tssN 1693
-
6728
Nomor
2
Volume
16
Desemb
er
2OL2
Aktivitas
Antiproliferatif Jintan
Hitam
(NigeU
satiua )
pada Sel
Paru Tikus
yang
Diinduksi
7,12-dimetilbenz-[a]antrasena (DMBA)
Maya Index
dan
Kepadatan Larva
Aedes aegypti
terhadap
Infeksi
Dengue
Upaya
Pemberantasan Kecacingan Siswa
di
Sekolah Dasar
Mothers'Dental Health
Behaviors
and
Mother-Child's
Dental
Caries
Experiences:
Study of
a Suburb
Area
in
Indonesia
Evaluasi
Penggunaan
Antihipertensi
Konvensional dan Kombinasi
Konvensional-Bahan
Alam
pada Pasien
Hipertensi
di
Puskesmas
Wilayah
Depok
Kejadian
Fasciolopsiasis pada
Anak
Sekolah Dasar
di Wilayah
Endemik
Faktor
Risiko "Gouty
Arthritis" di
Kota Masohi Kabupaten
Maluku
Tengah
Tahun
2010
DBWAN
REDAI(SI
Jurnal
Makara
Seri
lk:sehatan
SK Dirjen Dikti Akreditasi Jurnal No. 8 I /DIKTI/Kep/201 I (Berlaku Novembcr 201 l-November 2016)
Pengarah: Bachtiar Alam Budiarso Pemimpin Agustino Umum: Zulys Ketua
Editor:
Dewi Susanna (Universitas Indonesia, Indonesia)
Dewan
Editor:
Bariah Mohd.
Ali
(Universiti Kebangsaan Malaysia,Malaysia)
Shagdarsuren OlTrnbileg (Ivlillenium Challenge Account-Chawthip Boromtanarat (Stou,Thailand)
Mongolia' Mongolia)Ali
Gufron (Universitas Gadjah Mada,Indoiiesia)
Supa Pengpid (University of Limpopo' South Africa)VeniHadju(U.i;;;rii;rHaianuddin,'Ind;;"r*ilurwan['astuti(U-niversitaslndonesia,Indonesia)
Ahmad Shahrul
Niru*lr"rru
tr;;tili;
ro.n.atth
slhirio,r.
Anton Rahardjo-(l{niversitas Indonesia, Indonesia) Sudijanto Kamso (Univ'ersitas Indonesia,InJ6nesia)
Mohd. Razmanbaim (Univeristi Teknologi Malaysia'P;ilpi;"I
koreti'p iivl"r,iJoiunir.rtltvJhailandj
Malavsia) Ulrich LaaserfUiii"itii,
"f
eietefetA,tiermany).
S9tVow.31i(Universitas Indonesia' lndonesia)Diah Ayu Maharani (Universitas
Indonesia,.InJo"lrl";
Laura Sima (YaG University united States of America) Nurlaila Marasabessy(polltetnit
Kesehatan rrluru-r.",i"aoil.riu)
Ari
Fahriai Syam (Univeriitas Indonesia, Indonesia)J. Mukono (Universitas Airlangga,
Ird;;it
-
Dono Widiatmoko (University of Salford,UK)
Santha Muller (Frji National University,Fiji
Islands)Editor
Pelaksana:Citra Wardhani (Universitas Indonesia, lndonesia)
Mukhlis Sutami (Universitas lndonesia, Indonesia)
Administrasi
dan Sirkulasi:Sekar Tina Amiaty Naro Putri, Puji Astuti, Cucu Sukaesih
Disain
Grafis:
Ahmad Nizhami
Penerbit:
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat tlniversitas lndonesia
Kampus Universitas Indonesia DePok16424 Indonesia Gedung DRPM
UI,
Lt.'*i"lllJw
uriversitas Indonesia,-
DePok l6424,IndonesiaTelp.+62 21 7270i52,788491 1 3 pa1.+62 21 78849119
Homepage: http ://j oumal.ui.ac' id/health E-mail:
editor
msk@ui'ac'idMengutip ringkasan danpemyataan atau mencetak
cetakan ulang atau untuk
ulang gambaratau tabel dari iumal ini harus mendapat izin langsung dari penerbit. Produksi ulang dalam bentuk kumPulan kepcntingan pcriklanan atau promosi atau Pub,likasi ulang dalam bentuk
apapun harus seizin salah satu penulis dan mendaPatlisensi dari penerbit. Jumal ini diedarkansebagaitukaran untuk Perguruan tinggi,lembaga penelitian dan perpustakaan di
pada jumal ini.
