• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Maha Esa), karena atas berkat dan rahmat-nya telah diselesaikan skripsi yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Maha Esa), karena atas berkat dan rahmat-nya telah diselesaikan skripsi yang"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), karena atas berkat dan rahmat-Nya telah diselesaikan skripsi yang berjudul “Survei Kemauan (Willingness) Pekerja Sektor Informal Mengenai Program Jaminan Kesehatan Nasional di Desa Selat dan Pengiangan Kecamatan Susut Bangli Tahun 2017” ini tepat pada waktunya.

Dalam menulis skripsi ini, penulis mendapat arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih diberikan atas kerjasamanya dalam penyusunan skripsi ini kepada:

1. Bapak dr. I Made Ady Wirawan, MPH. Ph.D, selaku ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana;

2. Ibu Putu Ayu Indrayathi, SE., MPH, sebagai ketua bagian AKK PSKM sekaligus dosen pembimbing II yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini;

3. Bapak dr. Pande Putu Januraga. M.Kes. Dr.PH, selaku dosen pembimbing I yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini;

4. Ibu Rina Listyowati. S.Sit. M.Kes, selaku ketua penguji skripsi yang telah banyak memberikan sumbangan masukan berupa kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini;

(2)

vi

5. Ibu dr. Ni Made Sri Nopiyani. MPH, selaku sekretaris penguji skripsi yang telah banyak memberikan sumbangan masukan berupa kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini;

6. Bapak Kepala Desa Selat dan Kepala Desa Pengiangan serta warga setempat, selaku informan dalam penyususnan skripsi ini;

7. Bapak/Ibu seluruh staf Tata Usaha dan dosen PSKM FK UNUD atas bantuannya kepada penulis dalam mempersiapkan dan menyelesaikan skripsi ini;

8. Keluarga yang tercinta serta teman-teman IKM Matrikulasi 2015 yang selalu memberi dukungan moril, saran, doa serta motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini;

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan skripsi ini

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritk dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pihak lain yang menggunakan.

Denpasar, 31 Juli 2017

(3)

vii

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

PEMINATAN ADMINITRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN SKRIPSI, JULI 2017

I KOMANG PERI SUKMA RAHMAWAN

SURVEI KEMAUAN (WILLINGNESS) PEKERJA SEKTOR INFORMAL MENGENAI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI DESA SELAT

DAN PENGIANGAN KECAMATAN SUSUT BANGLI TAHUN 2017

ABSTRAK

Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) mendominasi kepesertaan program JKN di Indonesia, termasuk di Kabupaten Bangli. Kepesertaan JKN di Kabupaten Bangli tahun 2016 sebesar 42,92%, dengan kepesertaan PBPU sebesar 4,32%. Rendahnya kepesertaan PBPU bukan hanya menjadi indikasi belum optimalnya sosialisasi, tetapi juga disebabkan karena belum terbentuknya kemauan pekerja sektor informal mengikuti program JKN, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan pekerja sektor informal mengikuti program JKN beserta alasan penundaan belum mendaftar menjadi peserta JKN.

Penelitian ini adalah survei analitik kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala keluarga pekerja sektor informal di Desa Selat dan Pengiangan Kecamatan Susut Bangli yang belum menjadi peserta JKN, diambil dengan teknik sampling multi stage random sampling sebanyak 96 responden dan dipilih secara proporsional, data diperoleh menggunakan instrumen berupa kuesioner dan dianalisis secara kuantitatif baik secara univariabel, bivariabel (chi squre) dan multivariabel (regresi poisson).

Survei menunjukkan bahwa 66,67% responden mau menjadi peserta JKN, hasil uji

regresi poisson variabel yang paling berpengaruh terhadap kemauan menjadi peserta JKN

adalah pendidikan (APR=5.15) dan persepsi manfaat (APR=2.41), serta sebagian besar alasan responden menunda mengikuti JKN karena sibuk bekerja dan tidak ada waktu untuk mendaftar pergi ke kantor BPJS Kesehatan.

