Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
ASEP AMAM
NIM: 1104045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT
TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA SMP
Oleh: Asep Amam
1104045
Disetujui dan Disahkan Oleh:
Pembimbing I,
Prof. Dr. Tatang Herman, M.Ed.
Pembimbing II,
Dr. Jarnawi Afgani Dahlan, M.Kes.
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UPI
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA
BERBASIS ICT
TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP
Oleh:
Asep Amam
Sebuah Disertasi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
© Asep Amam 2013
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
Asep Amam. (1104045). Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT terhadap Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP.
Latar belakang masalah pada penelitian ini adalah kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa SMP yang masih rendah atau belum memuaskan. Dari berbagai literatur kajian pustaka dan penelitian sebelumnya, diprediksi bahwa pembelajaran berbasis ICT dengan bantuan software tutorial,
drill and practice dan software Cabri 3D dapat membantu siswa mempengaruhi
kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis menjadi lebih baik dan memuaskan. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menelaah kemampuan pemahaman matematis siswa setelah diterapkannya pembelajaran berbasis ICT; (2) menelaah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah diterapkannya pembelajaran berbasis ICT; (3) menelaah korelasi antara kemampuan pemahaman matematis dengan pemecahan masalah matematis siswa baik yang mendapatkan pembelajaran berbasis ICT maupun yang mendapatkan pembelajaran Non-ICT; (4) mendeskripsikan sikap siswa terhadap pembelajaran berbasis ICT. Metode penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif komparatif yang menguji suatu perlakuan melalui eksperimen pada kelas berbasis
ICT dan kelas Non-ICT sebagai kelas kontrol. Populasi dari penelitian ini adalah
siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI kampus Cibiru dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Adapun sampel yang terpilih adalah kelas VIII-C sebagai kelas berbasis ICT dan kelas VIII-B sebagai kelas Non-ICT. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen tes yaitu tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis dan instrumen non tes yaitu lembar observasi dan angket skala sikap. Pokok bahasan yang disajikan sebagai bahan materi adalah bangun ruang sisi datar. Hasil penelitian ini adalah: (1) kemampuan pemahaman matematis siswa pada kelas berbasis ICT lebih baik daripada kemampuan pemahaman matematis siswa pada kelas Non-ICT; (2) kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas berbasis ICT lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas Non-ICT; (3) terdapat korelasi positif antara kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa baik pada kelas berbasis ICT maupun pada kelas Non-ICT; (4) Sikap siswa positif terhadap pembelajaran matematika berbasis ICT.
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRACT
Asep Amam. (1104045). Influence of ICT-Based Mathematic Learning to Mathematical Understanding and Problem Solving Skills of Junior High School Students.
Background issue in this study related to the unsatisfactory ability of junior high school students on mathematical understanding and problem solving. From many literature reviews and previous research, it was predicted that the ICT-based learning with the help of software tutorials, drill and practice and Cabri 3D software can help students affect their mathematical understanding and problem solving skills for the better and satisfying result. The aims of this research are: (1) to examine the ability of students' mathematical understanding after the implementation of ICT-based learning; (2) to examine the students' mathematical problem solving skills after the implementation of ICT-based learning; (3) to examine the correlation between the ability of mathematical understanding and problem solving skills by both students who get ICT-based learning and who did not; (4) to describe the attitudes of students towards ICT-based learning. The research method used in this research was a comparative quantitative study that tested an experimental treatment through the classroom-based ICT and non-ICT classes as the control class. Population of this study was the grade-VIII junior high school students of SMP Laboratorium Percontohan UPI kampus Cibiru which has been chosen by purposive sampling. The selected sample was class VIII-C as an ICT-based classes and class VIII-B as a class of non-ICT. The instrument used in this study was a test instrument of mathematical understanding and problem solving skills and the non-test instruments observation sheets and questionnaires attitude scale. The subject matter presented as the material was space figure. The results of this study are: (1) the ability of students' mathematical understanding on ICT-based classroom better than the non-ICT class; (2) the ability of students' mathematical problem solving based on classroom ICT better than the non-ICT class; (3) there was a positive correlation between the ability of understanding and solving mathematical problems students both in classroom-based ICT and non-ICT in the classroom; (4) students gave positive response and attitude towards ICT-based mathematical learning.
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Definisi Operasional ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Kemampuan Pemahaman Matematis ... 9
B. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 11
C. Pembelajaran Matematika Berbasis ICT ... 17
D. Penelitian yang Relevan ... 27
E. Keterkaitan antara Kemampuan Pemahaman Matematis, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, dan Pembelajaran Matematika Berbasi ICT... 27
F. Hipotesis Penelitian ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A. Desain Penelitian ... 32
B. Populasi dan Sampel ... 32
C. Variabel Penelitian ... 33
D. Instrumen Penelitian ... 33
1. Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis ... 33
2. Instrumen Non tes ... 41
E. Prosedur Penelitian ... 43
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
A. Hasil Penelitian ... 49
1. Kemampuan Pemahaman Matematis ... 46
2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 53
3. Korelasi Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis... 58
4 Sikap Siswa ... 60
5. Lembar Observasi Siswa... 63
B. Pembahasan ... 65
1. Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa ... 65
2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa ... 67
3. Korelasi Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa ... 68
4. Sikap Siswa dan Hasil Observasi selama Pembelajaran Berbasis ICT ... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75
A. Kesimpulan ... 75
B. Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 77
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Tools Cabri 3D yang dipakai ... 25