dalam dan luar negeri. HanYaiklan mcnyangkut sains dan produk yangberhubungandengannya yang daPat dimuat
permission to quote excerpts and statements or reprint any figures or tables in this joumal should be obtained directly from the publisher' Reproduction in a reprint collection or for advertising
-
pr""-,i"-n"l-fu.por".. o. ,"publication in any form requires permission of one of the authors and a licence from the publisher. This joumall,
ai.trlu.,t.I roi "",fo"ir and regional higher instiiution, insiitutional researchand libraries' only uir.nir"rn.nr. of scientific or related products will be allowed space in this joumal'
a
po
ISSN
L693-6728
72
95
SERI
KESEHATAN
Aktivitas
Antiproliferatif
Jintan
Hitam (Nigetl
satiua) pada
Sel
Paru
Tikus
51
yang
D iinduks
i
7,L2-dirnetilb
enz- [a]
antras
ena (DMBA)
Wulan
Puji
Rahayu,
Anisyah Achmad,
Heny
Ekowatt
Maya
Index
dan Kepadatan Larva
Aedes
aegypti
terhadap Infeksi
Dengue
Sang
G.
Purnama,
Tri
Baskoro
57
Upaya Pemberantasan Kecacingan Siswa Sekolah Dasar
Rawina
Winita,
Mulyati,
Hendri Astuty
65
Mothers'Dental
Health
Behaviors and
Mother-child's Dental
Caries
Experiences: Study of
a
Suburb Area
in
Indonesia
Diah Ayu Maharani, Anton Rahardjo
Faktor
Demografi dan
Risiko
Gizi
Buruk
dan Gizi
Kurang
Wiko
Saputra, Rahmah
Hida Nurrizha
Evaluasi Penggunaan
Antihipertensi
Konvensional dan
Kombinasi
Konvensional-Bahan Alam pada Pasien
Hipertensi di
Puskesmas
Wilayah
Depok
Sefni
Gusmira
77
Kejadian
Fasciolopsiasis pada
Anak
Sekolah Dasar di
Wilayah
Endernik
84
Khairudin,
Ririh
Yudhastuti4ltl.
Farid
D.
Lusno
Faktor
Risiko
"Gouty
Arthritis"
di
Kota Masohi Kabupaten
Maluku
Tengah
89
Tahun
2010
Bellytra
Talarima, Ridwan
Amiruddin,
A.
Arsunan
Arsin
Volume
16
Desemb
er
2OL2
Nomor
2
MAKARA, KESEHATAN,
VOL. 16,
NO.
2, DESEMBER
2012:
84-88
KEJADIAN
FASCIOLOPSIASIS PADA
ANAK
SEKOLAH
DASAR
DI
WILAYAH ENDEMIK
Khairudinl, Ririh
Yudhastuti2},
M.
Farid
D.
Lusno2
1 . Program Studi Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya 601 15, Indonesia
2. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya 601 1 5, Indonesia *
E -mail ; yudhastuti
-r@unair. ac.
id
Abstrak
Abstract
The AtTecting Factors
of
Fasciolopsiasisin
the Elementary Studentin Endemic
Area, Fasciolopsis buski is a oneof trematodes parasites which can infect human infestation of Fasciolopsis buski into human body due drink un-boiled
water and consume uncooked water plants such as supan-supan, lofus and genjer. Incidence
of
Fasciolopsiasls inIndonesia is endemic
in
Babirik Subdistrict, Hulu Sungai Utara District South Borneo Province and prevalenceis
1.2-1 .8o/o.rJtrl
now the prevalence rate Fasciolopsiasis events showed no tendency to fall,it
shows the spread of disease to other areas.In
Fasciolopsis buski guessis
spread through environmental sanitation and poor personal hygiene. The research objective wasto
alalyze the relationship between house basic sanitation and Fasciolopsiasrs Elementary Studentin Hulu
Sungai UtaraDistrict,
South Borneo. During Januaryto July
of
2010. This Typeof
observational analytic study was performed in a cross sectional of elementary student aged 7 -13 years as many as Il0
students. Datacollected through, interviews and observation.
