• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan UKL UPL Rumah Sakit Siloam New"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan manusia kita mengenal adanya bangunan komersial sebagai sarana untuk melakukan berbagai kegiatan. Gedung sebagai salah satu bangunan komersial berfungsi sebagai tempat bekerja dan tempat hunian. Di dalam bangunan gedung kita dapat melakukan berbagai kegiatan seperti kegiatan usaha, kegiatan sosial dan budaya, keagamaan, jasa kesehatan atau kegiatan khusus lainnya. Ciri utama bangunan komersial biasanya mempunyai gaya arsitektur modern dan berada dalam kota serta mempunyai lokasi yang strategis.

Sebagai tolok ukur dalam menampilkan percepatan pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang harus dapat menyediakan berbagai fasilitas pendukung utilitas kota seperti bangunan komersial rumah sakit yang dapat memaksimalkan fungsi pelayanan kesehatan, pendidikan, bisnis, pariwisata, dan sektor ekonomi lainnya.

Sejalan dengan trend dan tuntutan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, pembangunan Rumah Sakit Siloam dilaksanakan dengan memperhatikan aspek lingkungan secara menyeluruh yang didahului dengan pengkajian lingkungan yang dilaksanakan lewat penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).

1.2 Dasar Hukum

Peraturan perundang-undangan yang menjadi rujukan dan dasar hukum dalam penyusunan dokumen UKL dan UPL ini, adalah :

1. Undang-undang Nomor 05 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

2. Undang-undang Nomor 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

(2)

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. 5. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 6. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 7. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

8. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 9. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

10. Keputusan Presiden RI Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan.

11. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 2002 tentang Baku Tingkat Kebisingan.

12. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 50 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebauan.

13. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang Ketentuan pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Gedung.

14. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Gedung dan Lingkungan. 15. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk

Teknis Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

16. Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 02 Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi.

17. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 147/MENKES/PER/I/2010 tentang Perijinan Rumah Sakit.

18. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

19. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup.

(3)

20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

22. Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 61 Tahun 2002 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Rumah Sakit di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2003.

23. Keputusan Bapedal Nomor 03 tahun 1995 tentang kualitas incinerator dan emisi yang dikeluarkannya.

24. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan.

25. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. 26. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air.

27. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air. 28. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengolahan Bahan Limbah

Berbahaya dan Beracun.

29. Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran di Kota Kupang.

30. Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kupang tahun 2011 – 2030.

31. Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Kupang Tahun 2011 – 2030.

1.3 Tujuan dan Kegunaan 1.3.1 Tujuan

Tujuan dari penyusunan dokumen UKL-UPL rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan Rumah Sakit Siloam di Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota Kupang, adalah :

(4)

1) Menyajikan informasi lingkungan sebelum adanya kegiatan rumah sakit. 2) Menguraikan kegiatan yang akan dilakukan rumah sakit.

3) Menguraikan komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan menimbulkan dampak terhadap lingkugan hidup akibat pembangunan dan pengoperasian rumah sakit.

4) Menguraikan tindakan pihak rumah sakit dalam program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

1.3.2 Kegunaan

Kegunaan dari dokumen UKL-UPL rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan Rumah Sakit Siloam di Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota Kupang, adalah : 1) Bagi Pemerintah

a) Sebagai bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengembangan, pengawasan dan pengendalian pembangunan.

b) Sebagai pedoman bagi Pemerintah Kota Kupang dan instansi terkait dalam melakukan pengawasan dan pemantauan lingkungan hidup.

2) Bagi Pemrakarsa

a) Membantu pemrakarsa dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan perencanaan dan pengelolaan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan Rumah Sakit Siloam.

b) Sebagai bahan acuan dalam upaya pemberdayaan masyarakat sebagai akibat dari kegiatan pengoperasian rumah sakit dan fasilitas penunjangnya.

c) Sebagai instrument pengikat dan acuan bagi pemrakarsa dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

d) Sebagai bahan pertimbangan dalam permohonan rekomendasi kelayakan lingkungan hidup terhadap pembangunan dan pengoperasian rumah sakit.

3) Bagi Masyarakat.

a) Kemudahan memperoleh fasilitas pengobatan yang memadai, yang setara dengan rumah sakit di luar negeri seperti di Singapura serta fasilitas Dokter Ahli yang

(5)

memadai baik dalam jumlah maupun kualitas pelayanan bagi pasien rawat inap, rawat jalan maupun pelayanan lainnya dengan harga yang bersaing dan terjangkau oleh masyarakat.

b) Terbukanya kesempatan kerja seperti penyediaan bahan pangan dan sayuran serta buah-buahan dari warga sekitar rumah sakit serta penyediaan berbagai jasa pendukung aktivitas lainnya oleh warga di sekitar rumah sakit.

c) Terjalin pola kemitraan dengan usaha lain.

(6)

BAB II

IDENTITAS PEMRAKARSA DAN DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN

2.1 Identitas Pemrakarsa

1 Nama Badan Usaha : PT. NUSA BAHANA NIAGA

2 Nama Penanggungjawab Rencana Usaha dan atau Kegiatan

: Ir. Dominikus Go

3 Alamat Kantor : Jl. Veteran RT: 017 RW: 005, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang. Telp: -

2.2 Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

1. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

: Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang.

2. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

: Jl. Veteran RT: 017 RW: 005, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.

3. Informasi Kegiatan : Rencana kegiatan terletak pada kawasan dengan peruntukan sesuai penataan ruang adalah kawasan jasa dan perdagangan.

4. Skala Usaha dan/atau Kegiatan : Rumah Sakit tipe A.

2.2.1 Kegiatan Konstruksi

Kegiatan pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang secara garis besar dikelompokan menjadi 7 (tujuh) jenis kegiatan utama :

1. Pekerjaan Persiapan 2. Pekerjaan Tanah 3. Pekerjaan Struktur

(7)

4. Pekerjaan Arsitektural 5. Pekerjaan Pelengkap

6. Pekerjaan Mekanical dan Electrical 7. Pekerjaan Landscape

Secara jelas deskripsi kegiatan pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang nantinya dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Data Teknis Kegiatan Fisik Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

No Uraian Rencana Kegiatan Volume Satuan

Kegiatan

A Pekerjaan Persiapan

1 Mobilisasi de Mobilisasi 1,00 Unit 2 Pembersihan Lapangan 9.750,00 m2

3 Uitzet & Bouwplank 540,00 m2

4 Pagar Pengaman Keliling 300,00 m

5 Direksi keet 60,00 m2

6 Air & Listrik Kerja 1,00 Unit 7 Papan nama Proyek (120 x240) cm 1,00 Unit

B Pekerjaan Tanah

1 Galian pematangan lahan 37,25 m3 2 Galian tanah pondasi struktur 1.502,79 m3 3 Urugan dan pemadatan tanah peninggian elevasi gedung 18.372,53 m3

4 Urugan pasir 609,29 m3

C Pekerjaan Struktur

C.1 Pekerjaan Beton Sub Struktur

1 Lantai kerja Pondasi 239,20 m3

2 Pondasi Footplat 422,76 m3

3 Pondasi bored pile 273,00 m3

4 Pile cup 256,77 m3

C.2 Pekerjaan Beton Upper struktur

1 Beton Bertulang Ground Floor 420,42 m3 2 Beton Bertulang 2nd Floor 883,88 m3 3 Beton Bertulang 3rd Floor 874,11 m3 4 Beton Bertulang Roof Floor 839,59 m3 5 Beton Bertulang Tangga 1,00 Unit 6 Beton Bertulang Tangga Darurat 2,00 Unit

(8)

D Pekerjaan Arsitektural

D.1. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran 12.014,59 m2

1 Plesteran dan Acian 19.370,93 m2

D.2. Pekerjaan Pintu dan jendela dan Partisi

1 Pekerjaan Pintu dan Jendela 411,00 Bh

2 Pekerjaan Partisi 350,00 m2

D.3. Pekerjaan Finishing Lantai dan Dinding

1 Pekerjaan lantai Marmer 9.417,60 m3 2 Pekerjaan lantai dan dinding Keramik 6.339,00 m2 3 Pekerjaan Dinding lapis Granit 510,93 m2 4 Pekerjaan Dinding ACP 1.688,00 m2 5 Pekerjaan dinding Lapis Timbel (Luar dalam) 720,00 m2 6 Pengecatan dinding Interior dinding 4.520,46 m2 7 Pekerjaan dinding Cat epoxy 888,00 m2 8 Pekerjaan Waterproffing Atap 1 Unit

D.4. Pekerjaan Plafond/Celling

1 Plafond Akustik t = 15 mm + Rangka Menti Crossti 8.006,25 m2

2 Plafon Fin ACP + Rangka Galvalum 462,75 m2

3 Lis gipsum arsitektural 2.625,00 m2 4 Pengecatan interior plafond 11.187,00 m2 5 Pekerjaan Plafond Cat epoxy 560,00 m2

E Pekerjaan Pelengkap

1 Railing Tangga 1,00 Unit

2 Penyekat Urinoir 42,00 Unit

3 Canopy Teras IGD 56,98 m2

4 Canopy Teras Samping 200,00 m2

5 Pedestrian 323,31 m2

6 Ramp IGD 32,75 m2

7 Tangga Samping 14,42 m2

8 Ramp loading, unloading 12,57 m2

9 Pekerjaan Gedung Mortuary 1,00 Unit 10 Pekerjaan Rumah Genset dan pompa 1,00 Unit 11 Pekerjaan Instalasi Power Suply 1500 KVA 1,00 Unit

