• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH

KABUPATEN MUARO JAMBI

NOMOR 14

TAHUN 2009

TLD NO : 13

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

KABUPATEN MUARO JAMBI

NOMOR 14 TAHUN 2009

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MUARO JAMBI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pemberian pelayanan

kesehatan secara baik kepada masyarakat, pemerintah

menyediakan fasilitas jasa pelayanan kesehatan;

b. bahwa fasilitas jasa pelayanan kesehatan yang diterima

masyarakat,

pembiayaannya

dibebankan

kepada

masyarakat melalui retribusi daerah sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang

Retribusi Daerah;

c. bahwa tarif retribusi sebagaimana diatur dalam Peraturan

Daerah Nomor 05 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Nomor 9 Tahun

2001 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan perlu

penyempurnaan dan ditinjau kembali;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

huruf a, huruf b dan huruf c, perlu membentuk Peraturan

Daerah tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan ;

Mengingat :

1.

Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang

Kesehatan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3495 ) ;

2. Undang - Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3685 ) sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000

( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor

246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4048 );

(2)

3. Undang - Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang

Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo,

Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung

Timur (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 182,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3903), sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000

tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten

Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung

Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3969);

4. Undang

– Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang – Undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4389);

5. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan

Daerah

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4437), Sebagaimana

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang -

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan

Daerah

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 54, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4139 );

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 4737);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN MUARO JAMBI

dan

BUPATI MUARO JAMBI

MEMUTUSKAN

(3)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Muaro Jambi.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsir

penyelenggara pemerintah daerah.

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kabupaten Muaro Jambi.

4. Bupati adalah Bupati Kabupaten Muaro Jambi.

5. Pelayanan Kesehatan adalah segala bentuk kegiatan pelayanan kesehatan

yang diberikan kepada seseorang dalam rangka observasi, diagnosis,

pengobatan atau pelayanan kesehatan lainnya.

6. Retribusi Jasa Umum adalah Retribusi atas jasa yang disediakan atau

diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan

kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

7. Retribusi Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disingkat Retribusi adalah

Pembayaran atas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas, Puskesmas

Pembantu, Klinik Bidan Desa, Puskesmas Keliling, dan Rumah Sakit Umum

Daerah di Kabupaten Muaro Jambi.

8. Wajib Retribusi adalah badan hukum atau perorangan menurut peraturan

perundang - undangan yang berlaku diwajibkan untuk membayar Retribusi.

9. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan pasien untuk observasi,

diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya

tanpa tinggal dirawat inap.

10. Pelayanan Rawat Inap adalah Pelayanan pasien untuk observasi,

diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya

dengan menempati tempat tidur.

11. Pelayanan Rawat Darurat adalah Pelayanan Kesehatan tingkat lanjutan

yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah/menanggulangi resiko

kematian atau cacat.

12. Puskesmas Keliling adalah Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas dengan

mempergunakan kendaraan roda 4, roda 2 atau transportasi lainnya

dilokasi yang jauh dari sarana pelayanan yang ada.

13. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya dapat disingkat Puskesmas

adalah Instansi Kesehatan Daerah yang mempunyai kunjungan rawat jalan

dan rawat inap.

14. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muaro Jambi.

15. Direktur Rumah Sakit adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Muaro Jambi.

16. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Retribisi

Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

(4)

17. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas,

perseroan komanditer, perseroan lainnya badan usaha milik negara atau

daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan,

firma, kongsi, koperasi, yayasan, atau organisasi yang sejenis, lembaga,

dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk usaha lainnya.

18. Pelayanan Kesehatan Tingkat lanjutan

adalah Pelayanan kesehatan

perorangan bersifat spesialistik atau sub spesialistik yang meliputi rawat

jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan dan rawat inap di ruang

perawatan khusus.

19. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi,

diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan pelayanan lainnya tanpa

tingggal dirawat inap.

20. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan

adalah Pelayanan kesehatan perorangan

yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik dan dilaksanakan pada

Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) tingkat lanjutan sebagai rujukan dari

PPK tingkat pertama, untuk keperluan observasi, diagnosis, pengobatan,

rehabilitasi medis dan atau pelayanan medis lainnya tanpa dirawat inap di

ruang perawatan.

21. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi,

diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan pelayanan lainnya dengan

menempati tempat tidur.

22. Hari Rawat

adalah lamanya peserta dan atau anggota keluarganya dirawat,

yang jumlahnya dihitung berdasarkan selisih antara tanggal masuk dirawat

dan tanggal keluara/meninggal yang apabila tanggal masuk dihitung maka

tanggal keluar/meninggal tidak dihitung atau sebaliknya, apabila tanggal

masuk dan tangagal keluar/meninggal adalah sama maka dihitung 1 (satu)

hari rawat.

23. Rawat Inap Tingkat Lanjutan

adalah Pelayanan kesehatan perorangan yang

bersifat spesialistik atau sub spesialistik untuk keperluan observasi,

perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan atau pelayanan

medis lainnya, yang dilaksanakan pada Pemberi Pelayanan Kesehatan

( PPK ) tingkat lanjutan dimana pasien dirawat inap di ruang perawatan

paling sedikit 1 (satu) hari.

24. Pelayanan Gawat Darurat ( Emergency )

adalah Pelayanan Kesehatan

Tingkat lanjutan yang harus diberikan secepatnya untuk mengurangi risiko

kematian atau cacat, tanpa memperhitungkan jumlah kunjungan dan

pelayanan yang diberikan kepada peserta/ anggota keluarganya.

25. Pelayanan 1 (satu) Hari ( One Day Care ) adalah Pelayanan yang

dilakukan untuk penderita yang sudah ditegakkan diagnosa secara

definitive dan perlu mendapat tindakan/perawatan semi intensif (observasi)

sampai dengan 6 (enam) jam.

(5)

26. Retribusi Jasa Umum adalah Retribusi atas jasa yang disediakan atau

diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan

kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

27. Retribusi Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disingkat Retribusi adalah

Pembayaran atas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas, Puskesmas

Pembantu, Klinik Bidan Desa, Puskesmas Keliling, dan Rumah Sakit Umum

Daerah di Kabupaten Muaro Jambi.

28. Wajib Retribusi adalah badan hukum atau perorangan menurut peraturan

perundang - undangan yang berlaku diwajibkan untuk membayar Retribusi.

29. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan

Perundang-undangan diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi.

30. Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat

SPdORD

, adalah Surat yang digunakan oleh Wajib Retribusi untuk

melaporkan data Objek Retribusi dan Wajib Retribusi sebagai dasar

perhitungan dan pembayaran retribusi yang terutang menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

31. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat disingkat SKRD

adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang

terutang.

32. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang

selanjutnya dapat disingkat SKRDKBT, adalah surat keputusan yang

menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan.

33. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya dapat

disingkat SKRDLB, adalah surat keputusan yang menentukan jumlah

kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar

daripada retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang.

34. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat disingkat STRD,

adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi

berupa bunga dan atau denda.

35. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan

terhadap SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan

SKRDLB yang diajukan oleh Wajib Retribusi.

36. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan,

dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan

kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi Daerah berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

37. Penerimaan Fungsional adalah penerimaan Retribusi Pelayanan Kesehatan

di Rumah Sakit atas pembayaran sejumlah uang oleh seseorang / instansi /

badan sebagai imbalan jasa pelayanan yang telah diberikan oleh Rumah

Sakit kepadanya.