The
data collectionwith
laboratory examination, observation, andinterview. Data analysis used multiple logistic regression. The result show that the prevalence ratio of Fasciolopsiasis
incidence was 4.0o/o
and
therewas
relationship between incidence Fasciolopsiaslswith
housebasic
sanitationOR:97.745, drink un-boiled water,
OR:2.0,
consume uncooked water plants OR:39.869, Play on swamp OR:0.015,Lack of knowledge OR:0.03. It was concluded that the five variables studied house basic sanitation is not related to the
incident. Fasciolopsiasrs.It needs
to
supervise and increase school health program doneby
EducationOffice
andPrimary Heathcare at subdistrict level.
Keyv,ords : elementary s tudent, Fasciolopsiasis, house bas ic sanitation
Pendahuluan
Fosciolopsis buski, cacing yang menyebabkan penyakit pada usus manusia, termasuk golongan fasciola, kelas
trematoda terbesar
yang
menyebabkanparasit
padamanusia. Siklus
hidup
cacing
ini
melalui
air
dan berkembangbiak
terutamadi
daerahberiklim
tropis.Cacing
ini
mengambrl zat-zat makanandi
dalam usus/zosl. Sekresi dan telurnya menjadi
infektif bila
beradadi dalam air.
84
Fasciolopsis
buski
merupakan salah satu parasit trematoda terbesaryang
dapat menginfeksi manusia. InfestasiFasciolopsis buski ke dalam tubuh manusia terjadi karena minum
air
mentah dan mengkonsumsi tumbuhanair
yang mentah seperti supan-supan, pakat, teratai, dan genjer. Endemisitas Fasciolopsia,slsdi
Indonesia hanya ditemukan di kecamatanBabirik
KabupatenHulu
Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan dengan prevalensiattara
7,2-7,8Yo. Sampai saatini,
angka prevalensi kejadian Fasciolopsiasrs tidak menunjukkan kecenderungan turun,sebaliknya justrumenunjukkan adanya penyebaran penyakit ke wilayah lainnya. Diduga Fasciolopsis buski int menyebar melalui sanitasi lingkungan dan higine perorangan yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan altara sanitasi dasar rumah dan kejadian Fasciolopsis pada anak sekolah dasar
di
Kabupaten Hulu Sungai Utara, selama Januari hingga Juli tahun 2010. Jenis penelitian adalah observasional analitik, dilaksanakan secara crossectional terhadap anak sekolah dasar berumur 7-13 tahun sebanyak 110 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium, wawancara, dan observasi. Data dianalisis dengan regresi logistik ganda. Faktor yang berhubungan dengan kejadian Fasciolopsiasis pada anak sekolah dasar adalah sanitasi dasar rumah, minum air mentah, makan tumbuhan rawa mentah, bermain di rawa, pengetahuan. Disimpulkan bahwa dari 5 variabel yangditeliti,
sanitasi dasar rumah tidak berhubungan dengan kejadian Fasciolopsiasis.Kesehatan
lingkungan
yang
ditandai
denganketersediaan
dan
akses
air
bersih, akses
sanitasi,pengendalian polusi udara dan perilaku hidup bersih dan
sehat
(PHBS) masih menjadi
tantanganyang
cukupbesar
di
bidang
kesehatan. Kesehatan lingkung4nberkaitan erat dengan kesehatan
ibu
dan anak, statusgizi
masyarakat serta pencegahanpenyakit
menular,yang
merupakanstafus
kesehatan masyarakat dan berdampak bagi kualitas bangsa.l Data dari Kesehatan Dasar 2007 menunjukkan bahwa 24,8oh rumah tanggadi
Indonesiatidak
menggunakanfasilitas buang
airbesar, 32,5o/o
tidak
memiliki
saluran pembuangan airlimbah,
42,3yotidak memiliki
aksesair
bersih, dan 36,7% tidak memiliki akses sanitasi.3-aMembangun
sumber daya manusia
(SDM)
yang berkualitas terutama pada anak sekolah dasar, haruslahmenjadi perhatian
yang
serius. Sesuai dengan konsepparadigma sehat
yang
berorientasipada
kesehatan masyarakat, maka harus diupayakan pada pencegahanpenyakit serla
pemeliharaan kesehatan.Salah
satupenyakit
yang
dapat
dicegah adalah
penyakitkecacingan
seperli Fasciolopsiasis.
Fasciolopsiasisyang terjadi pada anak-anak merupakan masalah yang
sangat besar.
