• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA PASCASARJANA IAIN JEMBER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA PASCASARJANA IAIN JEMBER "

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Oleh :

YAUMIL HIKMAH SY NIM: 0839117014

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA PASCASARJANA IAIN JEMBER

NOVEMBER 2020

(2)

Sakinah (Studi kasus Kampung Sakinah di dusun Kamaran desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Jember)” yang ditulis oleh Yaumil Hikmah, Sy. ini, telah disetujui untuk diuji dan dipertahankan di depan dewan penguji tesis..

Jember, 02 Desember 2020 Pembimbing I

ISHAQ, M.Ag

NIP. 197102132001121001

Jember, 02 Desember 2020 Pembimbing II

Drs. H. SUTRISNO,M.H.I NIP. 195902161989031001

(3)

Jember)” yang ditulis oleh Yaumil Hikmah, Sy, telah dipertahankan di depan Dewan Peguji Tesis Pascasarjana IAIN Jember pada hari Rabu tanggal 02 Desember 2020 dan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Hukum (M.H)

DEWAN PENGUJI

1. Ketua Penguji : Dr. Kun Wazis, M.I.Kom (...………..) 2. Anggota:

a. Penguji Utama : Dr. Pujiono, M.Ag. (....………)

b. Penguji I : Dr. Ishaq, M.Ag (……...……….)

c. Penguji II : Dr. H. Sutrisno Rs, M.H.I. (……….……...)

Jember, 02 Desember 2020 Mengesahkan Pascasarjana IAIN Jember

Direktur,

Prof. Dr. H, Abd. Halim Soebahar, M.A.

NIP. 196101041987031006

(4)

Artinya : karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

(5)

perempuan) terikat dengan suatu ikatan yang agung (mitsaqan ghalidza) untuk menjalin rumah tangga guna mencapai ketentraman dunia dan kebahagiaan hakiki di akhirat melalui konsep mawaddah, sakinah dan rahmah. Namun lika-liku kehidupan terkadang membuat manusia lupa akan hakikat tujuan hidup dalam jalinan pernikahan sehingga secara hukum positif muncul istilah keluarga pra-sakinah dan keluarga sakinah. Kelompok masyarakat yang berada di Tanggul Kulon kecamatan Tanggul mengalami keterhambatan membina keluarga sakinah, mereka tergolong keluarga pra skinah, yakni keluarga yang masih membutuhkan bimbingan. Bukti-bukti yang dapat dijadikan alasan pra sakinah adalah maraknya kriminalitas, besarnya angka anak putus sekolah, pernikahan yang tidak dilengkapi dengan surat resmi yang berimbas pada sulitnya mengurus adminitrasi anak seperti pembuatan akte kelahiran, dan semacamnya. Bahkan ada salah seorang yang bercerai dengan suami lalu menikah lagi namun dalam surat kependudukan masih tercatat dengan suami pertama. Realitas kompleks ini menarik perhatian peneliti untuk dikaji mendalam dengan mengangkat judul penelitian Strategi Penyuluh Agama dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah di Kampung Sakinah (study kasus Kampung Sakinah di dusun Kamaran desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Jember)

Fokus penelitian ini adalah (1) Bagaimana upaya yang dilakukan Penyuluh Agama Islam Kecamatan Tanggul dalam membina keluarga Pra Sakinah di Kampung Sakinah ? (2) Bagaimana strategi Penyuluh Agama Islam Tanggul dalam mewujudkan keluarga Sakinah pada keluarga Pra Sakinah di Kampung Sakinah ? (3) Apa saja faktor yang mendukung dan menghambat jalannya strategi yang dilakukan penyuluh agama Islam kecamatan Tanggul dalam membina keluarga Sakinah pada keluarga Pra Sakinan di Kampung Sakinah.

Metode yang akan dilakukan oleh peneliti untuk mengungkap pertanyaan-pertanyaan ini adalah dengan pendekatan dan jenis penelitian berupa kualitaitf deskriptif. Lokasi penelitian berada di desa Tanggul Kulon kecamatan Tanggul-Jember. Subjek penelitian dalam peneltian ini adalah berupa data primer meliputi data-data yang langsung digali oleh peneliti dan data sekunder yakni data penunjang dalam penelitian.sumber data di antaranya adalah Pokjaluh Tanggul, penyuluh Agama Islam Tanggul, ketua RT/RW setempat sebagai orang yang dianggap memahami kondisi sosio-kultural masyarakat, kelompok masyarakat yang aktif serta berperan serta dalam setiap aktivitas penyuluhan.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalalah Strategi Penyuluh Agama Islam Tanggul dalam mewujudkan keluarga sakinah pada keluarga pra sakinah di kampung sakinah antra lain pertama (a) Kesehatan, meliputi : (1) Membersihkan Lingkungan (2) Pengecatan tembok ruas jalan (3) MCK/Jambanisasi keluarga. (4) Olah raga (senam antri stroke). Kedua (b) Keagamaan, meliputi : PBHA Muslimin, PBHA Musimat, Jamaah yasin dan tahlil, Penyuluhan tentang keagamaan, PHBI, PHBN. Ketiga (c) Ekonomi Kreatif, meliputi : Pelatihan salon kecantikan, Pijet tradisional dan refleksi, Home Industri, Pelatihan pembuatan bros, Pengembangan toko peracangan yang sudah ada.

Faktor Pendukung Jalannya Strategi Yang Dilakukan Penyuluh Agama Islam Kecamatan Tanggul Dalam Membina Keluarga Sakinah Pada Keluarga Pra Sakinan Di Kampung Sakinah, Pertama dari sisi Kesehatan yaitu Sinergistitas penyuluh Agama Islam KUA kecamatan Tanggul dengan carring patner, yonif 515 Rider kecamatan Tanggul dan koramil serta puskesmas membantu dalam pembuatan MCK, sumbangsih tenaga dan lainnya demi terealisasinya kesehatan lingkugan, kedua, Keagamaan, Adanya bantuan berupa al-Qur’an dari Baznaz dan Yonif 515 Rider Tanggul untuk kampung sakinah. Adanya sikap terbuka masyarakat. Ketiga Ekonomi Kreatif

(6)

Marriage is a bond that makes two human beings (male and female) bound by a great bond (mitsaqan ghalidza) to form a household in order to achieve world peace and true happiness in the hereafter through the concepts of mawaddah, sakinah and rahmah. However, the twists and turns of life sometimes make people forget the essence of the purpose of life in the relationship of marriage so that legally positive terms emerge the terms pre-sakinah family and sakinah family. Community groups living in Tanggul Kulon, Tanggul sub-district experience difficulties in fostering Sakinah families, they are classified as pre-skinah families, namely families that still need guidance. The evidences that can be used as reasons for pre-sakinah are rampant crime, the large number of children dropping out of school, marriages that are not equipped with official documents which impact on the difficulty of taking care of child administration such as making birth certificates, and the like. There is even one person who divorced her husband and then remarried, but the population certificate was still recorded with her first husband. This complex reality attracted the attention of researchers to be studied in-depth with the title of research on the Strategy of Religious Trainers in Realizing Sakinah Families in Sakinah Village (case study of Kampung Sakinah in Kamaran hamlet, Tanggul Kulon village, Tanggul Jember sub-district).

The focus of this research is (1) How are the efforts made by the Islamic Religious Instructors at Tanggul District in fostering Pra Sakinah families in Sakinah Village? (2) What is the strategy of the Tanggul Islamic Extension in realizing the Sakinah family in the Pra Sakinah family in Sakinah Village? (3) What are the factors that support and hinder the running of the strategy carried out by the Islamic religious extension agents at the Tanggul sub-district in fostering Sakinah families in Pra Sakinan families in Sakinah Village.

The method that will be used by researchers to reveal these questions is the approach and type of research in the form of descriptive quality. The research location is in the Tanggul Kulon village, Tanggul-Jember sub-district. The research subjects in this research are primary data including data that is directly extracted by the researcher and secondary data, namely supporting data in the study. Sources of data include the Tanggul Pokjaluh, the Tanggul Islamic Religion extension, the head of the local RT / RW as someone who is considered to understand the socio- cultural conditions of the community, groups of people who are active and participate in every outreach activity

The conclusion in this study is the Tanggul Islamic Religion Extension's Strategy in realizing sakinah families in pre-sakinah families in the Sakinah village among others, first (a) (b) Religious, including: Muslim PBHA, PBHA Musimat, Jamaah yasin and tahlil, counseling on religion, PHBI , PHBN. Second, Health, including: (1) Cleaning the environment (2) Painting the walls of the road (3) MCK / family toilet. (4) Exercise (gymnastics queuing stroke). Third (c) Creative Economy, including: Beauty salon training, traditional and reflection massage, Home Industry, Brooch manufacturing training, Development of existing design shops.