2.2 Sebaran SK dan KD ... 29
2.3 Gambaran Aktivitas Guru di Kelas Berbasis ICT dan Non-ICT ... 30
3.1 Kriteria Penilaian Pemahaman Matematis... 34
3.2 Kriteria Penilaian Pemecahan Masalah Matematis ... 35
3.3 Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas Instrumen ... 36
3.4 Analisis Validitas Uji Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa ... 37
3.5 Klasifikasi Interpretasi Koefisien Reliabilitas ... 38
3.6 Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda ... 39
3.7 Analisis Daya Pembeda Uji Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan masalah Matematis Siswa... 39
3.8 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 40
3.9 Analisis Tingkat Kesukaran Uji Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa ... 40
3.10 Pemilihan Butir Soal Uji Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa ... 41
3.11 Skor Skala Sikap ... 42
4.1 Skor Pretes Kemampuan Awal Pemahaman Matematis ... 50
4.2 Uji Normalitas Data Pretes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 50
4.3 Uji Mann-Whitney U Skor Pretes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 51
4.4 Skor Postes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 52
4.5 Uji Normalitas Data Postes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 52
4.6 Uji Mann-Whitney U Data Postes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 53
4.7 Skor Pretes Kemampuan Awal Pemecahan Masalah Matematis ... 54
4.8 Uji Normalitas Data Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 54
4.9 Uji Mann-Whitney U Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 55
4.10 Skor Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 55
4.11 Uji Normalitas Data Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 56
4.12 Uji Homogenitas Skor Data Postes Pemecahan Masalah Matematis ... 57
4.13 Uji t-Independen Data Postes Pemecahan Masalah... 57
4.14 Uji Korelasi antara Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Kelas ICT ... 58
4.15 Uji Korelasi antara Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Kelas Non-ICT ... 59
4.16 Analisis Data Angket mengenai Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Berbasis ICT ... 60
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.18 Analisis Data Angket mengenai Sikap Siswa terhadap Pengembangan Kemampuan Pemahaman Matematis dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 63 4.19 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa selama Proses Pembelajaran menggunakan
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Tampilan area kerja Cabri 3D... 24
2.2 Tools Cabri 3D ... 25
4.1 Aktivitas pada Presentation of Information ... 69
4.2 Aktivitas pada Question of Responses (Penilaian terhadap Tanggapan) ... 70
4.3 Aktivitas pada Judgement of Responses (Penilaian terhadap Tanggapan) ... 71
4.4 Aktivitas pada Judgement Providing Feedbak about Responses (Pemberian Umpan Balik atas Tanggapan)... 71
4.5 Aktivitas pada Sequencing Lesson Segments (Segmen pelajaran yang Berturutan) ... 72
4.6 Aktivitas Siswa mengerjakan LKS ... 73
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A ... 82
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Berbasis ICT dan Kelas Non-ICT ... 83
A.2 Bahan Ajar Kelas Berbasis ICT ... 111
A.3 Lembar Kerja Siswa ... 121
LAMPIRAN B ... 133
B.1 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis ... 134
B.2 Soal Tes Uji Coba Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis ... 136
B.3 Soal Pretes Postes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis ... 139
B.4 Jawaban dan Rubrik Scoring Soal Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis ... 142
B.5 Kisi-Kisi Angket Skala Sikap ... 152
B.6 Angket Skala Sikap untuk Siswa ... 153
B.7 Lembar Observasi Siswa ... 156
LAMPIRAN C ... 157
C.1 Data Nilai Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis ... 158
C.2 Hasil Perhitungan Anates Uji Coba Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis ... 160
C.3 Hasil Validasi Butir Soal Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis ... 163
LAMPIRAN D ... 165
D.1 Skor Butir Tes Pemahaman Matematis Kelas Berbasis ICT ... 167
D.2 Skor Butir Tes Pemahaman Matematis Kelas Non-ICT ... 168
D.3 Uji Normalitas Hasil Pretes Kemampuan Pemahaman Matematis Kelas Berbasis ICT dan Non-ICT ... 169
D.4 Uji Mann-Whitney U Hasil Pretes Kemampuan Pemahaman Matematis Kelas Berbasis ICT dan Non-ICT ... 174
D.5 Uji Normalitas Hasil Postes Kemampuan Pemahaman Matematis Kelas Berbasis ICT dan Non-ICT ... 175
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ICT ... 181
D.8 Skor Butir Tes Pemecahan Masalah Matematis Kelas Non-ICT .... 182
D.9 Uji Normalitas Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kelas Berbasis ICT dan Non-ICT ... 183
D.10 Uji Mann-Whitney U Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kelas Berbasis ICT dan Non-ICT ... 188
D.11 Uji Normalitas Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kelas Berbasis ICT dan Non-ICT ... 189
D.12 Uji Homogenitas Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kelas Berbasis ICT dan Non-ICT ... 194
D.13 Uji T-Independen Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kelas Berbasis ICT dan Non-ICT ... 195
D.14 Uji Korelasi Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis pada Kelas Berbasis ICT ... 196
D.15 Uji Korelasi Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis pada Kelas Non-ICT ... 197
LAMPIRAN E ... 198
E.1 Skor Skala Sikap Tiap Butir Pertanyaan ... 199
E.2 Hasil Perhitungan Skala Sikap Menggunakan MSI ... 200
LAMPIRAN F ... 204
F.1 Hasil Observasi terhadap Siswa ... 205
LAMPIRAN G ... 211
G.1 Surat Izin Penelitian ... 212
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa saat ini
masih belum memuaskan. Hal tersebut dibuktikan dari penemuan Sumarmo
(Rohaeti, 2009: 3) menyatakan bahwa keterampilan siswa SMA maupun SMP di
Jawa Barat dalam menyelesaikan masalah matematis masih tergolong rendah.
Begitu juga dengan pemahaman matematis, hasil penelitian yang dilakukan
Wahyudin (1999) bahwa kemampuan matematika siswa kita masih sangat rendah.
Secara rinci Wahyudin menemukan lima kelemahan yang ada pada siswa, salah
satunya adalah siswa kurang memiliki kemampuan untuk memahami serta
menggali konsep-konsep dasar (aksiomatik, definisi, kaidah dan teorema)
matematika yang sedang dibicarakan dengan pokok bahasan yang sedang
dibicarakan.
Kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis menjadi
perhatian khusus karena kedua kemampuan tersebut menjadi tujuan matematika
diajarkan kepada para siswa, seperti yang tercantum dalam standar isi BSNP
(2006: 140) adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
2
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Untuk mencapai tujuan diatas, khususnya pemahaman matematis Herman
(2004: 1) mengatakan tidaklah segampang membalik telapak tangan, tetapi
banyak faktor yang berkontribusi didalamnya. Oleh sebab itu proses pembelajaran
matematika harus berlandaskan dan mencapai suatu pemahaman.