Apabila
Fasciolopsiasis
dibiarkan berlanjut dan tidak segera mendapat penanganan, dapat menyebabkan anemiayang
berlanjut pada penurunantingkat intelligence quation (IQ) dan penurunan kualitas
sumber daya manusia. Penyakit Fasciolopsiasrs yang disebabkan oleh ,F. buski pertama
kali
dilaporkan padatahun
1982di
DesaSei
Papuyu, Kecamatan Babirik,Kabupaten
Hulu
SungaiUtara, Propinsi
KalimantanSelatan dengan
tingkat infeksi
sebanyak 27o/o dtmana tingkat infeksi tertinggi adalahTg,lo/o pada anak sekolah.aHingga
saat
ini,
Fasciolopsiasis
masih
menladipermasalahan kesehatan masyarakat.
Cacing
ini
ditularkan melalui air maupun tumbuhan rawa. Kondisigeografi Kecamatan
Babirik,
KabupatenHulu
SungaiUtara
merupakan daerahrawa
pasangsurut
dimanaaktivitas sehari-hari seperli mandi,
cuci
pakaian, dangosok
gigi
menggunakanair
rawa
tersebut
selain sebagai sumber air bersih rawa digunakan untuk saranabermain-main sekaligus membuang
tinja.
Selain
itu,rawa pasang surut tersebut ditumbuhi tumbuh-tumbuhan
rawa yang
banyak
dikonsumsi
oleh
masyarakatsetempat. Kebiasaan mengkonsumsi tumbuhan rawa
tersebut
berisiko
menyebabkan
teriadi
infeksi Fasciolopsia,srs. Hal ini dihubungkan dengan kronologiskejadian dimana
musim pakat
berurutan
dengan banyaknya penderita.l'4 Kejadian Fasciolopsiasrs lebihbanyak
menyerang
pada
anak-anak
dikarenakanaktivitas mereka
yang
lebih
banyak
berhubungan dengan rawa.Fasciolopsiasls memang
tidak
membahayakan nyawamanusia,
tetapi
mampu membuat
kualitas
hiduppenderitanya
turun
dratis. Namun
hal ini
bisa85
menurunkan kondisi kesehatan, status
gizi,
kecerdasandan
produktivitas penderitanya sehingga
secaraekonomi dapat menyebabkan kehilangan karbohidrat,
protein
serta darah. Selanjutnya, dapat menyebabkangangguan
fungsi
hati
sampai
menurunkan kualitassumber daya manusia. Adanya laporan kesakitan karena Fasciolopsiaszs menandakan mata rantai yang terjadi di
daerah tersebut.
Hasil
survei Badan
Penelitian danPengembangan Kesehatan (Balitbangkes)
Pusat
danpetugas
kesehatanpada tahun 2007
menunjukkan prevalensinya mencapai 7,8o%. Infeksi parasitini
jugamerupakan
penyakit
endemisdi
Kecamatan BabirikKabupaten
Hulu
SungaiUtara, Propinsi
KalimantanSelatan. Selain di pulau Kalimantan, daerah endemik F.
buski juga terjadi
di
Asia Timur
terutama China, Taiwan, dan Asia Tenggara.roInfestasi
F.
buski
pada manusia dipengaruhi
olehperilaku
hidup
sehat, lingkungan, tempattinggal,
danmanipulasinya terhadap lingkungan. Kecacingan banyak
ditemukan
di
daerah dengan kelembaban yang tinggi.Selain
itu,
faktor higiene perorangan dan sanitasi dasar perumahan serta perilaku hidup sehat yang kurang baikjrgu
bisa
menyebabkanterjadinya
Fasciolopsiasis.Infeksi
F.
buski pada manusia umumnya terjadi karenamengkonsumsi tumbuhan
air
seperti teratai(umbi
danbiji
bunga) serta keladi air (umbi) dalam keadaan segaratau
mentah
dan
tidak
dimasak
terlebih
dahulu.Tumbuhan
rawa
tersebutberisiko terjadinya
infeksiFasciolopsiasr,s, hal
ini
dihubungkan dengan kronologiskejadian dimana
musim pakat
berurutan
dengan banyaknya penderita.2' r2Berdasarkan
latar
belakang tersebut,
maka
perludilakukan
studi untuk
mengurangi
masalah Fasciolopsia,srs yang saatini
masih banyak terjadi diKecamatan
Babirik,
KabupatenHulu
Sungai Utara,Kalimantan
Selatan.Oleh
sebabitu,
perlu
analisishubungan antara sanitasi dasar
rumah dan
perilakudengan
kejadian
Fasciolopsiaslspada anak
sekolahdasar.