Supporting Factors for the Strategy of Islamic Religious Instructors in Tanggul Subdistrict in Fostering Sakinah Families in Pra Sakinan Families in Sakinah Village, First from the health side, namely the synergy of the KUA Islamic Religion instructors in Tanggul sub - district with carring partners, yonif 515 Rider, Tanggul sub-district and Koramil and puskesmas assisting in making toilets, contributing energy and others for the realization of environmental health, second, religious, assistance in the form of al-Qur'an from Baznaz and Yonif 515 Rider Tanggul for the Sakinah village. There is an open attitude of society. The third is the Creative Economy, namely the existence of financial assistance from Upz, Tanggul sub-district, and also cosmetic equipment from carring partners to help with training in opening a beauty salon.

(7)

)برجم لوغنات ةقطنم ، نولوك نيوكتل )زديلغ ناقاستيم( يربك طابرب ينطبترم )ىثنأو ركذ( ينناسنإ لعيج طابر جاوزلا ةداعسلاو يلماعلا ملاسلا قيقتح لجأ نم ةرسأ

ا رهوج نوسني سانلا لعتج نايحلأا ضعب في ةايلحا تابلقت نإف ، كلذ عمو .ةحمرلاو ةنيكسلاو ةدولما ميهافم للاخ نم ةرخلآا في ةيقيقلحا نم ضرغل

حلطصم ةينوناقلا ةيحانلا نم ةيبايجلإا تاحلطصلما رهظت ثيبح ، جاوزلا ةقلاع في ةايلحا تاعوملمجا هجاوت .ةنيكسلا ةلئاعو ةنيكسلا لبق ام ةلئاع تا

يأ ، ةنيكسلا لبق ام تلائاع انهأ ىلع ةفنصم يهو ، ةنيكسلا رسأ ةياعر في تابوعص ةيعرفلا لوغنات ةقطنم ، نولوك لوغنات في ةيعمتلمجا تيلا تلائاعلا

بابسأك اهمادختسا نكيم تيلا ةلدلأاو .هيجوتلا لىإ ةجابح لازت لا ، ةسردلما نم لافطلأا برست ةرثكو ، مئارلجا يشفت يه ةنيكسلا لبق ام ةلحرلم

ش كانه نأ تىح .هباش امو ، دلايلما تاداهش رادصإ لثم لافطلأا ةرادإ ةياعر ةبوعص ىلع رثؤي امم ، ةيسمر قئاثوب ةدوزلما يرغ تايجزلاو قلط اًدحاو اًصخ

ناكسلا ةداهش نكل ، ىرخأ ةرم جوزت ثم اهجوز ناونعب قمعب هتساردل ينثحابلا هابتنا دقعلما عقاولا اذه بذج .لولأا اهجوز عم ةلجسم لازت لا

ت ةيرق ، ناراماك ةيرق في ةنيكس جنوبماك ةلاح ةسارد( ةنيكسلا ةيرق في ةنيكسلا رسأ قيقتح في ينينيدلا ينبردلما ةيجيتارتسا نع ثحبلا ، نولوك لوغنا

)ةيعرفلا برجم لوغنات ةقطنم ري

( ىلع ثحبلا اذه زك 1

( ؟ةنيكسلا ةيرق في ةنيكس ارب رسأ ةياعر في لوغنات ةيحان في يملاسلإا نييدلا ملعلما الهذبي تيلا دوهلجا يه ام ) 0

)

( ؟ةنيكس ةيرقب ةنيكس ارب ةلئاع في ةنيكس ةلئاع قيقتح في لوجنت يملاسلإا دادتملاا ةيجيتارتسا يه ام 3

قيعتو معدت تيلا لماوعلا يه ام ) ذيفنت

.ةنيكس ةيرقب نانكاس ارب ةيرق في ةنيكسلا رسأ ةياعر في لوغنات ةيحان في نويملاسلإا نوينيدلا نودشرلما ابه موقي تيلا ةيجيتارتسلاا ةيرق في ثحبلا عقوم عقي .ةيفصو ةدوج لكش في ثحبلا عونو جهنم يه ةلئسلأا هذه فشكل نوثحابلا اهمدختسيس تيلا ةقيرطلاو

لوكغات

نولوك

، ةقطنم لوكغات ةيعرفلا برمبج لبق نم ةرشابم اهصلاختسا تم تيلا تانايبلا كلذ في ابم ةيلوأ تانايب يه ثحبلا اذه في ثحبلا تاعوضوم .

تانايبلا رداصم لمشت.ةساردلا في ةمعادلا تانايبلا يهو ، ةيوناثلا تانايبلاو ثحابلا Tanggul Pokjaluh

سيئر دادتما ، RT / RW

يللمحا

عاب يعوت طاشن لك في ينكراشلماو ينطشانلا صاخشلأا تاعوممج ، عمتجملل ةيفاقثلاو ةيعامتجلاا فورظلا مهفي هنأ ىلع هيلإ رظنُي اًصخش هرابت ة

نم ةنيكسلا ةيرق في ةنيكسلا لبق ام تلائاع في ةنيكسلا رسأ قيقتح في يملاسلإا نيدلل لوغنات ةيجيتارتسا وه ةساردلا هذه في جاتنتسلاا ينب

:كلذ في ابم ، ةينيدلا )ب( )أ( ًلاوأ ، نيرخآ تاملسملل ميلعت سلمجو ينسملل ميلعت سلمج

نيدلا في ةروشلما يمدقت ، ليلهتلاو ينساي ةعاجم ،

،(

PHBI ) ( PHBN )

( :لمشتو ةحصلا :ًايناث . 1

( ةئيبلا فيظنت ) 0

( قيرطلا ناردج ءلاط ) 3

) MCK ( .ةرسلأا ضاحرم / 4

ةبرض( نيرتم )

صلاو ، يساكعنلااو يديلقتلا كيلدتلاو ، ليمجتلا تانولاص ىلع بيردتلا :كلذ في ابم ، يعادبلإا داصتقلاا )ج( اًثلاث .)زابملجا راظتنا ، ةيلزنلما ةعان

.ةيلالحا ميمصتلا رجاتم ريوطتو ، شوبرلا عينصت ىلع بيردتلاو يتارتسلا ةمعادلا لماوعلا

ًلاوأ ، ةنيكس ةيرق في نانيكاس ارب رسأ في ةنيكسلا رسأ ةياعر في لوغنات ةقطنم في ينيملاسلإا ينينيدلا ينملعلما ةيج

فينوي ، لقنلا ءاكرش عم ةيعرفلا لوغنات ةقطنم في اوك في يملاسلإا نيدلا يملعم رزآت يأ ، يحصلا بنالجا نم 515

ةيعرفلا لوغنات ةقطنم ، رديار

روك ةدعاسمو اب نم نآرقلا لكش في ةدعاسلماو ةينيدلاو ةيناثلاو ةيئيبلا ةحصلا قيقحتل اهيرغو ةقاطلاب ةهماسلماو هايلما تارود عنص .ليماروكو ليما

زانز

فينويو 515 نم ةيلام ةدعاسم دوجو وهو ، يعادبلإا داصتقلاا وه ثلاثلا .عمتجملل حوتفم فقوم كانه ةنيكس ةيرقل لونجات رديار Upz

قطنم ، ة

Tanggul .ليمتج نولاص حتف ىلع بيردتلا في ةدعاسملل لقنلا ءاكرش نم ليمجتلا تادعم كلذكو ، ةيعرفلا

ةنيكسلا لبق ام ةلئاع ، يملاسلإا نيدلا دادتما ، ةيجيتاترسلإا : ةلادلا تاملكلا

(8)

PENGESAHAN... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. FOKUS MASALAH ... 8

C. TUJUAN PENELITIAN ... 8

D. MANFAAT PENELITIAN ... 9

E. DEFINISI ISTILAH ... 10

F. SISTEMATIKA PENULISAN ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15

A. Penelitian Terdahulu ... 15

B. Kajian Teori ... 23

1. Pengertian Strategi ... 23

2. Konsep Strategi... 25

3. Tahapan Strategi ... 26

4. Unsur dan fungsi Strategi ... 27

5. MetodedanBimbinganPenyuluhan ... 30

6. Keluarga Sakinah ... 32

7. Dasar-dasar dalam Membentuk Keluarga Sakinah ... 36

(9)

B. Lokasi Penelitian ... 57

C. Kehadiran Peneliti ... 57

D. Subjek Penelitian ... 58

E. Sumber Data ... 58

1. Teknik Pengumpulan Data ... 59

2. Analisis Data ... 60

3. Keabsahan Data ... 62

4. Tahapan-tahapan penelitian ... 64

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 66

A. Gambaran umum objek penelitian ... 66

1. Sejarah Kampung Sakinah ... 66

2. Rutinitas dan jadwal kegiatan ... 71

B. Penyajian data dan Analisis ... 72

C. Pembahasan Temuan... 77

BAB V PENUTUP... 98

KESIMPULAN ... 98

(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang erat kaitannya dengan pelaksanaan sebbuah gagasan, perencanaan, dan eksekusi aktivitas tertentu dalam kurun waktu tertentu pula, sebagaimana dalam Wikipedia Ensiklopedia bebas dinyatakan bahwa ciri strategi yang baik salah satu diantaranyanya adalah terdapat adanya koordinasi team kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.

