90
KINERJA GURU DI SEKOLAH SD INPRES 11 LIKU KELURAHAN LAMBARA KECAMATAN TAWAELI
Meri Daswati Nasir Mangngasing
Meichan_anata@ymail.com
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako Indonesia
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui serta mendapatkan gambaran secara detail tentang bagaimana Kinerja Guru di Sekolsh SD Inpres 11 Liku Kelurahan Lambara Kecamatan Tawaeli dengan menggunakan teori Sulistyorini (2001) yaitu Kesetiaan, Prestasi Kerja, Tanggung Jawab, Ketaatan dan Kerja Sama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif Kualitatif yanitu peneliti yang dipakai dalam usaha pemberian gambaran secara fakta dan objektif tentang Kinerja Guru di SD Inpres 11 Liku Kelurahan Lambara Kecamatan Tawaeli selanjutnya informan dalam penelitian ini adalah berjumlah Lima informan. Teknik dalam menentukan informan peneliti menggunakan teknik purposive yaitu dengan sengaja mengambil orang-orang yang mengetahui objek permasalahn yang diteliti.
Guru di Sekolah SD Inpres 11 Liku itu cukup tepat waktu dalam menjalankan tugas dan kualitas kerja Guru dari segi kedisiplinan. Ketentuan serta kemampuan mengajar cukup baik. Sama halnya juga kualitas kerja Guru Sd Inpres 11 Liku mampu melaksanakan aktifitas pembelajaran sesuai seperti yang diharapkan. Kerja sama merupakan hal yang terpenting dalam menjalankan tugas. Guru tidak dapat mengerjakan tugas dengan baik jika tidak terjalin kerja samaantara pihat sekolah, orang tua murid dan siswa dan itu telah terjalin cukup baik.
91
PENDAHULUAN
Kinerja guru merupakan proses
pembelajaran sebagai upaya mengembangkan
kegiatan yang ada menjadi kegiatan yang lebih
baik, sehingga tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dicapai dengan baik melalui suatu
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh
guru sesuai dengan target dan tujuan.
Menurut A. Tabrani Rusyan dkk,
(2000:17), Kinerja guru adalah melaksanakan
proses pembelajaran baik dilakukan di dalam
kelas maupun di luar kelas di samping
mengerjakan kegiatan-kegiatan lainnya, seperti
mengerjakan administrasi sekolah dan
administrasi pembelajaran, melaksanakan
bimbingan dan layanan pada para siswa, serta
melaksanakan penilaian.
Faktor utama kenapa manusia bekerja
adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.
Aktivitas dalam kerja mengandung unsur suatu
kegiatan sosial yang menghasilkan sesuatu dan
pada akhirnya bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan dan untuk mencapai taraf hidup yang
lebih baik. Dalam pencapaian taraf hidup yang
lebih baik dan sukses dalam bekerja tidak lepas
dari motivasi kerja, dan kuat lemahnya motivasi
kerja seseorang mempengaruhi tinggi rendahnya
Kinerja.
Penilaian Kinerja guru sangat penting
karena hal ini menjawab pertanyaan mendasar
mereka tentang seberapa baik kualitas
pengajaran. Umpan balik penilaian Kinerja akan
memberikan beberapa hal antara lain : jaminan
bahwa guru sedang memberikan kontribusi dan
melakukan hal-hal yang tepat, kesadaran akan
dampak Kinerja pengajaran pada hasil-hasil yang
diinginkan (misal, kepuasan siswa), ukuran
Kinerja (kualitas, kuantitas, kecepatan, dan
sebagainya), pengakuan akan arti penting dan
nilai Kinerja guru.
Penilaian Kinerja dianggap lebih fektif
ketika bersifat obyektif, menggunakan teknik
yang tepat, secara aktif melibatkan karyawan,
dipahami dipahami dengan baik, dan merupakan
tanggung jawab manajemen yang diterima.