Metode
Penelitian
Jenis penelitian
ini
adalah
obseryasional analyticdilaksanakan
secara
kasus
kontrol pada
lokasi KecamatanBabirik
KabupatenHulu
Sungai Utara dan dilaksanakan selama 6 bulan, yaitu bulan Januari hinggaJuni
2010. Populasi penelitian adalah
semua anak sekolah dasardi
KecamatanBabirik (7-13
tahun) yangtinggal
di
area
dekat
rawa-rawa. Sampel
dalampenelitian
ini
adalah anak sekolah dasar(7-13
tahun),dengan kriteria inklusi meliputi: (a) anak sekolah dasar
(7-13 tahun) dalam keadaan sehat tidak menderita diare
atau
disentri;
(b)
bertempat
tinggal
di
wilayah KecamatanBabirik
KabupatenHulu
Sungai Utara; (c) mendapatizin
dari orang tualwali. Survei telur maupunlarva
F.
buski
dllakukan dengan metode
hapusan86
langsung,'3-'a dan dilakukan
di
laboratorium kesehatandi
kota Banjarmasin. Adapun data sanitasi dasar rumahdan perilaku diperoleh dengan kuesioner meliputi 5 sub
vaiabel, yaifu sanitasi dasar rumah, minum air mentah,
makan tumbuhan rawa mentah, bermain
di
rawa, danpengetahuan.
Analisis
data
dilakukan
dengan menggunakan analisis regresi logistik ganda.eHasil
dan
Pembahasan
Dari
60 kasus yang diperlukan untuk penelitian hanya didapat 55 kasus.Bila
dijumlahkan, ada Il0
kasus dankontrol
sehingga masing-masing55
kasus.Dari
110tinja yang diperiksa 5 mengandung telur F. buski.
Kejadian
Fasciolopsiasis. Prevalensi
kejadian Fasciolopsia,srs pada anak usia sekolah dalam penelitianini
adalah sebesar 4,0o/o.Hasil
penelitianini
hampirmendekati
dengan
hasil
penelitian
Anorital
dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia,ldi
Malaysiadimana didapat prevalensi kejadian
Fasciolopsiasis adalah g-l4o/o.to Beberapa penelitian oleh Mahajan dan kawan-kawan (2009) pada tahun 2007 menunjukkan di India angka prevalensi kejadian Fasciololopsis mencapai8,9%. Untuk
lndonesia,belum ada data
prevalensikejadian Fasciolopsiasrs
baik
pada penduduk dewasamaupun anak-anak. Data terakhir oleh Balitbangkes Pusat dan petugas kesehatan pada tahun 2007
di
KalimantanS e I atan, preval ensi kej adi an Fasc i o I o p s i a s i s adalah antar a
1,2-'7,8yo.
Target
dari
Program Penyakit BersumberBinatang
(P282)
setempat adalah menurunkan angkaPrevalence Rale (PR) menjadi <O,lo/o.3 4
Kondisi
geografis
di
lokasi
penelitian
merupakan dataran rendah dimanahampir
sepanjangtahun
airtergenang sedalam 1-3 meter sehingga rumah penduduk dibuat berupa rumah panggung dan didirikan
di
atas airsetinggi 3-4 meter.a-5 Kondisi
ini
menyebabkan kejadian F as cio lop s iaszs meningkat.Manusia
berperan sebagai hospesdeJinitive
cacing Fasciolopsiasis buski sedangkan siputair
tawar genus Segmentina, Hippeutis atau Graulus berlindak sebagai hospes perantara kedua. Tanaman air berfungsi sebagaitempat
berkembangnyalawa infektif
(Metacercaria,MAKARA, KESEHATAN,
VOL. 16,
NO,
2, DESEMBER
2012:
84-88
Hippeutis atau Gyraulus) yang bertindak sebagai hospes
perantara.
Untuk
melengkapi
siklus
hidupnya, Fasciolopsiasrs memerlukan hospes perantara kedua,yaitu tananam
air
sebagai tempat berkembangnyalawa
infektif
metaserkaria (metasercaria).
