proses pembelajaran pada abad ke-21 menuntut guru lebih adaptif sesuai dengan perkembangan zaman, berlandaskan pada kurikulum pembelajaran yang senantiasa dikembangkan berdasarkan filsafat pendidikan. Tantangan baru bagi seorang guru dengan hadirnya pembelajaran daring yakni lebih mahir menggunakan teknologi informasi sebagai sarana penyampaian pembelajaran kepada siswa. Hal ini sesuai dengan Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah. Pada peraturan tersebut disampaikan bahwa salah satu prinsip pembelajaran yaitu dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran (Solihudin, 2018). Oleh karena itu, sebagai guru tentu harus mengembangkan proses pembelajaran dari bentuk pembelajaran verbal menuju keterampilan aplikatif yang dilakukan oleh siswa secara mandiri. Guru diharapkan mampu mengembangkan proses pembelajaran dari segi metode pembelajaran, media pembelajaran, dan cara evaluasi pembelajaran secara sistematis serta terintegrasi. Guru harus meninggalkan kebiasaan lama yakni berceramah diubah dengan menggunakan metode yang lebih membuat siswa aktif dan interaktif.

Proses pembelajaran daring yang saat ini tengah dialami oleh satuan pendidikan dari jenjang dasar hingga menengah sangat membawa dampak yang serius jika sekolah kurang persiapan dan adaptasi. Terkait permasalahan ini telah

(16)

dilakukan analisis kebutuhan guru dari 6 SMA di Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sukoharjo untuk mengetahui permasalahan pembelajaran dan pengembangan pembelajaran yang diharapkan sesuai standar proses pendidikan.

Hasil yang diperoleh yakni proses pembelajaran daring sangat sulit diterapkan karena guru hanya bisa melihat dari sisi kognitif melalui penilaian harian dan psikomotorik siswa. Aspek afektif sulit untuk dinilai karena siswa dalam belajar hanya melalui room chat. Selain itu, banyak guru menjadikan pembelajaran online sebagai sebuah tantangan bagi pengembangan profesionalitas guru.

Menurut Prasetyawan, (2020) pemanfaatan media online dapat meningkatkan kualitas diri dan kompetensi seorang guru, sehingga tercipta terobosan baru dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.

Hasil dari analisis kebutuhan materi biologi di kelas X, XI, dan XII yang paling sulit untuk dipahami siswa dan guru merasakan kesulitan dalam mengajarkan yaitu materi Animalia di kelas X, Sistem Koordinasi di kelas XI, dan Metabolisme di kelas XII. Materi metabolisme dianggap susah dipahami dan mengerti oleh siswa karena topik bahasan sangat banyak dan terdapat reaksi- reaksi kimia yang berlangsung dalam siklus metabolisme. Selain itu, materi ini harus dipahami konsep dasarnya terlebih dahulu untuk memudahkan memahami secara keseluruhan. Selama pembelajaran dari ini materi ini disampaikan guru dalam metode Discovery Learning dan/atau Project Based Learning dengan menggunakan media PPT atau ilustrasi berupa gambar maupun video.

Sekolah telah membantu dengan menyediakan platform pembelajaran daring melalui WA group, Google Classroom, dan Zoom meeting yang

(17)

dilaksanakan terbatas satu bulan sekali, serta platform LMS “eduprint” yang disediakan oleh SMA Muhammadiyah 1 Klaten. Sekolah juga menyediakan buku bacaan kepada siswa, hanya terbatas pada buku paket materi saja, sehingga siswa kurang dapat belajar dan berlatih penguasaan materi secara mandiri dengan buku ajar yang dapat digunakan sebagai pedoman. Di sisi lain ada sekolah yang hanya meminjamkan 1 buku paket untuk 2 siswa, yang tentu akan menjadikan kendala bagi siswa untuk belajar. Di sisi lain, dalam pembelajaran daring guru mengharapkan peningkatan belajar mandiri siswa dan lebih aktif, serta interaktif, sehingga membuat siswa tidak bosan dengan pembelajaran daring. Hal ini bisa didapatkan melalui media pembelajaran yang sekaligus digunakan sebagai bahan ajar, diantaranya: Handout, Flipper book, komik, multimedia interaktif, audio-video, dan modul (Wibowo, 2018). Dalam hal ini peneliti menyoroti media pembelajaran modul yang diaplikasikan melalui internet atau e-modul.

E-modul interaktif sebagai media pembelajaran dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam memahami materi dan meningkatkan literasi siswa, sehingga siswa diharapkan mampu meningkatkan minat belajar mandiri. Siswa dapat mengoperasikan secara langsung media pembelajaran yang dapat menjelaskan materi tertentu dengan berbagai menu seperti gambar, video, praktikum, kuis, evaluasi, dan lain-lain. Hal ini sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Rendra, dkk (2018), dengan pengembangan e-modul karena siswa kurang memiliki inisiatif untuk mencari dan menemukan solusi terhadap sebuah

(18)

permasalahan yang dihadapi. Penggunaan media tersebut diharapkan dapat membuat siswa lebih paham terkait materi metabolisme pada kelas XII.

Media pembelajaran e-modul dalam pembuatannya dapat melalui beberapa platform, seperti adobe flash, macromedia flash, lectora, dll.

Pembuatan dengan lectora jauh lebih murah dan mudah dalam pembuatan, serta dapat di unggah dalam bentuk web menggunakan alamat domain URL (Uniform Resource Locator). Penggunaan media ini dirasa sangat mudah dijalankan oleh siswa dan guru sehingga bisa diaplikasikan dengan menggunakan perangkat smartphone ataupun Personal Computer (PC). Hal ini sejalan dengan Prasetyawan (2020) dalam bukunya mengungkapkan bahwa dunia pendidikan saat ini telah memasuki revolusi kelima dengan dimanfaatkanya komputer dan internet dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran berbasis web ini telah terbukti membuat siswa lebih tertarik dan memudahkan siswa dalam belajar mandiri. Hal ini berdasarkan penelitian Wildani, dkk. (2012), tentang kelayakan media e-learning berbasis web pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan mendapatkan rata-rata kelayakan sebesar 100%, yang artinya media ini sangat layak untuk dikembangkan sebagai media pembelajaran.

