• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran snowball throwing PKN kelas III di MI Darunnajah Sukodono

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran snowball throwing PKN kelas III di MI Darunnajah Sukodono"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MAD RASATUNA

Jurnal Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah

(ISSN: 2087-2631)

Volume 06, Nomor 01, September 2014

DAFTAR ISI

JAUHAROTI ALFIN, SITI MUNIROH

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISIWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PKN KELAS III DI MI DARUNNAJAH

SUKODONO 1-15

ZUDAN ROSYIDI, SIT! SUHAILA

PENERAPAN STRATEG1 PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HAS1L BELAJAR IPS SISWA KELAS V MI SALAF1YAH

NGELOM SEPANJANG 16-25

MUNAWIR, AHMAD HATTA MUSTOFA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN DENGAN PEMBELAJARAN MODEL

JIGSAW SISW A KELAS IV MI DARUL ULUM MEDAENG SIDOARJO 26-41

NADLIR, NUR AZIZAH

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III MI DARUL ULUM TAMBAK REJO WARU-SIDOARJO MATA PELAJARAN FIKIH MATER! PUASA

DENGAN METODEJIGSAW 42-57

BAHRI MUSTOFA, DAYANA MALIKHA

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS V MI ISLAMIYAH YOSOWILANGUN KIDUL

LUMAJANG 58-68

TAUFIK, ANITA SARI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL SURAT-SURAT PENDEK MELALUI METODE DRILL KELAS VB SD RADEN FATAH, KENDUNG,

BENOWO, SURABAYA 69-82

ATHOK FU'ADI

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN

MENYENANGKAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH 83-102

WAHYUNIA TI, AULIA MIRSAH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING JENIS PEERTEACHING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN KELAS 1 MI NURUL HUDA

103-120

Jurnal PGMI Madrasatuna Volume : 06 Nomor : 01 September 2014 Hal. i - ii  

(3)

PEDOMAN TRANSLITERASI

ARAB - LATIN

No Arab Latin Artb Latin

1 I , c.)%2

4

2 Lrl B T 4 a Th t , 5 C J

E

gh 6

C

4

,:a

f 7 t Kh j q 8 .1 D L-5.1 k 9 Dh j

1

10

_.) R t' m 11 i Z L'.) n 12 (..r. S A 11 13 Li...' Sh _9 w 14

Untuk menunjukkan bunyi hidup panjang (nuuld), caranya dengan menuliskan coretan horisontal (macron) di atas huruf-huruf: a, T, dan ü Cit - - Sedangkan untuk bunyi dipthong: ay ( ) dan aw ( ji ).

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume : 06 Nomor : 01 September 2014 Hal. ii - ii

(4)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL

THROWING PKN KELAS III DI MI DARUNNAJAH

SUKODONO

Jauharoti Alfin

Ketua Prodi PGMI FITK UIN Sunan Ampel Surabaya

Siti Muniroh

Pusat Studi Pendidikan Islam dan Kebudayaan

Abstrak

Penelitian ini berangkat dan i latar belakang perlunya dilakukan perubahan untuk meningkatkan proses KBM antara guru dan siswa, siswa dan siswa, maupun siswa dengan lingkungannya. Dalam proses KBM, sering dijumpai guru selalu mendominasi kegiatan pembelajaran atau dikenal dengan dengan istilah "Teacher Centered". Guru disini berperan sebagai pemberi informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa tanpa memberikan kesempatan bagi siswa untuk menemukan pemahamannya sendiri. Dalam siklus kedua siswa dan guru sudah mulai memahami implementasi model pembelajaran Snowball Throwing dan hasil menunjukkan sangat baik. Dan i hasil observasi aktivitas guru meningkat dan i 64,70% (Siklus I) menjadi 91,17% (Siklus II), selain itu hasil observasi siswa menunjukkan peningkatan rata-rata dani 65,76 (Siklus I) menjadi 87,92 (Siklus II). Sementara evaluasi hasil belajar siswa berdasarkan pada LKS pada dua siklus menunjukkan rata-rata 65 (Siklus I) meningkat menjadi 88,27 (Siklus II). Sedangkan untuk ketuntasan belajar siswa menunjukkan peningkatan dan i 59,45% (siklus I) meningkat menjadi 91,89% (Siklus II).

Kata kunci : Prestasi Belajar Siswa, Model Pembelajaran Snowball

Throwing, PKn.  

