• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM LABORATORIUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM LABORATORIUM"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM LABORATORIUM

2.1. Sejarah Laboratorium

Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara adalah tempat untuk melaksanakan kegiatan paktikum oleh mahasiswa Teknik Industri. Sebelumnya nama laboratorium ini adalah Laboratorium Teknologi Produksi sebagai kepala laboratorium adalah Bapak Ir. Suhaimi Simatupang yang dibantu staff laboratorium, kemudian pada tahun 2000 berubah nama menjadi Laboratorium Proses Produksi hingga tahun 2006. Setelah tahun 2006 namanya menjadi Laboratorium Proses Manufaktur sampai sekarang yang disesuaikan dengan pergantian kurikulum, dimana sebagai kepala Laboratorium Proses Manufaktur adalah Ir. Nazaruddin, MT hingga tahun 2008.

Pada tahun 2009, kepala laboratorium tersebut adalah Ir. Nurhayati Sembiring, MT. Pada awal tahun 2011 kepala laboratorium digantikan oleh Tuti Sarma Sinaga, ST,MT, sampai sekarang.

Sebelum memproduksi Virgin Coconut Oil (VCO), laboratorium proses manufaktur memproduksi kramik. Setelah mesin – mesin produksi kramik tidak dipakai, maka diganti dengan mesin-mesin pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) seperti ; mesin parut, mesin pengering (penggoreng hampa), mesin press (srew press/extruder), mesin pemanas (evaporator), mesin sentrifuge, mesin penyaring (filter press).

(2)

Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara melakukan percobaan/praktikum. Pada saat penelitian ini berlangsung modul praktikum di laboratorium proses manufaktur adalah :

1. Proses produksi Virgin Coconut Oil (VCO).

Minyak kelapa murni atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan minyak kelapa dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya tahan simpan yang cukup lama yaitu lebih dari satu bulan.

Pembuatan minyak kelapa murni ini memiliki banyak keunggulan yaitu tidak membutuhkan biaya yang mahal karena bahan baku mudah didapat, pengolahan yang sederhana dan tidak terlalu rumit, serta penggunaan energi yang minimal. Minyak kelapa murni ini memiliki berbagai manfaat yang baik dan dari segi ekonomi minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding dengan minyak kelapa kopra sehingga studi pembuatan VCO perlu dikembangkan. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

- Memahami proses pembuatan VCO dengan teknik evaporasi.

- Mengetahui kesetimbangan bahan dengan analisis terhadap material input, output, dan waste/ limbah setiap proses produksi VCO.

- Menguji kualitas dari VCO yang dihasilkan.

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

(3)

- Praktikan mampu menguji kualitas VCO.

- Praktikan mengetahui karakteristik VCO yang berkualitas baik. 2. Penggorengan hampa

Dalam praktikum ini yang menjadi objek perhatian adalah keripik buah di mana keripik buah ini banyak diminati oleh berbagai kalangan. Terkadang keripik buah menjadi kurang diminati karena warnanya yang kecoklatan maupun terlihat seperti gosong, teksturnya yang kurang renyah, dan bau gosong pada keripiknya. Untuk itu, perlu dipertimbangkan alternatif yang bisa dijadikan solusi agar keripik buah digoreng tersebut tidak gosong, renyah, warnanya yang masih segar, dan tidak berbau gosong lagi dengan cara menentukan metode penggorengan keripik buah yang modern, yaitu dengan vacuum fraying atau nama lain adalah penggorengan hampa.

Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah :

- Memahami proses pembuatan produk yakni keripik buah dengan mesin penggoreng hampa.

- Mengaplikasikan perancangan eksperimen untuk mendapatkan faktor-faktor yang memberikan pengaruh dengan penentuan perlakuan.

- Menganalisis biaya-biaya yang terjadi dalam proses pembuatan keripik buah dengan mesin penggorengan hampa.

- Meningkatkan, mengembangkan dan melatih jiwa kewirausahaan dengan mampu membuat, menjual dan memasarkan produk (keripik buah) hasil produksi.

