• Tidak ada hasil yang ditemukan

Logam Campur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Logam Campur "

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN RESTORASI NON PLASTIS

Gatot Sutrisno

(2)

METAL DAN ALLOY

(3)

Logam Campur

Logam campur untuk kedokteran gigi didefinisikan sebagai logam yang

mengandung dua atau beberapa unsur.

Terdapat dua sistem untuk

mengetahui komposisi unsur-unsur

yang terkandung dalam logam campur

tersebut, yaitu :

(4)

Cast Metal Alloy

Terminologi (Studervant’s, 5th .ed, 222)

Digunakan utk membentuk restorasi secara

keseluruhan atau didesain sebagai substructure dan veneer dgn porcelain utk mdptkn restorasi sewarna gigi.

Klasifikasi (Studervannt’s, 5th ed, 222)

Mekanisme ketahanan korosi

Elemen utama pada komposisi yang mempengaruhi ketahanan korosi

(5)

Klasifikasi Logam Campur

Logam campur dapat diklasifikasikan menurut Phillips :

Penggunaannya

Unsur utamanya

Klasifikasi menurut Craig, 5

th

ed.

1. Noble alloy

2. Base metal alloy

(6)

…Studervant’s, 5

th

ed, 222

Klasifikasi b’dsrkan ketahanan thd korosi :

Immune system

1. Gold system

2. Gold substitude

Passivating system

1. Ni-Cr

2. Co-Cr

3. Fe-Cr

4. Ti system

(7)

Periodic Table

(8)

Struktur Kimia dan Atom Metal

Struktur atom

Sifat fisik metal

(9)

Struktur ruang logam KG

A : body centered cubic B : face centered cubic C : hexagonal

(10)

Alloy dan Prinsip Metalurgi

Diagram fase dan dental alloy

Solid solution alloy

Eutethic alloy

Ternary phase diagram

(11)

Diagram Fase & Dental Alloy

Logam dapat dicampur seperti halnya cairan,

campuran ini dikenal sebagai logam campur (alloy).

Ilmu mengenai logam dan logam campur adalah metalurgi.

Diagram fase dan logam campur.

Fase adalah suatu keadaan yang secara fisik menunjukkan spesifisitasnya.

Contoh : campuran air dan es batu, ada dua

Craig’s, Restorative Dental Materials, 12ed

(12)

…..Diagram Fase

Pada logam campur apabila

homogenous, maka hanya memiliki satu fase, dan tidak homogenous

maka logam campur tersebut memiliki fase mutiple → multiple phase alloy.

Perbedaan antara single fase dan

multiple fase juga dapat membedakan kekuatannya, biokompatibilitas dan

korositas.

(13)

…..Diagram Fase

Fase diagaram adalah gambaran atau “maps”

dari fase logam campur tersebut. Apabila logam campur terdiri dari dua macam logam maka memiliki binary phase

diagram, 3 macam logam

→ ternary phase diagram.

(14)

Solid Solution Alloys

(Sistem Tembaga Emas)

Logam campur ini terdiri dari satu fase dan bersifat

“miscible” (saling melarutkan).

Posisi atom Au dan Cu (random) → face

centered cubic.

(15)

Logam Campur Eutetik

( Sistem Perak Tembaga)

Logam campur eutetik dalah logam campur dimana komponennya

mempunyai kelarutan cair yang

menyeluruh, tetapi kelarutan padatnya terbatas (insoluble as solids). Contoh : perak tembaga.

Eutetik perak tembaga ditemukan

(16)

…..Sistem Tembaga Perak

Gambaran microscopic tembaga Ag-Cu. Terlihat lapisan

(17)

Mikrostruktur Logam Campur

Pada saat logam campur cair dan kemudian mengalami pendinginan maka akan

terbentuk nukleasi.