(5)

Jauharoti Alfin

Pendahuluan

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.1

Belajar menurut Gagne adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya, yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis pei brmance (kinerj a).

Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dani evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

Berdasarkan basil pengamatan peneliti yang dibantu oleh guru di MI Darunnajah Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas III, materi ajar tentang kekhasan bangsa Indonesia, disini guru bekerjasama dengan peneliti akan menggunakan model khusus dalam menyampaikan materi tersebut. Penggunaan model pembelajaran ini, bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa berdasarkan pada 'Criteria Ketuntasan Minimal (ICKM) mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah 70 dengan sampel yang berjumlah 37 siswa, 11 siswa (29,72%) yang masuk dalam nilai standar Kriteria Ketuntasan Minimal, sedangkan 26 siswa (70,72%) masih dibawah nilai standar Kriteria Ketuntasan Minimal. (Lampiran 1)

1RedjaMudyahardjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar Pendidikan

Pada Umunmya dan Pendidikan di Indonesia (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2006), II. Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume: 06 Nomor : 01 September 2014 Hal. 2 - 15

(6)

Peningkatan Prestasi Belajar PKn

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil antara lain sebagai berikut:

1. Apakah penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam memahami materi kekhasan bangsa Indonesia PKn Kelas III di MI Darunnajah Sukodono?

2. Bagaimana tingkat prestasi belajar siswa dalam memahami materi kekhasan bangsa Indonesia PKn Kelas III di MI Darunnajah Sukodono melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing?

Metodologi Penelitian Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam

kelasnya sendiri melalui refleksi din, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga basil prestasi belajar siswa menjadi meningkat.

Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini meliputi, tahap persiapan/penjajagan, diagnostik, perencanaan tindakan kelas untuk memecahkan masalah, dan teurapeutik.2 Prosedur penelitian tindakan kelas meliputi: (1) perencanaan (Planning), (2) pelaksanaan tindakan (Action), (3) Observasi

(Observation), dan refleksi (Reflection) dalam setiap siklus (Hopkins, 1993:68).

2

KokomKomalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi (Bandung: PT. RefikaAditama, 2010), 271.

Jurnal PGMI Madrasatuna Volume : 06 Nomor : 01 September 2014 Hal. 3 - 15  

(7)

Permasalahan Perencanaan Tindakan I Pelaksanaan Tindakan I <4-4 Refleksi I Observasi I STK.( US II Refleksi II Observasi II SIKLUS I Permasalahan Baru Hasil Refleksi I Perencanaan Tindakan II Penyimpulan dan Pemaknaan

Hasil Jika Permasalahan Belum Terselesaikan Pelaksanaan Tindakan II Lanjutkan Ke Siklus Berikutnya Jauharoti Alfin

Gambar 1.Alur Penelitian Tindakan Kelas

Setting Penelitian dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Darunnajah Sukodono, Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah 37 siswa, terdiri dan i 19 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

Variabel yang Diselidiki

Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu:

1. Variabel input : Siswa kelas III MI diDarunnajah Sukodono 2. Variabel proses : Model pembelajaranSnowball Throwing

3. Variabel output : Peningkatan prestasi belajar siswa

Pembahasan Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahapan perencanaan, peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, bahan ajar yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan,

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume : 06 Nomor : 01 September 2014 Hal. 4 - 15

(8)

Peningkatan Prestasi Belajar PKn

lembar kerja siswa (LKS), media pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung dan lembar evaluasi untuk mengetahui basil prestasi belajar siswa. Semuanya tersebut digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara sistematis dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan kegiatan belajar untuk siklus I, dilaksanakan pada tanggal 24 Mel 2011 pada mata pelajaran PKn materi kekhasan bangsa Indonesia kelas III di MI Darunnajah Sukodono dengan jumlah 37 siswa, yang terdiri dan i 19 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus I, yang telah dipersiapkan melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing.

Pada tahapan pelaksanaan tindakan yang disesuaikan dengan skenario pembelajaran, tahap awal guru mengawalinya dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa, siswa pun menjawab dengan antusias yang tinggi. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan mereview berupa tanya jawab singkat mengenai materi yang sebelumnya sudah diajarkan. Kegiatan tersebut dilakukan guna untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kemampuan siswa mengenai materi pembelajaran yang sudah diajarkan. Dan i kegiatan tanya jawab tersebut, guru melihat dan i beberapa siswa yang diberikan pertanyaan ada sebagian masih malu-malu dan ragu dengan jawaban yang telah diberikannya. Akan tetapi, guru tidak memberikan hukuman kepada siswa tersebut, namun justru memberikan pengarahan kepada siswa tersebut untuk menyempurnakan jawaban yang telah diberikannya. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa dalam KBM pada pertemuan tersebut.

