• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESIS. Program Studi: Pendidikan Agama Islam. Oleh: ARIS SUHARDOKO NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TESIS. Program Studi: Pendidikan Agama Islam. Oleh: ARIS SUHARDOKO NIM"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK

DALAM MENINGKATKAN NILAI-NILAI KARAKTER

PADA PESERTA DIDIK DI MTs AL-HIDAYAH

KECAMATAN GUNUNG TERANG

KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

TESIS

Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Magister Pendidikan dalam Bidang Pendidikan Agama Islam

Program Studi: Pendidikan Agama Islam

Oleh:

ARIS SUHARDOKO NIM.1605451

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

TAHUN 1439 H/2018 M

(2)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK

DALAM MENINGKATKAN NILAI-NILAI KARAKTER

PADA PESERTA DIDIK DI MTs AL-HIDAYAH

KECAMATAN GUNUNG TERANG

KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

TESIS

Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Magister Pendidikan dalam Bidang Pendidikan Agama Islam

Program Studi: Pendidikan Agama Islam

Oleh:

ARIS SUHARDOKO NIM.1605451

Pembimbing I : Prof. Dr.H. Juhri Abdul Muin, M.Pd Pembimbing II : Dr. Hj. Thobibatussa’adah, M.A

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

TAHUN 1439 H/2018 M

(3)

ABSTRAK

ARIS SUHARDOKO. 2018. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK DALAM MENINGKATKAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA PESERTA DIDIK DI MTs AL-HIDAYAH KECAMATAN GUNUNG

TERANG KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT. TESIS

PASCASARJANA IAIN METRO.

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau keperibadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara padang, berpikir, bersikap dan bertindak.

Rumusan masalah yaitu pertama bagaimana Implementasi Pendidikan Akidah Akhlak Dalam Meningkatkan Nilai-Nilai Karakter Pada Peserta Didik di MTs Al-Hidayah Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang Barat? Kedua adakah faktor yang mempengaruhi Implementasi Pendidikan Akidah Akhlak Dalam Meningkatkan Nilai-Nilai Karakter Pada Peserta Didik di MTs Al-Hidayah Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang Barat?. Ketiga bagaimana solusi mengatasi faktor yang mempengaruhi Implementasi Pendidikan Akidah Akhlak Dalam Meningkatkan Nilai-Nilai Karakter Pada Peserta Didik Di Mts Al-Hidayah Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang Barat?.

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini yaitu pertama untuk menjelaskan Implementasi Pendidikan Akidah Akhlak Dalam Meningkatkan Nilai-Nilai Karakter Pada Peserta Didik Di Mts Al-Hidayah Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kedua untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi implementasi pendidikan Akidah Akhlak dalam meningkatkan nilai-nilai karakter pada Peserta Didik di MTs Al-Hidayah Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang Barat. Ketiga untuk menjelaskan solusi mengatasi faktor yang mempengaruhi Implementasi Pendidikan Akidah Akhlak Dalam Meningkatkan Nilai-Nilai Karakter Pada Peserta Didik Di Mts Al-Hidayah Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang Barat. Tesis penelitiannya kualitatif. Sifat penelitiannya deskriptif sedangkan alat pengumpulan datanya terdiri dari observasi, wawancara dan dokumentasi dan teknik analisis memiliki tiga komponen reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil analisa data bahwa Implementasi Pendidikan Akidah Akhlak Dalam Meningkatkan Nilai-Nilai Karakter Pada Peserta Didik Di Mts Al-Hidayah Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan cara pendekatan emosional, pendekatan pembinaan perilaku positif dengan secara berulang-ulang, metode dogmatik deduktif dan induktif dan strategi serta teknik penataan sekolah dan ruang-ruang kelas yang kondusif, pembinaan keagamaan bagi guru, pengadaan kegiatan ekstrakulikuler keagamaan di sekolah, Langkah-langkah mewujudkan pendidikan akidah akhlak dalam meningkatkan nilai-nilai

(4)

karakter pada Peserta Didik di MTs Al-Hidayah yaitu memahami permasalahan peserta didik di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, memahami penyebabnya dan memberikan solusi. Sarana prasarana pendukung untuk pendidikan Akidah Akhlak dalam meningkatkan nilai-nilai karakter pada Peserta Didik di MTs Al-Hidayah yaitu: 1)Adanya pembekalan bagi guru sebagai pendidik. 2)Adanya komitmen bersama dirimuskan secara jelas, sederhana. 3)Adanya orientasi khusus. 4) Adanya tindak lanjut sebagai langkah untuk menciptakan perubahan dan peneguhan.

(5)

ABSTRACT

ARIS SUHARDOKO. 2018. IMPLEMENTATION OF AKIDAH

EDUCATIONAL EDUCATION IN IMPROVING VALUE OF

CHARACTER IN PARTICIPANTS IN MTS AL-HIDAYAH DISTRICT MOUNTAIN OF LIGHT DISTRICT BONE WEST. THESIS OF PASCASARJANA IAIN METRO.

National Education function to develop the ability and form the character and civilization of dignified nation in order to educate the nation's life aims for the development of potential learners in order to become human beings who believe and piety to God Almighty, noble morals, healthy knowledge, capable, creative, independent, and be a democratic and responsible citizen. Character is the character, character, morality or personality that is formed from the internalization of the various virtues that are believed and used as the foundation for the way of the fields, thinking, acting and acting.

The formulation of the problem is first how the Implementation of Islamic Education Akhlak In Increasing the Values of Character in Students in MTs Al-Hidayah District of Mount Terang Tulang Bawang Barat Regency? Second is there any factors that affect the Implementation of Akidah Akhlak Education in Increasing the Values of Character in Students in MTs Al-Hidayah District of Mount Terang Tulang Bawang Barat Regency ?. Third how the solution to overcome the factors that affect the Implementation of Akid Akhlak Education In Increasing the Values of Character In Students In Mts Al-Hidayah District of Mount Terang Tulang Bawang Barat ?

Based on the formulation of the above problem, the purpose of this study is first to explain the Implementation of Islamic Education Akhlak In Improving the Values of Character In Students In Mts Al-Hidayah District of Mount Terang Tulang Bawang Barat. Second to explain the factors that affect the implementation of education Akidah Morals in improving the values of the characters in Educate Participants in MTs Al-Hidayah District Mount Terang Tulang Bawang Barat. Third to explain the solution to overcome the factors that affect the Implementation of Akid Akhlak Education in Increasing the Values of Character In Students In Mts Al-Hidayah District of Mount Terang Tulang Bawang Barat Regency. The research thesis is qualitative. The nature of the research is descriptive while the data collection tool consists of observation, interview and documentation and analysis techniques have three components of data reduction, data presentation and conclusion.

The result of data analysis that the Implementation of Akidah Akhlak Education in Increasing the Values of Character in Students in MTs Al-Hidayah Subdistrict of Terang Mountain of Tulang Bawang Barat Regency by way of emotional approach, positive behavior building approach with repetitive, deductive and inductive dogmatic method and strategies and techniques of school arrangement and conducive classrooms, religious guidance for teachers, procurement of religious extracurricular activities in schools, Steps to realize moral education in improving the character values of the participants in MTs Al-Hidayah is understand the problems of participants educate students in the school

(6)

environment and community environment, understand the causes and provide solutions. Supporting infrastructure facilities for the education of Akidah Akhlak in improving the values of the characters in Educational Participants in MTs Al-Hidayah are: (1) There is a debriefing for teachers as educators. (2) The mutual commitment is clearly defined, simply. (3) There is a special orientation (4) There is follow-up as a step to create change and affirmationow-up as a step to create change and affirmation.