(4)

- Praktikan dapat mengetahui langkah-langkah pembuatan keripik buah dengan menggunakan mesin penggorengan hampa.

- Praktikan dapat mengetahui waktu penggorengan yang ideal dan penggunaan minyak yang baik.

- Praktikan dapat mengetahui cara menganalisis biaya sehingga dapat mengetahui keuntungan dari hasil perhitungan analisis keripik buah.

- Praktikan dapat mengaplikasikan jiwa kewirausahaan di dunia industri kecil atau bahkan di industri besar.

3. Proses permesinan

Dalam pembahasan kali ini praktikan mengambil salah satu sistem integral mesin dan pada akhirnya semua sistem integral tersebut akan menjadi satu kesatuan. Seorang engineer sebaiknya tidak hanya mengetahui teori dari mesin-mesin yang digunakan pada saat manufaktur, namun sebagai seorang engineer juga bisa atau setidaknya memahami cara penggunaan mesin-mesin dilantai manufaktur.

Dalam praktikum proses pemesinan ini praktikan membuat suatu part/produk yang dinamakan anak spi. Anak spi ini berguna sebagai pasak penahan roda gigi pada gear box yang digunakan salah satu mesin yang ada pada pabrik kelapa sawit. Mesin-mesin yang dioperasikan praktikan adalah mesin gergaji, mesin sekrap dan juga mesin gerinda.

Mesin yang digunakan praktikan hanya memiliki satu cara pengoperasian yaitu secara menual. Mesin pengerjaan benda logam sekarang ini sudah semakin pesat, bahkan beberapa perusahaan sudah menggunakan mesin-mesin pengerjaan benda

(5)

logam yang bekerja secara otomatis. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya permintaan para pengusaha atas benda-benda pengerjaan mesin.

Adapun tujuan praktikum proses pemesinan adalah sebagai berikut :

- Mampu membuat dan merancang suatu benda kerja dengan gambar teknik, baik secara manual maupun dengan komputerisasi.

- Mampu membuat suatu perencanaan proses produksi.

- Mampu membuat benda kerja sesuai dengan gambar rancangan awal.

- Mampu pengoperasikan mesin perkakas konvensional dan menghasilkan produksi dari proses pemesinan yang dilakukan.

Adapun manfaat praktikum proses pemesinan ini adalah sebagai berikut:

- Mampu mendesain benda kerja dalam bentuk gambar teknik menggunakan

software maupun secara manual.

- Mengetahui dan memahami proses pengerjaan benda-benda logam menggunakan mesin bubut, mesin gerinda, mesin frais, dan mesin bor.

- Mampu menghasilkan benda kerja sesuai desain dan spesifikasi yang telah ditetapkan melalui proses pembubutan, penggerindaan, pemfraisan, dan pengeboran.

4. Computer Numerical Control (CNC).

Adapun keunggulan penggunaan mesin CNC ini adalah proses pengerjaan benda logam relatif singkat, tenaga operator yang digunakan tidak terlalu banyak, efesiensi pembentukan logam, pengoperasian mesin dilakukan secara otomatis.

Mesin CNC yang digunakan untuk praktikum laboratorium Proses Manufaktur adalah mesin CNC VMC200 yang diadakan di laboratorium CNC Politeknik Negeri

(6)

Medan. Adapun cara pengoperasian mesin CNC yaitu Operator mesin CNC yang akan memasukkan program pada mesin sebelumnya harus sudah memahami gambar kerja dari komponen yang akan dibuat pada mesin tersebut. Gambar kerja biasanya dibuat dengan cara manual atau dengan computer menggunakan program CAD

(Computer Aided Design). Dengan menggunakan software CAM, seorang operator

cukup membuat gambar kerja dari benda yang akan dibuat dengan mesin CNC pada PC. Hasil gambar kerja dapat dieksekusi secara simulasi untuk melihat pelaksanaan pengerjaan benda kerja di mesin CNC melalui layar monitor.