Idealnya, evaluasi Kinerja didasarkan pada
Kinerja yang terdokumentasi yang diukur
sepanjang waktu penilaian untuk masing-masing
standar yang sudah ditetapkan atau tujuan yang
terkait dengan strategi untuk pekerjaan tersebut.
Tetapi studi-studi menunjukkan bahwa evaluasi
Kinerja biasanya sangat subyektif, meskipun
sistem formal digunakan. Penilai mungkin tidak
memiliki semua fakta yang terkait berkenaan
dengan ketentuan-ketentuan pekerjaan,
kualitas-kualitas aktual dari perilaku individu, dan
standar-standar relatif di antara penilai.
Untuk bisa terkait dengan pekerjaan atau
bebas dari bias, evaluasi Kinerja perlu didasarkan
pada ketentuan-ketentuan kerja khusus dan
ditetapkan secara empiris. Dalam banyak
perusahaan, job descriptions yang disiapkan
untuk tujuan administrasi gaji berfungsi sebagai
pijakan bagi evaluasi Kinerja. Sering juga
berfungsi sebagai penentu, dan penilai dibiarkan
“menemukan” standar-standar Kinerja yang bisa
diterapkan dalam mengevaluasi Kinerja
individu.Pada hakikatnya kinerja guru adalah
92 melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan
pengajar ketika mengajar di depan kelas, sesuai
dengan kriteria tertentu. Kinerja seseorang Guru
akan nampak pada situasi dan kondisi kerja
sehari-hari. Kinerja dapat dilihat dalam aspek
kegiatan dalam menjalankan tugas dan
cara/kualitas dalam melaksanakan kegiatan/tugas
tersebut.
Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha
guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran
sebaik-baiknya dalam perencanaan program
pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dan evaluasi hasil pembelajaran. Kinerja guru
yang dicapai harus berdasarkan standar
kemampuan profesional selama melaksanakan
kewajiban sebagai guru di sekolah. Berkaitan
dengan kinerja guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar.
Dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen pada Pasal 1 ayat 1
menyebutkan bahwa “Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.” Dengan demikian dapat dikatakan
guru merupakan pekerja profesional dalam
bidang mengajar, yang berciri memiliki
kewajiban dan tanggung jawab kepada atasannya
secara adminsitrasi. Serta tentunya juga
bertanggung jawab kepada masyarakat luas
(terutama wali murid) secara moral.
Ketentuan-ketentuan Kinerja lebih obyektif
ketika didasarkan pada semacam analisis empiris
– pemeriksaan aktivitas-aktivitas aktual dan tuntutan-tuntutan pekerjaan. Wawancara,
kuesioner, observasi, atau teknik analisis-kerja
lainnya bisa digunakan untuk menyediakan bukti
empiris atas standar-standar Kinerja yang terkait
dengan pekerjaan. Hasilnya tidak harus berupa
job descriptions yang panjang dan detail, tetapi
aspek-aspek yang relevan dari Kinerja perlu
didefinisikan secara akurat.
Proses kunci kegiatan pendidikan tinggi
adalah pengajaran dan pembelajaran (teaching
and learning). Guru dan siswa yang terlibat
dalam pengajaran dan pembelajaran tersebut
meskipun sudah melalui suatu proses rekruitmen
guru dan tes penerimaan siswa baru, pada
dasarnya adalah manusia biasa. Walker
mengatakan bahwa orang-orang dalam sebuah
organisasi biasanya bukanlah orang yang luar
biasa.
