• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR LAKIP PPF - LIPI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGANTAR LAKIP PPF - LIPI"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmat-Nya, maka Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Penelitian Fisika tahun 2010 dapat disusun dengan baik. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Penelitian Fisika LIPI Tahun 2010 ini disusun sebagai pertanggungjawaban organisasi keilmuan untuk memenuhi Instruksi Presiden (Inpres) N0. 7 Tahun 1999.

Capaian capaian penting tertuang dalam laporan ini, namun capaian dalam bentuk lain kembali didapat oleh peneliti peneliti Pusat Penelitian Fisika melengkapi keberhasilan keberhasilan tahun tahun sebelumnya antara lain 2 peneliti telah mendapatkan penghargaan dalam perekayasaan oleh Persatuan Insinyur Indonesia atas nama Dr. Bambang Widiyatmoko dan Dr. L.T Handoko. Disamping penghargaan-penghargaan ilmiah yang diberikan oleh masyarakat maupun organisasi ilmiah, PPF juga berkomitmen untuk terus memacu dan meningkatkan prestasi-prestasi lainnya. Selama tahun 2010, kegiatan program- program penelitian dan rutin dibiayai dari sumber dana pemerintah melalui program DIPA, program riset kompetitif, insentif peneliti dan perekayasa dan program insentif Ristek KNRT. Ketiga program terakhir ini diperoleh melalui persaingan yang ketat. Dana-dana yang diperoleh ditujukan untuk membangun kompetensi di bidang fisika. Anggaran yang tersedia selain digunakan untuk membangun kompetensi, juga ditujukan untuk memperkuat infrastruktur dan sumber daya manusia sebagai pendukung pokok bagi tercapainya dan terselenggaranya visi dan misi organisasi. Pada tahun 2010 terdapat 6 pegawai PPF yang pensiun. Ini memberi tanda dimana institusi harus memperhatikan kesinambungan dan regenarasi sumber daya manusianya. Pada tahun 2010 PPF menerima 6 tenaga peneliti baru yang berkomitmen untuk mendukung pelaksanaan penelitian di bidang fisika.

Penambahan dan perluasan ruangan terutama di Laboratorium Fisis dan Optoelektronika serpong mengharuskan pemikiran kedepan akan program kegiatan,SDM dan sarana laboratorium.

(2)

Tahun 2011 melalui Rencana Strategis 2010 – 2014 yang baru maka PPF akan lebih fokus pada kegiatan prioritas yang dicanagkan pada RPJMN 2010 – 2014 dan Rencana Startegis LIPI 2010 – 2014.

Kami ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan ini. Ucapan terimkasih pula kami sampaikan kepada kepada Tim PME Satker yang telah berusaha memberikan data data dan fakta-fakta yang amat sangat membantu kami dalam memverifikasi obyektivitas kami dalam penyusunan buku ini. Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu sumbang saran yang membangun sangat kami perlukan. Semoga laporan ini dapat menjadi sumber informasi dan dimanfaatkan bagi yang memerlukan.

Bandung, 10 Januari 2011

Plt Kepala Pusat Penelitian Fisika – LIPI

(Dr. Bambang Widiyatmoko) NIP. 196230 198803 1 001

(3)

DAFTAR ISI

PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL iv

IKHTISAR EKSEKUTIF v

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG 1

1.2 TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1

1.3 STRUKTUR ORGANISASI 2

1.4 SISTEMATIKA PENYAJIAN 2

BAB 2 RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA 2010

2.1 UMUM 4

2.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN 2.3 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 2.4 TUGAS POKOK DAN FUNGSI

2.5 STRATEGI KEBIJAKAN DAN PROGRAM 2.6 INDIKATOR KINERJA DAN SISTEM EVALUASI

2.7 RENCANA STRATEGIS IMPLEMENTATIF PPF LIPI 2010-2014 : RENCANA KINERJA TAHUNAN DAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2010 5 11 12 15 19 20 2.8 PENUTUP 20

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2010 22

3.2 ANALISIS CAPAIAN KINERJA 22

3.3 AKUNTABILITAS KEUANGAN 46

BAB 4 PENUTUP

4.1 SIMPULAN 48

(4)

BAB 5 LAMPIRAN

L1 SASARAN DAN INDIKATOR PENCAPAIAN 50

L2 STRUKTUR ORGANISASI 52

L3 RENCANA PENGADAAN PERALATAN PENELITIAN 53

L4 RENCANA PENAMBAHAN SDM 54

L5 SKEMA KEGIATAN-KEGIATAN PENELITIAN PRIORITAS BIDANG DAN TARGET LUARAN DALAM 5 TAHUN

55

L6 INDIKATOR KINERJA UTAMA 56

L7 RENCANA KINERJA TAHUNAN PPF – LIPI / RKT 2010 60 L8 PENETAPAN KINERJA PPF – LIPI / PK 2010 90 L9 PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN PPF – LIPI / PKK 2010 99 L10 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TARGET, REALISASI, DAN

CAPAIAN / IKU 2010

102 L11 PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN (PPS) TAHUN 2010 110

(5)

DAFTAR TABEL

TABEL 1. Anggaran Dan Realisasi 2010 vi

TABEL 2. Analisis, Peluang Dan Tantangan PPF - LIPI 11 TABEL 3. Indikator Kinerja Utama (IKU) Target, Realisasi, Dan Capaian / IKU

2010

24

TABEL 4. Paten PPF - LIPI Tahun 2010 33

TABEL 5 Kerja Sama PPF - LIPI Tahun 2010 35

TABEL 6. Daftar Pameran Yang Diikuti PPF - LIPI Tahun 2010 37 TABEL 7. Keikutsertaan PPF - LIPI Dalam Seminar/Workshop Tahun 2010 38 TABEL 8. Indikator Terwujudnya Tata Kelola Organisasi Yang Baik PPF - LIPI

Tahun 2010

44

TABEL 9 Jumlah SDM PPF - LIPI Yang Mengikuti Diklat Tahun 2010 46

(6)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Pusat penelitian Fisika sebagai pusat dibawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 43 Tahun 2001, dalam ketetapan organisasi dan tata kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Penjabaran lebih lanjut yang tertuang dalam Keputusan Kepala LIPI No. 1151/M/2001, tanggal 5 Juni 2001 maka ditetapkan Tugas Pokok dan Fungsi Pusat Penelitian Fisika (PPF) LIPI, adalah sebagai berikut :

1. Tugas Pokok

Pusat Penelitian Fisika (PPF) mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, pelaksanakan penelitian bidang Fisika serta evaluasi dan penyusunan laporan.

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugasnya Pusat Penelitian Fisika (PPF) menyelenggarakan fungsi :

a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan penelitian bidang fisika,

b. Menyusun pedoman, pembinaan, dan pemberian bimbingan teknis penelitian bidang fisika,

c. Menyusun rencana, program, dan pelaksanaan penelitian bidang fisika, d. Memantau pemanfaatan hasil penelitian bidang fisika,

e. Memberikan pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang fisika, f. Mengevaluasi dan menyusun laporan penelitian bidang fisika, dan

g. Melaksanakan urusan tata usaha

Dalam menjalankan tugas dan fungsi diatas didukung oleh empat macam sumber pendanaan yang digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan Pusat Penelitian Fisika LIPI, yaitu:

1. Anggaran DIPA (meliputi kegiatan mengikat/Rutin dan PNBP, kegiatan tidak mengikat/tematik)

2. Anggaran Kompetitif 3. Anggaran Insentif KNRT

4. Anggaran Insentif Peneliti dan Perekayasa,

dimana dalam pelaksanaannya dibagi menjadi dua satker yaitu satker Pusat Penelitian Fisika yang berlokasi di Bandung dan satker Bidang Fisika Bahan Baru yang berlokasi di Serpong.

Pagu anggaran dan realisasi masing-masing program kegiatan secara keseluruhan untuk tahun anggaran 2010, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(7)

Tabel 1. : Anggaran Dan Realisasi 2010

No. Sumber Dana

Pagu Anggaran (Rp.) Penerimaan (Rp.) Realisasi Rp. % 1. DIPA • Belanja pegawai 8.077.883.000 8.067.728.000 99,9 • Belanja barang 4.265.583.000 4.180.568.400 98,0 • Belanja modal 1.365.267.000 1.347.236.000 98,7 • PNBP 508.563.000 409.728.600 80,6 2. Kompetitif 2.474.920.000 2.460.116.000 99,4 3. Insentif KNRT 609.910.000 608.534.000 99,8

4. Insentif Peneliti dan

Perekayasa 1.590.000.000 1,572.799.000 98,9

Jumlah 18.892.126.000 18.646.709.600 98,7

Dilihat dari realisasi anggaran diatas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan anggaran telah sesuai dengan perencanaan terbukti prosentase capaian realisasi untuk semua kegiatan lebih dari 98,7%, kecuali PNBP dengan capaian 80,6%.

Disamping didukung oleh anggaran dalam pencapaian tugas dan fungsi, maka PPF didukung oleh 188 personil yang kompeten baik peneliti maupun tenaga administrasi dengan komposisi 96 orang tenaga Peneliti , 38 teknisi dan 54 orang tenaga administrasi.

Dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) PPF LIPI Tahun 2010 ini disajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan capaian strategis PPF LIPI pada tahun anggaran 2010. Berbagai capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU), maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran. Adapun beberapa simpulan yang dapat diuraikan, sebagai berikut :

1. Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) di PPF LIPI menggambarkan bahwa dari 11 indikator kinerja, secara umum berhasil dicapai 8 indikator sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada awal tahun, bahkan 7 indikator diantaranya dapat melebihi target, dan hanya 3 indikator yang tidak tercapai targetnya. 2. Capaian IKU yang melebihi target sasaran terlihat pada hasil penelitian berupa

publikasi nasional dan internasional maupun paten. Publikasi di bidang fisika baik secara nasional maupun internasional termasuk prosiding mencapai 78 buah. Jumlah ini diantaranya adalah 15 buah publikasi nasional dan 12 publikasi internasional dan sisanya adalah prosiding nasional dan internasional. Secara keseluruhan capaian indikator peningkatan jumlah publikasi telah memenuhi target yang dikehendaki. Begitu pula dengan HKI, yang semula ditargetkan 3 buah paten terdaftar maka dapat tercapai sampai dengan 6 buah paten yang berhasil didaftarkan. Capaian sasaran lain yang juga membanggakan adalah dalam

(8)

peningkatan kualitas SDM melalui peningkatan jenjang pendidikan dan keikutsertaan dalam kegiatan maupun organisasi ilmiah. Tahun 2010 ini dua peneliti PPF kembali mendapat penghargaan dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dalam bidang rekayasa. Capaian sasaran lainnya yang juga melebihi dari yang ditargetkan adalah jumlah kerjasama dimana ditargetkan 2 buah kerjasama berhasil membangun 3 kerjasama bidang kajian efisiensi pembangkit listrik berbasis batubara muda.

3. Adapun capaian IKU yang tidak mencapai target sasaran dilihat dari sasaran meningkatnya jenjang fungsional peneliti yang ditargetkan 24 orang terealisasi 19 peneliti. Hal ini disebabkan oleh banyaknya peneliti peneliti muda yang meneruskan pendidikan lebih cepat dari yang direncanakan. Disamping itu sasaran produk yang dipakai juga tidak mencapai sasaran yang sebagian besar disebabkan oleh kurang gencarnya promosi kepada pengguna (Industri).

4. Adapun hal lain yang dapat dilaporkan adalah tidak terpenuhinya target mengenai pengadaan 2 paket peralatan uji dikarenakan pada tahun ini alokasi anggaran dikonsentrasikan pada pembangunan dan penambahan ruang kerja baru yang berlokasi di PPF – LIPI Serpong. Dimasa-masa mendatang diharapkan kelengkapan sarana & prasarana dapat menjadi konsentrasi pengalokasian anggaran sesuai dengan kebutuhan yang cukup mendesak untuk melengkapi peralatan-peralatan uji pada laboratorium yang ada.

Dari capaian capaian ini hal hal yang perlu ditingkatkan adalah promosi hasil penelitian untuk meningkatkan jumlah produk yang digunakan masyarakat, dan mendorong peneliti untuk lebih aktif dalam mempublikasikan hasil penelitian dalam jurnal terakreditasi, karena capaian ini masih dapat ditingkatkan, melihat publikasi ilmiah dalam prosiding jauh lebih banyak dibanding publikasi di jurnal. Untuk memberikan hasil penelitian yang maksimum lembaga perlu meningkatkan sarana penelitian berupa peralatan peralatan uji. Dari pengalaman ini terdapat hal lain yang perlu dicatat dan diperbaiki adalah masih terdapat kelemahan-kelemahan dalam perencanaan terutama dalam menyusun satuan-satuan indikator yang terukur (measurable deliveries) baik ekstrim under mapun over estimate pada harapan-harapan yang ingin dicapai. Asumsi-asumsi terhadap validasi pengukuran diharapkan melibatkan juga antisipasi terhadap faktor-faktor eksternal yang dapat menghambat maupun menstimulasi kinerja peneliti maupun sivitas pendukungnya.

(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pusat Penelitian Fisika (PPF) pada awal didirikan tahun 1967 bernama Lembaga Fisika Nasional (LFN) hingga dilakukan reorganisasi tahun 1986 di lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berganti nama menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan (P3FT). Pada tahun 2001 P3FT yang merupakan institusi pemerintah di bawah Lembaga Pemerintah Non Kementerian kembali berganti nama menjadi Pusat Penelitian Fisika (PPF-LIPI) hingga sekarang. PPF merupakan satu dari lima pusat penelitian di lingkungan Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT LIPI)

Sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara, berdasarkan Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, PPF-LIPI berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan pada suatu perencanaan strategis yang telah ditetapkan oleh masing-masing instansi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Tugas Pokok dan Fungsi PPF-LIPI tertuang dalam Bagian Ketiga Pasal 173 Keputusan Kepala LIPI No. 1151/M/2001, tanggal 5 Juni 2001 merupakan pedoman dan acuan bagi PPF – LIPI dalam mengambil langkah-langkah strategis untuk mencapai sasaran yang hendak dicapai dalam 5 tahun kedepan.

1.2.

Tugas Pokok Dan Fungsi

PPF – LIPI mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, pelaksanakan penelitian bidang fiiska serta evaluasi dan penyusunan laporan.

Dalam melaksanakan tugasnya PPF – LIPI menyelenggarakan fungsi :

a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan penelitian bidang fisika,

b. menyusun pedoman, pembinaan, dan pemberian bimbingan teknis penelitian bidang fisika,

c. menyusun rencana, program, dan pelaksanaan penelitian bidang fisika, d. memantau pemanfaatan hasil penelitian bidang fisika,

e. memberikan pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang fisika, f. mengevaluasi dan menyusun laporan penelitian bidang fisika, dan

(10)

1.3.

Struktur Organisasi

Saat ini P2F-LIPI dipimpin oleh seorang Kepala Pusat setingkat eselon II, membawahi tiga Bidang penelitian yaitu bidang Instrumentasi Fisis dan Optoelektronika, Bidang Fisika Bahan Baru serta Bidang Fisika Industri dan Lingkungan, satu Bidang Sarana dan Prasarana Penelitian, dan satu Bagian Tata Usaha. Di dalam Bidang penelitian membawahi langsung kelompok jabatan fungsional peneliti. Peneliti-peneliti yang tergabung dalam kompetensi inti bergabung dalam kelompok yang dipimpin oleh seorang koordinator. Struktur demikian diharapkan dapat menjalin semua potensi yang ada dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi PPF – LIPI.

Dengan tugas pokok dan fungsi tersebut P2F-LIPI bertekad untuk mengoptimalkan seluruh potensi organisasi melalui dukungan sumber daya manusia (SDM), dana, struktur dan infrastruktur serta terus menerus melaksanakan, memantau serta mengevaluasi seluruh kegiatan-kegiatan serta senantiasa meningkatkan koordinasi dan sinergisme baik secara internal maupun kerjasama institusional dengan pihak lain.

Rencana strategis lima tahunan yang tertuang dalam Rencana Strategis Implementatif PPF - LIPI 2010 – 2014 merupakan hasil kajian terhadap faktor-faktor internal dan eksternal baik sebagai potensi, hambatan maupun tantangan dan peluang untuk meraih kinerja institusionalnya. Menyeimbangkan antara kapabilitas dan kapasitas PPF – LIPI merupakan langkah rasional dalam menyusun sasaran-sasaran yang hendak dicapai. Dokumen tersebut dilengkapi pula dengan Rencana Strategis Implementatif untuk tahun 2010 sebagai pengejawantahan pencapaian kinerja tahunan. VISI dan MISI yang dituangkan dalam dokumen tersebut diharapkan mampu menuntun dan memberikan semangat kebersamaan seluruh civitasnya untuk mencapai kinerja yang terbaik.

Dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun dan disampaikan sebagai laporan dari kewajiban institusional serta merupakan acuan bagi pertanggungjawaban mengenai akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi tersebut.

1.2

SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) PPF - LIPI tahun 2010 disajikan dengan susunan sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri atas latar belakang, tugas pokok dan fungsi, serta gambaran struktur organisasi PPF - LIPI.

(11)

BAB 2 : RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA 2010

Menjelaskan Rencana Strategis Implementatif PPF-LIPI 2010-2014, Penetapan Kinerja 2010, serta lingkungan strategis yang berpengaruh selama tahun 2010.

BAB 3 : AKUNTABILITAS KINERJA

Menjelaskan analisis pencapaian kinerja PPF-LIPI dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk tahun 2010.

BAB 4 : PENUTUP

Menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja PPF-LIPI tahun 2010 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.

BAB 5 : LAMPIRAN

(12)

BAB 2

RENCANA STRATEGIS IMPLEMENTATIF

PUSAT PENELITIAN FISIKA – LIPI 2010 – 2014 DAN

PENETAPAN KINERJA 2010

2.1.