Dalam pengoptimalkan kinerja mesin CNC maka akan dilakukan pemrograman, penggambaran, dan pengerjaan suatu produk/part dengan menggunakan software CNC, yaitu software MasterCAM.

Dalam pengoperasian mesin CNC, seorang programmer mesin harus mampu menggambarkan produk dengan menggunakan bantuan perangkat lunak komputer dan membuat program pengoperasian mesin CNC. Kemudian, menghubungkan program tersebut dengan mesin CNC agar mesin dapat berjalan dengan baik sesuai dan mampu menghasilkan produk sesuai dengan keinginan operator.

Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut :

- Memahami proses pengerjaan part/produk dengan mesin CNC. - Memahami pemograman CNC secara manual.

- Memahami pemograman CNC dengan software MasterCAM.

- Memahami pemilihan tool yang ideal dalam mengerjakan part dengan mesin CNC.

(7)

2.3. Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi Laboratorium

Sistem organisasi yang digunakan oleh Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara merupakan sistem organisasi lini fungsional. Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara dan disesuaikan dengan job description.

Struktur organisasi Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 2.1.

KOORDINATOR ASISTEN STAFF LABORATORIUM KEPALA LABORATORIUM

SEKRETARIS DAN ISO BENDAHARA

PENANGGUNG JAWAB MODUL I PENANGGUNG JAWAB MODUL II PENANGGUNG JAWAB MODUL III PENANGGUNG JAWAB MODUL IV Keterangan : Hubungan lini Hubungan fungsional

Gambar 2.1. Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

(8)

Hubungan lini dapat dijumpai antara kepala laboratorium dengan staff laboratorium di bawahnya, staff laboratorium, asisten laboratorium, sekretaris, bendahara, dan penanggung jawab modul I, II, III, IV. Hubungan fungsional dapat dijumpai pada hubungan antara penanggung jawab modul I, penanggung jawab modul II, penanggung jawab modul III, penanggung jawab modul IV. Keempat posisi tersebut masing-masing menangani salah satu bagian atau fungsi pokok dalam menjalan modul praktikum.

2.3.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan yang ada di Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada uraian berikut:

1. Kepala Laboratorium

a. Memimpin dan mengurus semua aspek kegiatan laboratorium sesuai dengan tujuan dan senantiasa berusaha untuk meningkatkan efisiensi laboratorium.

b. Bertanggung jawab pada Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.

c. Mengawasi pencatatan transaksi dan administrasi laboratorium sesuai dengan peraturan yang berlaku bagi laboratorium.

d. Mengarahkan kegiatan laboratorium melalui komunikasi dan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam batas-batas kewajaran.

(9)

a. Memimpin dan mengurus semua aspek kegiatan laboratorium sesuai dengan tujuan dan senantiasa berusaha untuk meningkatkan efisiensi laboratorium.

b. Bertanggung jawab pada Kepala Laboratorium.

c. Membina hubungan yang baik dengan perangkat laboratorium dan seluruh pihak yang diperlukan untuk kepentingan laboratorium.

d. Mengusahakan terlaksananya usaha dan kegiatan laboratorium sesuai dengan tujuan dan peraturan yang berlaku pada laboratorium.

3. Koordinator Asisten

a. Bertanggung jawab atas berjalannya praktikum. b. Mengawasi langsung jalannya praktikum.

c. Bertanggung jawab langsung terhadap Kepala Laboratorium melalui laporan kinerja praktikum.

d. Memberikan laporan atas keadaan bahan dan inventaris lainnya kepada Kepala Laboratorium.

4. Sekretaris dan ISO

a. Pembuatan inventaris seperti; arsip, alat laboratorium dan laporan laboratorium lainnya.

b. Memberikan laporan kepada Koordinator Asisten jika ada alat/inventaris yang perlu dibeli dan dipesan kembali.

c. Bertanggung jawab atas sejumlah arsip untuk kemudian disimpan sesuai dengan kebutuhan mengenai laporan kegiatan praktikum, inventaris dan data laboratorium lainnya.