Pendinginan berlanjut, nukleus berubah menjadi kristal → butiran (grains)→ukuran grains membesar hingga memadat (cairan hilang), kemudian butiran tersebut

(18)

Grains Structure

A : struktur grain emas 22 carat dari logam campur Au-Cu

B : tampak grain berbatas jelas, memantulkan warna yang berbeda,

(19)

…..Mikrostruktur

(20)

…..Mikrostruktur

Semakin cepat keadaan cair berubah menjadi wujud padat semakin kecil

ukuran grain (butiran).

Secara umum semakin kecil ukuran

grains, semakin baik logam campur

tersebut.

(21)

Sifat Logam Campur

Pada umumnya logam campur yang digunakan

pada KG memiliki kekuatan, kekerasan yang sesuai dengan penggunaannya.

Mekanisme untuk menambah sifat kekerasan dan kekuatan logam campur :

Memanaskan kembali logam campur tuang dengan benar, maka akan terbentuk fase kedua pada tubuh logam campur →menambah kekuatan dan

kekerasan.

(22)

Sifat Logam Campur Tuang

Pada umumnya sifat logam-logam pada logam campur tersebut mencerminkan sifatnya.

Logam campur solid solution :

- kekuatan dan kekerasan yang baik - sifat kelenturan yang rendah

- resisten terhadap korosi

(23)

…..Sifat Logam Campur

Sifat logam campur tuang yang diharapkan :

kecocokan biologis

mudah untuk dicairkan, di cor, dipoles

mengalami sedikit penyusutan

tahan terhadap abrasi

tidak korosi

(24)
(25)

Mikrostruktur Alloy

Struktur atomnya dapat terdeteksi oleh sinar X-Ray atau high-resolution

electron microscopy.

Grain, Grain Boundary, dan Dendrites

Mikrostruktur logam tuang

Mikrostruktur cold-work (wrought)

(26)

Persyaratan Umum

1. Secara biologis : tidak berefek toksik /

menyebabkan alergi pd pasien & operator.

2. Secara kimia : tahan thd korosi & suasana dlm saliva.

3. Sifat fisik & mekanik : konduktivitas termal, titik lebur, coefficient of thermal expansion, strength.

4. Pengetahuan teknik pembuatan & penggunaan dental alloy  hrs dimiliki drg & teknisi gigi.

5. Metal, alloy & bhn lainnya : tersedia dlm jmlh yg besar, mudah didapat, tdk mahal & hrs tersedia saat bahan dibutuhkan.

(27)

Noble Dental Alloy

(28)

Logam Mulia

Logam mulia mengalami evolusi yg besar pd tahun 1969 krn dukungan dr pemerintah thd hrg emas

SEbelumnya > 95% protesa gigi cekat di AS min.menggunakan 75% emas & logam

mulia lainnya.

Karena hrg emas meningkat dr $35 mjd

$800 perounce pd tahun 1980an  mulai berkembang alternatif logam mulia.

(29)

…Logam Mulia

Alternatif logam mulia  mengurangi kandungan emas, meniadakan emas dan meniadakan logam mulia.

Thn 1999, tjd peningkatan hrg

palladium  juga mempengaruhi

perkembangan logam tuang.

(30)

Elemen Metal yang digunakan di KG

Elemen metal yg digunakan pada logam KG.

1. Logam mulia

2. Base metal

3. Kombinasi 2 metal

Logam Tuang

(31)

Logam mulia :

Gold (Au)

Platinum (Pt)

Palladium (Pd)

Iridium (Ir), Ruthenium (Ru) & Rhodium (Rh)

Osmium (Os)

(32)

Logam Mulia

Memp.permukaan yg baik  tahan thd udara kering.

Mudah bereaksi dgn sulfur utk mbtk  sulfid, namun tahan thd oksidasi

tarnish, dan korosi selama masa

pemanasan, casting & dlm mulut.

(33)

Dibagi mjd 2 grup :

1. Berat atm 100 & densitasnya 12-30 g/cm2  palladium, rhodium dan rhutenium.

2. Berat atom 190 & densitasnya 12-13 g/cm2  osmium, iridium, gold, dan platinum.

(34)

…Logam Mulia

Titik lebur masing2 grup menurun seiring dgn meningkatnya berat atom.