Pembelajaran dengan media web akan membuat siswa menjadi lebih nyaman dalam belajar. Prasetyawan (2020) menyatakan bahwa melalui pembelajaran online berbasis web, siswa dapat menentukan sendiri cara belajar berdasarkan minat, kemampuan, dan gaya belajarnya. Selain itu, dengan adanya media e-modul interaktif berbasis web ini siswa bisa mengakses materi sama beberapa kali tanpa adanya batasan waktu, sehingga jika saat pembelajaran

(19)

berlangsung siswa kurang paham, bisa dilakukan review materi secara mandiri oleh siswa. Terlebih pada materi metabolisme yang harus dilakukan pemahaman lebih terkait tahapan metabolisme yang di dalamnya terdapat proses kimia, sehingga diperlukan pemahaman pada konsep dasar. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Pengembangan E- Modul Interaktif Berbasis Web pada Materi Metabolisme Kelas XII”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang muncul setelah dilakukannya analisis kebutuhan guru dan sekolah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana pengembangan e-modul interaktif berbasis web pada materi metabolisme kelas XII?

2. Bagaimana kelayakan media pembelajaran pada materi metabolisme kelas XII?

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan permasalahan, yaitu:

1. Pengembangan yang dilakukan yaitu pengembangan e-modul berisi tujuan pembelajaran, indikator ketercapaian, materi ajar berbentuk uraian teks dan penjelasan melalui video, video praktikum, kuis, dan evaluasi pembelajaran.

(20)

2. Website yang akan digunakan yaitu melalui alamat Uniform Resource Locator (URL) yang dibuat dengan domain tersendiri.

3. Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan pada penelitian ini yaitu KD 3.2 dengan pokok bahasan Metabolisme yang terbagi ke dalam sub materi Enzim, Katabolisme, dan Anabolisme.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian yaitu:

1. Mengembangkan e-modul interaktif berbasis web pada materi metabolisme kelas XII.

2. Mengetahui kelayakan media pembelajaran pada materi metabolisme kelas XII yang telah dikembangkan.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dikategorikan ke dalam tiga golongan yaitu:

I. Bagi Siswa

1. Siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar materi metabolisme dan timbul rasa keingintahuan dengan adanya pembelajaran menggunakan e-modul interaktif berbasis web.

2. Siswa semakin memiliki semangat untuk belajar mandiri dengan mengupayakan belajar dari sumber belajar e-modul interaktif berbasis web.

(21)

II. Bagi Guru

1. Meningkatkan kinerja guru dalam membuat e-modul interaktif berbasis web sebagai media pembelajaran alternatif untuk menunjang minat belajar mandiri siswa

2. Menambah variasi media pembelajaran guru yang bisa digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran di kelas.

III. Bagi Sekolah

1. Meningkatkan mutu sekolah dengan hadirnya penggunaan media IT e-modul interaktif berbasis web oleh guru sebagai salah satu penunjang media pembelajaran di sekolah.

2. Meningkatkan kemampuan guru di sekolah dengan penggunaan media pembelajaran berbasis IT dalam setiap memberikan materi kepada siswa.

(22)

8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori 1. Belajar

Belajar diharapkan memiliki perubahan tingkah laku seseorang yang timbul akibat kematangan dan sesuatu hal yang bersifat sementara sebagai hasil terbentuknya respon utama yaitu fisik dan psikis. Perubahan kemampuan yang disebabkan oleh kematangan, pertumbuhan, dan perkembangan dikategorikan sebagai hasil dari perbuatan belajar meskipun memiliki waktu yang lama dan konstan. Perubahan tingkah laku sebagai hasil dan perbuatan belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinu dan fungsional, bersifat positif dan aktif, bersifat konstan, bertujuan, serta mencakup seluruh aspek tingkah laku (Hanafy, 2014). Ciri-ciri perubahan tingkah laku sebagai hasil dari perbuatan belajar akan tampak jelas dalam berbagai pengertian belajar menurut beberapa ahli pendidikan dan psikolog, di antaranya (Suaradi, 2018):

1. Skiner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada seseorang yang belajar maka responnya akan menjadi lebih baik, sebaliknya jika orang tidak belajar, responnya menjadi menurun.

2. W. H. Buston berpendapat bahwa belajar merupakan proses terjadinya perubahan pada seseorang. Perubahan tersebut

(23)

menyangkut aspek kepribadian yang tersermin dari perubahan yang bersangkutan, yang tentu juga bersamaan dengan interaksinya dimana dia berada.

3. J. Neweg beranggapan bahwa belajar adalah proses di mana perilaku seseorang mengalami perubahan sebagai akibat dari pengalaman unsur. Menurut Neweg, unsur tersebut ada tiga, yaitu belajar sebagai suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang dilalui dari berbagai tahapan. Kedua yaitu pengalaman, belajar baru akan terjadi jika orang tersebut memiliki pengalaman yang dirasakan oleh orang tersebut. Ketiga yaitu perubahan perilaku, unsur ini menjadi muara dari berbagai proses yang ada dalam pembelajaran yaitu perubahan perilaku pada seseorang.

4. Sagne berpendapat bahwa belajar merupakan proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru berupa keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan sikap dan tingkah laku seseorang dari yang awalnya belum mengetahui menjadi lebih mengetahui. Melalui observasi pengalamanan orang lain dan diri sendiri dengan adanya perubahan pada diri di antaranya keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai yang dialami oleh orang tersebut.

(24)

2. Pembelajaran

Menurut Pane & Dasopang (2017), pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Proses dalam pembelajaran diartikan untuk mengatur, mengontrol siswa sehingga dapat mendorong dan mengajak siswa untuk mengikuti proses pembelajaran yang sedang dilakukan. Selain itu juga pembelajaran adalah sebagai pengaturan yang mengontrol aktivitas siswa di dalam kelas. Komponen-komponen yang terdapat dalam suatu proses pembelajaran adalah pendidik, peserta didik (siswa), dan sumber belajar. Komponen-komponen tersebut saling berkaitan satu sama lain dalam suatu lingkungan belajar sehingga mencapai tujuan dari pembelajaran yang sedang dilakukan. Berbeda dengan pendapat Pane & Dasopang (2017), defisini pembelajaran menurut Mawardi (2018) adalah suatu tindakan pengaturan di dalam kelas yang tersusun secara sistematis baik konsep, proses, maupun hasil yang ingin dicapai dengan suatu proses belajar. Selain itu juga, pembelajaran adalah suatu pemikiran dosen atau guru untuk mahasiswa atau siswa supaya mempelajari suatu pengetahuan baru dengan terstruktur melalui proses rancangan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.

Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara pendidik, siswa dan sumber belajar yang dilakukan dalam suatu lingkungan belajar di dalam kelas.

Pembelajaran di dalam kelas ditandai dengan adanya interaksi yang edukatif untuk mencapai tujuan yang telah dirancang oleh guru. Menurut Dananjaya,

(25)

(2013) peran penting guru secara sadar dan terencana yaitu membuat serta mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan dan memproses pembelajaran supaya siswa aktif mengembangkan potensinya sendiri.

Pembelajaran yang baik dilakukan secara bertahap karena tidak ada suatu pembelajaran yang dapat terjadi begitu saja tanpa suatu tahapan. Tahapan yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan pembelajaran yang efektif sesuai dengan apa yang diharapkan saat perancangan proses pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran memiliki arti bahwa terjadi proses interaksi antara guru, siswa melalui berbagai sumber belajar dalam kondisi lingkungan belajar.

Pembelajaran yang dilakukan oleh guru proses rancangan terkait tahapan- tahapan untuk mencapai tujuan secara efektif. Pembelajaran yang efektif tentu dapat tercapai jika dalam prosesnya terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi siswa dalam pembelajaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi, menurut Totok Susanto dalam Sholahuddin, (2012) diantaranya: motivasi dan cita-cita, keluarga, peranan guru, sarana dan prasarana, teman pergaulan, dan mass media. Faktor sarana dan prasarana menjadi faktor eksternal yang mempengaruhi minat belajar. Media pembelajaran, menjadi salah satu yang ada di dalamnya guna mendorong kemampuan siswa dalam memahami sebuah pembelajaran yang diberikan, sehingga tercipta minat belajar siswa.

(26)

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Pembelajaran yang dilakukan oleh guru di sekolah tidak hanya dengan menyampaikan materi yang ada dalam buku teks pembelajaran.

Akan tetapi, guru juga harus memiliki beberapa sarana penunjang dalam pelaksanaan pembelajaran yang akan digunakan, salah satunya media pembelajaran. Media menurut Depdiknas dalam Muhson (2010), berasal dari bahasa Latin dalam bentuk jamak “medium” yang berarti perantara atau pengantar. Secara umum bermakna segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber inforasi kepada penerima. Menurut Susilana & Riyana (2009), media oleh beberapa tokoh dan asosiasi memiliki makna atau pendapat yang berbeda, di antaranya:

1. Menurut Nasional Education Asociation (NEA) media pembelajaran merupakan sara komunikasi dalam bentuk cetak, maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat keras yang digunakan.

2. Asociation of Education Communication Technology (AECT) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan dalam penyaluran pesan.

3. Gagne berpendapat bahwa media merupakan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa dalam belajar.

(27)

4. Heinich, (1993) berpendapat media merupakan alat saluran komunikasi.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut bisa diartikan bahwa media merupakan sarana penyalur/penghubung dalam memberikan pesan dengan bantuan perangkat atau teknologi tertentu. Berdasarkan hal tersebut, dipertimbangkan bahwa melalui berbagai sarana dan prasarana yang ada bisa sebagai perantara dalam membawa pesan-pesan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran siswa. Kaitan dalam proses pembelajaran, media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar siswa yang mengkombinasikan antara perangkat lunak (bahan belajar) dan perangkat keras (alat belajar). Adanya perangkat tersebut, baik lunak maupun keras, yang perlu dipertimbangkan dalam sebuah media pembelajaran yaitu sebuah pesan atau informasi yang disampaikan melalui media tersebut. Harapan adanya pesan tersebut yaitu siswa dapat dengan mudah mempelajari dan mengerti materi pembelajaran yang diberikan oleh guru.

b. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Gerlach dan Erly dalam Rohani (2019), mengkategorikan media pembelajaran harus memiliki tiga ciri yang menggambarkan media pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan:

1. Ciri Fiksatif

(28)

Ciri fiksatif menggambarkan media pembelajaran yang diperoleh dari proses merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek di antaranya gambar yang data diambil dengan kamera dan dapat diproduksi kapan saja.

2. Ciri Manifulatif

Ciri manipulatif menggambarkan teknik pengambilan gambar time lapse recording dalam sebuah kejadian yang memakan waktu berhari-hari dan disajikan halam hitungan menit.

3. Ciri Distributif

Ciri distributif menggambarkan suatu objek yang ditranformasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada siswa dengan stimulus berupa pengalaman yang terdapat pada siswa mengenai beberapa kejadian.

Media pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti mengacu kepada ciri fiksatif, karena media pembelajaran yang dikembangkan berisi materi dan video dari sebuah objek yang sudah ada dan dapat digunakan kapan saja. Ciri ini dapat ditemukan dalam uraian materi yang didalamnya berisi gambar dan video penjelasan dari YouTube yang dapat digunakan untuk menjelaskan materi secara visual.

(29)

4. Prinsip Penggunaan Media

a. Media pembelajaran tidak ada yang bisa diimplementasikan untuk semua tujuan pembelajaran. Satu media hanya cocok untuk tujuan pembelajaran tertentu, yang mungkin tidak cocok untuk tujuan pembelajaran lain.

b. Media merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Hal ini berarti media pembelajaran bukan hanya alat bantu belajar, tetapi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Tanpa alat bantu pembelajaran mungkin dapat terjadi, tetapi jika tanpa media pembelajaran proses belajar tidak dapat berjalan dengan baik.

c. Harus memiliki sasaran utama yaitu memudahkan siswa dalam belajar. Kemudahan dan pemahaman siswa menjadi saran utama dalam pembuatan atau pengembangan media yang akan diberikan pada saat proses pembelajaran supaya siswa dapat dengan mudah memahami materi dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai.

d. Pemilihan media harus objektif dari apa yang dibutuhkan dan dilihat dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, pembuatan dan pengembangan ini tidak serta merta untuk kesenangan guru.

e. Media pembelajaran tidak boleh membingungkan siswa dalam memahami materi pembelajaran yang diajarkan.

(30)

c. Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran tentu akan erat kaitannya dengan kemudahan perolehan pengetahuan siswa terhadap materi pembelajaran dan kemampuan guru dalam menunjang kebutuhan siswa akan pemahaman materi. Adanya media ini diharapkan bisa memberi rangsangan kepada siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa baik visual, kinestetik, dan /atau auditori. Melihat dari fungsi tersebut, maka menurut Susilana & Riyana (2009), media pembelajaran memiliki manfaat:

1. Menjadikan konsep menjadi konkrit. Materi pembelajaran banyak dikeluhkan siswa akibat terlalu abstrak sehingga susah untuk diterima dan dipahami oleh siswa. Oleh karena itu, media pembelajaran berperan dalam memperjelas konsep materi supaya siswa lebih memahaminya.

