• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan sebutan (misalnya bodoh, tidak berguna, jelek) (Chang et al, 2008). Noh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. anak dengan sebutan (misalnya bodoh, tidak berguna, jelek) (Chang et al, 2008). Noh"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Verbal abuse adalah perilaku secara lisan yang dianggap kasar seperti mengancam anak, mengancam anak untuk keluar rumah, memaki anak, memanggil anak dengan sebutan (misalnya bodoh, tidak berguna, jelek) (Chang et al, 2008). Noh & Talaat (2012) menyatakan bentuk-bentuk dari verbal abuse seperti memanggil dengan panggilan (bodoh), menghina seperti (kamu anak bodoh, kamu busuk), mengancam atau menolak anak seperti aku berharap kau tidak pernah dilahirkan, orang tua yang berteriak kepada anaknya, membuat pernyataan mengejek sehingga anak merasa direndahkan. Verbal abuse lebih berbahaya dari kekerasan fisik karena verbal abuse menyerang emosional dan mental pada remaja (Noh & Talaat, 2012). Brendgen et al (2006) dalam Noh & Talaat (2012) mengungkapkan bahwa verbal abuse mencakup secara luas dari kekerasan psikologis pada remaja. Penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian verbal abuse adalah kekerasan secara lisan yang dilakukan orang tua kepada anaknya dalam bentuk ancaman, dipanggil selain nama anaknya, pemberian label negatif, mengancam, memaki, memarahi pada remaja itu sendiri. Usia remaja merupakan usia untuk mencari jati diri. Berdasarkan fenomena verbal abuse yang terjadi pada remaja saat ini akan berdampak negatif terhadap pembentukan kepribadian pada remaja.

Tipe kepribadian merupakan bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu lain atau organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas sehingga mereka

(2)

dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Allport, 2004). Tipe kepribadian diakui merupakan sesuatu yang penting dalam mempelajari manusia dengan segala tingkah lakunya, karena dengan mendalami dan memahami manusia berdasarkan tipe kepribadiannya, maka akan diperoleh keterangan yang jelas, langsung, dan lugas mengenai karakteristik kepribadian orang tersebut dan pada gilirannya dapat meramalkan tingkah laku (Feldmen, 2012). Kepribadian membimbing orang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Sejak awal kehidupan, kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk kesatuan. Kepribadian disusun oleh sejumlah sistem yang beroperasi dalam tiga tingkat kesadaran; ego beroperasi pada tingkat sadar, kompleks beroperasi pada tingkat tak sadar pribadi, dan arsetip beroperasi pada tingkat tak sadar kolektif. Disamping sistem-sistem yang terikat dengan daerah operasinya masing-masing, terdapat sikap (introvert-ekstrovert) dan fungsi (pikiran, perasaan, persepsi, intuisi) yang beroperasi pada semua tingkat kesadaran. Eysenck berpendapat bahwa dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal dari keturunan, dalam bentuk tipe dan trait. Eysenck juga berpendapat bahwa semua tingkah laku dipelajari dari lingkungan (Alwisol, 2009)

Kaitan verbal abuse dengan tipe kepribadian adalah ketika orang tua melakukan verbal abuse pada remaja akan mengarah perilakunya ke arah negatif karena secara langsung dilakukan pada remaja itu sendiri. Ketika orang tua sudah melakukan verbal abuse maka akan berdampak pada perkembangan dan psikologis remaja seperti cemas, depresi, harga diri rendah, dan tertutup (Ericsson et al, 2006). Verbal Abuse dapat berdampak pada tipe kepribadian, menurut Widyastuti (2006) dalam Ria (2008) akibat dari verbal abuse dapat membentuk kepribadian seorang remaja menjadi orang yang eksentrik, sering membolos, mencuri, bohong, bergaul dengan anak-anak