Titik lebur grup 1:

Ru : 2310°C

Rh : 1966°C

Pd : 1554°C

Titik lebur grup 2:

Os : 3045°C

Au : 1064°C

(35)

…Logam mulia

Nobel metal + perak  disebut

precious metal  istilah dr komoditi di pasaran.

Metallurgists  menyebut perak sbg nobel metal namun tdk utk KG krn

mudah tjd korosi bila berada dlm RM.

Nobel metal & preciuos  tdk sama di

KG

(36)

Gold (Au)

Halus, dpt ditempa, metal ductile warna kuning &

berkilau.

Meski sifat pure gold yg paling ductile & mudah ditempa

dibandingkan dgn metal lainnya  paling rendah kekuatannya

Dalam konsentrasi < 0,2 %  emas mjd sgt brittle.

(37)

Gold (Au)

Udara / air pd suhu apapun  tdk mempengaruhi / tarnish emas.

Emas tdk larut pd sulfuric, nitric atau asam hidrokloric  meski demikian dpt larut pd kombinasi nitric & asam

hidroklorik  mbtk trichloride pd emas

(AuCl )

(38)

Gold (Au)

Karena sifatnya yg lunak  dicampur dgn copper, silver, platinm & metal lain yg dpt meningkatkan kekerasan, ketahanan,

elastisitasnya.

Gold foil  dibentuk dgn proses gold beating.

High-purity gold diproses smp bbtk pita dgn ketebalan 0.0025 mm ~ ketebalan

tissue.

(39)

Platinum (Pt)

Metal yg berwarna putih kebiruan

Keras, ductile, malleable, dpt berbentuk foil atau fine-wire.

Kekerasannya hampir sama dgn copper.

Banyak digunakan dibid.KG krn high-

fusing point & tahan thd kondisi serta

(40)

Platinum (Pt)

Dlm btk foil titik leburnya lebih tinggi dr porcelain & koefisien ekspansinya

mendekati porcelain  mencegah tertekuknya metal / fraktur porcelain.

Pt mrpk kmponen utama pd alloy sbg precisin attachment pd crown & bridge

 sifat wear yg baik & tingginya titik

lebur.

(41)

Palladium (Pd)

Mrpk metal berwarna putih namun lebih gelap dr platinum.

Pd digunakan tdk dlm btk pure namun

bersama-sama dgn logam lainnya.

(42)

Iridium (Ir), Ruthenium (Ru), &

Rhodium (Rh)

Ir & Ru  dipakai dlm jmlh sedikit sbg grain refiner utk menjaga ukuran grain yg kecil.

Ukuran grain yg kecil  diharapkan krn meningkatkan sifat mekanik

keseragaman dgn alloy.

0.005% (50ppm) Iridium & ruthenium

 efektif menurunkan ukuran grain.

(43)

Iradium lebur pd suhu 2420°C & ruthenium 2310°C  namun tidak meleleh saat casting alloy  mbtk nucleating center saat dingin

 menghasilkan fine-grained alloy.

Rhodium

melebur pd suhu 1966°C

Digunakan bersama platinum  mbtk wire utk thermocouple  membantu mengukur suhu pd

(44)

Osmium (Os)

Karena biaya dan titik lebur yg tinggi

 maka osmium tdk digunakan sbg

dental casting alloy.

(45)

Base Metal

Beberapa base metal yg digunakan sbg kombinasi pd logam mulia :

1. Silver (Ag)

2. Copper (Co)

3. Zinc (Zn)

4. Indium (In)

5. Tin (Sn)

6. Gallium (Ga)

(46)

Silver (Ag)

Lunak, metal putih ductile

Dikenal sbg konduktor panas & listrik yg paling baik

Lebih kuat dan keras dr emas namun lebih lunak dr copper.

Titik leburnya 961.9°C  dibawah copper &

emas.

Makanan dgn kandungan sulfur dpt mybbkn tarnish  bukan gol. Nobel metal di KG.