Dalam sebuah organisasi yang dinamis dan
fleksibel terhadap perubahan seperti bidang
pendidikan tinggi – dimana tujuan, lingkungan,
struktur organisasional, staff, dan aktivitas selalu
berubah – manajemen memainkan peran yang
sangat penting dalam membantu guru memahami
apa yang diharapkan dari mereka (menetapkan
tujuan-tujuan Kinerja), membantu mereka
memenuhi harapan-harapan ini dengan berhasil,
mengevaluasi Kinerja dan menyediakan feedback
(umpan balik), dan menunjukkan pengakuan
serta menyediakan ganjaran. Kelemahan pada
salah satu faktor ini bisa menyebabkan Kinerja
93 Jadi dapat disimpulkan, yang dimaksud
dengan Kinerja guru adalah sejauh mana seorang
guru bekerja sesuai dengan prosedur yang ada
dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Indikator pengukurannya adalah; kepemimpinan,
penguasaan kelas, informasi dan perencanaan
kualitas, penggunaan sumber daya manusia,
jaminan kualitas produk dan jasa, kualitas hasil
dan kepuasan siswa.
mendasari cara organisasi mengelola
Kinerja adalah asumsi-asumsi tertentu mengenai
perilaku Salah satu yang karyawan, atau
“motivasi”. Menurut akal sehat, Kinerja
pekerjaan jelas dipengaruhi oleh bagaimana
orang merespon kondisi-kondisi yang
mempengaruhi pekerjaan mereka.
Kondisi-kondisi ini bisa menjadi hambatan karena
ketidakpuasan karyawan yang besar terhadap
kerja atau kondisi-kondisi pekerjaan menghambat
Kinerja. Tanda-tanda ketidakpuasan sebagai
sebuah simptom – yang terungkap dalam bentuk
turnover (perpindahan), ketidakhadiran, dan
sikap-sikap yang terungkap dalam kata-kata
sering lebih mudah diamati daripada
masalah-masalah Kinerja. Kita juga mengandalkan bahwa
kepuasan merupakan faktor kunci dalam
motivasi.
Kinerja menghasilkan outcomes
produktivitas bagi organisasi dan ganjaran bagi
personel dalam bentuk gaji, tunjangan, jaminan
pekerjaan, pengakuan dari teman kerja dan
atasan, serta kesempatan-kesempatan promosi
bagi para karyawan individual. Ini sejalan dengan
faktor motivator dan faktor kesehatan. Para
karyawan pada umumnya sering mengukur
kepuasan pekerjaan dari sudut ganjaran ini, yang
merupakan hal yang paling tangible yang mereka
terima dari pekerjaan. Individu bisa mendapatkan
kepuasan pekerjaan dari rasa pencapaian personal
mereka melalui kerja dan juga dari feedback
mengenai Kinerja mereka.
Jika Kinerja merupakan fungsi dari usaha
dan kompetensi, pentinglah bagi individu untuk
merasa yakin bahwa mereka mampu berKinerja
pada tingkat yang diinginkan. Usaha ini
tergantung pada perasaan-perasaan positif atau
negatif mengenai outcomes atau ganjaran yang
terkait dengan Kinerja. Harapan bahwa usaha
akan menghasilkan penyelesaian tugas-tugas
yang sudah ditetapkan. Harapan bahwa
penyelesaian tersebut akan menghasilkan atau
menghindarkan outcomes atau ganjaran. Teori
ekspektasi mengenai Kinerja ini mengatakan
bahwa persepsi karyawan dan nilai-nilai
merupakan determinan yang penting dari usaha
yang akan mereka berikan.
Penyelenggaraan pendidikan indonesia
merupakan suatu sistem pendidikan nasional
yang diatur secara sistematis. Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakep, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta
94 Pendidikan pada hakekatnya adalah
usaha membudayakan manusia atau
memanusiakan manusia. Pendidikan amat
strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa
secara menyeluruh. Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatatn spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlah mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Peningkatan mutu pendidikan ditentukan
oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat
dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah
satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil
pedidikan mempunyai posisi strategi maka setiap
usaha peningkatan mutu pendidikan perlu
memberi perhatian besar kepada peningkatan
guru baik dalam segi jumlah maupun mutunya.