(6)

38. Tarip adalah sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan kegiatan

Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit yang dibebankan kepada masyarakat

sebagai imbalan atas jasa pelayanan yang diterimanya untuk pelayanan

kesehatan pada Rawat Jalan, Rawat Inap, Tindakan Medik dan Therapi,

Pemeriksaan Penunjang Diagnostik, rehabilitasi Medik, Gawat Darurat,

Biaya Konsultasi serta biaya pelayanan kesehatan lainnya untuk tujuan

tertentu.

39. Jasa adalah Pelayanan dan kemudahan dari seseorang / institusi yang

diberikan kepada seseorang dalam rangka pelayanan kesehatan.

40. Jasa Sarana adalah meliputi sewa kamar dan penggunaan fasilitas ruangan

pada Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Bedah

Sentral (IBS), ICU / NICU dan ruangan Tindakan Kamar Bersalin dan

layanan umum lainnya dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan

kepada pasien.

41. Jasa Pelayanan adalah Uang Insentif yang di berikan kepada Petugas yang

telah melaksanakan pemeriksaan atau tindakan pengobatan sesuai dengan

bidang tugas masing - masing yang meliputi jasa medik dan jasa asuhan

keperawatan.

42. Rehabilitasi Medik adalah pelayanan yang diberikan oleh unit Rehabilitasii

Medik dalam bentuk Fisioterapi, terapi Okufasional, terapi wicara, ortostik/

rotestik dan bimbingan sosial medik.

43. Cyto adalah tindakan pelayanan kesehatan yang bersifat segera untuk

menghindari seseorang dari resiko kematian atau cacat.

44. Instalasi Gawat Darurat ( IGD ) adalah bagian dari Pelayanan Medik dan

Perawatan di Rumah Sakit yang menangani kasus-kasus kedaruratan dan

kegawatan medik.

45. Isolasi adalah suatu ruangan khusus untuk perawatan kasus-kasus tertentu

yang memerlukan penanganan khusus, tidak boleh dicampurkan dengan

kasus lainnya.

46. Ruang Pulih adalah ruang khusus bagian Anesthesi yang merawat

pasien-pasien pasca Bedah dengan pembiusan dalam, sampai tanda-tanda

vitalnya baik.

47. Intensif Care Unit (ICU) adalah Instalasi Perawatan Intensif di Rumah Sakit

yang melaksanakan pelayanan dan perawatan medik Intensif.

48. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik adalah pelayanan kesehatan untuk

membantu menegakkan diagnosa.

49. Bahan dan Alat Habis Pakai ( BHP ) adalah bahan kimia, alat kesehatan,

bahan Radiologi dan bahan lainnya yang digunakan langsung dalam rangka

pelayanan dan perawatan kesehatan serta pelayanan penunjang

diagnostik.

50. Obat Standar adalah obat yang harus tersedia di Rumah Sakit sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

(7)

51. Daftar dan Plafon Harga Obat ( DPHO ) adalah daftar obat beserta

harganya yang digunakan untuk pelayanan obat di rumah sakit sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

52. Prototokol Terapi adalah obat standar terapi yang digunakan oleh Dokter

Spesialis diluar ketentuan Obat Generik dan DPHO.

53. Tindakan Medis adalah tindakan yang bersifat operatif dan non operatif

yang dilaksanakan baik untuk tujuan diagnostik maupun pengobatan.

54. Persalinan adalah Proses lahirnya bayi cukup bulan atau hampir cukup

bulan baik secara spontan maupun disertai penyulit yang memerlukan

tindakan medis.

55. Perawatan Jenazah adalah kegiatan merawat / memandikan dan

membungkus jenazah yang dilakukan oleh petugas Rumah Sakit untuk

kepentingan pemakaman, bukan untuk kepentingan proses peradilan.

56. Orang tidak / kurang mampu adalah orang yang dapat membuktikan diri

dengan Surat Keterangan dari Kepala Desa/Kelurahan dan disahkan oleh

Camat serta mereka yang ditanggung oleh Badan Sosial/Rumah Yatim

Piatu Pemerintah atau Badan swasta yang sudah disahkan sebagai Badan

Hukum.

BAB II

NAMA, OBJEK, SUBJEK RETRIBUSI

Pasal 2

Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut Retribusi sebagai

pembayaran atas pelayanan kesehatan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu,

Klinik Bidan Desa, Puskesmas Keliling, dan Rumah Sakit Umum Daerah.

Pasal 3

(1) Objek Retribusi adalah Pelayanan Kesehatan yang meliputi Pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit Daerah.

a. pelayanan Kesehatan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik

Bidan Desa, dan Puskesmas Keliling;

b. pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah.

(2) Tidak termasuk Objek Retribusi adalah :

a.

pelayanan pendafaran.

b.

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah,

Provinsi dan Pihak Swasta.

Pasal 4

Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang mendapatkan

Pelayanan Kesehatan.

(8)

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 5

Retribusi Pelayanan Kesehatan digolongkan kepada Retribusi Jasa Pelayanan

Umum.

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNA JASA

Pasal 6

Tingkat pengguna jasa dihitung berdasarkan Frekwensi Pelayanan Kesehatan

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 7

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi

dimaksudkan untuk menutupi biaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan

antara lain biaya BHP, Jasa Sarana dan Jasa Pelayanan dengan

mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.

(2) Apabila dalam operasi besar / sedang sebagaimana dimaksud dalam

Pearaturan Daerah ini, memerlukan tambahan operasi maka biayanya

disesuaikan dengan masing-masing jenis operasi.

(3) Besarnya tarif tindakan medik dan terapi tidak terencana ( Cyto ) ditetapkan

sebesar tarif tindakan terencana ditambah dengan 25 %.

(4) Tarif tindakan penunjang medik yang berasal dari rujukan RS Swasta atau

Praktek Dokter Swasta disamakan dengan tarif sejenis kelas I.

(5) Biaya perawatan jenazah bagi keluarga yang tidak mampu atau tidak

diketemukan keluarganya berdasarkan surat keterangan dari polisi

dibebankan kepada Daerah ( merupakan beban Daerah ).

(6) Untuk persalinan Patologis Pervaginam ( EV / EF / Ext Partial Bokong /

tindakan Ginekologis ) harus ditangani oleh Dokter Ahli Kebidanan dan

Penyakit Kandungan atau setelah mendapat delegasi dan persetujuan dari

Dokter Ahli Kebidanan dan penyakit Kandungan kepada Dokter Umum,

untuk melakukan tindakan dimaksud.

(7) Apabila pasien rujukan dari swasta untuk tindakan medik dan terapi maka

biayanya dibayar terpisah oleh pasien sesuai dengan tarif pemeriksaan atau

tindakan sejenis.