12 Logo Dan Plank Nama 1,00 Unit

F Pekerjaan Mecanical dan Electrical

F.1. Pekerjaan Mecanical dan Electrical Gedung

1 Pekerjaan Instalasi Listrik dan penerangan 1,00 Unit 2 Pekerjaan Instalasi Lift 8,00 Unit 3 Pekerjaan Instalasi AC dan Exhaust fan 1,00 Unit

(9)

4 Pekerjaan Instalasi Fire alarm 1,00 Unit 5 Pekerjaan Instalasi Tata Suara 1,00 Unit 6 Pekerjaan Instalasi Telepon dan outlet data System 1,00 Unit 7 Pekerjaan Instalasi penangkal Petir 1,00 Unit 8 Pekerjan Instalasi air Limbah 1,00 Unit 9 Pekerjaan Instalasi air Bersih 1,00 Unit

F.2. Pekerjaan Mecanical dan Electrical Landscape

1 Pekerjaan Instalasi Listrik dan penerangan Kompleks 1,00 Unit 2 Pekerjan Instalasi air Limbah kawasan 1,00 Unit 3 Pekerjaan Instalasi air Bersih taman 1,00 Unit 4 Pekerjaan Ground reservoar air bersih 1,00 Unit 5 Pekerjaan Tandon Air 1,00 Unit 6 Pekerjaan Instalasi Pengolahan Limbah Cair (IPAL) 1,00 Unit 7 Pekerjaan Instalasi pengolahan limbah padat

(Incenerator) 1,00 Unit

G Pekerjaan Landscape

1 Pekerjaan Jalan masuk dan area parkir 1,00 Unit 2 Pekerjaan Tata Taman 1,00 Unit 3 Pekerjaan Saluran drainase permukaan 1,00 Unit

2.2.2 Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang direncanakan dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti:

1. Fasilitas Pokok, terdiri dari : a. Instalasi Rawat Darurat b. Instalasi Rawat Jalan c. Instalasi Rawat Inap d. Instalasi Bersalin e. Instalasi Radiologi f. Instalasi Laboratorium g. Instalasi Intensif Care Unit h. Instalasi Bedah Sentral

i. Instalasi Pemulasaran Jenasah j. Instalasi Rehab Medic

(10)

2. Fasilitas Pendukung, terdiri dari : a. Instalasi Farmasi

b. Instalasi Gizi c. Instalasi Sterilisasi d. Instalasi Hemodialisis

3. Fasilitas Penunjang, terdiri dari :

a. Instalasi Pemeliharaan Sarana (mesin-mesin, peralatan, dan lain-lain) b. Instalasi Pengolahan Limbah dan Pemusnahan Sampah

c. Instalasi Air Bersih dan Air Limbah

d. Instalasi Listrik, Telepon / Fax, AC, Internet, dan lain-lain. e. Instalasi Pemadam Kebakaran

f. Security Service g. Lift service h. Tangga Darurat i. Ramp Pasien

4. Fasilitas Umum, terdiri dari : a. Sarana Perparkiran b. Cafetaria

c. Pelayanan ATM d. Taman

Selain itu rumah sakit ini dilengkapi dengan layanan umum, antara lain layanan Mobil Ambulance, layanan Medical Chek Up, layanan Visum and Repertum, layanan KB Rumah Sakit dan layanan MOW (Medical Operatif Wanita).

Dalam usaha mendukung kegiatan utama, yaitu pelayanan jasa kesehatan dan penyediaan jasa yang berhubungan dengan kesehatan pasien, maka Rumah Sakit

(11)

Siloam Kota Kupang memiliki kapasitas 233 tempat tidur serta berbagai fasilitas pendukung seperti terlihat pada tabel 2.

Tabel 2. Sarana dan Prasarana Pendukung Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

No. Fasilitas Rumah Sakit Siloam Keterangan

1 IGD, Ruang Bersalin, Ruang Operasi, Ruang Sterilisasi, Hemodialisis, Klinik Rawat Jalan, Medical Record, ICU, Rehab Medic, Laboratorium, Farmasi / Apotek, Ruang Dokter, Pusat ATM, Gudang, Dapur Umum, Ruang Pemulasaran Jenasah, IPAL, Incenerator, Rumah Pompa, Rumah Genset, Pos Satpam, Parkiran Kendaraan.

Lantai Satu

2 Kantor, Cafetaria, Klinik, Ruang Sterilisasi, ICU, Radiologi, Ruang Dokter, Ruang Perawat, Ruang Rawat Inap, Ruang Cuci dan strika.

Lantai Dua

3 Gudang, Pantry, Ruang Perawat, Ruang Dokter, Ruang Isolasi,

Ruang Rawat Inap. Lantai Tiga

4 Ruang Mesin Lift, Ruang ME, Ruang Kompresor AC, Ruang

Tandon Air. Atap

Tabel 3. Deskripsi layanan dan kapasitas fasilitas utama

Jenis Pelayanan Jumlah Ruang Kapasitas

(orang)

Instalasi Rawat Darurat 1 20

Instalasi Rawat Jalan 15 30

Instalasi Rawat Inap (jumlah tempat tidur) 233 233

Instalasi Bersalin 1 15

Instalasi Radiologi (USG, MRI, Rontgen, Foto, CT Scan) 1 10

Instalasi Laboratorium 1 10

Instalasi Intensif Care Unit 1 12

Instalasi Bedah Sentral 1 1

Instalasi Pemulasaran Jenasah 1 5

(12)

Tabel 4. Deskripsi layanan dan kapasitas fasilitas pendukung

Jenis Pelayanan Jumlah Ruang Kapasitas (orang)

Instalasi Farmasi 1 5

Instalasi Gizi 1 10

Instalasi Sterilisasi 1 10

Instalasi Hemodialisis 1 5

Aula kecil/Meeting Room 1 30

Restaurant/Cafeteria 1 50

Tabel 5. Deskripsi layanan dan kapasitas fasilitas penunjang

Jenis Pelayanan Jumlah Ruang

/ Unit Kapasitas

Instalasi Pemeliharaan Sarana : a. Genset

b. Pompa Air

c. Bak Penampung Air Bersih d. Tandon Air 1 1 1 1 1400 KVA 1 liter / detik 125 m3 46 m3 Instalasi Pengolahan Limbah dan Pemusnahan Sampah :

a. IPAL b. Incenerator 1 1 100 m3 /hari 80 kg / jam Instalasi Listrik, Telepon / Fax, AC, Internet, dll :

a. Listrik b. Telepon / Fax c. AC d. Internet 1 1 1 1 1500 KVA 5 line 2.152.000 BTU /Jam wifi Instalasi Pemadam Kebakaran 1

2

532 sprinkle Hydrant umum

Security Service 1 20 orang

Lift service : a. Lift Pasien b. Lift Umum c. Lift Barang 4 3 1 1 bed 10 person 400 kg Tangga Darurat 2 - Ramp Pasien 1 -

(13)

2.3 Garis Besar Usaha yang Menimbulkan Dampak

Secara garis besar komponen pembangunan rumah sakit siloam yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan dapat dibagi menjadi 4 (empat) tahapan kegiatan, yaitu : tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi dan tahap pasca operasi.

a. Tahap Pra Konstruksi

Pada tahap pra konstruksi kegiatan yang dilakukan yaitu survey, pengukuran lokasi, sosialisasi kepada masyarakat Kota Kupang khususnya masyarakat di Kelurahan Fatululi. Kegiatan ini diperkirakan akan menimbulkan dampak berupa keresahan pada masyarakat.

b. Tahap Konstruksi

1) Perekrutan tenaga kerja

Kebutuhan tenaga kerja menurut jenis dan posisi untuk proyek ini disajikan pada tabel 6.

Tabel 6. Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi

No Posisi Jumlah (Orang) Spesifikasi

1 Manajer proyek 1 S-1 2 Site Manajer 1 S-1 3 Keuangan 2 S-1 4 Tenaga Administrasi 2 D-3 5 logistik 10 SMA/STM 6 Sopir 5 SMA/STM 7 Pelaksana 20 SMA/STM 8 Mandor 5 SMA/STM

9 Kepala Tukang 10 SMA/STM

10 Tukang 30 SMA/STM

11 Tenaga Buruh 100 SD, SMP, STM

12 Security 10 SMA

Jumlah Total 196 orang

Kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk konstruksi berpotensi menimbulkan dampak negatif berupa keresahan masyarakat, jika perekrutan tenaga kerja tidak memprioritaskan tenaga kerja lokal.

(14)

2) Base camp

Pembagunan base camp berfungsi sebagai kantor pelaksana, P3K, penginapan pekerja, bengkel perawatan dan perbaikan alat berat serta gudang penyimpanan material, disamping itu dilengkapi dengan sarana MCK.

Kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak adalah penumpukan material konstruksi, kebisingan, lalu lintas pengangkutan material dan aktivitas para pekerja yang bisa menimbulkan konflik dengan masyarakat setempat. Selain itu kegiatan ini juga memberikan dampak positif berupa kesempatan usaha.