(7)

PERSETUJUAN

Tesis dengan judul : IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK DALAM MENINGKATKAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA PESERTA DIDIK DI MTs AL-HIDAYAH KECAMATAN GUNUNG TERANG KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT yang ditulis oleh ARIS SUHARDOKO dengan NIM 1605451 telah memenuhi syarat untuk diseminar dalam Seminar Hasil Penelitian pada Program Pascasarjana IAIN Metro.

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Juhri Abdul Muin, M.Pd NIP :19530307 198501 1 001

Dr. Hj. Thobibatussa’adah, M.A NIP: 19701020 199803 2 002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam PPs IAIN Metro Lampung

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO

Jalan Ki. Hajar Dewantara Kampus 15A Iringmulyo Kota Metro Lampung 34111 Telepon (0725) 41507;Faksimili (0725) 47296; Website: pps.metrouniv.ac.id;

email: ppsiainmetro@metrouniv.ac.id

(8)

Dr. H. Khoirurrijal, M.A. NIP: 19730321 200312 1 002

PERSETUJUAN TIM PNGUJI

Tesis dengan judul: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK DALAM MENINGKATKAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA PESERTA DIDIK DI MTs AL-HIDAYAH KECAMATAN GUNUNG TERANG

KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT disusun oleh: ARIS

SUHARDOKO dengan NIM 1605451, Program Studi : Pendidikan Agama Islam telah diujikan dalam Seminar Hasil Penelitian Tesis I pada Program Pascasarjana IAIN Metro, pada hari/tanggal :

Selasa / 25 Januari 2018 dan Telah diperbaiki sesuai dengan permintaan Tim Seminar Hasil selanjutnya untuk diujikan dalam Sidang Ujian Munaqosah

TIM PENGUJI :

Dr. Aguswan Khotibul Umam, M.Ag (………...…….) Penguji tesis I

Prof. Dr. H. Juhri Abdul Muin, M.Pd (…………...….)

Penguji II Dr. Hj. Thobibatussa’adah, M.A (...) Penguji III Edi Susilo, M.Pd (...) Sekretaris Sidang Direktur Dr. Hj. Thobibatussa’adah, M.A NIP: 19701020 199803 2 002

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO

Jalan Ki. Hajar Dewantara Kampus 15A Iringmulyo Kota Metro Lampung 34111 Telepon (0725) 41507;Faksimili (0725) 47296; Website: pps.metrouniv.ac.id;

email: ppsiainmetro@metrouniv.ac.id

(9)

MOTTO

ىعَا عَ ىعَ نَّ عَ عَ ىضِ نْ عَ عَ ىاللهُ ى نَّ عَ ى ضِ ضِ نَّلا ىضِ عَ ىاللهُ نْلعَ ىاللهُ ىعَ ضِ عَ ى سٍ عَ عَ ى نْ عَ

ى:

نْ اللهُر ضِفعَلاللهُتعَلا عَ نْ اللهُر ضِشعَب عَ ى اللهُر ضِسعَعاللهُتعَلا عَ نْ اللهُر ضِسعَي

ى

(

ي خ ا ىه

)

Artinya : "Diriwayatkan dari Anas r.a., dari Nabi Saw, beliau bersabda (mengenai penyampaian ajaran Islam): Berikan kemudahan, jangan membuat kesulitan, sampaikan kabar gembira,

jangan membuat orang – orang lari dari Islam ( hadis ini diriwayatkan oleh Al-bukhari, nomor hadis:69)" 1

1 Imam Az-Zabidi, Ringkasan Hadis Shahih Al-Bukhari, Pustaka Amani, Jakarta, 2002,

(10)

PERSEMBAHAN

Dari penulisan tesis ini penulis akan mempersembahkan kepada :

1. Ayahanda dan Ibunda saya yang senantiasa mendo’akan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan pendidikan.

2. Ayah Mertua dan ibu Mertua saya yang senantiasa mendo’akan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan pendidikan

3. Isteri Penulis yang telah banyak memberikan motivasi.

4. Anak kesayangan saya yang menjadi penyamangat penulis dalam penyelesaian Tesisi ini.

(11)

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ARIS SUHARDOKO

NPM : 1605451

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa Tesis ini secara keseluruhan adalah asli hasil penelitian saya kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Metro Januari 2018 Yang menyatakan (Materai Rp.6.000

ARIS SUHARDOKO NPM: 1605451

(12)

PEDOMAN TRANSLITERASI PENULISAN

1) Huruf Arab dan Latin. Huruf

Arab Huruf Latin

Huruf

Arab Huruf Latin tidak dilambangkan ط ṭ ب B ظ ẓ ت T ع ` ث Ś غ G ج J ف F ح ḥ ق Q خ Kh ك K د D ا L ذ Ż م M R ن N ز Z W س S ه H ش Sy ء ‘ ص Ş ي Y ض ḍ

2) Maddah atau Vokal Panjang. Harakat dan

Huruf Huruf dan Tanda

-ى -ىىى ى Â -ىىى ي Î -ىىى Û يى Ai ى - Au

(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini tepat pada waktunya. Penulisan Tesis ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan penulisan Tesis pada Program Pascasarjana IAIN Metro guna memperoleh gelar M.Pd.

Dalam upaya penyelesaian Tesis ini, penulis telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada Yth:

1. Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag selaku Rektor IAIN Metro Lampung.

2. Dr. Hj. Tobibatussa’adah, M.Ag, selaku Direktur Program Pascasarjana IAIN Metro Lampung sekaligus pembimbing tesis.

3. Dr. Makhrus As’ad, M.A selaku Asisten Direktur Program Pascasarjana IAIN Metro Lampung

4. Dr. H. Khoirur Rijal, M.A selaku Kaprodi Pendidikan Agama Islam PPs IAIN Metro Lampung.

5. Prof. Dr. H. Juhri Abdul Muin, M.Pd, selaku pembimbing yang banyak memberikan kontribusi bagi perbaikan penulisan tesis selama bimbingan berlangsung

6. Bapak dan Ibu Dosen/Karyawan Program Pascasarjana IAIN Metro Lampung yang telah menyediakan waktu dan fasilitas dalam rangka pengumpulan data.

(14)

8. Ayahanda dan Ibunda yang senantiasa mendo’akan dan memberikan dukungan kepada penulis menyelesaikan pendidikan.

Kritik dan saran demi perbaikan Tesis ini sangat diharapkan dan akan diterima dengan kelapangan dada. Dan akhirnya semoga hasil penelitian yang telah dilakukan kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan agama Islam.