(10)

a. Memberikan laporan kepada Koordinator Asisten mengenai keuangan baik yang masuk dalam kas maupun yang keluar dari kas.

b. Bertanggung jawab atas sejumlah arsip untuk kemudian disimpan sesuai dengan kebutuhan mengenai laporan keuangan laboratorium.

6. Penanggung jawab Modul

a. Melaksanakan proses praktikum

b. Melaporkan jika ada mesin dan peralatan laboratorium yang rusak pada saat pelaksanaan praktikum pada Koordinator Asisten.

c. Bertanggung jawab terhadap Modul/Percobaan yang dibawakan dan membimbing praktikan dalam mengerjakan laporan praktikum sampai selesai.

d. Berusaha untuk selalu bekerja dengan baik pada laboratorium dan menjaga nama baik laboratorium.

2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.3.3.1. Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang ada di Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1. Pembagian Tenaga Kerja

No. Bagian/Jabatan Tenaga Kerja

1 Kepala Laboratorium 1

2 Staf Laboratorium 5

3 Sekretaris dan ISO 2

4 Bendahara 2

5 Penanggung jawab modul I 4 6 Penanggung jawab modul II 3

(11)

7 Penanggung jawab modul III 4 8 Penanggung jawab modul IV 4

Jumlah 25

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Dari tabel diatas dapat dilihat tenaga kerja yang ada di Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara berjumlah 25 orang.

2.3.3.2. Jam Kerja

Untuk menjamin kelancaran kegiatan praktikum di Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara melakukan kegiatan praktikum selama 8 jam pada saat praktikum berlangsung, Kegiatan praktikum dibagi menjadi 2 gelombang. Berikut ini pengaturan jam kerja di Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara :

1. Gelombang I dilaksanakan mulai dari jam 09.00WIB s/d 12.00WIB. Kemudian dari jam 12.00WIB s/d 14.00WIB istirahat.

2. Gelombang II dilaksanakan mulai dari jam 14.00WIB s/d 17.00WIB.

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan dan fasilitas lainnya yang ada pada laboratorium proses manufaktur departemen teknik industri Universitas Sumatera Utara dapat diuraikan sebagai berikut:

(12)

Sistem pengupahan tenaga kerja dibedakan antara dosen dengan mahasiswa di Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara. Adapun pembagian sistem pengupahan Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

1. Untuk bagian pimpinan/kepala laboratorium dan staf laboratorium merupakan tanggung jawab departemen TI - USU dalam pengupahannya.

2. Untuk bagian koordinator asisten, sekretaris, bendehara dan penanggung jawab modul yaitu: Berdasarkan laporan yang dipegang untuk masing-masing asisten sebesar Rp. 50.000,- per modul

2.3.4.2. Fasilitas Lainnya

Fasilitas lain yang diberikan untuk mahasiswa sebagai koordinator asisten, sekretaris, bendahara dan penanggung jawab di Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara. Fasilitas yang diberikan adalah sebagai berikut :

1. Insentif

Insentif yang diberikan kepada mahasiswa sebagai koordinator asisten dan asisten penanggung jawab modul berdasarkan keuangan laboratorium.

2. Uang makan

Uang makan diberikan pada waktu melaksanakan kegiatan praktikum. Adapun uang makan yang diberikan sebesar Rp. 10.000,- per hari.

(13)

2.4. Proses Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)

1. Proses pembuatan Virgin Coconut Oil dengan teknik evaporasi

Proses pembuatan Virgin Coconut Oil dengan teknik evaporasi yaitu hal pertama yang dilakukan adalah mencungkil kelapa sehingga diperoleh daging kelapa cungkil. Kemudian, buah kelapa tersebut diparut dengan menggunakan mesin pemarut dan menghasilkan kelapa parut. Kelapa parut diperas untuk memperoleh santan dan ampasnya dibuang. Santan tersebut dituang ke dalam wadah di mesin evaporator. Kemudian dilakukan pemanasan pada suhu 70 - 800C selama 7 jam dengan menggunakan mesin evaporator untuk menguapkan sisa air yang terdapat dalam santan sehingga dihasilkan minyak dan blondo. Setelah itu, campuran minyak dan blondo didinginkan. Selanjutnya dilakukan pemurnian dengan menggunakan batu zeolit di atas saringan sebelum Virgin Coconut Oil dituang.

