• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA UD. MANJALLING UTAMA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA UD. MANJALLING UTAMA MAKASSAR"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA UD. MANJALLING UTAMA

MAKASSAR

Disusun dan Diajukan oleh :

SAHRIANI 10572 02841 10

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2014

(2)

MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA UD. MANJALLING UTAMA

MAKASSAR

SAHRIANI 10572 02841 10

Untuk memenuhi persysrata guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada jurusan manajemen

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Judul yang penulis ajukan adalah “Analisis Penetapan Harga Jual Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada UD. Manjalling Utama Makassar”.

Dalam penyusunan skripsi ini, berbagai cobaan ditemui maupun kesulitan, rintangan dan hambatan yang penulis temui sejak dari awal pembuatan skripsi ini hingga menjelang penyelesaiannya tetapi dapat teratasi berkat prinsip yang disadari penulis.

Teriring ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda dan Ibunda yang tercinta serta saudara (i) atas segala jerih payah, dorongan dan doanya demi mencapai keberhasilan penulis dalam penempuh cita-cita.

Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan pula kepada :

1. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A dan Bapak Faidul Adziem, SE.,M.Si masing-masing sebagai Pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktunya dalam mengarahkan dan membimbing untuk menyatuhkan wahana sehingga terwujudnya skripsi ini.

(5)

2. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Khususnya Dosen Jurusan Manajemen yang telah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

3. Bapak Pimpinan Perusahaan Perkayuan UD.Manjalling Utama Makassar yang telah bersedia menerima dan memberikan data/informasi yang dibutuhkan sehubungan dengan pembahasan Skripsi ini.

4. Teman-teman seperjuangan Jurusan Manajemen utamanya Manajemen 11’010, khususnya yang selalu membantu dan member dukungan selama penulis menyelesaikan skripsi ini,sehingga penulisan skripsi ini berjalan lancer.

5. Semua pihak yang telah membantu sampai pada penyusunan Skripsi ini selesai dan tidak dapat disebutkan satu persatu

Penulis berharap Skripsi ini dapat menjadi sumbangan pikiran terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat bermanfaat bagi kita semua.Semoga bantuan dan dorongan serta doa yang tulus kepada penulisakan selalu dirahmati oleh Allah SWT,Semoga mendapatkan balasan pahala dari- Nya.

Amin.

Makassar, Juni 2014

Penulis,

(6)

(7)

ABSTRAK

Sahriani, 105 720 2841 10, Analisis penetapan harga jual dalam meningkatkan volume penjualan pad Ud Manjalling Utama. Masalah yang dirumuskan pada penelitian ini adalah Apakah penetapan harga jual dapat meningkatkan volume penjualan.

Penelitian ini menggunakan teori tentang penetapan harga jual dalam meningkatkan volume penjualan.Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif, Sedangkan metode analisisnya adalah cost plus pricing untuk menentukan harga jual dan regresi sederhana untuk menentukan seberapa erat hubungan variabel independent dengan variabel dependent.Variabel independent pada penelitian ini adalah (X) penetapan harga jual sedangkan variabel dependentnya adalah (Y) meningkatkan volume penjualan.Dua sumber data yang digunakan yakni pertama, data primer yaitu data yang diperoleh dengan jalana mengadakan pengamatan serta wawancara secara langsung dengan pimpinan.

Kedua, data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengumpul dokumen-dokumen serta sumber lain berupa informasi lainnya terutama mengenai prosudur pembayaranyang diperoleh pada bagian umum perusahaan perkayuan.Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan metode regresi sederhana dapat diketahuibahwa hubungan antara harga jual dan volume penjualan mempunyai korelasi yang cukup kuat karena korelasi 1,5 mendekati dengan angka 2 berarti pengaruh harga jual sangat besar terhadap volume penjualan.Simpulan dari hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh signifikan penentuan harga jual dalam meningkatkan volume penjualan.selain itu yang perluh diperhatiakan bagi perusahaan yang yaitu surat perjanjian trhadap transaksi jual beli untuk mengunakan biaya dalam proses pemasaran yang sefien mungkin, baik pada saluran distribusi dan juga promosi.

Kata kunci : harga jual,peningkatan penjualan ,dan penjualan kayu olahaan.

(8)

HALAMAN PERSETUJUAN

JudulSkripsi : ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA UD MANJALLING UTAMA MAKASSAR

Nama : SAHRIANI

No.Stambuk : 1057202841 10

Fakultas : EKONOMI DAN BISNIS

Jurusan : MANAJEMEN

Menyatakan bahwa skripsi ini telah diperiksa dan diajukan didepan Panitia Penguji Skripsi Strata Satu (S1) pada har iSabtu, 19 Juli 2014.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

Makassar, Agustus 2014 Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. H Muhmud Nuhung,M.A Faidhul Adziem, SE., M.Si.

Mengetahui:

DekanFakultasEkonomidanBisnis, KetuaJurusanManajemen,

Dr. H. Mahmud Nuhung,M.A Moh.ArisPasigai, SE., MM.

(9)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diperiksa dan diterima oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar No : 116 Tahun 1435 H/2014 M dan telah dipertahankan didepanpen guji pada hari Sabtu,19Juli 2014, sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 20 Agustus 2014

PanitiaUjian:

1. PengawasUmum :Dr.H.IrwanAkib,M.Pd. (………) (RektorUnismuh Makassar)

2. Ketua : Dr.H.MahmudNuhung,MA. (…………..…….……….) (DekanFakultasEkonomidanBisnis)

3. Sekretaris : H.SultanSarda,SE.,MM. (………) (WakilDekan I FakultasEkonomidanBisnis)

4. Penguji :

a). Moh. Aris Pasigai, SE., MM (……….) b). Dr. Andi Jam’an, SE., M.Si, Ak (……….)

c).Hj. Naidah, SE., M.Si (……….)

d).Faidhul Adziem, SE., M.Si (……….)

(10)

MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA UD. MANJALLING UTAMA MAKASSAR.

Nama Mahasiswa : SAHRIANI No. Stambuk : 10572 02841 10

Fakultas/Jurusan : EKONOMI/MANAJEMEN

Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Makassar,……Juni, 2014

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.H Mahmud Nuhung,M.A Faidul Adziem, SE.,M.Si

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Manajem

Dr.H Mahmud Nuhung,M.A Moh.Aris

Pasigai,SE,MM

(11)

HALAMAN PENGESAHAAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN……… ……. iii

KATA PENGANTAR ... …vi

ABSTRAK. ... … v

DAFTAR ISI……….. .. ….iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………. 1

B. Rumusan Masalah ... …. 3

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Harga Jual………. 5

B. Perhitungan dan Tujuan Penetapan Harga Pokok... ... .… 9

C. Pengertian dan Jenis-Jenis Biaya ... ... … 13

D. Unsur-Unsur Biaya ……… 16

E. Pengertian Penjualan ... 20

F. Metode Penetapan Harga Jual ... 22

G. Pengertian Harga ... 25

H. Kerangka Pikir ... 26

I. Hipotesis ... 28

(12)

B. Metode Pengumpulan Data……… 29

C. Jenis dan Sumber Data ……….30

D. Metode Analisis ………31

E. Definisi Operasional ...32

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Singkat Perusahaan ………... 34

B. Stuktur Organisasi………. 35

C. Analisis Perkembangan Penjualan……… 38

D. Strategi Penetapan Harga……….. 40

E. Jenis-Jenis Biaya Produksi……… 42

F. Analisis Penetapan Harga Jual………. 47

G. Analisis Perhitungan Harga Jual……….. 49

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kesimpulan ……… 55

B. Saran………. 56

DAFTAR PUSTAKA ... ……... 57 .

(13)
(14)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Suatu perusahaan yang berorientasi profit, di samping untuk memenuhi permintaan konsumen dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya harus memperhatikan berbagai faktor seperti penghasilan dan biaya. Dalam upaya mencari laba yang sebesar-besarnya (keuntungan) perusahaan harus mampu menjual dalam jumlah yang besar dan tingkatan harga tertentu. Keinginan perusahaan untuk memperoleh laba (keuntungan) yang sebesar-besarnya, perusahaan harus meningkatkan kualitas dan mutu produk agar dapat bersaing di pasar.