Pendidikan dan persepsi manfaat secara bersama mempengaruhi kemauan mengikuti program JKN, oleh sebab itu maka perlu dilakukan pemberian informasi dengan menekankan pada persepsi manfaat yang didapat jika mengikuti program JKN pada berbagai level pendidikan, serta pendaftaran dan pembayaran JKN dengan sistem jemput bola.

(4)

viii SCHOOL OF PUBLIC HEALTH

MEDICAL FACULTY OF UDAYANA UNIVERSITY

DEPARTEMENT OF ADMINISTRATION AND HEALTH POLICY MINI THESIS, JULY 2017

I KOMANG PERI SUKMA RAHMAWAN

WILLINGNESS SURVEY OF THE INFORMAL SECTOR WORKERS CONCERN TO NATIONAL HEALTH INSURANCE PROGRAM AT SELAT AND

PENGIANGAN VILLAGE SUBDISTRICT SUSUT IN BANGLI REGENCY IN 2017

ABSTRACT

The subsidized members (PBI) dominated the membership of the National Health Insurance Scheme (JKN) in Indonesia, including in Bangli Regency. The number of membership of JKN in Bangli Regency is 42,92% and membership of PBPU is 4,32%. The low number of non wage earners (PBPU) doesn’t indicate inoptimal socialization, but also the lack of willingness of informal sector workers concern JKN. This study aim to know factors related to willingness of informal sector workers to join JKN program and to find the reason of postponement of society have not register to become JKN participant.

The study was observational analytic with cross-sectional design. The subject of informal sector workers at Selat and Pengiangan Village Subdistrict Susut in Bangli Regency who have not join JKN, set with multi stage random sampling (96 respondents) and they were selected proportional. The data was collected by the questionnaire and analyzed with quantitative method approaches as univariate, bivariate used chi square and multivariate used poisson regression.

The survey found that 66,67% respondents want to participate JKN. While based on poisson regression analyze the majority factor was influenced toward society to participate on JKN is education (APR=5.15) and perceived of benefit (APR=2.41), and the most reason of respondents tend to delay membership is busy work and no time to go to the BPJS Health Office.

Education and perception of benefits to be together was influenced toward willingness to participate JKN program, therefore it is necessary to provide information by emphasizing the perceptions of benefits when be participating in JKN programs conducted in various of education level, as well as registration and payment of JKN with the system pick up the ball.

(5)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Halaman Judul Dengan Spesifikasi………..ii

Halaman Persetujuan ... iii

Kata Pengantar ... v

Abstrak………… ... vii

Abstract………..viii

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Singkatan... xiv

Daftar Lampiran ... xv PENDAHULUAN ... 1 BAB I 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 7 1.3 Pertanyaan Penelitian ... 8 1.4 Tujuan ... 8 Tujuan Umum ... 8 1.4.1 Tujuan Khusus ... 8 1.4.2 1.5 Manfaat ... 9 Manfaat Teoritis ... 9 1.5.1 Manfaat Praktis ... 9 1.5.2 1.6 Ruang Lingkup Penelitian... 10

TINJAUAN PUSTAKA ... 11

BAB II 2.1 Jaminan Kesehatan Nasional ... 11

Prinsip Prinsip Jaminan Kesehatan Nasional ... 12

2.1.1 Kepesertaan JKN ... 13

2.1.2 Pembiayaan ... 14

2.1.3 2.2 Tinjauan Tentang Kemauan ... 16

Konsep Kemauan ... 16 2.2.1

(6)

x

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan ... 16

2.2.2 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 25

BAB III 3.1 Kerangka Konsep ... 25

3.2 Hipotesis Penelitian ... 26

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 26

Variabel Penelitian ... 26

3.3.1 Definisi Operasional Variabel ... 27

3.3.2 METODE PENELITIAN... 30

BAB IV 4.1 Rancangan Penelitian ... 30

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

Lokasi Penelitian ... 30

4.2.1 Waktu Penelitian ... 31

4.2.2 4.3 Populasi dan Sampel ... 31

Populasi ... 31 4.3.1 Sampel Penelitian ... 31 4.3.2 Besar Sampel ... 32 4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel... 33