UMUM

Dengan tugas pokok dan fungsi seperti yang telah diuraikan pada bab terdahulu PPF-LIPI bertekad untuk mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya organisasi melalui dukungan sumber daya manusia (SDM), dana, infrastruktur dan mengevaluasi seluruh kegiatan terhadap hambatan-hambatan dan kendala serta senantiasa meningkatkan koordinasi dan sinergisme baik secara internal maupun kerjasama institusional dengan pihak ketiga.

Dalam menghadapi dinamika sosial dan IPTEK, sejak kelahirannya, PPF-LIPI senantiasa mencanangkan tema strategis yang bersifat implementatif dan antisipatif untuk memantapkan organisasi dalam jajaran institusional nasional terdepan denganmenganut pola manajemen yang sesuai dengan tuntutan keadaan, membangun kompetensi dan sinergisme antar program, antar bidang maupun antar unit satuan kerja baik untuk kegiatan penelitian maupun pelayanan.

Dalam menyusun rencana strategis ini faktor internal dan eksternal serta kondisi yang berkembang dijadikan sebagai pertimbangan dan bahan analisis untuk mengantisipasi peluang dan tantangan sehingga isu-isu yang berkembang terkait dengan bidang fisika dan terapannya dijadikan sebagai tujuan dan sasaran akhir untuk mencapai kinerja yang optimal organisasi. Dari serangkaian pertimbangan-pertimbangan logis dan realistis kemudian dibuat Kebijakan Umum yang dapat dijabarkan menjadi empat bidang penting, yakni:

1. Kebijakan Bidang Penelitian dan Pengembangan. 2. Kebijakan Bidang Pembinaan.

3. Kebijakan Bidang Peningkatan Pelayanan Jasa IPTEK. 4. Kebijakan Bidang Penelaahan Teknologi Nasional.

Dengan empat pilar Kebijakan Umum di atas diharapkan sinergisme internal dan penguatan kompetensi di bidang fisika dan terapannya serta pelayanan kepada pemangku kepentingan dapat terwujud secara optimal.

Masukan-masukan dan kritikan-kritikan baik dari staf maupun dari pemangku kepentingan merupakan kunci untuk terus selalu melakukan perbaikan. Asupan dari pemangku kepentingan sepanjang tidak melampaui kewenangan tugas pokok dan fungsi lembaga merupakan kunci penting yang sangat diperhitungkan dalam menyusun konstruksi dokumen tersebut.

(13)

Melalui pernyataan MISI Renstra Implementatif PPF-LIPI 2010-2014 tersebut dicanangkan pula beberapa tujuan yang hendak dicapai yaitu:

a. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas penelitian IPTEK berbasis fisika; b. Meningkatkan nilai invensi di bidang fisika ke arah inovasi bernilai ekonomi; c. Meningkatkan peran lembaga dalam menciptakan kebijakan strategis di dalam

memajukan IPTEK;

d. Meningkatkan kinerja manajemen kelembagaan berdasarkan best management practices;

e. Meningkatkan sarana dan prasarana penelitian, dan f. Meningkatkan pelayanan masyarakat.

Dengan program-program penelitian yang ada seperti penelitian dasar, penelitian terapan dan penelitian penerapan teknologi pada masyarakat maka penelitian dan pengembangan PPF-LIPI diharapkan dapat menjawab tantangan dan peluang yang ada serta mengakomodisi berbagai harapan dari pemangku kepentingan

Mengurai kompetensi melalui penugasan dalam pelaksanaan kegiatan merupakan “mile stone” yang disusun untuk meraih cita-cita VISI, MISI dan tujuan lembaga. Komitmen dan integritas para pengelola dan peneliti terhadap pencapaian VISI dan MISI merupakan pondasi yang harus terus diperkuat dan ditingkatkan sehingga VISI dan MISI yang tertuang dalam Renstra Implementatif PPF-LIPI 2010-2014 itu dapat terwujud pada waktu yang telah direncanakan.

2.2.

POTENSI DAN PERMASALAHAN

2.2.1. Potensi

Saat ini PPF-LIPI terdiri dari dua lokasi satuan kerja yaitu di Bandung dan Serpong. Pendanaan pemerintah melalui DIPA merupakan modal pokok bagi institusi untuk melaksanakan tugas dan fungsi organisasi, membangun kompetensi dan sarana pendukungnya. Sumber dana yang bersumber dari DIPA semaksimal mungkin digunakan untuk membangun penguatan kompetensi dan sarana-sarana pendukungnya. Sumber-sumber dana penelitian lainnya yang diperoleh melalui suatu kompetisi yang ketat antara lain dari dana riset kompetitif, riset Insentif Dikti, Riset Insentif KNRT, dan dana dari PNBP. Sumber-sumber dana demikian dikelola secara profesional untuk semata-mata digunakan untuk mengoptimalkan kinerja lembaga, menyejahterakan pegawai dan menstimulasi topik-topik penelitian yang lebih berkualitas.

SDM merupakan tulang punggung suatu organisasi. Untuk memenuhi kualifikasi yang memadai sebagai lembaga penelitian terdepan PPF-LIPI senantiasa secara berkesinambungan meningkatkan kualitas SDM dan infrastruktur pendukungnya. Hingga 31 Desember 2009, PPF-LIPl tercatat didukung oleh sebanyak 194 orang SDM yang terdiri atas 21 orang S3, 29 orang S2, dan 60 orang S1, 15 orang SO, 47 orang SLTA, 9 orang SLTP dan 13 orang SD. Sedangkan berdasarkan golongan terdiri dari golongan IV sejumlah 46 orang, golongan III 108 orang, golongan II 21 orang dan golongan I 19 orang.

(14)

Sedangkan untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai institusi penelitian PPF-LIPI didukung oleh karyawan fungsional dalam bidang penelitian. Dari 194 orang total karyawan sejumlah 95 orang merupakan peneliti dan kandidat peneliti yaitu peneliti utama sejumlah 11 orang, peneliti madya 18 orang, peneliti muda 7 orang , peneliti pertama 3 orang, dan kandidat peneliti 56 orang. Dari sejumlah peneliti utama 4 orang bergelar profesor riset. Sedangkan fungsional teknisi rekayasa adalah sejumlah 40 orang yang terdiri dari teknisi rekayasa utama, madya, muda, pertama dan kandidat teknisi masing-masing 8, 13, 1, 0 dan 18 orang.

Distribusi SDM antara S3, S2 dan S1 telah memenuhi kondisi ideal suatu lembaga penelitian yang diharapkan dengan perbandingan 1:1:2. Namun potensi SDM untuk memenuhi peningkatan kemampuan kompetensi terus dikembangkan dengan mengirimkan sejumlah karyawan untuk mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi baik secara formal mapun informal (pelatihan dalam dan luar negeri). Saat ini sejumlah karyawan mukim dan tugas belajar di universitas-universitas di luar negeri antara lain di Hokaido University Jepang, University of New South Wales, Sydney Australia, University of Konstanz Jerman, Chiba University Jepang, Forshungszentrum Julich, Jerman, dan Universiti Tun Hussein Onn, Malaysia. Sedangkan beberapa orang karyawan lainnya telah mendapatkan penyesuaian kepangkatan melalui ujian penyesuaian ijazahnya.

Untuk menambah dukungan khasanah ilmu pengetahuan, telah dilakukan pembenahan pada sistem pendokumentasian hasil-hasil kegiatan penelitian, dan penambahan koleksi literatur. Hasil penelitian PPF-LIPI yang tertelusur dalam bentuk buku elektronik menjanjikan bahwa peneliti dapat pentelusuran kembali rujukan-rujukan mengenai apa yang telah dilakukan selama kurun waktu 2001 – 2010. Sejumlah 141 salinan naskah telah di digitalisasi dalam bentuk pangkalan data elektronik (buku elektronik) yang bisa diakses langsung oleh semua peneliti. Saat ini salinan tersebut dapat diakses melalui intra fisika maupun intra kedeputian IPT-LIPI. Pada tahun 2010 kegiatan dijitalisasi hasil-hasil penelitian masih berlanjut dengan fokus pada kegiatan kompetitif, insentif dan kegiatan-kegiatan sebelum tahun 2001. Pendokumentasian ini penting dalam manajemen penelitian agar menghasilkan topik-topik penelitian yang lebih berkualitas, konsisten dan tidak rangkap yang kelak akan berdampak luas terhadap penyediaan informasi ilmiah dalam perencanaan dan evaluasi hasil-hasil penelitian maupun menunjang program sinergi topik-topik penelitian khususnya di lingkungan Kedeputian IPT-LIPI.