Penjualan yang dilakukan perusahaan ditentukan oleh permintaan konsumen terhadap barang yang dijual dan salah satu yang mempengaruhi permintaan konsumen dalam suatu barang adalah harga jual barang yang bersangkutan. Apalagi jumlah perusahaan yang semakin banyak bergerak dalam bidang yang sama, dimana terdapat banyak penjual, konsumen mempunyai banyak pilihan terhadap barang yang dibutuhkan berdasarkan harga dan tingkat kepuasaan yang diperoleh dan barang-barang yang dibelinya.

Sering terjadinya dalam penetapan jual perusahaan tidak melakukan kalkulasi terhadap biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan, karena hasil produksi langsung diserahkan ke bagian pemasaran untuk menetapkan harga jual, sehingga bagian pemasaran dalam menetapkan harga jual tanpa

(15)

mempertimbangkan biaya-biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan produk tersebut.

Sehubungan dengan uraian tersebut, maka salah satu kebijakan perusahaan untuk mencapai keuntungan adalah dengan cara analisis penetapan harga jual barang, penetapan harga jual merupakan profit planning apporoach yang didasarkan pada hubungan antara volume penjualan, laba dan pembiayaan. Oleh karena itu perusahaan harus mampu dalam menetapkan harga jual sebagai pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dalam bidang penjualan maupun dibidang perencanaan laba perusahaan dengan kebijakan harga jual dapat dipertimbangkan harga pasar dan kondisi sosial konsumen.

Analisis menetapkan harga jual merupakan suatu masalah ketika perusahaan akan menentukan harga pertama kali. Hal ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan suatu produk atau barang yang baru, ketika perusahaan ingin memperkenalkan produk atau barangnya kesaluran distribusi atau kedaerah baru, harus memutuskan posisi produknya untuk mutu dan harga. Dalam penentuan harga pokok per unit memang rumit, karena semuanya harus dipertimbangkan terlebih dahulu terhadap unsur-unsur yang terkait menyangkut masalah biaya untuk menghasilkan.

Dalam hal penetapan harga jual terlebih dahulu harus biaya ditetapkan per unit produk yang dihasilkan dan telah memperhitungkan seluruh elemen-elemen biaya.Tanpa mengetahui harga per unit produk harga jual tidak mungkin dapat ditentukan, dalam penetapan harga jual yang pertama kali dilakukan adalah perhitungan biaya per unit produk.

(16)

Harga jual per unit yang telah ditetapkan perusahaan memang sudah diketahui secara keseluruh unsur-unsur biaya dalam pengelolaan kayu yang berkaitan dari seluruh unsur-unsur biaya yang telah dikorbankan untuk mencapai hasil.

Dalam hal proses produksi, dengan memulainya sejak pembelian bahan baku hingga proses produksi dapat di pasar dan dapat diterima dipasar.

Pengelolaan kayu gelondongan menjadi kayu olahan untuk siap di pasarkan dalam berbagai daerah yang dapat menentukan peningkatan volume penjualan adalah penetapan harga jual dengan dasar bahwa penetapan harga jual telah diperhitungan unsur-unsur biaya yang telah dikorbankan.

UD.Manjalling Utama Makassar merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan kayu di Kota Makassar dan sekitarnya.

Dalam Wilayah Kota Makassar banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama, oleh karena itu perusahaan harus berhati-hati dalam menetapkan harga jual.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis berminat melakukan penelitian dengan formulasi judul “Analisis Penetapan Harga Jual Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada UD.Manjalling Utama Makassar”

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak pada latar belakang ,maka permasalahan dapat dirumuskan, sebagai berikut :

“Apakah penetapan harga jual dapat meningkatkan volume penjualan”.

(17)

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui penetapan harga jual dalam perusahaan b. Untuk mengetahui peningkatan volume penjualan perusahaan 2. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai bahan informasi bagi pimpinan perusahaan untuk menjadi acuan dalam penetapan harga jual produk.

b. Sebagai bahan acuan dan pustaka sebagai pihak-pihak yang mengadakan penelitian lanjutan dalam masalah yang sama.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Harga Jual

Pengertian harga jual menurut Sofyan Assauri, dalam buku Manajemen Produksi (2000:7), menyatakan bahwa harga jual adalah harga yang telah disesuaikan berdasarkan hasil perhitungan dari harga pokok produksi.

Sedangkan menurut Martin Kenneth, Management Production, (1998; 3) yang diterjamahkan oleh Mulyadi dalam pengertian harga jual menyatakan bahwa harga jual itu merupakan prosedur penetapan harga setelah dihitung biaya-biaya yang telah dikeluarkan selama dalam proses produksi.

Berdasarkan dari kedua definisi tersebut di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa harga jual adalah suatu usaha untuk menetapkan harga jual yang diperhitungkan dari seluruh pengeluaran yang menyangkut biaya-biaya selama dalam proses produksi berlangsung, dalam hal ini produksi barang dan jasa. Jadi barang yang diproduksi mengalami tahapan tersendiri dengan mempunyai kegunaan tertentu sebagai berikut :

1. Azas efisiensi maksudnya dengan biaya yang kecil mungkin untuk mendapatkan hasil tertentu ataupun dengan pengorbanan tertentu untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin.

2. Azas kontinutas, adalah azas yang menghendaki agar dalam pemakaian alat - alat produksi terdapat dalam perbandingan yang serasi.

Selanjutnya akan dikemukakan arti kualitas (mutu) oleh Sofyan Assauri, dalam buku, Manajemen Produksi (2000; 221) mengemukakan bahwa mutu

(19)

diartikan sebagai faktor - faktor yang terdapat dalam suatu hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang tersebut dibuat.

Sesuai dengan pengertian di atas ada beberapa faktor yang dapat menghasilkan barang. Faktor-faktor produksi tersebut yaitu :

a. Faktor produksi tanah b. Faktor produksi modal

c. Faktor produksi tenaga kerja

Sedangkan Richard dalam buku Faktor-Faktor Produksi Pertanian, (1997;84), sebagai berikut dalam berproduksi sangat berhati-hati terhadap kwality untuk di pertahankan bagi para konsumen harus konsisten.

Sesuai dengan definisi tersebut di atas, menyebutkan bahwa unsur keberhati-hatian dalam mempertahankan hasil produksi harus diawali dari bibit, karena hasil produksi inilah yang merupakan pengendalian mutu untuk berperan serta dalam bersaing di pasar.

Dalam hubungannya dengan pengertian diatas, maka dapat dibagi dalam beberapa tahap yang mempunyai bagian dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai berikut:

1. Grade yaitu sifat kelakuan, kemiripan, tingkat reabilitas tingkat operasinya dan lain-lain.

2. Fitenss for use menunjukkan tingkat produk produk yang mana memberikan kepuasan.

(20)

3. Consistency in characteristic adalah suatu kumpulan spesifikasi untuk setiap komponen dari produk itu, bilamana produk terakhir sesuai dengan spesifikasi design atau maka disebut consistency atau quality of conformance (mutu sesuai dengan krakteristiknya).

Jadi setiap perusahaan pabrik/pengolahan dengan menetapkan suatu standard. Hal-hal yang perluh dipertimbangkan dalam pembentukan suatu standard dikemukakan oleh Harding, dalam buku Production Management, (2001;58), menyatakan bahwa :

1. Memenuhi syarat kegunaan yang ditetapkan 2. Memenuhi standard kualitas perusahaan

3. Diproduksi dengan peralatan yang ada sekarang.

Untuk itulah E.Mansffiel, dalam buku Penetapan Harga jual, (1999; 121), menyatakan bahwa proses produksi memerlukan kehati-hatian terhadap variasi dari beberapa produksi barang dan jasa yang sama pada perusahaan.

Selanjutnya menurut R.A. Bilas, Proses Produksi Dalam Pertanian, (1998;127), adalah sebagai berikut kalau input sabagai salah satu cara proses yang diperhatikan oleh bagian produksi untuk mempertahanka mutu dan kwalitas produksi sesuai dengan permintaan konsumen, sehingga perusahaan ini tetap produksi, jika tetap memperhatikan selera konsumen.