Pada tahapan inti, guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa dengan menggunakan media pembelajaran berupa gambar-gambar yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan yaitu kekhasan bangsa Indonesia. Hal tersebut dilakukan sebagai alternatif untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran yang diajarkan. Selain itu, dengan adanya media pembelajaran dapat dijadikan alat untuk mendorong motivasi dan

Jurnal PGMI Madrasatuna Volume : 06 Nomor : 01 September 2014 Hal. 5 - 15  

(9)

Jauharoti Alf in

menarik perhatian siswa untuk turut aktif dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, guru menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing dengan membagi siswa kedalam 3 dan i keseluruhan siswa 37. Masing-masing kelompok memiliki satu orang ahli yang juga berkedudukan sebagai ketua kelompok yang bertugas menjelaskan materi yang sebelumnya dijelaskan secara pribadi (antara guru dan ketua kelompoknya) kepada anggota kelompoknya melalui diskusi. Dalam forum diskusi tersebut sebagian anggota kelompok tidak mendengarkan, cenderung ramai dan bermain sendiri. Hal tersebut terjadi dimungkinkan karena terlalu banyaknya jumlah anggota kelompok dalam masing-masing kelompok. Selain itu, guru juga sulit mengkondisikan siswa. Langkah selanjutnya adalah guru memberikan perintah kepada seluruh anggota kelompok untuk membuat saw pertanyaan bagi masing-masing anggota kelompok berdasarkan pada materi yang sudah dijelaksan oleh ketua kelompoknya dengan menuliskannya dalam kertas putih yang sebelumnya telah dibagikan guru kepada seluruh siswa. Setelah selesai membuat pertanyaan di kertas putih tersebut, siswa diperintahkan oleh guru untuk mengepal kertas tersebut menjadi bulat seperti bola dan melemparkannya ke anggota kelompok yang lainnya. Kemudian, guru memberikan kesempatan bagi masing-masing anggota kelompok untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan bola (pertanyaan) yang telah di dapat. Pada kegiatan menjawab pertanyaan tersebut banyak dijumpai siswa yang belum dapat mengungkapkan jawaban atas pertanyaan yang telah didapat, siswa pun juga merasa sedikit tegang karena kemampuannya dalam membuat dan menjawab pertanyaan tersebut masih kurang. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya pemahaman siswa akan materi yang sudah dijelaskan oleh masing-masing ketua kelompoknya, dan dimungkinkan juga siswa tidak membaca pada saat berdiskusi dengan ketua kelompoknya. Dengan waktu yang bersamaan guru juga memberikan penguatan dan i hasil jawaban dan i masing-masing siswa yang hampir keseluruhan kurang benar.

Pada tahapan terakhir, guru membagikan LKS kepada masing-masing siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kemampuan siswa setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume : 06 Nomor : 01 September 2014 Hal. 6 - 15

(10)

Peningkatan Prestasi Belajar PKn

Throwing terhadap materi ajar kekhasan bangsa Indonesia, siswa hams dapat

menyelesaikan LKS sesuai dengan waktu yang telah disediakan oleh guru. Setelah tugas mengerjakan LKS telah usai dan tugas tersebut dikumpulkan di meja guru dan guru mengevaluasinya, maka selanjutnya guru menunjuk beberapa siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dengan merujuk dan i beberapa siswa yang menyimpulkan tersebut. Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan motivasi kepada siswa tentang perlunya mempelajari dan mengetahui materi tentang kekhasan bangsa Indonesia bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, dan perlunya mengaplikasikan juga dal am kehidupan sehari-hari.

c. Observasi

Berdasarkan kegiatan pembelajaran pada siklus I, peneliti mendapatkan data-data dan i hasil observasi guru dan siswa ketika melakukan proses KBM berdasarkan pada lembar observasi dan hasil LKS yang telah dikerjakan.