Hal ini diperkuat dari pernyataan yang dikemukakan oleh Sondang P. Siagian bahwa strategidapat dimengerti sebagai serangkaian keputusan sarta tindakan yang akan mendasari sesuatu yang telah dibuat oleh manajemen puncak maupun akan diterapkan ke semua jajaran organisasi untuk pencapaian tujuan. Artinya dengan strategi kita dapat mengidentifikasi persoalan atau kendala dan juga faktor pendukung dalam setiap tindakan yang akan dan/atau sudah ditempuh dalam organisasi.

Termasuk organisasi terkecil dalam komponen kehidupan bermasyarakat yang disebut dengan keluarga.

Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul serta tinggal di suatu

(11)

tempat dalam satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.1 Menurut Salvicion dan Celis dalam Baron dkk, menyatakan bahwa di dalam sebuah keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dalam satu tatanan keluarga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.2

Untuk membangun keluarga, agama Islam mewajibkan adanya pernikahan. Pernikahan bagi umat manusia adalah sesuatu yang sangat sakral dan mempunyai tujuan yang sakral pula, dan tidak terlepas dari ketentuan-ketentuan yang ditetapkan syari’at agama.3 Tujuan utama dari pernikahan adalah membentuk keluarga bahagia yang penuh ketenangan cinta dan rasa kasih sayang. Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an suart ke 30 ar-Rum ayat 21:

ا ًجا َوْز َ

ا ْم ُك ِس ُفْنَا ْنِم ْمُكَل َقَلَخ ْنَا ِهِتاَيَا ْنِمَو

ََج َو اَهْي َ

ل ِإ او ُنُك ْسَتِل ًةَّد َو َم ْم ُكَنْيَب َلَع

ََنوُر َّك َفَتَي ٍمْو َقِل ٍتاَي َلَ َكِلََٰذ يِف َّنِإ ۚ ًةَمْحَرَو

Artinya : Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (QS ar-Rum 21)4

Idealnya, Islam mengatur segala sesuatu dalam urusan hidup manusia termasuk pola dan perilaku keseharian sebagai implementasi dari

1Sugeng Iwan, Pengasuhan Anak dalam Keluarga (Jakarta: Erlangga,2003), 32.

2 R. A Baron, dan Byrne Donn, Psikologi Sosial (Jakarta: Erlangga, 2003), 47.

3Mohammad Asnawi, Nikah dalam Perbincangan dan Perbedaan (Yogyakarta: Darussalam, 2004),19.

4Kemenag RI, al-Qur’an dan terjemah untuk wanita (Bandung : Jabal Raudhah, 2010),406

(12)

tanggung jawab manusia sebagai khalifah fil ardhi. Islam mengatur tanggung jawab suami kepada istri, dan istri kepada suami, serta keduanya diberi tanggung jawab atas anak yang lahir dari pernikahan itu, selain tiga bentuk tanggung jawab tersebut, Islam juga mengatur hak masing-masing individu dalam bahtera rumah tangga. Aturan-aturan yang sedemikian kompleks ini, semata-mata bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Maksud dari kebahagiaan tersebut adalah kebahagiaan yang dapat mengantarkan individu bebas dari berbagai masalah yang dihadapinya selama di dunia ataupun bebas dari ancaman siksa atau ahzab Allah yang maha dahsyat. Artinya segala persoalan-persoalan hidup mampu ditanganinya dengan baik yang dalam bahasa lebih sederhana dinyatakan bahwa sebesar apapun persoalan atau permasalahan dalam dinamika hidup tidak dianggap sebagai problem, melainkan dianggap sebagai aktivitas hidup yang memang harus dijalani dengan sikap ala kadarnya. Begitu pula kebahagiaan dari aspek ukhrowi yaitu kebahagiaan kekal abadi di akhirat.5

Mengarungi bahtera rumah tangga bagi manusia tentunya tidak akan berjalan mulus, karena di dalam tatanan keluarga atau berumah tangga merupakan upaya memadukan antara dua pemikiran yang kadangkala frontal dan perbedaannya begitu kompleks. Oleh karenanya perlu adanya pembinaan-pembinaan yang harus ditempuh guna

5 Pernyataan ini penulis ambil intisari dari kriteria rumah tangga bahagia. Lihat dalam. Team Penyusun, Tuntutan Praktis Rumah Tangga Bahagia (surabaya : Kanwil Kemenag / BP4, 2012), 14-15

(13)

mengingatkan kepada seseorang jika sudah akan keluar dari prosedur hukum dan tatanan hidup yang berlaku dalam lingkungan sosial yang mendasarkan pada norma-norma hidup di lingkungan manusia itu hidup.

Sebagaimana QS ar-Rum di atas mengamanatkan kepada seluruh umat manusia khususnya umat Islam, bahwa diciptakannya seorang istri bagi suami adalah agar suami bisa hidup tenteram bersama dalam membina keluarga. Ketenteraman seorang suami dalam membina keluarga bersama istri dapat tercapai apabila di antara keduanya terdapat kerjasama timbal-balik yang serasi, selaras dan seimbang. masing-masing tidak bisa bertepuk sebelah tangan.

Sebagai laki-laki sejati suami tentu tidak akan merasa tenteram jika istrinya telah berbuat sebaik-baiknya demi kebahagian suami, akan tetapi suami tidak mampu memberikan kebahagian terhadap istrinya.

Demikian pula sebaliknya, seorang suami baru akan merasa tenteram, jika dirinya mampu membahagiakan istrinya dan istri pun sanggup memberikan pelayanan yang seimbang demi kebahagian suaminya. Kedua belah pihak bisa saling mengasihi dan menyayangi, saling mengerti antara satu dengan yang lainya sesuai dengan kedudukannya masing-masing demi tercapainya keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.6

Beberapa peristiwa dalam institusi rumah tangga terkadang dan sering terjadi pergolakan yang menyebabkan adanya kesenjangan keluarga, seperti seseorang yang merasakan sesuatu yang aneh, merasa

6 Fuad Kauma dan Nipan, Membimbing Istri Mendampingi Suami (Yogyakarta: Mitra Usaha, 1997) vii.

(14)

terasing dengan diri sendiri, seolah-olah dia merasakan ada sesuatu yang belum terpenuhi, seperti kehilangan eksistensi diri. Padahal nampak dari luar, hubungan keluarga nampak harmonis dan secara biologis-materi segalanya sudah terpenuhi. Perasaan yang seperti ini dapat dikatakan sebagai orang terasing dengan dirinya,7 kurang memahami diri dan kehendak hatinya, maka dia sekedar hidup atas dasar kesetiaan atau ketulusan artifisial (dibuat-buat), baik pada suami atau istri, keluarga, atau juga pada institusi dan simbol yang bersumber dari hidup dalam tradisi sosial dan agama. Persoalan seperti ini dapat menimbulkan peristiwa kekerasan dalam rumah tangga.

Selain adanya perasaan terasing di dalam individu, seseorang gagal membina rumah tangga untuk mencapai taraf sakinah karena adanya ketidak-pahaman mereka terhadap apa yang harus dilakukan demi keluarganya, sebagaimana masyarakat dusun Kamaran desa Tanggul Kulon, kecataman Tanggul, kabupaten Jember. Penulis melihat dinamika sosial masyarakat terdominasi oleh kriminalitas masyarakat, taraf ekonomi masyarakat tergolong rendah demikian pula aspek pendidikan. Mayoritas masyarakat dusun Kamaran melangsungkan pernikahan melalui nikah sirri. Akibatnya banyak perceraian tanpa adanya keterangan pasti, yakni perceraian pasangan suami istri seenaknya tanpa adanya kepastian dan proses yang jelas. Sebab mereka tidak memiliki dokumen akta nikah

7Khoirul Rasyadi, Cinta dan Keterasingan, (Yogyakarta: LKiS, 2000), 26-28.