NCTM (2000: 4) mengemukakan tentang pentingnya matematika dipelajari
sebagai berikut:
1. Matematika untuk kehidupan: Mengetahui secara pribadi bahwa matematika
dapat memuaskan dan memberdayakan.
2. Matematika sebagai bagian dari warisan budaya: Matematika adalah salah
satu pencapaian kultural dan intelektual manusia yang terbesar.
3. Matematika untuk dunia kerja: Diperlukan dalam mencerdaskan warga untuk
berpikir dan pemecahan masalah matematis dalam dunia kerja.
4. Matematika untuk komunitas keilmuan dan teknik: Meskipun digunakan
untuk semua karir, harus juga disiapkan untuk menjadi matematikawan dan
statistikawan.
Atas dasar hal tersebut di atas, maka matematika perlu dipelajari sedini
mungkin sebagai bekal untuk mempersiapkan kehidupan mereka dimasa
mendatang. Selain itu keempat alasan diatas adalah merupakan jawaban atas
pertanyaan dari sebagian kalangan yang sering mempertanyakan tentang
kontribusi matematika bagi kelangsungan kehidupan manusia.
Agar siswa dapat memiliki kemampuan pemahaman dan kemampuan
pemecahan masalah matematik dengan baik dan manfaat mempelajarinya bisa
dirasakan oleh mereka, maka banyak faktor yang harus diperhatikan, salah
satunya adalah faktor guru. Ada beberapa prinsip yang harus dipahami dan
dilaksanakan oleh guru matematika dalam mengajarkan matematika kepada para
siswa yaitu memegang teguh prinsip-prinsip belajar matematika sekolah, seperti
3
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Keadilan (equity). Keunggulan mutu dalam pendidikan matematika menuntut
keadilan, harapan-harapan tinggi dan dukungan kuat untuk semua siswa.
2. Kurikulum (curriculum). Lebih dari sekedar sekumpulan kegiatan, kurikulum
mestilah koheren, berfokus pada matematika yang penting, serta
diartikulasikan secara baik dari tingkat kelas lebih rendah ke tingkat kelas
lebih tinggi.
3. Pengajaran (teaching). Pengajaran matematika yang efektif menuntut
pemahaman atas apa yang para siswa ketahui dan perlu dipelajari serta
kemudian menantang dan mendukung mereka untuk mempelajarinya dengan
baik.
4. Belajar (learning). Para siswa mesti mempelajari matematika dengan paham,
secara aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan
sebelumnya.
5. Penilaian (assessment). Penilaian mesti mendukung dipelajarinya
matematika, serta memberikan informasi yang berguna bagi siswa dan guru.
6. Teknologi (technology). Esensial dalam pengajaran dan belajar matematika;
teknologi mempengaruhi matematika yang diajarkan dan mempertinggi
belajar siswa.
Keenam prinsip di atas harus diimplementasikan oleh guru matematika di
dalam kelas agar tujuan pembelajaran matematika seperti yang tertera dalam
standar isi BSNP dapat tercapai dengan baik terutama kemampuan pemahaman
dan pemecahan masalah matematis siswa bisa semakin meningkat.
Revolusi teknologi masa kini, khususnya komputer dan internet telah
mengubah cara pandang dan berpikir secara praktis dan efisien pada masyarakat
Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya. Semua dihadapkan pada ambang
gerbang transisi yang berbasis teknologi, di mana kecepatan penyampaian dan
menangkap suatu informasi menjadi sangat penting dalam rangka memajukan
pendidikan.
Pada era masyarakat yang dinamis atau menjelang era masyarakat dinamis
yang diharapkan dapat terwujud di tahun-tahun mendatang, perlu kiranya
4
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dimulai dari sekarang juga? Ilmu pengetahuan saja tidak lagi cukup, sebab saat ini
sudah berada di sekitar teknologi mobile, serba nir–kabel, semua menuntut
multimedialitas. Siap atau tidak pembelajaran berbasis ICT harus dimulai sejak
sekarang. Peranan teknologi sangat menjanjikan bagi pembelajaran matematika
saat ini meskipun dampak dimasa yang akan datang belum dapat diprediksikan
(Kaput, 1992:550).
Mendayagunakan teknologi komunikasi dan informasi di sekolah adalah
salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Berbagai
penelitian baik di dalam maupun di luar negeri menunjukkan bahwa pemanfaatan
bahan ajar yang dikemas dalam bentuk media berbasis ICT dapat meningkatkan
kualitas pendidikan. Hal senada diungkapkan Herman (2006:1) bahwa
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan mempengaruhi perubahan dalam
pendidikan matematika. Kehadiran komputer dan kalkulator memberikan
kontribusi yang sangat berharga tidak hanya terhadap matematika apa yang
diperlukan namun juga terhadap bagaimana matematika dikerjakan.
Bersamaan dengan itu, pada generasi e–learning ini, kesadaran masyarakat
akan proses belajar-mengajar dengan menggunakan media berbasis ICT akan
semakin besar. Berangkat dari keadaan tersebut, saat ini merupakan waktu yang
tepat bagi para guru matematika untuk merangsang siswa agar mulai
menggunakan teknologi dalam pembelajaran matematika sebagai upaya
pengembangan sumber daya manusia.
ICT sangat berperan dalam meningkatkan kemampuan pemahaman dan
pemecahan masalah matematis siswa. Seperti yang diungkapkan Yoong (dalam
Yee dan Hoe, 2009 : 358) ICT bisa menjembatani antara konsep yang abstrak
menjadi sebuah pengalaman yang kongkrit. Sehingga siswa dapat dengan mudah
untuk memahami serta menggali konsep-konsep dasar. Hasil penelitian Nur
(2009:291) menyatakan LKS berbasis ICT mampu membantu proses
pembelajaran matematika siswa. Contoh lain, seperti pada pokok bahasan bangun
ruang sisi datar, untuk memahami konsep dasar bangun ruang dengan mudah
5
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ruang dalam software Cabri 3D atau dalam bentuk bahan ajar tutorial yang
menampilkan bangun ruang sisi datar dalam tiga dimensi.