Evaluasi Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan LKS yang telah dikerjakan siswa diperoleh hasil nilai rata-rata adalah 65%, yang tergolong tuntas sebanyak 22 siswa dan 15 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai hanya 59,45% lebih kecil dan i prosentase ketuntasan yang dikehendaki adalah 80%. Hal ini disebabkan karena siswa belum pernah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing sehingga mereka kurang mengerti dan memahami materi yang telah dijelaskan melalui model tersebut, akibatnya tidak adanya peningkatan prestasi belajar siswa.

Refleksi

Berdasarkan data-data di atas, hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan dalam proses KBM melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing pada materi kekhasan bangsa Indonesia Pl(n kelas III di MI Darunnajah Sukodono, antara lain sebagai berikut:

Jurnal PGMI Madrasatuna Volume : 06 Nomor : 01 September 2014 Hal. 7- 15  

(11)

Jauharoti Alfin

Berdasarkan basil observasi siklus I terhadap aktivitas guru pada saat melakukan proses KBM melalui penerapan model pembelajaran Snowball

Throwing pada materi kekhasan bangsa Indonesia PKn kelas III di MI Darunnajah

Sukodono, perlu dilakukan perbaikan kembali pada siklus II agar dapat menunjang penampilan guru dalam melakukan KBM supaya lebib baik lagi. Karena guru belum sepenuhnya dapat mengelola pembelajaran dengan baik, dan guru belum terbiasa dalam menciptakan suasana pembelajaran melalui model pembelajaran SnowballThrowing sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar melalui penerapan model pembelajaran SnowballThrowing sehingga aktivitas belajar mereka belum maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dan i pencapaian basil rata-rata observasi siswa dalam KBMnya hanya berkisar 65,76.

Evaluasi hasil belajar siswa berdasarkan pada post test telah diketahui bahwa prosentase ketuntasan belajar siswa adalah 59,45%, sedangkan KKM untuk mata pelajaran PICn adalah 70, secara klasikal ketuntasan belajar siswa dikatakan

"Belum Tuntas" sehingga perlu adanya perbaikkan pada siklus II. Beberapa siswa

masih belum bisa untuk membuat dan menjawab pertanyaan karena minimnya pemahaman mereka terhadap materi yang sudah diajarkan. Terlalu banyaknya jumlah anggota kelompok dalam proses KBM melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing membuat konsentrasi kegiatan berdiskusi rendah.Untuk memperbaiki kelemahan pertama, maka pada pelaksanaan siklus II dapat dibuat perencanaan sebagai berikut:

Memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk lebih aktif lagi dalam mengikuti KBM.

Memberikan perhatian secara menyeluruh kepada siswa sehingga pemahaman mereka terhadap materi pelajaran yang diajarkan dapat mudah dimengerti, selain itu memungkinkan siswa untuk dapat mempresentasikan basil pemahamannya dan i kegiatan membuat dan menjawab pertanyaan.

Memberikan pengakuan dan penghargaan bagi siswa yang memiliki kemampuan sangat baik.

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume: 06 Nomor : 01 September 2014 Hal. 8 - 15

(12)

Peningkatan Prestasi Belajar PKn

Membentuk kelompok baru dengan anggota kelompok yang tidak terlalu banyak, sehingga konsentrasi dalam kegiatan berdiskusi dapat terbangun dengan baik.

Siklus II a. Perencanaan

Pada tahapan perencanaan, peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk siklus II, lembar kerja siswa (LKS) untuk siklus II, media pembelajaran untuk siklus II, lembar observasi guru dan siswa pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung dan lembar evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa dan juga penghargaan berupa barang yang bermanfaat untuk kegiatan belajar siswa (pensil, penghapus, dan buku tulis). Semuanya tersebut digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara sistematis dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan kegiatan belajar untuk siklus II, dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2011 pada mata pelajaran Pl(n materi kekhasan bangsa Indonesia kelas III di MI Darunnajah Sukodono dengan jumlah 37 siswa, yang terdiri dan i 19 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus II, yang telah dipersiapkan melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing.