(15)

secara resmi dari Kantor Urusan Agama Hal ini terjadi rata-rata pada 72 KK yang berada di dusun Kamaran Desa Tanggul Kulon.

Persoalan yang dialami salah seorang warga yang ingin menikah dengan suami baru, namun secara hukum masih terikat dengan suami lama. Artinya kehadiran suami barunya terkendala secara administratif dengan suami lama. Yang berakibat pada terbengkalainya anak. Anak buah hati dari pasangan sebelumnya tidak bisa membuat akte kelahiran karena tidak memenuhi syarat yakni tidak punya akte nikah orang tua. Di sisi lain anak tersebut mau dimasukkan ke dokumen pencatatan sipil menjadi bagian dari keluarga yang baru tidak mungkin sebab usia anak lebih tua dari pada usia pernikahan kedua orang tuanya.8 Dalam menyikapi hal ini Penyuluh Agama Islam Kecamatan Tanggul bersinergi dengan pemerintah desa setempat untuk memberikan bimbingan dan pengawalan masyarakat.

Pentingnya pembinaan dalam kondisi demikian dipandang perlu sebagai sarana dan media untuk memberikan pemahaman, pengayoman serta intensitas advokasi bagi masyarakat, bukan hanya memberikan teori dan konsep-konsep keagamaan, akan tetapi praktek dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menyoroti fenomena tersebut, Penyuluh Agama Islam (PAI) kecamatan Tanggul membentuk suatu program dan kiat-kiat tertentu untuk membimbing dan membina keluarga yang tergolong pra-sakinah

8Berdasarkan observasi pada senin, 09 Juni 2019. Hal ini juga dinyatakan oleh salah seorang warga yang berinisial NS saat bercerita tentang pengalaman pribadi yang menimpa anak perempuannya yang menikah sirri, dan ditinggal begitu saja oleh suaminya. (NS, wawancara, Kampung Sakinah tanggul 09 Juni 2019)

(16)

tersebut dengan menggunakan strategi yang akan penulis telusuri lebih mendalam

Strategi Penyuluh Agama Islam kecamatan Tanggul salah satunya adalah dengan membentuk Kampung Sakinah agar dapat menyentuh masyarakat secara mendalam, dan bahkan dalam upaya pembinaan itu Penyuluh Agama Islam kecamatan Tanggul setiap hari jum’at mengadakan aktivitas keagamaan serta membentuk sistem sosial baru untuk diterapkan di Kampung Sakinah. Keberadaan Kampung Sakinah ini juga diperkuat dengan keberadaan regulasi di Indonesia. Di dalam ranah perkawinan juga terdapat hukum positif yang mengadopsi dari sumber-sumber hukum Islam yang diakui serta diterapkan dalam skala nasional di Indonesia (KHI)

Realitas ini menjadi daya tarik penulis untuk diangkat pada sebuah penelitian. Sebagai kelompok keagamaan, Penyuluh Agama Islam terntunya memiliki langkah strategis untuk membina mereka yang masih memerlukan pendampingan guna mencapai kehidupan yang layak sesuai dengan tatanan serta standart berdasarkan sistem sosial kemasyarakat yang telah diatur oleh negara republik Indonesia. Sehingga penulis berupaya untuk menelusurinya secara mendalam dengan mengangkat judul Strategi Penyuluh Agama Dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah Di Kampung Sakinah (Study Kasus Kampung Sakinah di Dusun Kamaran Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Jember)

(17)

B. FOKUS MASALAH

Dalam penelitian ini, penulis berupaya untuk melihat realitas yang terjadi di masyarakat Kampung Sakinah dengan fokus masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi Penyuluh Agama Islam Tanggul dalam mewujudkan keluarga Sakinah pada keluarga Pra Sakinah di Kampung Sakinah ?

2. Apa saja faktor pendukung jalannya strategi yang dilakukan penyuluh agama Islam kecamatan Tanggul dalam membina keluarga Sakinah pada keluarga Pra Sakinan di Kampung Sakinah ?

3. Apa saja faktor penghambat jalannya strategi yang dilakukan penyuluh agama Islam kecamatan Tanggul dalam membina keluarga Sakinah pada keluarga Pra Sakinan di Kampung Sakinah ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Sebagaimana dalam fokus penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan strategi Penyuluh Agama Islam Tanggul dalam mewujudkan keluarga Sakinah pada keluarga Pra Sakinah di Kampung Sakinah.

2. Mendeskripsikan faktor pendukung jalannya strategi yang dilakukan penyuluh agama Islam kecamatan Tanggul dalam membina keluarga Sakinah pada keluarga Pra Sakinan di Kampung Sakinah.

(18)

3. Mendeskripsikan faktor penghambat jalannya strategi yang dilakukan penyuluh agama Islam kecamatan Tanggul dalam membina keluarga Sakinah pada keluarga Pra Sakinan di Kampung Sakinah

D. MANFAAT PENELITIAN

Sebagai upaya untuk mengembangkan keilmuan dalam konteks penelitian dan juga sebagai bagian dari Tri-Dharma perguruan tinggi, sebuah penelitian tentunya memiliki manfaat. Manfaat dalam sebuah penelitian merupakan sesuatu yang penting, artinya sebuah penelitian harus bisa memberikan kontribusi. Oleh karenanya, manfaat penelitian sebagaimana telah diketahui bersama setidaknya ada tiga hal sebagai berikut:9

1. Manfaat akademis/Teoritis

a) Dapat memberikan sumbangan literatur dan pemikiran kepada semua pihak untuk memperkaya disiplin keilmuan terutama dalam rumpun hukum keluarga atau Ahwalu as-Syahsiyyah

b) Dapat dijadikan sebagai rujukan, perbandingan terhadap penelitian selanjutnya yang akan dilakukan serta untuk lebih memperdalam penelitian selanjutnya.

c) Dapat dijadikan sebagau tolak ukur pada penelitian selanjutnya dari sisi orisinilitas terutama sebagai sikap preventif agar pengulangan penelitian tidak terjadi.

9 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), 26.

(19)

d) Untuk menambah wawasan berfikir dan kontribusi epistemolgis dalam sebuah pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

2. Manfaat Praktis

a) Untuk memberikan wawasan tentang Pemyuluhan tentang agama guna meningkatkan komitmen masyarakat pada jalianan hubungan berkeluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

b) Memberikan pengetahuan terhadap pembaca tentang strategi penyuluh agama terhadap masyarakat pra-sakinah di kelompok binaan kampung sakinah.

c) Sebagai bahan evaluasi dan refleksi terhadap Kampung Sakinah sebagai objek yang diteliti untuk meningkatkan kesejahteraan hidup bermasyarakat terutama dalam menjalin hubungan berkeluaraga.

E. DEFINISI ISTILAH 1. Strategi

Strategi merupakan pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Dalam konteks penelitian ini yang dimaksud strategi adalah cara atau pendekatan yang dilakukan Penyuluh Agama Islam untuk membina, mengayomi serta

(20)

membimbing masyarakat yang masih tergolong keluarga pra-sakinah menjadi keluarga yang sakinah

2. Penyuluh Agama Islam

Penyuluh Agama Islam adalah pegawai pemerintah (kemenag) dengan tugas memberikan bimbingan, pengayoman serta pendampingan agama Islam kepada masyarakat sekitar untuk mencapai taraf pemahaman agama yang matang. Dengan menggunakan bahasa agama seorang penyuluh agama diberi kewenangan oleh instansi pemerintah (kemenag) untuk menjaga pemahaman agama masyarakat. Dalam konteks penelitian ini yang dimaksud dengan penyuluh Agama Islam adalah orang yang diberi wewenang oleh instansi pemerintah (Kemenag Jember) untuk memberikan bimbingan, pengayoman, serta pendampingan terhadap masyarakat yang masih tergolong keluarga pra-Sakinah agar supaya meningkatkan diri mereka menjadi keluarga sakinah.

3. Keluarga pra-Sakinah

Keluarga Pra-Sakinah merupakan keluarga yang dibangun tidak berdasarkan pada perkawinan yang sah serta tidak mampu memenuhi hajat spirirual dan material dan juga sering mengakibatkan adanya tindak krimninal dan juga korban keterbengkalaian anak.

Dalam konteks penelitian ini keluarga pra-sakinah adalah kelauarga yang dibangun tidak berdasarkan pernikahan yang sah secara undang-

(21)

undang dan juga secara agama, serta hubungan pra sakinah ini dapat dikatakan sebaga hubungan nikah tanpa payung hukum yang jelas.

