• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI EVALUASI PENGOPERASIAN BUS SEKOLAH GRATIS DI KOTA BLITAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI EVALUASI PENGOPERASIAN BUS SEKOLAH GRATIS DI KOTA BLITAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI EVALUASI PENGOPERASIAN BUS SEKOLAH GRATIS DI

KOTA BLITAR

Nika Devi Permata Wijaya, Delisa Prita Dinanti

Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Jl. Mayjen Haryono 147 Malang

ABSTRAK

Pesatnya pertumbuhan penduduk serta minimnya pelayanan angkutan umum di Kota Blitar berpengaruh terhadap peningkatan jumlah pengguna kendaraan pribadi di Kota Blitar sehingga pergerakan lalu lintas di Kota Blitar menjadi semakin padat. Upaya untuk mengatasi permasalah ini Pemerintah Kota Blitar memberlakukan adanya bus sekolah gratis. Untuk mengetahui tingkat kinerja pelayanan, perlu dilakukan kajian terhadap tingkat kepuasan penumpang dan tingkat kepentingan pelayanan yang dirasakan oleh penumpang. Untuk itu, tujuan dari kajian ini adalah (1) mengetahui indeks kepuasan penumpang terhadap pelayanan bus sekolah gratis, (2) mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pelayanan fasilitas bus sekolah gratis, (3) membuat rekomendasi guna perbaikan kinerja pelayanan bus sekolah gratis, dan (4) mengetahui anggaran biaya yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Blitar per orang per tahun.

Metode pengumpulan data terdiri atas pengumpulan data primer melalui survei kuisioner, dari rumus Slovin didapatkan jumlah minimal sebanyak 70 responden, untuk mempermudah pengambilan sampel di ambil 50 responden dari masing-masing bus sekolah gratis sehingga total didapatkan 200 responden dan wawancara terhadap pelajar yang terkait sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Blitar dan Dinas Perhubungan (DISHUB) Kota Blitar. Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah Importance-Performance Analysis (IPA) untuk mengetahui atribut pelayanan yang memerlukan peningkatan kinerja pelayanan,Biaya Operasional Kendaraan (BOK) untuk mengetahui berapa anggaran yang harus dikeluarkan oleh Pemerintah untuk pengoperasian bus sekolah.

Dari hasil analisis diketahui: Analisis Importance-Performance Analysis (IPA) diketahui tingkat kinerja pelayanan yang masih perlu ditingkatkan adalah tersedianya tanda pengenal awak kendaraan, tersedianya lampu tanda bahaya, tersedianya alat pemukul / pemecah kaca, tersedianya fasilitas kesehatan berupa kotak P3K, tersedianya informasi tanggap darurat berisi nomer telepon / sms pengaduan, tersedianya fasilitas peganggan bagi penumpang berdiri, tersedianya sabuk keselamatan minim 2 titik pada semua tempat duduk, tersedianya asuransi kecelakaan, keramahan sopir terhadp terhadap penumpang, ketersedian tempat duduk (tidak berdesakan), kondisi tempat duduk, kondisi angkutan / interior (di dalam maupun di luar), tersedianya informasi pelayanan termasuk jadwal dan trayek. Berdasarkan Analisis Biaya Operasional Kendaraan (BOK) didapatkan biaya subsidi yang diberikan kepada masing-masing penumpang dalam satu tahun sebesar Rp 202.466,00.

Kata kunci: tingkat kinerja pelayanan, subsidi penumpang, bus sekolah gratis, kepuasan penumpang, IPA, biaya operasional Kendaraan (BOK).

(2)

PENDAHULUAN

Seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan penduduk berpengaruh terhadap peningkatan jumlah pengguna kendaraan pribadi di Kota Blitar. Namun peningkatan pertumbuhan tersebut tersebut tidak diimbangi dengan kemampuan angkutan umum untuk memberikan kinerja baik dalam pelayananya yang menyangkut keamanan, keandalan, kenyamanan, asksebilitas, biaya, maupun lain sebagainya. Buruknya kualitas yang diberikan akan menimbulkan permasalahan pada produktifitas penumpang yang sebagian besar merupakan pelajar.

