• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengobatan atau penatalaksaan penyakit ini sangat bergantung pada kecekatan ahli paru untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengobatan atau penatalaksaan penyakit ini sangat bergantung pada kecekatan ahli paru untuk"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Defines

Kanker paru-paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru-paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru-paru itu sendiri maupun keganasan dari luar paru-paru (metastasis tumor di paru-paru). Dalam pedoman penatalaksanaan ini yang dimaksud dengan kanker paru ialah kanker paru primer, yakni tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus atau karsinoma bronkus (bronchogenic carcinoma).

Pengobatan atau penatalaksaan penyakit ini sangat bergantung pada kecekatan ahli paru untuk

Kanker paru adalah abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru (underwood, patologi, 2000)

Kanker paru adalah tumbuhnya keganasan yang berasal dari sel efitel dan sistem pernapasan bagian bawah yang bersifat efitelia serta berasal dari mukosa percabangan broncus ( sylvia,1995:843 )

Kanker paru adalah tumor paru ganas primer yang berasal dari saluran nafas ( Taprani 1996:234 )

Kanker paru merupakan keganasan pada jaringan paru (price, patofisiologi, 1995) Jadi dari beberapa pengertian di atas dapat disimpilkan kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru dan tumbuhnya keganasan yang berasal dari sel epitel.

Kanker paru adalah abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru (underwood, patologi, 2000)Kanker paru adalah tumbuhnya keganasan yang

berasal dari sel efitel dan sistem pernapasan bagian bawah yang bersifat efitelia serta berasal dari mukosa percabangan broncus (sylvia,1995:843 )Kanker paru adalah tumor paru ganas primer yang berasal dari saluran nafas

( Taprani1996:234 )Kanker paru merupakan keganasan pada jaringan paru (price, patofisiologi, 1995)Jadi dari beberapa pengertian di atas dapat disimpilkan kanker paru merupakanabnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru dan tumbuhnya keganasan yang berasal dari sel epitel

Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker.Kanker paru, juga dikenal sebagai suatu bronchogenic

carcinomas .Penyakit kanker paru-paru adalah penyakit yang diakibatkan adanya pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru. Penyakit ini biasanya akan mengganggu penapasan pada penderitanya. Penyebab utama munculnya penyakit kanker paru-paru adalah rokok. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar pula risiko untuk menderita kanker paru-paru

Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam jaringan paru-paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap rokok (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).Kanker paru-paru biasanya

(2)

berasal dari sel-sel di dalam paru-paru itu sendiri.Sesuai dengan namanya, kanker ini menyerang organ pernapasan, yaitu paru-paru. Namun pada sedikit kasus, ada juga kanker yang berasal dari organ lain yang menyebar dan menyerang ke paru-paru.

Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru

bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru. Kanker paru-paru merupakan kanker yang paling sering terjadi, baik pada pria maupun wanita.

Kanker paru-paru juga merupakan penyebab utama dari kematian akibat kanker.

Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran

napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Proses keganasan pada epitel bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa prakanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia.

EPIDEMIOLOGI

Menurut data jenis kanker yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah kanker paru, mencapai 1,3 juta kematian pertahun. Disusul kanker

lambung (mencapai lebih dari 1 jutakematian pertahun), kanker hati (sekitar 662.000 kematian pertahun), kanke usus besar (655.000kematian pertahun), dan yang terakhir yaitu kanker payudara (502.000 kematian pertahun)(WHO 2005 dalam Lutfia, 2008)

Di Amerika Serikat kematian karena kanker paru mencapai 36% dari seluruh kematiankanker pada laki-laki, merupakan urutan pertama penyebab

kematian pada laki-laki(Mangunnegoro, 1990). Mayo Lung mendapatkan kematian akibat kanker paru terhadap penderita kanker paru didapatkan angka 3,1 per 1000 orang tiap tahun (Alsagaf, 1995).