4.3.4 Instrumen Penelitian... 34 4.3.5 4.4 Pengumpulan Data ... 35 Jenis Data ... 35 4.4.1 Cara Pengumpulan Data ... 36

4.4.2 Pengolahan Data... 36 4.4.3 4.5 Analisis Data ... 41 Analisis Univariat... 41 4.5.1 Analisis Bivariat ... 41 4.5.2 Analisis Multivariat ... 42 4.5.3 4.6 Etika Penelitian ... 43 HASIL PENELITIAN ... 44 BAB V 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 44

(7)

xi

5.2 Gambaran Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Faktor Sosio demografi (Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan dan

Jumlah Anggota Keluarga) dan Kemauan Mengikuti JKN ... 45

5.3 Gambaran Persepsi Responden Penelitian (Persepsi Kerentanan, Persepsi Keseriusan, Persepsi Ancaman, Persepsi Manfaat dan Persepsi Hambatan)……….47

5.4 Gambaran Faktor Sosialisasi Tentang JKN Yang Diterima Responden ... 50

5.5 Hubungan Faktor Sosio-demografi dan Persepsi serta Sosialisasi Dengan Kemauan Mengikuti Program Jaminan Kesehatan Nasional ... 51

5.6 Faktor Yang Paling Berhubungan Dengan Kemauan Responden Untuk Mengikuti Program JKN ... 55

5.7 Penyebab Responden Menunda Mengikuti Program JKN ... 57

PEMBAHASAN ... 60

BAB VI 6.1 Hubungan Faktor Sosio-Demografi Dengan Kemauan Mengikuti JKN ... 60

6.2 Hubungan Faktor Persepsi Dengan Kemauan Mengikuti Program JKN ... 70

6.3 Hubungan Faktor Sosialisasi Dengan Kemauan Mengikuti JKN ... 78

6.4 Upaya Mengubah Kemauan Pekerja Sektor Informal Untuk Menjadi Peserta JKN………. ... 80

6.5 Keterbatasan Penelitian ... 82

SIMPULAN DAN SARAN ... 83

BAB VII 7.1 Simpulan ... 83

7.2 Saran. ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(8)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 26 Tabel 5.1 Distribusi karakteristik responden penelitian berdasarkan faktor

sosio-demografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan jumlah anggota keluarga) dan kemauan mengikuti JKN... 45 Tabel 5.2 Distribusi persepsi responden (persepsi kerentanan, keseriusan, ancaman dan manfaat serta hambatan) ... 47 Tabel 5.3 Distribusi jawaban responden berdasarkan item pertanyaan………..48 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan sumber informasi yang pernah diterima responden penelitian ... 50 Tabel 5.5 Hasil analisis bivariat hubungan faktor sosio-demografi, persepsi dan sosialisasi dengan kemauan mengikuti program JKN ... 51 Tabel 5.6 Bentuk akhir hasil analisis multivariat hubungan faktor sosio demografi

dan persepsi serta sosialisasi dengan kemauan mengikuti program JKN 56 Tabel 5.7 Alasan responden menunda untuk mengikuti program jaminan kesehatan nasional ... 57

(9)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 25

(10)

xiv

DAFTAR SINGKATAN

BP : Bukan Pekerja

BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Dinkes : Dinas Kesehatan

HBM : Health Belief Model Jamkesda : Jaminan Kesehatan Daerah JKBM : Jaminan Kesehatan Bali Mandara

JKN : Jaminan Kesehatan Nasional

KK : Kepala Keluarga

Kemenkes RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Kemenkumham RI : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

PBI : Penerima Bantuan Iuran

PBPU : Pekerja Bukan Penerima Upah

Perpres RI : Peraturan Presiden Republik Indonesia Polri : Kepolisian Negara Republik Indonesia