Dukungan SDM dan fasilitas literatur yang telah disebutkan di atas tentu saja bukan suatu potensi yang besar apabila tidak dilengkapi dengan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai. Untuk itu PPF-LIPI secara terus menerus melangkapi sarana dan prasarana tersebut. Saat ini nilai peralatan Bandung Rp. 4.046.054.100,- (empat milyar empat puluh enam juta lima puluh empat ribu seratus rupiah) sedangkan di lokasi Serpong adalah Rp. 2.727.756.500,- (dua milyar tujuh ratus dua puluh tujuh juta tujuh ratus lima puluh enam ribu lima ratus rupiah)

Melalui potensi di atas yang didukung oleh manajemen yang komit terhadap tugas pokok dan fungsinya, sebagai gambaran, sumber dana yang berhasil diserap pada tahun 2009 adalah terdiri dari Rp. 13.672.374.000, Rp. 3.424.844.000, Rp. 2.700.000.000 dan Rp. 1.397.886.000 yang masing-masing bersumber dari DIPA, dana riset kompetitif, Insentif Dikti dan Insentif Ristek untuk 49 topik penelitian berbasis fisika dengan berbagai luaran dan hasil, kerjasama dan pelayanan masyarakat lainnya dalam bidang IPTEK. Uraian ini menggambarkan bahwa PPF-LIPI tidak hanya bertumpu pada sumber dana DIPA

(15)

melainkan juga pencarian dana melalui program riset lainnya seperti program riset kompetitif, program Riset Dikti dan program Insentif Ristek.

Selama 2005 - 2009, PPF-LIPI telah melaksanakan kegiatan-kegiatan: Perekayasaan Sistem Pengujian Berbasis Laser dan Transduser Ultrasonik, Perekayasaan Sistem Pelapisan Optis dan Mekanis, Perekayasaan Sistem Instrumentasi, Penelitian Fisika Teoritik dan Komputasi, Pengembangan Advanced Ceramic, Pengembangan Nano Material, Komposit Polimer, Bio-Polimer, Komponen Fuel Cell, Pengembangan Perangkat Lunak, Instrumentasi, Aplikasi Geofisika, dan Geologi, Metode dan Teknologi Perlindungan Lingkungan dan Pengembangan Sistem & Teknologi Proses untuk Konservasi Energi. Dari kegiatan-kegiatan penelitian tersebut secara keseluruhan telah dapat dihasilkan 78 publikasi ilmiah Internasional 65 jurnal nasional, 127 prosiding internasional 272 prosiding nasional dan 57 paten terdaftar. Di samping itu memperlihatkan peningkatan hasil hasil penelitian dari tahun ke tahun misalnya 21 jurnal tahun 2005 meningkat menjadi 41 jurnal di tahun 2009.

Aspek lainnya yang merupakan prestasi yang menggambarkan potensi adalah dengan diraihnya berbagai penghargaan bergengsi untuk peneliti antara lain Medco Award bidang energi, Bakrie Award bidang Fisika Teoritik dan Habibie Award dalam 2 tahun berturut turut untuk bidang rekayasa. Di samping itu Pusat Penelitian Fisika juga dipilih sebagai lembaga penelitian terbaik dalam mengembangkan material maju dan nanoteknologi oleh kementerian RISTEK tahun 2009.

Apresiasi dari dunia Internasional juga telah diperoleh oleh para peneliti di PPF-LIPI. Hal ini tercermin dari dipublikasikannya karya peneliti PPF-LIPI di jurnal internasional bergengsi serta undangan sebagai keynote lecture, invited speaker di pertemuan ilmiah internasional di luar negeri maupun sebagai penyelenggara seminar-seminar internasional.

Selain prestasi-prestasi dan apresiasi di atas dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat PPF-LIPI juga menerima berbagai kunjungan dan praktek kerja berbagai pelajar/mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Melalui skema PNBP implementasi pelayanan IPTEK terhadap masyarakat pengguna diantaranya Pengujian Material, Pemasyarakatan Bio Toilet, pengembangan dan pengunaan Energi Hibrid dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan penggunaan High Energi Ball Mill di berbagai lembaga riset termasuk perguruan tinggi merupakan karya nyata yang menyentuh pemangku kepentingan lainnya di bidang aplikasi.

SDM, Infrastruktur, prestasi, apresiasi dan “acceptance & acessibilty” pemangku kepentingan tersebut merupakan potensi yang diharapakan dapat terus tumbuh dan berkembang dengan terus menerus diberikan peluang dan tantangan-tantangan baru yang menjadi stimulus sehingga menjadi suatu kekuatan yang mendorong organisasi untuk maju menjadi institusi terdepan dalam berbagai bidang kompetensi berbasis fisika.

2.2.2. Isu Isu masa kini dan masa depan

Abad ke-21 ditandai oleh isu-isu global yang membelit seluruh dunia. Fenomena perubahan fisis yang yang menyangkut Global Warming dan Climate Change (pemanasan global dan perubahan iklim), krisis energi dan air serta bencana alam. Dengan semakin

(16)

melemahnya daya dukung alam terhadap perubahan ini yang ditandai dengan semakin meluasnya kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim penghujan semakin melemahkan pula potensi ekonomi, kesehatan dan lingkungan masyarakat. Selain itu seiring dengan semakin langkanya energi fosil dan pemanasan global yang dipicu salah satunya oleh peningkatan gas rumah kaca (GRK) sebagai dampak penggunaan energi fosil demikian dominan yang mengancam kelangsungan kehidupan manusia. Sampai saat ini energi fosil masih menjadi andalan sebagai sumber energi primer bagi pemenuhan kebutuhan akan energi bagi manusia namun daya dukung alam sangat terbatas. Energi merupakan suatu kebutuhan manusia yang diakui sebagai faktor penggerak ekonomi. Sehinga diperlukan mencari sumber-sumber energi baru dan terbarukan yang mengganti atau mensubsidi kebutuhan energi yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya mobilitas manusia mengisi berbagai kegiatan sehari-harinya. Alat-alat transportasi modern yang menggantikan kendaraan tradisional nir-energi semakin memicu kebutuhan akan energi penggerak. Sumber daya alam yang terbatas ini sangat memprihatinkan dan mengancam kehidupan manusia. Dalam mempertahankan kehidupannya manusia modern saat ini menghadapi suatu masalah besar sedangkan daya dukung sumber daya alam terus menerus menyusut. Pencarian sumber energi alternatif harus menjadi prioritas setiap negara yang ingin melindungi rakyatnya dari krisis dan ancaman-ancaman itu.

Isu lain berkaitan dengan letak geografis dan kondisi wilayah indonesia yang rawan bencana. Salah satu komitmen Indonesia ditunjukkan dalam program pengurangan resiko bencana. Indonesia memiliki peran penting dengan menggalang kerjasama baik di dalam negeri maupun di luar negeri dalam mengurangi resiko bencana khususnya bencana gempa bumi, longsor dan tsunami. Pusat Penelitian Fisika melakukan penelitian tentang pengembangan instrument untuk sistem monitoring kebencanaan dan perubahan lingkungan.

Di sisi lain, semakin tingginya kebutuhan akan material struktur, material industri menyebabkan orang mencari material yang ramah lingkungan, tahan cuaca, mempunyai kekuatan struktur yang kuat, ringan dan ekonomis. Untuk memecahkan masalah-masalah diperlukan penanganan yang cepat dan tepat yang melibatkan berbagai pihak terkait untuk bersama-sama menghasilkan dan menciptkan suatu “great science” dalam bidang IPTEK. Kebutuhan-kebutuhan tersebut ke depan haruslah dapat dicukupi oleh teknologi dan SDA dalam negeri. Memperhatikan permasalahan tersebut maka PPF-LIPI mengarahkan kegiatan penelitian, pengembangan dan inovasi guna meningkatkan kemampuan nasional dalam penguasaan teknologi material terutama material industri dan pengembangan nanoteknologi untuk mendorong perkembangan dan daya saing industri manufaktur. Kegiatan penelitian diarahkan pada capaian luaran antara lain: pemanfaatan SDA dalam menghasilkan material maju untuk mendukung pengembangan energi alternatif yang lebih berwawasan lingkungan seperti bio-fuel, energi hidrogen dsb, bahan kemasan ramah lingkungan, dan pengembangan proses berbasis nanoteknologi serta rekayasa instrumentasi untuk karakterisasi material maju.

2.2.3. Permasalahan : Peluang dan Tantangan

Kondisi lingkungan strategis merupakan realitas yang merupakan tantangan untuk dihadapi dan juga sekaligus peluang untuk melakukan implementasi IPTEK dalam upaya memberikan solusi bagi pemecahan masalah-masalah nyata di masyarakat. Pemahaman

(17)

kolektif terhadap kondisi lingkungan strategis tersebut sangat penting agar terbentuk kesadaran kolektif tentang pentingnya masalah-masalah yang dihadapi agar lembaga tetap dapat bersaing dan berperan sesuai tugas dan fungsinya, baik dalam kancah nasional maupun secara global. Dari tinjauan kondisi lingkungan strategis tersebut, bisa diprediksi bahwa Indonesia akan menghadapi tantangan yang cukup berat pada beberapa tahun ke depan.