ETIOLOGI

Seperti umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti dari kanker paru

belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh, genet ik, dan lain-lain (Amin, 2006). Dibawah ini akan diuraikan mengenai faktor risiko penyebab terjadinya kanker paru :

a. Merokok

Menurut Van Houtte, merokok merupakan faktor yang berperan paling

penting, yaitu 85% dari seluruh kasus ( Wilson, 2005). Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia, diantaranya telah diidentifikasi dapat menyebabkan

(3)

kanker. Kejadian kanker paru pada perokok dipengaruhi oleh usia mulai merokok, jumlah batang rokok yang diisap setiap hari, lamanya kebiasaan merokok, dan lamanya berhenti merokok (Stoppler,2010).

b.Perokok pasif

Semakin banyak orang yang tertarik dengan hubungan antara perokok pasif, atau mengisap asap rokok yang ditemukan oleh orang lain di dalam ruang tertutup, dengan risiko terjadinya kanker paru. Beberapa penelitian telah

menunjukkan bahwa pada orang-orang yang tidak merokok, tetapi mengisap asap dari orang lain, risiko mendapat kanker paru meningkat dua kali (Wilson, 2005).

Universitas Sumatera Utara

Diduga ada 3.000 kematian akibat kanker paru tiap tahun di Amerika Serikat terjadi pada perokok pasif (Stoppler,2010).

c. Polusi udara

Kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan polusi udara, tetapi

pengaruhnya kecil bila dibandingkan dengan merokok kretek. Kematian akibat kanker paru jumlahnya dua kali lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan. Bukti statistik juga menyatakan bahwa penyakit ini lebih sering ditemukan pada masyarakat dengan kelas tingkat sosial ekonomi yang paling rendah dan berkurang pada mereka dengan kelas yang lebih tinggi. Hal ini, sebagian dapat dijelaskan dari kenyataan bahwa kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah cenderung hidup lebih dekat dengan tempat pekerjaan mereka, tempat udara kemungkinan besar lebih tercemar oleh polusi. Suatu karsinogen

yang ditemukan dalam udara polusi (juga ditemukan pada asap rokok) adalah 3,4 benzpiren (Wilson, 2005).

d.Paparan zat karsinogen

Beberapa zat karsinogen seperti asbestos, uranium, radon, arsen, kromium, nikel, polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida dapat menyebabkan kanker paru (Amin, 2006). Risiko kanker paru di antara pekerja yang menangani asbes kirakira

Sepuluhkali lebihbesardaripada masyarakat umum. Risiko kanker paru baik akibat kontak dengan asbes maupun uranium meningkat kalau orang tersebut juga merokok.

eDiet

Beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya konsumsi terhadap

betakarotene, selenium, dan vitamin A menyebabkan tingginya risiko terkena kanker paru (Amin, 2006).

f. Genetik

Terdapat bukti bahwa anggota keluarga pasien kanker paru berisiko lebih besar terkena penyakit ini. Penelitian sitogenik dan genetik molekuler

memperlihatkan bahwa mutasi pada protoonkogen dan gen-gen penekan tumor memiliki arti penting dalam timbul dan berkembangnya kanker paru. Tujuan khususnya adalah pengaktifan onkogen (termasuk juga gen-gen K-ras dan myc)

Universitas Sumatera Utara

dan menonaktifkan gen-gen penekan tumor (termasuk gen rb, p53, dan CDKN2) (Wilson, 2005).

g.Penyakit paru

Penyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif kronik juga dapat menjadi risiko kanker paru. Seseorang dengan penyakit paru obstruktif

(4)

kronik berisiko empat sampai enam kali lebih besar terkena kanker paru ketika efek dari merokok dihilangkan (Stoppler, 2010)

KLASIFIKASI

Klasifikasi menurut WHO untuk Neoplasma Pleura dan Paru – paru (1977) : 1. Karsinoma Bronkogenik.

a. Karsinoma epidermoid (skuamosa).

Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului timbulnya tumor. Terletak sentral sekitar hilus, dan menonjol kedalam bronki besar. Diameter tumor jarang melampaui beberapa

centimeter dan cenderung menyebar langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada dan mediastinum.

b. Karsinoma sel kecil (termasuk sel oat).

Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki.Tumor ini timbul dari sel – sel Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus. Terbentuk dari sel – sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan sitoplasma sedikit. Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe hilus, demikian pula dengan penyebaran hematogen ke organ – organ distal.

c. Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel alveolar).

Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat

mengandung mukus. Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang – kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru – paru dan fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah dan limfe pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala – gejala sampai terjadinya metastasis yang jauh.

d. Karsinoma sel besar.

Merupakan sel – sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam – macam. Sel – sel ini cenderung untuk timbul pada jaringan paru - paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat – tempat yang jauh. e. Gabungan adenokarsinoma dan epidermoid.

f. Lain – lain.

2. Tumor karsinoid (adenoma bronkus). 3. Tumor kelenjar bronchial.

4. Tumor papilaris dari epitel permukaan.

Created by: Mahasiswa Akper Pemkab Tapteng Angk.3 Page 5

5.Tumor campuran dan Karsinosarkoma 6. Sarkoma

7. Tak terklasifikasi. 8.Mesotelioma. 9. Melanoma

(5)

Lebih dari 90% kanker paru berawal dari bronkus, hingga kanker ini disebut karsinoma bronkogenik, yang terdiri dari:

1. Karsinoma sel skuamus

2. Karsinoma sel kecil

3. Karsinoma sel besar

4. Adenokarsinoma paru

Karsinoma sel alveolar berasal dari alveoli di dalam paru-paru. Kanker ini bisa merupakan pertumbuhan tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru.

Tumor paru-paru yang lebih jarang terjadi adalah: 1. Adenoma (bisa ganas atau jinak)

2. Hamartoma kondromatous (jinak)

3. Sarkoma (ganas)

Limfoma merupakan kanker dari sistem getah bening, yang bisa berasal dari paru-paru atau merupakan penyebaran dari organ lain. Banyak kanker yang berasal dari tempat lain menyebar ke paru-paru. Biasanya kanker ini berasal dari payudara, usus besar, prostat, ginjal, tiroid, lambung, leher rahim, rektum, buah zakar, tulang dan kulit. Jenis sel kanker paru secara garis besar dibagi atas 2 kelompok :

A. Kanker Paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK / Non Small Cell Lung Cancer = NSCLC)

Jenis NSCLC ini terbagi lagi menjadi :

Karsinoma epidermoid atau karsinoma sel skuamosa. Jenis ini adalah jenis kanker paru

paling umum. Hal ini berkembang dalam sel yang menggarisi saluran udara. Jenis kanker ini seringkali disebabkan karena rokok.

Adenokarsinoma: jenis ini berkembang dari sel-sel yang memproduksi lendir (dahak)

pada permukaan saluran udara (airways). Jenis ini adalah jenis sel kanker terbanyak dan terutama pada perokok.

Karsinoma sel besar: Bentuk sel kanker ini dibawah mikroskop sesuai namanya: sel sel bundar besar. Sering disebut juga undifferentiated carcinoma. Lebih dari 80% kasus kanker paru merupakan jenis NSCLC.

B. Kanker paru jenis karsinoma sel kecil (KPKSK / Small Cell Lung Cancer = SCLC)

Merupakan 20% dari seluruh kanker paru, yang bersifat lebih agresif tetapi sangat responsif dengan pengobatan. Lainnya adalah merupakan jenis yang jarang ditemukan misalnya karsinoid, karsinoma bronkoalveolar . Mesotheolima adalah jenis kanker yang menyerang mesothelium, yaitu membran tipis yang melapisi dada (pleura) dan abdomen (peritoneum). Kadang terjadi pada orang-orang yang terekspos dengan asbestos.

(6)

Klasifikasi menurut WHO untuk Neoplasma Pleura dan Paru – paru (1977) :

Karsinoma Bronkogenik.

3.1 Karsinoma epidermoid (skuamosa).

Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului timbulnya tumor. Terletak sentral sekitar hilus, dan menonjol kedalam bronki besar. Diameter tumor jarang melampaui beberapa centimeter dan cenderung menyebar langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada dan mediastinum.

3.2 Karsinoma sel kecil (termasuk sel oat).

Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki.Tumor ini timbul dari sel – sel Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus. Terbentuk dari sel – sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan sitoplasma sedikit. Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe hilus, demikian pula dengan penyebaran hematogen ke organ – organ distal.

3.3 Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel alveolar).

Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus. Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang – kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru – paru dan fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah dan limfe pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala – gejala sampai terjadinya metastasis yang jauh.