Guru adalah figur manusia sumber yang
menempati posisi dan memegang peran penting
dalam pendidikan. Ketika semua orang
mempersoalkan masalah dunia pendidikan figur
guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan
terutama yang menyangkut persoalan pendidikan
formal di sekolah. Pendidikan atau guru
merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. Hal tersebut tidak dapat
disangkal karena lembaga pendidik formal adalah
dunia kehidupan guru sebagian besar waktu guru
ada di sekolah sisanya ada di rumah dan di
masyarakat
( Djamarah 2000).
Guru merupakan faktor yang sangat dominan
dan paling penting dalam pendidikan pada formal
pada umumnya karena bagi siswa guru sering
dijadikan tokoh teladan bahkan menjadi tokoh
identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan
unsur yang sangat mempengaruhi tercapainya
tujuan pendidikan selain unsur murid dan fasilitas
lainnya. Keberhasilan penyelenggaraan
pendidikan sangat ditentukan kesiapan guru
dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui
kegiatan belajar mengajar. Namun demikian
posisi strategi guru untuk meningkatkan mutu
hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh
kemampuan profesional guru dan mutu
kinerjanya.
Guru sebagai pekerja harus berkemampuan
yang meliputi penguasaan materi pelajaran,
penguasaan profesional keguruan dan
pendidikan, penguasaan cara-cara menyesuaikan
diri dan berkepribadian untuk melaksanakan
tugasnya di samping itu guru harus merupakan
pribadi yang berkembang dan bersifat dinamik.
Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam UU
No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional bahwa pendidik dan tenaga
kependidikan berkewajiban
1. menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna menyenangkan, kreatif, dinamis,
95 2. mempunyai komitmen secara profesional
untuk meningkatkan mutu pendidik.
3. memberi teladan dan menjaga nama baik
lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya.
Harapan dalam UU tersebut menunjukan
adanya perubahan paradigma pola mengaajar
guru yang pada mulanya sebagai sumber
informasi bagi siswa dan selalu mendominasi
kegiatan dalam kelas berubah menuju paradigma
yang memposisikan guru sebagai fasilitator
dalam proses pembelajaran dan selalu menjadi
interksi antara guru dengan siswa maupun siswa
dengan siswa dalam kelas. Kenyataan ini
mengharuskan guru untuk selalu meningkatkan
kemampuannya terutama memberikan
keteladanan, membangun kemauan dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran.
Guru pada prinsipnya memiliki potensi yang
cukup tinggi untuk berkreasi guna meningkatkan
kinerjanya. Namun potensi yang dimiliki guru
untuk berkreasi sebagai upaya meningkatkan
kinerjanya tidak selalu berkembang secara wajar
dan lancar disebabkan adanya pengaruh dari
berbagai faktor baik yang muncul dalam pribadi
guru itu sendiri maupun yang terdapat diluar
pribadi guru. Tidak dapat dipungkiri bahwa
kondisi dilapangan mencerminkan keadaan guru
yang bekerja sambilan baik yang sesuai dengan
profesinya maupun diluar profesi mereka,
terkadang ada sebagian guru yang secara totalitas
lebih menekuni kegiatan sambilan dari pada
kegiatan utamanya sebagai guru sekolah.
Kenyataan ini sangat memprihatinkan dan
mengundang berbagai pertanyaan tentang
konsistensi guru terhadap profesinya. Di isi lain
kinerja guru pun dipersoalkan ketika
memperbincangkan masalah peningkatan mutu
penidikan. Kontroversi antara kondisi ideal yang
harus dijalani guru sesuai harapan
Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 Tahun 2003 dengan kenyataan yang terjadi
dilapangan merupakan suatu hal yang perlu dan
patut untuk di cermati secara mendalam tentang
faktor penyebab munculnya dilema. Sebab hanya
dapat berpengaruh degan kinerja guru maka
dapat dicarikan alternatif pemecahannya
sehingga faktor tersebut bukan menjadi hambatan
bagi peningkatan kinerja guru melainkan mampu
meningkatkan dan mendorong kinerja guru
kearah yang lebih baik sebab kinerja sebagai
suatu sikap dan perilaku dapat meningkat dari
waktu ke waktu.