BAB VI

KOMPONEN PELAYANAN KESEHATAN

Pasal 8

Komponen Pelayanan Kesehatan terdiri dari :

a. Instalasi Rawat Jalan yang meliputi pelayanan :

1) Poliklinik / Poliklinik Spesialis

2) Konsultasi Gizi

3) Konsultasi Psikologi

4) Pemeriksaan-pemeriksaan lainnya yang mungkin diadakan dalam

rangka penyembuhan.

b. Instalasi Rawat Inap meliputi pelayanan :

1) Pelayanan Medik ( Visite - Konsul )

2) Pelayanan Keperawatan

(9)

3) Bahan Dan Alat Habis Pakai

4) Tindakan Ruangan ( Medik - Keperawatan )

5) Pelayanan lainnya yang diperlukan.

c. Pemeriksaan Kesehatan untuk maksud-maksud tertentu :

1) General Check Up

2) Visum et Revertum

3) Keuring

4) Refraksi Mata

5) Pemeriksaan Buta Warna

6) Surat Keterangan Kehamilan

7) Surat Keterangan Sakit

8) Surat Keterangan Kematian

9) Surat Keterangan dirawat

d. Tindakan Medik dan Therapi pada :

1) Bagian Bedah Umum

2) Bagian Anak

3) Bagian Kebidanan dan penyakit Kandungan

4) Bagian Penyakit Dalam

5) Bagian Penyakit Mata

6) Bagian Penyakit THT

7) Bagian Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

8) Bagian Anesthesi

9) Bagian IGD

10) Bagian Radiology

11) Bagian-bagian lainnya yang mungkin diadakan dikemudian hari sesuai

dengan perkembangan Rumah Sakit.

e. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik meliputi ;

1) Radiodiagnostic

2) EKG

3) USG

4) Spirometri

5) Audiometri

6) Monitor Jantung

7) Kolposcopy

8) Endoskopy

9) Cardio Tochography

10) Laboratorium

11) Pemeriksaan lainnya yang mungkin diadakan dikemudian hari sesuai

dengan perkembangan Rumah Sakit.

f. Rehabilitasi Medik.

g. Konsultasi Gizi.

h. Konsultasi Psikologi.

i. Pelayanan Jenazah terdiri dari :

1) Perawatan Jenazah

2) Penggunaan Ambulance / Mobil Jenazah

j. Instalasi Gawat Darurat meliputi pelayanan :

1) Pemeriksaan Fisik

2) Pengobatan

3) Tindakan

4) Konsultasi

5) Pemeriksaan lainnya yang mungkin diadakan dikemudian hari sesuai

dengan perkembangan Rumah Sakit.

k. Instalasi Perawatan Intensif ( IPI ) / Intensif Care Unit (ICU) meliputi

pelayanan

1) Perawatan Intensif

2) Pengobatan

(10)

3) Tindakan

4) Konsul

5) Pemeriksaan-pemeriksaan lain terhadap pasien yang memerlukan

perawatan intensif

l. Instalasi Bedah Sentral meliputi pelayanan :

1) Tindakan Bedah

2) Tindakan Anesthesi

3) Tindakan Recoveri Room ( RR ) / Pemulihan

m. Pelayanan Transportasi / Ambulance :

1) Pelayanan Dalam Daerah ( antar jemput pasien )

2) Pelayanan Rujukan Keluar Daerah

Pasal 9

Komponen Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8

diatas adalah :

a. Rawat Jalan meliputi :

1) Ambulance

2) Kartu Rawat Jalan

3) Pelayanan Medis.

4) Pelayanan Konsultasi Gizi.

5) Pelayanan Konsultasi Psikologi.

6) Pemeriksaan Penunjang Diagnostik.

7) Rehabilitasi Medik.

8) Tindakan Medik dan Therapi.

9) Bahan dan Alat Habis Pakai.

10) Jenis Pelayanan Kesehatan yang diperlukan untuk usaha-usaha

penyembuhan seperti :

a)

Pemeriksaan Penunjang Diagnostik.

b)

Rehabilitasi Medik.

c)

Pemeriksaan Diagnostik Electro Medik.

d)

Pemeriksaan dan Tindakan Diagnostik Khusus.

e)

Tindakan Medis dan Therapi di ruangan.

f)

Tindakan Keperawatan.

b. Rawat Inap meliputi :

1) Ambulance.

2) Status Rawat Inap.

3) Bahan dan Alat Habis Pakai.

4) Pelayanan Medis ( Visite - Konsul ).

5) Pelayanan Keperawatan / Asuhan Keperawatan.

6) Bahan dan Alat Habis Pakai.

7) Jasa Sarana Rumah Sakit.

8) Jasa Pelayanan.

9) Jenis Pelayanan Kesehatan yang diperlukan untuk usaha-usaha

penyembuhan seperti :

a) Pemeriksaan Penunjang Diagnostik.

b) Rehabilitasi Medik.

c) Pemeriksaan Diagnostik Electro Medik.

d) Pemeriksaan dan Tindakan Diagnostik Khusus.

e) Tindakan Medis dan Therapi di ruangan.

f) Tindakan Keperawatan.

c. Instalasi Gawat Darurat ( IGD ) yang meliputi ;

1) Ambulance.

2) Kartu Rawat Jalan / Status Rawat Inap.

3) Pelayanan Medis.

4) Pelayanan Keperawatan.

5) Sewa Kamar Tindakan IGD.

6) Jasa Sarana Rumah Sakit.

(11)

7) Jasa Pelayanan.

8) Bahan dan Alat Habis Pakai.

9) Jenis Pelayanan Kesehatan yang diperlukan untuk usaha-usaha

penyembuhan seperti :

a) Pemeriksaan Penunjang Diagnostik.

b) Rehabilitasi Medik.

c) Pemeriksaan Diagnostik Electro Medik.

d) Pemeriksaan dan Tindakan Diagnostik Khusus.

e) Tindakan Medis dan Therapi di ruangan.

f) Tindakan Keperawatan.

d. Instalasi Perawatan Intensif ( IPI ) / Intensif Care Unit ( ICU )

1) Jasa Pelayanan.

2) Bahan dan Alat Habis Pakai.

3) Jasa Sarana.

4) Bahan dan Alat Habis Pakai.

5) Jenis Pelayanan Kesehatan yang diperlukan untuk usaha-usaha

penyembuhan seperti :

a) Pemeriksaan Penunjang Diagnostik.

b) Rehabilitasi Medik.

c) Pemeriksaan Diagnostik Electro Medik.

d) Pemeriksaan dan Tindakan Diagnostik Khusus.

e) Tindakan Medis dan Therapi di ruangan.

f) Tindakan Keperawatan.

e. Instalasi Bedah Sentral ( IBS ) meliputi :

1) Jasa Pelayanan

2) Jasa Sarana

3) Obat, Bahan dan Alat Habis pakai

f. Instalasi Penunjang Diagnostik meliputi :

1) Jasa Pelayanan

2) Jasa Sarana

3) Bahan kimia dan Alat Habis Pakai

g. Pemeriksaan Kesehatan untuk maksud tertentu meliputi :

1) Ambulance

2) Kartu

3) Jasa Pelayanan

4) Jasa Sarana

5) Keterangan Hasil Pemeriksaan Kesehatan

h. Rehabilitasi Medik meliputi :

1) Jasa Pelayanan

2) Jasa Sarana

3) Bahan dan Alat Habis Pakai

i. Instalasi Gizi meliputi :

1) Jasa Pelayanan

2) Jasa Sarana

3) Bahan dan Alat Habis Pakai

j. Perawatan Jenazah meliputi :

1) Jasa Pelayanan

2) Jasa Sarana

3) Bahan dan Alat Habis Pakai

k. Pelayanan Transportasi / Ambulance

1) Jasa Pelayanan

2) Jasa Sarana

(12)

BAB VII

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

Pasal 10

(1) Retribusi Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Daerah ini adalah merupakan Jasa Sarana, Jasa Pelayanan, Bahan dan

Alat Habis Pakai ( BHP ).