3.4 Karsinoma sel besar.

Merupakan sel – sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam – macam. Sel – sel ini cenderung untuk timbul pada jaringan paru - paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat – tempat yang jauh

(7)

1. Karsinoma Bronkogenik.

a. Karsinoma epidermoid (skuamosa).

Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus.Perubahan epitel termasuk metaplasia, atau displasia

akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului timbulnya tumor.Terletak sentral sekitar hilus,

dan menonjol kedalam bronki besar.Diameter tumor jarang melampaui beberapa centimeter dan cenderung

menyebar langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada dan mediastinum.

b. Karsinoma sel kecil.

Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki.Tumor ini timbul dari sel – sel Kulchitsky,

komponen normal dari epitel bronkus.Terbentuk dari sel – sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan

sitoplasma sedikit.Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe hilus, demikian pula dengan

penyebaran hematogen ke organ – organ distal.

c. Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel alveolar).

Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus.Kebanyakan

timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang – kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut

local pada paru – paru dan fibrosis interstisial kronik.Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah dan

limfe pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala – gejala sampai terjadinya

metastasis yang jauh.

d. Karsinoma sel besar.

Merupakan sel – sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar

dan ukuran inti bermacam – macam.Sel – sel ini cenderung untuk timbul pada jaringan paru - paru perifer,

tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat – tempat yang jauh.

PATOFISIOLOGI

Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen sub

bronkusmenyebabkan silia hilang dan deskuamasi sehingga

terjadi pengendapankarsinogen. Dengan adanya pengendapan

karsinogen maka menyebabkan

metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila

lesi perifer yang disebabkan olehmetaplasia, hyperplasia dan displasia menembus

ruang pleura, bisa timbul efusipleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta

dan korpus vertebra.Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang

bronkus yangterbesar. Lesi ini menyebabkan obstruksi dan ulserasi bronkus dengan

diikutisupurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat berupa

batuk,hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat

terdengar padaauskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya

menunjukkanadanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat

bermetastase ke struktur– struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus,

(8)

pericardium, otak,tulang rangka.Karakteristik dari kanker ini adalah sel-sel kanker

mampu

menginvasi jaringan yang sehat disekitarnya serta dapat menyebar ke bagian tubuh

yang lainmelalui sistem limfe (limfogen),pembuluh darah (hematogen), dan

lapisan serosa(transcoelomic spread) dan tumbuh sebagai tumor metastasis. Liver,

paru-paru,tulang, otak, dan kelenjar adrenal merupakan organ tempat metastasis

yang

palingsering

melalui

jalur

hematogen…

kanker paru merupakan tumbuhnya sel epitel dalam sistem pernafasan bagian bawah yang berasal percabangan bronkus dan diperkirakan bahwa inhalasi jangka panjang dari bahan karsino genetik diantaranya rokok yang mengandung neutal fraktion dan basik fraktion, polusi udara, faktor genetik, terpajan zat karsinogen, dan diit yang tidak baik.

Bahan bahan tersebut masuk kesaluran pernafasan dan menyebar melalui alveolus, lobus paru, dan jaringan paru sehingga merangsang pertumbuhan sel yang abnormal kemudian terjadilah tumor paru sehingga disana terjadidiantaranya mtatase pada bagian-bagian paru seperti pada bagian traktus superior pada kerja silia menurun dan muskularis disaluran pernafasan disana terdapat penumpukan sekret maka terjadi sesak nafaf.

Terjadinya metastase didaerah paru plura dinding paru, tulang, atau syaraf, dicolumna vetebralis torakal dan lumbal dapat terjadi infasi pad asyaraf nyeri kronik dan keterbatasan gerakan dinding dada sehingga sekret tidak bisa dikeluarkan dan tertelan ditraktus digestifus maka mengakibatkan mual.

