tugas akhir
Teknik Mesin
Latar Belakang
suasana yang tidak kondusif membutuhkan tindakan protektif lebih ditingkatkan
Dibutuhkan material pelindung tahan beban
balistik
Para ksatria menggunakan baju baja untuk melindungi dari pedang dan panah
Standart pengujian balistik impact untuk
jaket anti peluru menggunakan standart NIJ
Perumusan Masalah
Beban impact yang sangat besar akan mengakibatkan deformasi secara plastis. Pengujian langsung pada pelat sangat sulit karena kondisi yang kompleks sehingga membutuhkan waktu yang lama serta peralatan yang memadai.
Dengan kondisi tersebut pada tugas akhir ini, dilakukan simulasi dengan
Tujuan
• Menganalisa residual velocity
akibat beban impact dari proyektil
yang dihasilkan dari variasi
kecepatan proyektil.
• Menganalisa besar deformasi yang
dihasilkan dari proyektil dengan
bentuk ogive nose, hemispherical
nose dan conical nose.
Batasan Masalah
• Sudut penembakan lurus, yaitu tegak
lurus terhadap pelat.
• Penembakan hanya dilakukan sekali.
• Sifat mekanik material dianggap sama
dengan yang ada dalam standar
properties (tidak dilakukan pengujian
sifat mekanik).
• Spesimen uji berbahan weldox 460 E
steel.
• Pelat dijepit pada keempat sisinya.
• Analisa hanya pada pelat.
Asumsi
• Material yang dipakai diasumsikan
homogen dan isotropik.
• Tidak terdapat tegangan sisa
(residual strength) pada material
sebelumnya.
• Kecepatan proyektil sebelum
menumbuk pelat diasumsikan
konstan.
Manfaat
Dilakukannya penelitian ini
diharapkan
• Untuk pelat (target) dirancang agar
mampu menahan beban impact.
• Untuk proyektil dirancang mampu
menembus target.
Tinjauan pustaka
• T. Børvik, M. Langseth,
O.S. Hopperstad dan K.A.
Malo.
• melakukan pengujian
dengan menggunakan gas
gun sebagai pelontar
proyektil (massa, diameter,
dan panjang sebesar 197
gram, 20 mm, dan 80 mm)
Eksperimental set-up
• Pelontar menngunakan gas gun 200 bar.
• Panjang barel 10 m diameter 50 mm berada pada ruang impact seluas 16 m3 .
• Gas gun mampu meluncurkan 250 g proyektil dengan kecepatan maksimal1000 m/s.
Andi Rizkiawan
• Melakukan penelitian pada balistik impact menggunakan proyektil dengan bentuk blunt-nose shape (silinder ujung permukaan datar) memferivikasikan jurnal dan simulasi finite element dan hasilnya memuaskan.
No (m/s)V Residual Velocity (m/s) Deformasi (mm)
Eksperimen Simulasi Eksperimen Simulasi
1 173.7 0 0 2.93 2.9625 2 177.3 0 0 2.95 3.045 3 179.4 0 0 2.81 2.9525 4 181.5 0 0 2.92 2.9525 5 184.8 0 0 2.56 2.81 6 285.4 181.1 175 - -7 303.5 199.7 196 -
-Dasar Teori
• Shock wave
Ketika bertumbukan kedua material mengalami tekanan yang sama P1=P2
Dari persamaan kekekalan momentum ketika benda bertumbukan didapat
dimana Us=kecepatan shock Up=kecepatan partikel
EOS untuk kedua material
dimana C = sound velocity pada saat zero pressure
S = parameter empiris Sehingga prsamaan menjadi
Maka akar persamaan didapat
Dimana
Karena target dan proyektil mempunyai material yang sama, maka
• Johnson-cook
Teori mewakili perilaku kekuatan bahan dengan mendefinisikan tegangan yield
strain strain rate temperature Dimana
= effective plastic strain
= normalized effective plastic strain rate
TH = homologous temperature (T - Troom )/(Tmelt- - Troom ) kelima konstanta material adalah A,B,C, n, dan m
• Johnson-cook failure
Metodologi Penelitian
Sacara garis besar langkah-langkah penelitian terdiri
dari tahap-tahap sebagai berikut :
Study literatur
Membuat modeling finite elemen berbasis eksplisit
(Ansys Autodyn)
Analisa deformasi pada setiap pembebanan
Menarik kesimpulan mengenai hasil analisa yang
dilakukan
start
Studi Literatur dan Pengumpulan Data yang Dibutuhkan
Pemodelan dan Verifikasi Model
Penerapan Variasi dan Simulasi Impact
Plotting Hasil Simulasi
Hasil Sesuai
Analisa Hasil Simulasi
Kesimpulan
Selesai Tidak
No (m/s)V
Residual Velocity (m/s) Deformasi
ogive hemispherical conical ogive hemispherical conical 1 173.7 2 177.3 3 179.4 4 181.5 5 184.8 6 188.8 7 189.6 8 188.1 9 200.4 10 224.7 11 244.2 12 285.4 13 303.5
Membangun Simulasi
Pada proses simulasi impact load ini akan digunakan alat bantu “software finite element analysis (FEA)” yaitu ANSYS
Perancangan geometri
Model yang
digunakan untuk
analisa ini terdiri dari proyektil dan pelat target.