4. Keluarga Sakinah

Sebagaimana di dalam Peraturan Dirjen Bimas Islam Nomor : DJ.II/542 tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kursus pra Nikah, pasal 1 ayat 3 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Keluarga Sakinah adalah keluarga yang didasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi hajat spiritual dan material secara serasi dan seimbang, diliputi suasana kasih sayang antara internal keluarga dan lingkungannya, mampu memahami, mengamalkan dan memperdalam nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan akhlaqul karimah.10

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk meluruskan alur pikiran dalam pembahasan ini, hasil dari analisis data tersebut dijabarkan secara sistematis dalam bentuk bab sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan : Yang terdiri dari 6 sub yaitu berisi latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah serta sistematika pembahasan. Fungsi sub ini adalah untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai pembahasan dalam skripsi ini.

10Peraturan Dirjen Bimas Islam Nomor : DJ.II/542 tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kursus pra Nikah. File pdf.2019.

(22)

Bab II Kajian Pustaka : Pada berikut ini akan dipaparkan kajian pustaka serta literatur yang berhubungan dengan penelitian. Penelitian terdahulu yang mencantumkan penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya. Dilanjutkan dengan kajian teori yang membuat tentang strategi-strategi penyuluh dan keluarga sakinah. Adapun fungsi dari bab ini adalah sebagai landasan teori pada bab berikutnya guna menganalisa data yang diperoleh dari penelitian.

Bab III Metode Penelitian: Dalam bab ini berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, analisa data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian. Fungsi bab ini untuk memperoleh hasil kajian yang objektif.

Bab IV Hasil-Hasil Penelitian; Pada Bab ini nanti akan menjabarkan secara luas dan mendalam tentang gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis, pembahasan temuan, penyajian tersebut untuk memuat pembahsan empiris tentang laporan hasil penelitian yang berisi strategi penyuluh Agama Islam Tanggul dalam mewujudkan keluarga Sakinah. Fungsi bab ini adalah sebagai bahasan kajian empiris untuk memaparkan data yang diperoleh serta untuk menemukan kesimpulan tentang strategi penyuluh Agama Islam Tanggul dalam mewujudkan keluarga Sakinah.

BAB V Kesimpulan Dan Saran-Saran; Pada pembahasan ini merupakan bab yang paling terakhir, pembahasan Tesis yang di dalamnya berisi kesimpulan dan saran-saran. Fungsi bab ini adalah diperoleh suatu

(23)

gambaran dari hasil penelitian berupa kesimpulan. Dengan hasil kesimpulan penelitian akan dapat membantu memberikan saran-saran konstruktif terkait dengan penelitian.

Bagian akhir dicantumkan daftar pustaka, penyertaan keaslian penulisan, lampiran-lampiran dan terakhir biodata penulis.

(24)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Sebuah penelitian perlu adanya pengecekan terhadap penelitian yang telah dan sudah dilakukan sebelumnya, agar supaya penelitian dapat menjadi pengembangan epistemologis pengetahuan dalam sumpun studi tertentu. Selain itu, penelitian terdahulu perlu disajikan sebagai langkah prefentif terjadinya pengulangan penelitian serta menjadi penentu orisinilitas penelitian yang dilakukan saat ini. Dengan demikian peneliti sajikan beberapa penelitian terdahulu sebagaimana berikut ini.

Pertama adalah sebuah tesis yang ditulis oleh Trisnayanti mahasiswa program Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul penelitian Trisnayanti adalah Strategi Komunikasi Penyuluh Agama Islam Fungsional dalam Upaya Pencegahan perceraian di kabupaten Tangerang.

Kesimpulan dalam tesis Trisnayanti adalah Sebagai Penyuluh Agama Fungsional strategi komuikasi yang dilakukannya adalah dengan bertahap. Dalam hal ini upaya dan strategi yang dilakukan menunjukkan semua efektif membangun komunikasi dua arah tergantung pada kemampuan Penyuluh Agama Islam Fungsional dalam melakukan upaya pendekatan secara interpersonal dengan pasangan berkonflik. Staregi komunikasi yang dilakukan dengan komunikasi kelompok kecil, verbal, informatif.

(25)

Selanjutnya, Trisnayanti menyimpulkan penelitiannya bahwa dalam mencegah perceraian di kabupaten Tangerang, Penyuluh Agama Islam Fungsional memiliki peran antara lain adalah pertama, peran edukasi, yaitu peran yang menjadi prioritas karena peran ini dapat dilakukan oleh penyuluh dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat di kelompok binaan dan bimbingan perkawinan (bimwin), kedua peran konsultsasi, yaitu Penyuluh Agama Islam Fungsional membuka layanan untuk konsultasi bagi keluarga yang sedang terbelit konflik, guna memberikan solusi dan penyelesaian terhadap persoalan yang dihadapi oleh keluarga yang sedang konflik. Strategi yang digunakan adalah strategi komunikasi tatap muka, lisan dan persuasif.

Ketiga adalah peran mediasi, yaitu Penyuluh Agama Islam Fungsinal menjadi mediator antara suami istri yang sedang konflik. Penyuluh menjadi penengah bagi pihak yang sedang konflik dan pada kondisi seperti ini penyuluh Agama Islam Fungsional berupaya untuk mencari titik temu persoalan sebagai solusi untuk mendamaikan kedua belah pihak (suami istri).

Startegi komunikasi yang dilakukan adalah dengan komunikasi interpersonal, tatap muka, asertif dan lisan.

Keempat, Penyuluh Agama Islam Fungsional bertindak sebagai fasilitator, yakni penyuluh akan memudahkan masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan perkawinan, bentuk fasilitas yang dimaksud dapat berbentuk fasilitas tempat penyuluhan, fasilitas mediasi dan semacamnya. Strategi komunikasi yang digunakan adalah komunikasi interpersonal, verbal dan informatif. Peran yang kelima adalah peran

(26)

advokasi, artinya Penyuluh Agama Islam fingsional. Yakni Penuyuluh Agama Islam Fungsional mendampingi masyarakat atau keluaraga yang sedang berkonflik, pendampingan itu dapat dilakukan pada saat Pra-suidang, sedang sidang dan setelah persidangan. Startegi komunikasi yang dilakukan adalah komunkasi interpersonal, tatap muka dan pesuasif.11

Sajian dari kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh Trisnayanti dapat terlihat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan saat ini. Antara lain perbedaanya adalah penelitian yang dilakukan oleh Trisnayanti tentang strategi komunikasi Penyuluh Agama Islam Fungsional, sedangkan penelitian saat ini fokus pada strategi penyuluhnya. Di sisi lain subjek penelitian pada penelitian yang dilakukan oleh Trisnayanti adalah Penyuluh agama Islam Fungsional. Pada kesimpulan tesis milik Trisnayanti masih belum ditemukan tentang strategi penyuluhan, namun hanya menampilkan lima peran penyuluh yang di dalamnya terdapat komunikasi yang dijadikan sebagai sarana interaksi antara penyuluh agama Islam fungsional dengan masyarakatnya (objek).

Dengan pernyataan ini maka posisi penelitian saat ini merupakan penelitian pengembangan dari penelitian sebelumnya. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Trisnayanti dengan penelitian saat ini adalah penelitiannya sama-sama tentang strategi dan juga sama-sama tentang penyluh agama Islam. Namun lebih umum yang penelitian saat ini yaitu

11Trinayanti, Strategi Komunikasi Penyuluh Agama Islam Fungsional dalam Upaya Pencegahan perceraian di kabupaten Tangerang, Tesis (Jakarta : UIN Syarif Hidayatulah, 2018),112-114

(27)

penyuluh agama islam yang berada di kecamatan Tanggul baik yang Funsional maupun yang non Fungsional.

Kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh A.M Ismatullah dengan judul Konsep Sakinah, Mawaddah dan Rahmah dalam perspektif al- Qur’an (Perspektif Penafsiran Kitab Al-Qur’an Dan Tafsirnnya). Penelitian yang diterbitkan pada jurnal Mazahib. Kesimpulannya adalah konsep sakinah dalam pespektif peafsiran kitab al-Qur’an dan tafsirnya dapat dijumpai pada QS.Ar-Rum ayat 21 yang mana ditemukan dalam tafsirannya bahwa konsep keluarga sakinah adalah cenderung tentram. Sedangkan konsep mawadah dan rahmah cenderung menggunakan pendapat ulama yang berbeda. Menurut penulis penjelasannya hanya bersifat akomudir terhadap pendapat ulama tersebut. Sebagaimana misalnya disebutkan pendapat Mujahid dan Ikrimah mawaddah adalah sebagai ganti dari kata “nikah” (bersetubuh), sedangkan kata rahmah sebagai kata ganti anak. Ada yang berpendapat bahwa mawaddah tertuju bagi anak muda, dan rahmah bagi orang tua. Ada pula yang menafsirkan bahwa Mawaddah ialah rasa kasih sayang yang makin lama terasa makin kuat antara suami istri.12

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh A.M Ismatullah dengan penelitian yang dilakukan saat ini ialah sama-sama mengkaji tentang keluarga sakinah. Sedangkan perbedannya adalah penelitian yang dilakuakan oleh A.M Ismatullah merupakan penelitian dengan pendekatan liberary reseach sedangkan penelitian saat ini merupakan penelitian lapangan atau field

12 A.M Ismatullah, Konsep Sakinah, Mawaddah Dan Rahmah Dalam Al-Qur’an (Prespektif Penafsiran Kitab Al-Qur’an Dan Tafsirnya).Mazahib. Jurnal pemikiran Hukum Islam. Vol. XIV, No. 1 (Juni 2015

(28)

reseach. Selain itu perpebedaan lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dosen Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, IAIN Samarinda ini mengakaji tentang ketiga aspek penting dalam jalinan hubungan pernikahan yaitu sakinah, mawaddah dan rahmah sedangkan penelitian saat ini merupakan penelitian yang mengkaji tentang Strategi Penyuluh Agama Islam Tanggul untuk mewujudkan keluarga sakinah. Artinya, penelitian ini hanya menfokuskan pada aspek Sakinah dengan kajian yang lebih mendalam tentang sakinah yang berlandaskan pada undang-undang yang berlaku serta konsep yang berada di dalam agama Islam.

Penelitian ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Siti Romlah salah seorang Dosen MKDU pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul penelitian ”Karakteristik Keluarga Sakinah Dalam Perspektif Islam dan Pendidikan Umum”

Romlah menyimpulkan penelitiannya bahwa terdapat tiga karakteristik dalam membina rumah tangga (berkeluarga). Di antaranya adalah pertama, Keluarga sakinah adalah keluarga yang terpenuhi kebutuhan sandang keluarga, ada tempat tinggal tertata rapih, makan cukup. Masing- masing keluarga menempati kamar tersendiri (ibu, bapak, anak, pembantu).

Juga ada ruang makan, ruang tamu, dapur, ruang keluarga. Keluarga memiliki fasilitas hiburan (radio, televisi), komunikasi (telepon rumah dan seluler), dan transportasi (mobil, motor).

Kedua, Keluarga tidak sakinah (dhu’afa’ atau lemah), dalam artian kurang sandang, pangan, dan papan. Keluarga ini tampak harmonis dan

(29)

penuh kasih sayang, suasana dalam rumah ceria. Ibu,bapak dan anak-anak suka berkelakar, riang seperti keluarga yang tidak kekurangan materi.

Hubungan ibu-bapak rukun, anak-anak mendapat perhatian ibu-bapak.

Sentuhan cinta dan kasih terasa dalam keluarga tersebut. Keluarga itu mampu merealisir jiwa sakinah yaitu mawaddah wa rahmah.

Ketiga: dalam keluarga dimensi kasih sayang berupa kejujuran, kesetiaan, perhatian dan penerimaan “apa adanya” antara suami- isteri merupakan pengikat utuhnya keluarga tersebut. Nilai dan norma kasih sayang berikut dimensinya diturunkan dari leluhur melalui pepatah-petitih, nasihat, ujaran dan kisah-kisah.13

Persamaan penelitian yang dilakukan Romlah dengan penelitian saat ini adalah sama-sama terfokus pada keluraga sakinah. Akan tetapi perbedannya terletak pada pendekatan dan jenis penelitian. Kalau penelitian yang dilakukan oleh Dosen MKDU tersebut menggunakan pendakatan study pustaka sedangkan saat ini merupakan penelitian field reseach, serta melihat strategi penyuluh agama dalam mewujudkan keluarga sakinah. Dengan kata lain, penelitian yang dilakukan Romlah merupakan penelitian yang bersifat teoritis sedangkan saat ini merupakan pendalaman dari penelitian yang dilakukan oleh Romlah, sebab hal ini merupakan realisasi dari konsep sakinah melalui strategi yang akan menjadi objek penelitian di Kampung Sakinah Tanggul.

13Siti Romlah, Karakteristik Keluarga Sakinah dalam Perspektif Islam dan Pendidikan Umum.

Jurnal Mimbar Pendidikan. (No.01/XXV. 2006), 68.

(30)

No Nama dan Judul Perbedaan Persamaan

1

Trisnayanti. 2018.

Strategi Komunikasi Penyuluh Agama Islam Fungsional

dalam Upaya

Pencegahan

perceraian di kabupaten

Tangerang

Penelitian yang dilakukan oleh trisnayanti adalah strategi komunikasi Penyuluh Agama Islam Fungsional, sedangkan

penelitian saat ini fokus pada strategi penyuluhnya

Sama-sama

mengkaji tentang staretgi dan sama- sama tentang penyuluh agama

2

A.M Ismatullah Konsep Sakinah, Mawaddah dan Rahmah dalam perspektif al-Qur’an (Perspektif

Penafsiran Kitab Al-

Qur’an Dan

Tafsirnnya)

Penelitian terdahulu liberasi reseach sedangkan saat ini field reseach.

Penelitain terdahulu mengkaji tentang tiga aspek penting dalam jalinan keluarga sakinah yaitu sakinah, mawaddah dan rahmah sedangkan

Sama-sama

mengkaji tentang keluaga sakinah

(31)

saat ini mengakaji tentang strategi PAI untuk membina keluarga Sakinah

3

Siti Romlah, Karakteristik

Keluarga Sakinah Dalam Perspektif

Islam dan

Pendidikan Umum

Penelitia terdahulu pendakatan study pustaka, sedangkan saat ini field reseach.

Penelitian yang dilakukan Romlah merupakan

penelitian yang bersifat teoritis sedangkan saat ini merupakan

pendalaman dari penelitian yang dilakukan oleh Romlah

sama-sama

terfokus pada keluraga sakinah

(32)

B. Kajian Teori

1. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “stragos”

atau “strategis” dengan kata jamak strategi yang berarti jenderal, tetapi dalam Yunani kuno berarti perwira negara dengan fungsi yang luas.

Sedangkan dalam istilah strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai kepada tujuan, dalam kamus besar bahasa indonesia yang dikutib oleh Hamdani menyatakan bahwa strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (yang diinginkan).14

Lebih lengkap Stoner dan Sirait dalam Hamdan menyatakan bahwa strategi adalah sebagai berikut :

a. Wawasan Waktu, meliputi cakrawala waktu ke depan yakni waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan waktu yang diperlukan untuk mengamati dampaknya

b. Dampak, walaupun hasil akhir dengan mengikuti strategi tertentu tidak langsung terlihat untuk jangka waktu lama, dampak akhir akan sangat berarti.

14 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Bandung : Pustaka Setia, 2011),18

(33)

c. Pemusatan uapaya. Sebuah startegi yang efektif biasanya mengharuskan pemusatan kegiatan, upaya atau perhatian, terhadap rentang sasaran yang sempit.

d. Pola keputusan, kebanyakan strategi mensyaratkan bahwa sederetan keputusan tertentu harus diambil sepanjang waktu. Keputusan- keputusan tersebut harus saling menunjang artinya harus mengikuti pola yang konsisten.

e. Peresapan. Sebuah startegi mencakup suatu spektrum kegiatan yang luas mulai dari proses alokasi sumber daya sampai dengan kegoatan operasi harian. Selain itu, adanya konsistensi sepanjang waktu dalam kegiatan-kegiatan ini mengharuskan semua kegiatan organisasi bertindak secara naluri dengan cara-cara yang akan memperkuat startegi.15

Istilah strategi sudah menjadi istilah yang sering digunakan oleh masyarakat untuk menggambarkan berbagai makna seperti suatu rencana, taktik atau cara untuk mencapai apa yang diinginkan. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.16

15 Ibid, 18-19.

16Philip Kotler, Marketing Management,Millenium Edition (New Jersey : Pearson Custom Publishing, 2002), 34. Sebagaimana pernyataan ini juga terdapat dalam Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007), 32.

(34)

Sumber lainnya menyatakan bahwa strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.