2. Dapat membuat siswa melihat gambaran secara langsung.

Beberapa materi yang abstrak siswa terkadang masih membayangkan gambar, bentuk, tempat, dan lainnya. Dengan hadirnya media pembelajaran diharapkan membuat siswa melihat secara langsung objek yang ada pada beberapa materi yang dianggap abstrak.

3. Menampilkan objek yang sekiranya abstrak dan terlalu besar atau kecil. Terkadang siswa dalam beberapa mata pelajaran perlu

(31)

mengetahui struktur atau komponen yang ada pada objek tersebut, sehingga perlu adanya bantuan media pembelajaran, dalam hal ini bisa berupa media untuk pengamatan benda-benda yang sangat kecil atau bahkan besar dan tidak bisa teramati secara langsung.

4. Memperjelas materi pembelajaran. Melalui media pembelajaran salah satunya berupa ilustrasi atau animasi siswa secara interaktif dapat mempelajari materi sendiri. Adanya media tersebut maka siswa lebih mudah memahami materi yang dianggap kurang jelas jika disampaikan melalui uraian teks.

Berdasarkan uraian manfaat media pembelajaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa melalui media pembelajaran dapat membuat sebuah konsep pembelajaran dapat dengan mudah dipahami karena materi menjadi semakin konkrit dengan adanya berbagai ilustrasi atau objek yang dapat dipahami siswa secara langsung tanpa menibulkan persepsi lain. Hal ini tentu akan memperjelas siswa dalam menerima materi yang diajarkan oleh guru sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi yang dianggap kurang jelas.

4. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan buku teks yang digunakan dalam pembelajaran sebagai media yang bertujuan untuk memberikan pemahaman materi kepada siswa. Bahan ajar tentu berisi materi-materi

(32)

yang disusun secara sistematis dan runtut sesuai dengan instrumen perangkat pembelajaran berupa silabus yang dapat digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan yang nyaman. Bahan ajar harus memiliki informasi yang utuh dari kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa dalam proses pembelajaran. Diharapkan dari adanya bahan ajar ini dilengkapi dengan ilustrasi dan tugas atau latihan serta aktivitas yang dapat dilakukan siswa untuk memperkuat pemahaman terhadap materi dan kompetensi yang dipelajari (Qondias, Winarta, & Siswanto, 2019).

Bahan ajar yang baik harus memuat empat hal, di antaranya: (1) Harus memuat sumber materi ajar yang relevan. Materi ajar yang dicantumkan harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan kompetensi yang diharapkan bisa dikuasai oleh siswa. Oleh karena itu, bahan ajar harus memuat materi yang lengkap supaya siswa bisa memahami konsep dalam materi yang dipelajari. (2) Menjadi referensi buku untuk mata pelajaran tertentu. Dalam hal ini, bahan ajar harus berisi informasi yang lengkap dan terpercaya sehingga bisa dijadikan buku pedoman bagi buku- buku yang lainnya. (3) Disusun secara sistematis dan sederhana. Proses penyusunan bahan ajar harus disesuaikan dengan perangkat pembelajaran yang digunakan sehingga susunannya menjadi sistematis dan mudah dipahami oleh siswa atau pembaca. (4) Disertai petunjuk pembelajaran.

Hal ini berfungsi untuk menuntun pembaca atau siswa supaya dengan mudah bisa mencapai kompetensi yang diharapkan oleh penulis atau guru dalam menguasai materi pembelajaran yang disampaikan (Akbar, 2017).

(33)

Bahan ajar yang berfungsi sebagai sumber belajar siswa dalam memperoleh informasi terkait materi yang dipelajari memiliki berbagai jenis. Menurut Wibowo (2018), bahan ajar digolongkan ke dalam 6 jenis, di antaranya:

1. Handout

Handout berisi bahan tertulis yang disiapkan guru dalam menunjang pembelajaran dan berfungsi sebagai media dalam memperkaya pengetahuan siswa. Handout biasanya disusun dengan mengambil beberapa materi dari sumber-sumber yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan. Handout disusun berdasarkan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa, sehingga materi yang di dalamnya harus bisa dipahami siswa.

2. Buku

Buku merupakan media pembelajaran yang berisi bahasa tertulis yang di dalamnya terdapat berbagai ilmu pengetahuan yang diperoleh dari sebuah kajian-kajian, penelitian, pengalaman, atau imajinasi seseorang.

3. Modul

Modul merupakan sebuah media pembelajaran dengan bentuk tulisan yang memiliki tujuan supaya pembaca atau siswa dalam belajar secara mandiri tanpa adanya bimbingan dari seorang guru.

Oleh karena itu, modul minimal berisi komponen dasar sebuah

(34)

materi yang diharapkan bisa dipahami siswa secara mandiri (self instruction).

4. Radio

Radio merupakan media yang berisi suara yang dimanfaatkan sebagai bahan ajar dalam mempelajari materi tertentu. Radio sangat cocok digunakan oleh pembelajaran yang diberikan oleh siswa dengan kemampuan auditori, sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi pembelajaran.

5. Video atau Film

Video atau film merupakan media pembelajaran yang berbentuk audiovisual yang dapat menampilkan materi yang dipelajari dalam bentuk penayangan video. Oleh karena itu, secara bersamaan siswa dapat menguasai satu atau lebih kompetensi yang diharapkan hanya dengan melihat dan mendengar.

6. Multimedia Interaktif

Multimedia interaktif merupakan media pembelajaran yang berbentuk kombinasi antara audio, teks, animasi, dan video yang bisa dikendalikan dengan perintah pengguna. Bahan ajar ini dapat memudahkan pengguna yaitu siswa dalam memperdalam pemahaman materi yang dipelajari.

Berdasarkan jenis-jenis bahan ajar tersebut, peneliti mengembangkan modul pada penelitian ini karena penggunaan modul akan memungkinkan siswa dapat belajar secara mandiri (self instruction)

(35)

sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Penggunaan bahan ajar modul dirasa tepat dalam proses pembelajaran individu, sehingga tanpa didampingi oleh guru, siswa dapat memahami materi pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Akan tetapi, peneliti menggunakan modul dalam bentuk e-modul karena akan lebih efektif dan dapat dengan mudah diterima oleh siswa generasi Z saat ini yang sebagian besar dalam hidupnya bergantung pada teknologi. Dalam e-modul yang dikembangkan, peneliti juga menambahkan multimedia yang menarik sehingga siswa tidak bosan dalam belajar.

b. Prinsip Bahan Ajar

Bahan ajar harus memiliki prinsip dalam pengembangannya.