Pusat Penelitian Fisika - LIPI, dengan mengacu pada VISI dan MISI lembaga diharapkan dapat menempatkan diri untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut. Seluruh sivitas PPF-LIPI diharapkan dapat memanfaatkan peluang, mampu mengatasi tantangan, serta konsisten dalam kebijakan yang merupakan faktor untuk mendorong keberhasilan dalam melaksanakan program kerja lembaga yang tertuang dalam dokumen Renstra ini.

2.2.4. Peluang

Berdasarkan analisis lingkungan strategis di atas, secara umum peluang-peluang yang ada, tercipta karena beberapa faktor, antara lain:

1. Informasi teknologi yang makin mudah diperoleh;

2. Market yang semakin terbuka, baik pada sektor swasta maupun Pemda sejalan dengan diberlakukannya Otonomi Daerah;

3. Berbagai krisis yang terjadi secara nasional;

4. Momentum ekonomi nasional yang mulai bergerak keluar dari krisis.

Secara lebih khusus peluang-peluang tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Era globalisasi memaksa produk dalam negeri untuk bersaing secara kompetitif dengan produk-produk internasional, sehingga kualitas dan produktifitas harus ditingkatkan agar dapat bersaing secara global. Untuk itu diperlukan sentuhan teknologi. Hal ini membuka peluang bagi PPF-LIPI untuk menjadi institusi penyedia teknologi, melalui usaha penelitian dan pengembangan yang direncanakan, dan dilaksanakan secara terukur dan sistematis. Ketersediaan teknologi menjadi hal utama dan sangat penting dalam usaha PPF-LIPI agar dapat memberikan pelayanan jasa teknologi kepada masyarakat secara maksimal serta mendukung secara penuh setiap program yang ditugaskan oleh LIPI kepada PPF. Skema diseminasi dan aplikasi IPTEK melalui program IPTEKda perlu lebih digalakkan lagi.

b. Perkembangan IPTEK yang pesat dan penggunaan sistem informasi secara global telah menyebabkan diseminasi ilmu dan teknologi menjadi semakin mudah. Hal ini memberikan peluang yang luas bagi peneliti dan lembaga, baik untuk melakukan alih alih teknologi maupun untuk mengembangkan teknologi secara mandiri yang sesuai dengan kebutuhan lembaga dan kebutuhan nasional.

c. Krisis sumberdaya di bidang energi, air, bahan baku industri dan lingkungan yang terjadi secara global telah menciptakan peluang bagi PPF-LIPI untuk mengembangkan berbagai teknologi di bidang terkait (energi, bahan, dan lingkungan). Dukungan pemerintah untuk mengatasi krisis tersebut berupa kebijakan-kebijakan dan penetapan program nasional (Landmark Energi, Jakstra, dan lainnya) merupakan peluang bagi lembaga untuk ikut serta dalam:

(18)

2. Menciptakan teknologi pengolahan dan daur ulang air yang murah dan efisien; 3. Mengembangkan dan meningkatkan aplikasi teknologi pengolahan limbah. d. Krisis nasional di bidang ekonomi dan sering terjadinya bencana alam memberikan

peluang kepada PPF-LIPI untuk:

1. Meningkatkan kerjasama kemitraan dengan industri dan UKM melalui kegiatan IPTEKda dan sejenisnya;

2. Melakukan implementasi IPTEK di daerah bencana;

2.2.5. Tantangan

a. Era globalisasi menyebabkan setiap sektor untuk menciptakan layanan dan produk dengan kualitas internasional agar dapat bersaing secara kompetitif. Kualitas yang baik tersebut hanya bisa diciptakan dengan teknologi. Dalam konteks ini maka pihak yang paling membutuhkan peningkatan teknologi adalah pelaku industri kecil dalam bentuk UKK dan UKM. Ini adalah tantangan bagi PPF-LIPI untuk menciptakan teknologi yang aplikatif bagi industri kecil dan sekaligus terjangkau dari segi pembiayaan.

b. Perkembangan IPTEK yang pesat dan kemudahan akses untuk mendapatkannya menyebabkan persaingan yang ketat di kalangan para peneliti, baik peneliti dalam negeri maupun asing. Tantangan bagi PPF-LIPI adalah untuk terus meningkatkan kemampuan SDM dan kualitas sarana penelitian agar dapat terus mengikuti perkembangan IPTEK dari waktu ke waktu. Termasuk ke dalamnya adalah kemampuan untuk menggalang dana penelitian.

c. Krisis sumber daya telah menciptakan peluang untuk melakukan terobosan teknologi. Namun demikian terobosan teknologi alternatif membutuhkan dukungan dana yang besar dan SDM yang handal. PPF-LIPI perlu mengusahakan pendanaan alternatif, misalnya melalui kerjasama bilateral ataupun kerjasama kemitraan dengan pihak industri.

d. Krisis nasional multidimensi telah mengalihkan alokasi dana yang ada ke arah program-program lain dengan prioritas lebih mendesak, sehingga melemahkan kemampuan pemerintah untuk melakukan investasi dalam bidang penelitian. Ini menjadi tantangan bagi PPF-LIPI untuk meningkatkan kerjasama dengan pihak industri dan lembaga-lembaga lain agar dapat meningkatkan dana penelitian. Tantangan lain bagi lembaga adalah menciptakan teknologi yang aplikatif untuk kondisi darurat, sehingga bisa digunakan setiap saat ketika dibutuhkan.

e. Tuntutan masyarakat yang meningkat adalah tantangan yang cukup berat bagi PPF-LIPI untuk memenuhinya, karena sumber daya lembaga sendiri relatif tidak meningkat selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah tantangan bagi PPF-LIPI untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada agar kualitas output lembaga meningkat, walaupun dari segi sumber daya tidak meningkat.

Ringkasan analisis peluang dan tantangan yang dihadapi oleh Pusat Penelitian Fisika – LIPI dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:.

(19)

Tabel 2 : Analisis, Peluang Dan Tantangan PPF - LIPI Lingkungan

Strategis

Peluang Tantangan

Era Globalisasi a. Meningkatkan diseminasi dan implementasi IPTEK kepada industri kecil/ UKM untuk memperkuat daya saing

a. Menciptakan teknologi yang murah dan tepat guna sesuai kebutuhan pasar/ UKM

b. Masuknya teknologi luar negeri yang lebih murah Perkembangan

IPTEK

a. Informasi perkembangan dan kemajuan IPTEK makin mudah diperoleh hingga menciptakan peluang untuk alih teknologi b. Melakukan positioning dan

mengembangkan kompetensi secara mandiri sesuai kebutuhan lembaga

a. Meningkatkan kesiapan SDM untuk alih teknologi b. Mempersiapkan sarana

dan prasarana penelitian yang memadai c. Meningkatkan dana penelitian d. Memenangkan persaingan dengan peneliti asing Krisis Sumber daya

a. Melakukan terobosan litbang teknologi energi dan bahan yang ramah lingkungan dan sustainable

b. Membuat bahan baku alternative

a. Meningkatkan kesiapan SDM dan sarana penelitian

b. Mencari sumber dana penelitian yang cukup besar

Krisis Nasional Multidimensi

a. Melakukan implementasi IPTEK di daerah bencana b. Meningkatkan kerjasama

kemitraan dengan industri c. Meningkatkan kegiatan

IPTEKda

a. Meningkatkan kesiapan SDM dan teknologi yang dibutuhkan

b. Menambah dana

penelitian secara mandiri c. Menciptakan teknologi

yang lebih aplikatif Tuntutan

Masyarakat

a. Menciptakan produk IPTEK yang berkualitas tinggi

a. Kualitas layanan dan produk harus sesuai dengan tuntutan masyarakat

2.3.

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

2.3.1. VISI

” Menjadi lembaga ilmu pengetahuan berkelas dunia yang mendorong terwujudnya kehidupan bangsa yang adil, makmur, cerdas, kreatif, integratif, dan dinamis yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang humanis”

(20)

2.3.2 MISI

Untuk mencapai VISI yang telah ditetapkan di atas, maka ditetapkan MISI Pusat Penelitian Fisika–LIPI sebagai berikut:

1. Menciptakan ‘great science’ (terobosan ilmiah) di bidang fisika.

2. Meningkatkan invensi dan inovasi di bidang IPTEK berbasis fisika untuk memperkuat daya saing industri dan ekonomi nasional

3. Meningkatkan pendayagunaan hasil-hasil penelitian dalam memberikan solusi terhadap masalah-masalah aktual nasional.

4. Menyiapkan bahan untuk perumusan kebijakan nasional bidang IPTEK berbasis fisika. 5. Meningkatkan kinerja manajemen penelitian dan pelayanan masyarakat.

2.3.3 Tujuan dan Sasaran Strategis

Pusat Penelitian Fisika – LIPI mempunyai tujuan dan sasaran sebagai berikut:

2.3.3.1 Tujuan

a. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas penelitian IPTEK berbasis fisika b. Meningkatkan nilai invensi di bidang fisika ke arah inovasi bernilai ekonomi c. Meningkatkan peran lembaga dalam menciptakan kebijakan strategis di dalam

memajukan IPTEK

d. Meningkatkan kinerja manajemen kelembagaan berdasarkan best management practices

e. Meningkatkan sarana dan prasarana penelitian f. Meningkatkan pelayanan masyarakat

2.3.3.2. Sasaran

1. Meningkatnya kualitas pengetahuan peneliti di bidang kompetensi fisika. 2. Meningkatnya kualitas hasil penelitian bidang fisika (produk HAKI). 3. Meningkatnya keterlibatan peneliti dalam kegiatan ilmiah internasional. 4. Meningkatnya hasil litbang yang dipakai masyarakat.