Dengan adanya alur pikir bertujuan agar
peneliti lebih mudah melakukan penelitian
karena memuat kesimpulan dari teori-teori
yang bisa menjadi pedoman bagi penelitian
harus berbuat apa. Pada penelitian ini
penelitian menggunakan teori (Sulistyorini,
2001) :
a. Kesetiaan
Kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan
untuk menaati, melaksanakan dan
mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan
penuh kesabaran dan tanggung jawab.
b. Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai
96 melaksanakan tugas dan pekerjaan yang
diberikan kepadanya.
c. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesanggupan
seorang tenaga kerja dalam
menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang
diserahkan kepadanya dengan
sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani
membuat risiko atas keputusan yang
diambilnya.
d. Ketaatan
Ketaatan adalah kesanggupan seseorang
untuk menaati segala ketetapan, peraturan
yang berlaku dan menaati perintah yang
diberikan atasan yang berwenang.
f. Kerja Sama
Kerja sama adalah kemampuan tenaga
kerja untuk bekerja bersama-sama dengan
orang lain dalam menyelesaikan suatu
tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan
sehingga mencapai daya guna dan hasil
guna yang sebesar- besarnya.
Kinerja merupakan sikap mental individu
dan kelompok dalam suatu organisasi
yang menunjukkan rasa kegairahan di
dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan
dan mendorong mereka secara lebih baik
dan produktif.
METODE PENELITIAN
1.
Tipe penelitianDeskriptif adalah suatu bentuk
penelitan yang ditujukan untuk
mendeskriptifkan fenomena-fenomena yang
ada, baik fenomena ilmiah maupun fenomena
buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa
bentuk, aktifitas, karakteristik, perubahan,
hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara
fenomena yang satu dengan fenomena
lainnya (Sukmadinata, 2006:72 ).
3.1.2. Dasar Penelitian
Menurut Dewa Ketut Sukardi (1983)
studi kasus adalah metode pengumpulan data
yang bersifat integrative dan komprehentif.
Integrative adalah menggunakan berbagai
tehnik pendekatan dan bersifat komprehentif.
Komprehentif adalah data yang dikumpulkan
meliputi seluruh aspek pribadi individu
secara lengkap, pada penelitian ini peneliti
akan memperoleh data dan penjelasan secara
faktual mengenai kinerja guru yang ada di
Sekolah SD Inpres 11 Liku Kelurahan.
Lambara Kecamatan. Tawaeli.
HASIL PEMBAHASAN
1. Kesetiaan
Tekad dan kesanggupan untuk menaati,
melaksanakan, mengamalkan sesuatu yang
ditaati dengan penuh kesabaran dan tanggung
jawab dan sikap ini dapat dilihat dari sehari-hari
serta perbuatan dalam melaksanakan tugas.
97 siswa-siswi seharusnya dilakukan dengan penuh
perhatian dan sikap kesetiaan dan kesanggupan
untuk menaati, melaksanakan dan mengamalkan
sesuatu yang ditaati dengan penuh kesabaran
dan tanggung jawab terhadap siswa-siswi yang
membutuhkan pembelajaran, sehingga selain
akan menimbulkan kesan yang baik dan positif
dari kalangan siswa-siswi ada rasa kepuasaan
tersendiri bagi guru yang telah memberikan
pembelajaran sehingga antar keduanya
diharapkan saling mendukung dalam
mewujudkan mutu pendidikan yang lebih baik.
2. Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah hasil kerja yang
dicapai oleh seorag guru dalam melaksanakan
tugas yang dibebankan kepadanya dan
dipengaruhi oleh kecakapan, pengalaman,
kesungguhan pekerja selama periode tertentu
sesuai dengan standar dan kriteria yang
ditetapkan.