Menurut prinsip tersebut yaitu:

1. Prinsip Relevansi

Prinsip relevansi berarti bahan ajar harus memiliki keterkaitan terhadap materi yang diajarkan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sudah ada dalam instrumen perangkat pembelajaran.

2. Prinsip Konsisten

Prinsip konsisten berarti bahan ajar yang digunakan harus disesuaikan dengan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan indikator yang sudah disusun guru sehingga tidak terjadi perbedaan antara bahan ajar dengan instrumen dalam silabus.

(36)

3. Prinsip Kecakupan

Prinsip kecakapan berarti materi yang diajarkan harus cukup memadahi bagi siswa dalam menguasai materi dan kompetensi yang diharapkan oleh guru.

Sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut buku ajar tentu harus berpedoman kepada perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru, sehingga proses pembelajaran dapat terintegrasikan. Berdasarkan prinsip tersebut bahan ajar yang harus dibuat juga harus dipahami oleh siswa berdasarkan kecakupan yang ada dengan disesuaikan pada kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai oleh siswa dalam pembelajaran di kelas.

c. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan bahan ajar terlebih dahulu dilakukan dengan sebuah riset dengan langkah yang diuraikan seperti ditulis oleh Akbar (2017) dalam bukunya, yaitu:

1. Identifikasi masalah pembelajaran yang terjadi.

Identifikasi masalah pembelajaran dapat dilakukan melalui review bahan ajar yang digunakan oleh siswa dan guru dalam pembelajaran untuk melihat apakah bahan ajar yang digunakan sudah relevan sesuai dengan prinsipnya. Selain itu, bisa juga dilakukan observasi kepada guru terkait dengan bahan ajar yang digunakan dalam menyampaikan materi pembelejaran dikelas.

(37)

2. Analisis kurikulum.

Analisis kurikulum dilakukan dengan menganalisis kebutuhan bahan ajar dengan indikator ketercapaian yang diharapkan oleh guru, kompetensi dasar, dan perumusan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh siswa.

3. Menyusun draft bahan ajar berdasarkan teoritik.

Penyusunan bahan ajar disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

Selain itu, bahan ajar juga harus disesuaikan dengan konteks materi yang disampaikan supaya siswa dapat memahami materi dengan mudah dan mandiri. Setelah dilakukan penyusunan, kemudian dilakukan validasi oleh ahli untuk mengetahui kesesuaian teori yang disampaikan dalam bahan ajar dengan kesesuaian bentuk, topik materi, isi, dan lainnya.

4. Revisi draft bahan ajar.

Adanya revisi dari hasil validasi ahli diharapkan bahan ajar dapat dipergunakan dalam proses pembelajaran di kelas dan sebagai media pembelajaran untuk siswa supaya bisa lebih mudah memahami materi serta belajar mandiri.

5. Modul Pembelajaran

a. Pengertian Modul Pembelajaran

Modul merupakan bahan ajar yang dirancang oleh guru untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh siswa. Modul di dalamnya terdiri dari

(38)

kompetensi dasar dan indikator yang harus dikuasai oleh siswa. Selain itu, modul juga berisi petunjuk yang dapat memudahkan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran secara mandiri. Pembelajaran mandiri berarti siswa dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran guru secara langsung. Hal ini dapat diterapkan pada proses pembelajaran daring atau jarak jauh yang sedang dilaksanakan. Penyusunan modul dengan menggunakan bahasa guru yang seakan-akan memberikan pembelajaran kepada siswa, sehingga modul juga sering disebut instruksional mandiri.

Berdasarkan pengertian tersebut modul hendaknya berisikan konsep- konsep materi yang mudah dipahami oleh siswa (Direktorat Tenaga Pendidikan, 2008).

Secara rinci modul sebaiknya berisi beberapa komponen diantaranya: (1) Tujuan kompetensi yang harus dicapai siswa. (2) Topik atau Kompetensi dasar yang akan dipelajari. (3) Pokok-pokok sub materi yang akan dijabarkan. (4) Kedudukan dan Fungsi modul dalam sebuah program. (5) Peranan guru dalam proses belajar mengajar. (6) Alat dan sumber belajar yang digunakan. (7) Kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan secara mandiri oleh siswa. (8) Lembar kerja siswa yang harus diisi. (9) Evaluasi pemahaman materi dengan berbagai soal (Wibowo, 2018).

(39)

b. Kriteria Modul Pembelajaran

Modul pembelajaran yang baik harus dirancang secara sistematis dan menarik untuk dipelajari secara mandiri oleh siswa. Oleh karena itu, materi, metode, batasan-batasan, dan evaluasi yang ada di dalamnya dapat dipahami serta dikerjakan oleh siswa. Menurut Direktorat Tenaga Pendidikan (2008), sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai berikut:

1. Self Instructional

Self instructional yaitu melalui modul yang ditulis dan dikembangkan oleh guru, siswa mampu membelajarkan diri sendiri dan tidak tergantung dengan pihak lain dalam memahami konsep-konsep pembelajaran.

2. Self Contained

Self contained berarti dalam sebuah modul sudah bisa menyangkup materi yang terdiri dari satu kompetensi, mulai dari satu unit hingga sub kompetensi yang dipelajari. Hal ini bertujan untuk memberikan kesempatan siswa untuk mempelajari materi dengan tuntas tanpa ada potongan-potongan pada sub bab materi yang diajarkan.

3. Stand Alone

Stand alone berarti modul yang ditulis atau dikembangkan guru tidak bergantung dengan media lain atau tidak digunakan secara bersamaan dengan media lain. Dari kriteria ini, guru dituntut

(40)

untuk menyampaikan konsep materi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dalam belajar mandiri supaya hanya satu modul saja yang digunakan dalam media pembelajaran.

4. Adaptive

Adaptive dikaitan dengan perkembangan teknologi dan ilmu, sehingga peran modul juga harus disesuaikan. Modul dikatakan adaptif jika dapat menyesuaikan dan fleksibel saat digunakan.

Saat ini berkembang adanya e-modul yang diterapkan pada aplikasi atau website yang secara langsung dapat diakses oleh siswa.