Menurut Rangkuti, strategi adalah alat untuk mencapai tujuan. Tujuan utamanya adalah agar perusahaan dapat melihat secara objektif kondisi- kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal.17 Tidak hanya di perusahaan di lembag- lembaga lainnya seperti instansi pemerintahan, organisasi serta asosiasi lainnya juga memerlukan strategi untuk mendapatkan gambaran atau melihat kondisi-kondisi internal-eksternal sebagai kontrol untuk mencapai tujuan sebagaimana visi misi perusahaan, organisasi, asosiasi yang telah disepakati bersama.

2. Konsep Strategi

Menurut Mintzberg, konsep strategi itu sekurang-kurangnya mencakup lima arti yang saling terkait, dimana strategi adalah suatu : 18 a. Perencanaan untuk semakin memperjelas arah yang ditempuh

organisasi secara rasional dalam mewujudkan tujuan-tujuan jangka panjang.

b. Acuan yang berkenan dengan penilaian konsistensi ataupun inkonsistensi perilaku serta tindakan yang dilakukan oleh organisasi.

c. Sudut yang diposisikan oleh organisasi saat memunculkan aktivitasnya.

17Freddy, Rangkuti, Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis KasusIntegrated Marketing Communication. (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009),3.

18Michael E Porter, Strategi Bersaing Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing, Alih Bahasa Sigit Suryanto, (Jakarta : Karisma Publishing Group, 2007),74.

(35)

d. Suatu perspektif yang menyangkut visi yang terintegrasi antara organisasi dengan lingkungannya yang menjadi batas bagi aktivitasnya.

e. Rincian langkah taktis organisasi yang berisi informasi untuk mengelabui para pesaing.

3. Tahapan Strategi

Dalam proses penerapan strategi terdapat beberapa tahapan antara lain adalah sebagai berikut :

a. Perumusan strategi

Langkah awal yang perlu dilakukan dalam menyusun strategi adalah merumuskan strategi, tahap perumusan strategi meliputi pengembangan tujuan, membuat batasan terhadap ruang lingkup, meninjau peluang dan ancaman juga menetapkan objektivitas.19

b. Implementasi Strategi

Setelah selesai merumuskan strategi, langkah selanjutnya adalah melaksanakan atau mengimplementasikan strategi yang telah dirumuskan. Dalam hal ini membutuhkan komitmen dari masing- masing anggota organisasi.20

c. Evaluasi Strategi

Pada tahap ini, ditinjau seberapa sukses stretegi yang telah diterapkan, diukur dengan parameter yang jelas sehingga menjadi

19 George Stuner, Manajemen Stargik Dan Kebijaksanaan Bisnis (Jakarta : BPFE, 2009), 8

20 Fred Dand, Manajemen Strategi Konsep Pemasaran (Jakarta : PT. Prehallindo, 1998), 52.

(36)

tolak ukur apakah strategi tersebut dapat digunakan kembali juga untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah dicapai.21

4. Unsur dan fungsi Strategi

Bila suatu organisasi mempunyai suatu strategi, maka strategi itu harus mempunyai bagian-bagian yang mencakup unsur-unsur strategi.

Suatu strategi mempunyai 5 unsur, yaitu :

a. Gelanggang aktivitas atau Arena merupakan area ( produk, jasa, saluran distribusi, pasar geografis, dan lainnya) di mana organisasi beroperasi. Unsur Arena tersebut seharusnya tidaklah bersifat luas cakupannya atau terlalu umum, akan tetapi perlu lebih spesifik, seperti kategori produk yang ditekuni, segmen pasar, area geografis dan teknologi utama yang dikembangkan, yang merupakan tahap penambahan nilai atau valuedari skema rantai nilai, meliputi perancangan produk, manufaktur, jasa pelayanan, distribusi dan penjualan.

b. Sarana kendaraan atau Vehicles yang digunakan untuk dapat mencapai arena sasaran. Dalam penggunaan sarana ini, perlu dipertimbangkan besarnya risiko kegagalan dari penggunaan sarana.

Risiko tersebut dapat berupa terlambatnya masuk pasar atau besarnya biaya yang sebenarnya tidak dibutuhkan atau tidak penting, serta kemungkinan risiko gagal secara total.

21 Ibid, 56.

(37)

c. Pembeda yang dibuat atau differentiators, adalah unsur yang bersifat spesifik dari strategi yang ditetapkan, seperti bagaimana organisasi akan dapat menang atau unggul di pasar, yaitu bagaimana organisasi akan mendapat pelanggan secara luas. Dalam dunia persaingan, kemenangan adalah hasil dari pembedaan, yang diperoleh dari fitur atau atribut dari suatu produk atau jasa suatu organisasi, yang berupa citra, kustomisasi, unggul secara teknis, harga, mutu atau kualitas dan reabilitas, yang semuanya dapat membantu dalam persaingan.

d. Tahapan rencana yang dilalui atau staging, merupakan penetapan waktu dan langkah dari pergerakan strategik. Walaupun substansi dari suatu strategi mencakup arena, sarana/vehicles, dan pembeda, tetapi keputusan yang menjadi unsur yang keempat, yaitu penetapan tahapan rencana ataustaging, belum dicakup. Keputusan pentahapan atau staging didorong oleh beberapa faktor, yaitu sumber daya (resourc), tingkat kepentingan atau urgensinya, kredibilitas pencapaian dan faktor mengejar kemenangan awal.

e. Pemikiran yang ekonomis atau economic logic, merupakan gagasan yang jelas tentang bagaimana manfaat atau keuntungan yang akan dihasilkan.strategi yang berhasil, tentunya mempunyai dasar pemikiran yang ekonomis, sebagai tumpuan untuk penciptaan keuntungan yang akan dihasilkan.22

22Sofyan Assauri, Strategic Management : Sustainable Competitive Advantages (Jakarta : Rajawali Pers, 2013),5-8

(38)

Startegi dalam organisasi atau dalam aktivitas indiveidu tertentu yang memiliki visi dan tujuan begitu pening, krema degan adanya sytaretegi yang matang dan efisien akan memungkinkan dan menjadi tolak ukur bagaimana suatu aktivitas yang visioner baik secara individu atau lembaga tertentu dapat berhasil. Fungsi dari strategi pada dasarnya adalah berupaya agar strategi yang disusun dapat diimplementasikan secara efektif. Salah satu fungsi dari startegi adalah sebagai berikut : a. Mengkomunikasikan suatu maksud (visi) yang ingin dicapai kepada

orang lain. Strategi dirumuskan sebagai tujuan yang diinginkan, dan mengkomunikasikan, tentang apa yang akan dikerjakan, oleh siapa, bagaimana pelaksanaan pengerjaannya, untuk siapa hal tersebut dikerjakan, dan mengapa hasil kinerjanya dapat bernilai. Untuk mengetahui, mengembangkan dan menilai alternatif-alternatif strategi, maka perlu dilihat sandingan yang cocok atau sesuai antara kapabilitas organisasi dengan faktor lingkungan, di mana kapabilitas tersebut akan digunakan

b. Menghubungkan atau mengaitkan kekuatan atau keunggulan organisasi dengan peluang dari lingkungannya

c. Memanfaatkan atau mengeksploitasi keberhasilan dan kesuksesan yang didapat sekarang, sekaligus menyelidiki adanya peluang-peluang baru.

d. Menghasilkan dan membangkitkan sumber-sumber daya yang lebih banyak dari yang digunakan sekarang. Khusunya sumber dana dan

(39)

suber-sumber daya lain yang diolah atau digunakan, yang penting dihasilkannya sumber-sumber daya nyata, tidak hanya pendapatan, tetapi juga reputasi, komitmen karyawan, identitas merekdan sumber daya yang tidak berwujud lainnya.

e. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan atau aktivitas organisasi ke depan. Strategi harus menyiapkan keputusan yang sesuai dan sangat penting bagi upaya untuk pencapaian maksud dan tujuan organisasi

f. Menanggapi serta bereaksi atas keadaan yang baru dihadapi sepanjang waktu. Proses yang terus-menerus berjalan bagi penemuan maksud dan tujuan untuk menciptakan dan menggunakan sumber sumber daya, serta mengarahkan aktivitas pendukungnya.23

5. MetodedanBimbinganPenyuluhan

Terdapat dua keahlian yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh penyuluh agama yaitu keahlian substantif dan metodologis. Keahlian substantive berkaita dengan penguasaan terhadap materi-materi substansi keagamaan yang akan disampaikan kepada khalayak. Sedangkan keahlian metodologis berkaitan dengan pemilihan metode dan strategi yang tepat dalam penyampaian materi penyuluhan agama24 sehungga penyuluhan agama berjalan efektif sesuai dengan yang dharapkan.25