(2) Biaya Obat, bahan dan Alat Habis Pakai Medik, Penunjang Medik di Rumah

Sakit Daerah ditetapkan sesuai dengan harga standart yang berlaku.

BAB VIII

STRUKTUR DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI

PELAYANAN KESEHATAN

Pasal 11

(1) Struktur dan besaran tarip Pelayanan Kesehatan digolongkan pada jenis

pelayanan sebagaimana termuat dalam lampiran I dan II dan merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

(2) Bagi Peserta PT. Askes ( Persero ) dan anggota keluarganya mendapat

pelayanan sesuai dengan besaran tarip ketentuan PT. Askes, dan apabila

terjadi selisih biaya sehubungan dengan pelayanan yang diberikan rumah

sakit, sepenuhnya dibebankan kepada peserta.

BAB IX

PENYEDIAAN DAN PENGELUARAN OBAT

Pasal 12

(1) Untuk keperluan pengobatan dan perawatan khusus di Rumah Sakit

Daerah, obat-obatan yg diperlukan diluar Obat Standar, Obat Generik dan

DPHO, disediakan obat sesuai Protokol Therapi di rumah sakit.

(2) Penyediaan, pengeluaran dan harga obat sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) pasal ini pengelolaannya diatur dan ditetapkan dengan Keputusan

Direktur Rumah Sakit.

BAB X

PROSEDUR DAN TATA TERTIB PERAWATAN

Pasal 13

(1) Setiap Orang yang memerlukan Jasa Pelayanan Kesehatan di Puskesmas,

Puskesmas Pembantu, Klinik Bidan Desa, dan Puskesmas Keliling serta di

Rumah Sakit Daerah wajib mentaati semua peraturan dan

ketentuan-ketentuan yang berlaku.

(2) Setiap orang yang memerlukan Jasa Pelayanan Kesehatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) Pasal ini terlebih dahulu harus mendaftarkan diri di

loket pendaftaran.

Pasal 14

(1) Setiap orang sakit dapat dirawat di Rumah Sakit Daerah berdasarkan

persetujuan Dokter Rumah Sakit yang memeriksa dengan mengingat

tempat yang tersedia.

(2) Orang Sakit yang dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, yang telah

mendapatkan persetujuan untuk dirawat, maka keluarga serta familinya

harus mentaati segala ketentuan yang berlaku.

(3) Untuk perhitungan akhir semua retribusi Pelayanan Kesehatan Rawat Inap

di Rumah Sakit Daerah hari masuk dihitung penuh, sedangkan pulang

sebelum pukul 12.00 WIB dibebaskan, dan setelah pukul 12.00 WIB

dihitung sehari penuh.

(13)

(4) Dalam hal penderita pulang tanpa sepengetahuan pihak Rumah Sakit,

maka biaya perawatannya ditagih kepada keluarga yang menunggunya /

yang menjaminnya.

Pasal 15

(1) Apabila orang sakit yang dirawat meninggal dunia, maka dokter yang

merawatnya membuatkan Surat Keterangan Kematian, selanjutnya jenazah

dipindahkan di kamar Jenazah paling sedikit selama 2 ( dua ) Jam.

(2) Jika Keluarga orang sakit sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini tidak

ada, maka jenazah tersebut diserahkan kepada Kepala Desa / Kelurahan,

Kepala Dinas Sosial / Instansi yang bersangkutan dimana orang sakit itu

berasal atau dilaporkan kepada yang berwajib.

(3) Apabila

dalam

jangka

waktu

2

x

24

Jam

tidak

ada

yang

mengambilnya/mengakuinya, jenazah tersebut dikubur oleh pihak Rumah

Sakit yang disaksikan oleh yang berwajib dengan Berita Acara, Biaya

penyelenggaraan dibebankan kepada Pemerintah Daerah ( Dinas Sosial ).

Pasal 16

(1) Makanan yang diberikan selama perawatan kepada setiap orang sakit

sesuai dengan standar menu yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan

dan berlaku untuk semua kelas perawatan.

(2) Penyediaan, pengeluaran, harga Bahan dan alat Habis Pakai, Makanan

Pasien Rawat Inap pengelolaannya diatur dan ditetapkan oleh Direktur

Rumah Sakit.

Pasal 17

(1) Setiap orang yang dirawat di Rumah Sakit dilarang membawa senjata tajam

atau benda-benda yang mudah terbakar ataupun senjata api.

(2) Setiap orang yang dirawat di Rumah Sakit tidak diperbolehkan untuk

ditunggui kecuali seizin Dokter atau Kepala Ruangan.

Pasal 18

Setiap orang yang berkunjung kepada orang sakit yang dirawat diluar jam

besuk, terlebih dahulu harus meminta ijin kepada petugas rumah sakit dan

tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman untuk orang sakit

kecuali seizin dokter / kepala ruangan.

BAB XI

WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 19

Retribusi yang terutang dipungut di Wilayah Daerah tempat pelayanan

kesehatan diberikan.

BAB XII

SAAT RETRIBUSI TERUTANG

Pasal 20

Saat Retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen

lain yang dipersamakan.

BAB XIII

SURAT PENDAFTARAN

Pasal 21

(14)

(2) SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas,

benar dan lengkap serta di tanda tangani oleh wajib Retribusi atau

kuasanya.

(3) Bentuk, isi, serta tata cara pengisian dan penyampaian SPdORD

sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XIV

PENETAPAN RETRIBUSI

Pasal 22

(1) Berdasarkan SPdORD sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (1)

Instansi langsung menetapkan retribusi terutang dengan menerbitkan

SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan ditemukan data baru dan atau

data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan

jumlah Retribusi yang terutang, maka dikeluarkan SKRDKBT.

(3) Bentuk, isi dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan SKRDKBT

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XV

TATA CARA PEMUNGUTAN/PENERIMAAAN

Pasal 23

(1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan.

(2) Retribusi dipungut oleh di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik Bidan

Desa, dan Puskesmas Keliling serta di Rumah Sakit langsung dengan

menggunakan SKRD atau dokumen lainnya yang dipersamakan, dan

SKRDKBT.

(3) Setiap pemungutan / penerimaan retribusi diberikan tanda terima / bukti

pembayaran yang sah, dimana bentuknya ditetapkan dengan Peraturan

Bupati.

BAB XVI

PENYETORAN

Pasal 24

(1)

Hasil pemungutan / penerimaan retribusi pelayanan kesehatan di

Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik Bidan Desa, dan Puskesmas

Keliling serta di Rumah Sakit Daerah ditentukan sebagai berikut :

a. Penerimaan yang dimaksud pada dalam pasal 23 harus diterima

melalui satu pintu loket pembayaran dan merupakan penerimaan

daerah yang disetorkan ke Kas Daerah.

b. Penerimaan yang berasal dari pelayanan kesehatan di Puskesmas,

Puskesmas Pembantu, Klinik Bidan Desa, dan Puskesmas Keliling,

serta di Rumah sakit Daerah sebagaimana dalam Pasal 23 dari

Peraturan Daerah ini digunakan :

1)

Jasa Sarana

, dan BHP Pelayanan Kesehatan

di Puskesmas,

Puskesmas Pembantu, Klinik Bidan Desa, dan Puskesmas Keliling

serta

Rumah Sakit

di setor ke Kas Daerah.