5. User Friendly

Modul hendaknya bersahabat dengan siswa, sehingga siswa dapat dengan mudah mengakses modul pembelajaran dengan baik dan tanpa adanya kendala dalam akses. Kemudahan ini menjadi salah satu faktor penentu termasuk dengan penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti secara langsung oleh siswa, sehingga proses belajar mandiri dapat berjalan dengan lancar.

6. Pembelajaran berbasis Web

a. Pengertian Pembelajaran berbasis Web

Pembelajaran berbasis Website (web) atau biasa dikenal “web used learning” merupakan salah satu penerapan dari e-learning. E- learning merupakan media pembelajaran dengan web internet yang

(41)

berbasis elektronik. Pengembangan jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan web sebagai media dalam pembelajaran yang dapat digunakan secara langsung oleh siswa (Weni & Isnani, 2016). Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan, pembelajaran berbasis web merupakan proses pembelajaran yang memanfaatkan media website dalam mempelajari materi yang diberikan oleh guru. Pada hakikatnya pembelajaran berbasis web ini seperti halnya pembelajaran konvensional, tetapi lebih dituangkan dalam media berbasis IT yaitu website.

Web dapat menciptakan sebuah lingkungan belajar maya yang terdapat fasilitas yang dapat dikontrol langsung oleh pengguna untuk mendukung proses pembelajaran. Fasilitas yang dapat diakses melalui web dalam mempelajari materi yaitu berisi materi, chat, penilaian, dan sistem administrasi (Pratiwi, 2019). Penerapan pembelajaran berbasis web yang dilakukan oleh peneliti, yaitu menggunakan web sebagai media dalam mengembangkan modul pembelajaran sehingga tercipta e-modul berbasis web. Melalui pembelajaran dari e-modul berbasis web ini dapat dilakukan oleh siswa dengan mudah karena bisa terintegrasi dengan pembelajaran konvensional. Hal ini dikarenakan bisa sebagai salah satu media pembelajaran di kelas dalam menunjang belajar mandiri.

(42)

b. Prinsip Pembelajaran berbasis Web

Prinsip penggunaan web sebagai media pembelajaran yaitu dengan disertai hyperlink yang memungkinkan untuk mengakses informasi yang ada di website. Pembelajaran berbasis web akan memberikan respon terhadap siswa yaitu stimulus yang bisa dikembangkan oleh siswa dalam mengoperasikan Personal Computer (PC) atau melalui browser internet. Pembelajaran berbasis web dapat dilakukan oleh siswa secara individual, tidak hanya dalam kondisi di lingkungan sekolah, tetapi juga bisa dalam lingkungan rumah (Pratiwi, 2019). Seperti pada saat ini dengan pembelajaran online sehingga siswa dapat melakukan pembelajaran di rumah. Dengan diangkatnya e-modul dalam pembelajaran berbasis web, maka siswa diharapkan bisa memahami materi tanpa adanya guru dalam situasi pembelajaran online saat ini. Oleh karena itu, siswa dapat mengakses kapan pun dan bisa mencari berbagai sumber yang lainnya.

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran berbasis Web

Kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis web menurut Rusman dalam Pratiwi (2019), yaitu:

1. Access is avalaible anytime, anywhere, around the globe

Siswa atau guru dapat mengakses pembelajaran ini kapan pun, di mana pun, di seluruh dunia sehingga pembelajaran lebih leluasa.

2. Per-student equipment cost are affordable

(43)

Biaya yang dikeluarkan oleh siswa dalam belajar sangat murah karena tidak lagi bergantung pada buku teks yang saat ini harganya mahal.

3. Student tracking is made easy

Pengawasan oleh guru terkait perkembangan siswa menjadi lebih mudah.

4. Possible “learning object” architecture support on demand personalized learning

Rancangan pembelajaran berbasis web memungkinkan terjadinya pembelajaran yang terpersonalisasi.

5. Contentisealy update

Guru bisa dengan leluasa memperbaharui atau mengedit materi dengan mudah.

Sedangkan kelemahan dari pembelajaran berbasis web yaitu:

1. Keberhasilan pembelajaran berbasis web tergantung kemandirian dan kemauan siswa untuk belajar.

2. Siswa yang akses internet susah akan mengalami sedikit kendala.

3. Perlu adanya panduan dalam belajar berbasis web dikarenakan siswa belajar mandiri.

4. Jika materi kurang menarik siswa akan merasa bosan dalam pembelajaran berbasis web.

(44)

7. Materi Metabolisme

Metabolisme marupakan salah satu materi pokok yang diajarkan kepada siswa kelas XII SMA/MA. Materi metabolisme memiliki pembahasan yang sangat kompleks dan cukup abstrak, karena mempelajari berbagai konsep dan proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel. Materi ini dirasa cukup sulit untuk dipelajari oleh siswa karena banyak hafalan pada setiap siklus metabolisme. Kompleksitas materi metabolisme membuat materi ini sulit untuk dipahami, yaitu proses metabolisme yang dibagi menjadi 2, meliputi katabolisme dan anabolisme, yang keduanya membutuhkan reaksi enzimatis dalam bekerja. Hal ini membuat siswa cukup susah untuk memahami karena proses yang cukup panjang dan banyak digunakan senyawa-senyawa kimia yang harus dipahami, sehingga siswa merasa kesulitan dan perlu pemahaman lebih terhadap materi metabolisme ini.

B. Penelitian Relevan

Penelitian ini mengutip beberapa jurnal, skripsi, prossiding, tesis.

Penelitian tersebut mendukung pengembangan e-modul interaktif berbasis web untuk meningkatkan minat belajar mandiri pada materi metabolisme pada kelas XII. Penelitian-penelitian yang relevan di antaranya yang dilakukan oleh (Pratiwi, 2019), (Kizmiati, 2020), dan Aprilia, Lathifah, Syaferi dkk, (2020).

(45)

1. Hasil penelitian Pratiwi (2019), yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Biologi Berbasis Web pada Materi Evolusi Kelas XII di SMA Negeri 1 Meulaboh” menunjukkan bahwa pengembangan desain media pembelajaran berbasis web mendapatkan respon yang baik. Dari respon ini, media pembelajaran biologi berbasis web sangat layak digunakan sebagai media yang efektif untuk siswa.

2. Hasil penelitian Kizmiati (2020), yang berjudul “Implementasi E- Modul Pengayaan Isolasi dan Karakterisasi Bakteri dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa SMA” menunjukkan bahwa pengembangan E-Modul secara implementasi sangat berpengaruh terhadap kemandirian siswa kelas XII.