Pada tahapan pelaksanaan tindakan untuk siklus II ini disesuaikan dengan skenario pembelajaran, hal tersebut sama halnya dengan siklus I, akan tetapi pada siklus II mulai terlihat adanya perubahan-perubahan dan peningkatan kemampuan siswa dalam proses KBM yang sudah dilakukan. Tahap awal, guru mengawalinya dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa, siswapun menjawab dengan antusias yang tinggi. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan mereview berupa tanya jawab singkat mengenai materi yang sebelumnya sudah diajarkan. Kegiatan tersebut dilakukan guna untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan kemampuan siswa mengenai mated pelajaran yang sudah diajarkan. Dan i kegiatan tanya jawab tersebut, guru melihat adanya peningkatan sikap siswa yang sebelumnya masih malu-

Jurnal PGMI Madrasatuna Volume : 06 Nomor : 01 September 2014 Hal. 9 - 15  

(13)

Jauharoti Alfin

malu dan ragu dalam menjawab pertanyaan yang telah diberikan, sekarang justru menjadi lebih berani mengungkapkan pendapatnya, dan dapat dilihat juga siswa terkadang menjawab serempak dan i pertanyaan yang telah diberikan guru, selain itu jawaban-jawaban yang telah diberikan siswa tersebut benar. Hal tersebut dikarenakan guru memberikan motivasi dan perhatian yang menyeluruh kepada siswa dengan cara memberikan penghargaan kepada siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya, dan juga bagi siswa yang memiliki kemampuan yang sangat baik. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa dalam KBM pada pertemuan tersebut.

Pada tahapan inti, guru menjelaskan materi pelajaran kepada siswa dengan menggunakan media pembelajaran berupa gambar-gambar yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan yaitu kekahasan bangsa Indonesia. Penggunaan media gambar pada siklus II berbeda dengan gambar yang digunakan pada siklus I, perbedaan tersebut dikarenakan guna untuk memperkaya pengetahuan siswa agar lebih luas lagi dan tidak hanya tertuju pada satu pengetahuan saja. Penggunaan media tersebut dilakukan sebagai alternatif untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan. Selain itu, dengan adanya media pembelajaran dapat dijadikan alat untuk memotivasi dan menarik perhatian siswa untuk turut aktif dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, guru menerapkan model pembelajaran Snowball

Throwing dengan membagi siswa menjadi 6 kelompok dan i jumlah keseluruhan

siswa yaitu 37. Alasan guru membagi siswa menjadi 6 kelompok adalah untuk mengurangi keramaian dalam kegiatan diskusi, karena semakin sedikit jumlah anggota kelompok, maka konsentrasi siswa akan mudah dibangun, dan semakin banyak jumlah anggota kelompok maka semakin tidak kondusif untuk melakukan diskusi karena suasananya yang ramai dan beberapa anggota kelompoknya cenderung ngobrol dan bermain sendiri seperti halnya yang terjadi pada siklus I. Selanjutnya, Masing-masing kelompok diberikan satu orang ahli yang juga berkedudukan sebagai ketua kelompok yang bertugas menjelaskan materi yang sebelumnya dijelaskan secara pribadi (antara guru dan ketua kelompoknya) kepada anggota kelompoknya. Kemudian guru memberikan perintah kepada seluruh anggota kelompok untuk membuat satu

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume : 06 Nomor : 01 September 2014 Hal. 10 - 15

(14)

Peningkatan Prestasi Belajar PKn

pertanyaan bagi masing-masing anggota kelompok berdasarkan pada materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompoknya dengan menuliskannya dalam kertas putih yang sebelumnya telah dibagikan guru kepada seluruh siswa. Setelah selesai membuat pertanyaan di kertas putih tersebut, siswa diperintahkan oleh guru untuk mengepal kertas tersebut menjadi bulat seperti bola dan melemparkannya ke anggota kelompok yang lain.hal yang selanjutnya dilakukan adalah, guru memberikan kesempatan bagi masing-masing anggota kelompok untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan bola (pertanyaan) yang telah di dapat. Pada kegiatan menjawab pertanyaan tersebut sudah banyak dijumpai siswa yang dapat mengungkapkan jawaban atas pertanyaan yang telah didapat. Selain itu, jawaban-jawaban yang telah diberikan oleh siswa benar dan sangat memuaskan. Hal tersebut merupakan bukti bahwa siswa sudah mampu memahami materi pelajaran yang sudah diajarkan. Selain itu, dapat dijadikan sebuah bukti bahwa penerapan model pembelajaran Snowball

Throwing dapat diterapkan dengan baik untuk siswa dalam materi kekhasan

bangsa Indonesia di kelas III di MI Darunnajah Sukodono. Dengan waktu yang bersamaan guru juga memberikan penguatan dan i hasil pertanyaan dan jawaban dan i masing-masing siswa yang keseluruhannya menduduki kategori benar.