2)

Jasa

pelayanan,

hasil

Pemungutan/Penerimaan

Retribusi

Pelayanan Kesehatan di di Puskesmas, Puskesmas Pembantu,

Klinik Bidan Desa, dan Puskesmas Keliling serta

Rumah

Sakit oleh

Rumah Sakit pengaturan penggunaannya diatur dan ditetapkan

dengan Peraturan Bupati Muaro Jambi.

(15)

3)

Dari hasil penerimaan dimaksud pada ayat (1) Khususnya yang

bersumber dari PT.JAMSOSTEK, PT ASKES, JAMKESMAS,

JAMKESDA(SKTM), dan BUMN lainya di kembalikan sebesar 70%

(tujuh puluh per seratus) kepada

di Puskesmas, Puskesmas

Pembantu, Klinik, Bidan Desa, dan Puskesmas Keliling serta

Rumah Sakit untuk keperluaan Jasa Pelayanan dan akan diatur

lebih lanjut dengan Peraturan Bupati

(2) Direktur Rumah Sakit dan Kepala Puskesmas wajib melaporkan

penyelenggaraan kegiatan di Rumah Sakit setiap bulannya kepada

Bupati.

BAB XVII

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 25

Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang

membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua

persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan

ditagih dengan menggunakan STRD.

BAB XVIII

TATA CARA PEMBAYARAN

Pasal 26

(1) Pembayaran Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus.

(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari

sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan,

SKRDKBT dan STRD.

(3) Tata cara pembayaran, Penyetoran, tempat pembayaran retribusi diatur

dengan Peraturan Bupati.

BAB XIX

TATA CARA PENAGIHAN

Pasal 27

(1) Retribusi terutang berdasarkan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan, SKRDKBT, STRD, dan Surat Keputusan Keberatan yang

menyebabkan jumlah retribusi yang harus dibayar bertambah, yang tidak

atau kurang dibayar oleh wajib retribusi dapat ditagih melalui Badan

Urusan Piutang dan Lelang Negara ( BUPLN ).

(2) Penagihan Retribusi melalui BUPLN dilaksanakan berdasarkan Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku.

BAB XX

K E B E R A T A N

Pasal 28

(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau

Pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau Dokumen lain yang

dipersamakan, SKRDKBT, dan SKRDLB.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan

disertai alasan-alasan yang jelas.

(3) Dalam hal wajib retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan retribusi,

wajib retribusi harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan

Retribusi tersebut.

(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 2 (dua) bulan sejak tanggal

SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB

diterbitkan, kecuali apabila WAJIB Retribusi tertentu dapat menunjukkan

bahwa dalam jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar

kekuasaanya.

(16)

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dan (3) tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga

tidak dipertimbangkan.

(6) Pengajuan Keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan

pelaksanaan penagihan retribusi.

Pasal 29

(1) Bupati dalam Jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal

surat keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang

diajukan.

(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya

atau sebagian, menolak atau menambah besarnya retribusi yang terutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat

dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan

tersebut dianggap dikabulkan.

BAB XXI

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 30

(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat mengajukan

permohonan pengembalian kepada Bupati.

(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya

permohonan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana yang

dimaksud pada ayat (1) harus memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah

dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, permohonan

pengembalian kelebihan retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB

harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi lainnya, kelebihan

pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung

diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang retribusi tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran rertibusi sebagaiman dimaksud

pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan

sejak diterbitkannya SKRDLB.

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah

lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga

sebesar 2 % (dua persen) sebulan atas keterlambatan kelebihan retribusi.

Pasal 31

(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran diajukan secara

tertulis kepada Bupati dengan sekurang-kurangnya menyebutkan :

a. nama dan alamat Wajib Retribusi.

b. masa retribusi.

c. besarnya kelebihan pembayaran.

d. alasan yang singkat dan jelas.

(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi disampaikan

secara langsung atau melalui pos tercatat.

(3) Bukti penerimaan oleh Pejabat Daerah atau bukti pengiriman pos tercatat

merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Bupati.

(17)

Pasal 32

(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan surat

perintah membayar kelebihan retribusi.

(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan dengan utang

retribusi lainnya, sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (4),

pembayaran dilakukan dengan cara pemindahbukuan dan bukti

pemindahbukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.

BAB XXII

PENNGURANGAN, KERINGANAN DAN

PEMBEBASAN RETRIBUSI DAERAH

Pasal 33

(1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan

retribusi.

(2) Pembebasan retribusi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) antara

lain diberikan kepada masyarakat yang ditimpa bencana alam dan atau

kerusuhan.

(3) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi diatur

dengan Peraturan Bupati.

(4) Penderita yang tidak mampu yang memerlukan perawatan dapat

mengajukan permohonan pembebasan dari Retribusi Pelayanan

Kesehatan kepada Direktur Rumah Sakit atau Kepala Puskesmas

dengan melampirkan Surat Keterangan Tidak Mampu ( SKTM ) dari

Kelurahan yang bersangkutan yang diketahui oleh Camat setempat /

Kartu Askes Masyarakat Miskin ( Askes Makin ) dari PT. Askes, retribusi

pelayanan kesehatan penderita ditanggung oleh PT. Askes.

(5) Pembebasan retribusi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (4) untuk

perawatan dirumah sakit dirawat di Kelas III.

(6) Bagi Penderita yang tidak / kurang mampu sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) harus menyerahkan Surat Keterangan Tidak / Kurang Mampu

selambat-lambatnya 2 x 24 Jam setelah penderita dirawat, apabila

melebihi masa waktu tersebut, maka Surat Keterangannya dinyatakan

tidak berlaku.

(7) Penderita yang berstatus tahanan dengan membawa Surat Keterangan

dari yang berwajib, dirawat dikelas III dan Retribusi Pelayanan

Kesehatannya ditentukan menurut ketentuan perundang-undangan yang

berlaku, apabila keluarganya menghendaki dirawat di Kelas yang lebih

tinggi tidak dapat dibenarkan.

(8) Keringanan dan Pembebesan Biaya Retribusi Pelayanan Kesehatan yang

ditanggung PT. Askes ( Persero ) dilakukan dengan urutan :

a. Bebas Retribusi Jasa Sarana

b. Bebas Retribusi Obat-obatan

c. Bebas Retribusi Jasa Pelayanan

(9) Biaya pelayanan kesehatan penderita yang dinyatakan tidak / kurang

mampu, atau yang mendapatkan keringanan biaya sebagaimana

dimaksud dalam pasal ini, merupakan beban Pemerintah Daerah melalui

pemberian subsidi kepada rumah sakit.

BAB XXIII

KADALUARSA PENAGIHAN

Pasal 34

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi kadaluarsa setelah melampaui

jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi,

kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi.

(18)

(2) Kadaluarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tertangguh apabila :

a. diterbitkan surat teguran, atau.

b. ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung

maupun tidak langsung.

BAB XXIV

PEMBIAYAAN RUMAH SAKIT

Pasal 35

(1) Biaya Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit ditanggung bersama oleh

Pemerintah dan Masyarakat.

(2) Sumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit berasal dari

Penerimaan Fungsional Rumah Sakit, Bantuan Pemerintah melalui

Subsidi, Donatur / Hibah.