Pada lobus paru mak dilakukan tindakan medis yaitu pembedahan (lobustomi) pada bagian lumbal atau columna vetebralisyang akan mengakibatkan klien keterbatasan gerak. Metastase epiglotis mengakibatkan suara serak, tidak jelas dan hilang dan pada metastase sistem peredaran darah dapat mengenai kerja jantung pada arteri koronaria sehingga terjadi infark miokard, gangguan fungsi jantung dan penurunan kerja jantung Metastase pada pleura dinding paru, tulang dan saraf, dikolumna vetebralis toraka dan lumbal dapat terjadi infasi pada saraf, nyeri kronik dan keterbatasan dinding dada sehingga sekret tidak bisa dikeluarkan dan tertelan sehingga mengakibatkan mual

(Tabrani rab, 1996)

MANIFESTASI KLINIS

2.5 Manifestasi klinis Keluhan utama:

(9)

1) Batuk-batuk dengan/tanpa dahak (dahak putih, dapat juga purulen) lebih dari 3 minggu

2) Batuk darah 3) Sesak napas 4) Suara serak

5) Nyeri dada yang persisten 6) Sulit/sakit menelan

7) Benjolan di pangkal leher

8) Sembab muka dan leher, kadang-kadang disertai sembab lengan dengan rasa nyeri yang hebat.

Tidak jarang yang pertama terlihat adalah gejala atau keluhan akibat metastasis di luar paru, seperti kelainan yang timbul karena kompresi hebat di otak, pembesaran hepar atau patah tulang. Ada pula gejala dan keluhan tidak khas seperti :

1) Berat badan berkurang 2) Nafsu makan hilang 3) Demam hilang timbul

4) Sindrom paraneoplastik, seperti hypertrophic pulmonary osteoartheopathy, trombosis vena perifer dan neuropatia.

2.5 Manifestasi klinis

Gejala kanker paru yang paling sering adalah batuk, kemungkinan akibat iritasi yang disebab kan oleh massa tumor. Individu sering mengabaikan gejala ini dan menghubungkan dengan merokok. Batuk mulai sebagai batuk kering, tanpa membentuk sputum, tetapi

berkembang sebagai titik dimana dibentuk sputum yang kental, purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder.Batuk yang karakternya berubah membangkitkan kecurigaan terhadap kanker paru.

Pada beberapa pasien, demam kambuhan terjadi sabagai gejala dini dalam berespons terhadap infeksi yang menetap pada area pneumonitis kearah distal tumor. Pada kenyataannya, kanker paru harus dicurigai pada individu yang mengalami infeksi saluran pernapasan atas berulang yang tidak sembuh-sembuh. Nyeri adalah manifestasi akhir dan sering ditemukan dengan metastasis ke tulang.Jika dilihat dari manifestasi klinisnya, dapat dikategorikan

menjadi gejala intrapulmonal intratorakal, gejala ekstrapulmonal intratorakal, gejala ekstrato rakal non metastasis dan gejala ekstratorakal metastasis

1. Manifestasi Lokal Kanker Paru (Intrapulmonal Intratorakal)

Gejala yang paling sering adalah batuk kronis dengan atautanpa produksi sputum. Produksi sputum yang berlebih merupakan suatu gejala karsinoma sel bronkoalveolar atau disebut bronchoalveolar cell carcinoma. Hemoptisis atau disebut batuk darah merupakan gejala pada hampir 50% kasus. Nyeri dada juga umum terjadi dan bervariasi mulai dari nyeri pada lokasi tumor atau nyeri yang lebih berat oleh karena adanya invasi ke dinding dada atau

mediastinum. Susah bernafas ( dyspnea) dan penurunan berat badan juga sering dikeluhkan oleh pasien kanker paru. Pneumonia fokal rekuren dan pneumonia segmental mungkin terjadi karena

(10)

lesi obstruktif dalam saluran nafas. Mengi unilateral dan monofonik jarang terjadi karena adanya tumor bronkial obstruksi. Stridor dapat ditemukan bila trakea sudah terlibat.

2. Manifestasi Ekstrapulmonal Intratorakal

Manifestasi ini disebabkan oleh adanya invasi atau ekstensi kanker paru ke struktur atau organ sekitarnya. Sesak nafas dan nyeri dada bisa disebabkan oleh keterlibatan pleura atau perikardial. Efusi pleura dapat menyebabkan sesak nafas, dan efusi perikardial

dapat menimbulkan gangguan kardiovaskuler. Tumor lobus atas kanan atau kelenjar

mediastinum dapat menginvasi atau menyebabkan kompresi vena kava superior dari eksternal. Dengan demikian pasien tersebut akan menunjukkan suatu sindroma vena kava superior, yaitu nyeri kepala, wajah sembab/plethora, lehar edema dan kongesti, pelebaran vena-vena dada. Tumor apeks dapat meluas dan melibatkan cabang simpatis superior dan menyebabkan sindroma Horner, melibatkan pleksus brakialis dan menyebabkan nyeri pada leher dan bahu dengan atrofi dari otot-otot kecil tangan. Tumor di sebelah kiri dapat mengkompresi nervus la ringeus rekurens yang berjalan di atas arcus aorta da n menyebabkan suara serak dan paralisis pita suara kiri. Invasi tumor langsung atau kelenjar mediastinum yang membesar dapat menyebabkan kompresi esophagus dan akhirnya disfagia.

3. Manifestasi Ekstrato rakal Non Metastasis

Kira-kira 10-20% pasien kanker paru mengalami sindroma paraneoplastik. Biasanya hal ini terjadi bukan disebabkan oleh tumor, melainkan karena zat hormon atau peptida yang dihasilkan oleh tumor itu sendiri. Pasien dapat menunjukkan gejala-gejala seperti mudah lelah, mual, nyeri abdomen, confusion , atau gejala yang lebih spesifik seperti galaktorea (galactorrhea). Produksi hormon lebih sering terjadi pada karsinoma sel kecil dan beberapa sel menunjukkan karakter istik neuro-endokrin. Peptida yang disekresi berupa adrenocorticotrophic hormone

(ACTH), antidiuretic hormone (ADH), kalsitonin, oksitosin da n hormon paratiroid. Walaupun kadar peptide-peptida ini tinggi pada pasi en-pasien kanker paru, namun hanya sekitar 5% pasien yang menunjukkan sindroma klinisnya. Jari tabuh (clubbing finger ) dan hypertrophic pulmonary osteo-arthropathy (HPOA) juga termasuk manifestasi non metastasis dari kanker paru. Neuropati perifer dan sindroma neurologi seperti sindroma miastenia Lambert-Eaton juga dihubungkan dengan kanker paru.

4. Manifestasi Ekstratorakal Metastasis

Penurunan berat badan >20% dari berat badan sebelumnya (bulan sebelumnya) sering mengindikasikan adanya metastasis. Pasien dengan metastasis ke hepar sering mengeluhkan penurunan berat badan. Kanker paru umumnya juga bermetastasis ke kelenjar adrenal, tulang, otak, dan kulit. Keterlibatan organ-organ ini dapat menyebabkan nyeri local. Metastasis ke tulang dapat terjadi ke tulang mana saja namun cenderung melibatkan tulang iga, vertebra, humerus, dan tulang femur. Bila terjadi metastasis ke otak, maka akan terdapat gejala-gejala neurologi, seperti confusion , perubahan kepribadian, dan kejang. Kelenjar geta h bening supraklavikular dan servikal anterior dapat terlibat pada 25% pasien dan sebaiknya dinilai secara rutin dalam mengevaluasi pasien kanker paru.

DIAGNOSIS

(11)

2.1.6.1. Anamnesis

Anamnesis yang lengkap serta pemeriksaan fisik merupakan kunci untuk diagnosis tepat. Keluhan dan gejala klinis permulaan merupakan tanda awal penyakit kanker paru. Batuk disertai dahak yang banyak dan kadang-kadang bercampur darah, sesak nafas dengan suara pernafasan nyaring (wheezing), nyeri dada, lemah, berat badan menurun, dan anoreksia merupakan keadaan yang mendukung. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada pasien tersangka kanker paru adalah faktor usia, jenis kelamin, keniasaan merokok, dan terpapar zat karsinogen yang dapat menyebabkan nodul soliter paru.

2.1.6.2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan kelainan-kelainan berupa

perubahan bentuk dinding toraks dan trakea, pembesaran kelenjar getah bening dan tanda-tanda obstruksi parsial, infiltrat dan pleuritis dengan cairan pleura.