Dari beberapa pengertian produksi yang telah dikemukakan diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa produksi merupakan suatu proses kegiatan dari berbagai faktor produksi yang dirubah bentuknya oleh perusahaan yang menggunakan dalam bentuk barang/jasa atau produksi di mana beberapa barang

(21)

dan jasa yang disebabkan input dirubah menjadi barang dan jasa lain yang disebut output.

Pengertian produksi diatas dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan faktor-faktor produksi sekaligus, maka akan diperoleh suatu faedah dalam memenuhi kebutuhan atau pemenuhan kebutuhan pertanian yang dihasilkan akibat bekerjanya faktor-faktor produksi sekaligus saling terkait dengan satu sama lainnya.

Paul A. Samuelson, dalam buku Dasar-Dasar Penganggaran Bagi Eksekutif (1997; 357), membatasi diri dalam memberikan definisi proses produksi yang menyatakan bahwa produksi ini mempunyai fungsi untuk technical pada relasi diantara faktor-faktor produksi, sehingga out put dari proses produksi harus sepesifikasi produksi, agar barang yang telah diproduksi tetap menjadi fokus perhatian dari relasi.

Sedangkan Soemitro Djoyohadikusumo, dalam buku Perencanaan Produksi, (1999 ; 136), memberikan definisi tentang produksi, berpendapat bahwa produksi pertanian adalah penggunaan unsur-unsur dengan maksud untuk menciptakan suatu faedah atau untuk memenuhi kebutuhan.

Pendapat di atas, bahwa dapat menggambarkan fungsi-fungsi dari produksi adalah merupakan hubungan fisik antara input dan output. Dengan kata lain bahwa faktor produksi yang digunakan sebagai masukan ke dalam proses produksi dan banyaknya hasil yang akan diperoleh. Misalnya dengan menggunakan input yang akan bisa menambah output atau produksi.

(22)

Dalam hubungan antara input dengan output berarti dibicarakan mengenai masalah pendapatan dan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, sehingga dapat diketahui hasil yang telah diperoleh dapat memperoleh hasil atau tidak memperoleh keuntungan (rugi) dan perlu kita memperhatikan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam satu periode tersebut.

B. Perhitungan dan Tujuan Penetapan Harga Pokok 1. Perhitungan Harga Pokok Produksi

Sebelum proses produksi dimulai, terlebih dahulu harus diketahui berapa besarnya harga pokok dari barang yang akan diproduksikan. Dengan demikian, dapat pula diketahui besarnya harga jual serta pengendalian biaya produksi.

Demikian halnya untuk, mengetahui besarnya harga pokok produksi, maka terlebih dahulu harus diketahui jalannya kegiatan-kegiatan atau proses produksi, yang berarti unsur-unsur biaya yang melekat pada produksi tersebut dapat pula diidentifikasikan.

Untuk mendapatkan gambaran tentang perhitungan harga pokok produksi, penulis memperlihatkan contoh perhitungan sederhana sebagaimana dikemukakan oleh Sofyan Assauri, dalam buku Manajemen Produksi, (1999:54) sebagai beberikut :

Tabel.1

Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Uraian Debet

Persediaan awal barang dagangan Rp. …………

Pembelian barang dagangan Rp. …………

Jumlah barang dagangan yang siap di jual Rp. …………

Persediaan akhir barang dagangan Rp. …………

Harga pokok produksi Rp. …………

Sumber : Manajemen produksi (1999)

(23)

Sedangkan Harga Pokok Propduksi (HPP) untuk jenis perusahaan industri (manufacturing), yang tidak mempunyai barang setengah jadi, bertutur dapat dilihat pada contoh perhitungan yaitu :

Tabel.2

Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Untuk Perusahaan Industri Tanpa Barang Setengah Jadi

No Uraian Debet Kredit

1. Pemakaiaan bahan

Persediaan awal bahan baku Rp. ………..

Pembelian bahan baku Rp. ………..+

Jumlah bahan yang siap untuk diproduksi Rp. ………..

Persediaan akhir bahan baku Rp. ………..- Rp. ………..

Nilai bahan baku yang diproses Rp. ………..

2. Biaya produksi

Nilai bahan yang dipakai Rp. ………..

Nilai upah Rp. ………..

Biaya overhead pabrik Rp. ………..+ Rp. ………..

Jumlah biaya produksi Rp. ………..

3. Perhitungan harga pokok penjualan

Persediaan awal barang jadi Rp. ………..

Nilai barang yang diproduksi Rp. ………..+

Jumlah nilai barang siap dijual Rp. ………..

Persediaan akhir barang jadi Rp. ………..

Harga pokok penjualan Rp. ………..

Sumber : manajemen produksi (1999)

(24)

Tabel.3

Perhitungan Harga Pokok Penjualan Untuk Perusahaan Industri Barang Setengah Jadi

No. Uraian Debet Kredit

1. Pemakaian bahan

Persediaan awal bahan baku Rp. ………..

Pembelian bahan baku Rp. ………..+ Rp. ………..

Jumlah bahan yang siap untuk diproduksi

Rp. ………..

Persediaan akhir bahan baku Rp. ………..- Rp. ………..

Jumlah nilai bahan baku yang dipakai

Rp. ………..(A)

2. Perhitungan Biaya Produksi Persediaan awal barang setengah

jadi

Rp. ………..

Nilai bahan baku yang dipakai Rp. ………..

Biaya upah Rp. ………..

Biaya operasi pabrik Rp. ………..+

Jumlah nilai barang setengah jadi yang dapat menjadi barang jadi

Rp. ………..

Persediaan akhir barang setengah jadi

Rp. ………..

Jumlah biaya produksi Rp. ………..(B)

3. Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Persedian awal barang jadi Rp. ………..

Nilai barang yang diproduksi Rp. ………..+

Jumlah nilai barang yang siap dijual

Rp. ………..

Persediaan akhir barang jadi Rp. ………..- Harga pokok penjualan Rp. ………..

Sumber : manajemen produksi (1999)

(25)

2. Tujuan Penetapan Harga Pokok

Adapun tujuan penetapan harga pokok sebagaimana dikemukakan Winardi dalam buku Kapita Selecta, (2002; 149), mengemukakan bahwa :

a. Sebagai alat untuk perencanaan

b. Sebagai alat untuk pengawasan atau pengendalian biaya.

c. Sebagai alat untuk memecahkan persoalan khusus.

Sedangkan Winardi menyatakan bahwa tujuan penetapan harga pokok adalah :

a. Sebagai dasar bagi harga pokok penawaran

b. Sebagai dasar guna menentukan hasil - hasil perusahaan.

c. Penilaian mengenai harga-harga pasar yangberlaku d. Sebagai alat guna mengontrol efisiensi perusahaan

Dengan demikian, apabila diketahui harga pokok sesuatu barang yang diproduksikan, maka penentuan harga pokok penjualan dapat pula ditentukan.

Demikian pula dengan diketahuinya harga pokok produksi dalam suatu barang, maka untuk kepentingan pengendalian efisiensi dalam proses produksi dengan mudah dapat dilakukan pengontrolan dan pengawasan.

Efisiensi yang dimaksud tersebut adalah penawaran prinsip-prinsip ekonomi dalam perusahaan, yaitu dengan pengorbanan yang seminimal akan mencapai hasil yang maksimal mungkin.

(26)

C. Pengertian dan Jenis-Jenis Biaya 1. Pengertian Biaya

Untuk menghasilkan sesuatu apakah itu barang atau jasa maka perlulah dihitung dan diketahui besarnya biaya yang dikeluarkan atau yang perlu dankemungkinan memperoleh pendapatan yang mungkin diterima. Setiap pengorbanan biaya selalu diharapkan akan mendatangkan hasil yang lebih besar dari pada yang telah dikorbankan tersebut pada masa yang akan datang.

Dengan demikian, seorang pengusaha hendaknya dapat mengetahui bagaimana besarnya pengorbanan dalam proses produksi pada dasarnya setiap untuk yang merupakan komponen biaya peruhaan. Dalam hal ini, total biaya selalu dapat dihitung dan dapat dibandingkan dengan total penerimaan yang mungkin dapat diperoleh dengan kemungkinan laba yang akan diperoleh.