Disamping
merupakan contoh pembuatan goemetri pelat target.
Proses meshing
Pada proses ini membagi model menjadi elemen-elemen. Metode yang digunakan untuk meshing pelat adalah hex-dominan
Material model
Properties material pelat target
Material Weldox 460 E steel
Reference Density (g/cm3) 7.85 EOS Shock Gruneisen Coeff 2.17 C1 (m/s) 4569 S1 1.49 Ref. Temp (K) 293 Specific Ht (J/kgK) 452 Thermal Conductivity ( J/mKs) 45 Strength Johnson-Cook
Shear Modulus, G (GPa) 75.19
Yield Stress (MPa) 490
Hardening Const (Mpa) 807
Hardening Expnt 0.73
Strain Rate Constant 0.012
Thermal softening Exponent 0.94
Melting Temp (K) 1800
Failure Johnson-Cook Damage Constant, D1 0.0705 Damage Constant, D2 11.732 Damage Constant, D3 -0.54 Damage Constant, D4 -0.00123 Damage Constant, D5 0 Melting Temp (K) 1800
Proyektil menggunakan material Arne tool steel
• Massa : 197 g
• Diameter : 20 mm • Panjang : 80 mm
• Young’s modulus Ep = 200.000 Mpa • Poisson’s ratio vp = 0,33
Initial condition
Digunakan untuk mengatur kecepatan pada proyektil
Boundary condition
Pengaturan untuk batasan pada pelat dimana pada setiap tepi sisi luar pelat tidak bergerak (dijepit)
Pengolahan data
Hasil simulasi akan menunjukkan rangkaian
kejadian impact pada cycle dan waktu
tertentu serta beberapa parameter lainnya
yang diamati. Setelah didapatkan hasil
simulasi, maka akan dilakukan pengolahan
hasil berupa plotting grafik velocity-time hasil
simulasi yang telah terekam. Grafik yang
Hasil Simulasi
Setelah melakukan simulasi dengan variasi bentuk ujung proyektil dan kecepatan awal yang diberikan, maka didapatkan profil perjalanan proyektil sebagai berikut :
Conical-nose
(0 ms) (0.042 ms)
Ogive-nose
(0 ms) (0.432 ms)
Hemispherical-nose
(0ms) (0.0431 ms)
Cara Pengambilan Data
Tabel Hasil Simulasi
No Initial Velocity
Kedalaman Penetrasi (mm) Residual Velocity (m/s) conical-nose ogive-nose hemispherical-nose conical-nose ogive-nose hemispherical-nose 1 173.7 17.32 20.35 _ _ _ 26.91 2 177.3 17.74 20.11 _ _ _ 32.23 3 179.4 17.84 20.51 _ _ _ 40.19 4 181.5 18.04 20.77 _ _ _ 38.15 5 184.8 18.54 20.4 _ _ _ 47.22 6 188.1 18.71 21.92 _ _ _ 62.82 7 188.8 18.83 22.21 _ _ _ 58.98 8 189.6 18.91 21.81 _ _ _ 66.76 9 200.4 19.99 24.2 _ _ _ 93.97 10 224.7 23.27 27.84 _ _ _ 132.09 11 244.2 26.68 32.03 _ _ _ 158.88 12 285.4 _ _ _ 155.33 55.65 213.07 13 303.5 _ _ _ 194.92 114.93 236.13 14 320 _ _ _ 218.64 156.43 257.24 15 340 _ _ _ 246.69 192.08 279.76 16 360 _ _ _ 274.98 232.2 303.46
Data Eksperimen
(a) Blunt-nose
(b) Hemispherical-nose
Hasil Eksperimen
Blunt-nose no initial velocity (m/s) residual velocity (m/s) 1 399.6 291.3 2 303.5 199.7 3 285.4 181.7 4 244.2 132.6 5 224.7 113.7 6 200.4 71.4 7 189.6 42 8 184.3 30.8 9 184.8 0 10 181.5 0 hemispherical-nose no initial velocity (m/s) residual velocity (m/s) 1 452 325.1 2 420.6 284.3 3 362.9 220.2 4 326.7 154.8 5 300 97.2 6 292.1 0 7 278.9 0 Conical-nose no initial velocity (m/s) residual velocity (m/s) 1 405.7 312 2 355.6 232.3 3 317.8 155.8 4 300.3 110.3 5 280.9 0 6 248.7 0 7 206.9 0Grafik hasil simulasi