2. Proses pembuatan Virgin Coconut Oil dengan teknik sentrifugasi

Cara basah lava process agak mirip dengan cara basa fermentasi. Pada cara ini, santan diberi perlakuan sentrifugasi agar terjadi pemisahan skim dari krim. Pada proses sentrifugasi, santan diberi perlakuan sentrifugasi pada kecepatan 3000-3500 rpm. Sehingga terjadi pemisahan fraksi kaya minyak (krim) dari fraksi miskin minyak (skim). Selanjutnya krim diasamkam.

Selanjutnya krim diasamkan dengan menambahkan asam asetat, sitrat, atau HCl dsampai pH4. setelah itu santan dipanaskan dan diperlakukan seperti cara basah tradisional atau cara basah fermentasi, kemudian diberi perlakuan sentrifugasi sekali lagi

(14)

untuk memisahkan minyak dari bagian bukan minyak. Skim santan diolah menjadi konsentrat protein berupa butiran atau tepung.

2.4.1. Standar Mutu Bahan/Produk

Suatu teknik pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) hanya akan berguna apabila produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi (syarat mutu) yang telah ditetapkan dan berlaku.

Tabel 2.2. Standar Mutu Virgin Coconut Oil (VCO) Karakteristik Nilai

Kadar air (%) 0,05 Asam Lemak Bebas (%) 0,01 Densitas (600C) 0,91 Bilangan Iod 10 Bilangan Penyabunan 251

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur Departemen TI – USU

2.4.2. Bahan yang Digunakan

Dalam proses produksi harus menggunakan bahan-bahan pilihan yang memiliki kualitas yang baik. Untuk itu laboratorium Proses manufaktur Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara telah mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan sebelum melakukan proses pembuatan produk. Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan praktikum adalah :

2.4.2.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan Virgin

(15)

Coconut Oil (VCO) tidak dapat dilakukan. Adapun bahan baku pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) adalah daging buah kelapa umur 10 - 12 bulan.

2.4.2.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ada pada produk akhir Virgin Coconut Oil (VCO), tetapi tidak ikut serta dalam proses produksi dan dapat menambah nilai jual suatu produk. Bahan tambahan yang digunakan adalah botol.

2.4.2.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi

Virgin Coconut Oil (VCO), tetapi tidak merupakan bahan yang ada pada produk akhir Virgin Coconut Oil (VCO). Bahan penolong dalam proses produksi Virgin Coconut Oil

(VCO) adalah batu zeolit yang berguna untuk memurnikan hasil Virgin Coconut Oil (VCO).

2.4.3. Mesin dan Peralatan 2.4.3.1. Mesin Produksi

Mesin produksi yang digunakan untuk pembuatan minyak kelapa murni (VCO) adalah sebagai berikut:

a. Mesin parut kelapa

Fungsi : Memarut daging kelapa hingga menjadi kelapa parut yang siap untuk peras.

(16)

Cara kerja : Pemarut yang memiliki pisau tajam berputar dan memarut daging kelapa.

Kapasitas : minimal 100kg/jam Daya motor : minimum 1 HP Putaran motor : 1400 rpm b. Mesin Evaporator Vaccum

Kapasitas : ± 7 kg/proses

Volume minyak goreng : 52 liter

Kebutuhan gas LPG : 0,3 – 0,75 kg/jam Kebutuhan Daya pompa Vaccum : 1500 watt

Kebutuhan Daya spinner (pengering) : 300 watt

Ukuran mesin : (120 x 120 x 60) Cm2

Keterangan:

1. Pompa vakum water jet, berfungsi untuk menghisap udara di dalam ruang penggorengan sehingga tekanan menjadi rendah, serta untuk menghisap uap air bahan. 2. Tabung penggorengan, berfungsi untuk mengkondisikan bahan sesuai tekanan yang

diinginkan. Di dalam tabung dilengkapi keranjang buah setengah lingkaran.

