• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Suhu Hidrolisis pada Pembuatan Dekstrin dari Pati Kentang (Solanum tuberosum L.) Secara Enzimatis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Suhu Hidrolisis pada Pembuatan Dekstrin dari Pati Kentang (Solanum tuberosum L.) Secara Enzimatis"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

39 LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

(2)

40 Lampiran 2. Gambar pati kentang

(3)

41

Lampiran 3. Hasil uji reaksi warna pati + iodium 0,1 N

(4)

42 Lampiran 4. Dekstrin dari pati kentang

(5)

43

Lampiran 5. Hasil ujireaksi warna dekstrin + lugol

(6)

44 Lampiran 6. Bagan alirpembuatan pati kentang

Dicuci dengan air yang mengalir Dipisahkan bagian kulit

Dibilas dengan air yang bersih

Dipotong melintang dengan ukuran sedang ± 1 cm Dibagi beberapa bagian dan dimasukkan ke dalam blender dan tambahkan air suling secukupnya hingga menutupi permukaan kentang (5L/1Kg) Diblender

Disaring sambil diperas

Ditambahkan sisa air suling sambil diperas

Disaring dan diperas lagi hingga filtrat jernih

Digabungkan filtrat I dan II

Didiamkanselama ± 24 jam hingga pati mengendap

Diganti bagian atas yang keruh dengan 2,5 L air suling, dibiarkan selama ± 24 jam

Diulangi perlakuan hingga bagian atas bening lalu cairan bening dibuang

Dikeringkan endapan pati yang diperoleh pada suhu ruangan (25-27oC)

Diperoleh pati kering dan dihaluskan dengan blender

Diayak dengan ayakan mesh 80 Filtrat I Ampas

Filtrat II Ampas

Pati kentang 401,6064 g Umbi Kentang 6 kg

(7)

45 Lampiran 7. Bagan alir pembuatan dekstrin

Ditambahkan 250 ml air suling (suspensi 20%)

Dicek pH

Dipanaskan diatas plat penangas pada suhu 95oC

Diaduk dengan pengaduk magnetik selama ±15 menit hingga terbentuk gel

Diturunkan suhu hingga 30oC dan

tambahkan enzim α-amilase 0,025 g/50 g pati

Dipanaskan campuran masing-masing pada suhu 35oC, 40oC dan 45oC selama 24 jam, sambil terus diaduk

Diuji warna dengan larutan lugol kedalam cuplikan campuran tiap 3 jam

Diinaktif enzim dengan memanaskan dekstrin hingga mendidih

Dikeringkan dalam oven pada suhu 80 oC selama 7 jam

Dihaluskan dengan blender setelah kering Diayak dengan ayakan mesh 80

Pati kentang 50 g

Gelatin

Dekstrin

(8)

46

Lampiran 8. Bagan alir uji reaksi warna dengan lugol

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi Ditambahkan 25 ml air suling Ditetesi dengan larutan lugol

warna ungu kecoklatan 0,5 g dekstrin

(9)

47

Lampiran 9. Bagan alir pemeriksaanderajat kehalusan

Dihaluskan

Diayak dengan ayakan berukuran mesh 80 Ditimbang bagian yang tertinggal dalam ayakan

10 g dekstrin

Serbuk halus dekstrin

(10)

48 Lampiran 10. Bagan alir penetapan kadar air

Dimasukkan ke cawan porselen yang telah ditimbang dan diketahui beratnya

Dipanaskan ke dalam oven suhu pada 105oC selama 2 jam

Didinginkan dalam desikator

Ditimbang berat cawan 2 g dekstrin

Kadar air

(11)

49 Lampiran 11. Bagan alir penetapan kadar abu

Dimasukkan dalam krus porselen yang telah diketahui beratnya

Dimasukkan kedalam tanur

Dipanaskan pada suhu 600°C selama 4 jam atau sampai semua dekstrin menjadi abu Didinginkan dalam desikator

Ditimbangkrus porselen

2 g dekstrin

Kadar abu

(12)

50

Lampiran 12.Bagan alir penetapan bagian yang larut dalam air dingin

Dimasukkan ke dalam erlenmayer Dilarutkan dengan 50 ml air suling Disaring

Dipipet 10 ml masukan ke cawan porselen yang sudah diketahui

Diuapkan cawan porselen di atas penanggas air

Dikeringkan dalam oven pada suhu 100 selama 3 jam

0,5 g dekstrin

Bagian yang larut dalam air dingin

Filtrat

(13)

51

Lampiran 13.Bagan alir penetapan nilaiekivalen dekstrosa a. Pembuatan larutan pentiter (glukosa)

Dilarutkan dengan air suling diencerkan sampai 1000 ml

b. Pembuatan larutan pentiter (dekstrin)

Dilarutkan dalam 100 ml air suling 2,5 g glukosa

Dekstrin 5g Larutan glukosa

Larutan Dekstrin

(14)

52 Lampiran 13 (Lanjutan)

Dimasukkan ke dalam erlenmayer Ditambahkan larutan glukosa 15 ml Didihkan campuran