Di
dalam duodenumlarva
akan lepas dari jaringan tanaman airdan selanjutnya akan melekatkan diri pada mukosa usus
halus,
lalu
berkembang menjadi cacing dewasa dalamwaktu
25-30
hari.
Cacing
dewasa
ini
mampumenghasilkan
cacing muda.
Rata-rataumur
cacingdewasa mencapai umur 6 (enam) bulan.
Telur cacing yang keluar bersama
tinja
penderita akanmasuk ke dalam air dan dalam waktu 3-7 minggu akan menetas menjadi
larva
mirasidium pada suhu30
oC.Lawa mirasidium
akan berenang dan dalamwaktu
2jam
sudahmampu
menembussiput yang
menjadihospes perantara pertama.
Jika
dalamwaktu
5
jamsesudah
keluar tubuh
penderita
larra
ini
tidakmenjumpai siput, larva akan mati.r2 13
Di
dalam tubuhsiput
air
tawar mirasidium tumbuh menjadi sporokista.Jika
sporokista sudah matang,akan
terbentuk rediainduk yang memproduksr
redia
anak yang selanjutnyaberkembang menjadi serkaria (cercaria). Serkaria akan
keluar dari tubuh siput
dan berenanguntuk
mencaritumbuhan
air
yang
sesuai,yang bertindak
sebagai hospes perarrtarayang
kedua. Dalamwaktu
1-3 jamsesudah mendapatkan tanaman air yang sesuai, serkaria
akan
tumbuh menjadi
larva
metaserkaria
yang infektif.2'12'14Berdasarkan analisis
regresi logistic gatda,
temyata variabel yang bermakna dengan kejadian Fasciolopsiasisadalah variable minum
air
mentah,
mengkonsumsi tumbuhan rawa tanpa dimasak terlebih dahulu, bermaindi
rawa, dan
pengetahuantentang
Fasciolopsiasis(Tabel 1).
Hasil
analisis menunjukkanOR
variabelminum
air
mentah adalah 0,024 yang berarti
ada pengaruh yang bermakna antara kebiasaanminum
airmentah terhadap kejadian Fasciolopsiaszs. Kebiasaan
minum
air
mentah
yang
sering
dilakukan
akanmeningkatkan
risiko
kejadian Fasciolop,siasis2
kali
lebih
besar dibandingkan denganyang tidak
pemah minum air mentah.Tabel 1. Hubungan Variable Penelitian dengan Kejadian Fasciolopsiasis
Variabel Koefisien regresi
p
OR95%CI
Sanitasi dasar rumah
Minum air mentah
Makan tumbuhan rawa mentah Bermain di rawa
Pengetahuan F as c i o lop s ias is
44,582 -3,714 3,686 -4,219 -5,950 0,072 0,032* 0,025* 0,012* 0,016x 91,745 0,024 39,869 0,01 5 0,003 0,664
-
14396,541 0,001 - 0,728 1,579 -1006,563 0.01 - 0,394 0.000 - 0,324 Keterangan: * p<0,05Penelitian
Anorital,l
dan
Center
Diseases Control(CDC),2'I4 menunjukkan
bahwa data
kejadianFasciolopsiasis
dipengaruhi
beberapa
faktor, diantaranyaperilaku
masyarakatyang
mengkonsumsiair
mentah, terutamaair
rawa. Perilakuini
dilakukan karenatidak
ada sumberair lagi
selainair
rawa yarrg digunakan untuk segala keperluan seperti mandi, cuci, dan buang air besar serta memandikan hewan ternak.Pembuangan
kotoran manusia
yang
tidak
dikeloladengan
baik
sering mencemariair
bersih sehingga airtersebut dapat menyebabkan penyakit atau mencemari permukaan tanah serta makanan, seperti yang terjadi di
daerah lingkungan pemukiman
masyarakat kumuh.Kejadian
pembuangankotoran
ke
lahan
rawa
dilingkungan pemukiman daerah penelitian
berisiko menyebabkan te4adiny a Fas ciol ops ias is.a'6Salah satu perilaku manusia yang berhubungan dengan penyebaran Fasciolopsia,szs adalah makan tumbuhan rawa mentah. Hasil penelitian
ini
menunjukkan adarryahubungan makan tumbuhan
rawa
mentah
dengankejadian
Fasciolopsia.srs(OR:39,
869).