Universitas Sumatera Utara

2.1.6.3. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium ditujuka n untuk :

a. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru. Kerusakan pada paru dapat dinilai dengan pemeriksaan faal paru atau pemeriksaan analisis gas.

b.Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada organ-organ lainnya.

c. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada jaringan tubuh baik oleh karena tumor primernya maupun oleh karena metastasis.

2.1.6.4. Radiologi

Pemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan yang paling utama

dipergunakan untuk mendiagnosa kanker paru. Kanker paru memiliki gambaran radiologi yang bervariasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan

keganasan tumor dengan melihat ukuran tumor, kelenjar getah bening, dan metastasis ke organ lain.

Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan dengan metode tomografi

komputer. Pada pemeriksaan tomografi komputer dapat dilihat hubungan kanker paru dengan dinding toraks, bronkus, dan pembuluh darah secara jelas.

Keuntungan tomografi komputer tidak hanya memperlihatkan bronkus, tetapi juga struktur di sekitar lesi serta invasi tumor ke dinding toraks. Tomografi komputer juga mempunyai resolusi yang lebih tinggi, dapat mendeteksi lesi kecil dan tumor yang tersembunyi oleh struktur normal yang berdekatan.

Pada pemeriksaan foto toraks PA/lateral akan dapat dilihat bila masa tumor dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm. Tanda yang mendukung keganasan adalah tepi yang ireguler, disertai identasi pleura, tumor satelit tumor, dll. Pada foto tumor juga dapat ditemukan telah invasi ke dinding dada, efusi pleura, efusi perikar dan metastasis intrapulmoner. Sedangkan keterlibatan KGB untuk menentukan N agak sulit ditentukan dengan foto toraks saja

(12)

2.1.6.5. Sitologi

Sitologi merupakan metode pemeriksaan kanker paru yang mempunyai nilai diagnostik yang tinggi dengan komplikasi yang rendah. Pemeriksaan dilakukan dengan mempelajari sel pada jaringan. Pemeriksaan sitologi dapat menunjukkan gambaran perubahan sel, baik pada stadium prakanker maupun kanker. Selain itu dapat juga menunjukkan proses dan sebab peradangan. Pemeriksaan sputum adalah salah satu teknik pemeriksaan yang dipakai untuk mendapatkan bahan sitologik. Pemeriksaan sputum adalah pemeriksaan

Universitas Sumatera Utara

yang paling sederhana dan murah untuk mendeteksi kanker paru stadium preinvasif maupun invasif. Pemeriksaan ini akan memberi hasil yang baik terutama untuk kanker paru yang letaknya sentral. Pemeriksaan ini juga sering digunakan untuk skrining terhadap kanker paru pada golongan risiko tinggi. 2.1.6.6. Bronkoskopi

Setiap pasien yang dicurigai menderita tumor bronkus merupakan indikasi untuk bronkoskopi. Dengan menggunakan bronkoskop fiber optik, perubahan mikroskopik mukosa bronkus dapat dilihat berupa nodul atau gumpalan daging. Bronkoskopi akan lebih mudah dilakukan pada tumor yang letaknya di sentral. Tumor yang letaknya di perifer sulit dicapai oleh ujung bronkoskop.

2.1.6.7. Biopsi Transtorakal

Biopsi aspirasi jarum halus transtorakal banyak digunakan untuk

mendiagnosis tumor pada paru terutama yang terletak di perifer. Dalam hal ini diperlukan peranan radiologi untuk menentukan ukuran dan letak, juga menuntun jarum mencapai massa tumor. Penentuan letak tumor bertujuan untuk memilih titik insersi jarum di dinding kulit toraks yang berdekatan dengan tumor. 2.1.6.8. Torakoskopi

Torakoskopi adalah cara lain untuk mendapatkan bahan guna pemeriksaan histopatologik untuk kanker paru. Torakoskopi adalah pemeriksaan dengan alat torakoskop yang ditusukkan dari kulit dada ke dalam rongga dada untuk melihat dan mengambil sebahagian jaringan paru yang tampak.

Pengambilan jaringan dapat juga dilakukan secara langsung ke dalam paru dengan menusukkan jarum yang lebih panjang dari jarum suntik biasa kemudian dilakukan pengisapan jaringan tumor yang ada (Soeroso, 1992).

PEANATLAKSANAAN

Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan kanker dapat berupa : a)Kuratif.

Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien. b)Paliatif.

(13)

c)Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal.

Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.

Created by: Mahasiswa Akper Pemkab Tapteng Angk.3 Page 10

d)Suportif.

Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi.

(Ilmu Penyakit Dalam, 2001 dan Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, 2000).

Penatalaksanaan klien dengan kanker paru adalah: 1. Pembedahan.

Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengangkat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru – paru yang tidak terkena kanker.

a. Toraktomi eksplorasi.

Untuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsi.

b.Pneumonektomi pengangkatan paru

Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua lesi bisa diangkat.

c. Lobektomi (pengangkatan lobus paru).

Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis bleb atau bula emfisematosa, abses paru, infeksi jamur dan tumor jinak

tuberkulosis.

d.Resesi segmental.

Merupakan pengankatan satau atau lebih segmen paru. e. Resesi baji.

Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau penyakit

peradangan yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari permukaan paru –paru berbentuk baji (potongan es).

f. Dekortikasi.

Merupakan pengangkatan bahan – bahan fibrin dari pleura viscelaris. 2. Radiasi

Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/ bronkus.

Created by: Mahasiswa Akper Pemkab Tapteng Angk.3 Page 11

3. Kemoterapi.

Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk

menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.

KOMPLIKASI

Kanker paru dapat memicu timbulnya beberapa penyakit kain. Penyakit

tersebutantara lain adalah sebagai berikut

(14)

1.Efusi pleura. Terjadi karena sel kanker memproduksi cairan sehingga

memenuhirongga pleura

󰁡󰁡󰁡 16

2.Sindrom Vena kava superior. Muncul akibat penekanan atau invasi massa kevena cava superior, sehingga menimbulkan gejala ini.

3.Obstruksi bronkus. Terjadi karena sel kanker intrabronkial menyumbatlangsung atau sel kanker di luar bronkus menekan bronkus sehingga terjadisumbatan

.

4.

Invasi Dinding Toraks,5. Batuk darah (Hemoptisis)6. Kompresi penekanan Esofogus,7.

Kompresi sumsum tulang. Biasanya terjadi karena efek samping obat maupunradiasi. Gejala yang paling sering muncul adalah leucopenia dantrombositopenia8.

Metastasis sel kanker ke bagian tubah yang lain. Merupakan komplikasi palingumum pada kasus kanker. Bisa terjadi secara intrapulmonal maupunekstrapulmonal seperti metastasis ke tulang maupun ke otak. (PerhimpunanDokter Paru Indonesia. 2003:17 )

PROGNOSIS

Secara umum penderita kanker paru menunjukkan prognosis buruk dengan angkaharapan hidup 1 tahun adalah 41.08% dan harapan hidup 5 tahun sekitar 12%. Hal inidisebabkan pasien cenderung mendapat pananganan saat telah stadium lanjut. Prognosisbisa lebih baik dengan deteksi dini dan penanganan tepat saat stadium awal kanker(jusuf, 2007:1)

Referensi

Dokumen terkait

And one of the Muslims chosenforms of school of the middle-city is Integrated Islamic Schools that is the learning activity in public schools by integrating the modern science with

d) Catat lama waktu peralatan direndam dalam larutan kimia di buku khusus. e) Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan sampai kering di wadah desinfeksi

Berdasarkan kriteria tersebut, maka pelayanan jasa pendidikan yang dapat berkualitas adalah ketika pelanggan tersebut memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi karena

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka untuk menguji kehandalan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika, maka penulis ingin melakukan

Variabel Bebas Penelitian ialah Orang Baduy Dalam (OBD), Orang Baduy Luar, dan Suku Sunda Sekitarnya (SSS) yang sesuai dengan kriteria sampel penelitian,

• Delapan bidang pokok teknologi: (1) Construction technology. ƒ General

penelitian ini, serum netralisasi terhadap virus Nipah juga dilakukan pada serum tersebut dan hasilnya menunjukkan bahwa di Pontianak, se- rum kalong tersebut menetralisasi

Oryzias hadiatyae , a new species of ricefish (Atherinomorpha: Beloniformes: Adrianichthyidae) endemic to Lake Masapi, Central Sulawesi, Indonesia. Pel-