Dititrasi dengan larutan glukosa sampai warna coklat kemerahan Dicatat volume kebutuhan titran Dihitung

Nilai Fehling Faktor Fehling A dan B masing-masing 5 ml

(15)

53 Lampiran 13 (Lanjutan)

Dimasukkan kedalam erlenmayer Ditambahkan larutan glukosa 15 ml Didihkan campuran

Dititrasi campuran dengan larutan dekstrin sampai warna coklat kemerahan

Dicatat volume kebutuhan titran Dihitung

Fehling A dan Fehling B masing-masing 5 ml

Nilai ekivalen dekstrosa

(16)

54

Lampiran 14. Bagan alir penetapan derajat asam

Dimasukkan ke dalam erlenmayer 250 ml Ditambahkan 100 ml etanol p.a yang terlebih dahulu dinetralkan dengan fenolftalein

Dibiarkan tertutup selama 24 jam, sambil digoyangkan (Orbital Shaker)

Disaring dengan kertas saring, 50 ml saringan dititar dengan NaOH 0,1 N

Dicatat volume NaOH 0,1 N yang diperlukan untuk menitar 100 g serbuk dekstrin

5 g dekstrin

Nilai derajat asam

(17)

55 Lampiran 15. Perhitungan rendemen

(18)

56 Lampiran 15 (Lanjutan)

c.Suhu 45oC

Berat pati : 50 g Berat dekstrin : 40,724 g

Randemen = x 100%

=

x

100%

= 81,448

(19)

57 Lampiran 16. Perhitungan derajat kehalusan

Keterangan: a= persentase dari bagian yang tidak melewati ayakan mesh 80 a.Suhu 35oC

1. Berat serbuk dekstrin : 10,0023 g

Serbuk dekstrin yang tidakmelewati ayakan : 0,467 g

a =

x 100 % = 4,669 %

Kehalusan mesh 80 = (100 – 4,669) % = 95,331 %

2. Berat serbuk dekstrin : 10,0042 g

Serbuk dekstrin yangtidak melewati ayakan : 0,502 g

a =

x 100 % = 5,018 %

Kehalusan mesh 80 = (100 – 5,018) % = 94,982 %

3. Berat serbuk dekstrin : 10,0025 g

Serbuk dekstrin yangtidak melewati ayakan : 0,457 g

(20)

58 Lampiran 16 (Lanjutan)

a. Suhu 40oC

1. Berat serbuk dekstrin : 10,0553 g

Serbuk dekstrin yangtidak melewati ayakan : 0,426 g a =

x 100 % = 4,237 %

Kehalusan mesh 80 = (100 – 4,237) % = 95,763 %

2. Berat serbuk dekstrin : 10,0463 g

Serbuk dekstrin yang tidak melewati ayakan : 0,467 g

a =

x 100 % = 4.648 %

Kehalusan mesh 80 = (100 – 4,648) % = 95,352 %

3. Berat serbuk dekstrin : 10,0480

Serbuk dekstrin yang tidak melewati ayakan : 0,526 g

(21)

59 Lampiran 16 (Lanjutan)

a. Suhu 45oC

1. Berat serbuk dekstrin : 10,0056 g Serbuk dekstrin yang tidakmelewati ayakan : 0,427 g a =

x 100 % = 4,268 %

Kehalusan mesh 80 = (100 – 4,268) % = 95,732 % 2. Berat serbuk dekstrin : 10,0067 g Serbuk dekstrin yang tidakmelewati ayakan : 0,401 g

a =

x 100 % = 4,007 %

Kehalusan mesh 80 = (100 – 4,007) % = 95,993 % 3. Berat serbuk dekstrin : 10,0060 Serbuk dekstrin yang tidakmelewati ayakan : 0,409 g

(22)

60 Lampiran 17. Perhitungan kadar air

a.

a.Kadar air Suhu 35

1. Berat dekstrin awal : 2,0083 g Berat dekstrin setelah dikeringkan : 1,8233 g

Kadar air = Berat dekstrin setelah dikeringkan : 1,8242 g

Kadar air = Berat dekstrinsetelahdikeringkan : 1,835 g

(23)

61 Berat dekstrinsetelahdikeringkan : 1,8722 g

Kadar air = Berat dekstrinsetelahdikeringkan : 1,8728 g

Kadar air = Berat dekstrinsetelahdikeringkan : 1,8575 g

Kadar air =

x 100%

(24)

62 Berat dekstrin setelah dikeringkan : 1,9105 g

Kadar air = Berat dekstrinsetelahdikeringkan :1,9113 g

(25)

63 Lampiran 17. (Lanjutan)

3. Berat dekstrin awal : 2,0110 g Berat dekstrinsetelah dikeringkan : 1,926 g

Kadar air =

X 100 %

=

X 100 % = 4,227 %

Kadar air45 rata – rata =

= 4,489%

(26)

64 Lampiran 18. Perhitungan kadar abu

(27)

65 Lampiran 18. (Lanjutan)

a.Suhu 40

1. Berat serbuk dekstrin : 2,0242 g

Berat abu : 0,0015 g

Kadar abu =

x 100% = 0,074 % 2. Berat serbuk dekstrin : 2,0250 g

Berat abu : 0,0011 g

Kadar abu =

x 100% = 0,055 % 3. Berat serbuk dekstrin : 2,0335 g

Berat abu : 0,0015 g

Kadar abu =

x 100% = 0,074 %

Kadar abusuhu rata–rata= = 0,07 %

(28)

66 Lampiran 18. (Lanjutan)

a.Suhu 45

1. Berat serbuk dekstrin : 2,0075 g

Berat abu : 0,0015 g

Kadar abu =

x 100% = 0,075 % 2. Berat serbuk dekstrin : 2,0797 g

Berat abu : 0,0013 g

Kadar abu =

x 100% = 0,063 % 3. Berat serbuk dekstrin : 2,0045 g Berat abu : 0,0014 g

Kadar abu =

x 100% = 0,070%

Kadar abusuhu rata – rata = = 0,07 %

(29)

67

Lampiran 19. Perhitungan bagian yang larut dalam air dingin

(30)

68 3. Bobot serbuk dekstrin : 0,5009g

(31)

69 Lampiran 19. (Lanjutan)

3. Bobot serbuk dekstrin : 0,5006g Bobot kering : 0,073 g

Bagian yang larut dalam air dingin =

x 5 x 100% = 72,913 %

Bagian yang larut dalam air dingin rata-rata=

= 70,915 %

(32)

70

Lampiran 20. Perhitungan nilai ekivalen dekstrosa

(33)
(34)
(35)

73 Lampiran 21. Perhitungan derajat asam

(36)
(37)

75 Lampiran 21. (Lanjutan)

Derajat Asam =

x 100 g

= 4,793

Derajat asamsuhu 45oC rata-rata =

= 4,661

(38)

76

LAMPIRAN 22. Hasil analisis statistik derajat kehalusan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

derajat_kehalusan .177 9 .200* .943 9 .614

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

ANOVA

derajat_kehalusan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .743 2 .372 3.430 .102

Within Groups .650 6 .108

Total 1.393 8

(39)

77

LAMPIRAN 23. Hasil analisis statistik kadar air

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kadar_air .318 9 .009 .813 9 .029

a. Lilliefors Significance Correction

Kruskal-Wallis Test

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: suhu

(40)

78

LAMPIRAN 24. Hasil analisis statistik kadar abu

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kadar_abu .166 9 .200* .887 9 .184

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

ANOVA

kadar_abu

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .000 2 .000 .534 .612

Within Groups .000 6 .000

Total .000 8

(41)

79

LAMPIRAN 25. Hasil analisis statistik bagian yang larut dalam air dingin

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kelarutan_dalam_air_dingi .168 9 .200* .935 9 .532

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

ANOVA

kelarutan_dalam_air_dingin

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 6.377 2 3.188 .778 .501

Within Groups 24.599 6 4.100

Total 30.976 8

(42)

80

LAMPIRAN 26. Hasil analisis statistik nilai ekivalen dektrosa

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Nilai_dektrose .203 9 .200* .897 9 .234

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

ANOVA

Nilai_dektrose

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 12.874 2 6.437 10.218 .012

Within Groups 3.780 6 .630

Total 16.654 8

(43)

81

LAMPIRAN 27. Hasil analisis statistik derajat kehalusan derajat asam

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Derajat_asam .212 9 .200* .859 9 .095

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

ANOVA

Derajat_asam

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .113 2 .056 .674 .544

Within Groups .502 6 .084

Total .614 8

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun tidak memenuhi persyaratan waktu hancur dan uji disolusi namun kaplet asam mefenamat memberikan hasil disolusi yang lebih baik dari kaplet pembanding dan tidak jauh

Perlakuan suhu medium pada suhu 28 – 31 0 C masih mampu merangsang pembentukan umbi mikro kentang kultivar Granola, klon DTO 28, dan klon CIP 801040 meskipun dengan

Dari data dapat ditarik kesimpulan bahwa tablet parasetamol yang dibuat dengan metode granulasi basah menggunakan amilum solani sebagai pelicin memenuhi persyaratan keseragaman

Metode yang digunakan pada penelitian ini dibagi menjadi empat tahapan, yaitu ekstraksi dan uji kualitas pektin kulit buah kakao, pembuatan edible coating , pengawetan kentang

Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan parameter kinetika kimia dari hidrolisis pati kentang yaitu dengan menghitung konstanta laju dan orde reaksi, selain itu dapat

Pati kentang dapat digunakan sebagai bahan baku pada pembuatan edible film , sedangkan penambahan gliserol diperlukan sebagai plasticizer yang berfungsi untuk meningkatkan

Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana sifat fisikokimia pati kentang alami yang didapatkan dari ketinggian lokasi penanaman kentang sehingga kentang

Tabel 11 Nilai Rata-Rata Kadar Gula Dekstrin Pati Talas Secara Enzimatis Dari Perlakuan Lama Liquifikasi Dan Konsentrasi Enzim