Berbicara mengenai masalah biaya merupakan suatu masalah yang cukup luas, oleh karena di dalamnya terlihat dua pihak yang saling berhubungan. Oleh Winardi, dalam buku Kapita Selecta, ( 2002: 147), menyatakan bahwa bilamana kita memperhatikan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu proses produksi, maka dapat dibagi ke dalam dua sifat, yaitu yang merupakan biaya bagi produsen adalah mendapat bagi pihak yang memberikan faktor produksi yang terbaik pada perusahaan bersangkutan untuk berproduksi berkualitas.

Demikian halnya bagi konsumen, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh alat pemuas kebutuhannya atau merupakan pendapatan bagi pihak yang memberikan alat pemuas kebutuhan tersebut. Oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, (1994: Pasal I ayat 1) dikatakan bahwa biaya (cost) adalah jumlah yang

(27)

diukur dalam satuan uang, yaitu pengeluaran-pengeluaran dalam bentuk konstan atau dalam bentuk pemindahan kekayaan pengeluaran modal saham, jasa-jasa yang disertakan atau kewajiban-kewajiban yang ditimbulkannya, dalam hubungannya dengan barang-barang atau jasa-jasa yang diperoleh atau yang akan diperoleh pada masa yang datang, karena mengeluarkan biaya berarti mengharapkan pengembalian lebih banyak.

Dari definisi dan pengertian biaya di atas, dapatlah dikatakan bahwa pengertian biaya yang dikemukakan di atas adalah suatu hal yang masih merupakan pengertian secara luas oleh karena semua yang tergolong dalam pengeluaran secara nyata keseluruhannya termasuk biaya.

Sejalan dengan definisi dan pengertian di atas, maka D. Hartanto, dalam buku Akuntansi Untuk Usahawan, ( 2002 : 89), memberikan atasan tentang biaya (cost) dan ongkos (expense), sebagai berikut cost adalah biaya-biaya yang dianggap akan memberikan manfaat atau service potensial di waktu yang akan datang dan karenanya merupakan aktiva yang dicantumkan dalam neraca.

Sebaliknya expense atau expred cost adalah biaya yang telah digunakan untuk menghasilkan prestasi. Jenis-jenis biaya ini tidak dapat memberikan manfaat lagi

diwaktu yang akan datang, maka tempatnya adalah pada perkiraan laba rugi.

2. Jenis-Jenis Biaya

Sehubungan dengan jnis-jenis biaya tersebut, maka D. Hartanto, dalam buku Akuntansi Untuk Usahawan, (1998: 37) mengelompokkan biaya menurut tujuan perencanaan dan pengawasan, sebagai berikut

a. Biaya variabel b. Biaya tetap

(28)

Sedangkan menurut Mulyadi, dalam buku, Akuntansi Biaya, Penetapan Harga Pokok dan Pengendalian Biaya, (2000: 57) menetapkan biaya adalah sejumlah pengeluaran yang tidak bisa dihindari menghubungkan tingkah laku biaya dengan perubahan volume kegiatan sebagai berikut biaya variabel adalah sejumlah biaya yang secara total berfluktuasi secara langsung sebanding dengan volume penjualan atau produksi, atau ukuran kegiatan yang lain yang mengarah pada proses produksi.

Sedangkan biaya tetap atau biaya kapasitas merupakan biaya untuk mempertahankan kemampuan beroperasi perusahaan pada tingkat kapasitas tertentu. Dari gambaran umum di atas, maka dapat diketahui sebagai berikut : 1) Biaya variabel adalah sejumlah biaya yang ikut berubah untuk mengikuti

volume produksi atau penjualan. Misalnya atau bahan langsung hanya yang ikut dalam proses produk, bahan baku langsung yang dipakai dalam proses produksi biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya tetap adalah sejumlah biaya yang tidak berubah walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Misalnya gaji bulanan, asuransi, penyusutan, biaya umum dan lain-lain. Sifat-sifat biaya tersebut sangat penting untuk dikethui seorang manajer dalam perencanaan usaha pengembangan karena dengan demikian akan didapatkan suatu gambaran klasifikasi biaya yang baik untuk tujuan dan perencanaan serta pengawasan.

(29)

D. Unsur - Unsur Biaya

Untuk membicarakan unsur-unsur dlam proses produksi, pihak perusahaan telah memperhitungkan terhadap biaya-biaya yang dikorbankan, sehingga proses produksi tidak mengalami hambatan yang berarti, maka dalam dapat memperoleh hasil penjualan hasil produksi bisa memperoleh laba.

Dalam suatu proses produksi melibatkan suatu unsur - unsur biaya dibebankan menurut kelompok biaya tertentu guna menyusun harga pokok produksi dapat digabungkan ke dalam unsur-unsur biaya. Tetapi ini tidaklah segera dapat dipandang sebagai biaya, karena itu harus sesuai dengan faktor biaya, karena biaya itu harus sesuai dengan faktor biaya yang dianut perusahaan.

Unsur - unsur biaya menurut Mulyadi, dalam buku Akuntansi Biaya, Penetapan Harga Pokok dan Pengendalian Biaya, (2000 : 15) tersebut di atas, adalah sebagai berikut :

1. Manufacturing cost, adalah semua biaya yang muncul sejak pembelian bahan-bahan sampai berubah menjadi produk selesai (final product), Manufacturing cost terbagi atas :

a. Prime cost (biaya utama), adalah biaya dari bahan-bahan secara langsung dan upah tenaga kerja langsung dalam kegiatan pabrik.Prime cost terdiri dari :

1) Direct material, yaitu semua bahan baku yang membentuk keseluruhan bahan yang dapat secara langsung dimasukkan dalam perhitungan kerja pokok.

(30)

2) Direct cost, yaitu setiap tenaga kerja yang ikut secara langsung pemberian sumbangan dalam proses produksi.

b. Manufacturing expenses, dapat juga disebut factory over head cost atau biaya pabrikasi tidak langsung.Yang termasuk golongan biaya ini adalah:

1) Indirect labour, yaitu tenaga kerja yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi, misalnya kepada bagian bengkel, mandur, pembantu umum dan sebagai dasar untuk menyelesaian terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

2) Other manufacturing expenses, yaitu biaya - biaya tidak langsung selain dari indirect labour dan indirect material, seperti biaya atas penggunaan tanah, pajak penghapusan, pemeliharaan dan perbaikan.

2. Commercial expenses, yang meliputi :

a. Selling expenses, adalah semua ongkos yang dikeluarkan setelah selesainya proses produksi sampai pada saat terjualnya. Ongkos- ongkos ini meliputi penyimpangan, pengangkutan penagihan dan ongkos yang menyangkut fungsi-fungsi penjualan.

b. Administration expenses, adalah ongkos-ongkos yang meliputi ongkos perencanaan dan pengawasan.

Biasanya semua ongkos-ongkos yang tidak dibebankan pada bagian produksi atau penjualan dipandang sebagai ongkos administrasi.

(31)

Sedangkan menurut Charles T. Horngren, dalam buku, Cost Accounting A.Managerial Emphasis, ( 1999: 15 ) unsur-unsur biaya dapat diklasifikasikan ke dalam :

1) Kapan waktu berkompromi a. Biaya yang harus dikeluarkan

b. Anggaran Biaya 2) Kelakuan dihubungkan dengan adanya fluktuasi dalam aktivitas :

a. Biaya variabel b. Biaya tetap c. Biaya lain-lain

3) Resiko dalam pengeluaran biaya : a. Total biaya

b. Biaya per unit 4) Fungsi manajemen : a. Biaya pabrik b. Biaya pemasaran c. Biaya administrasi

5) Mudah untuk mengubahnya : a. Biaya langsung

b. Biaya tak langsung

6) Perubahan biaya pajak tentang keuntungan : a. Biaya produksi

b. Biaya Industri

(32)

Adapun penjelasan dari unsur-unsur biaya tersebut diatas adalah sebagai berikut :

1. Historical cost, merupakan biaya yang telah terjadi dimasa lalu, sedangkan budgeting cost adalah biaya yang diperkirakan terjadi pada masa yang akan datang.

2. Variabel cost, adalah biaya yang secara keseluruhan akan berubah-ubah dengan berubahnya volume produksi atau penjualan. Sedangkan fixed cost, adalah biaya yang secara keseluruhan tidak akan mengalami perubahan pada suatu

tingkat produksi atau penjualan.