Pada tahapan terakhir, guru membagikan LKS kepada masing-masing siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kemampuan siswa setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball

Throwing terhadap materi ajar kekhasan bangsa Indonesia. Siswa harus dapat

menyelesaikan LKS sesuai dengan waktu yang telah disediakan oleh guru. Setelah tugas mengerjakan LKS telah usai dan tugas tersebut dikumpulkan di meja guru dan di evaluasi, maka selanjutnya guru menunjuk beberapa siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dengan merujuk dan i beberapa siswa yang menyimpulkan tersebut. Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan motivasi kepada siswa tentang perlunya mempelajari dan mengetahui materi tentang kekhasan bangsa Indonesia bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, dan perlunya mengaplikasikan juga dalam kehidupan sehari-hari.

Jurnal PGMI Madrasatuna Volume : 06 Nomor : 01 September 2014 Hal. 11 - 15  

(15)

Jauharoti Alfin

c. Observasi

Berdasarkan kegiatan pembelajaran pada siklus II, peneliti mendapatkan data-data dan i hasil observasi guru dan siswa ketika melakukan proses KBM berdasarkan pada lembar observasi. Adapun basil observasi guru dan siswa tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Observasi Aktivitas Guru

Berdasarkan pada basil observasi pelaksanaan KBM yang dilakukan guru (peneliti) sesuai dengan lembar observasi siklus II, perolehan skor 62 atau 91,17% sedangkan skor idealnya adalah 68. Hal tersebut berarti telah terjadi peningkatan yang signifikan dan i kualitas aktivitas guru dalam melakukan KBM melalui penerapan model pembelajaran Snowball

Throwing. (Lampiran 15) Sehingga diharapkan, jika kualitas aktivitas guru

mengalami peningkatan, maka kualitas hasil belajar siswa menjadi meningkat pula. Karena prosentase aktivitas guru dalam melakukan proses KBM telah mencapai kategori "Sangat Baik", maka tidak perlu dilakukan kegiatan observasi lagi, cukup diakhiri pada siklus II.

2. Observasi Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa dalam melakukan KBM melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing pada siklus kedua diperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 53,33, sedangkan rata-rata yang diperoleh dani keseluruhan siswa adalah 87,92. Dan i rata-rata yang diperoleh tersebut menandakan bahwa aktivitas siswa dalam KBM melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing sudah mulai mengalami peningkatan yang

"Sangat Baik". Hal tersebut terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa

dengan peneggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dalam proses KBMnya.

Berdasarkan LKS ke-2 yang telah dikerjakan siswa diperoleh nilai rata-rata adalah 88,27, yang tergolong tuntas sebanyak 34 siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai adalah 91,89% lebih tinggi dan i prosentase ketuntasan yang dikehendaki adalah 80%. Dengan demikian, siswa telah mengalami peningkatan hasil prestasi belajar sehingga kualitas belajar dan prestasi

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume : 06 Nomor : 01 September 2014 Hal. 12 - 15

(16)

Peningkatan Prestasi Belajar PKn

belajar siswa menjadi tinggi. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh aktivitas guru dan siswa yang mulai terampil dalam menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing sehingga siswa cenderung lebih mudah untuk memahami dan mengerti materi yang telah diberikan. Pada siklus ini ketuntasan belajar telah tercapai, sehingga penelitiannya hanya sampai pada siklus II.

d. Refleksi

Adapun keberhasilan yang diperoleh dan i proses KBM melalui model pembelajaran Snowball Throwing pada materi kekhasan bangsa Indonesia PKn kelas III di MI Darunnajah Sukodono, antara lain sebagai berikut:

Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas guru pada saat melakukan KBM melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing pada materi kekhasan bangsa Indonesia PKn kelas III di MI Darunnajah Sukodono, terjadi peningkatan yang signifikan dan i kualitas aktivitas guru dalam melakukan KBM. Sehingga diharapkan, jika kualitas aktivitas guru mengalami peningkatan, maka kualitas hasil prestasi belajar siswa menjadi meningkat pula. Karena prosentase aktivitas guru dalam melakukan KBM telah mencapai kategori "Sangat Baik", maka tidak perlu dilakukan kegiatan observasi lagi, cukup diakhiri pada siklus II.