Metro, 01 Desember 2017 Penulis

(ARIS SUHARDOKO) NIM: 1605451

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ... i

HALAMAN JUDUL ... ii ABSTRAK ... iii PERSETUJUAN ... iv PENGESAHAN ... v MOTTO ... vi PERSEMBAHAN ... vii

PERNYATAAN ORISINILITAS PENELITIAN ... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

(16)

G. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

A. Nilai-Nilai Karakter ... 11

1. Pengertian Nilai-Nilai Karakter ... 11

2. Identifikasi Nilai Karakter ... 19

3. Faktor yang Mempengaruhi Nilai karakter ... 21

4. Prinsip dan Pendekatan Nilai karakter ... 27

B. Pendidikan Aqidah Akhlak ... 29

1. Pengertian Pendidikan Aqidah Akhlak ... 29

2. Tujuan Pendidikan Aqidah Akhlak ... 36

3. Pola Pendidikan Aqidah Akhlak ... 36

4. Pendekatan Pendidikan Aqidah Akhlak ... 37

5. Model Pendidikan Aqidah Akhlak ... 39

6. Media dan Seumber yang Digunakan ... 42

7. Strategi dan Metode Pendidikan Aqidah Akhlak ... 43

8. Langkah Pendidikan Aqidah Akhlak ... 46

9. Evaluasi Pendidikan Aqidah Akhlak ... 49

10. Sarana dan Prasarana Pendukung... 52

11. Keunggulan dan Kelemahan Pendidikan Aqidah Akhlak .. 53

C. Implementasi Pendidikan Akidah Akhlak dalam 1. ... meningk atkan Nilai-Nilai Karakter pada Pesarta Didik ... 55

(17)

2. ... keunggu

lan akidah akhlak ... 57

BAB III METODE PENELITIAN ... 59

A. Desain Penelitian ... 60

B. Sumber Data Informan Penelitian ... 61

C. Teknik Alat Pengumpul Data ... 63

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data ... 65

H... Teknik Analisa Data ... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72

A. Temuan Umum ... 72

1. Identitas MTs Al-Hidayah ... 72

2. Visi, Misi dan Tujuan MTs Al-Hidayah ... 73

3. Keadaan dan Potensi MTs Al-Hidayah ... 74

4. Keadaan Personil Peserta Didik dan Karyawan MTs Al-Hidayah ... 75

B. Temuan Khusus ... 77

C. Pembehasan Hasil Penelitian ... 96

BAB V PENUTUP ... 105

(18)

B. Implikasi ... 109

C. Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 114

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 116

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 120

DAFTAR TABEL Tabel halaman 4:1 Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan ... 75

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 4.1 Denah Lokasi ... 74

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Judul lampiran Halaman

1. Instrumen Penelitan ... 115

2. Foto-Foto Research ... 123

3. Surat Research dari IAIN Metro Lampung ... 128

4. Balasan Research dari MTs Al-Hidayah ... 130

5. Kartu Konsultasi Bimbingan Tesis ... 134

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia bukan Negara agama, namun Indonesia juga bukan negara yang anti agama. Kenyatan ini dapat di lihat dari dasar negara yang menyatakan bahwa negara berdasarkan kapada “Ketuhanan Yang Maha Esa”2

.Dari sudut dasar negara , Pancasila menunjukkan bahwa Agama mendapat tempat yang istimewa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Pembangunan di Indonesia adalah pembangunan manusia yang seutuhnya, yaitu pembangunan manusia Indonesia yang selaras dan seimbang antara jasmani dan rohani. Dengan demikian akan terwujud manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa (imtaq) serta menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi (iptek). Hal ini sesuai dengan UU RI No.20 tahun 2003 tentang sisdiknas Bab.II yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”3

2 Undang-undang Dasar Republik Indonesia yang sudah di Amandemen, (Surabaya:

Apolo, 2003) hal..3

3 Weinata Sairin, Himpunan Peraturan di Bidang Pendidikan, (Jakarta: Jala Permata

(22)

Satu hal yang perlu dijadikan perhatian bahwa sebagai wujud betapa istimewanya Agama bagi bangsa Indonesia ialah dimasukkannya agama Islam dalam kurikulum pendidikan pada setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan. Hal ini bisa dilihat pada undang-undang Republik Indonesia tentang sistem Pendidikan Nasional bab X pasal 36 ayat (3) dikemukakan sebagai berikut :

Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:

a. Peningkatan iman dan takwa b. Peningkatan akhlak mulia

c. Peningkatan potensi,kecerdasan,dan minat peserta didik d. Keragaman potensi daerah dan lingkungan

e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional f. Tuntutan dunia kerja

g. Perkembangan ilmu pengetahuan ,teknologi dan seni h. Agama

i. Dinamika perkembangan global, dan

j. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.4

Salah satu jenis pendidikan yang masuk pada kurikulum pendidikan nasional adalah pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak adalah merupakan pendidikan wahyu yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw,untuk menyempurnakan akhlak manusia. Hal ini berdasarkan Ayat:



ى



ى



ى



ى



ىى

Artinya :"Dan Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang

agung."Q.S.Al-Qalam ayat 4)"5

4 Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Sisdiknas) Beserta Penjelasannya, (Bandung: Citra Umbara, 2003) hal.24

5 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya,

(23)

Ayat tersebut menunjukkan betapa nilai akhlak dan budi pekerti itu mengarahkan pada pembentukan nilai-nilai karakter bagi para peserta didik. Dengan dasar hadist ini dapat dimengerti bahwa pendidikan agama islam pada puncaknya adalah mengarahkan kepada siswa agar mempunyai akhlak yang baik sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam. Bahkan islam juga mengajarkan bahwa nilai-nilai karakter yang sudah ada harus dipertahankan.

Berbicara masalah nilai-nilai karakter sama halnya dengan berbicara tentang tujuan pendidikan. karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah pembentukan akhlak seperti yang dikatakan oleh Muhammad Athiyah al-Abrasyi yang dikutip oleh Abuddin nata, yang mengatakan bahwa “Pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa dan tujuan pendidikan islam”.6

Nilai karakter sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa ,menunjukkan bahwa karakter itu abstrak, tidak dapat diukur oleh indrawi manusia. Untuk memberi penilaian baik dan buruknya karakter seseorang dapat dilihat dari perbuatan yang sudah menjadi kebiasaannya dan inilah yang disebut dengan perbuatan akhlak.7

Pembelajaran Aqidah Akhlak seorang guru menjadi teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri bagi siswa. Oleh karena itu seorang guru hendaknya harus memiliki perilaku dan kemampuan yang memadai untuk mengembangkan siswanya secara utuh. Dalam kenyataannya, guru yang mempunyai kompetensi kepribadian, paedagogik, professional dan sosial

6Abuddin Nata,akhlak Tasawuf (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,1997) hal.153

7Rahman Ritonga,Akhlak;Merakit Hubungan Dengan Sesama Manusia (Surabaya:

(24)

sukar ditemukan. Khususnya guru Aqidah Akhlak. dari hasil observasi prasurvei tanggal 30 September 2017 MTs Al-Hidayah belakangan ini sering terdengar anak-anak yang sedang berumur belasan tahun dan mulai remaja: nakal, keras kepala, berbuat rebut di dalam kelas, tidak memperhatikan materi yang disampailakan guru, egois tinggi, sering melawan guru dan sebagainya. Jika dicermati kenakalan anak tersebut diantaranya karena kurangnya penanaman nilai-nilai karakter dilingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga, masyarakat dan sebagainya.