3. Total cost, adalah sejumlah biaya yang dibebankan pada seluruh biaya obyektif. Sedangkan unit cost, adalah biaya rata-rata dari setiap unit dari obyektif.

4. Manufacturing cost, adalah biaya yang diperlukan untuk menghasilkan barang (dengan menggunakan mesin, peralatan dan tenaga kerja). Manufacturing cost terdiri dari direct cost, material cost, direct labour cost dan inderect cost/overhead cost.

Sedangkan administratif cost adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk pengelolaan perusahaan secara keseluruhan.

5. Direct cost, adalah biaya-biaya yang mudah ditelusuri terhadap suatu obyek tertentu.Sedangkan indirect cost adalah biaya - biaya yang tidak ditelusuri hubunganny dengan obyek tertentu.Sedangkan priod cost merupakan biaya-biaya yang timbul karena berjalannya waktu. Dengan kata lain, period cost adalah setiap biaya yang dialokasikan berdasarkan waktu.

(33)

E. Pengertian Penjualan

Sebenarnya laba yang diperoleh suatu perusahaan merupakan pencerminan diri usaha-usaha perusahaan yang memberikan kepuasan konsumen.

Untuk mencapai hal itu, perusahaan harus dapat menyediakan dan menjual barang atau jasa yang paling sesuai menurut konsumen dengan harga yang dapat dijangkau tetapi tidak merugikan produsen artinya dengan harga yang layak.

Dengan demikian, sasaran perusahaan dalam melaksanakan tugas pokok tersebut serta untuk mencapai tujuan sebagai unit usaha adalah meningkatkan volume penjualannya, karena penjualan adalah sumber pendapatan bagi perusahaan.

Stanton, dalam buku Prinsip-Prinsip Pemasaran, (1999 : 8) memberikan definisi sederhana tentang penjualan, bahwa penjualan adalah bagian pemasaran itu sendiri adalah salah satu bagian dari keseluruhan sistem pemasaran.

Pengertian penjualan berarti bahwa menyerahkan barang atau jasa aktivitas lainnya dalam suatu periode dengan membebankan suatu jumlah tertentui pada langganan/ konsumen atau pembeli/ penerima barang atau jasa.

Penjualan barang dagangan oleh sebuah perusahaan dagang biasanya hanya disebut “Penjualan” Soemarso, dalam buku, Analisa Pemasaran Produk, (1999 : 178) jumlah transaksi penjualan yang terjadi biasanya cukup besar dibandingkan dengan jenis transaksi yang lain. Beberapa perusahaan hanya menjual barangnya secara tunai, perusahaan yang lain hanya menjualnya secara kredit, dan yang lain lagi menjual barangnya dengan kedua syarat jual beli tersebut.

(34)

Penjualan adalah suatu proses pertukaran barang dan/ atau jasa antara penjual dan pembeli. Tugas pokok adalah mempertemukan pembeli dan penjual.

Hal ini dapat dilakukan secara langsung atau melalui wakil mereka sebagai distrbutor.

Fungsi penjualan mencakup sejumlah fungsi-fungsi sebagai berikut : a. Fungsi perencanaan

b. Fungsi memberi kontrak ( contractual function ) c. Fungsi menciptakan permintaan (demand creation) d. Fungsi ,mengadakan perundingan (negotiation) e. Fungsi kontraktual (contractual fungtion)

Pada umumnya, para pengusaha mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba tertentu (mungkin maksimal), dan mempertahankan atau bahkan meningkatkannya untuk jangka waktu lama. Tujuan tersebut dapat direalisasikan apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan. Dengan demikian tidak berarti bahwa barang dan jasa yang terjual selalu akan menghasilkan laba. Oleh karena itu pengusaha harus memperhatikan beberapa faktor-faktor sebagai berikut :

a.Modal yang diperlukan b.Kemampuan merencanakan

c.Kemampuan menentukan tingkat harga yang tepat d.Kemampuan memilih penyalur yang tepat

e.Kemampuan menggunakan cara-casra promosi yang tepat e.Unsur penunjang

(35)

Perusahaan, pada umumnya mempunyai tiga tujuan umum dalam penjualan yaitu:

1) Mencapai tujuan tertentu 2) Mendapatkan laba tertentu

3) Menunjang pertumbuhan perusahaan.

F. Metode Penetapan Harga Jual

Metode penetapan harga jual menurut Basu Swastha, (2003:215) dengan penetapan harga jual yaitu : pendekatan biaya (penetapan harga biaya plus, penetapan harga mark up, dan penetapan break even) serta pendekatan pasar atau persaingan, adalah :

1. Penetapan harga biaya plus (Cost-Plus Pricing Method)

penetapan harga jual (cost plus pricing), biaya yang digunakan sebagai dasar penetapan, dapat didefinisikan sesuai dengan metode penetapan

harga pokok produk yang digunakan. Dalam metode ini, penjual atau produsen menetapkan harga untuk satu unit barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya per unit, ditambah dengan suatu jumlah laba yang diinginkan. Dalam menghitung cost plus pricing, digunakan rumus :

Harga jual = Biaya total + Margin 2. Penetapan harga jual Mark-Up (Mark-Up Pricing Method)

Penetapan harga jual berdasarkan dengan mark up ini hampir sama dengan penetapan harga biaya plus, karena para pengusaha lebih banyak menggunakan peetapan harga marl-up. Bagi pedagang yang membeli barang dagangan akan

(36)

menentukan harga jualnya setelah menambah harga beli dengan sejumlah mark- up, dengan formulasi :

Harga Beli + Mark up = Harga Jual

Penetapan harga jual berdasarkan mark-up merupakan kelebihan harga jual di atas harga harga belinya. Keuntungan dapat diperoleh dari sebagian mark up.

Selain itu pedagang juga harus mengeluarkan sejumlah biaya eksploitasi yang juga diambil dari sebagian mark up.

3. Penetapan harga break even (Break even pricing)

Penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya dalam penetapan harga break even, dalam keadaan break even bilamana penghasilan yang diterima sama dengan ongkosnya, dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah tertentu. Metode ini perusahaan akan mendapatkan laba bilamana penjualan yang dicapai berada di atas titik break even.Metode penetapan harga berdasarkan break even ini dapat diterapkan dengan menggunakan konsep biaya, sebagai berikut :

a. Biaya variabel, adalah biaya yang berubah-ubah disebabkan oleh adanya perubahan jumlah hasil. Apabila jumlah barang yang dihasilkan bertambah, maka biaya variabelnya juga akan meningkat.

b. Biaya tetap, adalah biaya-biaya yang tidak mengalami perubahan (konstan) untuk setiap tingkatan/ sejumlah hasil yang diproduksi, biaya tetap ini termasuk gaji pimpinan, sewa gedung, dan pajak kekayaan.

c. Biaya total, adalah merupakan seluruh biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan atau biaya total ini merupakan jumlah dari biaya variabel dan

(37)

biaya tetap. Biaya total yang disebabkan pada setiap unit disebut biaya total rata-rata (average total cost) dengan formulasi :

Biaya Total = Biaya tetap + Biaya variabel

d. Penghasilan total adalah jumlah penerimaan yang dapat diperoleh perusahaan dari penjualan produk, yang dapat dihitung dengan mengalikan jumlah hasil dengan harga jual per unit.

Setelah diketahui beberapa konsep biaya dan menghasilan, maka sekarang titik pertemuan antara biaya total dengan penghasilan total. Titik ini dinamakan titik break even (break even point). Untuk menentukan titik break even point dapatlah menggunakan format :

Titik Break Even = (dalam unit)

Titik Break Even = (dalam rupiah) H

Dimana :

- BTT = biaya tetap total - H = harga jual per unit - BVR = Biaya variabel rata-rata

- H – BVR disebut kontribusi per unit pada overhead 4. Penetapan haraga dalam hubungannya dengan pasar.

Penetapan harga pasar tidak didasarkan pada biaya, tetapi justru harga yang menentukan biaya bagi perusahaan. Perusahaan dapat menentukan harga sama dengan tingkat harga pasar agar ikut bersaing atau ditentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat harga dalam persaingan.