5. Meningkatnya jumlah kerjasama ilmiah

6. Tersedianya dokumen kajian ilmiah/rancangan kebijakan nasional dalam memajukan IPTEK

7. Terwujudnya manajemen organisasi yang efektif, efisien, dan taat azas

8. Terbinanya Sumber Daya Manusia penelitian dan seluruh jajaran pendukungnya. Keterkaitan VISI, MISI, Tujuan dan Sasaran serta indikator terukur pencapaian, dapat dilihat pada LAMPIRAN 1

2.4.

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Dengan Keputusan Presiden Nomor 43 Tahun 2001, telah ditetapkan organisasi dan tata kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan telah dijabarkan dengan Keputusan

(21)

Kepala LIPI No. 1151/M/2001, tanggal 5 Juni 2001 pasal 173 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Pusat Penelitian Fisika (PPF – LIPI), sebagai berikut :

3. Tugas Pokok

PPF – LIPI mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, pelaksanakan penelitian bidang fiiska serta evaluasi dan penyusunan laporan.

2.4.2 Fungsi

Dalam melaksanakan tugasnya PPF – LIPI menyelenggarakan fungsi : h. menyiapkan bahan perumusan kebijakan penelitian bidang fisika,

i. menyusun pedoman, pembinaan, dan pemberian bimbingan teknis penelitian bidang fisika,

j. menyusun rencana, program, dan pelaksanaan penelitian bidang fisika, k. memantau pemanfaatan hasil penelitian bidang fisika,

l. memberikan pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang fisika, m. mengevaluasi dan menyusun laporan penelitian bidang fisika, dan

n. melaksanakan urusan tata usaha

2.4.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi dibentuk berdasarkan SK Kepala LIPI No. 1151/M/2001 tanggal 5 Juni 2001, dan sebagai hasil reorganisasi LIPI sesuai dengan Keputusan Presiden RI No. 103 tanggal 13 September 2001.

PPF-LIPI dipimpin oleh seorang Kepala Pusat setingkat eselon II, membawahi tiga Bidang penelitian yaitu bidang Instrumentasi Fisis dan Optoelektronika, Bidang Fisika Bahan Baru serta Bidang Fisika Industri dan Lingkungan, satu Bidang Sarana dan Prasarana Penelitian, dan satu Bagian Tata Usaha. Di dalam Bidang penelitian membawahi langsung kelompok jabatan fungsional peneliti. Dengan struktur organisasi tersebut diharapkan semua tugas dan fungsi organisasi dapat berjalan sesuai dengan VISI dan MISI yang telah dituangkan dalam dokumen Renstra. Uraian bidang-bidang dan bagian-bagian beserta tugasnya tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bidang Instrumentasi Fisis dan Optoelektronika, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan perusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis

penelitian, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian, pemantauan pemanfaatan, evaluasi, dan penyusunan laporan hasil penelitian bidang instrumentasi fisis dan optoelektronika. Bidang ini membawahi kelompok-kelompok peneliti berdasarkan jabatan fungsional dan kompetensi intinya. 2. Bidang Fisika Bahan Baru, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan

perusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis penelitian, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian, pemantauan pemanfaatan, evaluasi, dan penyusunan laporan hasil penelitian bidang fisika bahan baru.

(22)

Bidang ini membawahi kelompok-kelompok peneliti berdasarkan jabatan fungsional dan kompetensi intinya.

3. Bidang Fisika Industri dan Lingkungan , mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan perusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis penelitian, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian, pemantauan pemanfaatan, evaluasi, dan penyusunan laporan hasil penelitian bidang fisika inudstri dan lingkungan. Bidang ini membawahi kelompok-kelompok peneliti berdasarkan jabatan fungsional dan kompetensi intinya.

4. Bidang Sarana Penelitian yang terdiri atas tiga sub bidang, yaitu:

a. Sub Bidang Sarana Instrumentasi Fisis dan Optoelektronika, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan dan pengelolaan sarana

penelitian bidang instrumentasi fisis dan optoelektronika.

b. Sub Bidang Sarana Fisika Bahan Baru, mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan pengembangan dan pengelolaan sarana penelitian bidang fisika bahan baru.

c. Sub Bidang Sarana Fisika Industri dan Lingkungan, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan dan pengelolaan sarana penelitian bidang fisika industri dan lingkungan.

5. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, kearsipan, rumah tangga, serta pelayanan jasa dan informasi,terdiri atas empat sub bagian, yaitu:

a. Sub Bagian Kepegawaian, mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas melakukan urusan keuangan; c. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan, mempunyai tugas melakukan urusan

tata usaha, keuangan, kerasipan, rumah tangga, dan inventarisasi barang milik/kekayaan negara;

d. Sub Bagian Jasa dan Informasi, mempunyai tugas melakukan urusan layanan jasa informasi.

Bagan struktur organisasi PPF-LIPI dapat dilihat pada LAMPIRAN 2.

Kelompok Peneliti yang ada pada ketiga bidang di atas dapat diklasifikasikan menurut jabatan fungsional dan kompetensi intinya. Kelompok Peneliti ini mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional dan kompetensi intinya. Saat ini, kompetensi inti yang ada pada setiap Bidang tersebut adalah:

1. Kelompok Peneliti Bidang Instrumentasi Fisis dan Optoelektronika: Fisika Teori dan Komputasi, Teknologi Laser, Uji/Evaluasi (optik & ultrasonik), Plasma dan Pelapisan, Instrumentasi/Kontrol, serta Aplikasi Serat Optik.

2. Kelompok Peneliti Bidang Fisika Bahan Baru: Keramik Teknik, Polimer, Semikonduktor, Eko material, Fuel Cell, serta Nano material.

3. Kelompok Peneliti Bidang Fisika Industri dan Lingkungan: Fisika Bumi, Fisika Energi, serta Fisika Lingkungan.

(23)

Setiap Kelompok dikoordinasi oleh Koordinator Kelompok Peneliti yang bertanggung jawab kepada Kepala Bidangnya masing-masing.

2.5.

STRATEGI, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

Memperhatikan rencana yang terkandung dalam RPJMN II yaitu yang terkait dengan: • Sistem Inovasi Nasional (SIN);

• Penguasaan, Penguatan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; • dan Renstra LIPI 2010 – 2014 dan Renstra koordinatif kedeputian IPT,

maka Pusat Penelitian Fisika menetapkan strategi, kebijakan dan program implementatif sebagai berikut:

2.5.1 Strategi PPF - LIPI

Dalam upaya mencapai target yang direncanakan, maka secara umum Pusat Penelitian Fisika akan:

a. memperkuat kompetensi inti dan SDM,

b. mengarahkan kegiatan-kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis fisika.

c. peningkatan kerjasama dengan pihak lain dan peningkatan promosi.

untuk dapat menghasilkan penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh industri ataupun masyarakat luas, atau menghasilkan penemuan bernilai yang dapat berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kerangka pemikiran tersebutlah yang menjadi dasar arah dan kebijakan PPF-LIPI karena sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Untuk mencapai sasaran yang telah direncanakan maka disusun strategi untuk mencapai hasil yang maksimal. Dilaksanakan dengan reformasi birokrasi yan segera akan dilaksanakan, diharapkan kinerja akan meningkat dan hasil yang dicapai sesuai dengan yang direncanakan.

2.5.1.1 Strategi Pengelolaan Lembaga:

• Memberikan solusi terhadap masalah-masalah aktual yang menyangkut tugas dan fungsi lembaga

• Mengadopsi dan menerapakan sistem manajemen kendali mutu • Mengelola manajemen lembaga secara akuntabel, efektif dan efisien 2.5.1.2 Strategi Pengelolaan SDM:

• Meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia melalui program pendidikan, pelatihan, dan pengkaderan

• Meningkatan kemampuan kelompok penelitian sesuai dengan bidang kepakarannya

• Menciptakan suasana kerja yang kondusif, kooperatif dan produktif 2.5.1.3 Strategi Peningkatan Kinerja :

(24)

• Meningkatkan kualitas substansi topik penelitian melalui proses seleksi sesuai dengan skala prioritas.

• Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi secara berkala dan substansial • Mendorong peneliti untuk aktif dalam organisasi keilmuan nasional dan

internasional

• Mendorong dan memfasilitasi peneliti untuk mempublikasikan hasil penelitian di jurnal nasional dan internasional.

• Mendorong peneliti untuk meningkatkan HKI

• Menjalin hubungan kerja sama penelitian secara nasional maupun internasional. • Mendorong peneliti untuk melakukan penelitian aplikatif

• Meningkatkan kontrak riset melalui skema PNBP.