Adanya pengabaian guru penanaman nilai karekter oleh guru kepada peserta didik selain itu juga teknik pengelolaan kelas kurang efektif, sikap seorang guru kurang meneladani sebagai guru aqidah akhlak dan wawasan pengetahuannya secara akademis masih kurang serta keterampilan mengajar masih lemah, metode yang diterapkan kurang aktif dan kurang dalam melibatkan siswa secara aktif. Guru mata pelajaran Aqidah Akhlak seharusnya memiliki dan menggunakan kompetensinya dalam penanaman nilai-nilai karakter dalam jiwa peserta didik hendaknya dilakukan sejak kecil sampai ia mampu hidup dengan usaha dan tangannya sendiri. Semua tidak cukup ditanamkan begitu saja, tetapi juga perlu dipupuk. Menanamkan sesuatu pada jiwa anak, berupa akhlak atau budi Pekerti (Mahmudah), yaitu dengan cara memberikan petunjuk yang benar dan nasehat yang berguna sehingga ajaran yang mereka terima tidak mengambang, dan benar-benar meresap kedalam jiwa mereka. Apabila sudah menyatu dengan jiwa anak, ia

(25)

akan terbiasa melakukan amal perbuatan yang utama, kebaikan, kegemaran bekerja untuk kepentingan tanah, Negara dan Bangsa .

Permasalahan nilai karakter memang bisa mengalami suatu pasang surut, dalam arti bahwa nilai karakter ada kalanya baik dan ada kalanya buruk pada suatu masarakat atau suatu kurun waktu tertentu. yang penting untuk dipahami ialah tentang bagaimana permasalahan karakter itu bisa diatasi dengan baik agar tidak mengalami kemunduran (degradasi), sehingga pada masa yang akan datang generasi terjaga dari kerusakan nilai-nilai karakter peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas, perlulah kiranya diadakan penelitian tentang pendidikan agama Islam kaitannya dengan akhlak al-karimah. Oleh karna itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “

Implementasi Pendidikan Akidah Akhlak dalam meningkatkan Nilai-Nilai

Karakter pada Pesarta Didik di MTs Al-Hidayah Kecamatan Gunung Terang

Kabupaten Tulang Bawang Barat ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan keterangan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah bahwa:

1. Seorang guru hendaknya memiliki perilaku dan kemampuan yang memadai untuk mengembangkan siswanya secara utuh

2. Masih terdapat guru yang mengabaikan teknik pengelolaan kelas kurang efektif, sikap seorang guru kurang meneladani sebagai guru aqidah akhlak.

(26)

3. Wawasan pengetahuannya secara akademis masih kurang

4. Keterampilan mengajar masih lemah, metode yang diterapkan kurang aktif dan kurang dalam melibatkan siswa secara aktif.

5. Permasalahan karakter memang bisa mengalami suatu pasang surut, dalam arti bahwa nilai karakter ada kalanya baik dan ada kalanya buruk pada suatu masarakat atau suatu kurun waktu tertentu.

6. Paserta didik sering berbuat nakal, keras kepala, bolos berbuat keributan didalam kelas.

7. Kurangnya penanaman nilai-nilai karekter dilingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga, masyarakat dan sebagainya.

C. Batasan Masalah

Agar dalam pembahasan tesis ini jelas mengenai arah yang hendak dicapai, serta sesuai dengan data yang terjangkau oleh penulis maka perlu dibatasi masalahnya sebagai berikut : Implementasi Pendidikan Akidah Akhlak dalam meningkatkan Nilai-Nilai Karakter pada Pesarta Didik di MTs Al-Hidayah Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Pembatasan masalah tersebut dimaksudkan agar penelitian dan pembahasanya lebih terpokus pada faktor-faktor yang dianggap lebih dominan.

.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan penelitian, sebab masalah merupakan objek yang akan diteliti dan

(27)

dicari jalan keluarnya melalui penelitian.“Rumusan masalah itu merupakan suatau pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.”8

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi pendidikan Akidah Akhlak dalam meningkatkan nilai-nilai karakter pada pesarta Didik di MTs Al-Hidayah Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang Barat?

2. Adakah faktor yang mempengaruhi implementasi pendidikan Akidah Akhlak dalam meningkatkan nilai-nilai karakter pada pesarta Didik di MTs Al-Hidayah Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang Barat?

3. Bagaimana solusi mengatasi faktor yang mempengaruhi implementasi pendidikan Akidah Akhlak dalam meningkatkan nilai-nilai karakter pada pesarta Didik di MTs Al-Hidayah Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang Barat?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menjelaskan implementasi pendidikan Akidah Akhlak dalam meningkatkan nilai-nilai karakter pada pesarta Didik di MTs Al-Hidayah Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang Barat

8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, Alfabeta, Bandung,

(28)

2. Untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi implementasi pendidikan Akidah Akhlak dalam meningkatkan nilai-nilai karakter pada pesarta Didik di MTs Al-Hidayah Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang Barat

3. Untuk menjelaskan solusi mengatasi faktor yang mempengaruhi implementasi pendidikan Akidah Akhlak dalam meningkatkan nilai-nilai karakter pada pesarta Didik di MTs Al-Hidayah Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang Barat.

F. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan sebagai penambah wawasan dan hasanah intelektual serta informasi mengenai impelentasi pendidikan akidah akhlak dalam meningkatkan akhlak al-karimah pada siswa.

2. Secara Praktis a. Bagi Pendidik

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman pengajaran pendidikan akidah akhlak dalam pembentukan akhlak al-karimah pada siswa.

b. Bagi Lembaga

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sebuah masukan bahwa pendidikan agama islam memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan anak. Oleh karena itu, pihak-pihak yang terkait dalam lembaga pendidikan islam hendaknya senantiasa menanamkan

(29)

pendidikan agama islam dan menciptakan nuansa keislaman pada setiap kesempatan dalam lingkungan pendidikannya demi terbentuknya pribadi muslim yang sesuai dengan norma-norma agama islam.

c. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam mengevaluasi dan mensupervisi kinerja sekolah dalam menjalankan proses belajar mengajar khususnya bidang pendidikan islam sehingga kualitas pendidikan akan semakin baik.

G. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Guna mengetahui sejauh mana masalah implentasi model pembelajaran akidah akhlak sudah dibahas dalam berbagai literatur maka peneliti mencoba menelusuri beberapa pustaka sehingga dari penelusuran tersebut dapat diketahui apakah masalah tersebut masih up to date untuk dibahas dalam suatu karya ilmiah yang lain.

Terkait nilai akhlakul karimah dalam Islam banyak dijumpai buku-buku yang membahas tentang konsep-konsep nilai akhlakul karimah pernikahan, baik yang disusun oleh perseorangan maupun lembaga-lembaga bahkan instansi pemerintah. Beberapa majalah dan bulletin terkait pernikahan dan keluarga pun dapat dengan mudah dijumpai.