3. Hasil penelitian Aprilia, Lathifah, Syaferi, & dkk (2020), yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Booklet Metabolisme untuk Siswa SMA Kelas XII” menunjukkan hasil bahwa booklet metabolisme yang dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran metabolisme di SMA Kelas XII.

Berdasarkan penelitian-penelitian relevan tersebut dapat dibuat sebuah tabulasi data penelitian relevan seperti disajikan pada Tabel 2.1. berikut:

(46)

Tabel 2.1. Tabulasi Data Penelitian Relevan

No Penelitian Relevansi Penelitian

Persamaan Perbedaan

1

“Pengembangan Media

Pembelajaran Biologi Berbasis Web pada Materi Evolusi Kelas XII di SMA Negeri 1 Meulaboh” oleh (Pratiwi, 2019).

Pengembangan media

pembelajaran dengan berbasis web.

Pengembangan yang dilakukan oleh Pratiwi (2019), merujuk kepada media pembelajaran keseluruhan materi, sedangkan pada penelitian ini hanya merujuk pada pengembangan e- modul. Perbedaan

BAB dalam

pengembangan juga didapatkan.

2

“Implementasi E- Modul Pengayaan Isolasi dan Karakterisasi Bakteri dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa

SMA” oleh

(Kizmiati, 2020).

Karakteristik yang ingin

dikembangkan oleh peneliti memiliki

kesamaan dengan penelitian

Kizmiati (2020), yaitu

Pengembangan E- Modul untuk meningkatkan Kemandirian siswa dalam belajar

Perbedaan materi bahasan yang akan menjadi objek dalam penelitian ini.

3

“Pengembangan Media

Pembelajaran Booklet

Metabolisme untuk Siswa SMA Kelas XII” oleh (Aprilia, Lathifah, Syaferi, &

dkk, 2020)

Persamaan materi

yang akan

dikembangkan yaitu Metablisme yang dipelajari di kelas XII SMA.

Bentuk

pengembangan yang dilakukan berbeda yaitu pengembangan Booklet yang dilakukan oleh Aprilia, Lathifah, Syaferi dkk (2020), sedangkan peneliti akan

(47)

No Penelitian Relevansi Penelitian

Persamaan Perbedaan

mengembangkan E- Modul.

C. Kerangka Berpikir

Peneliti melakukan analisis kebutuhan di lima Sekolah di Kabupaten Klaten dan satu Sekolah di Kabupaten Sukoharjo, yaitu: SMA Negeri 1 Jogonalan, SMA Negeri 1 Karangnongko, SMA Negeri 1 Klaten, SMA Negeri 3 Klaten, SMA Muhammadiyah 1 Klaten, dan SMA Negeri 1 Weru Sukoharjo. Dari hasil analisis kebutuhan di sekolah tersebut, diperoleh hasil bahwa selama pembelajaran daring, Bapak/Ibu guru mengatakan bahwa sebagian siswa mengalami bosan dalam belajar. Selain itu, siswa susah menerima materi terlebih materi yang substansinya sangat banyak seperti materi metabolisme. Banyak siswa mengeluhkan kuota dalam pembelajaran, namun saat ini sudah diberikan bantuan oleh Kementrian Pendidikan. Siswa yang terkendala oleh jaringan dan fasilitas yang dimilikinya, sekolah memfasilitasi dengan memperbolehkan siswa dating ke sekolah untuk menggunakan laboratorium komputer. Sekolah juga meminjamkan buku pegangan kepada siswa, namun beberapa sekolah meminjamkan satu buku untuk dua siswa dikarenakan keterbatasan buku yang dimiliki oleh sekolah. Selain itu SMA Muhammadiyah 1 Klaten dengan basis swasta memberikan fasilitas kepada siswa dengan menyewa Learning Management Sistem (LMS) “eduprint”, sedangkan sekolah negeri

(48)

yang lainnya hanya dengan menggunakan Google Classroom dan WA Group.

Kegiatan pembelajaran seperti ini membuat siswa kurang bisa menerima materi secara mendalam dikarenakan hanya melalui media Google Classroom dan WA Group. Jika sekolah mempergunakan video conference tidak berani, dikarenakan mayoritas dari siswa di sekolah terkendala oleh keluhan kuota dan jaringan. Supaya pembelajaran tetap bisa berjalan maka sekolah dengan basis negeri menggunakan Microsoft 365 yang dikembangkan oleh pemerintah Provinsi Jawa Tengah, akan tetapi masih banyak sekolah yang merasa keberatan menggunakan software tersebut. Oleh karena itu harapan pembelajaran dengan model daring ini mengedepankan kemandirian siswa dalam belajar, sehingga semua guru menginginkan adanya pengembangan media pembelajaran yang dapat membuat siswa bisa belajar secara mandiri. Adanya harapan dari guru terkait pengembangan media yang dapat membuat siswa dapat belajar secara mandiri, peneliti menawarkan pengembangan e-modul interaktif berbasis web yang dapat dioperasikan oleh siswa secara mandiri dan dapat memahami materi dengan mudah. Jalannya penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan kerangka berpikir yang terdapat pada Gambar 2.1. berikut:

(49)

35 Analisis Kebutuhan :

 SMA Negeri 1 Jogonalan

 SMA Negeri 1 Karangnongko

 SMA Negeri 1 Weru

 SMA Negeri 1 Klaten

 SMA Negeri 3 Klaten

 SMA Muhammadiyah 1 Klaten Hasil analisis:

1. Siswa merasa bosan dalam pembelajaran online.

2. Siswa mengeluhkan kuota dan jaringan dalam pembelajaran online.

3. Guru mengalami kesulitan dalam mengajar materi yang memiliki substansi luas salah satunya metabolisme di kelas XII.

4. Beberapa sekolah hanya

meminjamkan buku tertentu saja dan dalam jumlah yang terbatas.