(47)

Silver (Ag)

Perak murni menagkap banyak oksigen  menyulitkan pd casting karena timbulnya

gas pd solidification  akan tbtk permukaan casting yg kasar.

Perak murni tdk dig,pd restorasi gigi.

Menambahkan sedikit palladium pd silver- containing alloy  akan mencegah korosi pd rongga mulut.

(48)

Silver (Ag)

Perak membentuk solid solution dgn palladium & emas  shg tbtk gold &

palladium based alloys.

Pd gold-based alloy --. Perak efektif

menetralisir warna kemerahan pd alloy yg mengandung copper.

Pd palladium based alloy  perak

meningkatkan warna putih dr alloy.

(49)

Copper (Co)

Lunak, metal ductile dgn konduktivitas termal & listrik yg tinggi, serta memiliki karakteristik warna merah.

Copper membentuk seri sollid solution bersama dgn emas & palladium.

Komposisi Co pd gold-based alloy  40% &

88% dr berat.

Pd palladium-based alloy  Co

(50)

Zinc (Zn)

Metal berwarna putih kebiruan,

kemungkinan tbtk tarnish pd udara yg lembab.

Dlm bentuk murni  halus, brittle & low strength.

Bila dipanaskan di udara  zinc akan mbtk oksida putih yg densitasnya rendah.

Bila terlalu banyak digunakan zn  akan meningkatkan brittleness.

(51)

Indium (In)

Halus, metal putih keabuabuan

Titik lebur yg rendah : 156.6°C

Tidah tbtk tarnish pd udara atau air

Digunakan pd gold-based alloy sbg

pengganti zinc & komponen minor pd

noble ceramic dental alloy.

(52)

Tin (Sn)

Berkilau, halus, metal putih

Beberapa gold-based alloy terkandung tin < 5% dr berat.

Dapat dikombinasikan dgn platinum &

palladium  tampak keras tapi

meningkatkan brittleness.

(53)

Galium (Ga)

Metal keabu-abuan yg stabil pd udara kering namun tarnish pd udara

lembab.

Titik lebur rendah : 29.8°C

Digunakan sbg komponen pda gold-&

palladium-based alloy, terutama alloy.

Oxida dr gallium penting utk ikatan

(54)

Nickel (Ni)

Penggunaannya terbatas pd gold &

palladium based alloy.

Titik lebur 1453°C.

Dpt memutihkan alloy & meningkatkan

kekuatan dan kekerasan.

(55)

Binary Combination of Metal

Meski noble casting alloy memiliki elemen 3 atau lebih  sifat bbrp binary alloy sgt

penting krn menggantikan mayoritas massa pd noble alloy.

6 binary combination :

Au-Cu

Pd-Cu

Au-Ag

Pd-Ag

(56)

Casting Alloys

(57)

Tipe dan Komposisi

Spesifikasi ADA No.5 alloy diklasifikasikan menjadi 4 tipe:

I. Tipe I : Soft, utk restorasi dgn subjek stress yg rendah : inlay

II. Tipe II : Medium, utk restorasi dgn subjek stress moderate : inlay & onlay

III. Tipe III: Hard, utk restorasi dgn subjek stress tinggi : crown, thick-veneer crown, short span fixed partial denture.

IV. Tipe IV: Extra hard, utk restorasi dgn dgn subjek stress yg sangat tinggi : thin-veneer crown, long-span fixed

(58)

Klasifikasi alloy menurut ADA

berdasarkan komposisi dibagi menjadi 3 kelompok :

High noble : kandungan noble alloy min.

60 wt % & kandungan emas min. 40%

Noble : kandungan noble alloy min. 25 wt

%

Predominantly base metal : kandungan noble alloy < 25 wt%

(59)

High noble alloy dibagi mjd 3 klas :

1. Au-Ag-Pt Alloy :

2. Au-Cu-Ag-Pd-I: kandungan emas >70%

3. Au-Cu-Ag-Pd-II : kandungan emas 50% - 65%.

 Noble alloy dibagi mjd 4 klas :

1. Au-Cu-Ag-Pd-III : kandungan emas 40%

2. Au-Ag-Pd-In : kandungan emas 20%

3. Pd-Cu-Ga

(60)

Ukuran Grain

Dengan menambahkan sejumlah elemen (0.005% / 50 ppm)  Iridium, ruthenium

fine-grained casting.