23Ibid., 7-8

24Dudung abdul Rahman dan Firman Nugraha, Menjadi Penuyuluh Agama Profesional Analisis Teoritis Dan Praktis (Bandung : LEKKAs, 2017), 7

25Trinayanti, Strategi Komunikasi Penyuluh Agama Islam Fungsional dalam Upaya Pencegahan perceraian di kabupaten Tangerang, Tesis (Jakarta : UIN Syarif Hidayatulah, 2018), 42

(40)

Startegi dan metode dalam penyuluhan agama tidak dapat dipisahkan karena dalam konteks penyuluhan strategi memerlukan metode dan juga metode tertetu dalam proses pelaksanaan penyuluhan juga memerlukan strategi agar mendapat capaian yang sesuai dengan harapan. Istilah metode sendiri sebenarnya mengadopsi dari konsep bahasa Inggris yaitu Method. Konsep ini sring diterjemahkan sebagai cara. Sebenarnya melihat pemahaman dari makna method sudah cukup memadai untuk memahami konsep metode penyuluhan agama. Dengan kata lain dapat dikatakan konsep metode yang dimaksud adalah acara untuk melakukan penyuluhan agama.26

Lebih lanjut, direktur jenderal Bimas Islam memberikan spesifikasi terkait metode penyuluhan agama Islam sebagai berikut :27 a. Metode partisipatif, yaitu penyuluh agama islam tidak menggurui dan

tidak mengindoktrinasi tetapi menfasilitasi masyarakat sehingga masyarakat dapat berpern aktif berada ditengah-tengah masyarakat untuk mengkaji dan menyuluh dengan pendampingan (partisipasi rural aprasial)

b. Metode dialog interaktif, penyuluh agama tidak hanya menerangkan materi saja. Tetapi juga memberi kesempatan kepada audience untuk bertanya dan menanggapi dengan focus gruop discussion (FGD)

26 Dudung abdul Rahman dan Firman Nugraha, Menjadi Penuyuluh Agama Profesional Analisis Teoritis Dan Praktis (Bandung : LEKKAs, 2017),68

27Keputusan Direktur Jenderal bimbingan masyarakat Islam no. 298 tahun 2017 tentang pedoman penyuluh agama Islam, halaman 14-15

(41)

c. Metode pemberdayaan, yaitu Penyuluh Agama Islam harus bisa melihat dan menggali potensi serta sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat, sehingga penyuluh agama menjadi fasilitator bersama masyarakat dalam mendayagunakan potensi dan sumber daya lain untuk peningkaan kualitas hidup masyarakat.

6. Keluarga Sakinah

Suatu perkawinan yang dibangun oleh suami istri mempunyai tujuan yang berbeda-beda, dalam Undang-undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan yaitu perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga yang kekal bahagia berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.28 Begitu juga dijelaskan dalam Surat Ar-Rum ayat 21 salah satu tujuan perkawinan ialah membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.

Sakinah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memilki arti kedamaian, ketentraman, ketenangan, kebahagiaan, kecintaan dan kasih sayang.29 Dalam Bahasa Arab kata sakinah terdiri dari tiga huruf yaitu sin, kaf, dan nun yang berarti tenang, ketenangan dan diam.30 Definisi lain tentang sakinah adalah tergambarnya kecerahan raut muka yang disertai dengan kelapangan dada, budi bahasa yang halus, yang dilahirkan oleh ketenangan batin akibat nampaknya atau dhahirnya pemahan dan kesucian hati, serta bergabungnya kejelasan pandangan dengan tekad yang kuat. Bukan hanya sekedar apa yang tergambarkan

28Lihat dalam UU perkawinan no 01. Tahun 1974 pasal 1.

29 Kamus ilmaih Pupuler

30 Kamus yunus

(42)

pada ketenangan lahir yang tercermin dari kecerahan raut muka, karena yang ini bisa muncul akibat keluguhan, ketidaktahuan ataupun kebodohan. Itulah makna sakinah secara umum, dan dari makna-makna tersebut yang diharapkan dapat menghiasi setiap keluarga yang hendak menyandang keluarga sakinah.31

Sakinah atau ketenangan juga dijelaskan dalam Al-qur’an Surat at-Taubah ayat 26 yang berbunyi:

ٰ ى ل َع ُهَت َ َ

ني ِك َس ُه َّللا َلَزْنَأ َّمُث ا َه ْوَرَت ْم ل ا ًدوُن ُج َلَزْن َ َ

أ َو َنيِنِم ْؤُ ْلْا ىَلَعَو ِهِلو ُسَر

َٰنيِرِفا َكْلا ُءاَزَج َكِل َذَو ۚ اوُرَفَك َنيِذَّلا َبَّذَعَو

Artinya: “Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul- Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.32

Dan juga dalam surat al-Ma’arij ayat 19-24 yang berbunyi:

ُرْي َخ ْ

لا ُه َّس َم ا َذ ِإَو . اًعوُز َج ُّر َّشلا ُه َّسَم اَذِإ . اًعوُلَه َقِلُخ َنا َسْنِ ْلْا َّنِإ ي ِف َني ِذ َّلاَو . َنوُمِئاَد ْمِهِت َلََص ىَلَع ْمُه َنيِذَّلا . َنيِ لَصُْلْا َّلَِّإ . اًعوُنَم

ٌمو ُ

لْع َم ٌّق َح ْم ِهِلاَو ْم َ أ

Artinya : Sesugguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia umat kikir, kecuali

31M. Quraiys Shihab, Perempuan (Tangerang : Lentera hati, 2014), 156

32 Ibid, 281

(43)

orang-orang yang mengerjakan shalat yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.33

Ayat di atas menjelaskan bahwa sakinah akan diperoleh bagi orang-orang yang beriman dan senantiasa mengerjakan sholat lima waktu.

Hal ini juga akan dialami oleh hamba Allah yang mengikuti sunnah Rasul atau menikah dengan cara merawat cintanya, mmenyuburkan kasih saynag di antara suami istri agar supaya mereka dalam membina bahtera rumah tangga mendapatkan ketenangan (sakinah).

Secara umum, bilamana disebutkan tentang sakinah, maka kedua aspek pernikahan mawaddah dan rahmah tidak dapat dipungkiri.

Oleh karenanya perlu sedikit disinggung tentang mawaddah dan rahmah.

Mawaddah dapat diartikan sebagai rasa cinta yang disebabkan oleh hajat hidup manusiawi terhadap lawan jenis atau kiasan dari hubungan intim antara suami dan istri (kebutuhan seksual). Sedangkan rahmah adalah rasa cinta kasih yang disebabkan oleh hajat manusia dalam membutuhkan teman. Misalnya seorang suami dan istri membutuhkan adanya anak (kiasan yang dihasilkan dari hubungan intim antar suami istri), dan kehadiran anak di tengah-tengah kehidupan mereka yang akan menambah serta menimbulkan kasih sayang dalam keluarga.34

Memaknai kelurga sakinah dalam kehidupan bermasyarakat para ulama berbeda pendapat. Di antaranya adalah pendapat yang dinyatakan oleh Hasan Basri tentang keluarga sakinah adalah keluarga

33 Ibid, 973

34 Ibid, 155-156.

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan Mutu Lulusan Program Studi Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta. Program Magister Pendidikan Agama Islam, Universitas

Niissä zymografiageelien näytteissä, jotka ovat FCS:a sisältäneestä viljelmästä, havaitaan 24 tunnin kohdalla MMP-9:n aktiivisuutta kuvat 3 ja 8, mahdollisesti myös kuva 5, Liite

Untuk melakukan konversi dari bilangan biner atau bilangan berbasis selain 10 ke bilangan berbasis 10 (desimal) maka anda tinggal mengalikan setiap digit

Capaian kinerja nyata indikator Nilai Standar Kepatuhan Pelayanan Publik Versi OMBUDSMAN RI adalah sebesar 880 dari target sebesar 840 yang direncanakan dalam Perjanjian Kinerja

Peneliti mengikuti Program S-1 di IAIN Syekh Nurjati Cirebon pada Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Program Studi Hukum Keluarga dan mengambil dengan judul

Tidak hanya itu Departemen kesehatan juga membuat iklan berhentilah merokok, dengan konsep testimoni masyarakat perokok pasif yang kehilangan pita suara karena

40 Karim, ―Peran Penyuluh Agama Islam Dalam Mencegah Konflik Suami Dan Istri Di Desa Karangmalang (Studi Kasus KUA Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus).‖.. mengembangkan