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 170 180 190 200 210 220 230 240 250 Ke da la ma n ( mm) Initial velocity (m/s) Kedalaman Penetrasi conical ogiveGrafik Hasil Simulasi
0 50 100 150 200 250 300 350 150 200 250 300 350 400 re sid ua l v elo cit y (m /s ) initial velocity (m/s) Residual Velocity hemispherical conical ogiveGrafik Hasil Eksperimen
0 50 100 150 200 250 300 350 150 200 250 300 350 400 450 rs id ua l v elo cit y (m /s ) initial velocity (m/s)Grafik hasil eksperimen
blunt
hemispherical conical
Perbandingan Residual Velocity Proyektil Initial velocity (m/s) Residual velocity (m/s) Error (%) eksperimen simulasi 452 325.1 346 6.4287
Profil penetrasi pada eksperimen & simulasi
Error yang terjadi pada simulasi bentuk hemispherical-nose
Hasil grafik residual velocity yang didapat
Perbandingan Residual Velocity Proyektil Initial velocity (m/s) Residual velocity (m/s) Error (%) eksperimen simulasi 405.7 312 320.46 2.711
Profil penetrasi pada eksperimen & simulasi
Error yang terjadi pada simulasi bentuk Conical-nose
Hasil grafik residual velocity yang didapat
Analisa Hasil
initial velocity peningkatan kedalaman penetrasi(%) conical ogive 173.7-177.3 2.42 -0.88 177.3-179.4 0.56 1.48 179.4-181.5 1.12 0.95 181.5-184.8 2.77 2.24 184.8-188.1 0.92 1.83 188.1-188.8 0.64 1.00 188.8-189.6 0.42 -1.37 189.6-200.4 5.71 8.34 200.4-224.7 16.41 11.68 224.7-244.2 14.65 12.04 Total 4.56 3.73
Dari tabel dapat dilihat peningkatan yang terjadi pada penambahan kecepatan awal
0.00 2.00 4.00 6.00 pro se nt as e k en ai ka n (%) Kedalaman penetrasi conical ogive
Analisa Hasil
Dari tabel dapat dilihat peningkatan yang terjadi pada penambahan kecepatan awal
initial velocity
peningkatan residual velocity(%) conical ogive hemispherical 173.7-177.3 - - 19.77 177.3-179.4 - - 24.70 179.4-181.5 - - -5.08 181.5-184.8 - - 23.77 184.8-188.1 - - 33.04 188.1-188.8 - - -6.11 188.8-189.6 - - 13.19 189.6-200.4 - - 40.76 200.4-224.7 - - 40.57 224.7-244.2 - - 20.28 244.2-285.4 25.49 106.52 34.11 285.4-303.5 12.17 36.11 10.82 320.0-340.0 12.83 22.79 8.94 340.0-360.0 11.47 20.89 8.75 Total 15.49 46.58 15.66 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 pr os en ta se r es id ua l v el oc it y (% ) residual velocity conical ogive hemispherical
Kesimpulan
Setelah melakukan rangkaian simulasi, pengolahan data, dan analisa maka dapat ditarik kesimpulan sebagi barikut :
• Analisa simulasi dengan initial velocity dibawah 400 m/s menunjukkan bahwa proyektil dengan bentuk ogive-nose
memiliki efisiensi penembusan pelat target lebih baik
dibandingkan dengan bentuk conical-nose dan hemispherical-nose.
• Bentuk proyektil ogive-nose memiliki kemampuan untuk
melakukan kedalaman penetrasi lebih baik dibandingkan dengan bentuk proyektil conical-nose. Kedalaman penetrasi kedua bentuk proyektil tersebut mengalami kenaikan seiring dengan naiknya kecepatan awal yang diberikan.