BAB XXV

PENERIMAAN RUMAH SAKIT

Pasal 36

(1) Penerimaan Retribusi Pelayanan yang dilaksanakan khusus di Rumah

Sakit baik pada Rawat Jalan maupun Rawat Inap.

(2) Penerimaan dari Penjualan barang-barang yang telah dihapus/diputihkan

karena rusak atau tidak terpakai.

(3) Penerimaan Jasa Lembaga Keuangan ( Jasa Giro, Jasa Rekening

Bendahara ).

(4) Penerimaan lain-lain khusus Rumah Sakit seperti jasa parkir, pemakaian

listrik, telepon, air , sarana Rumah Sakit lainnya.

BAB XXVI

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 37

(1) Pelayanan bagi pasien/karyawan swasta diatur dengan Surat Perjanjian

bersama antara Pimpinan Perusahaan dengan Direktur Rumah Sakit

Daerah.

(2) Jenis dan tarip Pelayanan kesehatan pasien/karyawan perusahaan

swasta, ditentukan sesuai perjanjian pihak ketiga dengan Direktur Rumah

Sakit Daerah.

(3) Pelayanan kesehatan yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini, tidak boleh

mengganggu pelayanan kesehatan masyarakat lainnya.

BAB XXVII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 38

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai

teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 39

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, segala ketentuan yang berkenaan

dengan Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit sebagaimana yang

diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Nomor 05 Tahun 2004

tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(19)

Pasal 40

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Muaro

Jambi.

Ditetapkan di Sengeti

pada tanggal 2009

BUPATI MUARO JAMBI,

Dto.

H. BURHANUDDIN MAHIR

Diundangkan di Sengeti

pada tanggal 2009

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI,

Dto.

H. SYAIFUDDIN ANANG

(20)

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

NOMOR 14 TAHUN 2009

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

1. PENJELASAN UMUM

Pemerintah Kabupaten dalam penyelenggaraan roda pemerintahan

perlu menggali serta meningkatkan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

secara maksimal, salah satunya adalah dari penyediaan jasa dan fasilitas

penunjang yang disediakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Muaro Jambi.

Bahwa Jasa dan penggunaan Fasilitas Fasilitas Penunjang

pelayanan kesehatan dalah jasa dan fasilitas penunjang yang disediakan

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muaro Jambi yang berkaitan

dengan pelayanan kesehatan yang diberikan pada pasien dan pengguna

fasilitas kesehatan untuk kegiatan yang berhubungan dengan medis.

Penetapan Peraturan Daerah ini adalah untuk memberikan

landasan hukum yang jelas dalam penggunaan jasa dan fasilitas penunjang

kesehatan dan guna menjamin terlaksananya usaha pemerintah kabupaten

Muaro Jambi dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup Jelas

Pasal 2

Cukup Jelas

Pasal 3

Cukup Jelas

Pasal 4

Cukup Jelas

Pasal 5

Cukup Jelas

Pasal 6

Cukup Jelas

Pasal 7

Cukup Jelas

Pasal 8

Cukup Jelas

Pasal 9

Cukup Jelas

Pasal 10

Cukup Jelas

(21)

Pasal 11

Cukup Jelas

Pasal 12

Cukup Jelas

Pasal 13

Cukup Jelas

Pasal 14

Cukup Jelas

Pasal 15

Cukup Jelas

Pasal 16

Cukup Jelas

Pasal 17

Cukup Jelas

Pasal 18

Cukup Jelas

Pasal 19

Cukup Jelas

Pasal 20

Cukup Jelas

Pasal 21

Cukup Jelas

Pasal 22

Cukup Jelas

Pasal 23

Cukup Jelas

Pasal 24

Cukup Jelas

Pasal 25

Cukup Jelas

Pasal 26

Cukup Jelas

Pasal 27

Cukup Jelas

Pasal 28

Cukup Jelas

Pasal 29

Cukup Jelas

Pasal 30

Cukup Jelas

Pasal 31

Cukup Jelas

(22)

Pasal 32

Cukup Jelas

Pasal 33

Cukup Jelas

Pasal 34

Cukup Jelas

Pasal 35

Cukup Jelas

Pasal 36

Cukup Jelas

Pasal 37

Cukup Jelas

Pasal 38

Cukup Jelas

Pasal 39

Cukup Jelas

Pasal 40

Cukup Jelas

TAMBAHAN

LEMBARAN

DAERAH

KABUPATEN

MUARO

JAMBI

(23)

LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

NOMOR : 14 TAHUN 2009

TANGGAL : 18 MEI 2009

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan di RSUD Muaro Jambi Kabupaten Muaro Jambi ditetapkan sebagai berikut :

NO JENIS PELAYANAN

T A R I F

B H P JASA JASA JUMLAH

SARANA PELAYANAN

1 ADMINISTRASI

a. Surat Keterangan Kesehatan Umum 1,000 2,000 5,500 8,500

( Untuk Pendidikan/Kursus/Melamar Kerja)

b. Surat Keterangan Kematian 1,000 2,000 5,500 8,500

c. Surat Keterangan Kesehatan Jiwa 1,000 2,000 5,500 8,500

d. Surat Keterangan bebas Narkoba 1,000 2,000 5,500 8,500

e. Surat Keterangan Tidak Buta Warna 3,000 5,250 6,750 15,000

f. Surat Keterangan Kelahiran 2,000 3,500 4,500 10,000

g. Surat Keterangan Cacat 2,000 3,500 4,500 10,000

h. Surat Keperluan Asuransi 3,000 5,500 11,500 20,000

i. Surat Keterangan IQ 3,000 5,250 6,750 15,000

j. Surat Keterangan layak terbang 2,000 3,500 4,500 10,000

2 RAWAT JALAN a. Poliklinik Umum 1,000 2,000 7,000 10,000 b. Poliklinik Spesialis : 1). Poliklinik Spesialis 5,000 25,000 30,000

2). Konsultasi Poliklinik Umum ke Spesialis 5,000 25,000 30,000

(24)

c. Ruang Tindakan Poliklinik Bedah :

1. Ganti Perban/Angkat Jahitan 2,000 1,000 7,000 10,000

2. Tindakan Ringan 3,000 5,000 12,000 20,000 3. Tindakan Sedang 5,000 5,000 20,000 30,000 4. Tindakan Berat 7,000 10,000 33,000 50,000 5. Tindakan Khusus 10,000 7,500 50,000 75,000 NO JENIS PELAYANAN T A R I F

B H P JASA JASA JUMLAH

SARANA PELAYANAN

d. Poliklinik Spesialis THT :

1. Ganti Perban/Angkat Jahitan 2,000 1,000 7,000 10,000

2. Tindakan Ringan 3,000 5,000 12,000 20,000

3. Tindakan Sedang 5,000 5,000 20,000 30,000

4. Tindakan Berat 7,000 10,000 33,000 50,000

5. Tindakan Khusus 10,000 7,500 50,000 75,000

e. Poliklinik Spesialis Mata :