Kajian yang cukup kasuistik terkait nilai karekter banyak ditemukan pada karya ilmiah tingkatan kesarjanaan S2, seperti hasil Tesis mahasiswa. Sebut saja karya ilmiah Wulandari “Analisis Penerapan Pendidikan Nilai

(30)

Budaya dan Karakter Bangsa dalam Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Siswa Kelas VII MTs Daarul Ma’arif Banjar Negeri Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016”9 dalam penelitian ini membahas tetang bagaimana penerapan pendidikan nilai Budaya dan Karakter Bangsa dalam Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tingkat MTs.

Penelitian Fajaria kurnia yang berjudul implementasi pendidikan nilai karekter dan relevansinya dalam pembelajaran di sekolah Dwi Warga Tunggal Jaya Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2015/2016. Penelitian Kosti Rohmah yang berjudul paradigma dan analisis konstruktif pendidikan nilai dan karekter dalam kerangkan pembelajaran pendidikan agama Islam di MI Miftahul Huda Silir Sari Labuhan Ratu Empat Kecamatan Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2015/2016,10 dari kedua judul ini mengkajai bagaimana kajian nilai karekter mampu diterapkan di lingkungan sekolah dengan baik.

Berdasarkan penelusuran yang telah penyusun lakukan, maka belum ada kajian terkait tentang persamaan dan perbedaan Implementasi

Pendidikan Akidah Akhlak dalam meningkatkan Nilai-Nilai Karakter pada

Pesarta Didik di MTs Al-Hidayah Kecamatan Gunung Terang Kabupaten

Tulang Bawang Barat.

9 Wulandari, Dokumen Tesis perpustakaan UIN Lampung

10

(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Nilai-Nilai Karakter

1. Pengertian Nilai-Nilai Karakter

Pendidikan merupakan proses yang membantu menumbuhkan, mengembangkan, mendewasakan, menata dan mengarahkan. “Pendidikan juga berarti proses pengembangan berbagai macam potensi yang ada dalam diri manusia agar dapat berkembang dengan baik dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkunganya.”11 Pendidikan mempunyai fungsi yang harus diperhatikan, seperti dapat dilihat pada UU NO. 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang menyatakan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman danbertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang Demokratis dan tanggung jawab.”12

Dengan kemampuan yang ada pada manusia terlahirlah teori – teori untuk kemaslahatan manusia. Diterangkan dalam hadis nabi bahwa jika ingin mengetahui sesuatu maka yang di perlukan adalah aktivitas belajarnya.

11 Qiqi Yuliati Zakiyah & A.Rusdiana, Pendidikan Nilai Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah, CV Pustaka Setia, Bandung, 2014, hal 105

12 Weinata Sairin, Himpunan Peraturan di Bidang Pendidikan, Jala Pertama Aksara,

Jakarta, 2010, hal 27

(32)

Nilai yang dicetuskan UNESCO diuraikan dalam dua gagasan yang saling berseberangan, yaitu nilai standar (terukur) secara materiil dan nilai yang abstrak dan sulit diukur yang berupa keadilan kejujuran, kebebasan, kedamaian dan persmaan.“Pendidikan nilai adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk manusia seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia, baik yang berbentuk jasmani maupun rohani dan menumbuhsuburkan hubungan harmonis setiap pribadi dengan Allah, manuia dan alam sekitar.13

“Nilai secara etimologi merupakan pandangan. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari, nilai merupakan sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia.”14

Nilai sebuah pengajaran akan dikatakan bermutu ketika nilai pengajaran tersebut dapat berguna dan bermanfaat terhadap orang lain.

Jadi dari keterangan di atas bahwa pendidikan nilai adalah harga atau kualitas sesuatu. Artinya, sesuatu dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara instrinsik memang berharga.

Secara umum kondisi pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Menurut Susanto dalam berpendapat bahwa “pendidikan di era modern lebih menitikberatkan pada pendidikan bebas nilai (value free ) telah memorak-porandakan nilai-nilai luhur kemanusiaan.”15

13 Qiqi Yuliati Zakiyah & A.Rusdiana, Pendidikan Nilai Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah, CV Pustaka Setia, Bandung, 2014, hal 131

14 Ibid, hal 14 15

(33)

Perubahan masyarakat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang besar pada budaya, nilai, dan agama. Dalam hal ini, pendidikan memiliki peranan penting untuk menentukan mental dan moral bangsa. Sistem pendidikan yang seperti ini akan menciptakan mental, nilai, dan moral yang buruk. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki mental, nilai dan moral bangsa adalah pendidikan nilai.

Pendidikan nilai menghasilkan sumber daya manusia yang utuh, menyeluruh, sehat, purnawan, dan terintegrasi. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan komite Asia and The Pasific Programme of Education

Innovation for Development (APEID) bahwa pendidikan nilai secara

khusus ditujukan untuk: (a) menerapkan pembentukan nilai kepada anak (b) menghasilkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang diinginkan, dan (c) membimbing perilaku yang konsisten dengan nilai-nilai tersebut. 16

Pendidikan nilai merupakan suatu konsep pendidikan yang memiliki konsep umum, atribut, fakta, dan data keterampilan antara suatu atribut dan atribut lainnya serta memiliki label (nama diri) yang dikembangkan berdasarkan prinsip pemahaman, perhargaan, identifikasi diri, penerapan dalam perilaku, pembentukan wawasan, dan kebiasaan terhadap nilai dan moral. Oleh karena itu, pendidikan nilai merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dan wajib diberikan kepada peserta didik. Namun pada zaman sekarang ini, siswa sekolah dasar semakin sedikit yang hafal

16

(34)

dengan lagu-lagu kebangsaan dan anak lebih suka dengan lagu-lagu yang tidak memiliki nilai edukatif. Menjelaskan bahwa kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat.17

Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna dan seseorang dapat menghayatinya menjadi sesuatu yang bermanfaat. Sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang. Nilai juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang memiliki kegunaan atau manfaat apabila digunakan oleh manusia dimana nilai ini terimplikasi dalam perilaku atau sikap seseorang yang mengarah kepada kebaikan. Sedangkan akhlakul karimah merupakan budi pekerti atau perangai yang dimiliki oleh ma nusia dimana dengan perangai itu menjadi cerminan apa yang dilakukan oleh manusia sehari-hari.

“Karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau keperibadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara padang , berpikir, bersikap dan bertindak.”18

Karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau keperibadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara padang , berpikir, bersikap dan bertindak.

“Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah pancasila sehingga pendidikan budaya dan karakter bangsa harus berdasarkan nilai-nilai pancasila. Dengan kata lain, mendidik budaya dan karakter bangsa

17 Ibid, hal 115-116

18

(35)

adalah pengembangkan nilai-nilai pancasila pada diri perseta didik melalui pendidik hati, otak dan fisik.”19

Menurut Nana Syaodi Sukmadinata menyatakan bahwa kaitannya dengan pendidikan nilai budaya maka kurikulum merupakan jantung kagiatan pendidikan yang seharusnya dikembangkan atas dasar dan nilai budaya yang berkembang di masyarakat. Hal tersebut dapat di gambarkan.