(3)

nakal. Verbal Abuse juga berdampak pada psikologis remaja. Remaja menjadi agresif. Verbal abuse menyebabkan gejala yang tidak spesifik. Kekerasan akan menyebabkan anak menjadi generasi yang lemah, seperti agresif, apatis, pemarah, menarik diri, kecemasan berat, gangguan tidur, ketakutan yang berlebihan, kehilangan harga diri dan depresi. Bahkan dampak lebih jauh dari kekerasan yang dilakukan orang tua pada anaknya adalah memperpanjang lingkungan kekerasan. Remaja yang mengalami tindakan kekerasan, selanjutnya akan cenderung menjadi pelaku tindakan kekerasan terhadap orang lain. Fenomena ini akhirnya menjadi suatu mata rantai yang tidak terputus, dimana setiap generasi akan memperlakukan hal yang sama untuk merespon kondisi situasional yang menekannya, hingga pola perilaku yang diwariskan ini menjadi budaya kekerasan. Jadi, bila pola asuh yang ada saat ini masih tetap membudayakan kekerasan, boleh jadi 20-30 tahun kedepan masyarakat kita akan lebih buruk lagi dari apa yang disaksikan saat ini (King, 2010).

Fenomena kekerasan yang terjadi di Indonesia pada tahun 2014 menurut KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) sebanyak 622 kasus yang terdiri dari kekerasan fisik, kekerasan psikis dan kekerasan seksual. Kasus kekerasan fisik terhadap anak, lanjutnya, sejak Januari hingga April 2014 sebanyak 94 kasus, kekerasan psikis sebanyak 12 kasus dan kekerasan seksual sebanyak 459 kasus.

Ericcson et al (2006) menemukan sebanyak 6,6% orang tua melakukan kekerasan fisik, 4,5% kekerasan seksual, dan sebanyak 29,7% orang tua melakukan verbal abuse. Shaffer et al (2009) mengatakan bahwa dari 196 sampel (87 perempuan, 109 laki-laki), terdapat 26 anak (34,6% perempuan, 65,4% laki-laki) yang diidentifikasi mengalami kekerasan secara emosional (emotional abuse) dan 44 anak

(4)

(43,2% perempuan, 56,8% laki-laki) diidentifikasi mengalami pengabaian secara emosional. Goldsmith (2005) menyatakan 50,3% mengalami verbal abuse dan kekerasan seksual 49,7%.

Purwanti (2009) mengatakan 61,3% berkepribadian ekstrovert dan 38,7% berkepribadian introvert. Satarina (2014) menyatakan bahwa 29.7% dikategorikan ekstrovert dan yang dikategorikan introvert sebanyak 70.3%. Pamuncak (2011) sebanyak 72,7% siswa memiliki kecenderungan kepribadian ekstrovert dan 27,3% siswa kecenderungan kepribadian introvert. Febriliana et al (2008) mengatakan bahwa 22,1% berkepribadian ekstrovert dan 25,4% berkepribadian introvert. Catrunada (2012) menyatakan bahwa 52,94% berkepribadian introvert dan 47,06% berkepribadian ekstrovert. Gonzales et al (2005) menyatakan bahwa 61% berkepribadian ekstrovert dan 39% berkepribadian introvert. Othman et al (2007) menyatakan 66,67% berkepribadian introvert dan 33,33% berkepribadian ekstrovert.

Menurut Survey dan Wawancara yang telah peneliti lakukan di SMP Islam 1 Kota Batu dari 20 siswa kelas 7 dan 8 sebanyak 13 siswa (65%) menyatakan mengalami kekerasan verbal (verbal abuse) terlihat dari sikap siswa tersebut yang introvert dan sebanyak 7 siswa (35%) tidak mengalami verbal abuse. Berdasarkan jawaban yang peneliti dapatkan, dari 13 siswa yang mengalami verbal abuse tersebut sebanyak 3 siswa (23%) mendapatkan ancaman dari orang tuanya ketika anak tersebut tidak menuruti perintah orang tuanya, 6 siswa (46,2%) dipanggil dengan sebutan “bodoh” oleh orang tua mereka, 9 siswa (69,2%) merasa takut ketika mereka melakukan kesalahan, 9 siswa (69,2%) dimarahi atau dimaki orang tuanya ketika siswa tersebut keluar tanpa meminta izin dari orang tuanya.