1. Ganti Perban/Angkat Jahitan 2,000 1,000 7,000 10,000

2. Tindakan Ringan 3,000 5,000 12,000 20,000

3. Tindakan Sedang 5,000 5,000 20,000 30,000

4. Tindakan Berat 7,000 10,000 33,000 50,000

5. Tindakan Khusus 10,000 7,500 50,000 75,000

f. Poliklinik Kebidanan dan

Penyakit Kandungan

1. Pelayanan KB :

a. Pil - 1,000 4,000 5,000

b. Suntikan - 1,000 5,000 6,000

d. Pasang /cabut IUD/implant

-Dokter spesialis 15,000 30,000 105,000 150,000

-Dokter 15,000 30,000 75,000 120,000

-Bidan 15,000 30,000 55,000 100,000

2. Pelayanan Imunisasi Gratis

(25)

4. PAPS Smear 5,000 35,000 15,000 55,000

3 RAWAT INAP PER HARI

TARIF KAMAR PER HARI :

a. Kelas III 2,000 3,000 10,000 15,000 b. Kelas II 2,000 3,000 15,000 20,000 c. Kelas I 2,000 3,000 25,000 30,000 d. Kelas Utama 3,000 5,000 32,000 40,000 e. Kelas VIP 5,000 10,000 60,000 75,000 f. Kelas VVIP 10,000 20,000 80,000 110,000 g. Kamar PICU/ICU 10,000 50,000 90,000 150,000 h. Kamar NICU/ICCU 15,000 80,000 105,000 200,000

i. Pemakaian Gas Medis :

1). Oksigen ( O2 ) Per Liter 800 1,000 1,200 3,000

2). Nitrogen Oksida ( N2O ) Per Liter 3,000 4,000 4,000 11,000

j. Rawat Perinatologi 5,000 10,000 60,000 75,000

k. Kamar Resusitasi

l. Pelayanan Satu Hari ( One Day Care ) 15,000 21,000 24,000 60,000

4 VISIT DOKTER UMUM

a. Kelas III 2,000 10,000 12,000 b. Kelas II 2,000 12,000 14,000 c. Kelas I 2,000 15,000 17,000 d. Kelas Utama 2,000 17,000 19,000 e. Kelas VIP 2,000 20,000 22,000 g. VVIP 2,000 25,000 27,000 f. ICU / HCU/PICU/NICU 2,000 30,000 32,000

5 VISIT DOKTER SPESIALIS

a. Kelas III 2,000 13,000 15,000 b. Kelas II 2,000 18,000 20,000 c. Kelas I 2,000 23,000 25,000 d. Kelas Utama 2,000 28,000 30,000 e. Kelas VIP 2,000 38,000 40,000 g. Kelas VVIP 2,000 50,000 52,000 f. ICU / HCU/PICU/NICU 2,000 50,000 52,000

h. Konsultasi Antar Bagian 2,000 50,000 52,000

i. Konsultasi Cyto Spesialis 2,000 50,000 52,000

(26)

NO JENIS PELAYANAN

T A R I F

B H P JASA JASA JUMLAH

SARANA PELAYANAN 6 KONSULTASI GIZI A. Rawat Jalan 2,000 3,000 10,000 15,000 B. Rawat Inap : 1. Kelas III 2,000 3,000 5,000 10,000 2. Kelas II 2,000 3,000 10,000 15,000 3. Kelas I 2,000 3,000 15,000 20,000 3. Kelas Utama 2,000 3,000 20,000 25,000 4. Kelas VIP 2,000 3,000 25,000 30,000 5. ICU / HCU 2,000 3,000 30,000 35,000 7 KONSULTASI PSIKOLOGI a. Konsultasi Kejiwaan 2,000 3,000 15,000 20,000 b. Konsultasi Test IQ 5,000 20,000 75,000 100,000

8 OBAT, ALAT KESEHATAN DAN OKSIGEN

A RAWAT JALAN Rawat Jalan 100% 15% 20% 135% B RAWAT INAP 1. Kelas VIP/ICU/ICCU/O.K 100 % 100% 15% 20% 135% 2. Kelas Utama 100 % 100% 15% 20% 135%

3. Kelas I 100 % dari harga obat 100% 15% 20% 135%

4. Kelas II 75 % dari harga obat 100% 15% 20% 135%

5. Kelas III 50 % dari harga obat 100% 15% 20% 135%

9 RONTGEN GIGI a. Periapical 1000 14,000 35,000 50,000 b. Phanoramic 20,000 45,000 85,000 150,000 c. Chephalometri 40,000 70,000 90,000 200,000 10 U S G a. Tanpa Foto 5,000 20,000 30,000 55,000

(27)

b. Dengan Foto 15,000 20,000 40,000 75,000 11 TINDAKAN IGD a. EKG 10,000 10,000 40,000 60,000 b. INCUBATOR 10,000 20,000 25,000 55,000 c. BLUE LIGHT 10,000 30,000 25,000 65,000

d. BEDSIDE MONITOR / Jam 10,000 10,000 30,000 50,000

e. NEBULIZER 5,000 10,000 30,000 45,000 g. Tindakan Ringan 3,000 5,500 8,500 17,000 h. Tindakan Sedang 3,000 7,000 25,000 35,000 i. Tindakan Berat 10,000 45,000 95,000 150,000 j. Tindakan khusus 30,000 50,000 120,000 200,000

12 ASUHAN KEPERAWATAN PER TINDAKAN

a. Kelas III 1,000 2,000 5,000 8,000 b. Kelas II 1,000 2,000 7,000 10,000 c. Kelas I 1,000 2,000 8,000 11,000 d. Kelas Utama 1,000 2,000 10,000 13,000 e. Kelas VIP 1,000 2,000 15,000 18,000 f. ICU/HCU 1,000 2,000 20,000 23,000 g. VVIP 1,000 2,000 20,000 23,000 NO JENIS PELAYANAN T A R I F

B H P JASA JASA JUMLAH

SARANA PELAYANAN

13 GENERAL MEDICAL CHECK UP PAKET I

a. Pemeriksaan Lab Klinik 30,000 50,000 25,000 170,000

b. Pemeriksaan Rongten 7,000 20,000 18,000 45,000

c. Pemeriksaan EKG 10,000 8,000 12,000 30,000

d. Pemeriksaan THT 8,000 10,000 12,000 30,000

e. Pemeriksaan Mata 6,000 12,000 12,000 30,000

(28)

g. Pemeriksaan Gigi 5,000 10,000 10,000 25,000

h. Konsultasi hasil ke dokter spesialis 30,000 30,000

i. Pemeriksaan Narkoba 75,000 15,000 30,000 120,000 j. Admimistrasi 5,000 4,000 6,000 15,000 JUMLAH 151,000 139,000 165,000 520,000 NO JENIS PELAYANAN T A R I F B H P JASA JASA JUMLAH SARANA PELAYANAN

14 GENERAL MEDICAL CHECK UP PAKET II

a. Pemeriksaan Lab Klinik 50,000 70,000 50,000 170,000

b. Pemeriksaan Rongten 7,000 20,000 18,000 45,000 c. Pemeriksaan USG 10,000 8,000 60,000 78,000 d. Pemeriksaan Jantung 8,000 10,000 12,000 30,000 e. Pemeriksaan THT 8,000 10,000 12,000 30,000 f. Pemeriksaan Mata 6,000 12,000 12,000 30,000 g. Pemeriksaan Fisik 5,000 10,000 10,000 25,000 h. Pemeriksaan Gigi 5,000 10,000 10,000 25,000 i. Pemeriksaan Narkoba 60,000 20,000 40,000 120,000 j. Treatmill Test 50,000 40,000 60,000 150,000

k. Konsultasi hasil ke dokter spesialis 30,000 30,000

j. Admimistrasi 5,000 4,000 6,000 15,000

JUMLAH 214,000 214,000 320,000 748,000

Catatan : Parameter Pemeriksaan

Penunjang disesuaikan indeks

masing-masing pemeriksaan.