5. Guru lebih menginginkan minat belajar mandiri siswa meningkat dan mendukung gerakan literasi.

Alternatif Solusi :

 Pengembangan E-Modul Interaktif berbasis Web Kelebihan E-Modul berbasis Web:

1. Dapat digunakan

kapanpun dan dimanapun 2. Biaya murah dan akses

mudah

3. Pemantauan siswa mudah 4. Mendukung

pembelajaran yang terpersonalisasi 5. Dapat diperbaharui

kapanpun

Penelitian Relevan :

1. Pembelajaran Biologi Berbasis Web (Pratiwi, 2019).

2. Implementasi E-Modul dalam Pembelajaran Mandiri (Kizmiati, 2020).

3. Pengembangan Booklet pada materi metabolisme (Aprilia, Lathifah, Syaferi, & dkk, 2020)

Hal yang diharapkan :

1. Siswa dapat meningkatkan belajar mandiri melalui E-Modul berbasis web

2. Guru dapat mengembangkan kompetensi dalam mengajar

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir

(50)

36

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan model ADDIE Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. Siklus dalam model ADDIE dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.2. berikut:

Gambar 3.1. Bagan Penelitian ADDIE (Sezer dkk dalam Rayanto, 2020) Analysis

Design

Development Implementation

Evaluation

(51)

B. Langkah-Langkah Penelitian

Langkah penelitian dan pengembangan dengan model ADDIE merupakan suatu pendekatan yang menekankan suatu analisis setiap komponen yang saling berinteraksi satu sama lainnya (Sezer dalam Rayanto

& Sugianti, 2020). Selain itu, Robert Maribe Branch dalam Sugiyono (2017), menekankan setiap tahapan sebagai berikut: Analysis, berkaitan dengan kegiatan analisis terhadap situasi tertentu sehingga dapat ditemukan produk yang akan dikembangkan. Design, merupakan kegiatan perancangan produk sesuai dengan yang dibutuhkan. Development, merupakan kegiatan pembuatan dan pengujian produk. Implementation, adalah kegiatan mengimplementasikan produk kepada sasaran yang sudah ditentukan. Evaluation, adalah kegiatan untuk menilai pelaksanaan dan hasil dari suatu produk yang dikembangkan. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan pada penelitian ini yaitu:

1. Analysis

Analisis dapat dilakukan dari pengembangan dari kajian-kajian penelitian sebelumnya dan analisis dari proses pencarian informasi aktual di lapangan. Peneliti menggunakan analisis dari proses pencarian informasi aktual di lapangan melalui analisis kebutuhan di 6 sekolah di kabupaten Klaten dan Sukoharjo.

Keenam sekolah tersebut yakni : SMA Negeri 1 Jogonalan, SMA Negeri 1 Karangnongko, SMA Negeri 1 Klaten, SMA Negeri 3 Klaten, SMA Muhammadiyah 1 Klaten, dan SMA Negeri 1 Weru

(52)

Sukoharjo. Analisis kebutuhan mengkaji tentang permasalahan pembelajaran, karakteristik guru, tujuan pembelajaran, proses dan hasil pembelajaran selama berlangsungnya pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).

2. Design

Pada tahapan ini dimulai dengan mendesain produk yang akan dikembangkan berdasarkan hasil analisis kebutuhan di sekolah untuk menunjang pembelajaran yang dikeluhkan oleh guru.

Menjawab keluhah dari guru, maka peneliti mengembangkan bahan ajar berupa e-modul, sehingga peneliti harus mampu untuk mengembangkan tujuan instruksional, analisis tugas, dan kriteria penilaian yang sesuai dengan e-modul yang akan dikembangkan.

Pada tahapan ini peneliti mulai merancang produk mulai dari pemilihan bentuk website, mendesain e-modul interaktif berbasis website dan mempersiapkan materi-materi atau instrumen pembelajaran yang terdapat dalam menu e-modul berbasis web.

3. Development

Pengembangan yang dimaksudkan yaitu mengembangkan sesuai dengan desain yang diinginkan oleh guru dalam hasil analisis kebutuhan. Peneliti akan mengembangkan e-modul interaktif berbasis web sehingga peneliti akan mengembangkan materi instruksional yang akan dimasukkan ke dalam e-modul interaktif

(53)

berbasis web. E-modul interaktif berbasis web memuat beberapa menu di dalamnya, dengan rincian sebagai berikut:

a) Halaman login

 Merupakan tampilan awal setelah mengakses URL pada browser

 Login menggunakan URL dengan menekan tombol “mulai” untuk membuka e-modul

b) Menu Informasi

 Berisi hal yang melatarbelakangi pembuatan aplikasi dan kata pengantar dari penulis terkait pengembangan e-modul yang dibuat.

c) Menu Petunjuk Penggunaan

 Berisi penggunaan e-modul interaktif berbasis web yang dapat menjadi pedoman siswa dalam mengakses melalui browser

d) Menu Kompetensi Dasar dan Indikator

 Berisi Kompetensi Dasar yang akan disampaikan melalui e-modul yang dapat dikuasai siswa

 Berisi Indikator yang sudah disusun oleh guru dalam mengukur kemampuan siswa yang diharapkan setelah mempelajari e-modul interaktif berbasis web

e) Menu Materi

Gambar

Tabel 2.1. Tabulasi Data Penelitian Relevan
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir
Gambar 3.1. Bagan Penelitian ADDIE (Sezer dkk dalam Rayanto, 2020) Analysis
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Wawancara dalam Analisis Kebutuhan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut peniliti ingin mengetahui apakah penggunaan modul dalam pembelajaran dapat berfungsi dengan baik dan efektif sehingga peserta didik

Pengguna Anggaran pada Satuan Kerja Dinas Peternakan Kabupaten SumbaTimur, Alamat Jl.. No 33 35 36 37 38 39 40 41 42 43 Sartuan Kerja Kode 20103 20103 20103 20103 20103 20103

Pemodelan ARIMA ini diharapkan dapat membuat hasil prediksi yang lebih valid dan relevan untuk dipakai sebagai acuan bagi manajemen untuk mengarahkan seluruh sumber daya

Pada taraf signifikasi a = 0,05 dan dk = 8 maka t hitung > L tabel , dengan demikian H0 ditolak dan Hb diterima, artinya terdapat pengaruh dari perawatan kulit wajah

Berdasarkan uraian pada pembahasan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan bahwa, hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai Discretionary Accruals (DA) sebelum IPO lebih

Teologi dalam Islam disebut juga dengan ilmu kalam dikarenakan persoalan penting yang menjadi pembicaraan pada abad permulaan hijrah ialah firman Tuhan (kalam Allah), sehingga

Sistematika penyajian Renstra Inspektorat Tahun 2018–2022 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,

Dapur yang kini kerap ditemui pada masyarakat urban seyogyanya tidak hanya indah dari segi tampilan namun juga harus memenuhi aspek- aspek dapur masa kini yang memberi nilai lebih