Penambahan 1 dr elemen ini  dpt

meningkatkan pusat nucleating grain pd alloy.

(61)

Sifat

Titik lebur

Pd tabel 15-6 kebenyakan alloy solidus- liquidus range  70°C atau kurang.

Au-Ag-Pd-In, Pd-Cu-Ga & Ag-Pd  perbedaannya besar  shg sulit

mendapatkan casting tanpa mslh.

Temperatur liquidus alloy : menentukan suhu pembakaran, tipe inventment, & tipe sumber

(62)

Scr umum suhu pembakaran 500°C hrs berada dibawah suhu liquidus.

Komposisi alloy menentukan suhu

liquidus  jk mengandung elemen dgn titik lebur yg tinggi  akan memiliki

liquidus yg tinggi.

(63)

Kepadatan

Penting selama akselerasi perubahan alloy ke mould selama casting.

Alloy dgn kepadatan yg tinggi  biasanya akselerasinya cepat & cenderung mudah castingnya.

Pd tabel 15-6 : semua alloy memiliki kepadatan yg cukup utk casting.

(64)

Kekuatan

Biasanya diukur dgn:

Yield strength : stress dimana tjd deformasi permanen.

Tensile strength : kekuatan maksimum dr alloy.

Yield strength alloy berkisar antara 320- 1145MPa

(65)

Kekerasan

Sbg indikator yg kemampuan alloy utk menahan deformasi lokal permanen dibwh tekanan

oklusal.

Kekerasan berhub.dgn yield strength  shg sulit utk dipoles  tingginya kekerasan maka tinggi yield strengthnya & menyulitkan utk dipoles.

Kekerasan alloy berkisar 155 kg/mm2 (Ag-Pd) – 425 kg/mm2 (Pd-Cu-Ga)

Kekerasan kebanyakan noble casting alloy lbh rendah dr email (343 kg/mm) & lbh rendah dr

(66)

Elongasi

Utk mengukur ductility dr alloy

Utk crown & bridge  nilai elongasi yg rendah tdk begitu berpengaruh krn

deformasi permanen alloy scr umum tdk diinginkan.

Elongasi akan tjd bila alloy dpt dipoles.

(67)

Biokompatibiliti

Paling utama berhubungan dgn elemen yg dilepaskan dr alloy spt korosi.

Respon biologis yg biasanya muncul : toksik, alergi dll  dipengaruhi oleh macam elemen yg dilepaskan, konsentrasinya, & lamanya terpapar dgn jar.mulut.

High noble metal alloy  umumnya melepaskan sedikit massa dibandingkan alloy dgn

(68)

Cast & Wrought Base Metal

Alloy

(69)

Macam-macam Cast &

Wrought Base Metal Alloy

1.

Cobalt-chromium-nickel

2.

Nickel-chromium-iron

3.

Pure Titanium

4.

Titanium-aluminium-vanadium

5.

Stainless steel

6.

Nickel titanium

(70)

Logam Tuang

C obalt-Chromium & Nickel-Chromium

(71)

….Co-Cr & Ni-Cr

Diperkirakan pada 1949, lebih dari 80%

gigi tiruan sebagian menggunakan kobalt- kromium, sampai saat ini gigi tiruan

sebagian lepasan menggunakan kobalt kromium atau nickel kromium (alloy).

Menurut spesifikasi yang dikatakan ANSI/

ADA, berat kromium tidak boleh kurang

(72)

ANSI/ADA SPESIFIKASI No.14

Berat kromium tidak boleh < 20% dari berat total.

Berat total Cr, Co & Ni  tidak boleh <

85%.