Kinerja guru yang baik adalah
penampilan kerja seorang guru yang dapat
melaksanakan indikator-indikator tugas dan
fungsi seorang guru seperti membuat
perencanaan pembelajaran dengan baik,
menyampaikan materi dengan baik serta dapat
mempertanggung jawabkan hasil kerjanya
kepada atasan dan kinerja guru seperti ini akan
mempengaruhi terhadap kegiatan belajar
mengajar.
3. Tanggung Jawab
Kesanggupan kinerja guru dalam
menjalankan tugas yang diserahkan kepadanya
dengan sebaik-baiknya dan tempat pada
waktunya serta berani menanggung resiko atas
keputusan yang telah diambil atau tindakan
yang dilakukannya. Dalam tugas pokok
memberikan pelayanan kepada siswa-siswi
terhadap segala hal yang berkaitan dengan
peningkatan mutu sekolah dan kualitas kerja
aparat sekolah dalam menjalankan tugas dan
fungsi yang diharapkan dan memiliki rasa
tanggung jawab yang besar baik apa yang telah
dibebankan dengan ketentuan yang ada.
Pelaksanaan tugas dan fungsi dengan rasa
tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas
hasil tinggi terhadap apa yang dikerjakannya
akan berdakpak positif terhadap siswa-siswinya.
Dimana SD Inpres 11 Liku bertnggung jawab
dengan baik maka dengan penilaian masyarakat
terhadap kinerja dalam peningkatan mutu
sekolah akan berkesan baik dilihat dari segi
tanggung jawabnya kinerja guru.
4. Ketaatan
Sangat perlu dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya sebagai pengajar, pendidik
dan pembimbing siswa. Ketaatan yang tinggi
akan mampu membangun kinerja profesional
sebab pemahaman ketaatan yang baik guru
mampu mencermati aturan-aturan dan langkah
strategis dalam melaksanakan proses kegiatan
belajar mengajar. Kemampuan guru dalam
memahami aturan dan melaksanakan aturan
yang tepat, baik dalam hubungan dengan
personalia lain disekolah maupun dalam proses
belajar mengajar dikelas saat membantu upaya
membelajarkan siswa ke arah yang lebih baik.
Kedisiplinan bagi guru merupakan bagian yang
tak terpisahkan dalam melaksanakan tugas dan
98 Ketaatan juga harus menaati segala
peraturan perundang-undangan dan peraturan
kedinasan yang berlku, menaati perintah
kedinasan yang diberkan kepada kepala sekolah
yang berwewenang serta kesanggupan untuk
tidak melanggar aturan yang telah ditentukan.
Dengan demikian ketaatan seorang guru
menjadi tuntutan yang sangat penting untuk
dimiliki dalam upaya menunjang dan
meningkatkan kinerja dan disisi lain akan
memberikan tauladan bagi siswa bahwa disiplin
sangat penting bagi siapapun yang akan sukses.
5. Kerja Sama
Guru didalam melaksanakan
kewajibannya memerlukan pengetian yang sama
diantara dua pihak yaitu antara guru dan pihak
sekolah karena hal tersebut akan lebih memberri
dorongan semangat dan gairah kerja bagi guru
untuk dapat menyelesaikan tugas dan tanggung
jawab yang diberikan artinya mengembangkan
suatu kerja sama demi mewujudkan hasil kerja
untuk mencapai tujuan.
Tujuan pendidikan hanya akan
terrealisasi jika guru bekerja secara efisien dan
terdapat kerja sama antara tiap-tiap guru, siswa
dan juga pihak sekolah. Salah satu faktor yang
memungkinkan terjadinya kerja sama dan
komunikasi dapat berjalan dengan baik dan
optimal. Kerjasama meliputi kemampuan
bekerja sama dengan guru serta kepala sekolah
seprti menjalin komunikasi dengan atasan di
dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya,
seorang akan sangat membutuhkan adanya
dorongan semangat dan motivasi dari kepala
sekolah sebab hal itu merupakan modal yang
sangat penting sehingga hampir setiap tindakan
dan kebijakan yang ditetapkan kepala sekolah
mampu menjalankan dengan baik da diterima
dengan positif demi suatu tujuan yang telah
ditetapkan secara bersama.