• Meningkatkan kegiatan promosi dan diseminasi hasil-hasil penelitian 2.5.1.4 Strategi Pengelolaan Sarana dan Prasarana:

• Mengoptimalkan penggunaan sarana & prasarana yang ada

• Mengadakan peralatan penelitian dan sarana pendukungnya sesuai dengan prioritas kegiatan penelitian dan ketersediaan dana. Uraian kegiatan ini terdapat pada LAMPIRAN 3.

• Memelihara peralatan penelitian dan sarana pendukungnya

• Mengoptimalkan penggunaan sarana ICT bagi proses manajemen inventori. • Pengaktifan kembali dan mengupayakan akreditasi bagi jurnal TELAAH

2.5.2 Kebijakan

Program :

• Menyusun kegiatan penelitian sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan dalam Renstra LIPI dan Renstra Koordinatif Kedeputian bidang IPT

• Melaksanakan kegiatan penelitian secara optimal dan profesional. SDM

Peningkatan kuantitas ditujukan terutama untuk peneliti dan peningkatan kualitas SDM untuk semua bidang termasuk SDM pendukung melalui perekrutan peneliti sesuai perencanaan, pengkaderan dan pendidikan/pelatihan. LAMPIRAN 4 Pengawasan :

• Melakukan pengawasan dan evaluasi kegiatan secara berkesinambungan. • Memperkuat kompetensi dan kewenangan tim PME.

• Memberi insentif dan sanksi (reward and punishment) terhadap kinerja karyawan.

Anggaran :

• Mengoptimalkan potensi lembaga untuk memperoleh pendanaan anggaran penelitian dari berbagai sumber baik dalam dan luar negeri.

(25)

2.5.3. Kegiatan Implementatif

Memperhatikan isu-isu nasional dan global yang telah dibahas di muka dimana : 1. Pentingnya kemampuan IPTEK untuk penguatan daya saing bangsa 2. VISI pembangunan industri nasional

3. Keterbatasan sumber daya energi 4. Buku Putih KRT 2025

5. Sinergi dan sinkronisasi program 6. RPJP ( UU 17 / 2005)

Kegiatan Litbang Pusat Penelitian Fisika 2010-2014 diarahkan untuk menjawab permasalahan strategis nasional terutama di bidang energi, lingkungan, instrumentasi, material maju dan nanoteknologi guna meningkatkan aplikasi IPTEK untuk memberikan solusi terhadap masalah-masalah aktual masyarakat dan penguatan/peningkatan daya saing.

Kegiatan kegiatan litbang ini disesuaikan dengan kebijakan LIPI yang meliputi 5 (lima) kelompok anggaran yaitu, subprogram utama litbang yakni:

a).Penelitian Lanjut (AdvanceResearch).

b). Penelitian dan Pengembangan Terobosan (Cutting Edge Research). c). Penelitian dan Pengembangan Difusi IPTEK (Multidiciplinary Research).

d). Penelitian dan Pengembangan Penguatan Kompetensi. (Basic Studies, Tematic) e). Kajian mendasar (basic research)

Prioritas kegiatan penelitian ditentukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

- Ketersediaan anggaran. - Kompetensi SDM dan lembaga.

- Ketersediaan sarana dan prasarana riset

- Potensi difusi hasil litbang dan pemanfaatannya oleh masyarakat - Program prioritas LIPI dan Sinergi Kedeputian Bidang IPT

2.5.4. Kegiatan Lima Tahunan 2010 - 2014.

Periode 2010 – 2014, PPF-LIPI menetapkan untuk menjalankan kegiatan penelitian untuk mendukung program LIPI dalam penelitian, pengembangan dan penerapan IPTEK dan menjalankan program sinergi kedeputian IPT dimana pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kondisi sumber daya pendukung. Kegiatan kegiatan tersebut adalah penelitian pengembangan dan penerapan IPTEK berbasis fisika dengan kegiatan utama sebagai berikut:

Energi baru dan terbarukan

Bertambahnya penduduk, peningkatan aktifitas perekonomian serta peningkatan kualitas hidup menyebabkan kebutuhan akan energi menjadi semakin besar. Memperhatikan permasalahan di atas maka PPF– LIPI mengarahkan kegiatan penelitian, pengembangan

(26)

dan inovasi guna meningkatkan kemampuan nasional dalam penguasaan teknologi energi non-fosil dan terbarukan antara lain : teknologi pembuatan fuelcell, baterei padat lithium dan rekayasa energi hibrid. Kegiatan penelitian ini mempunyai target akhir berupa stack fuel cell (PMFC) berkapasitas 1000 Watt yang merupakan core technology untuk fuel cell, Cell baterei lithium berkapasitas 2500 mAh dan demo plant energi hibrid kapasitas 5 Kwatt.

Instrumentasi

Memperhatikan banyaknya Bencana nasional akhibat perubahan iklim dan gejala fisis lainnya seperti gempa, tsunami, tanah longsor maupun banjir maka PPF-LIPI memandang perlu untuk melakukan penelitian dan pengembangan instrument untuk memonitor perubahan iklim dan deteksi bencana. Penelitian ini mempunyai target akhir berupa sistem monitoring tebing rawan longsor dan peringatan dini terhadap longsor. Material maju dan nano teknologi

Peningkatan kualitas hidup meningkatkan kesadaran akan lingkungan dan semakin tingginya kebutuhan akan material struktur, material industri dan alat transportasi menyebabkan orang mencari material yang ramah lingkungan, tahan cuaca, mempunyai kekuatan struktur yang kuat, ringan dan ekonomis. Kebutuhan kebutuhan tersebut ke depan haruslah dapat dicukupi oleh teknologi dalam negeri.

Memperhatikan Permasalahan tersebut maka PPF-LIPI mengarahkan kegiatan penelitian, pengembangan dan inovasi guna meningkatkan kemampuan nasional dalam penguasaan teknologi material terutama material industri dan pengembangan nanoteknologi untuk mendorong perkembangan dan daya saing industri manufaktur. Kegiatan penelitian diarahkan pada capaian luaran antaralain: pemanfaatan SDA dalam menghasilkan material maju untuk mendukung pengembangan energi alternatif, bahan kemasan ramah lingkungan, dan pengembangan proses berbasis nanoteknologi serta rekayasa instrumentasi untuk karakterisasi material maju.

Rekayasa Lingkungan

Kemajuan peradapan yang ditopang oleh kemajuan industri menimbulkan beberapa dampak lingkungan yang menyebabkan bergesernya keseimbangan lingkungan yang harus ditangani secara serius. Memperhatikan permasalahan di atas PPF mengarahkan kegiatan di dalam pengendalian lingkungan secara fisis untuk mencapai tujuan antara lain teknologi efisiensi pemanfaatan air dalam kehidupan, proses pengolahan air dan teknologi lingkungan. Target akhir tahun 2014 adalah Prototip Biotoilet ramah lingkungan dan hemat energi.

Penguatan Komptensi Inti

Pada umumnya kegiatan penelitian diarahkan untuk dapat memecahkan masalah jangka pendek dan permasalahan jangka panjang. Memperhatikan hal tersebut maka PPF dalam ikut memecahkan permasalahan jangka panjang mengarahkan penelitian untuk penguatan kompetensi dalam pengembangan teknologi laser dan optoelektronika, fisika teoritis dan komputasi, fisika industri dan pengembangan aplikasil geofisika. Target akhir dari kegiatan ini berupa paper ilmiah di journal nasional dan internasional, paten dan kajian ilmiah.

(27)

Skematik pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat pada LAMPIRAN 5.

2.6.

INDIKATOR KINERJA DAN SISTEM EVALUASI

2.6.1 Indikator Kinerja Utama (IKU)

Dalam menjalankan kegiatan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK berbasis Fisika diperluan Indikator Kinerja Utama (IKU), Key Performace Indicators (KPI), yang merupakan alat untuk mengukur kemajuan hasil litbang dari PPF - LIPI dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. IKU digunakan untuk membantu PPF-LIPI dalam mengevaluasi kemajuan ke arah tujuan atau strategic direction dari organisasi. Untuk mengukur capaian outcome dari berbagai kegiatan PPF-LIPI, maka PPF-LIPI menetapkan indikator keberhasilan setiap kegiatan, yang menjadi acuan bagi PPF-LIPI dalam mengevaluasi dan mengukur kemajuan kegiatan.

IKU PPF dibuat dengan mengacu pada IKU program LIPI dan IKU koordinatif kedeputian bidang IPT dapat dilihat di LAMPIRAN 6.

Hak Kekayaan Intelektual, HKI (Intellectual Property Right), yang terdiri dari Hak Kekayaan Industri dan Hak Cipta dan Hak yang terkait, merupakan satu mekanisme dasar bagi pengembangan ekonomi, sosial dan budaya suatu bangsa. HKI bukan saja penting bagi perlindungan intelektual hasil karya bangsa, tetapi juga menjamin penggunanya sehingga menghasilkan suatu keuntungan dari produk/jasa hasil litbang yang dimanfaatkan.