(38)

G. Pengertian Harga

Harga merupakan ukuran untuk dapat mengetahui berapa besar nilai suatu barang dan jasa. Harga turut menentukan berhasil tidaknya akan laku dipasaran, karena harga merupakan nilai dari suatu barang yang dinyatakan dalam satuan uang. Selain itu juga harga dipakai sebagai patokan atau titik permulaan bagi penentuan harga lainnya atau harga merupakan saran penghubung antara pembeli dan penjual. Artinya harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan suatu produk barang atau jasa.

Basu Swastha, Cost Accounting, Planning and Control, (1999 : 147) memberikan definisi tentang harga, yaitu harga adalah merupakan jumlah uang atau barang (ditambah beberapa barang kalau memungkinkan) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

Perusahaan menginginkan harga yang lebih tinggi, akan tetapi masyarakat sudah mengetahui situasi dan harga, pihak produsen perluh menjamin kualitas produksi, sehingga tidak ada tanggapan lain dari konsumen atau kurang puas.

Harga sebagai suatu standar nilai barang dan jasa, sehingga harga itu sangat penting ditentukan cuma perlu ditekankan bahwa untuk ingin memiliki suatu barang tersebut seseorang membayar dengan sejumlah uang untuk mengumpulkan barang dan sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual. Bahkan penjual juga mengharapkan keuntungan dari harga yang telah ditentukan tersebut.

Kemudian Nitisemito, dalam buku Dasar-Dasar Pemasaran, (2000 : 11) memberikan batasan mengenai harga yaitu harga adalah suatu barang dan jasa

(39)

yang diakui dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut atau perusahaan bersediah melepaskan barang atau jasa yang dimilikinya kepada orang lain.

Harga menunjukkan pula terlaksananya suatu transaksi pembelian yang dapat terjadi, jika pembeli dan penjual telah secara bersama-sama sepakat pada suatu tingkat harga tertentu dari suatu produk yang dijual, sehingga dengan demikian perusahaan UD. Manjalling Utama di Kota Makassar dalam hal ini melaksanakan kegiatan untuk pemasarannya tidak terlepas diri dari suatu penetapan harga produk yang akan ditawarkan.

Dengan demikian, harga mempunyai peranan serta fungsi yang tidak dapat dipisahkan dengan fungsi-fungsi lainnya seperti halnya produksi, pemasaran juga pembelanjaan dan fungsi-fungsi lainnya.

Perusahaan UD.Manjalling Utama Kota Makassar dalam menjalankan aktivitasnya sesuai dengan obyek penelitian dalam hal penetapan harga jual kepada langgan selalu memperhatikan berbagai pertimbangan seperti harga pada perusahaan lain, daya belu masyarakat, pengawasan dan pengendalian harga oleh pemerintah dan lain pertimbangan tentang biaya produksinya.

H. Kerangka Pikir

UD.Manjalling Utama Makassar adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan kayu. Peningkatan volume penjualan sangat ditentukan oleh penetapan harga jual. Penetapan harga jual dapat menggunakan metode cost plus pricing.

(40)

Berkaitan dengan penggunaan metode cost plus pricing, maka biaya digolongkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel yang digolongkan atas dasar prilaku biaya.

Dalam menghasilkan produk kayu tersebut dan sampai produk tersebut di tangan konsumen, maka biaya-biaya yang berkaitan dengan produk tersebut terdiri dari biaya produksi dan biaya usaha.

Untuk lebih jelasnya UD.Manjalling Utama Makassar bagan kerangka pikir dapat digambarkan dalam bagan kerangka pikir, sebagai berikut :

UD. MANJALLING UTAMA MAKASSAR

BIAYA TETAP BIAYA VARIABEL

(TIDAK TETAP) PERENCANAAN BIAYA

METODE COST PLUS PRICING

(Penetapan harga jual)

PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN ANALISIS PENETAPAN

HARGA JUAL

(41)

I. Hipotesis

Susuai dengan masalah pokok di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah :

“Diduga bahwa, penetapan harga jual dapat meningkatan penjualan.”

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, maka penulis memilih obyek penelitian pada Perusahaan UD. Manjalling Utama Makassar Propinsi Sulawesi Selatan.

Waktu penelitian diperkirakan selama dua bulan lamanya.

B. Metode Pengumpulan Data

Didalam penulisan ini, penulis mengadakan penelitian dengan menggunakan metode pustaka pengumpulan data, sebagai berikut :

1. Penelitian pustaka (library research) adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan pada berbagai pustaka dengan membaca atau mempelajari buku-buku lainnya yang erat hubungannya dengan pembahasan proposal ini dapat mendukung pokok pembahasan.

2. Penelitian lapangan (field research) adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data yang sehubungan dengan penulisan ini.

Untuk perbandingan hal tersebut maka penulis mengadakan : 1. Observasi

Tehnik observasi dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dalam proses kegiatan pengolahan data anggaran

(43)

piutang pada bagian pembukuan/pencatatan Perusahaan Perkayuan UD. Manjalling Utama Makassar.

2. Wawancara

Tehnik interview dilakukan dengan jalan wawancara secara langsung dengan pimpinan perusahaan kepala bagian pembukuan dan keuangan atau sejumlah personil yang berhubungan dengan penulisan proposal ini yang diperoleh dari Perusahaan Perkayuan UD. Manjalling UTama Makassar.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil perusahaan baik dalam bentuk informasi secara lisan maupun secara tertulis.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang diteliti dalam bentuk angka-angka dan dapat digunakan untuk pembahasan lebih lanjut.

2. Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengadakan pengamatan serta wawancara secara langsung dengan Pimpinan Perusahaan Perkayuan UD. Manjalling Utama Makassar dan sejumlah personil sehubungan dengan data yang dibutuhkan dalam penyusunan proposal ini.

b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen serta sumber lainnya berupa

(44)

informasi lainnya terutama mengenai prosedur pembayaran yang diperoleh pada Bagian Umum Perusahaan Perkayuan UD. Manjalling Utama Makassar.

D. Metode Analisis

Untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penulisan ini, maka penulis menggunakan, sebagai beriku:

1. Metode analisis cost plus pricing dengan formula :

2.Metode analisis regresi sederhana dengan rumus:

Keterangan:

Y= variable dependen(variable tak bebas) X= Variabel independen ( variabel bebas ) a = konstanta

b = koefisien regresi

Harga jual = biaya total + margin

Y= a + b (x)

(45)

E. Definisi Operasional

Adapun definisi konsep yang dikemukakan, sebagai berikut :

1. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berpengaruh walaupun tingkat produksi meningkat/ menurun tidak mengikuti perkembangkan biaya yang digunakan.

2. Biaya variavel adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi berpengaruh terhadap perkembangan produksi, artinya biaya inii adakalanya berubah-ubah karena mengikuti perkembangan aktivitas pada perusahaan bila meningkat biaya turut bertambah dan bila aktivitas menurun juga biaya berkurang.

3. Laba adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi seluruh biaya-biaya yang telah dikluarkan sejak proses produksi hingga barang tersebut dapat dipasarkan.

4. Cost plu pricing adalah suatu produk yang dapat ditinjau apakah jangka pendek atau jangka panjang, jika produk jangka pendek dengan menggunakan biaya variabel, sedangkan produk jangka panjang adakalanya menggunakan tetap.

5. Analisis penetapan harga adalah suatu analisa yang telah mengakomodir seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan selama dalam proses produksi untuk ditetapkan berapa besar harga barang per unit.

(46)

6. Peningkatan volume penjualan adalah bagaimana cara besaing di pasar dengan produk yang mempunyai kualitas dan harga jual dengan dasar perhitungan terendah dibandingkan dengan produk yang sama.Ada pun indikato-indikator volume penjualan yaitu :

a. Harga

Harga adalah nilai pertukaran atas manfaat produk (bagi konsumen maupun bagi produsen) yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (rupiah, dollar, yen,rupee, dan sebagainya.

b. Kualitas

Kualitas adalah keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputimarketing, engineering, manufacture, dan maintenance,dalam mana produk dan jasa tersebut dalam pemakaianya akan sesuai dengankebutuhan dan harapan pelanggan.

c. Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi produsen atau distributor mengharapkan kenaikannya angka penjuala

d. produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan

e. Saluran Distribusi adalah lembaga-lembaga distributor atau lembaga- lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen.