Gambar 1. Komponen Utama Pendidikan20

Pengembangan harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai dan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat nilai, pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah usaha bersama sekolah. Oleh karena itu, harus dilakukan secara bersama oleh semua guru dan pemimpin sekolah, malalui semua mata pelajaran dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya sekolah.Fungsi karakter yaitu sebagaiberikut: 19 Ibid, hal 106-107 20 Ibid, hal 108 Interaksi Pendidikan Lingkungan Pendidik Pendidik

Alam, Sosial, Budaya, ekonomi, Religi Isi

Proses Evaluasi

Kurikulum

(36)

1) Pengembangan: Pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi berperilaku baik, ini bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa. 2) Perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk

bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat.

3) Penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakterbangsa yang bermartabat.21

Fungsi karakter yaitu pengembangan, perbaikan dan penyaring. Dan tujuan karakter yaitu:

1) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/efektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.

2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius.

3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.

4) Mengembngakan kemampuan peserta didik menjadi manusai yang mandiri, kreatif dan berwawasan kebangsaan.

5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan(dignity).22

Tujuan karakter yaitu mengembangkan potensi kalbu/nurani/efektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. Mengembngakan kemampuan peserta didik menjadi manusai yang

21 Ibid, hal 110 22

(37)

mandiri, kreatif dan berwawasan kebangsaan. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai karakter adalah keyakinan yang dimiliki oleh seorang muslim yang tercermin dalam tindakannya dalam bersikap, berbicara, maupun bergaul atau bersosialisasi dengan masyarakat sekitar dengan tujuan agar setiap orang berbudi pekerti (berakhlak) bertingkah laku (tabiat) berperangai atau beradat istiadat yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam. Sedangkan akhlak mahmudah (akhlak terpuji) atau akhlak karimah (akhlak yang mulia yang termasuk kedalam akhlak karimah( akhlak yan terpuji) 23

Dasar karekter atau alat pengukur yang menyatakan baik buruknya sifat seseorang itu adalah Al Qur’an dan As- Sunnah Nabi SAW. Di jelaskan juga dalam Al Qur’an bahwa :



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى

ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ىى

23

(38)

Artinay:” Wahai ahli kitab, Sungguh Rasul kami telah datang kepadamu, menjelaskan kepadamu banyak hal dari (isi) Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula) yang dibiarkannya. Sungguh Telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menjelaskan. Dengan Kitab Itulah Allah member petunjuk kepada orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya, dan menunjuk ke jalan yang lurus.”( Al-Maidah ayat :15-16)24

Tujuan pokok akhlak adalah agar setiap muslim berbudi pekerti, bertingkah laku, berparangai atau beradat istiadat yang baik sesuai dengan Ajaran Islam “25. Di samping itu setiap muslim yang berakhlak

yang baik dapa memperoleh ridha Allah, kepribadian muislim, dan perbuatan yang mulya dan terhinbdar dari perbuatan tercela, sesuai dengan firman allah yang berbunyi:



ى



ى



ى



ى

ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ىى



ى



ى



ى



ى

Artinay:’Katakanlah: "Tuhanku menyuruhku berlaku adil".

Hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada setiap salat, dan sembahlah Dia dengan mengiklaskan ibadah semata – mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula.( Al Araf :29)”26

Maksudnya: tumpahkanlah perhatianmu kepada sembahyang itu dan pusatkanlah perhatianmu semata-mata kepada Allah. Tujuan inti dari akhlak adalah untuk membentuk kehidupan yang harmonis antar sesama manusia.

24 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an , Al-Qur’an dan Terjemahannya, Sinar

Baru Algensindo, Bandung , 2006, hal 213

25 Rosihon Anwar, Op Cit, hal 211

(39)

2. Identifikasi Nilai Karekter

Pendidikan karakter yang mengarah kepada nilai-nilai yang berkaitan dengan religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tau, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar mambaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Silabus dan rencana Program Pembelajaran (RPP) yang telah ada yaitu melalui:

No Nilai Deskripsi

1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan jaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.

3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama suku, etnis pendapat, sikap dan dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4 Disiplin Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5 Kerja keras Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk

menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki

7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah

bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8 Demokrasi Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9 Rasa ingin tau Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan

(40)

meluasdari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan dedengar.

10 Semangat kebangsaan

Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya.

11 Cinta tanah air Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik.

12 Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya utnuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan ornag lain.

13 Bersahabat/ komunikatif

Tidankan yang memperhatikan rasa senang bicara, bergau dan bekerja sama dengan orang lain.

14 Cinta damai Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15 Gemar membaca

Kebiasaan menyediakan waktu membaca sebagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16 Peduli lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan dalam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17 Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin member bantuan pada orang lain dna masyrakat yang membutuhkan.

18 Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan, terhadap dirinya sendiri, masyrakat, lingkungan ( alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.27

Berdasarkan keterangan diatas nilai-nilai pendidikan karakter adalah sebagai berikut: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras kreatif, mandiri, demokrasil, rasa ingin tau, semangat, kebangsaan,

27

(41)

cinta tanah air, menghargai, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar, membaca, peduli lingkungan, tanggung jawab dan peduli sosial

3. Faktor yang Mempengaruhi Karakter Peserta Didik

Selain itu karakter anak akan berubah jika ada unsur baik dari luar atau dalam yang menyebabkannya seperti tang di ukapkan oleh Abu Al-Hasan Ali Bin Muhammad Bin Habib Al-Mawardi yairu sebagai berikut:

1. Pergaulan di lingkungan tempat tinggalnya. Terkadang lingkungan yang ditempatti bisa merubah tingkah laku seseorang dan pergaulan dapat merubah sifat seseorang menjadi buruk dan jelek, apakah karena peragaidan tabiat yang sebelumnya buruk atau karena kepicikan pikiran.

2. Karena kebiasaan mengasingkan diri, kebiasaan ini seringkali menjadikan akhlak semakin buruk dan dada pun semakin sempit. Hal itu bisa diakibatkan oleh kesedihan yang mendalam atau kerena kurangnya rasa sabar.

3. Kekayaan bisa mengubah prilaku orang yang hina menjadi sombong dan perilakunya berubah melampaui batas. Oleh karena itu. Dikatakan, orang yang memperoleh kekayaan , cendrung bersikap sombaong.

4. Kemiskinan. Perilaku seseorang juga bisa berubah karena kemiskinan. Perubahan itu bisa karena perasaan hina atau karena kesediahan atas hilangnya kekayaan. Oleh karena itu, rasulullah SAW, bersabda boleh jadi kekafiran menjerumuskan seseorang kepadaa kekufuran dan boleh jadi kedengkian mengalahkan takdir allah.

5. Kecemasan dan kewatiran. Perasaan cemas dan khawatir dalam hidup dapat menimbulkan keguncangan jiwa dan menggundahkan hati. Dan kerenanya orang mengalami hal tersebut tidak akan siap menghadapi berbagai permasalahan dan selalu tidak sabar dalam menghadapi segala cobaan.

6. Penyakit. Penyakit bisa mengubah perangai seseorang seperti halnya mengubah kndisi bdannya. Perilaku tidak akan tetap berdeiri kokoh dan tidak akan kuasa menahan berbagai kemungkinan dengan datanya penyakit.