Komposisi logam campur yg msh diterima ADA  toksisitas,

hipersensitifitas, dan korosi.

Komposisi element walau hanya 0.5%

saja tetap dituliskan pd kemasan.

(73)

Spesifikasi suatu logam campur memiliki elongasi (1,5%), yield strength (500MPa), elastik

modulus (170 GPa).

(74)

KOMPOSISI

Element utama.

Logam campur KG : kromium, kobalt, nikel (82-92wt%).

Berikut adl

contoh 6 logam tuang KG,

termasuk 4

didlmnya dig.sbg restorasi metal- keramik.

(Tabel.16-1)

(75)

…Komposisi

Kromium, kobalt, nikel

Komposisinya 85% berat total logam.

Namun, efek thd sifat fisiknya msh terbatas

Sifat fisik pada logam campur ini dikontrol oleh element minornya, contoh :

Carbon, molybdenum, beryllium, aluminium, nitrogen, tantalum, dan gallium.

(76)

Fungsi Bermacam Element pada Logam Campur

Kromium

Berperan terhadap ketahanan korosi dan tarnish.

Apabila komposisinya > 30%  sulit utk di casting  akan sangat brittle o.k.i komposisi kromium tidak boleh > 28%.

Kobalt

meningkatkan elastic modulus, kekuatan, dan kekerasan pada logam dibandingkan

(77)

…..Fungsi bermacam elemen alloy

Untuk menambah kekerasan pada logam campur berbahan dasar kobalt  karbon dapat ditambahkan.

Apabila komposisi logam campur

ditambahkan karbon 0,2%  tidak dapat digunakan (KG) karena, logam campur ini akan terlalu keras atau brittle.

Sebaliknya apabila < 0,2% akan

mengurangi yield dan ultimate tensile

(78)

Tabel 1

(79)

…..Fungsi dari berbagai macam

Element logam campur : kromium, silikon, molybdenum, nikel bereaksi dengan karbon membentuk karbide.

Pada tabel 1 : nikel kromium digunakan dengan keramik, dimana mengandung karbon yang sangat kecil, sehingga keberadaan molybdenum 3-6%

menambah kekuatannya.

Aluminium pada logam campur yang mengandung nikel → nikel aluminum (Ni Al). Komponen ini

(80)

…..Fungsi dari berbagai macam

Berilium

Penambahan 1-2% (Be) pada logam campur dgn bahan dasar nikel  akan menurunkan fusion range 1000C.

Penelitian terakhir→ Be akan mempengaruhi ductility.

Silikon dan mangan

Bila ditambahkan dpt menambah fluidity dan castability dari logam campur.

(81)

Nitrogen

Tdk bisa dikontrol kecuali jika casting pd atmosfer yg terkontrol (vacuum) yg

memperngaruhi kualitas keseluruhan logam tuang.

Berbagai macam modifikasi dilakukan

utk mendapatkan logam campur yg

(82)

Struktur Mikro

Co-Cr alloy : inhomogeneous

Tdd matriks austenitik pd solid solution Co-Cr dlm struktur dendritik.

Regio dendritik adl daerah yg kaya Co dimana regio interdendritik mrpk quaternary mixture ;

Cobalt-rich γ-phase

Chromium –rich M23C6-phase

M7C3 carbide phase

Chromium-molybdenum-richσ-phase

(83)

Struktur mikro

Elemen yg tampak pd cast base-metal alloy  Co, Cr, Mo  carbide-forming- element.

Komposisi cast base metal alloy &

kondisi manipulasi  mbtk berbagai

macam tipe carbide.

(84)

Struktur Mikro

Tabel 16-1

A. Carbide berada di sepanjang grain

boundary. Struktur ini ddpt saat metal di cetak segera stlh mencair.

Nilai elongasi yg rendah pd permukaan yg baik &

bersih.

(85)

Struktur Mikro

Tabel 16-1

A. Carbide berbentuk spherical &

discontinuos. Struktur ini tampak bila alloy dipanaskan pd 100°C.