Kemampuan kerja sama dengan orag
lain dalam menyelesaikan tugas dan ditentukan
sehingga mencapain daya guna dan hasil guna
yang sebesar-besarnya. Dalam lembaga sosial
yang tidak dapat dipisahkan dari
masyarakatlingkungannya sebaliknya
masyarakat pun tidak dapat dipisahkan dari
sekolah sebab keduanya memiliki kepentingan,
sekolah lembaga formal yang diserahi mandat
untuk mendidik, melatih dan membimbing
generasi muda bagi peranannya dimasa yang
akan datang. Masyarakat menginginkan sekolah
untuk meningkatkan perkembangan putra-putri.
KESIMPULAN
Setelah dilakukan pembahasan secara
bertahap pada bab-bab sebelumnya terutama
dalam upaya mendeskripsikan dan menganalisis
kinerja guru SD Inpres 11 Liku maka akan
disimpulkan yang mungkin dapat dipakai sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan kearah
kinerja yang lebih baik dalam menjalankan tugas
dan fungsinya. Berdasarkan wawancara terkait
dengan kinerja Guru dengan menggunakan
indikator tepat waktu, kerja sama , ketaatan,
prestasi kerja, kesetiaan.
Guru SD Inpres 11 Liku cukup tepat
waktu dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawab dalam kualitas kerja, guru juga dapat
dilihat dari segi ketaatan, kedisiplinan,
99 dan mampu melaksanakan aktifitas pembelajaran
sesuai apa yang siswa-siswi harapkan dan seperti
yang diharapkan dalam bekerja sama guna
menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam
melaksanakan segala peraturan yang bermutu
guna meningkatkan kinerja guru agar supaya
tetap optimal dalam melakukan segala hal. Oleh
karena itu kinerja guru harus menjalankan
ketaatan dalam mengerjakan kewajiban dengan
baik kepada pihak sekolah, orang tua murid dan
murid itu sendiri.
1. Ketepatan waktu para guru perlu
dipertahankan dan ditingkatkan demi
kemajuan mutu pendidikan sekolah,
ketaatan merupakan hal yang terpenting
dalam meningkatkan kerja sama, mutu
pendidikan para siswa kualitas kerja para
guru sudah cukup baik dalam
menjalankan tugas serta ketaatan,
kesetiaan, prestasi kerja, sebagai
pedoman mengajar. Kepala sekolah
harus terus berupaya memberikan
motivasi kepada seluruh guru terciptanya
kinerja yang berkualitas dan hasil yang
maksimal dalam meningkatkan mutu
pendidikan yang baik
2. Perlu menambahkan sarana dan
prasarana sebagai penunjang kegiatan
belajar mengajar sehingga lebih
meningkatkan prestasi serta pengetahuan
siswa terutama dengan adanya
kemajuan alat teknologi dan informasi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menghaturkan ucapan terima
kasih dan penghargaan kepada Dr. H. Nasir
Mangngasing, M.Si selaku pembimbing I dan Dr.
Daswati, M.Si selaku pembimbing II yang telah
memberikan arahan bimbingan, petunjuk, saran
dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan penelitian dan pembuatan artikel
ini.
DAFTAR RUJUKAN
NI KADEK Cinthia Devi. “Analisis kinerja pegawai pada kantor kelurahan birobuli utara
kecamatan palu selatan kota palu”
AAN FAUZAN “Kinerja guru di smp negeri 1
palas kecamatan palasa kabupaten parigi
moutong”
AGUS SUSANTI “kinerja aparatur kantor
camat sigi biromaru kabupaten sigi”.
Nasanius, Y. 1998. Kemerosotan pendidikan kita: Guru dan siswa yang berperan besar, Bukan Kurikulum. Suara Pembaharuan. (Online)
Undang_Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan