PUTUSAN Nomor 14/PHPU.D-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,

(1)

PUTUSAN

Nomor 14/PHPU.D-X/2012

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,

[1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2012, yang diajukan oleh:

[1.2] 1. Nama : Zeth Kadakolo, S.E.

Pekerjaan : Ketua/Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sorong

Alamat : Jalan Makbon, RT 01/RW 01, Kampung Teluk Dore, Distrik Makbon, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat

2. Nama : H. Ibrahim Pokko Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jalan Trikora, Kelurahan Aimas, RT 001/RW 002, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat

Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sorong dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2012, Nomor Urut 1;

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 28 Maret 2012 memberi kuasa kepada M. Hasbi Abdullah, S.H., Sofyan Sinte, S.H., dan Abdul Muttalib, S.H., masing-masing Advokat pada kantor Advokat/Konsultan Hukum M. Hasbi Abdullah, S.H. dan Partners beralamat di Jalan A. P. Pettarani, Kompleks Perkantoran New Zamrud Blok A Nomor 8, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa;

(2)

Terhadap:

[1.3] Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sorong, yang beralamat di Jalan Cempedak Nomor 69B, Kota Baru, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat;

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 6 April 2012 dan 7 April 2012, memberi kuasa kepada 1). Daniel Tonapa Masiku, S.H.; 2). Vinsensius H. Ranteallo, S.H., 3). Yulius, S. M., S.H., dan 4) Kristian Masiku, S.H., Advokat dan Konsultan Hukum pada Topadatindo Law Office, beralamat di ITC Cempaka Mas lantai 7, Nomor Urut 12C, Jalan Letjen Suprapto Kav. 1, Jakarta, serta 1) Misbahuddin Gasma, S.H., M.H., 2) Sattu Pali, S.H., 3) Piterson Tanos, S.H., dan 4) Bonifasius Gunung, S.H., Advokat dan Konsultan Hukum pada Bras Gans Law Office beralamat di Gedung Perkantoran Pulomas I, Gedung IV lantai 3, Suite 01-3, Jalan Jenderal Ahmad Yani Nomor 2, Jakarta Timur, bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa;

Selanjutnya disebut sebagai --- Termohon;

[1.4] Nama : Dr. Drs. Stepanus Malak, M. Si. Nama : Suka Harjono, S. Sos., M. Si.

Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sorong dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2012, Nomor Urut 3;

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 1 April 2012 memberi kuasa kepada: 1). Rudy Alfonso, S.H.; 2). Samsul Huda, S.H., M.H.; 3). Yance Salambauw, S.H., M.H.; 4) Christoffel Tutuarima, S.H.; 5) Heru Widodo, S.H., M.Hum.; 6) Dorel Almir, S.H., M.Kn.; 7) Totok Prasetiyanto, S.H.; 8) Alexi Sasube, S.H.; 9) Samsudin, S.H.; 10) Dimas Pradana, S.H.; 11) Robinson, S.H.; 12) Mona Bidayati, S.H.; 13) Kamal Abdul Aziz, S.H.; dan 14) Melissa Christianes, S.H.; Advokat dan Konsultan Hukum pada Alfonso & Partners Law Office, beralamat di Gedung Palma One 5th Floor, Suite 509, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. X-2 Nomor 4, Jakarta, bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa;

(3)

[1.5] Membaca permohonan dari Pemohon; Mendengar keterangan dari Pemohon;

Mendengar dan membaca Jawaban Tertulis dari Termohon; Mendengar dan membaca Tanggapan Tertulis dari Pihak Terkait;

Mendengar keterangan saksi-saksi dari Pemohon dan Termohon, serta saksi-saksi dan ahli-ahli dari Pihak Terkait;

Mendengar dan membaca Keterangan Tertulis dari Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Sorong;

Memeriksa bukti-bukti dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait; Membaca kesimpulan tertulis dari Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait;

2. DUDUK PERKARA

[2.1] Menimbang bahwa Pemohon di dalam permohonannya bertanggal 30 Maret 2012 yang diterima di Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi (selanjutnya disebut Kepaniteraan Mahkamah) pada tanggal 30 Maret 2012 berdasarkan Akta Penerimaan Berkas Permohonan Nomor 106/PAN.MK/2012 dan dicatat dalam Buku Registrasi Perkara Konstitusi dengan Nomor 14/PHPU.D-X/2012 tanggal 5 April 2012, yang kemudian diperbaiki dengan perbaikan bertanggal 11 April 2012 yang diserahkan dan diterima di persidangan pada tanggal 11 April 2012, yang pada pokoknya mengemukakan sebagai berikut:

Bahwa objek sengketa dalam perkara ini adalah Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sorong Nomor 55/SK/KPU/KAB-SRG/III/2012 tertanggal 27 Maret 2012 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2012 (vide Bukti P-3) juncto Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2012 tertanggal 27 Maret 2012 (vide BuktiP-6)

Adapun yang menjadi alasan-alasan diajukannya permohonan keberatan ini adalah sebagai berikut:

1. Bahwa Pemohon adalah Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah/Peserta Pemilu Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah (Pemilukada) Kabupaten Sorong - Provinsi Papua Barat Tahun 2012, yang oleh Termohon

(4)

ditetapkan sebagai Pasangan Calon berdasarkan Keputusan Termohon tanggal 06 Februari 2012 Nomor 47/SK/KPU/KAB-SRG/II/2012 tentang Penetapan dan Pengumuman Pasangan Calon yang Memenuhi Syarat Sebagai Peserta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat Tahun 2012 (vide Bukti P-2), Dan berdasarkan Keputusan Termohon Nomor 48/SK/KPU/KAB-SRG /II/2012, tertanggal 8 Februari 2012 tentang Pencabutan dan Penetapan Nomor Urut Pasangan Calon Peserta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2012 (vide Bukti P-5), di mana Termohon menetapkan Nomor Urut Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat, selaku Peserta Pemilukada Kabupaten Sorong Tahun 2012, dengan komposisi nomor urut sebagai berikut:

NO URUT

NAMA PASANGAN CALON PESERTA PEMILUKADA KABUPATEN SORONG TAHUN 2012

1 Zeth Kadakolo, SE & H. Ibrahim Pokko

2 Ir. Muhammad Said Noer, M.Si & Anthon Jotlely, SE, M.Si 3 DR. Drs. Stepanus Malak, M.Si & Suka Harjono, S.Sos, M.Si

2. Bahwa sesuai dengan kedudukan dan kewenangan yang dimilikinya, Termohon telah menyelenggarakan tahap pencoblosan/pemungutan suara Pemilukada Kabupaten Sorong - Provinsi Papua Barat Tahun 2012, pada hari Kamis tanggal 22 Maret 2012;

Bahwa Pasal 5 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor Urut 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil Pemilu Kepala Daerah (selanjutnya disebut PMK 15/2008) menentukan, “Permohonan hanya dapat diajukan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah Termohon menetapkan hasil penghitungan suara Pemilukada di daerah yang bersangkutan”, sehingga oleh karenanya pengajuan permohonan Pemohon masih dalam tenggang waktu yang ditentukan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan oleh karenanya beralasan menuruthukum untuk diterima; Bahwa permohonan keberatan ini diajukan masih dalam waktu tenggat, yaitu diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja sejak diterbitkannya/ditetapkannya Surat Keputusan a quo (objek sengketa) oleh Termohon. Sehingga berdasarkan pada ketentuan yang diatur dalam Pasal 94

(5)

ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan dan Pengangkatan Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah juncto Peraturan Pemerintah Nomor Urut 17 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan dan Pengangkatan Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah juncto Pasal 5 ayat (1) PMK 15/2008, maka mohon perkenan Mahkamah berkenan untuk menerima, memeriksa, dan mengadili perkara perselisihan hasil Pemlihan Umum atas; Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sorong Nomor 55/SK/KPU/KAB-SRG/III/2012 tertanggal 27 Maret 2012 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2012 juncto Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2012 tertanggal 27 Maret 2012;

3. Bahwa kemudian Termohon menerbitkan Keputusan Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sorong Nomor 56/SK/KPU-SRG/III/2012 TERTANGGAL 27 MARET 2012 tentang Penetapan Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Dalam Pemungutan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2012. Yang telah menetapkan Pasangan Calon Nomor Urut 3, yaitu atas nama DR. Drs. Stepanus Malak, M.si & Suka Harjono, S.Sos. M.Si. sebagai Pasangan Calon Terpilih pada Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat Tahun 2012;

4. Bahwa berdasarkan Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tingkat Kabupaten Sorong, tertanggal 27 Maret 2012 yang diterbitkan oleh Termohon a quo, perolehan suara sah masing-masing Pasangan Calon sebagai berikut (vide BuktiP – 3):

NO. URUT

NAMA PASANGAN CALON PEROLEHAN

SUARA SAH 1 Zeth Kadakolo, SE. &

H. Ibrahim Pokko

20.715

2 Ir. Mohammad Said Noer, M.Si & Anthon

(6)

3

DR. Drs. Stepanus Malak, M.sI &

Suka Harjono, S.SoS. M.Si 38.332

5. Bahwa Pemohon mengajukan Keberatan dan Permohonan Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilihan Umum terhadap Keputusan KPU Kabupaten Sorong Nomor 55/SK/KPU/Kab-Srg/III/2012 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2012 tertanggal 27 Maret 2012 juncto Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2012 tertanggal 27 Maret 2012;

6. Bahwa Termohon melalui Berita Acara Rapat Pleno Terbuka Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sorong Nomor 53/BA/KPU/Kab-Srg/III/2012 tertanggal 27 Maret 2012 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2012, dan Keputusan KPU Kabupaten Sorong Nomor 55/SK/KPU/Kab-Srg/III/2012 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2012 tertanggal 27 Maret 2012, yang kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sorong Nomor 56/SK/KPU/Kab-Srg/Iii/2012 tertanggal 27 Maret 2012 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih Kepala Daerah DAN Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong Pemilihan Umum Tahun 2012, telah menetapkan Pasangan Calon Nomor Urut 3 yaitu atas nama DR. Drs. Stepanus Malak M.Si. dan Suka Harjono, S.Sos, M.Si., sebagai Pasangan Calon Terpilih dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat Tahun 2012;

7. Bahwa perolehan suara Pasangan Calon Nomor Urut 3 dalam Pemilukada Kabupaten Sorong Tahun 2012 diperoleh dengan cara tidak wajar yakni dengan melanggar berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan. Seandainya Pasangan Calon Nomor Urut 3 dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sorong beserta jajarannya tidak melakukan pelanggaran dan atau kecurangan, maka perolehan suara Pemohon akan jauh melebihi perolehan suara Pasangan Calon Nomor Urut 3;

(7)

8. Bahwa berdasarkan Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 junctis Pasal 10 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, Pasal 12 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, dan Undang-Undang Nomor Urut 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor Urut 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, di mana salah satu kewenangan konstitusional Mahkamah Konstitusi adalah memeriksa dan mengadili/memutus sengketa hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

9. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Nomor Urut 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, serta Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor Urut 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah (selanjutnya PMK 15/2008), menentukan hal-hal sebagai berikut:

Pasal 3:

1. Para pihak mempunyai kepentingan langsung dalam perselisihan hasil Pemilukada adalah:

a. pasangan calon sebagai Pemohon;

b. KPU/KIP Provinsi atau KPU/KIP Kabupaten/Kota sebagai Termohon. 2. Pasangan Calon selain Pemohon dapat menjadi Pihak Terkait dalam

Perselisihan hasil Pemilukada;

3. Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait dapat diwakili dan/atau didampingi oleh kuasa hukumnya masing-masing yang mendapatkan surat kuasa khusus dan/atau surat keterangan untuk itu;

Pasal 4:

Objek Perselisihan Pemilukada adalah hasil perhitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon yang mempengaruhi:

a. penentuan Pasangan Calon yang dapat mengikuti Putaran Kedua Pemilukada, atau

b. terpilihnya Pasangan Calon sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah.

10. Bahwa kedudukan Pemohon a quo sebagai Pasangan Calon sah dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2012, maka Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing), karenanya

(8)

mohon kepada Mahkamah untuk menetapkan, bahwa Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan a quo;

POKOK-POKOK PERMOHONAN

1. Bahwa menurut Pemohon, pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2012, penuh dengan pelanggaran yang bersifat sistematis, terstruktur,, dan masif yang bertentangan dengan sendi-sendi dan asas penyelenggaraan Pemilukada yang termuat dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai berikut:

a. Pasal 18 ayat (4) yang menyatakan: “Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokratis”.

b. Pasal 22D ayat (1) yang menyatakan: “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum”.

c. Pasal 28G ayat (1) yang menyatakan: “Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan asasi”.

2. Bahwa pelanggaran yang bersifat sistematis, terstruktur,, dan masif terjadi di hampir seluruh wilayah Kabupaten Sorong dan ditambah satu distrik, yaitu Distrik Moraid dari Kabupaten Tambrauw hingga jumlah distrik menjadi 19 (sembilan belas) wilayah Distrik, yaitu:

2.1. Distrik Makbon 2.2. Distrik Moraid 2.3. Distrik Moisigin 2.4. Distrik Sorong 2.5. Distrik Beraur 2.6. Distrik Salawati 2.7. Distrik Klayili 2.8. Distrik Seget 2.9. Distrik Aimas 2.10. Distrik Klamono

(9)

2.11. Distrik Sayosa 2.12. Distrik Segun 2.13. Distrik Mayamuk 2.14. Distrik Salawati Selatan 2.15. Distrik Mariat

2.16. Distrik Klabot 2.17. Distrik Klawak 2.18. Distrik Klasowo 2.19. Distrik Maudus

3. Bahwa pelanggaran-pelanggaran yang bersifat sistematis, terstruktur, dan masif di seluruh wilayah Kabupaten Sorong tersebut telah menguntungkan dan oleh karenanya mengakibatkan perolehan suara yang tidak wajar bagi Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong dengan Nomor Urut 3 serta telah mengurangi dan atau mengakibatkan jumlah perolehan suara Pemohon berkurang - setidak-tidaknya - telah merusak sendi-sendi Pemilukada yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (Asas “Luber” dan “Jurdil”) sehingga hasil dari Pemilukada yang berasal dari proses yang cacat tersebut patut dibatalkan demi penegakan hukum dan keadilan; I. TENTANG PROSES YANG MEMPENGARUHI HASIL PEROLEHAN SUARA:

Pelanggaran Terstruktur, Sistematis dan Masif Dalam Pemilukada Kabupaten Sorong Tahun 2012

Bahwa pelanggaran dalam Pemilukada yang dilakukan Pasangan Calon Nomor Urut 3 selaku incumbent Bupati bekerjasama dengan KPU Kabupaten Sorong beserta jajarannya dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif telah secara nyata menyalahgunakan kewenangan dan kekuasaan untuk kepentingan pencapaian ambisi politiknya untuk terpilih kembali sebagai Bupati Kabupaten Sorong Periode 2012-2017.

Oleh karena itu, adalah wajar dan patut menurut hukum apabila Mahkamah berkenan untuk mendiskualifikasi Pasangan Calon Nomor Urut 3 atas nama DR. Drs. Stepanus Malak, M.Si dan Suka Harjono, S.Sos, M.Si., karena telah melanggar dan merusak sendi-sendi demokrasi dalam Pemilukada Kabupaten Sorong, sebagaimana diatur dalam Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 yang mengharuskan” Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilakukan

(10)

secara demokratis, dan tidak melanggar asas-asas pemilihan umum yang bersifat “Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 22 E ayat (1) UUD 1945.

Bahwa pelanggaran serius yang bersifat sistematis, terstruktur, dan masif yang merusak sendi-sendi Pemilukada yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (Luber dan Jurdil) sehingga mempengaruhi hasil Pemilukada Kabupaten Sorong Tahun 2012 tersebut, Pemohon akan uraikan di bawah ini;

1. Bahwa Termohon dalam hal ini KPU Kabupaten Sorong telah melakukan persekutuan jahat dengan Pasangan Calon Nomor Urut 3 selaku Bupati incumbent , dengan memaksakan kehendaknya memasukkan/menetapkan Distrik Moraid, Kabupaten Tambrauw ke dalam daerah pemilihan (Dapil) dan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kabupaten Sorong pada Pemilukada Kabupaten Sorong Tahun 2012.

Hal mana dilakukan secara terencana dan sistematis. Hal ini terbukti dengan Surat Bupati Kabupaten Sorong Nomor Urut 138/1241 tertanggal 16 Desember 2011 yang ditandatangan Dr. Drs. Stepanus Malak, M.Si in casu Pasangan Calon Nomor Urut 3 yang ditujukan kepada KPU Pusat perihal Permohonan Penetapan Distrik Moraid sebagai Dapil Kabupaten Sorong. Surat mana oleh KPU Pusat Nomor 27/KPU/1/2012, tertanggal 24 Januari 2012 telah menolak permintaan dimaksud.

2. Bahwa Pasangan Calon Nomor Urut 3 selaku incumbent , dengan segala kewenangannya sebagai Bupati merangkul/melibatkan semua instansi strategis pada tingkat kabupaten untuk melindungi dan mendukung semua langkah, taktik dan pola pemenangannya dalam Pemilukada Kabupaten Sorong Tahun 2012,

3. Bahwa Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 3 selaku incumbent telah melibatkan Pegawai Negeri Sipil dengan merangkul seluruh kepala distrik se-Kabupaten Sorong dan jararan birokrasi pemerintahan mulai tingkat Kabupaten sampai tingkat rukun tetangga (RT) dalam Pemenangannya. Hal ini terbukti dengan keterlibatan dan tindakan para kepala distrik dan birokrasi sampai tingkat jajaran RT dalam melakukan politik uang dan intimidasi serta mobilisasi Pemilih dan pembagian kartu undangan pemilih bagi pemilih untuk memilih Pasangan Calon Nomor urut 3;

(11)

4. Bahwa incumbent selaku Bupati dengan arogansi kekuasaan yang dimiliki, dengan leluasa memanfaatkan fasilitas negara bagi kepentingan politiknya pada Pemilukada Kabupaten Sorong, yaitu istri Incumbent pasangan Calon Nomor Urut 3 mempergunakan fasilitas negara berupa mobil dinas pada saat melakukan sosialisasi dengan dalih temu paguyuban, padahal itu adalah kampanye terselubung dengan melanggar zona-zona kampanye yang telah ditetapkan oleh Termohon:

5. Bahwa Pasangan Calon Nomor Urut 3/selaku Bupati/incumbent melakukan intervensi untuk menguasai Panwas Kabupaten Sorong, intervensi tersebut ternyata berhasil membungkam Panwas dengan tidak bekerjanya Panwas sebagaimana mestinya. Hal ini terbukti dengan berbagai pelanggaran yang dilakukan Pasangan Calon Nomor Urut 3, namun tidak mendapatkan penanganan secara proporsional sebagaimana tugas-tugas Panwas;

6. Bahwa Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 3 selaku incumbent juga telah mengintervensi penyelenggara Pemilukada Kabupaten Sorong Tahun 2012 dalam hal ini Komisi Pemiluhan Umum (KPU) Kabupaten Sorong beserta jajarannya sampai tingkat KPPS. Hal ini dapat dilihat dengan dimasukkannya Distrik Moraid, Kabupaten Tambrauw ke dalam daerah pemilihan (Dapil) dan daftar pemilih tetap (DPT) pada Pemilukada Kabupaten Sorong Tahun 2012. Hal mana dilakukan KPU berdasarkan intervensi Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 3 selaku incumbent. Padahal pada Pemilu Gubernur dan Wakili Gubernur Provinsi Papua Barat yang diselenggarakan pada Bulan November Tahun 2011, Distrik Moraid masuk dan ditetapkan ke dalam Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Tambrauw. Meskipun Pemohon telah menyatakan keberatan kepada Termohon mengenai hal tersebut namun tidak ditanggapi oleh Termohon, sehingga sebagai bentuk konsistensi Pemohon atas penolakannya mengenai dimasukkannya Distrik Moraid dalam Daerah Pemilihan pada Pemilukada Sorong, maka dalam wilayah Distrik Moraid, Pemohon:

- Tidak menandatangani daftar pemilih tetap pada saat Rapat Pleno Penetapan Daftar Pemilih tetap oleh Termohon pada tanggal 18 Februari 2012;

(12)

- Tidak menugaskan saksi baik pada tingkat KPPS/TPS maupun pada tingkat PPD;

7. Tidak hanya itu, bahwa Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 3 selaku incumbent juga telah telah melakukan persekongkolan dengan KPU Kabupaten Sorong dengan cara memberikan nama-nama (identitas) orang untuk dimasukkan dan ditetapkan sebagai Pemilih, yang kemudian oleh KPU Kabupaten Sorong menerima dan menetapkan nama-nama (identitas) orang– orang tersebut ke dalam daftar pemilih tetap (DPT). Sehingga DPT yang ditetapakan dan digunakan dalam Pemilukada Sorong Tahun 2012 adalah DPT yang tidak berdasarkan fakta. Buktinya adalah dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) tersebut terdapat:

‐ Terdapat Nama-nama (identitas) orang yang bukan pemilih dan tidak bertempat tinggal dalam wilayah hukum Kabupaten Sorong, namun dicantumkan dan ditetapkan sebagai pemilih dalam DPT;

‐ Adanya nama-nama yang bukan pemilih (fiktif) yang terdaftar sebagai pemilih dalam TPS atau di desa/kampung/kelurahan namun dicantumkan dan ditetapkan sebagai Pemilih dalam DPT;

‐ Adanya anak di bawah umur (belum berumur 17 Tahun) yang ditetapkan sebagai pemilih dalam DPT.

8. Pemekaran Desa/Kampung

Bahwa pemekaran kampung yang dilakukan incumbent, ternyata untuk kepentingan meraup suara dengan mengangkat perangkat kampung seperti Kepala Kampung, padahal penduduk di kampung yang dimekarkan sangat kecil. Hal ini terjadi pada:

- Distrik Sorong terbagi/dimekarkan menjadi lima Kampung yaitu: 1. Kampung Klauble

2. Kampung Klawumuk 3. Kampung Klagana 4. Kampung Maibo 5. Kampung Klasugley

- Distrik Moisigin terbagi menjadi tujuh kampung yaitu: 1. Kampung Klafdalin

2. Kampung Klaforo 3. Kampung Klasuf

(13)

4. Kampung Ninjimuk 5. Kampung Klawotnn 6. Kampung Klasari 7. Kampung Wonosobo

Bahwa dari pemekaran Distrik menjadi beberapa kampung maka terbukalah pembentukan TPS-TPS di kampung tersebut, padahal jumlah penduduknya sangat kecil atau tidak mencukupi untuk membentuk suatu kampung sebagaimana Peraturan Menteri Dalam Negeri.

1. PNS DAN PEJABAT TERLIBAT MENDUKUNG PASANGAN CALON NOMOR URUT 3

NO URAIAN LOKASI/

KEJADIAN WAKTU PELAKU

1 Marce, sekeluarga Yongky Mamoribo (suami), (Dominggus Momot (Bapaknya), Jhony Momot (kakak Ipar), Aris Momot (adik ipar), Anita Momot (adik ipar), Frans Pejo (adik kandung) tidak mendapat kartu undangan memilih, sehingga ia bertanya kepada Bapaknya dan Bapaknya menyarakan ke Arkilau Yarolo karena dengar-dengar Yarolo pegang undangan memilih, sehingga Marce menyuruh Frans Pejo (adiknya) ke rumahnya.

Setelah di rumahnya Yarolo bertanya ini orangnya Nomor Urut 3 kalau bukan tidak dikasih, lalu frans mengaku sebagai orangnya Nomor Urut 3 dan ia puan dikasih 8 kartu undangan. Namun nama-nama yang

tercantum dalam kartu undangan bukan Frans sekeluarga tapi nama orang yang bukan pemilih yang berdomisili di kelurahan/TPS 7. Hal itu ditanyakan dan dijawab Yarolo bahwa “ tidak apa-apa karena semua itu Pak

Hermanus Ruma Ropen (Asiten 3 Pemda Kabupaten Sorong/PNS) sudah tahu tentang hal ini.

Marce mendengar bahwa Jhon Kamuru (Kabag, Keuangan Pemda Sorong) pada malam pencoblosan kepada pemilih untuk memilih Nomor Urut 3 dan mengantar orang-nomor yang tinggal d irumahnya agar memilih di SP 4 (Distrik Mayemuk) dan diberikan 3 kartu undangan masing-masing orang.

Arkailaus (PNS/ Sekr. DistriK Mariat) mengarahkan dan membagikan kartu undangan bagi pemilih yang mengaku sebagai pendukung Nomor Urut 3

TPS 01, Mariad Gunung 22 Maret 2012 Arkailaus, Yarolo, 50 tahun, PNS (Sekretaris Distrik Aimas Mariat), Perumahan Pemda baru, KM 24, Kamis, 22 Maret skitar pukul 7.30 WIB

2 Leni Givelem terdaftar di TPS 01, Kampung Makbon Distrik Makbon, pada hari Jumat, 16 Maret 2012, Kandidat Nomor Urut 2

Di Rumah Leni, Distrik Makbon ‐ 16 Maret 2012 - 18 Maret Kepala Distrik Makbon (Dorce Kalami, S.Ip)

(14)

(Sthepanus Malak) Kampanye di Makbon di Lapangan Bola di Makbon, pada Minggu tanggal 18 Maret 2012, sekitar jam 06.00 WIT, Kepala Distrik Makbon (Dorce Kalami, S.Ip) bersama suaminya Alfos Bawanda mendatangi rumah Leni Givelem dan membawa uang sebesar Rp. 300 Ribu. Setelah tiba di rumah Leni, Kepala Distrik Makbon bersama suaminya masuk di Rumah Leni dan menyerahkan uang tersebut sambil berkata: “ingat Nomor Urut 3”

Kampung Makbon. 2012 jam 06.00 WIT bersama suaminya Alfos Bawanda

3 Paulina Imbiri (Bendahara Rutin Pemda Kabupaten Sorong) membagikan uang kepada warga dari Kotamadya Sorong

21-26 Maret 2012 ‐ Marten Nobore (Ketua KPPS-Kabag Humas Kabupaten Sorong). ‐ Hendrik-Ketua KPU Kabupaten Tambraw (Sepupu satu kali Nus) ‐ Paulina Imbiri (Bendahara Rutin Pemda Kabupaten Sorong) 4 Pada tanggal 21 Maret 2012, berangkat

bersama temannya ke Distrik Maudus, tiba jam 18.00 WIT. Di salah satu perumahan dalam rangka untuk menjadi saksi di TPS 01. Di rumah itu bertemu dengan salah seorang Pegawai Distrik Maudus (PNS). Jam 20.00 Wit, bertemu dengan Kepala Distrik Maudus (Oktovianus Malak).

Kepala mengatakan “adik besok kamu tidak usah masuk di lokasi TPS karena surat mandatnya tidak punya nomor. Kepala Distrik Maudus kemudian mengambil Surat Mandat Saksi Nomor Urut 1 (Nataniel dengan Soter Naw) dengan alasan untuk dijadikan bukti. Karena dilarang masuk TPS, Saksi Nomor Urut 1 tidak memiliki dokumen apapun dalam proses pencoblosan.

Ada 5 saksi yang ditolak di 5 TPS di Distrik Maudus TPS 03 Distrik Maudus, Desa Dasri 21 Maret 2012 22 Maret 2012 ‐ Pegawai-Bendahara Distrik Maudus,) Yosef Maas ‐ Petugas KPPS

5 Pada hari pencoblosan, tanggal 22 Maret 2012, terjadi mobilisasi pemilih dari dari arah Kotamadya Sorong. Di perbatasan antara Kabupaten Sorong dan Kotamadya Sorong terjadi arus masuk warga dari Kota Sorong yang membludak. Sehingga Tim Pemenangan meminta kepada aparat Keamanan (Kepolisian) untuk melakukan pemeriksaan kepada warga yang akan masuk ke Kabupaten

Di perbatasan Kabupaten Sorong dan Kotamadya Sorong. 22 Maret 2012

(15)

Sorong. Namun ribuan warga yang masuk dari arah Kota Sorong ke Kabupaten justru dibiarkan masuk oleh kepolisian yang pada saat itu di Pimpin Langsung Oleh Kapolda Papua (IRJEN. POL. B.L. Tobing) tanpa pemeriksaan sehingga warga dari Kota sorong dengan mudah memilih dibeberapa TPS di Kabupaten Sorong yang ternyata sudah diarahkan oleh Tim Pemenangan Kandidat Nomor Urut 3

9. Manipulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) 9.1. Penggelembungan DPT.

Bahwa berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sorong Nomor 49/SK/KPU/KAB-SRG/II/2012 tentang Penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Dalam Rangka Pemilihan Umum Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2012, telah menetapkan jumlah DPT sebanyak 88.885 pemilih sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Sorong berdasarkan data yang dilansir Bapeda Provinsi Papua Barat berdasarkan sensus terakhir hanya berkisar 70.834 pada tahun 2010, sedangkan pada tahun 2011 sebanyak 78.807 jiwa. Sementara berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat Tahun 2010, penduduk Kabupaten Sorong hanya sejumlah 70.619 Jiwa.

Jumlah tersebut sangat jauh berbeda dengan jumlah penduduk Kabupaten Sorong yang dikeluarkan/ditetapkan oleh Dinas Kepndudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sorong Tahun 2010 per bulan Agustus – Desember sejumlah 100.731 jiwa, potensi pemilih 57.019, dibuat dan ditandatanngani Suka Harjono, Sos.M.Si. yang nota bene sebagai Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sorong hingga saat ini. Jumlah tersebut kemudian menjadi patokan oleh KPU Kabupaten Sorong untuk menetapkan Daftar Pemilih Tetap. Di mana Suka Harjono, Sos.M.Si. menjadi Pasangan Wakil Bupati Nomor Urut 3 dalam Pemilukada Sorong Tahun 2012.

Bahwa jumlah DPT sebanyak 88.885 Pemilih tersebut adalah hasil manipulasi, dalam arti yang lain, bahwa nama yang ditetapkan dalam DPT tersebut tidaklah sesuai fakta. Salah satu bukti (indikator) telah terjadinya penggelembungan DPT adalah bahwa jumlah DPT pada Dapil

(16)

Kabupaten Sorong dalam Pemilihan Gubernur Papua Barat Tahun 2011 hanya sebanyak 79.557 pemilih. Pilgub mana dilaksanakan hanya dalam waktu 3 bulan sebelum penetapan DPT Pemilukada Kabupaten Sorong tersebut tepatnya pada bulan November 2011. Sehingga sangat tidak wajar apabila daftar pemilih tetap (DPT) lebih tinggi daripada jumlah penduduk Kabupaten Sorong. Hal ini dilakukan untuk melakukan manipulasi dan atau penggelembungan daftar pemilih tetap.

Berdasarkan hal tersebut, maka Pemohon menyatakan keberatan dan tidak menandatangani menandatangani daftar pemilih tetap pada saat Rapat Pleno Penetapan Daftar Pemilih tetap oleh Termohon pada tanggal 18 Februari 2012;

Berikut adalah bukti telah terjadinya penggelembungan daftar pemilih tetap dimaksud. 2. Penggelembungan DPT NO URAIAN LOKASI KEJADIAN WAKTU KEJADIAN PELAKU 1 Pada tanggal 21 Maret 2012, malam hari,

Juliana mengkroscek salinan DPT TPS 04, Kelurahan Klasemen Distrik Mariat. Setelah di kroscek terdapat jumlah DPT yang terdaftar memilih di TPS tersebut sebanyak 114 DPT. Dari 114 DPT tersebut tidak seluruhnya melakukan pencoblosan. Beberapa orang yang namanya terdaftar dalam DPT tersebut dikroscek ulang alamat rumahnya, namun tidak ada nama yang beralamat di rumah tersebut. Dalam DPT, terdapat nama yang sama tapi jenis kelamin yang berbeda.

Pada saat Pencoblosan, Jumlah kertas suara di TPS tersebut sebanyak 328 + 8. Jumlah Pemilih yang hadir sebanyak 152, Sisa Kertas Suara dimusnahkan.

Kejanggalan adalah mobilisasi massa ke TPS dengan nama dan alamat fiktif, nama dan alamat ada di DPT tapi tidak bertempat tinggal di alamat tersebut. Diduga sisa suara digelembungkan.

‐ Salinan DPT diserahkan kepada Ibu Juliana pada hari pencoblosan, tanggal 22 Maret 2012

‐ Ada nama yang terdaftar di DPT tapi sudah meninggal (6) orang, bukti terlampir TPS 04, Kelurahan Klamese Distrik Mariad 22 Maret 2012 KPPS TPS 04, Kelurahan Klamese Distrik Mariad

(17)

‐ Terdapat DPT di bawah umur, sebanyak 4 orang. Bukti terlampir

Terdapat DPT yang merupakan penduduk asli di Kelurahan Klamesen, Mariat, kurang lebih 15 orang

2 Terdapat 13 nama dan alamat yang dobel dan telah meninggal dunia dan masing-masing dengan jumlah keseluruhan 27, dari 27 suara tersebut terrekapitulasi dalam suara. Modus yang dilakukan oleh KPPS adalah melakukan pemanggilan DPT dengan tidak sesuai Abjad Huruf (diacak). Pada saat pemanggilan nama yang tidak terdaftar dalam DPT TPS 01 Kampung Sayosa. Saksi Nomor Urut melakukan protes namun, Ketua KPPS menjawab bahwa biarkan saja mereka mencoblos dan yang sudah meninggal diwakili

TPS 01 Kampung Sayosa 22 Maret 2012 Ketua KPPS (Marthinus Mawala)

3 Kepala Desa Klamono Dilantik sebagai Kepala Desa pada bulan April 2011 di Klamono, jumlah kepala keluar 45, Jumlah DPT yang diusulkan TPS 01 sebanyak 70, tapi yang muncul dalam DPT KPU sebanyak 119 DPT. Pada saat pencoblosan jumlah pemilih yang hadir 30, suara tidak sah 1.

Desa Klamono

22 Maret 2012

KPPS

156 orang Pemilih yang bukan pemilih di TPS 7, Kelurahan Klamalu terdaftar dalam DPT di TPS 7

249 masyarakat setempat di TPS 7 Hasil penghitungan suara:

Nomor Urut 1 : 141 Nomor 2 : kosong Nomor Urut 3 : 263 1 kertas suara rusak

Kertas sisa/cadangan terpakai semua.

Ada banyak pemilih bukan pemilih/bukan penduduk setempat/TPS datang memilih di TPS 7

22 Maret

2012

KPPS

4 Aplenaa (Saksi Nomor Urut 1 di TPS 09, Desa Mimpe Distrik Klabot) Jumlah DPT 486, Jumlah pemilih yang hadir 30 orang. Sisa kertas suara dibagi ke masing-masng saksi. Ibu Aplena diberikan 100 kertas suara dengan cara diintimidasi (Ketua KPPS mengatakan kamu terima saja 100 kertas suara). Dan sisanya 356 kertas suara dicoblos oleh Petugas KPPS, Yance Saru (Ketua) Arnol Saru.

Hasil Suara di TPS 01:

Kandidat Nomor Urut 1 : 112 Suara Kandidat Nomor 2 : 0 Suara Kandidat Nomor Urut 3 : 374 Suara

TPS 09, Desa Mimpe Distrik Klabot) 22 Maret 2012 Petugas KPPS, Yance Saru (Ketua) Arnol Saru

(18)

3. DPT Fiktif

NO URAIAN LOKASI

KEJADIAN

WAKTU

KEJADIAN PELAKU 1 DPT yang dikeluarkan oleh KPU Kabupaten

Sorong tidak digunakan, KPPS justru menggunakan DPT atau Pemilih Fiktif.

TPS 01, Mariad Gunung 22 Maret 2012 KPPS Kelurahan Mariad Gunung 2 Ketua PPS 01, Sekretaris Jhon Katulas,

dibantu 4 orang anggota yaitu: Saomelanie, Septinus Kamompat, Imelda Kamompat, Fradus Kamoro

Selaku Ketua KPPS yang menata DPT di kampung Malabaham, mendata penduduk yang berhak memilih bukan mendata anak yang di bawah umur, namun faktanya DPT yang dibuat KPUD berbeda dengan fakta lapangan karena ada nama2 yang bukan pemilih atau tidak berhak memilih namun tercantum dalam DPT versi KPUD seperti:

1. Femi Sigime (Laki-laki), kelas 5 SD 80, Malabam terdaftar sebagai Pemilih nomor urut 64 dalam DPT KPU alamat RT 01 Kampung Malabam, NIK 9201060107940004 dengan tanggal lahir 1 Juli 1984

2. Lucky Katumlas (laki-laki, Kelas 5 SD 3 SD Malabam NIK 9201060107910007, terdaftar sebagai pemilih Nomor Urut 101 dalam DPT KPU alamat RT 1 kampung Malabam, tanggal lahir 1 Juli 1991

3. Ohny Kamumpa versi KPU

Perempuan), Kelas 1 SD Malabam terdaftar sebagai pemilih Nomor urut 135 dalam DPT KPU alamat RT 1 Kampung Malabam, NIK 9201064107830006 dengan tanggal lahir 1 Juli 1983

4. Remi Katumlas (laki-laki) kelas 1 SD Malabam terdaftar sebagai pemilih Nomor Urut 152 dalam DPT KPU alamat RT 1 Kampung Malabam, NIK 9201060107740001, dengan tanggal lahir 1 Juli 1974

5. Fina Katumlas versi KPU Vina Katumlas (Perempuan) Kelas 1 SD Malabam terdaftar sebagai pemilih Nomor Urut 181 dalam DPT KPU alamat RT 1 Kampung Malabam, NIK 9201064107890011, tanggal lahir 1 Juli 1980. TPS 01 Malabam Distrik Seget 22 Maret 2012 KPU Kabupaten Sorong buat DPT Fiktik

(19)

9.2. Pemilih Fiktif (palsu)

‐ Bahwa pada daftar pemilih tetap (DPT) yang ditetapkan KPU Kabupaten Sorong dalam Pemilukada Kabupaten Sorong Tahun 2012 tersebut terdapat:

Nama-nama (identitas) orang yang bukan pemilih dalam wilayah hukum Kabupaten Sorong, namun dicantumkan dan ditetapkan sebagai Pemilih dalam DPT tersebut;

‐ Adanya nama-nama orang yang bukan pemilih (fiktif) yang terdaftar sebagai Pemilih dalam TPS atau di desa/kampung/kelurahan namun dicantumkan dan ditetapkan sebagai Pemilih dalam DPT tersebut; ‐ Adanya anak di bawah umur (belum berumur 17 tahun) yang

ditetapkan sebagai pemilih dalam DPT.

Berikut adalah Invetarisasi Masalah Dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Dalam Pemilukada Kabupaten Sorong Tahun 2012:

Bedasarkan hasil analisis daftar pemilih tetap (DPT) Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sorong Tahun 2012 yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sorong, maka ditemukan beberapa masalah antara lain:

1. Adanya pemilih ganda dalam daftar pemilih tetap

2. Adanya pemilih yang tidak memiliki tanggal, bulan dan tahun kelahiran 3. Adanya nama pemilih yang tidak memiliki nomor induk kependudukan (NIK) 4. Adanya persamaan NIK dengan beda pemilih

5. Selisih antara DPT Pilgub dengan DPT Pemilukada Kabupaten Sorong

Untuk mengungkap semua masalah yang ditemukan dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), maka akan dipaparkan secara rinci berdasarkan distrik, sebagai berikut: 1. Distrik Makbon

Jumlah Pemilih Distrik Makbon sebanyak 2.212 yang terdiri dari dari 1.085 laki-laki dan 1.127 perempuan.

1.1 Kelurahan Makbon

TPS 01 : (Jumlah Pemilihi 297 )

a. Daftar Pemilih Ganda : 0 Pemilih

b. Tanpa Tanggal Lahir dan Tahun kelahiran : 0 Pemilih

(20)

d. Persamaan NIK : 0 Pemilih TPS 02 : (Jumlah pemilih 274)

c. Tanpa NIK : 23 Pemilih

d. Persamaan NIK : 0 Pemilih

1.2 Kampung Asbaken

TPS 01 : (Jumlah Pemilih dari 389)

1.3 Kampung Malaumkarta TPS 01 : (jumlah Pemilih 295)

1.4 Kampung Batu lubang

TPS 01: (jumlah Pemilih 162)

1.5 Kampung Bainkete (jumlah Pemilih 134) TPS 01:(jumlah Pemilih 162)

a. Daftar Pemilih Ganda : 0 Pemilih b. Tanpa Tanggal Lahir dan Tahun kelahiran : 0 Pemilih

1.6 Kampung Kwadas ( jumlah Pemilih 107) TPS 01: (jumlah Pemilih 162)

(21)

1.7 Kampung Batu lubang Pantai TPS 01 : (jumlah pemilih 153 )

TPS 02 : (jumlah pemilih 145)

1.8 KampungTeluk Dore

1.9 Kampung Sawatuk

2. Distrik Moraid

Jumlah Pemilih Distrik Moraid sebanyak 2.068 yang terdiri dari dari 1.168 laki-laki dan 900 perempuan.

2.1. Kampung Mega

(22)

d. Persamaan NIK : 0 Pemilih TPS 02: (jumlah Pemilih 240)

2.2. Kampung Della

2.3. Kampung Selewok

2.4. Kampung Malawarsai TPS 01: (jumlah Pemilih 205)

2.5. Kampung Megame

a. Daftar Pemilih Ganda : 0 Pemilih b. Tanpa Tanggal Lahir dan Tahun kelahiran : 0 Pemilh

2.6. Kampung Kwade

(23)

2.7. Kampung Kladum

TPS 01: (jumlah pemilih 125)

3. Distrik Moisigen

Jumlah Pemilih Distrik Mosigen sebanyak 2.066 yang terdiri dari dari 1.162 laki-laki dan 904 perempuan.

3.1. Kelurahan Klafdalin

TPS 01: (jumlah pemilih 491 )

3.2. Kampung Klaforo

TPS 01 : (jumlah pemilih 76 )

3.3. Kampung Klasof

TPS 01 :( jumlah Pemilih 311 )

3.4. Kampung Ninjimur

TPS 01: ( jumlah Pemilih 199 )

(24)

3.5. Kampung Klawoton

3.6. Kampung Klasari

3.7. Kampung Wonosobo

TPS 01 ; (jumlah pemilih 354 )

4. Distrik Sorong

Jumlah Pemilih Distrik Wonosobo sebanyak 842 yang terdiri dari dari 484 laki-laki dan 358 perempuan.

4.1. Kelurahan Klauble

TPS 01 :(jumlah Pemilih 153)

4.2. Kampung Klawumuk

(25)

d. Persamaan NIK : 0 Pemilih 4.3. Kampung Klagana

4.4. Kampung Maibo

4.5. Kampung Klasugley

TPS 01:(jumlah Pemilih 139)

5. Distrik Beraur

Jumlah Pemilih Distrik Beraur sebanyak 2.611 yang terdiri dari dari 1.503 laki-laki dan 1.108 perempuan.

5.1. Kelurahan Wanurian

c. Tanpa NIK : 2 1 Pemilih

5.2. Kampung Klabra

(26)

5.3. Kampung Disfra

TPS 01 : (jumlah Pemilih 395)

5.4. KampungKlarion

5.5. Kampung Kaas

5.6. Kampung Wisbiak

5.7. Kampung Bagung

a. . Daftar Pemilih Ganda : 6 Pemilih b. Tanpa Tanggal Lahir dan Tahun kelahiran : 0 Pemilih

(27)

d. Persamaan NIK : 0 Pemilih 5.8 KampungWensi

5.9 Kampung Numpi

a. Daftar Pemilih Ganda : 5 Pemilih a. Tanpa Tanggal Lahir dan Tahun kelahiran : 0 Pemilih

b. Tanpa NIK : 22 Pemilih

c. Persamaan NIK : 0 Pemilih

6. Distrik Salawati

Jumlah Pemilih Distrik Beraur sebanyak 27.710 yang terdiri dari dari 4.132 laki-laki dan 3.578 perempuan.

6.1 Kelurahan Majaran

c. Tanpa NIK : 2 8 Pemilih

(28)

6.2 Kelurahan Majener

(29)

6.3 Kampung Katimin

6.4 Kampung Matawolot

6.5 Kampung Malaus

(30)

6.6 Kampung Walal

6.7 Kampung Rawa sugi TPS 01 :(jumlah Pemilih 229)

7. Distrik Klanyili

Jumlah Pemilih Distrik Klanyili sebanyak 1.206 yang terdiri dari dari 663 laki-laki dan 543 perempuan.

7.1. Kampung Klanyili

TPS 01 :( jumlah Pemilih 219 )

7.2. Kampung Klaluwuh

7.3. Kampung Klasowoh

(31)

7.4. Kampung Malalus

7.5. Kampung Malakobutuk TPS 01 :(jumlah Pemilih 248)

7.6. Kampung Kwakek

8. Distrik Seget

Jumlah Pemilih Distrik Makbon sebanyak 2.212 yang terdiri dari dari 1.085 laki-laki dan 1.127 perempuan.

8.1. Kampung Seget

(32)

8.2. Kampung Malabam

TPS 01:( jumlah Pemilih 219 )

8.3. Kampung Pulau kasim TPS 01:(jumlah Pemilih 507)

8.4. Kampung Kasimle

(33)

d. Persamaan NIK : 0 Pemilih 8.5. Kampung Wawenagu

8.6. Kampung Wasingsan

8.7. Kampung Klayas

8.8. KampungWayankede TPS 01 : (jumlah pemilih 265)

9. Distrik Aimas

Jumlah Pemilih Aimas 29.301 Makbon sebanyak 15.744 yang terdiri dari dari 1.085 laki-laki dan 13. 577 perempuan.

(34)

(35)

d. Persamaan NIK : 0 Pemilih TPS 08 : (jumlah pemilih 595)

(36)

9.2. Kelurahan Malawele

c. Tanpa NIK :14 Pemilih

(37)

(38)

9.3. Kelurahan Mariat pantai TPS 01 :( jumlah Pemilih 536)

TPS 02 :( jumlah Pemilih 533)

(39)

9.4. Kelurahan Malawili

c. Tanpa NIK :84 Pemilih

(40)

(41)

d. Tanggal NIK : 0 Pemilih

9.5. Kelurahan Mariat Gunung TPS 01: (jumlah Pemilih 367)

9.6. Kelurahan Warmon

9.7. Kelurahan Klabinain

9.8. Kelurahan Klaigit

(42)

9.9. Kelurahan Malasaum

TPS 01 : (jumlah pemilih 66 )

10. Distrik Klamono

Jumlah Pemilih Distrik Klamono sebanyak 4.594 yang terdiri dari dari 2.672 laki-laki dan 1.922 perempuan.

10.1. Kampung. Klamono

10.2. Kampung Klawana

TPS 02 : (jumlah pemilih158)

10.3. Kampung Wariyau