(29)

NO JENIS PELAYANAN KELAS UTAMA B H P JASA JASA JUMLAH SARANA PELAYANAN

15 INSTALASI PENY. DALAM / ZAL I

TINDAKAN MEDIK DAN TERAPI

1 Pasang Infus 2,000 1,000 9,000 12,000

2 Pasang NGT / Sonde 3,000 4,000 10,000 17,000

3 Pasang Kateter 4,000 3,000 10,000 17,000

4 Kumbah Lambung 2,000 1,000 21,000 24,000

5 Suction Per Hari 0 15,000 18,000 33,000

6 Clysma Per Tindakan 0 2,000 10,000 12,000

7 Jahit luka a. Luka 1-5 jahitan 5,000 4,000 14,000 23,000 b. Luka 6-10 jahitan 8,000 5,000 21,000 34,000 c. Luka >10 jahitan 10,000 10,000 28,000 48,000 8 Luka bakar < 10 % 5,000 8,000 20,000 33,000 9 Luka bakar >10 % 7,000 10,000 20,000 37,000

10 Incisi kecil tanpa drain 5,000 5,000 24,000 34,000

11 Incisi besar pakai drain 15,000 5,000 36,000 56,000

12 Ganti Verband kecil 3,000 5,000 6,000 14,000

13 Ganti Verband sedang 4,000 5,000 8,000 17,000

14 Ganti Verband besar 6,000 5,000 10,000 21,000

15 OFF Heacting 1,000 2,000 9,000 12,000

16 Spalk 2,000 6,000 4,000 12,000

17 Nebulizer :

a. < 3 kali tanpa obat 0 15,000 30,000 45,000

b. > 3 kali tanpa obat 0 20,000 48,000 68,000

18 Vena Sectie 10,000 20,000 72,000 102,000

19 Asuhan Keperawatan / Askep 0 3,000 13,000 16,000

20 Pasang Gips :

a. Gips pada jari tangan 0 5,000 12,000 17,000

(30)

c. Gips pada patela 0 10,000 30,000 40,000

21 Injeksi Per tindakan 0 8,000 7,000 15,000

22 Perawatan Luka Tanpa Jahitan 2,000 1,000 9,000 12,000

23 Incisi kecil tanpa drain 5,000 5,000 20,000 30,000

24 Incisi besar pakai drain 15,000 5,000 25,000 45,000

25 Redresing Gangren 1. Kecil 2,000 3,000 10,000 15,000 2. Besar 3,000 7,000 10,000 20,000 26 E K G 5,000 10,000 18,000 33,000 27 Ekterpasi kecil 3,000 6,000 8,000 17,000 28 Ekterpasi besar 5,000 8,000 12,000 25,000 29 Buka jahit :

1. Besar dari 10 jahitan 2,000 5,000 8,000 15,000

2. Kecil dari 10 jahitan 2,000 3,000 5,000 10,000

30 Buka Gips 0 6,000 4,000 10,000

31 Pungsi Pleura 4,000 7,000 10,000 21,000

32 Pungsi Asites 6,000 34,000 22,500 62,500

33 Pungsi Cairan Sendi 3,500 7,500 10,000 21,000

34 Biopsi Jarum Halus 4,000 21,000 14,000 39,000

35 Bone Marrow Pungsi 3,000 21,000 14,000 38,000

36 Pleura Tap Theraapeutik (WSD Mini) 5,000 34,000 22,500 61,500

37 Pengambilan Cairan Lambung 2,000 1,000 21,000 24,000

38 Pericardinal Tap 8,000 34,000 22,500 64,500

39 Aspirasi Abses Pada Hepatitis 6,000 25,000 10,000 41,000

40 Gastroskopi/Pengambilan benda asing 12,000 45,000 30,000 87,000

41 Join Tap Theropeutik 10,000 34,000 22,000 66,000

(31)

NO JENIS PELAYANAN KELAS I B H P JASA JASA JUMLAH SARANA PELAYANAN

INSTALASI PENY. DALAM / ZAL I

TINDAKAN MEDIK DAN TERAPI

1 Pasang Infus 2,500 1,000 6,500 10,000

2 Pasang NGT / Sonde 2,000 7,000 6,000 15,000

3 Pasang Kateter 4,000 3,000 8,000 15,000

4 Kumbah Lambung 2,000 3,000 10,000 15,000

5 Suction Per Hari 0 5,000 4,000 9,000

6 Clysma Per Tindakan 0 5,000 4,000 9,000

7 Jahit luka a. Luka 1-5 jahitan 5,000 10,000 5,000 20,000 b. Luka 6-10 jahitan 6,000 10,000 10,000 26,000 c. Luka >10 jahitan 8,000 15,000 20,000 43,000 8 Luka bakar < 10 % 3,000 5,000 15,000 23,000 9 Luka bakar >10 % 10,000 15,000 20,000 45,000

10 Incisi kecil tanpa drain 3,000 5,000 20,000 28,000

11 Incisi besar pakai drain 8,000 8,000 25,000 41,000

12 Ganti Verband kecil 2,000 4,000 5,000 11,000

13 Ganti Verband sedang 3,000 4,000 7,000 14,000

14 Ganti Verband besar 5,000 4,000 9,000 18,000

15 OFF Heacting 1,000 2,000 7,000 10,000

16 Spalk 2,000 3,000 5,000 10,000

17 Nebulizer :

a. < 3 kali tanpa obat 0 13,000 25,000 38,000

b. > 3 kali tanpa obat 0 15,000 30,000 45,000

18 Vena Sectie 8,000 15,000 65,000 88,000

19 Asuhan Keperawatan / Askep 0 3,000 10,000 13,000

20 Pasang Gips :

Referensi

Dokumen terkait

• Akan dilakukan penilaian terhadap sebuah bandar udara internasional yang direncanakan menggunakan perkerasan flexible untuk daerah. runway (panjang 2km dan lebar 45km) dan

Oleh karena itu, peneliti menyarankan pada guru-guru di sekolah untuk menjadikan model pembelajaran ADDIE dengan bantuan media mind organiser sebagai alternatif

Berdasarkan Keputusan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 188.4/100/BPBD/2021 tentang Penetapan Kelulusan Seleksi

Namun demikian perlu disadari bahwa dalam perjanjian waralaba dapat pula mengandung ketentuan/klausul yang berpotensi menghambat persaingan, seperti penetapan harga jual,

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan media pembelajaran dan sumber belajar berbasis komputer, (2) meningkatkan pencapaian kompetensi hasil belajar Elektronika

Ukuran contoh optimum tahap pertama (blok sensus) dan kedua (fraksi rumah tangga) dengan metode t wo stage cluster sampling untuk pendugaan variabel demografi di kabupaten

Dilaminasi kayu lainnya, tanpa papan partikel dan setidaknya lapisan luar dari kayu jenis non-konifera, polos, lainnya selain dilapisi dengan

Analisis yang digunakan untuk menguji vitamin larut dalam air juga berbeda-beda dari setiap jenis vitamin, tetapi cara modern dalam menguji vitamin larut dalam air dengan