• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Menstruasi dengan Tingkat Keparahan Dismenore Primer pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Menstruasi dengan Tingkat Keparahan Dismenore Primer pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2012"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan satu fase dimana terjadi transisi dari masa kanak

-kanak ke masa dewasa, pada fase ini terjadi beberapa perubahan di antaranya:

perubahan psikologi, perubahan fisik, perubahan sosial, dan perubahan emosional

(Ali dan Asrori, 2010). Fase ini biasa disebut dengan masa pubertas yaitu suatu

tahap perkembangan seseorang menjadi dewasa. Awal terjadinya pubertas pada

laki - laki dimulai pada usia 9 - 13 tahun, sedangkan pada wanita dimulai pada

usia 8 - 12 tahun yang ditandai dengan menstruasi pertama (menarche). Usia

menarche setiap individu dipengaruhi beberapa faktor, seperti adanya perbedaan

status gizi, status ekonomi, pendidikan, genetik dan juga karena keadaan

lingkungan (Ginarhayu, 2002).

Mentruasi (haid) adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada

seorang wanita yang tidak hamil, terjadi secara siklik dan periodik akibat

peluruhan dinding endometrium sebagai respon penurunan kadar progesteron.

Selama fase proliferasi dinding endometrium akan menebal dan kaya dengan

pembuluh darah serta sel sekretorik. Korpus luteum berfungsi untuk memproduksi

progesteron guna mempertahankan ketebalan dinding endometrium. Bila tidak

terjadi konsepsi maka korpus luteum akan mengalami degenerasi dan berakhir

dalam 14 hari. Proses ini terjadi setiap bulan secara fisiologis (Ginarhayu, 2002).

Ketika terjadi menstruasi beberapa perempuan mengeluhkan rasa nyeri

yang dirasa dengan intensitas yang berbeda-beda, yang disebut dismenore.

Dismenore adalah rasa mulas seperti dipuntir (cramping) pada perut bagian bawah

yang dapat dirasakan menjalar ke punggung bawah maupun paha. Dismenore

dapat merupakan nyeri yang ringan hingga berat, sehingga dapat mengganggu

aktivitas normal (Datta, 2010).

Dahulu dismenore tidak terlalu diperhatikan karena dianggap hanya

sebagai keluhan psikosomatis. Wanita yang mengalami dismenore cenderung

(2)

2

dipahami merupakan kondisi medis yang nyata yang berkaitan dengan menstruasi

dan kondisi patologis dalam ginekologi (William, 2005).

Penyebab dismenore pada wanita terdiri dari dismenore primer dan

dismenore sekunder. Yang paling umum terjadi ialah dismenore primer (Zukri et

al, 2009). Dismenore primer dilaporkan sebagai keluhan ginekologis paling umum

dan paling sering menyebabkan ketidakhadiran seseorang remaja ataupun dewasa

dari kerja, sekolah ataupun aktivitas lainnya (French, 2005). Permasalahan

dismenore juga berdampak pada penurunan kualitas hidup akibat tidak masuk

sekolah maupun bekerja (Polat et al, 2009). Menurut Bobak et al (2004), wanita

Amerika kehilangan 1,7 juta hari kerja setiap bulan akibat dismenore. Hal ini

berdampak pada kerugian ekonomi pada wanita usia subur (Loto et al, 2008) serta

berdampak pada kerugian ekonomi nasional karena terjadinya penurunan kualitas

hidup (Polat et al, 2009).

Banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui prevalensi terjadinya

dismenore primer. Lebih dari 50% wanita disetiap negara yang menstruasi

mengalami dismenore primer (Hudson, 2007). Penelitian cross-sectional yang

dilakukan Santina et al (2012) pada siswi di Libanon menunjukkan, dari 389

orang siswi pada usia 13-19 tahun, terdapat 161(41,4%) yang sering tidak masuk

sekolah yang disebabkan oleh karena timbulnya masalah menstruasi dan

289(74,3%) mengalami dismenore. Survey yang dilakukan pada 2262 wanita di

India menunjukkan lebih dari 50% mengalami dismenore dan sebanyak 34% nya

mengalami dismenore tingkat sedang hingga berat (Patel et al, 2006). Di

Indonesia sendiri angka kejadian dismenore sebesar 64.25 % yang terdiri dari

54,89% dismenore primer dan 9,36 % dismenore sekunder. Di Surabaya di

dapatkan 1,07 % - 1,31 % dari jumlah penderita dismenore datang kebagian

kebidanan (Harunriyanto, 2008).