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap perusahaan mempunyai riwayat singkat atau latar belakang keberadaannya sehingga salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri berkayuan di Kota Makassar yaitu Perusahaan

"UD.Manjalling Utama". Dalam pembahasan mengenai sejarah berdirinya perusahaan perorangan ini Kota Makassar berdiri pada hari selasa, tanggal 6 Mei 1974.

Perusahaan ini bertempat dijalan Daya Raya No.32 merupakan milik sendiri, pada akhirnya perusahaan ini mengalami peningkatan terhadap volume penjualan. Pada saat itu juga sekitar tahun 1990 pemilik usahaan memindahkan perusahan ke bagian Tello tepatnya di Jalan Tenku Umar 3.No.30. olehnya itu kian hari tambah meningkat permintaan, sehingga perusahaan menetapkan lokasinya di Tello, karena tempat tersebut luas dan merupakan milik sendiri serta strategi untuk penjualan kayau.

Kesinambungan bahan baku (logs) dapat terjamin karena UD.Manjalling Utama" perusaha tersebut mempunyai langganan kayu gelondongan di Kabupaten Maros,dan kayu tersebut terdiri dari beberapa jenis kayu diantaranya jati putih, kayu cinrana, dan lain-lainnya.

Perusahaan "UD,Manjalling Utama Makassar" adalah salah satu usaha perkayuan terpadu bergerak dalam bidang perusaha penggergajian kayu.

(48)

Adapun tujuan perusahaan didirikan dengan mempunyai tujuan tertentu antara lain :

1. Menjalankan usaha sebagai salah satu industri perkayuan distributor kayu olahan dengan keperluan bahan bangunan memakai kayu.

2. Mengusahakan berbagai macam Usaha terutama yang memakai kayu 3. Menjalankan perdagangan pada umumnya, termasuk komisi penjual atau

agen.

B. Struktur Organisasi

Organisasi perusahaan yang dapat menentukan lancar tidaknya kegiatan perusahaan tersebut dalam perusaha mencapai tujuan. Hal ini karena menyangkut masalah fungsi manajemen, sedangkan fungsi manajemen itu sendiri yang dapat membawa perusahaan ke arah pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

Organisasi adalah suatu wadah dalam mana pekerjaan-pekerjaan ditempatkan pada suatu bagian masing-masing yang telah ditentukan guna bekerja dan bertanggung jawab.Jadi bentuk organisasi yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempengaruhi atau memberikan warna terhadap kegiatan, cara kerja dan tanggung jawab dari para pekerja.

Dalam melakukan kegiatan sehari-hari, pimpinan perusahaan ini pengambil kebijaksanaan terhadap pengembangan perusahaan.

Berikut ini penulis akan menguraikan secara ringkas fungsi dan tugas- tugas masing-masing bagian, sebagai berikut :

(49)

1) Pimpinan, sebagai Pemilik perusahaan dan menentukan segala hal, seperti kebijaksanaan, perubahan dalam pengambilan keputusan. pimpinan ini mempunyai fungsi utama, antara lain :

a) Bertanggung jawab terhadap kegiatan sehari-hari

b) Mempunyai wewenang dalam penentuan terhadap buruh harian untuk di berhentikan.

c) Bertanggung jawab terhadap keuangan perusahaan.

2) Tata Usaha/Umum

Dalam hal ini Tata Usaha/Umum berfungsi sebagai penata usaha administrarif perusahaan dalam tugasnya sehar-hari sebagai sekertaris menjalankan tugas administrasi umum berdasarkan instruksi yang diberikan oleh Pimpinan.

Adapun tugasnya, sebagai berikut :

a) Koordinasi dalam arti mengatur dan menerima kerjasama seluruh administrasi dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran rutin perusahaan.

b) Pelayanan dalam arti memberikan pelayanan tehnis dan administrasi bagi satuan organisasi dalam lingkungan perusahaan itu sendiri.

c) Perencanaan dalam arti mempersiapkan rencana, menyusun program dan menilai pelaksanaan rencana.

d) Membina administrasi dalam arti membina urusan tata urusan dalam mengelola dan membina kepegawaian.

(50)

3) Keuangan

Bagian keuangan ini bertanggung jawab secara langsung kepada Pimpinan.

Dan mempunyai fungsi, sebagai berikut :

a) Mengurus segala sesuatu dalam bidang keuangan, dan administrasi, personalia untuk kelancaran jalannya perusahaan.

b) Menyusun laporan berkala mengenai bidangnya untuk disarahkan kepada pimpinan mengenai hal-hal yang tidak dapat diputuskannya sendiri untuk mendapatkan keputusan.

c) Mengkoodinir tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan dalam distributor keuangan.

d) Bertanggung jawab dan melaporkan kepada pimpinan.

4) Karyawan

Karyawan berfungsi sebagai staf dalam perusahaan tersebut.Tugas-tugas karyawan sebagai berikut:

a) Melayani konsumen atau pelanggan yang datang diusaha tersebut.

b) Menjelaskan tentang jenis-jenis produk kayu olahan yang ada dalam usaha tersebuk.

c) Mengantar barang konsumen atau pelanggan ketampatnya.

5) Buruh Pabrik

Buruh Pabrik berfungsi sebagai staf dalam pabrik.tugas-tugas buruh pabrik sebagai berikut:

a) Mengelolah kayu gelondongan dengan menggunakan mesin untuk menjadi papan,balok, dan lain-lainnya.

b) Mengatur kayu yang sudah dibebtuk sesuai jenis kayu dan jenis meternya.

(51)

C. Analisis Perkembangan Penjualan

Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan masing-masing bagian dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu peranan pemasaran untuk meningkatkan volume penjualan. Hal tersebut di atas bahwa pemasaran memang penting bagi perusahaan dalam memperlancar penjualan dari hasil produk yang dihasilkan.

Selanjutnya, banyak perusahaan sebagai saingan yang menyebabkan fungsi pemasaran memegang peranan penting dalam menghadapi pasar persaingan. Oleh karena itu strategi pemasaran untuk kelanjutan perkembangan pemasaran utamanya hasil produk perusahaan. Perusahaan dapat pula mengatasi berapa besar jumlah perkiraan kemampuan penjualan produk yang dilakukan dan menyelesaikan dengan kebutuhan penjualan produk dan informasi yang sesuai dengan ramalan penjualan yang telah diperhatikan untuk masa yang akan datang.

Perusahaan Perkayuan UD.Manjalling Utama Makassar dalam pengelolaannya betul-betul sangat diperhatikan kualitas produk, karena usaha banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama, sehingga obyek penelitian pada perusahaan ini sesuai dengan judul yaitu penetapan harga jual dalam meningkatkan volume penjualan. Perusahaan industri perkayuan dalam penggergajian dalam penetapan harga jual telah diperhitungkan semua komponen biaya - biaya selama proses produksi.Untuk lebih jelasnya perkembangan penjualan kayu olahan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

(52)

Tabel 1 Perkembangan Penjualan Kayu Olahan Periode Tahun 2009 - 2013

Tahun Penjualan ( M3) Nilai ( Rp )

M3 Persen

2009 90.550 2.716.500.000

2010 100.695 0.112 % 3.020.850.000

2011 110.796 0.100 % 3.323.880.000

2012 130.854 0.181 % 3.925.620.000

2013 150.945 0.154 % 4.528.350.000

Jumlah 583.84 17.515.200.000

Sumber : UD.Manjalling Utama

Sumber : UD. Manjalling Utama

90550

100695

110796

130854

150945

0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000

2009 2010 2011 2012 2013

Penjualan

Penjualan

(53)

Berdasarkan tabel I di atas, bahwa tiap tahun mengalami perkembangan penjualan kayu olahan mulai tahun 2009 hingga 2013, perkembangan cukup meyakinkan perusahaan, karena perkembangan penjualannya melebih dari 9.000 lembar per tahun, bahkan ada sampai 15.000 lembar per tahun.

Keadaan dunia usaha yang bersifat dinamis penuh dengan persaingan yang diwarnai dengan adanya perubahan dari waktu ke waktu dan adanya keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, oleh karena itu strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan usaha perusahaan khususnya di bidang pemasaran. Di samping itu strategi pemasaran yang diterapkan perusahaan harus ditinjau perkembangan sesuai dengan lingkungan pasar.