Nilai elongasinya baik pd casting, permukaan tdk begitu baik krn rx

(86)

Struktur Mikro

Tabel 16-1

A. Dark eutecoid area yg tampak spt lamelar.

Very low elongation

value. Casting  baik &

bersih perm.

B. Struktur mikro dr

beryllium pd Ni-Cr alloy

(87)

Struktur mikro

A. Struktur mikro dr Ni-Cr alloy

(88)

Tarnish

Terjadi perubahan tampilan

permukaan logam akibat proses

elektrokimia secara alami, terutama karena sulfida, carbonaceous organik biofilm.

Ag dan Cu  afinitas tinggi terhadap

sulfur

(89)

Korosi

Lepasnya unsur logam dari paduan logam akibat proses elektrokimia

Reaksi Reduksi-Oksidasi

Reaksi Oksidasi: M M

n+

+ n.e Reaksi Reduksi: 2H

+

+ 2 e H

2

O

2

+ 4H

+

+ 4e 2H

2

O

O

2

+ 2H

2

O + 4e 4

OH

(90)

Korosi pada restorasi/alat rehabilitasi

1.

Galvanic corrosion

2.

Crevice corrosion

3.

Pitting corrosion

4.

Intergranular corrosion

5.

Stress corrosion

(91)

Galvanic corrosion

(two metals corrosion)

Ada beda potensial antara satu logan dengan yang lain atau satu bagian

dengan bagian lain

Syarat:

Anoda

Katoda

Konduktor

(92)

Arus galvanik dalam mulut

Restorasi – enamel – dentin – periodontal ligamen – jar lunak – saliva

ERE + EES – ERS

I =

RRE + RRS + RE + RS + RES

ERE = potensial restorasi cairan ekstraselular EES = potensial restorasi saliva

ERS = potensial cairan ekstraselular saliva RRE = tahanan restorasi cairan ekstraselular RRS = tahanan resotrasi saliva

RE = tahanan cairan ekstraselular

R = tahanan cairan ekstraselular saliva

(93)

Isolated

ERE + EES – ERS

I = RRE + RRS + RE + RS + RES

(94)

Nonisolated

RES tinggi interaksi maksimum antar restorasi

RRS turun I pada saliva cairan 

ekstraselular bertambah interaksi antar restorasi menjadi minimal I pada masing- masing restorasi tetap ada pada jalurnya

(95)

Intermittent contact

I seluruhnya melalui cairan ekstraselular

I sebagian melalui cairan ekstraselular dan sebagian melalui saliva

Terjadi short-circuited galvanic current; saat berkotak terjadi arus yang kemudian

menurun dengan cepat

(96)

Continuous contact

Amalgam-gold alloys

High copper-low copper amalgam

Antara dengal alloys dengan beda komposisi

Alloys dengan multifasa

Soldered apliances

(97)

Crevice corrosion

(concentration cel corrosion)

Akibat perbedaan ion logam atau

konsentrasi oksigen di dalam celah dan sekitarnya

Celah cukup lebar untuk masuknya cairan dan cukup sempit untuk tertahannya cairan di dalam celah tersebut

Proses autokatalitik melalui hidrolisa

(98)

Pitting corrosion

Karena larutan yang mengandung chloride, chlorine, bromide, fluoride, iodine

Proses autokatalitik

(99)

Intergranular corrosion

(Grain boundary corrosion)

Stainless steel

Kondisi sensitisasi presipitat Cr23C6 di batas butir

Kurang Cr di batas butir

Ni-Cr alloys

Presipitat MoC dibatas butir

Kurang Mo di batas butir

(100)

Stress corrosion

Ada efek sinergi:

stress pada logam akan memperkuat terjadinya korosi bila berada dalam lingkungan korosif

Stress-corrosion- cracking

Korosi pada metal denture

korosif

stress logam

scc

(101)

Titanium Alloys

(102)

Titanium digunakan utk :

1. Implant

2. Surface coating

3. Crown

4. Gigi tiruan sebagian & penuh

5. Orthodontic wire

(103)

Kesulitan logam tuang Ti utk KG :

1. Tingginya titik lebur (1700°C)

2. Tingginya daya reaktivitas

3. Low casting efficiency

4. Inadequate expansion of investment

5. Casting porosity

6. Sulit pd finishing metal

(104)

Wrought Stainless Steel Alloys

(105)

Steel / baja  campuran besi (Fe) dgn carbon (C).