Berbagai faktor telah diidentifikasi sebagai faktor resiko terjadinya

dismenore primer. Usia merupakan salah satu faktor resiko kejadian dismenore

primer (Zukri et al, 2009). Rentang usia 15 hingga 25 tahun dimana terjadi

perubahan dari remaja ke dewasa muda merupakan puncak kejadian dismenore

(3)

3

Faktor risiko lain yang terkait dengan kejadian dismenore ialah berat badan (Zukri

et al, 2009). Studi yang dilakukan Loto et al (2008) menunjukkan terdapat

hubungan antara dismenore dengan nilai indeks masa tubuh (IMT) yang rendah.

Menarche dini merupakan salah satu faktor risiko yang berpengaruh terhadap

kejadian dismenore primer (Zukri et al, 2009). Menarche pada usia 11 tahun atau

bahkan lebih muda lagi memiliki risiko mengalami dismenore lebih tinggi

dibandingkan dengan wanita yang menarche pada usia di atas 11 tahun (Zukri et

al, 2009).

Lama menstruasi juga diidentifikasi merupakan salah satu faktor risiko

dismenore primer. Menurut Novia dan Puspitasari (2008) semakin lama

menstruasi terjadi, maka semakin sering uterus berkontraksi sehingga semakin

banyak pula prostaglandin yang dikeluarkan, akibat produksi prostaglandin yang

berlebihan maka akan timbul rasa nyeri.

Tingginya anggka kejadian dismenore primer pada usia remaja hingga

dewasa muda membuat peneliti tertarik untuk meneliti hubungan lamanya

menstruasi dengan tingkat keparahan dismenore primer pada mahasiswi Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2012.

1.2 Rumusan Masalah

Berbagai penelitian yang menunjukkan tinggi nya angka kejadian

dismenore primer dari tahun ke tahun. Di Indonesia sendiri angka kejadian

dismenore sebesar 64.25 % yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36 %

dismenore sekunder. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui “Apakah ada

hubungan lamanya menstruasi dengan tingkat keparahan dismenore primer pada

mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2012?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan lamanya menstruasi dengan tingkat

(4)

4

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat keparahan dismenore primer pada mahasiswi

Fakultas Kedokteran USU angkatan 2012.

2. Mengidentifikasi lamanya mentruasi pada mahasiswi Fakultas Kedokteran

USU angkatan 2012

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini dapat menambah pengetahuan,wawasan dan

pengalaman dalam menyusun dan melakukan penelitian ilmiah. Serta dapat

memberi informasi mengenai hubungan lamanya menstruasi dengan tingkat

keparahan dismenore primer pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara angkatan 2012.

1.4.2 Bagi Mahasiwi

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

mahasiswi mengenai dismenore dan gejala-gejala pada dismenore primer.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai hubungan

lamanya menstruasi dengan tingkat keparahan dismenore primer pada mahasiswi

Referensi

Dokumen terkait

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-1/W1, 2017 ISPRS Hannover Workshop: HRIGI 17 – CMRT 17 – ISA 17

4. Pameran literasi dapat dilaksanakan di luar kelas dengan meja-meja yang diatur untuk memamerkan karya tulisan siswa dan bahan bacaan. Kegiatan membaca dapat dilakukan di

Seleksi calon Peserta Didik Baru kelas X SMA, SMAKH dilakukan berdasarkan Nilai Ujian Nasional SMP/SMPKH/MTs pada jumlah nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia,

[r]

Saat pemerintahan Soeharto, beliau menggunakan strategi pembangunan ekonomi tanpa memikirkan bidang-bidang lain seperti politik, dan sosial sedangkan sekarang

Hasil asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny.“A” selama kehamilan trimester III dengan keluhan fluor albus, pada persalinan dengan persalinan

Kegiatan Perkuatan Tebing Sungai Pekerjaan Perkuatan Tebing Kali Jalidin Ds Mojayan Kec Klaten Tengah..

Di awal semester, mahasiswa mengisi KRS dan di akhir semester, mahasiswa mengisi kuesioner kinerja dosen untuk tiap-tiap dosen per mata kuliah, LPPM mengirimkan rekap