Selain itu ICT berperan dalam pemecahan masalah matematis, ICT dapat
mengeksplorasi dan mencoba pendekatan yang berbeda untuk menyelesaikan
tugas-tugas dan masalah matematika dan karenanya mampu mengamati berbagai
konsekuensi (Yoong dalam Lee dan Hoo, 2009: 363). Sehingga siswa dapat
dengan mudah memahami masalah dan menyusun strategi pemecahan untuk
menyelesaikan soal pemecahan masalah matematis yang dihadapi dengan cara dan
strategi yang berbeda sesuai dengan eksplorasi dan pendekatan yang dipilihnya.
Pada pemaparan di atas tentang tujuan belajar matematika, prinsip belajar
matematika dan pentingnya belajar matematika, sudah jelas dipaparkan alasan
mengapa matematika perlu diajarkan kepada setiap peserta didik, khususnya
siswa-siswi sekolah menengah pertama. Tetapi pada pelaksanaannya banyak
kendala atau permasalahan yang dihadapi oleh guru-guru matematika dalam
rangka mencapai tujuan yang tertera dalam standar isi BSNP tersebut.
Sekarang ini banyak sekali media pembelajaran matematika berupa bahan
ajar dan alat peraga matematika berbasis ICT dalam bentuk software antara lain
software tutorial materi, software kumpulan soal drill and practice, software
Cabri 3D dan lain-lain yang diproduksi untuk membantu mempermudah proses
pembelajaran baik bagi guru maupun siswa di dalam kelas.
Atas dasar hal tersebut di atas, peneliti melakukan pembelajaran matematika
dengan menggunakan media dan alat peraga berbasis ICT selama proses
pembelajaran matematika berlangsung di kelas pada pokok bahasan bangun ruang
sisi datar yaitu dengan cara menggunakan software tutorial untuk menyampaikan
materi, software drill and practice untuk latihan soal dan software Cabri 3D untuk
alat peraga. Hal tersebut dilakukan dengan alasan bahwa siswa sudah terbiasa
dengan penggunaan komputer, komputer mampu memvisualkan sebagian besar
materi matematika, kurikulum menuntut penggunaan komputer dalam
pembelajaran matematika, dan tampilan komputer lebih menarik dibandingkan
6
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis terinspirasi untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Berbasis ICT
terhadap Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
SMP”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh
pembelajaran berbasis ICT terhadap kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa SMP”. Dengan rincian pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah kemampuan pemahaman matematis siswa yang mendapatkan
pembelajaran berbasis ICT lebih baik daripada siswa yang memperoleh
pembelajaran Non-ICT?
2. Apakah pemecahan masalah matematis siswa yang mendapatkan
pembelajaran berbasis ICT lebih baik daripada siswa yang memperoleh
pembelajaran Non-ICT ?
3. Apakah terdapat korelasi antara kemampuan pemahaman matematis dengan
pemecahan masalah matematis siswa baik yang mendapatkan pembelajaran
berbasis ICT maupun yang mendapatkan pembelajaran Non-ICT?
4. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran berbasis ICT?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Menelaah kemampuan pemahaman matematis siswa setelah diterapkannya
pembelajaran berbasis ICT.
2. Menelaah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah
diterapkannya pembelajaran berbasis ICT.
3. Menelaah korelasi antara kemampuan pemahaman matematis dengan
pemecahan masalah matematis siswa baik yang mendapatkan pembelajaran
berbasis ICT maupun yang mendapatkan pembelajaran Non-ICT?
7
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dapat tercapai melalui penelitian yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai masukan dan informasi bagi pihak sekolah agar dapat meningkatkan
sistem pembelajaran, khususnya pada pembelajaran matematika untuk
mencapai tujuan yang optimal.
2. Sebagai bahan pertimbangan dan alternatif pilihan bagi guru yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan pemecahan
masalah matematis siswa dan membantu siswa dalam menyelesaikannya.
3. Sebagai sarana bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan
pemecahan masalah matematis juga memberikan pengalaman baru dalam
menyelesaikan masalahnya menggunakan ICT.
4. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut, khususnya penelitian yang
berkenaan dengan hasil penelitian ini.
E. Definisi Operasional
1. Kemampuan Pemahaman Matematis
Kemampuan pemahaman matematis adalah perilaku kognititif siswa yang
mencakup pengetahuan konsep-konsep matematika, prinsip, algoritma dan
pengetahuan prosedural. Adapun yang dimaksud jenis pemahaman matematis
dalam penelitian ini adalah pemahaman instrumental, yaitu pemahaman
sejumlah konsep yang diartikan sebagai pemahaman atas konsep yang saling
terpisah dan hanya hafal rumus dalam perhitungan sederhana, dan
pemahaman relasional, yaitu termuatnya skema atau struktur yang dapat
digunakan siswa pada penyelesaian berbagai masalah yang lebih luas.
2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal tidak rutin atau proses melibatkan suatu tugas yang
metode pemecahannya belum diketahui lebih dahulu. Adapun prosedur
8
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Smp
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
memahami masalah, membuat perencanaan, melaksanakan rencana dan
mengecek kembali dari persoalan yang diberikan.
3. Pembelajaran Matematika Berbasis ICT
Pembelajaran matematika berbasis ICT adalah pembelajaran matematika
dengan menggunakan perangkat lunak komputer atau internet. Adapun
perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini berupa bahan ajar
software tutorial, latihan dan praktek (drill and practice) dan alat peraga
Cabri 3D.
4. Pembelajaran Matematika Non-ICT
Pembelajaran Matematika Non-ICT yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah pembelajaran matematika menggunakan alat peraga tradisional dengan
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan pada
bab sebelumnya, maka penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif yang dilakukan adalah penelitian komparatif yang menguji suatu
perlakuan melalui eksperimen, yaitu membandingkan antara kelas yang
pembelajarannya berbasis ICT dan kelas Non-ICT. Pada penelitian ini, peneliti
menerima keadaan subjek seadanya.