PNS : Pegawai Negeri Sipil

PPU : Pekerja Penerima Upah

SJSN : Sistem Jaminan Sosial Nasional

SK : Surat Keputusan

TNI : Tentara Nasional Indonesia

UMR : Upah Minimun Regional

UU : Undang Undang

(11)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Surat Ethical Clerance Penelitian……….……...86

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Dari Penanaman Modal... 92

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Dari Kesbangpol Kabupaten Bangli ... 94

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Dari Desa Selat Kecamatan Susut Bangli ... 95

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Dari Desa Pengiangan Kecamatan Susut Bangli .. 96

Lampiran 5 Lembar Informasi ... 97

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 98

Lampiran 7 Kuesioner Penelitian ... 99

Lampiran 8 Output Analisis Data Dengan Stata ... 104

Lampiran 9 Dokumentasi Hasil Penelitian ... 114

Lampiran 10 Dokumentasi Hasil Penelitian ... 115

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi. Rencana pembangunan kesehatan pada periode 2015 sampai dengan 2019 adalah Program Indonesia Sehat (PIS), dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2015).

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu program pemerintah dalam rangka melakukan perlindungan finansial bagi masyarakat yang dilaksanakan pada awal tahun 2014, dengan harapan agar masyarakat dapat mengakses pelayanan kesehatan yang bermutu secara komprehensif. Program jaminan sosial ini diselenggarakan oleh BPJS yang terbagi menjadi BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Program JKN ini merupakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang kepesertaanya bersifat nasional, wajib, nirlaba, gotong royong dan ekuitas, untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi kesehatan masyarakat yang telah membayar iuran atau iuranya dibayari oleh pemerintah (Kemenkumham RI, 2013).

Kepesertaan BPJS Kesehatan dibagi menjadi dua yaitu Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan bukan PBI. Peserta PBI terdiri dari masyarakat terlantar dan

(13)

2

masyarakat tidak mampu, sehingga iuranya dibayarkan oleh pemerintah. Sementara kepesertaan non PBI adalah mereka yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu, meliputi kategori Pekerja Penerima Upah (PPU) yang terdiri dari: Pegawai Negeri Sipil (PNS), anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), anggota Kepolisian Negera Republik Indonesia (Polri), pejabat negara, pegawai pemerintah non PNS, pegawai swasta, dan pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja penerima upah), dan kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) serta kategori Bukan Pekerja (BP) (Kemenkes RI, 2014).

Dalam Perpres No 12 tahun 2013 menyatakan bahwa PBPU adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri. Peserta JKN PBPU merupakan pekerja diluar hubungan kerja atau pekerja mandiri. Contoh PBPU kebanyakan pada pekerja sektor informal seperti: petani, nelayan, pembantu, pedagang, sopir, tukang kayu, pengrajin dan semacamnya. Pada intinya PBPU adalah pekerja yang tidak berkaitan dengan formalitas hubungan kerja atau pekerja yang upahnya tidak tetap menentu, disebut juga pekerja yang mendapatkan gaji tetapi tidak ada formalitas hubungan kerja. Setiap PBPU wajib mendaftarkan dirinya dan anggota keluarganya secara sendiri-sendiri atau berkelompok sebagai peserta jaminan kesehatan pada BPJS Kesehatan dengan membayar iuran (Kemenkumham RI, 2013).

Data BPJS Kesehatan Pusat menunjukkan bahwa hingga bulan Januari 2017 kepesertaan JKN di Indonesia baru mencapai 67,75%, dengan kepesertaan PBI adalah jenis kepesertaan paling banyak di Indonesia dengan persentase sebesar 61,93%, kepesertaan PPU sebesar 23,80%. Berbeda halnya dengan peserta non PBI, kepesertaan non PBI untuk PBPU bahkan memiliki jumlah relatif sedikit tetapi jumlahnya lebih banyak dari bukan pekerja, yaitu hanya mencapai 11,34% dan peserta bukan pekerja sekitar 2,93%. Cakupan kepesertaan JKN di Provinsi Bali