7. Usia tua dan pikun. Kedua hal ini mempengaruhi perkembangan organ tubuh dan mempengaruhi kepribadian.

(42)

Lemahnya orang tubuh untuk memikul beban yang berat yang disrtai dengan lemahnya jiwa untuk bersabar dalam menghadapi kesulitan hidup. Rasa sakit, kesusahan dan lain – lain dapat mempengaruhi dan merubah perilaku seseorang. 28 Keterangan ketujuh komponen yang dapat mempengaruhi akhlak seseorang bisa berubah yaitu karena pergaulan di lingkungan tempat tinggal, karena kebiasaan mengasingkan diri, Kekayaan bisa negubah orang yang hina menjadi sombong dan perilakunya berubah melampaui batas, kemiskinan, kecemasan dan kewatiran, penyakit dan usia tua dan pikun. Faktor-faktor yang mempengaruhi lain yang mempengaruhi pendidikan karakter peserta didik jika lihat dari modrenisasi masyarakat berupa Teman dan Sahabat, pembantu dan tetangga, jalanan, media elektronik dan cetak, radio dan televisi, media sosial, telepon, majalah dan cerpen anak, komik dan novel.29 a. Teman dan Sahabat

Teman memiliki peran dan pengaruh besar dalam pendidikan, sebab teman mampu membentuk prinsip dan pemahaman yang tidak bisa dilakukan kedua orang tua. Oleh sebab itu, Al-Qur'an dan as-Sunnah sangat menaruh perhatian dalam masalah persahabatan.

b. Pembantu dan Tetangga

Para pembantu memiliki peran cukup signifikan dalam pendidikan anak, karena pembantu mempunyai waktu yang relatif lama tinggal

28 Abu Al-Hasan Ali Bin Muhammad Bin Habib Al-Mawardi , Islam Heppy Ending

Haatapan Kaum Beriman, hal 305

29 Abu Al-Hasan Ali Bin Muhammad Bin Habib Al-Mawardi , Islam Heppy Ending

(43)

bersama anak, terutama pada usia balita. Sedangkan pada fase tersebut, anak sangat sensitif dari berbagai macam pengaruh.

c. Jalanan

Jalanan tempat bermain dan lalu lalang anak-anak , terdapat banyak manusia dengan berbagai macam perangai, pemikiran, latar belakang sosial dan pendidikan. Dengan beragam latar belakang, mereka sangat membahayakan proses pendidikan anak, karena anak belum memiliki filter untuk menyaring mana yang baik dan mana yang buruk.

d. Media Elektronik dan Cetak

Kedua media ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan, tingkah laku dan kepribadian anak. Kalau orang tua tidak berhati-hati dan waspada terhadap kedua media ini. Tidak jarang anak-anak akan tumbuh sebagaimana yang diperoleh dari kedua media ini.

1) Radio dan Televisi

Dunia telah terbuka lebar bagi kita, dan dunia pun sudah di hadapan kita, bahkan di depan mata kita melalui beragam chanel TV. Sarana-sarana informasi, baik melalui beragam radio dan televisi memiliki pengaruh yang sangat berbahaya dalam merusak pendidikan anak.

Disisi lain, radio dan televisi sebagai sumber berita, wahana penebar wacana baru, menimba ilmu pengetahuan dan menanamkan pola pikir pada anak. Namun kedua media itu juga menjadi sarana

(44)

efektif dan senjata pemusnah massal para musuh Islam untuk menhancurkan nilai-nilai dasar Islam dan kepribadian Islami pada generasi muda, karena para musuh selalu membuat rencana dan strategi untuk menghancurkan para pemuda Islam, baik secara sembunyi maupun terang-terangan. Oleh karena itu, orang tua harus berhati-hati dan waspada terhadap bahaya televisi.

2) Media sosial

Dari hari ke hari, semakin nampak jurang pemisah antara peradaban Barat dan fitrah manusia. Setiap orang yang menggunakan hati kecil dan pendengarannya dengan baik, pasti ia akan menyaksikan, betapa budaya Barat telah merobek dan mencabik-cabik nilai kemanusiaan, seperti dalam hal media sosial. Media ini telah menyumbangkan dampak negatif, sebab bahaya yang ditimbulkan dari media sosial cukup banyak jika tidak hati-hati dalam membuka situs media sosial, terutama bagi anak yang suka ingin tahu hal-hal yang dianggap tabu. Bahkan media ini sudah mengesampingkan nilai kemuliaan dan kesucian dalam kamus kehidupan manusia. Misalnya, ada suatu situs khusus yang menampilkan berbagai gambar porno, sehingga dapat menjerat setiap pemuda dengan berbagai macam perbuatan keji dan kotor. Akibat yang ditimbulkan ialah kehancuran, inilah perang pemikiran yang paling dahsyat dan berbahaya yang dicanangkan Yahudi untuk menghancurkan nilai Islam dan generasi muslim. Banyak Negara-negara Eropa dan Arab merasa sangat

(45)

terganggu dan mengalami berbagai kenyataan pahit akibat kehadiran media media sosial ini.

Wahai para pendidik,terutama orang tua, jagalah anak-anakmu dari bahaya racun media tersebut. Jangan sampai hanya karena tidak ingin anak kita ketinggalan zaman, membuat orang tua lupa akan rambu-rambu yang ada dalam mendidik anak.

3) Telepon

Manfaat Telepon pada zaman sekarang ini tidak diragukan lagi, dan bahkan telepon telah mampu menjadikan waktu semakin efektif, informasi semakin cepat dan berbagai macam usaha ataupun pekerjaan mampu diselesaikan dalam waktu yang sangat singkat. Dalam beberapa detik saja, anda mampu menjangkau seluruh belahan dunia. Namun sangat disayangkan, ternyata kenikmatan tersebut berubah menjadi petaka dan bencana yang menghancurkan sebagian rumah tangga umat Islam.

4) Majalah dan Cerpen Anak

Pengaruh majalah tersebut sangat besar dalam mempengaruhi generasi muda, sehingga banyak kita temui gaya hidup dan pola pikir mereka meniru dengan yang mereka dapatkan dari majalah yang kebanyakan pijakanya diambil dari budaya orang-orang kafir.

Padahal Al-qur’an yang mulia, banyak memuat cerita-cerita, seperti kisah tentang sapi Bani Isro’il, kisah tentang Ashabul-Kahfi dan pemilik kebun dalam surat al-kahfi,kisah pertarungan antara

(46)

kekuatan hak dan batil, dan kisah-kisah umat-umat zaman dahulu yang diberi sanksi oleh Allah akibat pelanggaran mereka terhadap perintah-Nya, serta seluruh kisah-kisah para nabi dan rosul. Disamping itu, masih banyak kisah-kisah yang benar dari as-Sunnah untuk menanamkan keteladanan para sahabat dan umat sebelumnya. 5) Komik dan Novel

Komik banyak digandrungi oleh anak-anak remaja bahkan orang dewasa. Namun bacaan ini sekarang banyak memuat gambar-gambar yang tidak sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak. Begitu pula novel, rata-rata berisi percintaan, dongeng palsu, cerita legendaries, penuh dengan muatan syirik dan kekufuran, serta cerita romantika picisan.