Desain penelitian komparatif dalam penelitian ini menggunakan desain
menurut Ruseffendi (2003: 45) digambarkan sebagai berikut:
Pretes Perlakuan Postes
O X1 O
O X2 O
Keterangan:
O = Pretes dan postes pada kelas berbasis ICT dan kelas Non-ICT tentang
bangun ruang sisi datar.
X1 = Perlakuan pembelajaran matematika berbasis ICT.
X2 = Perlakuan pembelajaran matematika Non- ICT.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Laboratorium Percontohan UPI Kampus Cibiru. Adapun teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu,
yaitu sampel diambil berdasarkan kesepakatan antara pihak sekolah (kepala
sekolah dan guru mata pelajaran matematika) dengan peneliti. Hal tersebut
33
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas dimana satu kelas sebagai kelas yang
berbasis ICT dan satu kelas lainnya adalah kelas yang Non- ICT.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, disebut juga variabel
stimulus, predictor, antecedent, atau independent variable (Sugiyono, 2009: 39).
Pada penelitian ini pembelajaran matematika berbasis ICT merupakan variabel
bebas.
2. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas, disebut juga dependent variabel (Sugiyono, 2009:
39). Kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis yang diperoleh
siswa dalam penelitian ini merupakan variabel terikat.
D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua macam instrumen untuk memperoleh data,
yaitu instrumen tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis
dan instrumen non tes (format observasi selama pembelajaran dan angket skala
sikap).
1. Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah
Matematis
Tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis diberikan
untuk pretes dan postes. Pretes diberikan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa pada awal
penelitian. Postes diberikan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh terhadap
kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa setelah
34
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
digunakan berbentuk uraian. Pemilihan bentuk tes uraian ini bertujuan untuk
melihat proses pengerjaan yang dilakukan siswa agar dapat diketahui bagaimana
kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa.
Penyusunan tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis
diawali dengan membuat kisi-kisi soal yang dilanjutkan dengan menyusun soal
beserta kunci jawaban.
Untuk mengevaluasi kemampuan pemahaman matematis siswa, dilakukan
penskoran terhadap jawaban siswa untuk setiap butir soal. Kriteria penskoran
berpedoman pada acuan yang dikemukakan oleh Cai, Lane, dan Jacobsin
(Nanang, 2009) melalui Holistic Scoring Rubrics seperti tertera pada tabel 3.1.
sedangkan untuk mengukur kemampuan pemecaham masalah matematis siswa
peneliti menggunakan kriteria penilaian seperti tampak pada tabel 3.2 dengan
penilaian mengacu pada tahapan pemecahan masalah menurut Polya yaitu
memahami masalah, membuat rencana penyelesaian, melakukan perhitungan dan
pemeriksaan kembali. Kriteria penilaian kemampuan pemahaman dan pemecahan
masalah matematis siswa tampak pada tabel sebagai berikut.
Tabel 3.1
Kriteria Penilaian Pemahaman Matematis
Skor Kriteria Jawaban dan Alasan
4 Menunjukkan pemahaman konsep dan prinsip terhadap soal matematika secara lengkap, penggunaan istilah dan notasi matematika secara tepat, penggunaan algoritma secara lengkap dan benar
3 Menunjukkan pemahaman konsep dan prinsip terhadap soal matematika secara hampir lengkap, penggunaan istilah dan notasi matematika hampir benar, penggunaan algoritma secara lengkap, perhitungan secara umum benar, namun mengandung sedikit kesalahan
2 Menunjukkan pemahaman konsep dan prinsip terhadap soal matematika kurang lengkap dan perhitungan masih terdapat sedikit kesalahan
1 Menunjukkan pemahaman konsep dan prinsip terhadap soal matematika sangat terbatas dan sebagian besar jawaban masih mengandung perhitungan yang salah
35
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.2
Kriteria Penilaian Pemecahan Masalah Matematis
Skor Memahami Membuat Rencana Pemecahan
Sumber: diadaptasi dari Schoen dan Oehmke (Sumarmo,1994: 25-26).
Sebelum soal-soal diuji cobakan, peneliti meminta pertimbangan rekan
matematika yang dianggap kompeten di bidangnya dan dosen pembimbing untuk
menguji validitas yang terdiri dari validitas muka dan validitas isi terhadap
soal-soal tersebut.
Soal tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa
diujicobakan pada siswa kelas IX yaitu kelas IXA di Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Laboratorium Percontohan UPI Kampus Cibiru. Jumlah siswa yang
mengikuti uji coba sebanyak 20 siswa dengan waktu yang diberikan pada saat uji
36
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setelah dilakukan uji coba, hasil uji coba ini dianalisis validitas, reliabilitas,
daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal.
a. Analisis Validitas Tes
1) Validitas logis
Uji validitas yang termasuk dalam validitas logis yang digunakan pada
penelitian ini adalah validitas konstruksi (construct validity) dan validitas muka
(face validity).
2) Validitas empiris
Uji validitas yang termasuk dalam validitas empiris yang digunakan pada
penelitian ini adalah validitas butir soal. Untuk menguji validitas setiap butir soal
maka skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan
skor total. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Product Moment
Pearson (Arikunto, 2009: 72), rumusnya dinyatakan sebagai berikut:
X = nilai rata-rata soal-soal tes pertama perorangan.
Y = nilai rata-rata soal-soal tes kedua perorangan.
Klasifikasi untuk menginterpretasikan besarnya koefisien korelasi (Suherman,
2003: 113) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas Instrumen
37
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Skor hasil uji coba tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah
matematis yang telah diperoleh, selanjutnya dihitung nilai korelasinya
menggunakan software Anates 4.0.
Tabel 3.4
Analisis Validitas Uji Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Nomor Soal Koefisien Korelasi Interpretasi Validitas
1 06,,0 pukuC
b. Analisis Reliabilitas Tes
Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yaitu sejauh
mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten.