(14)

3

hingga bulan September 2016 sebesar 51,53% dengan jenis kepesertaan PBI dengan persentase sebesar 42,92%, kepesertaan PPU sebesar 40,11%, kepesertaan PBPU hanya mencapai 12,64% dan peserta bukan pekerja sekitar 4,33% (BPJS Kesehatan Divisi Regional XI, 2016). Kondisi serupa juga ditemukan di Kabupaten Bangli dengan jumlah cakupan kepesertaan JKN sebesar 42,92% dengan rincian kepesertaan PBI sebesar 61,60%, kepesertaan PPU sebesar 29,70%, tetapi jumlah kepesertaan PBPU paling sedikit sebesar 4,34%, jika dibandingkan dengan kategori kepesertaan lainya, dan bahkan kepesertaan PBPU lebih kecil dari kepesertaan bukan pekerja, dengan jumlah kepesertaan bukan pekerja sebesar 4,36% (BPJS Kesehatan Cabang Klungkung, 2016). Berdasarkan data Yandas Kabupaten Bangli diketahui cakupan kepesertaan JKN terendah terdapat di Kecamatan Susut sebesar 35,24% (Dinkes Bangli, 2016). Berdasarkan data kunjungan pasien rawat jalan ke Puskesmas Susut 1 untuk Desa Selat dan Desa Pengiangan dalam kurun waktu tiga bulan yaitu bulan September, Oktober dan November sebesar 210 jiwa, dengan persentase kunjungan JKN kategori PBI sebesar 178 jiwa (84,76%), dengan kategori PPU sebanyak 15 jiwa (7,14%), kategori BP sebanyak 7 jiwa (3,33%) dan kategori PBPU sebesar 10 jiwa (4,77%) (Puskesmas Susut 1, 2016).

Desa Selat dan Desa Pengiangan adalah dua desa dari 9 kelurahan yang terdapat di Kecamatan Susut Bangli. Jarak antara pusat kota dengan Desa Selat dan Pengiangan terbilang cukup jauh yaitu lebih kurang 15 Km. Jumlah penduduk di desa setempat berdasarkan laporan penduduk bulan Desember 2016 terdapat sebanyak 6.549 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.905 KK. Berdasarkan data laporan kependudukan tahun 2016 sebagian besar penduduk di dua desa tersebut merupakan pekerja mandiri yaitu pekerja sektor informal, sebagai pekerja pengrajin ukiran kayu setil Bali, pekerja ukiran pasir hitam (pasir melele),

(15)

4

pengrajin perak, pekerja kerajinan anyaman bambu (bedeg, sok dan souvenir dari bambu), pengrajin tenun, pengrajin perlengkapan upacara keagamaan, peternakan, perkebunan dan pedagang serta sektor industri lainya (Desa Pengiangan dan Selat, 2016). Berdasarkan hasil observasi awal di Desa Selat pada tanggal 12 Februari 2016, dari 6 pekerja sektor informal yang berhasil diwawancarai ditemukan bahwa 5 dari 6 pekerja tersebut mengetahui bahwa program JKBM tidak berlaku lagi, dari 5 pekerja tersebut 3 pekerja mengetahui program JKBM sudah digantikan oleh BPJS Kesehatan/JKN, dari 3 pekerja tersebut seorang pekerja sudah mendaftar sebagai peserta JKN mandiri, sedangkan 2 pekerja menyatakan masih mempertimbangkanya.

Rendahnya capaian kepesertaan JKN kategori PBPU di Kabupaten Bangli pada umumnya dan di Desa Selat serta Pengiangan khususnya perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah, karena kategori PBPU harus mendaftar secara mandiri. Kategori PBPU sangat riskan untuk tidak terjamin program JKN, oleh karena itu perlu peran aktif pemerintah untuk mendorong kesadaran dan kemauan akan pentingnya menjadi peserta JKN. Kategori ini harus proaktif dalam mendaftarkan dirinya sebagai peserta JKN apabila mereka peduli terhadap kesehatanya (Hunaepi, 2015).