4. Prinsip dan Pendekatan Nilai Karakter

Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan nilai karakter mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai karate seabagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang di ambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan manjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Adapun prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan karakter yanitu sebagai berikut:

a. Berkelanjutan mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa merupakan sebuah proses penjang, dimulai dari awal peserta didik masuk hingga selesai dari suatu satuan pendidikan. Proses tersebut dimulai dari kelas 1 SD atau tahun pertama dan berlangsung paling tidak sampai kelas 9 atau kelas akhir SMP.

(47)

Pendidikan budaya dan karakter bangsa di SMA adalah kelanjutan dari proses yang telah terjadi selama 9 tahun. b. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya

sekolah mesyaratkan bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.

c. Nilai tidak diajarkan, tetapi dikembangkan mengandung makna bahwa materi nilai budaya dan karakter bangsa bukanlah bahan ajar biasa. Artinya nilai-nilai itu tidak dijadikan pokok bahasan yang di kemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, ataupun fakta seperti dalam berbagai mata pelajaran.30

Prinsip pendidikan karakter mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai karakter merupakan sebuah proses penjang, dimulai dari awal peserta didik masuk hingga selesai dari suatu satuan pendidikan. Proses tersebut dimulai dari kelas 1 SD atau tahun pertama dan berlangsung paling tidak sampai kelas 9 atau kelas akhir SMP. Pendidikan budaya dan karakter bangsa di SMA adalah kelanjutan dari proses yang telah terjadi selama 9 tahun.Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah mesyaratkan bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Nilai tidak diajarkan, tetapi dikembangkan mengandung makna bahwa materi nilai budaya dan karakter bangsa bukanlah bahan ajar biasa. Artinya nilai-nilai itu tidak dijadikan pokok bahasan yang di kemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori,

30

(48)

prosedur, ataupun fakta seperti dalam berbagai mata pelajaran. Guru pada permulaan ini sangat bertanggung jawab.

Guru merupakan profesi yang mulia dan paling agung dibandingkan dengan yang lainnya. Menjadi seorang guru tidaklah mudah, Guru mempunyai banyak peranan diantaranya sebagai pengajar, pembimbing, pemimpin, dan harus bisa menjadi teladan bagi murid-muridnya.

Sedangkan Menurut Oemar Hamalik "guru merupakan titik sentral, yaitu sebagai ujung tombak di lapangan dalam pengembangan kurikulum. Keberhasilan belajar mengajar antara lain ditentukan oleh kemampuan profesional dan pribadi guru."31

Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia,guru umumnya merujuk pendidik dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.Guru adalah seseorang yang selalu digugu dan ditiru.

Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa indikator dari nilai-nilai karakter terbagi menjadi delapan belajas yaitu pertama religius, kedua jujur, ketiga toleransi, keempat disiplin, kelima kerja keras kreatif, keenam mandiri, ketujuh demokrasil, kedelapan rasa ingin tau, kesembilan semangat, kesepuluh kebangsaan, kesebelas cinta tanah air, ketiga belas menghargai, keempat belas bersahabat/ komunikatif, kelima belas cinta damai, keenam belas gemar, ketujuh belas membaca, kedelapan belas peduli lingkungan, kesembilan belas tanggung jawab dan peduli sosial

B. Pendidikan Akidah Akhlak

31 Oemar Hamalik ,Dasar –Dasar Pengmbangan Kurikulum, PT Remaja Rosda Karya,

(49)

1. Pengertian Pendidikan Akidah Akhlak

Pendidikan merupakan sebuah proses belajar dan juga untuk memotivasi dalam belajar, siswa akan merasa lebih bersemangat ketika di motivasi. “Pendidikan adalah sebagai usaha agar dengan kemauannya sendiri seseorang dapat belajar dan menjadikannya sebagai salah satu kebutuhan hidup yang tidak dapat ditinggalkan.“32

Pendidikan adalah suatu usaha yang sengaja melinatkan dan menggunakan pengetahuan professional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.33

Pendidikan adalah “serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa, pembelajaran dikatakan mulai dilaksanakan ketika siswa mulai berativitas.”34

Lebih dalam penelitian akan mengumpulkan tentang teori dan dasar dalam mentafsirkan masalah definisi mata pelajaran akidah akhlak.

Pendidikan akidah akhlak adalah "upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam prilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari – hari melalui kegiatan bimbingan , pengajaran,latihan, penggunaan pengalaman, dan pembiasaan. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dari sisi keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan akidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta saling menghormati penganut agama lain pada sisi lain dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa."35

32 Ibid, hal 20

33 Mubiar Agustin, Permasalahan Belajar dan Inovsi pembelajaran, PTRefika Aditama,

Bandung, 2011, Hal 82

34 Yunus Abidin, Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter, PT Refika

Aditama, Bandung, 2012, hal 3

35 Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan

(50)

Pendidikan Akidah akhlak adalah "upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam prilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari–hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,latihan, penggunaan pengalaman, dan pembiasaan. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dari sisi keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan akidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta saling menghormati penganut agama lain pada sisi lain dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Ajaran agama Islam juga menjelaskan betapa mulianya orang yang mempunyai ilmu pengetahuan seperti yang dijelaskan dalam firmannya:



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى

ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى



ى

ى



ى



ى



ى



ى



ىى

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:berilah kelapangan di dalam majelis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan.( Q.S.Al-Mujaddillah:11)”36

Firman Allah tersebut menggambarkan tentang tingginya kedudukan orang yang mempunyai ilmu pengetahuan. Hal ini beralasan bahwa dengan pengetahuan dapat mengantarkan manusia untuk selalu berpikir

36 Departemen agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, CV. Pustaka Agung Harapan,

Gambar

Gambar 2.1 Model pembelajaran 44
Gambar 3.1 Proses Analisa Data
Gambar 4.1 Denah Lokasi MTs Al-Hidayah

Referensi

Dokumen terkait

menggunakan penilaian otentik melalui alat bantu aplikasi nilai dari komputer (2) Hambatan-Hambatan Proses Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI di SDIT Permata

Alasan penulis memilih SMK Telkom Purwokerto sebagai lokasi penelitian yang pertama adalah karena sekolah tersebut merupakan sekolah telematika/telekomunikasi terbaik di

kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran (Mir`at, Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran, 2014:11). Langkah-langkah penyusunan RPP dimulai dari

iii PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Strategi Internalisasi Nilai-Nilai Agama Islam Dalam Membentuk Perilaku Peserta Didik Tunagrahita Studi Multi Situs di SMALB Kanigoro

Mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat sinergitas Guru Aqidah Akhlak dan Guru Fiqih dalam membiasakan shalat berjamaah peserta didik MTs Darussalam Gayau

5 Kelebihan dari kegiatan sosial, siswa dapat merasakan dan mempelajari apa yang terjadi dilingkungan tempat kunjungan diadakan, dapat melatih kepribadian siswa secara masing- masing,

Lebih lanjut Bapak Wartono, S.Pt selaku waka kesiswaan dalam wawancara mengatakan: “Menurut saya salah satu faktor penghambat dalam mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan Islam

Selanjutnya, seorang guru lebih ditekankan untuk menguasai beberapa komponen dalam berinteraksi, baik interaksi terhadap peserta didik, orang tua peserta didik maupun masyarakat seperti