Ini
berartikebiasaan
mengkonsumsifumbuhan
rawa
mentah meningkatkanrisiko
te{ adinya F as cio lopsiasls sebesar39,869
kali
lebih
besar dibanding yangtidak
pernahmakan tumbuhan rawa. Hal
ini
karena faseinfektif
dariFasciolopsiasis
buski
dalam bentuk
metaserkaria menempel lekat pada tumbuhan air.6,l5 Jenis tumbuhanair di
rawa yang
dikonsumsi penduduk KecamatanBabirik
adalah supan-supanyang
dikonsumsi adalah daunnya, pakatyang
dikonsumsiumbi dan
akamya, teratai atau lotus dikonsumsi batangnya, serta genjer dankangkung
yang
dikonsumsi
daun
atau
batangnya.aAdanya kebiasaan mengkonsumsi
umbi tanding
ataupakat sangat memungkinkan terjadinya infeksi.
Hal ini
dihubungkan dengan kronologis kejadian
dimanamusim pakat
berurutan dengan banyaknya penderitakejadian
Fasciolopsia.szs.o'5Penelitian
Anorital
danDinas
KesehatanKalimantan
Selatans menunjukkanbahwa
air
rawa yang
terkontaminasilarva
F.
buskimempunyai peranan
yang
substansialuntuk
kejadianFasciolopsiasrs. Larva
F.
buski sampai pada manusiamelalui
air,
yaitu ketika
air
yang
terkonsumsi oleh manusia mengandung lawa yang infektif.2,l2,raPenelitian
ini
menunjukkan
bahwa
OR
variable kebiasaan bermaindi
rawa adalah 0,015 yang berarli kebiasaan bermaindi
rawajuga
meningkatkan risikoterjadinya Fasciolopsiaszs 0,015
kali
lebih
besar dariyang tidak pemah bemain di rawa.
Penyediaan sarana bermain bagi anak anak usia sekolah dasar
di
KecamatanBabirik
KabupatenHulu
SungaiUtara
yatg
saniter (berkaitan dengan usaha perbaikankesehatan) perlu dilaksanakan karena anak-anak sekolah dasar dengan usia 7-13 tahun masih banyak beraktivitas
bermain
di
rawa. Penelitian Anorital,1,7 menunjukkan87
bahwa faktor-faktor
yang
berperan
pada
kejadian Fasciolopsia.sls selain daerah pemukimandi
atas rawa dengan penduduk yang padat adalah tingkat pendapatan keluarga rendah.Hal ini juga
dapat disebabkan karenatingkat
pendapatankeluarga
di
wilayah
penelitian hampir merata antara tingkat pendapatan rendah dengantingkat
pendapatancukup. Data
kebiasaanibu
yangtidak
memasakair
minum sampai mendidih
yangdidapat
dari
kuesionermelalui
wawancara homogenmenunjukkan pengaruh yang secara statistik bermakna.
Air
yang mengandungtelur dan lawa
F.
buski tidak
dapat langsung digunakan sebagai
air
minum
tetapiharus- d-irebus sampai mendidih agar cacing atau parasit
mati.2'10-11
Variabel tingkat
pengetahuan tentang Fasciolopsiasismempunyai
OR:0,003.
Ini
berarti
pengetahuan yangkurang
akan
meningkatkan
risiko
terjadinya Fasciolopsiasrs 0,003kali
lebih besar dibanding yangpengetahuannya
baik. Tingkat
pengetahuanmempengaruhi
perilaku
hidup
dari
seseorang, baikuntuk bersikap maupun untuk bertindak.l,6-7
Variabel sanitasi dasar rumah tidak berhubungan secara
bermakna dengan
kejadian
Fasciolopsiasrs.Hal
ini
dikarenakan aktivitas anak-anak lebih banyak dilakukan
di
rawa
daripadadi
rumah.
Selainitu,
habitat
dari trematoda ini banyak di temukan di rawa.Simpulan
Fakor yang
mempengaruhikejadian
Fasciolopsiasispada
anak
sekolah
dasar
di
Kecamatan
Babirik,Kabupaten
Hulu
SungaiUtara, Propinsi
KalimantanSelatan meliputi kebiasaan minum air mentah, makanan tumbuhan rawa mentah, kebiasaan bermain di rawa dan pengetahuan tentang kejadian Fasciolopsiasis.
Fasciolopsiasls
mudah menular
dan
apabila
sudahberada dalam usus akan bertelur dalam
jumlah
ribuan serta berkembang biak dan dapat mengeluarkan ribuantelur
bersamakotoran.