Kemauan menentukan kesanggupan sesorang untuk turut terlibat dan berpartisipasi pada kegiatan atau program di masyarakat, termasuk program JKN. Kemauan hanya bisa terbentuk jika masyarakat telah memiliki kesadaran terhadap program tersebut, kesadaran adalah kepemilikan pengetahuan atau menjadi sadar akan seseorang, situasi atau sesuatu (Kainth, 2009) dalam Siswoyo (2015). Kesadaran tentang kesehatan akan memberikan pengaruh pada perilakunya sebagai hasil dari pendidikan kesehatan.

(16)

5

Perilaku individu tidak terlepas dari intelegensia yang akan mempengaruhi persepsinya. Perubahan perilaku tersebut diharapkan meningkat sejalan dengan peningkatan persepsi, persepsi dan kepercayaan masing-masing individu berpengaruh pada proses pengambilan keputusan. Menurut teori perubahan perilaku

Health Belief Model (HBM) menjelaskan tentang sikap individu untuk mengadopsi

perilaku baru yang diawali terlebih dahulu dengan terbentuknya niat (kemauan), kemauan dijadikan sebagai faktor predikitor perilaku, sehingga jika ingin memprediksi perilaku individu maka harus dinilai kemauanya, dengan demikian semakin tinggi kemauan maka akan semakin mudah pula individu bersangkutan untuk mengadopsi perilaku baru, tetapi hal itu tergantung dari kuat atau lemahnya faktor pendorong dan penahan yang memicu timbulnya kemauan tersebut. Faktor pendorong meliputi: persepsi kerentanan, keseriusan, dan ancaman terhadap suatu penyakit serta keuntungan yang didapat jika mengadopsi perilaku baru, selain itu ada faktor penahan dari kemauan tersebut yaitu persepsi hambatan. Dari kemauan untuk mengadopsi perilaku baru ada suatu tahapan yang disebut dengan proses pengambilan keputusan (Priyoto, 2014). Menurut Van Oost dalam Surhayat (2015) menyatakan bahwa dalam proses pengambilan keputusan antara kemauan dengan perilaku menunjukkan hubungan yang relatif sedang, sehingga apa yang menjadi kemauan indivdu mungkin akan tercermin dalam perilakunya, tetapi jika tidak tercermin dalam perilakunya berarti ada faktor penghambat dari luar individu bersangkutan yang menyebabkan penudaan dalam mengambil keputusan untuk mengadopsi perilaku baru.

Beberapa temuan penelitian berkaitan pengaruh faktor penghambat dalam proses pengambilan keputusan, seperti penelitian Siswoyo (2015) tentang “Analisis Kesadaran Pekerja Sektor Informal Terhadap Program Jaminan Kesehatan Nasional

(17)

6

di Provinsi Yogyakarta” menyatakan bahwa sebagian besar (52,50%) pekerja sektor informal di Provinsi Yogyakarta memiliki kesadaran tinggi terhadap program JKN, tetapi berdasarkan hasil analisis kualitatif pada penelitian tersebut ditemukan bahwa semua pekerja sektor informal yang memiliki kesadaran tinggi menunda kepesertaan dalam program JKN karena adanya beberapa hambatan, salah satunya karena kepemilikan asuransi swasta dan belum terintegrasi jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) di provinsi tersebut dan persepsi negatif terhadap mutu layanan.