(5)

Upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi verbal abuse melakukan diskusi dan berbagi pengetahuan dengan orang lain untuk mengetahui seberapa tepat pandangan orang tua ke anak, sosialisasi yang lebih lagi dari pemerintah tentang pentingnya untuk segera melaporkan apabila terjadi tindak kekerasan, melakukan komunikasi yang intensif antara orang tua dengan anak tanpa memarahi atau melarang. Ini bertujuan agar anak mau terbuka menceritakan semuanya, jangan memaksakan pendapat dan saran kepada anak, karena akan membuatnya enggan untuk berkonsultasi, orang tua hendaknya memonitor perkembangannya, teman-temannya dan kelompok yang diikutinya (Sugijokanto, 2014).

Berdasarkan data Studi Pendahuluan yang sudah peneliti lakukan tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Hubungan Verbal Abuse Orang Tua terhadap Tipe Kepribadian Remaja usia 12-15 tahun di SMP Islam 01 Kota Batu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Verbal Abuse Orang Tua terhadap Tipe Kepribadian Remaja Usia 12-15 tahun di SMP Islam 01 Kota Batu?”

(6)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Sesuai dengan permasalahannya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan dari Verbal Abuse orang tua terhadap tipe kepribadian remaja usia 12-15 tahun di SMP Islam 01 Kota Batu.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi Verbal Abuse orang tua terhadap Remaja usia 12-15 tahun di SMP Islam 01 Kota Batu.

2. Untuk mengidentifikasi tipe kepribadian remaja usia 12-15 tahun di SMP Islam 01 Kota Batu.

3. Menganalisis hubungan Verbal Abuse orang tua terhadap tipe kepribadian remaja usia 12-15 tahun di SMP Islam 01 Kota Batu.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

Penelitian ini dilakukan agar dapat menerapkan pengetahuan yang berkaitan dengan metodologi penelitian serta dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan keilmuan penulis serta dapat mengetahui hubungan verbal abuse orang tua terhadap tipe kepribadian anak usia 12-15 tahun di SMP Islam 01 Kota Batu.

(7)

1.4.2 Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar tidak melakukan kekerasan kepada anaknya dan sebagai referensi yang dapat digunakan bagi pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam mendidik anak agar tidak terjadi tindak kekerasan baik secara verbal maupun psikis.

1.4.3 Bagi profesi keperawatan/instansi kesehatan

Bagi profesi keperawatan dapat diimplikasikan dalam asuhan keperawatan tentang bagaimana cara penanganan ataupun penatalkasanaan secara psikologis pada remaja yang mengalami kekerasan verbal serta memotivasi perawat untuk terus melakukan penelitian-penelitian untuk mengurangi angka kejadian verbal abuse.

1.4.4 Bagi tempat penelitian

Sebagai media untuk memberikan informasi, bagaimana tipe-tipe kepribadian dari remaja usia 12-15 tahun di SMP Islam 01 Kota Batu.

1.5 Keaslian Penelitian

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maulyta Andriani (2014) yang meneliti tentang “Penggambaran Kekerasan Verbal dan Non Verbal dalam Sinema Unggulan (Aku Bukan Budak Suami) di Indosiar (Analsis Semiotika Charles Sanders Pierce)” dari Departemen Ilmu Komunikasi. Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan kesimpulan yaitu Kekerasan Verbal jumlahnya hampir seimbang dengan kekerasan non verbal. Adegan-adegan yang diperlihatkan secara jelas yang bertujuan untuk menyakiti seseorang baik secara

(8)

fisik maupun secara psikis. Dalam undang-undang penyiaran adegan-adegan tersebut sudah jelas pelarangan dan keterbatasannya untuk di sebarkan ke masyrakat. Perbedaan antara penelitian Maulyta Andriani (2014), dengan penelitian yang saya lakukan adalah variabel yang digunakan, tempat dan waktu. Variabel yang saya gunakan adalah kekerasan verbal orang tua sebagai variabel independen dan tipe kepribadian anak sebagai variabel dependen.