3. Kondensor, berfungsi untuk mengembunkan uap air yang dikeluarkan selama penggorengan. Kondensor ini menggunakan air sebagai pendinginan.

4. Unit pemanasan, menggunakan kompor gas LPG.

5. Unit Pengendali Operasi (Box Control). Berfungsi untuk mengaktifkan alat vakum dan unit pemanas

(17)

6. Bagian pengaduk penggorengan, berfungsi untuk mengaduk buah yang berada dalam tabung penggorengan. Bagian ini per sil yang kuat untuk menjaga kevakuman tabung.

2.4.3.2. Peralatan Produksi

Peralatan-peralatan yang digunakan dalam proses produksi VCO antara lain adalah sebagai berikut:

a. Parang

Fungsi parang adalah untuk membelah kelapa. b. Ember dan Baskom

Fungsi ember dan baskom antara lain adalah sebagai wadah yang menampung hasil dari masing-masing proses baik berupa hasilnya ataupun waste berupa ampas

c. Sendok

Fungsi sendok dalam proses produksi adalah membantu untuk mengambil ampas yang tersangkut pada saat proses pada mesin vacuum friying.

d. Corong

Corong berfungsi untuk membantu dalam memasukkan minyak VCO ke dalam botol. e. Kain Putih

Kain putih berfungsi untuk memeras santan. f. Timbangan

Timbangan berfungsi untuk menimbang atau mengukur berat bahan dan hasil produk VCO.

g. Erlenmeyer

(18)

2.4.4. Safety and Fire Protection

Kenyamanan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan hal yang harus diperhatikan oleh pihak laboratorium dalam proses produksi baik untuk tenaga kerja maupun laboratorium itu sendiri. Dengan usaha pencegahan terjadinya gangguan Kenyamanan dan Keselamatan Kerja (K3) maka efisiensi kerja dapat ditingkatkan.

Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara membuat kebijakan-kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai berikut :

1. Menyadari dengan sepenuhnya bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah salah satu tujuan untuk mencapai efesien dalam laboratorium.

2. Mematuhi segala bentuk perundangan dan peralatan mengenai keselamatan dan serta lingkungan kerja yang berlaku.

3. Mengutamakan keselamatan dan kesehatan dalam setiap aspek pekerjaan.

4. Mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit dengan merawat/mengawasi alat kerja yang disediakan serta membudayakan hidup disiplin, bersih dan menjaga stabilitas keamanan lingkungan.

5. Melakukan pekerjaan sesuai prosedur, mendukung dan mempromosikan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.

Gambar

Gambar  2.1.  Laboratorium Proses Manufaktur Departemen Teknik Industri   Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Pembagian Tenaga Kerja
Tabel 2.2. Standar Mutu Virgin Coconut Oil (VCO)  Karakteristik  Nilai

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pengertian-pengertian geografi yang telah dikemukakan oleh beberapa para ahli bisa digunakan semuanya, akan tetapi hakikat geografi tidak pernah luput dari manusia, wilayah atau

[r]

Pokja Pengadaan Barang/Jasa Satker 662621 STIA LAN Jakarta akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pasca kualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan Jasa

Salah satu program di bidang pendidikan adalah Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang menyediakan bantuan bagi sekolah dengan tujuan membebaskan biaya pendidikan bagi siswa yang

Untuk jenis reklame Papan/Billboard/Videotron/Megatron yang dikenakan nilai strategis dengan sudut pandang lebih dari satu dikenakan pertambahan pajak sebesar :. Dua sudut

peraturan yang telah dikeluarkan oleh Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia atau.. PPPI yang tertuang dalam Tata Krama dan Tata Cara

Dimana dengan adanya penambahan lateks sebagai bahan polimer dan bitumen sebagai bahan perekatnya dapat membantu menaikkan sifat mekanik bitumen agar lebih