Masyarakatdapat
terinfeksicacing
ini
karena mengkonsumsi tumbuhanair
yangmentah maupun
minum
air
mentah (tanpa dimasakterlebih
dahulu).
Kondisi
mengkonsumsiair
dantumbuhan mentah tersebut mengakibat
risiko
adanyametaserkaria. Metaserkaria akan mengadakan enkistasi
melekat pada
mukosa duodenum ataujejenum
dan berkembangmenjadi cacing
dewasa dalamwaktu
3bulan. Infeksi ringan belum menunjukkan gejala klinis.
Apabila jumlah tinja dalam bentuk makanan yang tidak
tercerna menunjukkan terjadinya malabsorsi makanan,
hal
ini
bisa
menyebabkan anemiahingga
kematian.Peningkatan
pengetahuan
mengenai
kejadian Fasciolopsiasls pada anak sekolah melalui penyuluhan kepada masyarakat setempat untuk merebusair
hinggamendidih untuk
konsumsiair
minum dan
memasaktumbuhan
air
rawa yang
akan dikonsumsi agar telur88
ataupun
larva
Fasciolopsiasis
buski mati
perludilakukan. Selain
itu,
perlujuga
dilakukan pemutusanrantai
siklushidup
parasit dengan memberantas siput yang menjadi hospes perantara.Daftar
Acuan
1.
Anorital. Model penanggulangan Fasciolopsis buskidi
Kalimantan Selatan dengan pendekatan sosialbudaya
(II).
(internet) [sitasi
l2
Oktober
2009]Jakarta: Balitban gkes Pusat Jakarta. http ://www,rbmfl litbang/depkes. go.id/buski.html/.
2.
Center Disease Control. Fasciolop,siaszs. (internet)[cited
in
2010]. Available
from:
http://www.dpd.cdc. gov/dpdx/HTML/Fasciolopsiasis.html.
3.
Departemen Kesehatan
Republik
Indonesia.Pembangunan kesehatan diarahkan
pada
upayapromotif
danpreventif.
(internet)[cited
in
2009].Available
from:
hup://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/43 5
-pembangunan-kesehatan-diarahkan-pada-upaya-promotif-dan-preventif. html.
4.
Dinas
Kesehatan KabupatenHulu
Sungai Utara.Profil
kesehatan KabupatenHulu
Sungai
Utara 2007 . Banjarmasin: Depkes 2007 .5.
Dinas
KesehatanPropinsi Kalimantan
Selatan.Program
pemberantasan
penyakit
bersumberbinatang.
Provinsi
Kalimantan
Selatan. Banjarmasin; Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Selatan;2008.MAKARA, KESEHATAN,
VOL. 16,
NO.
2,DESEMBER 2012.. 84-88
6.
Grazyk
TK,
Fried
B.
Advancesin
parasitolog,;,New York: Academic Press; 2007.
7.
Le
TH,
De
NguyenV.
PhanBU, Blair
D,
McManus DP.
Casereport
unusual presentationof
Fasciolopsiasis buskiin
Vietnamese ch1ld. Trans.Roy. Soc. Trop. Med. Hyg.2004;83:193-195.
8.
MahajanRK,
Duggal S, BismasNK,
Duggal N.A
finding of live
Fasciolopsis buskiin
an ileostomy. JIDC. 2009;5:5-6.9.
Murli
B.
Desain
dan
ukuran
sampel
untukpenelitian kuantitatif
dan
kualitatif
di
bidang kesehatan.Edisi
ke
2.
Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press; 2010.
10.
Rohela
M,
Jamaiah
I,
Menon
J,
Rachell
J.Fasciolopsiasis;
A
first
case reportfrom
Malaysia.Southeast
Asia
J
Trop
Med
Public
Health.2005:36:456-458.
1 1. Rai S, Madhwa V, Kharbanda P, Uppal B. Different
nematodes
in
migrant from Bihar. Indian
J
MedMicro b io l. 2007 :25 :62- 63 .
12. Soedarlo, Parasitologi
klinik.
Surabaya: AirlanggaUniversity Press; 2008.
13. Soedarto. Sinopsis kedokteran
tropis.
Strabaya:Airlangga University Press; 2007.
14.
World
Health
Organization.
Basic
laboratorymethods
in
medical parasitology. Geneve: WorldHealth Organization Publication; 1991.
15.