Berdasarkan hasil penelitian deskritif yang dilakukan oleh Wisudarma, dkk (2015) tentang “Kemauan Masyarakat Pengguna Jaminan Kesehatan Bali Mandara Mengikuti Jaminan Kesehatan Nasional di Wilayah Kerja Puskesmas Petang II Tahun 2014”, menunjukkan bahwa masih rendahnya tingkat kemauan masyarakat untuk mengikuti JKN dengan persentase sebesar 25%, hal ini disebabkan karena kepala keluarga yang memiliki jumlah anggota keluarga >4 orang diketahui tidak setuju untuk mendaftarkan semua anggota keluarganya dalam program JKN, persepsi kepala keluarga yang negatif terkait aspek kepesertaan dan iuran terhadap program tersebut memiliki kemauan yang rendah untuk mendaftar sebagai peserta JKN. Namun dalam penelitian tersebut belum mengkaji aspek kemauan secara kuantitatif ditinjau dari aspek persepsi keseriusan, kerentanan, ancaman terhadap suatu penyakit, dan hambatan serta keuntungan jika mengikuti program JKN, dalam penelitian tersebut juga menyarankan agar mengkaji sumber informasi yang didapat.

Menurut Adibe et al (2011) dalam Siswoyo (2015) menyatkan bahwa penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan kesadaran dan kemauan pekerja sektor informal mengikuti asuransi kesehatan, bukan hanya menggunakan variabel karakteristik individu saja seperti: usia, jenis kelamin, pendidikan pekerjaan, pendapatan dan jumlah anggota keluarga, tetapi juga harus mengkaji faktor internal

(18)

7

seperti persepsi dan faktor eksternal seperti sosialisasi (sumber informasi) dari masyarakat yang juga berhubungan secara signifikan dengan kemauan masyarakat dalam berasuransi kesehatan. Oleh sebab itu maka kemauan terhadap program JKN hanya dapat terbentuk jika masyarakat memiliki persepsi positif terhadap program tersebut, sehingga partisipasi dalam program ini pun akan meningkat.

Rendahnya capaian kepesertaan PBPU dalam program JKN, bukan hanya menjadi indikasi dan belum optimalnya sosialisasi, tetapi juga karena belum terbentuk kemauan pekerja sektor informal tentang manfaat yang diterima jika mengikuti asuransi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemauan pekerja sektor informal mengikuti program JKN di Desa Selat dan Desa Pengiangan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta berbagai faktor penghambatnya. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa hampir 86% sampai dengan 92% penduduknya sebagai pekerja sektor informal, tetapi cakupan kepesrtaan JKN mandiri di desa setempat sangat rendah, disamping itu belum pernah ada penelitian yang berkaitan dengan topik tersebut di desa setempat.

1.2 Rumusan Masalah

Cakupan kepesertaan JKN sejak 3 tahun terakhir semenjak BPJS Kesehatan beroperasi, belum pernah mencapai target yang direncanakan sesuai dengan peta jalan (road map) BPJS Kesehatan. Cakupan kepesertaan JKN hingga Januari 2017 sebesar 67,75%, masih jauh dibawah target yang telah ditetapkan sebesar 90%, cakupan kepesertaan JKN didominasi oleh kategori PBI. Sosialisas program JKN-KIS telah intensip dilakukan oleh BPJS bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial serta melibatkan perangkat desa, tetapi sosialisasi tersebut belum cukup berhasil meningkatkan kepesertaan JKN untuk kategori pekerja mandiri, dimana

(19)

8

kepesertaan JKN untuk kategori PBPU masih sangat rendah, di Kabupaen Bangli sendiri cakupan kepesertaanya hanya mencapai 4,32%, rendahnya cakupan tersebut disebabkan oleh kurangnya kemauan masyarakat berpartisipasi dalam program JKN. Beberapa temuan penelitian menyebutkan bahwa faktor sosio-demografi dan persepsi serta sosialisasi berpengaruh signifikan terhadap kemauan pekerja sektor informal dalam berasuransi kesehatan, oleh sebab itu maka akan dilakukan survei kemauan pekerja sektor informal mengenai program JKN sehingga dapat dilihat faktor mana yang dapat diintervensi untuk meningkatkan kemauan masyarakat dalam program JKN.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas maka yang menjadi pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara faktor sosio-demografi, persepsi dan sosialisasi pada pekerja sektor informal dengan kemauan mengikuti program JKN di Desa Selat dan Pengiangan Kecamatan Susut Bangli tahun 2017?.

