BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Ketombe merupakan salah satu masalah kulit kepala. Meskipun ketombe merupakan gangguan kesehatan kulit, ketombe tidak membahayakan tubuh. Akan tetapi, ketombe tetap saja membuat penderitanya merasa terganggu, baik secara fisik maupun psikis (Achroni, 2012).
Ketombe adalah bentuk kering kapitis seborea yang lazim dikenal sebagai seborea sika (kering), yakni sisik kering berlapis-lapis yang rapuh mudah terlepas yang melekat menutupi epidermis kulit kepala. Ketombe diduga terjadi kerena gangguan fungsi yang disebabkan oleh sedikit perubahan dalam proses keratinisasi (Ditjen POM, 1985). Selain itu, ada beberapa penyebab timbulnya ketombe. Diantaranya adalah kulit kering, iritasi kulit dan kulit kepala berminyak (seborrheic dermatitis), jarang keramas, psoriasis, eksim, sensitif terhadap produk perawatan rambut, dan jamur (Anonimb, 2008).
Menurut Haynes (1997), ketombe dapat diakibatkan oleh infeksi jamur, diantaranya adalah Staphylococus epidermis, Candida albicans, Microsporum gypseum, dan Pityrosporum ovale. Pityrosporum ovale adalah yeast lipofilik
Ketombe membuat penderitanya merasa sangat terganggu. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk mencegah timbulnya ketombe. Upaya pencegahan dilakukan untuk menghindarkan orang dari dampak negatif, seperti kurangnya kepercayaan diri (Achroni, 2012). Keramas menggunakan sampo merupakan salah satu cara untuk mengontrol ketombe. Ketombe ringan masih dapat diatasi dengan keramas teratur menggunakan sampo yang lembut untuk mengurangi minyak dan tumbuhnya sel kulit baru. Namun ketika sampo biasa tidak dapat mengatasi masalah ketombe, maka perlu penggunaan sampo anti ketombe. Sampo anti ketombe mengandung bahan-bahan seperti zink pirithion, ter batubara, asam salisilat, selenium sulfida, dan ketokonazol (Haynes, 1997; Anonimb, 2008).
Selain penggunaan zink pirithion, ter batubara, asam salisilat, selenium sulfida, dan ketokonazol, juga dapat dimamfaatkan bahan-bahan alami yang bersumber dari tanaman untuk mengatasi ketombe. Salah satunya adalah penggunaan rimpang lengkuas merah (Alpinia galanga L. Willd) dimasyarakat desa Gonting Julu, dengan cara mengggosok-gosokan rimpang lengkuas merah pada kulit kepala yang telah diolesi minyak terlebih dahulu. Rimpang lengkuas merah mengandung kuersetin, suatu bioflavanoid yang secara khusus baik untuk melawan radikal bebas. Di samping kemampuan antioksidannya, kuersetin juga memiliki sifat mencegah kanker, anti jamur, anti bakteri, dan anti peradangan (Klohs, et al., 2012).
diformulasikan dalam sediaan sampo anti ketombe. Selain itu dilakukan karakterisasi serbuk simplisia, pemeriksaan skrining fitokimia, pembuatan ekstrak lengkuas merah dandilakukan uji aktivitas anti jamur ekstrak, serta dilakukan uji aktivitas anti jamur sediaan sampo dan pengujian mutu fisik sediaan sampo.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah penelitian ini adalah:
a. apakah dengan melakukan karakterisasi simplisia rimpang lengkuas merah dapat diperoleh karakteristik simplisia rimpang lengkuas merah? b. apa sajakah golongan senyawa kimia yang terdapat pada serbuk
simplisia rimpang lengkuas merah?
c. apakah ekstrak etanol rimpang lengkuas merah mempunyai daya anti jamur terhadap jamur Pityrosporum ovale?
d. apakah ekstrak etanol rimpang lengkuas merah dapat dibuat dalam sediaan sampo dan stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar?
e. apakah sediaan sampo ekstrak etanol rimpang lengkuas merah mempunyai daya anti jamur terhadap jamur Pityrosporum ovale?
1.3Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis penelitian adalah: a. karakteristik serbuk simplisia rimpang lengkuas merah dapat diperoleh
b. golongan senyawa kimia yang terdapat pada serbuk simplisia yaitu golongan steroid/triterpenoid, glikosida, flavonoid, saponin, dan tanin. c. ekstrak etanol rimpang lengkuas merah mempunyai daya anti jamur
terhadap jamur Pityrosporum ovale.
d. ekstrak etanol rimpang lengkuas merah dapat dibuat dalam sediaan sampo dan stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar.
e. Sediaan sampo ekstrak etanol rimpang lengkuas merah mempunyai aktivitas daya anti jamur terhadap jamur Pityrosporum ovale.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. untuk mengetahui karakteristik serbuk simplisia rimpang lengkuas merah.
b. untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung pada serbuk simplisia rimpang lengkuas merah.
c. untuk mengetahui aktivitas anti jamur dari ekstrak etanol rimpang lengkuas merah terhadap jamur Pityrosporum ovale .
d. untuk mengetahui apakah ekstrak etanol rimpang lengkuas merah dapat dibuat dalam sediaan sampo dan stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. memberikan informasi ilmiah tentang aktivitas anti jamur dari ekstrak etanol dan sampo ekstrak etanol rimpang lengkuas merah terhadap jamur Pityrosporum ovale.