Stainless steel  campuran besi + karbon &

kromium, nikel, mangaan, dll ( logam yg tdk mudah teroksidasi).

Kegunaan 

endodontic instrument

Orthodontic appliance

Temporary space maintainer

(106)

Komposisi

Klasifikasi stainless steel:

1. Ferritic

2. Martensitic

3. Austenitic

(107)

Ferritic Stainless Steel

Chromium steel

Komposisi kromium 15-25%

Elemen yg terkandung didlmnya:

Karbon

Silikon

molybdenum

(108)

Martensitic Steel

Kandungan chromiumnya rendah  12-18%

Baja ini dpt dikeraskan beberapa derajat dgn panas

Ketahanan thd tarnish  moderate

Utk orthodontic appliance

(109)

Austenitic Steel

Logam campuran yg paling banyak dlm KG.

Dikenal dgn 18-8 Stainles steel 

kandungan 18% kromium & 8% nikel.

Kandungan karbon : 0.08% - 0.20%

Komponen minor lainnya : titanium,

mangaan, silikon, molibdenum, niobium, &

tantalum

(110)

Fungsi & Ketahanan Kimiawi

Ketahanan thd korosi krn adanya kromium.

Besi (Fe) harus ditambahkan kromium

 krn Fe2O3 (rust) tdk dpt melekat dgn metal

Chromium tahan korosi krn dpt mbtk permukaan oksida  disebut

passivatin

(111)

Elemen minor mencegah pembentukan carbide diantara karbon pd logam 

stabilizing element.

Pd steel  Stabilized stainless steel  titanium, niobium, tantalum.

Ketahanan dr bhn kimia bisa didpt bila  perm. Bersih, halus, & dipoles.

Bentuk yg irregular akan memicu aksi

(112)

Heat treatment diatas 650°C 

rekristalisasi, perubahan komposisi, pembentukan chromium-carbide  akan mengurangi sifat ekanis &

ketahanan thd korosi.

(113)

Wrought Nickel-Titanium Alloy

Biasa digunakan utk orhdontic

wire & endodontic files

(114)

Wrought Beta-Titanium Alloy

Biasa digunakan utk

orthodontic wire

(115)

Referensi

Dokumen terkait

Kebermaknaan ini merupakan tujuan utama dari kurikulum tahun 2013 (K.13) bagi terwujudnya perilaku peserta didik yang menjadi aktif, inovatif, interaktif,

Hasil analisis lanjut menunjukkan remaja yang memilih kebiasaan mengkonsumsi fast food tradisional memiliki resiko sebanyak 1,692 kali lebih tingi terjadinya status gizi

IMPLEMENTASI MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADVENTURE GAME DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia

E Tujuan Umum Umum Peserta Peserta didik/konseli didik/konseli dapat dapat memahami memahami norma-norma norma-norma dalam dalam masyarakat dapat bersosialisasi dan

Horizontal shores (also known as joists) range from small units 1,8 m, to large members 9,0 m, used to carry much heavier loads, usually manufactured from wood or

Sebagian besar universitas mengharuskan mahasiwa potensial untuk memiliki nilai nilai A atau yang setara sebagai syarat masuk pada subjek yang berhubungan erat, seperti sastra

Studi Daerah Penangkapan Ikan Layang (Decapterus spp) di Perairan Utara Jawa dengan Citra Satelit NOAA/AVHRR serta Parameter Oceanografi dan Data Hasil Tangkapan pada Musim Timur

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa soal sistem ekskresi kelas XI Madrasah Aliyah Kerinci memiliki reliabilitas butir soal