Untuk mencari reliabilitas butir soal tes berbentuk uraian menggunakan rumus
Alpha (Suherman, 2003: 154), yaitu:
r = koefisien reliabilitas
n = banyaknya butir soal (item)
2i
s = jumlah varians skor setiap item
2
t
s = varians skor total
Untuk menginterpretasikan koefisien reliabilitas digunakan tolak ukur
38
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.5
Klasifikasi Interpretasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Interpretasi Derajat Reliabilitas
rxy≤ 0,20 Sangat Rendah
pemecahan masalah matematis siswa adalah 0,90. Berdasarkan hasil analisis
reliabilitas tersebut dapat disimpulkan bahwa tes kemampuan pemahaman dan
pemecahan masalah matematis siswa yang akan digunakan mempunyai reliabilitas
sangat tinggi.
c. Analisis Daya Pembeda
Arikunto (2009) menyatakan daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu
soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang kurang (berkemampuan rendah). Sebuah soal dikatakan memiliki daya
pembeda yang baik bila memang siswa yang pandai dapat mengerjakan dengan
baik, sedangkan siswa kelompok rendah tidak dapat menyelesaikan soal tersebut
dengan baik. Daya pembeda dihitung dengan membagi testee ke dalam dua
kelompok, yaitu: kelompok atas (the higher group), yaitu kelompok testee yang
tergolong pandai dan kelompok bawah (the lower group), yaitu kelompok testee
yang tergolong rendah.
Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus (Suherman, 2003: 160),
39
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu JSA = jumlah siswa kelompok atas
Hasil perhitungan daya pembeda kemudian diinterpretasikan dengan
klasifikasi yang dikemukakan oleh Suherman dan Kusumah (1990: 202).
Tabel 3.6
Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda
Besarnya Daya Pembeda (DP) Interpretasi
DP ≤ 0,00 Sangat Jelek
pemecahan masalah matematis siswa menggunakan bantuan software Anates 4.0
dapat dilihat pada tabel 3.7
Tabel 3.7
Analisis Daya Pembeda Uji Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Nomor Soal Daya Pembeda Interpretasi
1 0620 kalak
d. Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran pada masing-masing butir soal dihitung dengan
menggunakan rumus (Suherman dan Kusumah, 1990: 213):
B
40
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
N = jumlah skor ideal maksimum yang diperoleh pada butir soal
Hasil perhitungan tingkat kesukaran diinterpretasikan dengan menggunakan
kiteria tingkat kesukaran butir soal (Suherman dan Kusumah, 1990: 213) sebagai
berikut:
Tabel 3.8
Kriteria Tingkat Kesukaran
Indeks Kesukaran (IK) Interpretasi
IK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar 0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang 0,70 < IK < 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu Mudah
Berikut ini hasil analisis daya pembeda instrumen tes pemahaman dan
pemecahan masalah matematis siswa menggunakan bantuan software Anates 4.0
dapat dilihat pada tabel 3.9.
Tabel 3.9
Analisis Tingkat Kesukaran Uji Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Nomor Soal Indeks Kesukaran (IK) Interpretasi
1 06,0 ianedi
2 06,0 huneR
3 06,0 huneR
4 06,0 ianedi
0 060, ianedi
, 06,0 ianedi
, 060, ianedi
, 062, iukeS
, 0620 iukeS
,0 06,2 ianedi
e. Pemilihan Butir Soal Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan
Masalah Matematis
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya, maka soal-soal
yang akan dijadikan instrumen tes kemampuan pemahaman dan pemecahan
masalah matematis yang akan diberikan ketika penelitian disajikan pada tabel
3.10. Data nilai uji coba tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah
41
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.10
Pemilihan Butir Soal Uji Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
No Soal
Validitas Reliabilitas Daya Pembeda (DP)
Indeks
Kesukaran (IK) Keterangan
Nilai Int Nilai Int Nilai Int Nilai Int
1 06,,0 pukuC
0620 kalak 06,0 ianedi Dipakai
2 062,,
hadneR
(Tidak Signifikan)
0600 pukuC 06,0 huneR Dibuang
3 060,0 pukuC
( iTidTiTked
) 0600 pukuC 06,0 huneR Dipakai
4 06,,, pukuC
( iTidTiTked
) 06,0 keTk 06,0 ianedi Dipakai 0 06,,, )iTidTiTkedjTdiiT ( 06,2 iedieT geTk 060, ianedi Dipakai
, 060,, )iTidTiTkedpukuC ( 0600 pukuC 06,0 ianedi Dipakai
, 06,,0 )iTidTiTkedjTdiiT ( 06,2 iedieTgeTk 060, ianedi Dipakai
, 06,00 )iTidTiTkedjTdiiT ( 062, pukuC 062, iukeS Dipakai
, 06,0, )iTidTiTkedjTdiiT ( 06,0 pukuC 0620 iukeS Dipakai
,0 06,,, iedieT jTdiiT (
dengan pembimbing, maka soal tersebut tidak digunakan. Hal ini dikarenakan
indikator yang terdapat pada soal nomor 2 juga terdapat pada butir soal lainnya.
Jadi, terdapat sembilan butir soal yang digunakan dalam pretes dan postes pada
penelitian ini.
2. Instrumen Non Tes
a. Lembar Observasi
Untuk memperoleh hasil penelitian yang optimal, dilakukan kegiatan
observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas berbasis ICT. Lembar
observasi digunakan untuk mengamati situasi yang terjadi selama proses
pembelajaran, dan disusun berdasarkan karakteristik pada pembelajaran
42
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Angket Skala Sikap
Angket sikap ini diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk
menggambarkan tanggapan siswa secara umum terhadap pembelajaran
matematika berbasis ICT. Skala yang digunakan untuk menggambarkan sikap
tersebut adalah skala Likert. Skala sikap Likert dapat ditentukan secara apriori
atau dapat pula secara aposteriori. Teknik penentuan skor dalam penelitian ini
adalah 4 bagi sangat setuju (SS), 3 bagi setuju (S), 2 bagi tidak setuju (TS), dan 1
bagi sangat tidak setuju (STS). Ketentuan ini diberikan kepada soal yang berarah
positif, sedang bagi soal yang berarah negatif berlaku sebaliknya.