Salah satu upaya yang di lakukan pemerintah Kota Blitar untuk mengurangi masalah tersebut dengan memberikan layanan khusus berupa angkutan sekolah gratis bagi para pelajar, yang nantinya akan melayani rute-rute untuk mencerminkan asal dan tujuan mereka.

Demi meningkatan kinerja moda angkutan sekolah gratis untuk mempertahankam pemakai jasa angkutan yang sudah ada bahkan menarik penumpang baru, kebutuhan akan peningkatnya mutu layanan sangat di harapkan bagi pengguna jasa transportasi. Jika peningkatan mutu fasilitas yang ditawarkan tidak memenuhi dalam memberikan pelayanan bagi penggunanya, hal itu dapat menimbulkan kecenderungan untuk meninggalkan moda transportasi tersebut. Upaya peningkatan tersebut dengan mempertahankan dan meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada penggunanya.

(3)

TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan Transportasi

Sistem transportasi makro disusun oleh beberapa sistem transportasi mikro,antara lain :

 Sistem kegiatan

 Sistem jaringan prasarana transportasi  Sistem pergerakan lalu lintas

 Sistem kelembagaan

Gambar 2.1 Sistem Transportasi Makro

Jenis Moda Transportasi Pendahuluan

a. Moda kendaraan pribadi : Alat transportasi yang pelayanannya hanya diperuntukan bagi perorangan.

b. Moda Transportasi Umum: Moda ini merupakan alat transportasi yang pelayanannya di tunjukan untuk sejumlah orang secara bersama-sama, dengan membayar ongkos sesuai tarif dan jarak.

Angkutan Sekolah Gratis

Pelayanan angkutan antar jemput diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Armada yang dipergunakan berupa kendaraan bus, Apabila jumlah armada bus belum mencukupi, maka dapat menggunakan kendaraan umum lainnya.

b. Pengguna Angkutan Sekolah Gratis adalah para pelajar yang bersekolah di wilayah Kota Blitar.

c. Pengaturan jadwal dan jalur Angkutan Sekolah berdasarkan hasil koordinasi dengan pihak sekolah dan instansi

teknis terkait serta berdasarkan hasil survey lapangan, kajian dan uji coba jadwal dan jalur angkutan sekolah. d. Pelaksanaan antar jemput pelajar

dilakukan setiap hari, kecuali pada hari Minggu atau hari libur sekolah. e. Penyelenggaraan kegiatan yang

meliputi perencanaan, pengadaan, pemeliharaan dan operasional angkutan sekolah gratis dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Daerah. f. Biaya operasional sebagaimana

dimaksud berupa :

a. Biaya perawatan bus b. Jasa kerja kernet bus c. Bantuan BBM

g. Pembiayaan perencanaan, pengadaan, pemeliharaan dan operasional angkutan sekolah gratis yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Daerah dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Blitar atau lembaga diluar Pemerintah Daerah.

Metode Penelitian Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanaan Studi

(4)

Gambar 3.2 Diagram Alir Analisis Data IPA

Gambar 3.3 Diagram Alir Analisis Data BOK

Keterangan diagram alir dari metodologi penelitian ini adalah:

1. Mulai

2. Melakukan studi literatur rute bus sekolah gratis di Kota Blitar dengan menggunakan metode IPA (Importance Performance Analisys) dan metode BOK

3. Membuat rumusan masalah mengenai evaluasi pengoperasian angkutan bus sekolah gratis di Kota Blitar.

4. Melakukan pengamatan awal yang berkaitan keadaan di lapangan. 5. Mengambil data berupa data primer

maupun data sekunder.

6. Mengolah data tersebut menggunakan metode IPA dan metode BOK.

7. Untuk metode IPA hasil perhitungan harus di evaluasi terlebih dahulu, apabila terletak pada kuadran I maka perlu ada peningkatan pelayanan.

8. Sedangkan untuk metode BOK dari hasil Perhitungan saja sudah dapat di ambil kesimpulan berapa subsidi yang di keluarkan pemerintah Kota Blitar perpenumpang.

Jumlah Sampel

Dalam menentukan jumlah sampel dari setiap sekolah, digunakan rumus Slovin dalam Umar (2003) adalah sebagai berikut:

𝑛 =

𝑁 𝑁 𝑒2+1

. (1)

𝑛 =

224 224 𝑥 0,12+1

n = 70 responden.

Berdasarkan perhitungan sampel menggunakan rumus Slovin, diperoleh sampel minimum untuk penelitian ini adalah sebanyak 70 responden.

(5)

Metode Analisis Data

Analisis Kinerja Pelayanan Angkutan Sekolah Gratis

1. Load factor

Untuk mengetahui besaran nilai load factor dapat digunakan rumus sebagai berikut (SK Dirjen Perhubungan Darat No. 687, 2002 dalam Dermawan 2009):

LF =

(∑ 𝑃𝑛𝑝−𝐾𝑚)

(∑𝐵𝑢𝑠−𝐾𝑚 𝑥 𝐾)

x 100% (2)

Dimana :

LF =Faktor muatan dinamis (Load Factor)

∑Pnp-Km= Jumlah penumpang dikalikan dengan panjang trayek

∑Bus-Km= Jumlah perjalanan angkutan dikalikan dengan panjang trayek dalam satu satuan waktu tertetu

K = Kapasitas kendaraan

Uji Validitas

Untuk menguji validitas alat ukur, maka terlebih dahulu dihitung harga korelasi dengan rumus Product moment, (Sugiyono 2010 dalam Jati Pambudi 2014):

𝑟𝑥𝑦 = 𝑛∑𝑥𝑖𝑦𝑖−(∑𝑥𝑖)(∑𝑦𝑖) √(𝑛∑𝑥𝑖2−(𝑥𝑖)2)(𝑛∑𝑦𝑖2−(𝑦𝑖)2)

(3) Dimana: 𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi

∑𝑦 = Jumlah skor total n = Jumlah responden

∑𝑥2 = jumlah kuadrant skor item ∑𝑦2 = jumlah kuadrant skor total

∑x = jumlah skor item ∑xy = total perkalian skor

Instrumen dapat dikatakan valid jika koofisien korelasi dari total keseluruhan instrumen ≥ 0,3.

Uji Realibilitas

Uji realibilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Adapun rumusnya adalah sebgai berikut:

𝑟

11

= [

𝐾

𝐾−1

] [1 −

∑𝜎𝑏2

𝜎𝑇2

]

(4)

Dimana: 𝑟11 = Realibilitas instrumen ∑𝜎𝑏2 = Jumlah varians butir K =Banyaknyabutir instrumen ∑𝜎𝑡2 = Varians total

Menurut Sugiono (2010) dalam Pambudi (2014) memberikan penafsiran koefisien korelasi yang didapat tersebut besar atau kecil, adapun tabelnya adalah sebagai brikut:

Tabel 2. Pedoman Interprestasi Terhadap Koofisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat Rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat Kuat

Analisis IPA (Importance Performance Analysis)

Gambar 3.3 Diagram Kartesius Metode IPA

Adapun pembagian kuadran pada metode IPA ini antara lain adalah:

1. Kuadran 1: Pertahankan Kinerja Merupakan kuadran yang dianggap penting bagi pengguna serta pelayanan dianggap sudah baik.

2. Kuadran 2: Cenderung Berlebihan Merupakan kuadran yang dianggap tidak terlalu penting namun pelayanan yang diberikan memuaskan.

3. Kuadran 3: Prioritas Rendah

Kuadran yang tidak terlalu penting dan pelayanannya tidak terlalu memuaskan.

(6)

4. Kuadran 4: Tingkatkan Kinerja

Merupakan kuadran dengan tingkat kepentingan tinggi namun pelayanan yang diberikan kurang memuaskan. Biaya Operasional Kendaraan (BOK) 1. Biaya tetap angkutan sekolah

gratis/tahun:

BT=BP+BPA+JA+BAA (5) Dimana:

BT = Biaya Tetap BP = Biaya Penyusutan

BPA =Biaya Perjanjian dan Administrasi JA = Jasa Asuransi

BAA = Biaya Awak Angkutan

2. Biaya tidak tetap angkutan sekolah gratis:

BTT=BBM+ PB + BSk + BSb + MP +SC (6) Dimana:

BTT = Biaya Tidak Tetap BBM = Bahan Bakar Minyak PB = Biaya Pemakaian Ban BSk = Service Kecil BSb = Service Besar MP = Minyak Pelumas SC = Suku Cadang 3. Biaya overhead: OV=(BT+BTT)x15% (7) Dimana: OV = Overhead BT = Biaya Tetap BTT = Biaya Tidak Tetap

Berdasarkan PerPres no. 54 pasal 66 menyatakan bahwa biaya overhead yang dianggap wajar bagi penyedia adalah 10 hingga 15 %.

PEMBAHASAN Hasil Load Factor

Dari hasil pengolahan data load factor maka didapatkan hasil analisis load factor pada saat keberangkatan dan juga load factor pada saat penjemputan, yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Load Factor Gabungan saat Keberangkatan

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa presentase rata-rata load Factor terbesar dari keempat bus sekolah pada saat keberangkatan dimiliki oleh bus sekolah AG 7008 PP dengan *load Factor sebesar 96,88% dan **load Factor sebesar 65,96%, memiliki jumlah titik pengamatan terbanyak 11 ruas dengan jumlah penumpang terbanyak pada pengamatan di 1 ruas sebanyak 66 penumpang, Bus sekolah AG 7008 PP merupakan bus sekolah yang masuk katagori bus sedang dengan kapasitas tempat duduk sebanyak 32 penumpang dan 15 kapasitas penumpang berdiri.

Tabel 3.2 Load Factor Gabungan saat Penjemputan

Dari tabel diatas kita dapat mengetahui bahwa presentase rata-rata load Factor terbesar dari keempat bus sekolah pada saat penjemputan dimiliki oleh bus sekolah AG 7000 PP dengan *load Factor sebesar 84,48% dan **load Factor sebesar 59,04%, memiliki jumlah titik pengamatan terbanyak 7 ruas jalan dengan load factor tertinggi pada SMP Kompleks yang merupakan gabungan dari beberapa SMP diantaranya SMPN 3, SMP SMPN 5, dan SMPN 6 Blitar dengan jumlah penumpang di dalam bus sebanyak 111 penumpang. Bus sekolah AG 7000 PP merupakan bus sekolah yang masuk

(7)

katagori bus besar dengan kapasitas tempat duduk sebanyak 58 penumpang dan 25 kapasitas penumpang berdiri.

Hasil Kajian IPA

Dari hasil pengolahan data dengan analisis IPA mengenai tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan pada bus sekolah gratis di kota blitar berdasarkan diagram kartesius pada masing-masing armada dapat ringakas sebagai berikut :

Tabel 3.3 Ringkasan Kuadran IPA

Dari tabel diatas dapat kita ketahui variabel yang masuk ke dalam kuadran 1, dimana variabel tersebut antara lain : Tersedianya tanda pengenal awak

kendaraan ( X2 )

Tersedianya lampu tanda bahaya (X4)

Tersedianya alat pemukul / pemecah kaca (X5)

Tersedianya fasilitas kesehatan berupa kotak P3K (X7)

Tersedianya informasi tanggap darurat berisi nomer telepon / sms pengaduan (X8)

Tersedianya fasilitas pegangan bagi penumpang berdiri (X9)

Tersedianya sabuk keselamatan minim 2 titik pada semua tempat duduk (X12)

Tersedianya asuransi kecelakaan (X14)

Keramahan sopir terhadap penumpang (X17)

Ketersediaan tempat duduk ( tidak berdesakan ) (X18)

Kondisi tempat duduk (X19)

Kondisi angkutan / interior ( di dalam maupun di luar ) (X20)

Tersedianya informasi pelayanan termasuk jadwal dan trayek (X24)

Hasil Analisis BOK

Dari hasil pengolahan data BOK maka didapatkan hasil analisis BOK pada saat keberangkatan dan juga BOK pada saat penjemputan, yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.4 BOK Bus Sekolah Gratis Kota Blitar Per Tahun-Km Saat Keberangkatan

(Rupiah)

Tabel 3.5 BOK Bus Sekolah Gratis Kota Blitar Per Tahun-Km Saat Penjemputan

(Rupiah)

Tabel 3.6 BOK Gabungan Bus Sekolah Gratis Kota Blitar Per Tahun-Km Saat Keberangkatan dan Penjemputan (Rupiah)

Serta dari analisis BOK keberangkatan dan BOK penjemputan dapat diketahui biaya subsidi yang dikeluarkan pemerintah Kota Blitar per-penumpang per-tahun (Rupiah) yang dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.7 Biaya Subsidi Pemerintah Kota Blitar Per-Penumpang Per-Tahun (Rupiah)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa biaya subsidi yang diberikan kepada masing-masing penumpang dalam satu tahun sebesar Rp 202.466,00 yang

(8)

diperoleh dari perhitungan total Biaya Operasional Kendaraan (BOK) selama satu tahun di bagi dengan total penumpang pertahunnya.

Pembahasan

Dari hasil pengerjaan menggunakan analisis IPA didapatkan beberapa variabel yang masuk kedalam kuadran 1, dimana memiliki arti bahwa variabel pelayanan pada kuadran ini adalah yang mendapat perhatian utama karena memiliki nilai kepentingan pelayanan yang tinggi tetapi kinerja pelayanannya masih rendah sehingga harus dilakukan perbaikan. Lebih detail akan di bahas pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Upaya Peningkatan Pelayanan Bus Sekolah Gratis di Kota Blitar

Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan pada bab 4 sebelumnya mengenai tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan pengguna serta Biaya Operasional Kendaraan (BOK) bus sekolah gratis di Kota Blitar, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari penelitian mengenai tingkat pelayanan bus sekolah gratis di Kota Blitar terdapat 27 variabel yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan dan kepentingan kinerja bus sekolah gratis di Kota Blitar. Salah satunya adalah mengenai kapasitas penumpang (load factor) didalam angkutan bus sekolah gratis yang dinilai sangat padat. Misalnya adalah load factor pada saat keberangkatan dari angkutan sekolah gratis AG 7000 PP, terdapat beberapa titik pada ruas jalan yang mengalami Load facor, diantaranya adalah Jalan S. Supriadi yaitu sebesar 113,25% serta Jalan Gedog sebesar 80,72% dimana hasilnya menunjukkan lebih dari 0,7 atau 70% yang menandakan bahwa pengisian penumpang sudah melampaui standar yang telah ditentukan oleh PP no. 43 tahun 1993. Sehingga ditarik kesimpulan bahwa pada titi-titik yang mengalami kelebihan penumpang membutuhkan penambahan armada, misalnya dengan penambahan minibus. Berdasarkan analisis IPA mengenai 27 variabel yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pengguna, terdapat 13 variabel yang paling penting namun kinerjanya tidak memuaskan.

2. Berdasarkan analisis IPA terdapat 13 variabel yang paling penting namun kinerjanya tidak muaskan. Salah satunya adalah “ketersediaan tempat duduk (tidak berdesakan)”. Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan pelayanan

(9)

pengguna angkutan bus sekolah gartsi, diantaranya adalah: menambah jumlah armada, merubah desain tempat duduk agar kapasitas penumpang didalam kendaraan semakin besar.

3. Berdasarkan analisis Biaya Operasional Kendaraan (BOK) angkutan bus sekolah gratis, subsidi yang diberikan pemerintah kepada setiap penumpang pertahun sebesar Rp202.466,00 yang diperoleh dari perhitungan total Biaya Operasional Kendaraan (BOK) selama satu tahun di bagi dengan total penumpang pertahunnya. Karena bus sekolah gratis, maka biaya subsidi tersebut digunakan sebagai biaya perawatan kendaraan, atau dapat digunakan sebagai anggaran pengadaan moda transportasi baru.

Daftar Pustaka

Indarsa, Deny Purwa, dkk. 2011. Studi Penyebab Penurunan Demand Penumpang Angkutan Umum Mikrolet di Kota Surabaya (Studi Kasus Mikrolet Lyn-X), (online), (https://atpw.files.wordpress.com/20

13/03/a8-studi-penyebab- penurunandemandpenumpang- angkutan-umum-mikrolet-di-kota-surabaya.pdf, diakses 11 february 2015).

Khisty, C. Jotin and , Lall, B. Kent. 2003.Dasar- Dasar Rekayasa Transportasi : Edisi ketiga (Terjemahan). Jakarta : Erlangga Laksmianto, Fajar Anastrul. Tanpa Tahun.

Analisis Finansial Rencana Pengoperasian Angkutan Sekolah Malang International Education Park Di Kota Malang. (online), ( http://eprints.uns.ac.id/1806/1/4-4-1-PB.pdf, diakses 11 februari 2015).

Manheim, Marvin, L. 1979. Fundamentals of Transportation System Analis, Volume 1 : Basic Concepts. Massachusetts : The MIT Press, Cambridge.

Miro, Fidel. 2012. Pengantar Sistem Transportasi. Jakarta : Erlangga Morlok, Edward K. 1995 . Pengantar

Teknik dan Perencanaan Transportasi (Terjemahan). Jakartra : Erlangga.

Morlok, Edward K. 1988 . Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi (Terjemahan). Jakartra : Erlangga

Mukhsalmina, dkk. Tanpa Tahun. Analisa Tingkat Pelayanan Bus Dengan Metode Importance Performance Analysis (Studi Kasus : Bus Kurnia dan Bus PMTOH), (online), (http://jurnal.usu.ac.id/index.php/jt s/article/view/6291, diakses 28 february 2015).

Napitupulu, Rudy CC, dkk. 2012. Kajian

Kepuasan Masyarakat Kota Malang Terhadap Kualitas Layanan Angkutan Umum dengan

Menggunakan Metode

SEM(http://rekayasasipil.ub.ac.id/ind ex.php/rs/article/view/211, diakses 11 february 2015).

Nugraha, Rizal, dkk. 2014. Usulan Peningkatan Kualitas Pelayanan Jasa pada Bengkel “X” Berdasarkan Hasil Matrix Importance-Performance Analysis* (Studi Kasus di Bengkel AHASS PD. Sumber Motor Karawang). (online), (http://webcache.googleusercontent.c om/search?q=cache:2jd3HbQPd9YJ:ju rnalonline.itenas.ac.id/index.php/reka integra/article/download/279/524+&c d=1&hl=id&ct=clnk&gl=id, diakses 11 februari 2015).

(10)

Ong, Johan Oscar, dkk. 2014. Analisis Kepuasan Pelanggan Dengan Importance Performance Analysis Di Sbu Laboratory Cibitung Pt Sucofindo (Persero), (online), (http://ejournal.undip.ac.id/index.ph p/jgti/article/view/6024, diakses 11 february 2015).