3) Penyiapan Lahan

Kegiatan penyiapan lahan meliputi kegiatan pembersihan dan pengupasan lahan, pagar keliling lokasi pembangunan. Kegiatan ini dapat menimbulkan dampak berupa debu, kebisingan, hilangnya sejumlah vegetasi dan fauna lokal, dan gangguan terhadap lalu lintas.

4) Pekerjaan Konstruksi

Uraian pekerjaan konstruksi disajikan secara lengkap dalam tabel 7. Tabel 7. Uraian pekerjaan konstruksi

No Uraian Rencana Kegiatan Volume Satuan Kegiatan

A Pekerjaan Persiapan

1 Mobilisasi de Mobilisasi 1,00 Unit 2 Pembersihan Lapangan 9.750,00 m2

3 Uitzet & Bouwplank 540,00 m2

4 Pagar Pengaman Keliling 300,00 m

5 Direksi keet 60,00 m2

6 Air & Listrik Kerja 1,00 Unit 7 Papan nama Proyek (120 x240) cm 1,00 Unit

B Pekerjaan Tanah

1 Galian pematangan lahan 37,25 m3 2 Galian tanah pondasi struktur 1.502,79 m3 3 Urugan dan pemadatan tanah peninggian

elevasi gedung 18.372,53 m

3

(15)

C Pekerjaan Struktur

C.1 Pekerjaan Beton Sub Struktur

1 Lantai kerja Pondasi 239,20 m3 2 Pondasi Footplat 422,76 m3 3 Pondasi bored pile 273,00 m3

4 Pile cup 256,77 m3

C.2 Pekerjaan Beton Upper struktur

1 Beton Bertulang Ground Floor 420,42 m3 2 Beton Bertulang 2nd Floor 883,88 m3 3 Beton Bertulang 3rd Floor 874,11 m3 4 Beton Bertulang Roof Floor 839,59 m3 5 Beton Bertulang Tangga 1,00 Unit 6 Beton Bertulang Tangga Darurat 2,00 Unit

D Pekerjaan Arsitektural

D.1 Pekerjaan Pasangan dan Plesteran 12.014,59 m2

1 Plesteran dan Acian 19.370,93 m2

D.2 Pekerjaan Pintu dan jendela dan Partisi

1 Pekerjaan Pintu dan jendela 411,00 Bh 2 Pekerjaan Partisi 350,00 m2

D.3. Pekerjaan Finishing Lantai Dan Dinding

1 Pekerjaan lantai Marmer 9.417,60 m3 2 Pekerjaan lantai dan dinding Keramik 6.339,00 m2 3 Pekerjaan Dinding lapis Granit 510,93 m2 4 Pekerjaan Dinding ACP 1.688,00 m2 5 Pekerjaan dinding Lapis Timbel (Luar dalam) 720,00 m2 6 Pengecatan dinding Interior dinding 4.520,46 m2 7 Pekerjaan dinding Cat epoxy 888,00 m2 8 Pekerjaan Waterproffing Atap 1 Unit

D.4. Pekerjaan Plafond/Celling

1 Plafond Akustik t = 15 mm + Rangka Menti

Crossti 8.006,25 m

2

2 Plafon Fin ACP + Rangka Galvalum 462,75 m2

3 Lis gipsum arsitektural 2.625,00 m2

4 Pengecatan interior plafond 11.187,00 m2 5 Pekerjaan Plafond Cat epoxy 560,00 m2

E Pekerjaan Pelengkap

1 Railing Tangga 1,00 Unit

2 Penyekat Urinoir 42,00 Unit

(16)

4 Canopy Teras Samping 200,00 m2

5 Pedestrian 323,31 m2

6 Ramp IGD 32,75 m2

7 Tangga Samping 14,42 m2

8 Ramp loading, unloading 12,57 m2

9 Pekerjaan Gedung Mortuary 1,00 Unit 10 Pekerjaan Rumah Genset dan pompa 1,00 Unit 11 Pekerjaan Instalasi Power Suply 1500 KVA 1,00 Unit 12 Logo Dan Plank Nama 1,00 Unit

F Pekerjaan Mecanical dan Electrical

F.1. Pekerjaan Mecanical dan Electrical Gedung

1 Pekerjaan Instalasi Listrik dan penerangan 1,00 Unit 2 Pekerjaan Instalasi Lift 8,00 Unit 3 Pekerjaan Instalasi AC dan Exhaust fan 1,00 Unit 4 Pekerjaan Instalasi Fire alarm 1,00 Unit 5 Pekerjaan Instalasi Tata Suara 1,00 Unit 6 Pekerjaan Instalasi Telepon dan outlet data

System 1,00 Unit

7 Pekerjaan Instalasi penangkal Petir 1,00 Unit 8 Pekerjan Instalasi air Limbah 1,00 Unit 9 Pekerjaan Instalasi air Bersih 1,00 Unit

F.2. Pekerjaan Mekanikal dan Electrical Landscape

1 Pekerjaan Instalasi Listrik dan penerangan

Kompleks 1,00 Unit

2 Pekerjan Instalasi air Limbah kawasan 1,00 Unit 3 Pekerjaan Instalasi air Bersih taman 1,00 Unit 4 Pekerjaan Ground reservoar air bersih 1,00 Unit 5 Pekerjaan Tandon Air 1,00 Unit 6 Pekerjaan instalasi pengolahan limbah cair

(IPAL) 1,00 Unit

7 Pekerjaan Instalasi pengolahan limbah padat

(Incenerator) 1,00 Unit

G Pekerjaan Landscape

1 Pekerjaan Jalan masuk dan area parkir 1,00 Unit 2 Pekerjaan Tata Taman 1,00 Unit 3 Pekerjaan Saluran drainase permukaan 1,00 Unit

Kegiatan tersebut di atas akan menimbulkan dampak berupa kebisingan, debu, peningkatan emisi gas buangan, sedimentasi, peningkatan aliran permukaan.

(17)

Kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak adalah penumpukan material konstruksi, kebisingan, lalu lintas pengangkutan material dan aktivitas para pekerja yang bisa menimbulkan konflik sosial dengan masyarakat setempat. Selain itu kegiatan ini juga memberikan dampak positif berupa lapangan kerja dan kesempatan berusaha.

5) Tahap Operasi Rumah Sakit a. Perekrutan tenaga kerja operasi

Tenaga kerja yang mendukung kegiatan operasional rumah sakit diperkirakan 200 karyawan baik medis maupun non medis, dengan rincian sebagai berikut :

1) Direktur Utama : 1 orang

2) Wakil Direktur Bidang Keuangan dan Administrasi : 1 orang 3) Wakil Direktur Bidang Pelayanan Kesehatan : 1 orang 4) Wakil Direktur Bidang Rawat Inap : 1 orang

5) Dokter Ahli/Spesialis : 9 orang

6) Dokter Umum : 11 orang

7) Front Office : 20 orang

8) Perawat : 46 orang

9) Bidan : 15 orang

10) Tenaga Adminitrasi Rumah Sakit : 50 orang

11) Pantry dan Restaurant : 10 orang

12) Laundry + Engineering : 15 orang

13) Satpam : 20 orang

Kegiatan perekrutan ini dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif terhadap masyarakat lokal. Dampak positif berupa terbukanya kesempatan kerja baru. Dampak negatif yang mungkin terjadi bahwa kesempatan kerja yang ditawarkan dengan spesifikasi tertentu beresiko

(18)

terhadap tenaga kerja lokal yang tidak tersedia sesuai kebutuhan berupa keresahan, kecemburuan dan bisa menimbulkan konflik sosial.

b. Pengoperasian rumah sakit, meliputi : 1) Instalasi Rawat Jalan

Fasilitas yang digunakan sebagai tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing-masing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan perawatan. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis.

2) Instalasi Gawat Darurat.

Fasilitas yang melayani pasien yang berada dalam keadaan gawat dan terancam nyawanya yang membutuhkan pertolongan secepatnya. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis, juga peningkatan kebisingan.

3) Instalasi Rawat Inap.

Fasilitas yang digunakan merawat pasien yang harus di rawat lebih dari 24 jam (pasien menginap di rumah sakit). Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis.

4) Instalasi Perawatan Intensif (Intensive Care Unit = ICU).

Fasilitas untuk merawat pasien yang dalam keadaan sakit berat sesudah operasi berat atau bukan karena operasi berat yang memerlukan pemantauan secara intensif dan tindakan segera. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis. 5) Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan.

Fasilitas menyelenggarakan kegiatan persalinan, perinatal, nifas dan gangguan kesehatan reproduksi. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis.

(19)

Suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan/operasi secara elektif maupun akurat, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis.

7) Instalasi Farmasi.

Fasilitas untuk penyediaan dan membuat obat racikan, penyediaan obat paten serta memberikan informasi dan konsultasi perihal obat. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis.

8) Instalasi Radiodiagnostik dan Radioterapi.

Fasilitas untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien dengan menggunakan energi radioaktif seperti sinar gamma, berkas elektron, foton, proton dan neutron dalam proses diagnosis dan pengobatan penyakit. Kegiatan ini menimbulkan dampak berupa peningkatan sampah medis, non medis dan limbah radioaktif. Karena alasan adanya radiasi bahan radioaktif, maka desain ruangan untuk instalasi tersebut dirancang secara khusus sesuai dengan standar yang berlaku sebagaimana yang ada dalam gambar rencana.

9) Unit Hemodialisa

Fasilitas ini digunakan sebagai tempat pasien melakukan cuci darah. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis.

10) Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD/ Central Supply Sterilization Departement)

Instalasi Sterilisasi Pusat (Central Sterile Supply Department = CSSD). Fasilitas untuk mensterilkan instrumen, linen, bahan perbekalan. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis.

(20)

11) Instalasi Laboratorium.

Fasilitas kerja khususnya untuk melakukan pemeriksaan dan penyelidikan ilmiah (misalnya fisika, kimia, higiene, dan sebagainya). Kegiatan ini berdampak pada peningkatan sampah medis maupun non medis, gas buangan dan kebauan.

12) Instalasi Rehabilitasi Medik.

Fasilitas pelayanan untuk memberikan tingkat pengembalian fungsi tubuh dan mental pasien setinggi mungkin sesudah kehilangan / berkurangnya fungsi tersebut. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis.

13) Bagian Administrasi dan Manajemen

Suatu unit dalam rumah sakit yang merupakan tempat melaksanakan kegiatan administrasi pengelolaan/manajemen rumah sakit serta tempat melaksanakan kegiatan merekam dan menyimpan berkas-berkas jati diri, riwayat penyakit, hasil pemeriksaan dan pengobatan pasien yang diterapkan secara terpusat/sentral. Kegiatan ini berdampak pada peningkatan sampah non medis.

14) Instalasi Pemulasaran Jenazah dan Forensik.

Fasilitas untuk meletakkan/menyimpan sementara jenazah sebelum diambil oleh keluarganya, memandikan jenazah, pemulasaraan dan pelayanan forensik. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis.

15) Instalasi Gizi/Dapur.

Fasilitas melakukan proses penanganan makanan dan minuman meliputi kegiatan pengadaan bahan mentah, penyimpanan, pengolahan, dan penyajian makanan-minuman. Kegiatan ini berdampak pada peningkatan

(21)

sampah medis maupun non medis, gas buangan dan kebauan, limbah padat dan cair.

16) Instalasi Cuci (Laundry).

Fasilitas untuk melakukan pencucian linen rumah sakit. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah medis padat dan cair serta sampah non medis.

17) Bengkel Mekanikal dan Elektrikal (Workshop)

Fasilitas untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan ringan terhadap komponen-komponen sarana, prasarana dan peralatan medik. Kegiatan ini menimbulkan dampak peningkatan sampah non medis padat dan cair serta kebisingan.

18) Instalasi Air Bersih

Angka kebutuhan air bersih Rumah Sakit Siloam diprediksi berdasarkan standar kebutuhan air bersih masyarakat perkotaan sesuai ketentuan DirJen Cipta Karya (200 ltr/org/hr untuk pasien rumah sakit), karyawan dan pengunjung 30 ltr/org/hr, dan rata-rata tingkat hunian rumah sakit dalam wilayah Kota Kupang tahun 2012. Perhitungan kebutuhan air bersih untuk Rumah Sakit Siloam dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih untuk Rumah Sakit

No. Jenis Layanan Orang Fasilitas /

Peralatan Pemakaian Air (ltr/hr) Jumlah Kebubutuhan Air (ltr/hr)

1. Pasien Rawat Inap 233 - 200 46.600,00 2. Tenaga Kerja Rumah Sakit 200 - 30 6.000,00 3. Non Rawat Inap (lain-lain) 90 - 30 2.700,00 4. Pengunjung (Non Pasien) 466 - 30 13.980,00 Jumlah 68.680,00 Kebutuhan air untuk perawatan gedung = 20% 13.736,00 Cadangan air untuk pemadam kebakaran = 5% 3.434,00 Cadangan Persediaan Air Bersih = 10% 6.868,00

(22)

Dari tabel diatas diperoleh total kebutuhan air bersih untuk aktivitas harian Rumah Sakit Siloam sebesar 92.718,00 liter/hari atau 92,72 m3/hari atau 3, 863 m3/jam. Sesuai dengan kebutuhan akan air bersih di atas, akan dibangun reservoar bawah yang mampu menampung air sebesar 125 m3 dan reservoar atas dengan daya tampung sebesar 20 m3.

Dampak yang mungkin ditimbulkan dari pemanfaatan air bersih berupa limbah cair.

19) Instalasi Pengelolaan Air Limbah

Dari jumlah pemanfaatan air bersih di atas diperkirakan 80% dari 92.72 m3/hr, maka akan terbuang sebagai air limbah, sehingga debit (Q) air limbah atau limbah cair yang dihasilkan dalam satu hari = 74,176,00 m3/hr atau 74,2 m3/hr atau 3,1 m3/jam. Untuk mengelola air limbah cair tersebut diperlukan unit pengelolaan limbah cair dengan kapasitas sebesar 100 m3/hr, dengan teknologi sistem biofilter aerob dan anaerob, seperti dalam gambar rencana. Kegiatan ini menimbulkan dampak negatif berupa limbah padat. Sedangkan limbah cair yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan penyiraman taman dan kolam, juga dapat dipakai sebagai cadangan untuk pemadam kebakaran.

20) Instalasi Pengelolaan Limbah Padat

Menurut SNI 3242 tahun 2008 tentang limbah padat/sampah untuk pemukiman kota menunjukan bahwa rata-rata limbah padat per hari sebesar 5 ltr/org/hr atau sebesar 2,5 kg /hari. Berdasarkan standar tersebut, untuk limbah padat rumah sakit diperkirakan 3 ltr/org/hr untuk sampah medis dan 2,5 ltr/org/hr untuk limbah non medis. Dengan demikian jumlah sampah medis yang dihasilkan sebesar =356 x 3 ltr/org/hr = 1.095 ltr/hr atau = 1,095 m3/hr (dihasilkan oleh fasilitas pelayanan medis). Sedangkan untuk sampah non medis sebesar 343 x 2,5 ltr/org/hr = 857,5 ltr/hr atau = 0,8575 m3/hr (dihasilkan oleh fasilitas pelayanan non medis).

(23)

Untuk mengelola limbah padat medis tersebut di atas telah disiapkan 1 unit incenerator medis tipe Maxpell dengan kapasitas 80 kg sampah / jam. Sedangkan limbah padat non medis pengelolaannya bekerja sama dengan Dinas Kebersihan Kota Kupang.

Dampak dari kegiatan pengelolaan limbah padat medis maupun non medis berupa kebauan, polusi udara, gas buangan dari hasil pembakaran.

21) Tahap Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit

Pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperpanjang usia layanan, meliputi pemeliharaan unit medis, non medis, sanitasi dan fasilitas penunjang. Kegiatan ini menimbulkan dampak polusi udara, kebisingan, kebauan, limbah cair dan limbah padat.

22) Power Suply

Agar dapat beroperasi secara maksimal, Rumah Sakit Siloam membutuhkan suplay arus listrik dari PT PLN sebesar 1400 KVA. Untuk menjaga kesinambungan operasi rumah sakit saat terjadi pemadaman bergilir yang dilakukan PT PLN Persero Cabang Kupang maka disediakan 1 unit Genset Silent Type (sound proof) dengan daya terpasang 1400 KVA. Dampak yang timbul dari instalasi dan operasinya berupa kebisingan, polusi, ceceran oli, dan lain-lain.

23) Pemadam Kebakaran

Untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran, maka disediakan sarana pemadam kebakaran berupa tabung gas untuk ruangan, 2 (dua) unit hydrant di luar ruangan serta dilengkapi dengan sistem deteksi kebakaran dalam gedung. Dampak yang timbul dari kegiatan ini adanya kebutuhan tambahan tenaga kerja dengan keahlian khusus dan terhindar bahaya kebakaran pada gedung rumah sakit.

6) Tahap Pasca Operasi

Potensi dampak lingkungan terkait pengalihan fungsi lahan dan pemutusan hubungan kerja.

(24)

BAB III

KONDISI UMUM RONA LINGKUNGAN AWAL

3.1 Aspek Fisik

3.1.1 Letak, Luas dan Batas Wilayah Lokasi Usaha

Rumah Sakit Siloam berlokasi di Kelurahan Fatululi RT: 17 RW: 05 Kecamatan Oebobo Kota Kupang dengan batas-batas lokasi usaha dengan koordinat sebagai berikut : Tabel 9. Batas-Batas Lokasi Usaha Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

Titik Koordinat ( 0 ) Keterangan X Y I 100 09’ 36,94” S 1230 36’ 40,98” E Selatan Lokasi II 100 09’ 36,16” S 1230 36’ 42,83” E Selatan Lokasi III 100 09’ 32,32” S 1230 36’ 41,05” E Utara Lokasi IV 100 09’ 33,21” S 1230 36’ 39,27” E Utara Lokasi

Secara geografis Kota Kupang memiliki luas wilayah sebesar 180,27 Km2atau 18.027 Ha. Batas wilayah Kota Kupang diapit oleh wilayah Kabupaten Kupang dan Laut Teluk Kupang yaitu pada Sebelah Utara, berbatasan dengan teluk Kupang, Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Sebelah Timur, berbatasan dengan kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Sebelah Barat, berbatasan dengan Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Batas wilayah administrasi Kota Kupang dapat dilihat pada gambar 1.

(25)
(26)

Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Kota Kupang

3.1.2 Topografi

Kondisi Kota Kupang secara geografis dapat dijelaskan, terletak pada dataran pantai pulau Timor dengan topografi bergelombang dari arah timur ke barat dengan memiliki kemiringan ±10 % dan memiliki ketinggian tertinggi berkisar antara 150-300 m dan daerah terendah berkisar antara 0-50 m dari permukaan laut.

(27)

Gambar 2. Peta Topografi Lokasi Rencana Pembangunan Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

3.1.3 Struktur Geologi Kota Kupang

Hampir seluruh Kota Kupang berada di atas bentang alam kars yang berpuncak hampir datar, punggungan batu gamping mirip morfologi plato, yang memanjang dengan arah utara-selatan. Di antara punggungan tersebut dibatasi oleh lembah sungai yang landai-agak terjal.

Di sebelah barat Kota Kupang, seperti daerah antara Tenau dan Bolok, pung-gungan tersebut mempunyai perbedaan ketinggian (elevasi) yang cukup besar dengan dataran pantai di sebelah utaranya, dan di samping itu dibatasi oleh tebing yang agak terjal hingga terjal. Sementara itu Praptisih (1996), mengemukakan bahwa batu gamping terumbu koral di daerah Kota Kupang membentuk morfologi perbukitan memanjang (hampir utara-selatan), seperti di daerah Tenau mempunyai ketinggian wilayah kira-kira 75 m dpl.

Pada bagian lereng dan lembah punggungan batu gamping di daerah Manulai-Batuplat dan Kolhua, terdapat singkapan napal dan batu lempung (batuan yang berumur lebih tua), diperkirakan karena daerah tersebut dilalui oleh sesar mendatar berarah utara-selatan.

Perbukitan di dekat pelabuhan Tenau, morfologinya merupakan satu seri teras yang terdiri dari tujuh teras dan satu teras modern yang mempunyai umur Plistosen Akhir (Praptisih, 1996). Teras-teras tersebut lebarnya antara 30-100 m dengan tinggi teras antara 2,8 - 72,5 m.

Proses pembentukan teras adalah indikasi dari pengangkatan maupun pengaruh sesar (baratlaut-tenggara) yang ada di daerah Tenau yang erat kaitannya dengan dinamika tektonik.

(28)

Pedataran aluvium (pantai dan sungai), dari sebelah utara Kota Kupang meluas ke arah timur hingga aliran sungai Matahitu dan Tilong, diperkirakan merupakan daerah depresi akibat dari pengaruh sesar mendatar (dextral), yang arahnya hampir barat-timur.

Berdasarkan pengamatan terhadap sebaran jalur sesar, berturut-turut dari barat ke timur, arahnya timurlaut-baratdaya, baratlaut- tenggara, hampir utara-selatan, dan di bagian timur terdapat sesar yang arahnya baratlaut-tenggara. Jalur-jalur sesar tersebut hampir melingkar dan menggambarkan bentuk konsentrik, yang mengindikasi suatu bentuk cekungan, mencakup daerah Bakunase, Naikolan dan Sikumana (Kecamatan Oebobo dan Maulafa). Di daerah tersebut dijumpai endapan lempung hitam, ciri khas endapan danau, sehingga merupakan cekungan dari dolina/kompleks dolina atau telaga.

Di bagian barat daerah cekungan, dari Kota Kupang ke arah selatan melalui Manulai, terdapat jalur sesar mendatar (sinistral) yang berarah hampir utara-selatan. Jalur sesar tersebut membentuk pematang bukit dan diperkirakan merupakan batas dari cekungan tersebut menyebabkan tersingkapnya napal dan batu lempung ke permukaan. Akibatnya lebuh jauh adalah daerah tersebut mudah terjadi erosi dan gerakan tanah yang intensif.

Dari kenampakan di lapangan, semakin ke arah timur, wilayah Kecamatan Kelapa Lima, batu gamping telah mengalami pelapukan cukup lanjut, sehingga tertutup oleh tanah pelapukan (terarosa) yang tebal, dan di banyak tempat pada lembah terdapat bahan rombakan maupun sisa erosi.

3.1.4 Kondisi Geoteknik Lokasi Rencana Pembangunan

Penyebaran batuan di daerah telitian (coverage area rencana Rumah Sakit Siloam) merupakan endapan batuan sediment berapa berupa batu gamping dengan sisipan napal, breksi dan lanau, tufa yang berselingan dengan batugamping pasiran. Tufa berselingan dengan batu gamping berwarna putih , berbutir halus, keras, menyudut sampai menyudut tanggungm serta Napal berwarna kecoklatan, berbutir halus, padat.

(29)

Untuk mengetahui kondisi geoteknik lapisan tanah (sub soil) di lokasi rencana dilakukan dengan pengeboran inti (core drill), pengujian penetrasistatis pada beberapa titik di lokasi rencana. Disamping itu dilakukan juga pengambilan beberapa contoh tanah untuk diuji di laboratorium Tanah Politeknik Undana Kupang.

Berdasarkan hasil penyelidikan tanah, diketahui lapisan tanah di lokasi rencana Pembangunan Rumah Sakit Siloam dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian lapisan yang secara fisik nampak adanya perbedaan.

Lapisan pertama terdiri dari top soil, dengan campuran lanau kelempungan abu-abu pekat mengandung fargmengamping coral, serta bahan sisa pelapukan tumbuh-tumbuhan (organic soft soil). Konsistensi dari adanya unsur organic soft soil, dan sejumlah mineral lempung dalam tanah permukaan di lokasi tidak akan berpengaruh terhadap karakteristik teknis tanah terhadap perubahan cuaca, ketebalan lapisan ini bervariasi antara 0.0 m sampai 0,80 m.

Lapisan kedua terdiri dari batu gamping berwarna putih kompak dengan ketebalan bervariasi antara 10.00 – 20.00 m.

Pada umumnya lapisan ini terbentuk pada jaman plitosenakhir sehingga terkonsolidasi sangat baik.

3.1.6. Hasil Penyelidikan Tanah

a. Bor Log.

Penampang stratigrafi hasil penyelidikan tanah dengan menggunakan core drill di sejumlah titik dalam kawasan rencana diketahui relativ seragam sampai pada kedalaman 10.00 m, dengan nilai N-SPT berkisar antara 50 – 58. seperti pada lampiran hasil Soil investigation Report.

b. Hasil Penyelidikan Laboratorium

Dari hasil penyelidikan laboratorium terhadap sejumlah sampel yang di ambil dari lokasi rencana diketahui secara teknis kondisi tanah/batuan di lokasi rencana sangat kompak dan mampu mendukung mendukung beban konstruksi multi storeys, hal ini terlihat dari nilai daya dukung tanah yang di peroleh, yakni berkisar antara 17.00

(30)

kg/cm2 sampai 25.00 kg/cm2. seperti pada lampiran hasil Soil investigation Report.

3.1.7. Kegempaan di Kota Kupang

Keberadaan struktur geologi Kota Kupang tidak dapat dipisahkan dengan proses tektonik yang sedang berlangsung. Indikasinya adalah batuan yang terlipat, sesar mendatar, sesar normal, dan sesar naik, (Rosidi, dan Tjokrosapoetro, 1979). Diduga keberadaan punggungan yang berpuncak hampir datar tersebut merupakan sumbu lipatan maupun jalur sesar.

Jalur sesar tersebut memanjang dari wilayah sebelah timur (di luar Kota Kupang) hingga Tanjung Oesapa dan daerah pantai Kota Kupang. Wilayah ini akan semakin tidak stabil, terlebih lagi apabila sesar mendatar (dextral) tersebut merupakan sesar aktif yang memungkinkan terakumulasinya pusat gempa. Seperti halnya kejadian gempa bumi tahun 1976 dan 1978, teridentifikasi adanya retakan di permukaan akibat dari pengangkatan dan penurunan tegak di wilayah tersebut (Rosidi, dan Tjokrosapoetro, 1979). Maka pertimbangan konstruksi tahan gempa untuk pekerjaan ini sangat berkaitan dengan aktivitas gempa bumi yang harus dipertimbangkan secara serius.

(31)
(32)

(33)

Tabel 10. Summary test result soil properties Tanah dari lokasi Rumah Sakit Siloam Kota Kupang (Lab Politeknik Undana, 2012)

(34)
(35)

Gambar 5. Struktur Geologi Lingkungan Kota Kupang dalam satuan batuan

3.1.8. Sistem Keamanan Kebakaran Pada Gedung Rumah Sakit Siloam Kupang.

Sistem keamanan kebakaran pada gedung adalah suatu cara yang digunakan untuk dapat mencegah dan menanggulangi masalah kritis bila terjadi kebakaran pada gedung Rumah Sakit Siloam Kota Kupang.

Jenis-Jenis sistem keamanan gedung yang digunakan untuk menanggulangi terjadinya kebakaran pada bangunan gedung Rumah Sakit Siloam sebagai berikut : 1. Unit Tabung Pemadam Kebakaran

Unit tabung pemadam kebakaran adalah unit pemadam kebakaran yang terbuat dari tabung kecil yang terisi dengan gas dan digunakan untuk kebakaran-kebakaran kecil yang dibuat dari bahan-bahan kimia. Tabung pemadam kebakaran-kebakaran di letakkan pada tempat yang mudah terlihat dan mudah dicapai.

2. Fire Hydrant (hidran pemadam kebakaran)

Fire hydrant adalah alat pemadam kebakaran, dimana pada hydrant terdapat selang hydrant yang panjangnya 30 meter dengan tekanan air sejauh 5 meter. Hydrant dikategorikan dalam 3 (tiga) jenis, yaitu hydrant gedung, hydrant halaman dan hydrant kota.

Berdasarkan nama hydrant, maka hydrant gedung adalah hydrant yang perletakannya di dalam gedung. Hydrant halaman adalah hydrant yang perletakannya di halaman suatu lokasi gedung. Dan hydrant perkotaan adalah hydrant yang hampir sama dengan hydrant halaman namun hydrant kota memiliki dua sampai tiga selang kebakaran. Dan juga perletakannya berada di titik-titik tertentu perkotaan yang memungkinkan unit pemadam kebakaran suatu kota mengambil cadangan air.

Komponen hydrant kebakaran terdiri dari sumber air, pompa-pompa kebakaran, selang kebakaran, penyambung dan perlengkapan lainnya.

(36)

Untuk perhitungan jumlah dan kebutuhan air pada hydrant dapat pula dinyatakan dengan rumus :

a. Jumlah hydrant

Hydrant bangunan : 1 unit / 800 m2 Dimana :

L bangunan = Luas bangunan dalam satuan m2. b. Kebutuhan air pada sebuah hydrant bangunan gedung

1 unit hydrant : 400 liter/menit

Kebutuhan air = Σ hydrant x 400 liter/menit

Untuk hydrant kebakaran, diperlukan persyaratan teknis sesuai ketentuan sebagai berikut :

1. Sumber persediaan air untuk hydrant harus di perhitungkan untuk pemakaian selama 30 menit.

2. Pompa kebakaran dan peralatan listrik lainnya harus mempunyai aliran listrik tersendiri dan memiliki sumber daya listrik darurat.

3. Selang kebakaran dengan diameter minimum 1,5 inci (3,8 cm) harus terbuat dari bahan yang tahan panas, dengan panjang maksimum 30 meter.

4. Harus di sediakan kopling penyambung yang sama dengan kopling dari Barisan/Unit pemadam kebakaran.

5. Semua peralatan hydrant harus dicat dengan warna merah.

Adapun pemasangan hydrant kebakaran juga memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pipa pemancar sudah harus terpasang pada selang kebakaran

2. Hydrant bangunan yang menggunakan pipa tegak (riser) ukuran 6 inci (15 cm) harus dilengkapi dengan kopling outlet dengan diameter 2,5 inci yang bentuk dan ukurnnya sama dengan kopling dari barisan/unit pemadam

(37)

kebakaran dan ditempatkan pada tempat yang mudah dicapai oleh petugas pemadam kebakaran.

3. Hydrant halaman harus di sambungkan dengan pipa induk dengan ukuran diameter minimum 6 inci (15 cm) dan mampu mengalirkan air 1000 liter/menit. Maksimal jarak antara hydrant adalah 200 meter dan penempatan hydrant harus mudah dicapai oleh mobil pemadam kebakaran.

3. Sprinkler

Spinkler adalah suatu alat semacam nozzle (penyemprot) yang dapat memancarkan air secara pengabutan (Fog) dan bekerja secara otomatis. Sprinkler juga merupakan sistem keamanan kebakaran yang digunakan di gedung untuk memberikan peringatan dini pada penghuni atau pengujung gedung tersebut saat terjadi kebakaran, meskipun tidak digunakan terus menerus namun alat ini berfungsi sebagai pemberi tanda agar agar barisan pemadam kebakaran dapat segerah menanggulangi kebakaran yang terjadi.

Ada beberapa jenis sprinkler, diantaranya yang sering digunakan adalah sprinkler tabung dan sprinkler segel. Perletakan sprinkler biasanya di pasang pada plafon ruangan, di pasang juga pada ruangan-ruangan yang isinya mahal, sprinkler juga bekerja jika ruangan mencapai suhu panas tertentu, dengan thermostat sprinkler akan membuka dan menyemprotkan air.

Untuk perhitungan jumlah dan kebutuhan air pada sprinkler dapat dinyatakan dengan rumus : a. Jumlah sprinkler Area 1 head : 25 m2 1 zone : 16 unit b. Kebutuhan air 1 zone : 80 liter

(38)

Pada saat sprinkler bekerja maka, tekanan air dalam pipa akan menurun dan sensor otomatis akan memberikan tanda bahaya (alarm) dan lokasi yang terbakar akan terlihat pada panel pengembalian kebakaran. Meskipun sistem sprinkler tidak perna aktif dalam jangka waktu yang cukup panjang, namun sistem tersebut harus ada dalam keadan siap sehingga bila sewaktu-waktu terjadi kebakaran tidak mengalami permasalahan.

c. Susunan pipa cabang sprinkler

1) Susunan cabang tunggal dengan kepala sprinkler dan pemasokan air di tengah.

2) Susunan cabang tunggal dengan tiga kepala sprinkler dan pemasokan air di ujung.

3) Susunan cabang ganda dengan tiga kepala sprinkler dan pemasokan air di tengah.

4) Susunan cabang ganda dengan tiga kepala sprinkler dan pemasokan air di ujung.

4. Sistem Deteksi dan Tanda Bahaya Kebakaran

Berdasarkan SNI 03-1736-2000 bangunan ini dilengkapi dengan sistem tanda bahaya jika terjadi kebakaran yang panel induknya berada dalam ruang pengendali kebakaran, sedangkan sub panelnya dipasang di setiap lantai berdekatan dengan kotak hidran (lihat skema instalasi kebakaran). Pengoperasian tanda bahayanya dapat dilakukan secara manual dengan cara memecahkan kaca tombol saklar tanda kebakaran atau bekerja secara otomatis, dimana tanda bahaya kebakaran dihubungkan dengan sistem detektor (detektor asap atau panas) atau sistem Sprinkler.

5. Tangga Darurat

Pada bangunan ini dilengkapi dengan 2 (dua) tangga darurat di sisi kiri-kanan gedung, yang berfungsi untuk mengevakuasi seluruh orang dalam gedung dengan cepat pada saat terjadi kebakaran. Tangga kebakaran ini langsung berhubungan

(39)

dengan udara luar baik dari lantai dasar sampai atap gedung. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 6. Skema sistem Hydrant Rumah Sakit Siloam Kota Kupang

(40)

Karakteristik iklim pada wilayah Kota Kupang, yaitu iklim kering yang dipengaruhi oleh angin Monsoon dengan hujan pendek (rata-rata 3 bulan per tahun) sekitar bulan November sampai Maret, dengan memiliki suhu udara berkisar antara 20,10C sampai dengan 310C. Sedangkan bulan April sampai dengan awal Bulan November sebagai musim kering dengan suhu udara relatif panas berkisar antara 29,10C sampai dengan 340C. Dan suhu udara rata-rata kota kupang sekitar 26,980C.

Gambaran pola iklim dan curah hujan pada wilayah Kota Kupang seperti terlihat pada table 11.

Tabel 11. Rata-Rata curah hujan kota Kupang menurut bulan dari tahun 2008 - 2011

No Bulan Curah Hujan (mm)

2008 2009 2010 2011 1 Januari 564 554 598,3 509,2 2 Pebruari 1167 454 208,3 316,5 3 Maret 230 105 132,7 380,4 4 April 109 3 179 236,6 5 Mei 0 40 124 50,1 6 Juni 0 0 10 0 7 Juli 0 2 2 7,5 8 Agustus 0 0 34,1 0 9 September 0 0 27,6 0 10 Oktober 50 0 109,4 21,4 11 Nopember 589 205 33,1 104,5 12 Desember 1112 556 262,2 299,4 Sumber, Kota Kupang Dalam Angka Tahun 2011

Tabel 12. Rata-rata Temperatur Udara Kota Kupang menurut bulan, dari tahun 2008 - 2011

No Bulan Temperatur Udara (

o C) 2008 2009 2010 2011 1 Januari 27,4 27,4 26,9 26,5 2 Pebruari 26,9 26,3 27,9 26,7 3 Maret 26,7 26,4 27,5 26,3 4 April 27,2 26,9 27,6 26,3 5 Mei 27,4 27,0 27,6 26,1 6 Juni 26,2 25,3 26,7 24,2 7 Juli 25,3 24,3 26,6 25,5 8 Agustus 25,7 25,3 26,6 25,6 9 September 26,7 26,7 28,2 26,9

(41)

10 October 28,5 29,6 28,5 29,4

11 Nopember 28,9 29,2 29,0 28,7

12 Desember 28,0 26,9 27,3 27,3

Sumber, Kota Kupang Dalam Angka Tahun 2011

Tabel 13. Persentase Penyinaran Matahari Kota Kupang menurut Bulan, Tahun 2008 – 2011

No Bulan Persentase Penyinaran Matahari

2008 2009 2010 2011 1 Januari 47 51 54 29 2 Pebruari 24 35 73 57 3 Maret 42 73 79 52 4 April 69 95 78 53 5 Mei 78 85 71 89 6 Juni 73 95 89 97 7 Juli 78 92 85 89 8 Agustus 78 91 92 98 9 September 77 98 82 99 10 Oktober 74 98 78 90 11 Nopember 60 81 86 89 12 Desember 36 70 44 60

Sumber, Kota Kupang Dalam Angka Tahun 2011

Tabel 14. Rata-rata Kecepatan dan Arah Angin Kota Kupang Tahun 2008 - 2011

No Bulan Arah dan Kecepatan Angin (knots)

2008 2009 2010 2011 1 Januari 4 Nw 6 Nw 4 Nw 4 Nw 2 Pebruari 6 Nw 6 Nw 3 Nw 4 Nw 3 Maret 6 Nw 4 Nw 2 Nw 2 Nw 4 April 4 E 6 Nw 3 Nw 4 Se 5 Mei 8 Se 8 Se 5 Se/e 3 Se 6 Juni 6 Se 8 Se 8 Se/e 6 Se 7 Juli 10 Se 10 Se 9 Se/e 8 Se 8 Agustus 10 Se 11 Se 8 Se/e 6 Se 9 September 8 Se 9 Se 7 Se/e 6 Se 10 October 8 E 10 Nw 6 Nw 9 Se 11 Nopember 6 Nw 7 Nw 3 Nw 5 Nw 12 Desember 7 Nw 8 Nw 3 Nw 8 Nw Sumber, Kota Kupang Dalam Angka Tahun 2011

(42)
(43)

3.3 Rencana Struktur Kota Kupang

Berdasarkan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tahun 2003-2013, Kota Kupang dibagi menjadi 7 (tujuh) Bagian Wilayah Kota (BWK) sebagai berikut: 1 BWK I : Kawasan Kota Lama, Pusat BWK ini berada di Kelurahan Oebobo pada

persimpangan jalan Herewila dengan jalan Soeprapto.

2 BWK II: Kawasan Pemerintahan, Pusat BWK ini berada dalam kawasan Kelurahan Oebufu yang didominasi oleh kegiatan pemerintahan dan direncanakan sebagai Lokasi Pusat Kota yang baru,

3 BWK III: Kawasan Perdagangan, BWK ini terletak di kawasan Timur Kota Kupang dan merupakan pintu gerbang Kota Kupang. Pusat BWK terletak di Kelurahan Liliba.

4 BWK IV: Kawasan Pengembangan Industri dan Pelabuhan, Wilayah ini pusatnya berada di kawasan Kelurahan Alak dan merupakan kawasan paling Barat Kota Kupang. Dominasi kegiatan adalah industri (berat), Pelabuhan dan pergudangan. 5 BWK V: Kawasan Pengembangan Permukiman, Pusat BWK ini terletak di

kawasan Kelurahan Maulafa dan berfungsi sebagai kawasan pengembangan permukiman.

6 BWK VI: Kawasan Pengembangan Kota Baru, BWK ini terletak di kawasan Kelurahan Manulai dan Kelurahan Naioni dan merupakan BWK yang terletak di bagian Selatan Kota Kupang.

7 BWK VII: Kawasan Pengembangan Kota Baru, BWK ini terletak berdampingan dengan BWK VI dan terletak di Kelurahan Belo dan Kelurahan Fatukoa. (Sumber Review RT RW Kota Kupang, 2005). Bagian wilayah Kota Kupang.

(44)

(45)

3.4 Sumber Air Bersih

Pada saat ini sumber daya air yang umum dimanfaatkan untuk kebutuhan pelayanan air bersih bagi kebutuhan Kota Kupang diambil dari sumber mata air yang keluar pada beberapa wilayah, dialirkan dan ditampung pada reservoir dengan ketinggian tertentu lalu didistribusikan secara gravitasi. Namun kenyataannya akhir-akhir ini sumber-sumber air yang biasa dipakai untuk melayani penduduk Kota Kupang mengalami penurunan debit yang besar antara 60% - 70% seperti mata air baumata dari 75 ltr/dtk turun menjadi 18 – 20 ltr/dtk.

Tabel 15. Potensi Debit Air Permukaan Tersedia Untuk Kebutuhan Air Bersih Kota Kupang

No Sumber Air Mata Air Debit Musim Hujan Debit Musim Kemarau

1 M.a Oeba 261 40 2 M.a Dendeng 20,3 10 3 Kali Dendeng 890 50 4 M.a Oepura 118 25 5 M.a Kolhua 35,5 15 6 Kali Kolhua 50 7 7 M.a Haukoto 17,8 1 8 M.a Amnesi 120,5 20

9 M.a Air Sagu II 174,8 35

10 M.a Oefeu 0 0

11 Kali Sembunyi 317 15

12 M.a Oetona 4,22 4

13 M.a kali sembunyi 1,2 0

14 Kali Fatukoa 760 60

15 M.Air labat 323 20

16 M.a Kali Fatukoa 12,02 1

17 M.a Air Lobang 26,8 15

18 Air Sagu (PDAM) 150 30

19 Air Nona 110 10

Total Debit 3.355,01 235.00

Sumber: Laporan Masterplan air bersih Kota Kupang tahun 2006

Dengan menipisnya potensi sumber air yang ada, maka saat ini 90 % kebutuhan air bersih Kota Kupang memanfaatkan potensi air tanah (Dinas Pertambangan dan Energi Kota Kupang 2007) mengunakan sumur bor yang tersebar di beberapa cekungan air tanah.

Cekungan air tanah di Kota Kupang dan sekitarnya menurut Laporan Akhir Penelitian Potensi Pengembangan Pengelolan dan Zonasi Air tanah di Kota Kupang

(46)

(2007) dapat dibedakan menjadi 6 (enam) kelompok, yaitu Cekungan Air Tanah Bolok – Alak – Tenau - Namosain, Cekungan Air Tanah Tabun - Sikumana - Bello, Cekungan Air Tanah Oebufu -nOebobo, Cekungan Air Tanah Pasir Panjang – Liliba – Oesapa - Tarus, Cekungan Air Tanah Penfui dan Cekungan Air Tanah Baumata. Pada Cekungan Air Tanah Bolok – Alak - Tenau - Namosain, potensi air tanah yang dapat diambil dari daerah cekungan ini adalah 2,9 x 106 m3/tahun.

Cekungan air tanah ini dapat dibedakan lagi menjadi sub cekungan Namosain dengan potensi air tanah yang dapat diambil adalah 19 ltr/dtk dengan pemompaan selama 24 jam non stop selama setahun, sub cekungan Tenau Alak dengan potensi air tanah yang dapat diambil pada sub cekungan Alak - Tenau adalah 107.66 ltr/dtk dengan pemompaan selama 24 jam non stop selama setahun, dan sub cekungan Bolok yang berada dalam wilayah Kabupaten Kupang.

Berdasarkan data dari hasil penelitian potensi air tanah di Kota kupang tahun 2007, terdapat sebanyak 3100 sumur gali, dan 74 sumur bor tersebar di sekitar Kota Kupang.

Beberapa data potensi air tanah yang ada di kota kupang yang dikelolah oleh PDAM Kab Kupang dan UPTD Kota Kupang, seperti tabel dibawah ini.

Tabel 16. Data potensi air tanah tersedia di kota kupang yang di kelola oleh PDAM Kabupaten dan UPTD Kota Kupang.

No. Sumur Pemilik/ Pengelolah Elevasi (m) Debit maks (ltr/dtk) Debit pakai (ltr/dtk) 12 PDAM Kab 67 31 15 3 PDAM Kab 171 30 10 11 PDAM Kab 76 30 15 34 PDAM Kab 76 20 15 4 UPTD Kota 171 30 10 29 UPTD Kota 27 30 6 63 UPTD Kota 188 26 7 33 UPTD Kota 72 25 7,5 9 UPTD Kota 61 16 6 19 UPTD Kota 46 15 5 24 PDAM 29 15 2,5 41 UPTD Kota 26 15 6 42 PDAM 60 15 10 44 PDAM 47 15 10 45 UPTD Kota 40 15 5 160 PDAM 60 15 10

(47)

1 PDAM 261 12 10 46 Rujab Walikota 37 10 2,5 46 UPTD Kota 32 10 7,5 48 UPTD Kota 60 10 6 49 PDAM 113 10 6 136 UPTD Kota 67 5 2,5 41 Bundaran PU 67 2,5 0 66 Belo 311 27 7

Sedangkan sumur bor lainnya merupakan milik perorangan maupun instansi yang dimanfaatkan untuk kebutuhan sendiri.

3.4.1 Kondisi awal Air

Air bersih untuk kebutuhan Rumah Sakit Siloam direncanakan disuplai dari Air Bor Oesapa dan Air Bor Oebobo. Adapun alasan dan perkiraan akan kebutuhan air dari kedua sumber air di atas, jika Rumah Sakit Siloam beroperasi maksimal adalah sebagai berikut :

a. Pemenuhan kebutuhan air bersih untuk beberapa Hotel di Kota Kupang selama ini, yakni Hotel Kristal, Hotel The Santosa, Restoran Nelayan dan Rumah Sakit Mamami adalah bersumber dari Air Bor Oesapa, sedangkan Air Bor Oebobo dipilih sebagai sumber air untuk Rumah Sakit Siloam hanya karena letaknya dekat. Karena itu, identifikasi kondisi awal kualitas air, terutama kualitas air bersih yang direncakan untuk mensuplai kebutuhan Rumah Sakit, yakni Air Bor Oesapa dan Air Bor Oebobo.

b. Karena letak Rumah Sakit Siloam yang akan dibangun, yakni di lokasi Pameran Fatululi (Kota Kupang) yang secara topografis berada di ketinggian, sehingga pilihan sumur pantau untuk memantau kegiatan Rumah sakit, yakni sumur yang berada pada titik yang lebih rendah (dengan asumsi di titik tersebut sebagai limpasan air bawah tanah), yakni pada sumur bor sebelah barat Inaboi. Meskipun demikian, pemantauan terhadap kualitas air limbah Rumah sakit, secara periodik akan dipantau pada Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL).

Untuk kebutuhan konstruksi dan operasi rumah sakit, pihak pemrakarasa memanfaatkan air tangki yang diambil dari sumur bor dalam wilayah kota Kupang. Sedangkan sumur pantau adalah sumur bor Inaboi yang letaknya di

(48)

sebelah barat Hotel Inaboi Kupang. Adapun kondisi awal kualitas air seperti yang tercantum di bawah ini :

Pemeriksaan Fisik Air : a. Suhu air

Data pengukuran suhu air dari ketiga sampel air dapat dilihat pada tabel 17. Tabel 17. Hasil Pemeriksaan Suhu Air

No Jenis

Pemeriksaan Nama Sampel

Hasil Pemeriksaan ( O C )

Standar ( O C )

1 Suhu air Air Sumur Bor Oesapa 30,4 27

2 Suhu air Air Sumur Bor Oebobo 30,7 27

3 Suhu Air Air Sumur Bor (Inaboi) 31,6 27

Sumber : Hasil analisis Lab Lingkungan BLHD Provinsi NTT , Tahun 2012.

Suhu air yang semakin tinggi menyebabkan sedikit oksigen yang terlarut di dalamnya.

b. Tingkat keasaman /basa (pH)

Tabel 18. Hasil Pemeriksaan tingkat keasaman (pH) Air

No Jenis Pemeriksaan Nama Sampel

Hasil Pemeriksaan

pH

Baku Mutu pH Air.

1 Tingkat Keasaman Air Bor Oesapa 7,0 6 – 9

2 Tingkat Keasaman Air Bor Oebobo 7,6 6 – 9

3 Tingkat Keasaman Air Bor Inaboi 7,2

6 - 9

Sumber : Data hasil analisis Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012

Nilai pH air sebagai sampel sebesar 7 dan 7,1 masih dalam ambang batas baku mutu yang dipersyaratkan yaitu 6 – 9 sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. Air dengan pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam dan sebaliknya bila lebih tinggi akan bersifat basa.

(49)

c. Bau dan rasa air

Analisis dengan pendekatan sensorik terhadap bau dan rasa air menunjukkan bahwa air tidak berbau, dan berasa tawar atau normal.

d. Total Suspended Solids (TSS) dan Kekeruhan.

Padatan tersuspensi total (Total Suspended Solids atau TSS) adalah bahan-bahan yang tersuspensi (diameter > 1 µm) yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 µm. TSS terdiri dari lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, terutama yang disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air. Nilai TSS air dapat dilihat pada tabel 19.

Tabel 19. Hasil Pemeriksaan TSS air.

No Jenis

Pemeriksaan Nama Sampel

Hasil Pemeriksaan

(mg/liter)

Standar (mg/liter)

1 TSS Air Bor Oesapa 1 Max. 50 2 TSS Air Bor Oebobo 1 Max. 50 3 TSS Air Bor Inaboi 1 Max. 50

Sumber : Data hasil analisa Lab Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012.

Tingkat kekeruhan air yang terukur dapat dibaca pada tabel di tabel 20. Tabel 20. Analisa Tingkat Kekeruhan Air

No Jenis Pemeriksaan Nama Sampel

Hasil Pemeriksaan

(NTU)

Standar (NTU)

1 Tkt kekeruhan Air Bor Oesapa 4 Max. 25 2 Tingkat kekeruhan Air Bor Oebobo 6 Max. 25 3 Tingkat kekeruhan Air Bor Inaboi 4 Max. 25

Sumber : Hasil Analisis Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012.

e. Kesadahan Total

Kesadahan merupakan jumlah ion Ca dan Mg yang bersenyawa dengan karbonat yang terdapat di perairan. Kesadahan terbagi atas 2, yaitu kesadahan sementara dan kesadahan tetap. Kesadahan sementara dapat dihilangkan

(50)

dengan jalan pendidihan sedangkan kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan dengan cara pedidihan. Karena lokasi kegiatan berdiri di atas tanah yang terbentuk dari batuan khas yang kaya akan mineral seperti Ca dan Mg maka variabel ini ditambahkan sebagai data pendukung yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pemanfaatan air baku air minum yang bersumber dari air sumur bor yang tersedia. Air baku air minum adalah air yang dapat diolah menjadi air yang layak sebagai air minum dengan pengolahan secara tradisional melalui cara filtrasi, disenfikasi dan dididihkan.

Tabel 21. Hasil pemeriksaan kesadahan total air

No Jenis Pemeriksaan Nama Sampel Hasil Pemeriksaan

(mg/l)

Standar (mg/l)

1 Kesadahan total Air Bor Oesapa 219 Max. 500 2 Kesadahan total Air Bor Oebobo 268 Max. 500 3. Kesadahan Total. Air Bor Inaboi 234 Max. 500

Sumber : Data hasil analisis Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012

f. Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) Dari hasil analisa air sebagai data awal, BOD dan COD air masih dalam ambang batas seperti terbaca pada tabel, artinya tingkatan pencemaran oleh bahan organik dalam air masih dalam ambang kemampuan mikroorganisme untuk mengurai.

Tabel 22. Hasil Pemeriksaan kadar BOD dan COD air.

No Jenis

Pemeriksaan Nama Sampel

Hasil Pemeriksaan (mg/l)

Standar (mg/l)

1 BOD Air Bor Oesapa 0,8 Max 2

2 BOD Air Bor Oebobo 0,8 Max 2

3 BOD Air Bor Inaboi 1,61 Max 2

4 COD Air Bor Inaboi 5,166 Max 10

(51)

g. Komponen Bakteriologi (E. Coli dan Total Coliform)

Pengamatan coli fecal dan total coliform dilakukan terhadap sampel air baku yang diambil pada titik yang ditetapkan untuk pengamatan kualitas air awal. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907.Menkes/SK/VII/2002 serta PP No. 82 Tahun 2001.

Tabel 23. Hasil Pemeriksaan E. Coli dan total Coliform air.

No Jenis

Pemeriksaan Nama Sampel

Hasil Pemeriksaan (MPN/100 ml) Standar (MPN/100 ml) 1 2 3 E. Coli E. Coli E. coli

Air Bor Oesapa Air Boir Oebobo Air Bor Inaboi

0 0 0 100 4 5 6 Coliform Coliform Coliform

Air Bor Oesapa Air Bor Oebobo Air Bor Inaboi

0 1200 0

1000

Sumber : Data hasil analisa Lab. Lingkungan BLHD Prov. NTT Tahun 2012

Dari data hasil analisis mikrobiologi di atas, merekomendasikan bahwa air bor Oebobo belum layak untuk digunakan sebagi sumber air bagi pemenuhan kebutuhan air di Rumah Sakit Siloam, karena jumlah coliform total-nya lebih besar dari baku mutu air yakni 1200 MPN dalam 100 mL air. (Baku Standard PP 82 Tahun 2001, 1000 MPN/100 mL air ).

h. Pemeriksaan logam berat

Hasil pengukuran logam berat dalam ketiga sampel air (Air Bor Oesapa, Air Bor Oebobo dan Air Bor Inaboi) dapat dibaca pada tabel di bawah ini : Kadar logam Cd, Pb dan Fe pada masing-masing sample air masih memenuhi Baku Mutu menurut PP Nomor : 82 Tahun 2001.

Tabel 24. Hasil Pemeriksaan logam berat.

Jenis logam berat

Konsentasi (mg/L) Baku Mutu menurut

PP 82 Tahun 2001 (mg/L) Air Bor Oesapa Air Bor Oebobo Air Bor Inaboi Cd 0,0141 0,0018 0,0123 0,01 Pb 0,2478 -0,0413 0,2891 0,03 Fe -0,1746 -0,1116 0,0970 0,3

Gambar

Tabel 6. Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi
Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Kota Kupang
Gambar 3.  Posisi titik-titik penyelidikan tanah di lokasi Rumah Sakit Siloam Kota Kupang
Gambar 4.   Grafik Stratigrafi hasil Core drill  (deep boring)  Geoteknik di Lokasi Rumah  Sakit Siloam
+7

Referensi

Dokumen terkait