Bobot untuk setiap pernyataan pada angket yang dibuat dalam mentransfer
skala kualitatif ke dalam skala kuantitatif adalah:
Tabel 3.11 Skor Skala Sikap
Alternatif Jawaban Positif Negatif
SS (sangat setuju) 4 1
S (setuju) 3 2
TS (tidak setuju) 2 3
STS (sangat tidak setuju) 1 4
Analisis data skala sikap yang dihendaki adalah data yang bersifat interval.
Data dalam penelitian ini adalah dalam bentuk ordinal, maka agar terdapat
kesetaraan data untuk diolah lebih lanjut maka skala tersebut diubah dahulu
menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Successive Interval
(MSI). Langkah–langkah dalam melakukan perubahan data tersebut adalah
sebagai berikut (Sundayana, 2010: 233):
1) Menentukan frekuensi responden yang mendapat skor 4, 3, 2, dan 1.
2) Membuat proporsi dari setiap jumlah frekuensi.
3) Menentukan nilai proporsi kumulatif.
4) Menentukan luas z tabel.
5) Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai z.
6) Menentukan scale value (SV) dengan menggunakan rumus:
43
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7) Menentukan nilai transformasi dengan rumus:
| |
( Al-Rasyid dalam Sundayana, 2010: 234)
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan tahap akhir. Ketiga tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Menyusun proposal penelitian, kemudian diseminarkan dan setelah
mendapat masukan dari tim penelaah seminar proposal maka proposal
penelitian diperbaiki.
b. Merancang rencana pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian.
c. Memvalidasi instrumen, menganalisis dan merevisinya sebelum penelitian.
d. Mengajukan permohonan izin penelitian kepada pihak-pihak terkait.
e. Melaksanakan uji coba lapangan, mengumpulkan data hasil uji coba dan
menganalisis data tersebut.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan soal pretes soal pemahaman dan pemecahan masalah pada
kelas berbasis ICT dan kelas Non-ICT
b. Melaksanakan pembelajaran pada kelas berbasis ICT dan kelas Non-ICT.
Di kelas berbasis ICT dilakukan observasi untuk mengamati situasi yang
terjadi di dalam kelas ketika pembelajaran berbasis ICT berlangsung.
c. Memberikan postes ntuk mengetahui kemampuan pemahaman dan
pemecahan masalah matematis siswa setelah diberi perlakuan.
d. Memberikan angket skala sikap kepada kelas berbasis ICT.
3. Tahap Akhir
Pada tahapan ini peneliti mengolah dan menganalisis data hasil tes, hasil
angket sikap siswa, dan hasil observasi. Peneliti juga membuat kesimpulan
44
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
F. Teknik Analisis Data
Jenis data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa
hasil tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa.
Analisis data hasil tes dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pengaruh
pembelajaran berbasis ICT terhadap kemampuan pemahaman dan pemecahan
masalah matematis siswa.
Pengolahan dan analisis data hasil tes kemampuan pemahaman dan
pemecahan masalah matematis siswa dilakukan dengan bantuan software SPSS
versi 21. Adapun langkah-langkah uji statistik yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan langkah
sebagai berikut (Kadir, 2010: 109):
a. Rumusan hipotesis pada uji normalitas adalah sebagai berikut:
Ho : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
b. Data diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar.
c. Menentukan kumulatif proporsi (kp).
d. Data ditransformasikan ke skor baku: ̅
e. Menentukan luas kurva zi (z-tabel).
f. Menentukan a1 dan a2.
g. Nilai mutlak maksimum dari a1 dan a2 dinotasikan dengan Do.
h. Menentukan harga D-tabel.
i. Kriteria pengujian
Jika Do ≤ D-tabel maka H0 diterima.
Jika Do > D-tabel maka H0 ditolak.
Apabila data tidak berdistribusi normal, dapat dilakukan uji nonparametrik
yaitu Uji Mann Whitney-U.
45
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pengujian homogenitas variansi antara dua kelas dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui apakah variansi kedua kelas sama atau berbeda. Uji
homogenitas dilakukan apabila pada uji normalitas diperoleh kesimpulan bahwa
data berdistribusi normal. Hipotesis yang akan diuji dapat juga dinyatakan sebagai
berikut (Sudjana, 2005: 237).
H0 : 12 22
Varians skor tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah
matematis kelompok tidak homogen.
Keterangan:
Uji statistikanya menggunakan uji homogenitas variansi dua buah peubah
bebas, yaitu uji F, dengan rumus:
2
3. Uji Perbedaan Dua Rerata
Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan pemahaman dan
pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran berbasis ICT
dibandingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran Non-ICT maka
dilakukan pengujian perbedaan dua rerata dengan . Adapun hipotesis
untuk kemampuan pemahaman matematis adalah:
46
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan pemahaman matematis
antara siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika berbasis ICT
dengan siswa yang mendapat pembelajaran Non-ICT.
H1 : 12
Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan pemahaman matematis antara
siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika berbasis ICT dengan
siswa yang mendapat pembelajaran Non-ICT.
Hipotesis untuk kemampuan pemecahan masalah matematis adalah:
H0 : 12
Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah
matematis antara siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika
berbasis ICT dengan siswa yang mendapat pembelajaran Non-ICT.
H1 : 12
Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis
antara siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika berbasis ICT
dengan siswa yang mendapat pembelajaran Non-ICT.
Keterangan:
1
= rata-rata skor postes kelas berbasis ICT
2
= rata-rata skor postes kelas Non-ICT.
Jika data hasil tes kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, maka uji
perbedaan dua rata-rata untuk data pretes dan postes menggunakan uji t
independen. Jika data hasil tes kedua kelas berdistribusi normal dan variansi
keduanya tidak homogen maka digunakan uji t’ independen. Jika data hasil tes
kedua kelas tidak berdistribusi normal dan variansi keduanya tidak homogen
maka statistika yang digunakan adalah pengujian bebas asusmsi atau uji
nonparametrik, yaitu uji Mann-Whitney U (Uji-U).