Palupi, Monica Nambang Trisna. 2014. Analisis Biaya Transportasi Bus Akap (Studi Kasus Pada Bpu. Rosalia Indah Dan Po. Maju Lancar Jurusan Yogyakarta – Bekasi Pada Kelas Vip), (online), (http://e-journal.uajy.ac.id/6287/, diakses 28 february 2015).

Ramadhan, Zulkifli. dkk. 2014. Analisis Perhitungan Dan Perbandingan Biaya Operasional Kendaraan (Bok) Bus Rapid Transit (Brt) Transmusi Jenis Mercedes Benz Oh-1521 Dan Hino Rk8-235 (Studi Kasus : Koridor 1 Rute Terminal Alang-Alang Lebar – Terminal

Ampera), (online), (http://webcache.googleusercontent .com/search?q=cache:MH6_hlx7w mcJ:ejournal.unsri.ac.id/index.php/ jtsl/article/view/160314-117-123/pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk& gl=id, diakses 28 february 2015). Republik Indonesia, Peraturan Menteri

Perhubungan No. 29 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek.

Setiawan Rudy. Tanpa Tahun. Analisa Tingkat Kepuasan Pengguna Kereta Api Komuter Surabaya – Sidoarjo. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK. 687/AJ.206/DRJD/2002, 2002, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan

Teratur, Departemen Perhubungan,

Jakarta, (online), (http://fportfolio.petra.ac.id/user_file s/01065/ANALISA%20TINGKAT% 20KEPUASAN%20PENGGUNA%2 0KA%20KOMUTER.pdf, diakses 28 february 2015).

Tamin, Ofyar Z. 2000 . Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Bandung : ITB Bandung.

Wicaksono, Achmad. dkk. 2009. Studi Identifikasi Kebutuhan Angkutan Sekolah Dasar Di Kecamatan Klojen Kota Malang. (online), (http://rekayasasipil.ub.ac.id/index.ph p/rs/article/view/144, diakses 11 februari 2015).

Wardani, Ema Kharisma. Tanpa Tahun. Kinerja Operasional Angkutan Umum Massal Bus Kota DAMRI Jurusan Rajabasa-Tanjungkarang

Kota Bandar Lampung

(http://www.academia.edu/3298937/ kinerja_operasional_angkutan_umu m_massal_bus_kota_damri_jurusan_ rajabasa-tanjungkarang_kota_bandar_lampun g._5185, diakses 11 february 2015).

Gambar

Gambar 1.1 Peta lokasi pengamatan
Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanaan  Studi
Gambar 3.2 Diagram Alir Analisis Data  IPA
Gambar 3.3 Diagram Kartesius Metode IPA  Adapun  pembagian  kuadran  pada  metode  IPA ini antara lain adalah:
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses fermentasi, waktu pemeraman pulp kakao akan merubah keasamannya dimana semakin lama pemeramannya semakin rendah keasamannya (pH rendah), karena ion-ion yang

วิญญาณัง อนิจจัง วิญญาณ ไมเที่ยง รูปง อนัตตา รูป เปนอนัตตา เวทนา อนัตตา เวทนา เปนอนัตตา สัญญา อนัตตา สัญญา เปนอนัตตา

Peserta didik pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menerima bantuan operasional sekolah dari pemerintah kabupaten/kota dan/atau

Berdasarkan uraian tersebut, terdapat empat hal pokok sebagai patokan hubungan pusat dan daerah menurut desentralisasi berdasarkan UUD 1945, yaitu : Pertama, bentuk

a) Teknik baca-pilih atau selecting , yaitu membaca bahan bacaan atau bagian-bagian bacaan yang dianggap relevan atau mengandung informasi yang dibutuhkan

Hasil penelitian ini dapat menjadi model penerapan teori sosiologi sastra untuk mengungkapkan interaksi sosial antara masyarakat Tionghoa dan Melayu Jambi, terutama berdasarkan

Perkembangan keroncong gaya Markasanan terhenti pada pertengahan tahun 1965 hingga 1967. Sebab, pada pertengahan tahun 1965 di Indonesia terjadi pemberontakan