1.4 Tujuan

Tujuan Umum 1.4.1

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kemauan pekerja sektor informal mengikuti program JKN di Desa Selat dan Pengiangan Kecamatan Susut Bangli tahun 2017.

Tujuan Khusus 1.4.2

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui gambaran tingkat kemauan pekerja sektor informal untuk mengikuti program JKN di Desa Selat dan Pengiangan Susut Bangli Tahun 2017.

(20)

9

2. Mengetahui hubungan antara faktor sosio-demografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan jumlah anggota keluarga) pekerja sektor informal dengan kemauan mengikuti program JKN.

3. Mengetahui hubungan antara faktor persepsi (persepsi kerentanan, keparahan, ancaman, manfaat, hambatan) pekerja sektor unformal dengan kemauan mengikuti program JKN.

4. Mengetahui hubungan antara faktor sosialisasi tentang JKN yang didapat pekerja sektor informal dengan kemauan mengikuti program JKN.

5. Mengetahui gambaran penyebab pekerja sektor informal belum mendaftar dalam program JKN.

1.5 Manfaat

Manfaat Teoritis 1.5.1

Hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi tambahan referensi dan informasi bagi penelitian selanjutnya, serta sebagai kerangka acuan untuk melakukan studi yang memiliki topik berkaitan dengan faktor sosio-demografi, persepsi dan sosialisasi pada pekerja sektor informal dengan kemauan mengikuti program JKN.

Manfaat Praktis 1.5.2

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukan kepada BPJS kesehatan cabang Bangli dan Dinas Kesehatan serta Perangkat Desa dalam melakukan sosialisasi yang lebih efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan cakupan pengguna JKN mandiri. Penelitianya ini juga diharapkan dapat memberikan pemahaman yang tepat tentang pentingnya jaminan kesehatan

(21)

10

nasional bagi masyarakat, sehingga masyarakat terdorong untuk mendaftarkan dirinya menjadi peserta JKN mandiri.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) lebih memusatkan perhatian pada pelayanan kesehatan yang terbatas pada faktor sosio-demografi, faktor persepsi dan faktor sosialisasi pada pekerja sektor informal dengan kemauan mengikuti program jaminan kesehatan nasional di Desa Selat dan Pengiangan Kecamatan Susut Bangli Tahun 2017.

Referensi

Dokumen terkait

c) Jika diketahui larutan amonia 10%massa dengan densitas ~1 berapa konsentrasi amonia(Mol/Liter) yang terkandung dalam 10 mL larutan tersebut..

Upaya dalam mencapai tujuan tersebut di atas penyelenggaraan kegiatan ROVER SCOUT COMPETITION 2015 diharapkan dapat meningkatkan kemampuan para anggota pramuka

Terutama jika kematian yang dimaksudkan di sini adalah kematian yang bersifat elektif (euthanasia), permasalahan mengenai norma, tata nilai, dan perlakuan masyarakat di dalam

Hasil penelitian menunjukan antara pemberian dosis kompos dan konsentrasi ZPT pada laju pertumbuhan 30 HST – 40 HST, luas daun di umur 10 HST, panjang akar pada

Salah satu lembaga pendidikan yang memberikan kontribusi besar dalam memben- tuk karakter anak bangsa adalah madrasah, karena madrasah memiliki ciri khusus

Kepala DInas Penelitian dan Pengem bangan Angkatan Laut, Pusat Peneli tian dan Pengembangan, Departemen Pertahanan dan Keamanan, Jakarta. Ketua

Kriteria 1 Perlu Bimbingan 2 Cukup 3 Baik 4 Baik Sekali Pengumpulan data Tidak melakukan Pengumpulan data Sebagian kecil pengumpulan data dilakukan secara

73 3 Pola tanam pembenihan kerapu cantang di BPBAP Situbondo 74 4 Pola tanam kegiatan pembesaran kerapu cantang di KJA BPBAP Situbondo 76 5 Kandungan nutrisi pakan ikan