Agar PPF-LIPI dapat merealisasikan misi-misinya, yaitu meningkatkan invensi dan inovasi di bidang IPTEK berbasis fisika untuk memperkuat daya saing industri dan ekonomi nasional, meningkatkan pendayagunaan hasil-hasil penelitian dalam memberikan solusi terhadap masalah-masalah aktual nasional dan menyiapkan bahan untuk perumusan kebijakan nasional bidang IPTEK berbasis fisika, maka dilakukan upaya sistimatis untuk mentransfer hasil litbangnya ke industri/masyarakat. Untuk itu, transfer teknologi berbasis HKI kepada publik difasilitasi dengan kebijakan internal maupun eksternal yang mendukung, mengingat masih banyak kalangan yang belum terbiasa dengan isu ini. Langkah strategis PPF-LIPI antara lain merencanakan pendaftaran 2 paten per 10 peneliti di bidang teknis per lima tahun. Target capaian ini merupakan peningkatan dari capaian pada periode tahun 2005-2009. Dengan target capaian ini PPF-LIPI akan dapat berpartisipasi nyata dalam meningkatkan jumlah paten domestik per juta penduduk.

2.6.2 Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi

Dalam melaksanakan kinerja manajemen khususnya kegiatan-kegiatan penelitian PPF-LIPI dibantu oleh Tim PME (Perencanaan Monitoring dan Evaluasi) Satuan Kerja (Tim PME PPF-LIPI) dan (Tim PME) Kedeputian IPT melakukan sejumlah langkah-langkah kendali mutu melalui seleksi proposal kegiatan dan pemantauan baik kegiatan-kegiatan yang bersumber dari dana DIPA, Kompetitif maupun Insentif. Seleksi dan pemantauan ini dimaksudkan agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan lebih berkualitas serta didukung oleh alasan-alasan ilmiah yang jelas. Dalam beberapa kasus meskipun seleksi ini bersifat koreksi dan perbaikan-perbaikan, penolakan atau penggabungan suatu gagasan kegiatan penelitian

(28)

dapat juga dilakukan. Langkah ini menunjukan suatu itikad untuk melakukan kendali mutu pada setiap hal yang berkaitan dengan kepentingan publik. Secara internal Tim PME PPF-LIPI mengundang reviewer yang memiliki kompetensi dalam bidangnya khususnya bidang fisika untuk menyertai penilaian-penilaian tersebut. Laporan Pemantauan dan Evaluasi menjadi rekomendasi bagi manajemen untuk secara terus menerus memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya melalui masukan, saran dan kritik dari kedua Tim di atas.

2.7.

RENCANA STRATEGIS IMPLEMENTATIF PPF LIPI 2010-2014 :

RENCANA KINERJA TAHUNAN DAN PENETAPAN KINERJA

TAHUN 2010

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) PPF – LIPI 2010 merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategik, yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagaikegiatan tahunan. Didalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang susunan rencana kerja dilakukann seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran, serta merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam tahun tertentu yang didokumentasikan dalam Penetapan Kinerja (PK) PPF – LIPI 2010. Dokumen Penetapan Kinerja memuat informasi tentang sasaran yang ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan indikator kinerja sasaran,dan rencana capaiannya ; program; kegiatan, serta kelompok indikator kinerja dan rencana capaiannya. Penetapan Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus Penetapan Kinerja adalah untuk meningkatkan akuntabillitas, transparansi, dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja, dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi. RKT PPF – LIPI dan PK PPF – LIPI masing-masing dapat dilihat pada LAMPIRAN 7 dan LAMPIRAN 8

2.8.

PENUTUP

Renstra Implementatif PPF-LIPI 2010-2014 ini disusun dengan memperhatikan perkembangan lingkungan strategis, memperhatikan kemampuan saat ini dan memperhatikan pengembangan organisasi ke depan. Renstra ini merupakan penjabaran implementatif dari Renstra LIPI, untuk itu mengacu pada VISI LIPI, maka VISI Pusat Penelitian Fisika adalah Menjadi pusat penelitian terbaik yang menghasilkan IPTEK berbasis fisika guna memajukan ilmu pengetahuan dan meningkatkan daya saing nasional. Berdasarkan VISI tersebut kemudian dirumuskan MISI, tujuan, sasaran, dan strategi yang menjadi landasan kebijakan dan program kerja lembaga. Berdasarkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, disusun empat strategi masing-masing untuk pengelolaan lembaga, pengelolaan SDM, peningkatan kinerja, dan pengelolaan sarana dan prasarana. Secara garis besar, kegiatan utama PPF adalah melakukan penelitian, pengembangan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berbasis Fisika, dimana dalam implementasinya penelitian diarahkan pada Energi baru dan terbarukan, Material maju

(29)

dan nanoteknologi, Instrumentasi strategis dan Hankam, lingkungan dan kebencanaan serta penguatan kompetensi. Di samping itu program dasar dalam pengelolaan lembaga adalah program pengembangan sarana dan prasarana penelitian dan program ketatausahaan yang diarahkan pada reformasi birokrasi. Setiap program mempunyai beberapa kegiatan dan setiap kegiatannya mempunyai sasaran dan indikator pencapaian sasaran.

Dengan memperhatikan perkembangan dunia penelitian dan cara pengelolaannya maka, pusat penelitian Fisika menetapkan Renstra Implementatif ini sebagai acuan kepada seluruh bidang dan seluruh karyawan dalam melakukan tugas tugasnya. Maka, kepada seluruh karyawan, terutama para penanggung jawab kegiatan, dihimbau untuk mengerjakan kegiatannya secara sungguh-sungguh, disiplin, serta penuh semangat dan rasa tanggung jawab. Disamping itu, renstra ini akan disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembnagan arah pembangunan dan perkembangan situasi.

(30)

BAB 3

AKUNTABILITAS KINERJA PPF – LIPI TAHUN 2010

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja PPF – LIPI selama tahun 2010. Capaian kinerja (performance results) 2010 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) 2010 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang.

Rencana Stategis Implementatif PPF – LIPI 2010 – 2014 merupakan panduan institusional dalam mencapai sasaran pembuatan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) PPF – LIPI 2010. Pengukuran Kinerja Pusat Penelitian Fisika (PPF) – LIPI merupakan ukuran pencapaian pelaksanaan Penetapan Kinerja (PK) PPF-LIPI 2010 terhadap kinerja aktual atau realisasi pada tahun 2010. PK PPF – LIPI 2010 merupakan pengejawantahan dari Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2010 yang disusun berdasarkan program kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis PPF-LIPI 2010 – 2014. yang ditinjau dari aspek pengukuran kinerja PPF – LIPI pelaksanaan Rencana Kinerja Tahunan PPF-LIPI

PPF-LIPI telah membuat Penetapan Kinerja tahun 2010 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ada. Penetapan Kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2010. Penetapan Kinerja PPF-LIPI tahun 2010 disusun dengan berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2010 yang telah ditetapkan sehingga secara substansial Penetapan Kinerja Tahun 2010 tidak ada perbedaan dengan Rencana Kinerja Tahun 2010. Ringkasan Penetapan Kinerja tahun 2010 selengkapnya terdapat dalam tabel pada LAMPIRAN 8.

Pengukuran tingkat capaian kinerja PPF-LIPI tahun 2010 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel pada LAMPIRAN 9.

Secara umum terdapat beberapa keberhasilan sasaran strategis berikut indikator kinerjanya, namun demikian juga terdapat beberapa sasaran strategis yang tidak berhasil diwujudkan pada tahun 2010 ini. Terhadap sasaran maupun target indikator kinerja yang tidak berhasil diwujudkan tersebut, PPF-LIPI telah melakukan beberapa analisis dan evaluasi agar terdapat perbaikan penanganan dimasa mendatang. Analisis capaian kinerja tersebut selengkapnya tertuang pada bagian akhir bab ini.

1.3

PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2010

Pengukuran tingkat capaian kinerja PPF-LIPI tahun 2010 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran. Secara umum terdapat beberapa keberhasilan yang dicapai namun dalam beberapa kegiatan masih terdapat hal-hal belum dapat diwujudkan pada tahun 2010. Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran tolok ukur keberhasilan organisasi yang

Gambar

Tabel 1. :  Anggaran Dan Realisasi 2010  No.  Sumber Dana
Tabel 2 : Analisis, Peluang Dan Tantangan PPF - LIPI  Lingkungan
Tabel 3 : Indikator Kinerja Utama (IKU) Target, Realisasi, dan Capaian / IKU 2010
Tabel 4 :  Paten PPF LIPI Tahun 2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP).

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat Nya penyusunan “ Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Tahun 2014 ini memuat pertanggungjawaban pelaksanaan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kota Balikpapan disusun dengan tujuan memberikan gambaran konkrit mengenai keseluruhan pelaksanaan program

Adapun alat yang digunakan untuk melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Ketentuan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II Tahun 2016, merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban

Maksud dari penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kecamatan Kepulauan Pongok tahun 2018 adalah sebagai Laporan pertanggungjawaban