Kesimpulan

Berdasarkan basil penelitian melalui dua siklus yang telah dideskripsikan sesuai dengan pembahasan serta analisis dan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, antara lain dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam memahami materi kekhasan bangsa Indonesia PKn Kelas III di MI Darunnajah Sukodono. Pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan melalui model pembelajaran tersebut benar-benar mempunyai makna positif bagi siswa karena aktivitas siswa dalam KBM dapat terbangun dengan baik, sehingga pembelajaran menjadi berkualitas dan prestasi belajar siswa pun mengalami peningkatan.

Jurnal PGMI Madrasatuna Volume : 06 Nomor : 01 September 2014 Hal. 13 - 15  

(17)

Jauharoti Alf in

2. Telah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dalam memahami materi kekhasan bangsa Indonesia PKn kelas III di MI Darunnajah Sukodono melalui penerapan model pembelajaran Snowball Throwing, hal tersebut berdasarkan dan i penilaian terhadap basil belajar dan basil observasi siswa pada saat proses KBM melalui model pembelajaran Snowball Throwing. Rata-rata basil belajar yang diperoleh siswa adalah 65 (Siklus I) meningkat menjadi 88,27 (Siklus II) dan prosentase ketuntasan belajar siswa yang tercapai 59,45% (siklus I) meningkat menjadi 91,89% (Siklus II). Dan i basil observasi siswa meningkat pula dengan perolehan rata-rata 65,76 (Siklus I) menjadi 87,92 (Siklus II).

Saran

Berdasarkan pada basil penelitian yaang telah dilakukan oleh peneliti, maka saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing pada mata pelajaran PKn antara lain sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Snowball

Throwing pada mata pelajaran PKn hendaknya dapat dirancang secara

sistematis agar basil yang di dapat sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 2. Pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat diketahui berdasarkan basil

belajamya, oleh karenanya untuk mengukur ketuntasan tersebut guru sebaikanya memberikan lembar kerja siswa (LKS), karena dengan proses berfikir siswa dalam mengerjakan LKS tersebut akan dapat diketahui sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang sudah diajarkan.

Daftar Pustaka

Ali, Muhammad. 1985. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Sinar Baru Algaensindo).

Ansori, Mohammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. (Bandung: CV. Wacana Prima).

Arikunto, Suharsimi. 1993. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara).

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume : 06 Nomor : 01 September 2014 Hal. 14 - 15

(18)

Peningkatan Prestasi Belajar PKn

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta).

Indarti, Titin. 2008. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Ilmiah,

Prinsip-prinsip Dasar, Langkah-langkah, dan Implementasinya. (Surabaya: FBS

Unesa).

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. (Bandung: PT. Refika Aditama).

Kunandar. 2011. Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada).

Mudyahardjo, Redja. 2006. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang

Dasar-dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia.

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada).

Mulyasa. 2007. Menjacli Guru Pro fesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

don Menyenangkan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).

Sudjana, Nana. 1996. C'ara Belajar Siswa Ak4f Dalam Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Sinar Baru Algaensindo).

Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Sinar Baru Algaensindo).

Sudjana, Nana. 1988. Evaluasi Hasil Belajar. (Bandung: Pustaka Martiana).

Jurnal PGMI Madrasatuna Volume : 06 Nomor : 01 September 2014 Hal. 15 - 15  

Gambar

Gambar 1.Alur Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

At Unzen Unzen , metal barriers have been erected near , metal barriers have been erected near vulnerable structures to help dissipate the pyroclastic vulnerable structures to

Dengan memperhitungkan berbagai perubahan tersebut di atas, baik pada belanja pemerintah pusat maupun belanja untuk daerah, maka dalam tahun 2006 jumlah anggaran belanja

Sebagai remaja yang berwawasan, jelaskan usaha-usaha yang anda lakukan untuk memastikan impian tersebut menjadi kenyataan.. Menabung amat penting untuk menjamin kehidupan pada

suction pile seperti juga pile untuk piling mempunyai bagian berongga yang kosong dibagian tengah pipa. Perbedaan secara fisik terutama karena diameternya yang lebih besar secara

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA PADA HUBUNGAN ANTARA PRESTASI KERJA DAN KOMPENSASI Studi Kasus : Karyawan Bagian Tata Usaha Kantor PG.. Gondang

Menurut Intenasional Council of Museum (ICOM) (2004) dalam Pedoman Museum Indonesia, museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan,

Untuk konstruksi yang berhubungan dengan cuaca (atap)... Tabel 2.3 Perhitungan Momen

Beberapa guru memang terlihat mendominasi dalam pengajaran, tetapi pada akhirnya murid tetap ikut aktif di setiap sesi