Harga jual perusahaan adakalanya konsumen memperhatikan kualitas, dan ada juga yang penting murah, tapi produk perusahaan kalau sudah dikenal oleh masyarakat umum, jadi produk tidak pernah ketinggalan untuk meningkatkan volume penjualan bisa bersaing dengan perusahaan lain.

D. Strategi Penetapan Harga Jual

Strategi penetapan harga jual perusahaan memang sangat penting apalagi dalam menetapkan harga merupakan alat untuk menentukan suatu produk atau jasa yang dinyatakan dalam satuan mata uang, penentuan harga untuk melakukan transaksi dalam suatu kegiatan pemasaran, yaitu antara perusahaan yang memproduksi (produsen) dengan masyarakat konsumen dengan memperhatikan kondisi dan keadaan masyarakat.

(54)

Dalam hubungan penetapan harga jual artinya bahwa antara produsen dan konsumen bila sudah sepakat atas sejumlah harga yang telah ditetapkan berubah produk tersebut dapat dijual, atau jasa yang dihasilkan untuk dijual, maka dalam menjalankan usahanya harus jeli melihat dan hati-hati dalam mengambil keputusan untuk menetapkan harga, karena penentuan harga merupakan salah satu tujuan yang penting artinya bagi setiap perusahaan. Di dalam perusahaan peranan harga merupakan masalah yang sangat penting di samping elemen marketing mix yang lainnya. Oleh karena itu, maka untuk memperlancar penjualan produk ini diperlukan suatu strategi pemasaran, di mana strategi pemasaran adalah mewrupakan strategi guna meningkatkan volume penjualan dalam perusahaan.

Perusahaan perkayuan adalah merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan menurut hasil penelitian kayu olahan tiap tahun mengalami peningkatan. Namun hal ini perusahaan masih perlu menjaga mutu dan kualitas barang produk agar konsumen tetap mencari poduk UD. Manjalling Utama.

Salah satu upaya pimpinan perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan adalah pelayanan terpadu artinya bila ada konsumen baik agen maupun pengecer diantarkan ke alamatnya masing-masing, di samping memperhatikan mutu, kualitas serta pelayanan yang meyakinkan kepada konsumen diprioritaskan atau sekaligus menjadi pelayanan primadona.

Meskipun perusahaan perkayuan yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan kayu olahan, dan telah memasarkan produknya dengan kualitas yang cukup baik, harga relatif murah, artinya bisa dijangkau oleh masyarakat

(55)

umum, akan tetapi konsumen atau calon pembeli tidak banyak mengetahui akan keunggulan dan fasilitas produk tersebut, maka produk perusahaan ini konsumen tetap menantikan kapan dan dimana saja di jual yang ada lebel nama perusahaan.

Kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan kayu olahan ini UD.

Manjalling UTama tidak melakukan promosi secara intensif dibandingkan dengan perusahaan pesaing yang rata-rata promosi penjualan secara intensif dalam memasarkan produknya untuk periklanan melalui berbagai media, perusahaan yang menjadi promosi yang paling angkuh yaitu dari konsumen ke konsumen memberikan informasi bahwa ada produk kayu olahan,yaitu produk UD.Manjalling Utama Makassar.

E. Jenis-Jenis Biaya Produksi

UD.Manjalling Utama Makassar yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan kayu olahan dalam melaksanakan fungsinya sebagai produk hingga ke tangan konsumen, sehingga segala sesuatu yang perluh dipersiapkan perusahaan utamanya pengelolahan dengan memperhitungkan harga pokok yang perluh diketahui oleh pihak pengelolah agar harga jual segera diketahui dan harga untuk agen dan pengecer sudah diperhitungkan secara saksama.

Dalam pengelolaan kayu olahan memeng memerlukan waktu yang cukup untuk merancang desaing, karena mulai pengolahan bahan baku seperti kayu gelondongan, mesin peralatan yang telah diteliti, hingga bahan lainnya yang sering menghambat percepatan untuk produksi.

(56)

Adapun unsur-unsur biaya yang diterapkan perusahaan kayu olahan UD.Manjalling Utama Makassar, sebagai berikut :

1. Biaya tetap 2. Biaya variabel a. Biaya tetap (Fixed cost)

Biaya tetap adalah biaya yang tetap (konstan), atau dengan kata biaya yang tidak terpengaruh dengan adanya perubahan volume atau aktivitas perusahaan dalam suatu periode. Berarti biaya ini telah ditetap sebelum kegiatan dilaksanakan, karena kegiatan sering berfluktuasi tetapi biaya tidak terpengaruh.

Adapun komponen biya tetap pada perusahaan kayu olahan, dalam hal penetapan harga jual biasanya menyebabkan perkiraan harga secara individual tidaklah praktis, jadi memang memperhitungkan harga jual biaya diperhitungkan secara individual, nanti akan dijumlahkan secara keseluruhan.

Tanpa menghiraukan alasan-alasan yang dapat dikatakan bahwa penetapan harga adakalahnya di marup. Mar up tertentu dilakukan di atas biaya, ditambahkan sesuai dengan jenis benda ke dalam kelompok mana benda tersebut merupakan sesuatu prosentase dari harga pokok. Justru, kadangkala mar up itu normal tersebut dapat diterima dalam bidang perniagaan tertentu atau yang diterapkan pada sebuah agen/perwakilan (cabang) secara keseluruhan oleh bagian- bagian tertentu. Jadi harga yang ditentukan senantiasa merupakan sesuatu persobaan yang dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kondisi pasar.

Sistem percobaan dalam memasan harga tergantung dari permintaan harga, kalau banyak permintaan harga dinaikkan atau dipertahankan dalam rangka usaha

(57)

menjual volume yang lebih besar. Bilamana permintaan berkurang, maka harga dapat diturunkan guna menstimulir permintaan selanjutnya. Kalau kedua hal ini terjadi, para penjual akan mengurangi volume output mereka atau pembelian agar sesuai dengan penjualan, jika tidak memungkinkan dia akan menolak untuk membeli persediaan.

Persediaan dapat disimpang berlahan-lahan akan dijual dengan harga yang ditetapkan, tetapi dalam bidang penjual benda-benda mode dan benda-bendas mudah rusak tidak dapatr dilakukan penyimpanan.

Unsur-unsur biaya tetap perusahaan kayu olahan pada UD. Manjalling Utama Makassar, yaitu :

1) Pimpinan

2) Tata usaha/umum 3) Penyusutan

4) Karyawan dan buruh pabrik

Tabel 2 Perincian Jumlah Biaya Tetap Periode Tahun 2013

Unsur-Unsur Biaya Jumlah (Rp)

Pimpinan 800.000.000

Tata Usaha/Umum 600.000.000

Gaji Karyawan dan buruh pabrik 235.200.000

Penyusutan 85.000.000

T o t a l 1.720.200.000

Sumber :UD.Manjalling Utama Makassar

Referensi

Dokumen terkait

Mendemonstrasikan langkah demi langkah cara melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis tentang gejala kerusakan televisi tersebut mengacu RTK keterampilan  proses

Di Propinsi Nusa Tenggara Timur dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 hanya 3 Kabupaten yang mengalami kejadian antraks yaitu Kabupaten Sikka, Ende dan Kabupaten

Pembuatan website ini didasarkan pada ketertarikan penulis akan keunikan dari mobil Morris yang begitu mungil dan ingin memberikan informasi kepada masyarakat tentang mobil

Tumanggung Kuriak Kusuik BR 230 3.165 INFORMASI STOK BENIH PADI.. (Minggu ke II Bulan November

Keunggulan aplikasi ini mempunyai kemampuan untuk menampilkan objek dengan ukuran yang sangat presisi dan dapat ditampilkan dalam bentuk 3D untuk menjelaskan ide serta gagasan

Batang atas yang digunakan pada teknik okulasi coklat adalah yang berasal dari kebun entres yang berwarna hijau kecoklatan sampai coklat, berbatang lurus, dan bermata tunas

3. Students are asked to listen to the teacher's reading the text. Studerrts are asked to read the text aloud paragraph by paragraph. Students are asked to answer

Demam tifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, oleh karena itu merujuk dari surat An-Nahl ayat 13, peneliti ingin melakukan penelitian