Berikut ini uji statistik yang digunakan untuk uji-t independen dengan rumus
47
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2
ditolak jika thitung memiliki harga yang lain.90
Sedangkan untuk uji t’ menggunakan rumus sebagai berikut:
̅ ̅
. Kriteria pengujian untuk uji satu pihak adalah tolak
jika
s = simpangan baku kelas yang menggunakan pembelajaran berbasis ICT.
2
s = simpangan baku kelas yang menggunakan pembelajaran Non-ICT
1
x = rerata dari skor postes dari yang menggunakan pembelajaran berbasis ICT.
2
x = rerata dari skor postes dari yang menggunakan pembelajaran Non-ICT
1
n = banyaknya siswa kelas yang menggunakan pembelajaran berbasis ICT.
2
n = banyaknya siswa kelas yang menggunakan pembelajaran Non-ICT
4. Uji Korelasi
Untuk menghitung korelasi antara kemampuan pemahaman matematis dan
48
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Product Moment Pearson jika data berdistribusi normal. Jika data tidak
berdistribusi normal, maka data diuji menggunakan rumus korelasi Spearman
sebagai berikut (Kadir, 2010:260):
∑ Keterangan:
= koefisien korelasi Spearman
N = banyak pasangan
d = selisih peringkat
Adapun rumusan hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
H0 :
Tidak terdapat korelasi antara kemampuan postes pemahaman dan
pemecahan masalah matematis pada kelas berbasis ICT.
H1 :
Terdapat korelasi antara kemampuan postes pemahaman dan pemecahan
masalah matematis pada kelas berbasis ICT.
Kriteria pengujian:
H0diterima jika t hitung ≤ t tabel (α, n-2).
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP Laboratorium UPI
Kampu Cibiru tentang pengaruh pembelajaran matematika berbasis ICT terhadap
kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa SMP diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan pemahaman matematis siswa pada kelas berbasis ICT lebih baik
daripada kemampuan pemahaman matematis siswa pada kelas Non-ICT.
2. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas berbasis ICT
lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada
kelas Non-ICT.
3. Terdapat korelasi positif antara kemampuan pemahaman dan pemecahan
masalah matematis siswa baik pada kelas berbasis ICT maupun pada kelas
Non-ICT.
4. Sikap siswa positif terhadap pembelajaran matematika berbasis ICT.
B. Saran
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan
bahwa:
1. Tenaga pendidik pada mata pelajaran matematika hendaknya mencoba
menerapkan pembelajaran berbasis ICT pada kegiatan belajar mengajar untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis
siswa.
2. Setiap sekolah hendaknya melengkapi fasilitas yang menunjang pembelajaran
berbasis ICT, sehingga siswa termotivasi untuk belajar dan terbiasa
76
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Siswa harus sering diberi latihan soal yang dapat mengembangkan
kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis.
4. Untuk memperkuat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, guru
terlebih dahulu harus memastikan siswa memiliki kemampuan pemahaman
matematis yang baik.
5. Untuk penelitian selanjutnya, pembelajaran berbasis ICT yang dapat
digunakan adalah bahan ajar berbentuk software simulasi, penemuan
interakif, permainan, presentasi atau demonstrasi dan tes.
6. Software yang digunakan agar sesuai dengan karakteristik siswa sebaiknya
dibuat langsung oleh peneliti.
7. Perlu juga dilakukan penelitian pada pembelajaran berbasis ICT yang
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Bell, F. H. (1978). Teaching and Learning Mathematics. Unites States of America: WM, C, Brown Company Publisher.
BSNP, (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs. Jakarta: Balitbang.
Crisan, Cosette. (2004). Mathematics teachers’ learning about incorporation of
ICT into claaroom practices. Proceedings of the British society for research
into learning mathematics. 2 . pp 15-20.
Dahlan, J. A. (2011). Analisis Kurikulum Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Darminto, B.P. (2009). Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Aljabar dan Sikap Mahasiswa Calon Guru Matematika terhadap Pembelajaran Berbasis Komputer. Seminar Nasional Aljabar, Pengajaran dan Terapannya. pp 107-124.
Djamarah, S. B dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rieneka Cipta.
Herman, T. (2004). Mengajar dan Belajar Matematika dengan Pemahaman. Jurusan pendidikan Matematika FPMIPA UPI.
____________(2006) Tren Pembelajaran Matematika Pada Era Informasi
Global. Jurusan pendidikan Matematika FPMIPA UPI.
Hiebert, J dan Carpenter, T.P. (1992). Learning and Teaching with Understanding. Dalam Grows, D. A. (ds). Handbook of Research on Mathematics Teaching
and Learning. New York: Macnillan Publishing Company.
Kadir. (2010). Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata Sampurna.
Kaput, J. J. (1992). Technology and Mathematics Education. Dalam Grows, D. A. (ds). Handbook of Research on Mathematics Teaching and Learning. New York: Macnillan Publishing Company.
78
Asep Amam, 2013
Pengaruh Pembelajaran Matematika Berbasis ICT Terhadap Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kusumah, Y. S. (2011). Aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Matematis Siswa. Makalah pada Kegiatan Pelatihan Aplikasi Teknologi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika, Bandung.
Lebah Kreasi Multimedia Aplikasi Sumber belajar Matematika. www.kreasilebah.com.
Nanang. (2009). Studi Perbandingan Kombinasi Pembelajaran Kontekstual dan
Metakognitif Terhadap Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP. Disertasi Doktor PPS UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
NCTM, (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA: NCTM.
Nur, Patahuddin dan Rokhmah (2009). Pengembangan LKS Berbasis ICT pada
pembelajaran Matematika SMP RSBI. Pusat Sains dan Matematika
Sekolah(PSMS) Unesa.
Polya, G. (1973). How to Solve It. United States of America: Princeton University Press.
Rohaeti, A. (2009). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran MMP dalam
Pembelajaran Matematika terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMU. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Ruseffendi, E. T. (1991). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pembelajaran Matematiaka Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
. (2003). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang
Non-Eksakta Lainnya. Semarang: UNNES Press.
.(2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA.
Bandung: Tarsito.
Rusman, Kurniawan dan Riyana. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan
Profesionalisme Guru abad 21. Bandung: Alfa Beta.