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iswara Suci (2010) yang meneliti tentang “Tindak Kekerasan Verbal Orang Tua dan Anak dalam Acara Televisi Happy Family: ME vs MOM di Ttrans Tv” dari Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah diperoleh 47 data tuturan (32 tuturan orang tua dan 17 tuturan anak). Hasil analisis menunjukkan: 1. Tindak kekerasan verbal orang tua dan anak dalam acara Happy Family: Me vs Mom umumya memiliki wujud verbal kalimat ekslamatif; 2. Umumya bersifat meruntuhkan, disampaikan secara langsung, dan mengarah pada perilaku; 3. Jenis tuturan ekspresif, maksud tuturan berupa kritikan dengan pelanggaran terhadap maksim penghargaan; 4. Direspon secara verbal oleh mitra tutur; 5. Masyarakat umumnya mempersepsikan tindak kekerasan verbal orang tua dan anak dalam acara Happy Family: Me vs Mom sebagai hal yang wajar dan sopan karena berada dalam suasana permainan. Perbedaan persepsi masyarakat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, latar pendidikan, latar budaya, status sosial ekonomi, dan profesi. 3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Novitasari (2014) yang meneliti

(9)

di trans tv (periode 09-20 september 2013)” dari Departemen Ilmu Komunikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Isi dengan pendekatan penelitian secara Kuantitatif. Lokasi den Waktu penelitian adalah berkisar dari awal September sampai dengan Maret. Hasil dari penelitian ini adalah Kekerasan Verbal pada program Show Imah pada tanggal 09-20 September 2013 mengucapkan kata-kata kasar dengan kemunculan frekuensi sebanyak 48 dan persentase sebesar 43,6%. Mengancam dengan kemunculan frekuensi sebanyak 14dan persentase sebesar 12,7% dan menghina dengan kemunculan frekuensi sebanyak 48 dan persentase 43,6%. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Novitasari (2014) dan penelitian yang saya lakukan adalah Variabel dependen, tempat dan waktu. Variabel yang saya gunakan adalah Kekerasan Verbal Orang tua sebagai Variabel Independen dan Tipe Kepribadian remaja sebagai Variabel Depeden. Tempat penelitian yang saya lakukan adalah di Malang.

4. Berdasarkan peneltian yang dilakukan oleh Nina Ambarwati (2013) yang meneliti tentang “kekerasan verbal bahasa indonesia dalam wacana pasar tradisional di kota Denpasar” dari Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra. Metode yang digunakan adalah Metode yang digunakan pada tahap pengumpulan data adalah metode simak bebas libat cakap (SBLC) dan metode wawancara. Tempat penelitian ini adalah di Denpasar. Hasil dari penelitian ini adalah Dalam berkomunikasi, masing-masing individu, baik Pd maupun Pm saling berinteraksi dengan tujuan masing-masing. Interaksi tersebut diwujudkan dalam tindak tutur dan gerak tubuh. Tindak tutur dalam suatu interaksi terkadang dapat mengundang kemarahan, ketertekanan, ketakutan, ketidaknyamanan, dan

(10)

kecemasan orang lain yang diwujudkan dengan berbagai cara. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Nina Ambarwati (2013) dengan penelitian yang saya lakukan adalah dari Waktu dan tempat penelitian. Penelitian yang saya lakukan di Malang.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Rizky Wira Pradana (2014) yang meneliti tentang “Analisis Bentuk, Faktor Penyebab Dan Dampak Kekerasan Verbal Orang Tua Terhadap Perilaku Tokoh “Lola” Dalam Film “Lol” dari Departemen Bahasa dan Sastra. Hasil dari penelitian ini adalah bentuk kekerasan verbal dalam penelitian ini diantaranya merendahkan martabat, memarahi, membentak, dan memaki. Kekerasan verbal ini disebabkan oleh faktor- faktor sebagai berikut perceraian orang tua, lingkungan yang buruk, kelelahan fisik. Serta kekerasan verbal ini menimbulkan dampak buruk yaitu kata-kata tidak layak yang diucapkan anak kepada ibu, penipuan anak yang dilakukan kepada ibu, hardikan anak kepada ibu, dan perilaku anak menghindari ibu. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Rizky Wira Pradana (2014) dengan penelitian yang dilakukan ooleh saya adalah Variabel Dependen yang digunakan dan tempat penelitian. Tempat penelitian dilakukan di Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Skala pemilikan rata-rata yang lebih tinggi pada peternak anggota koperasi merupakan hasil kerja pengurus koperasi, yang selalu menganjurkan untuk memperbesar skala usaha

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

Tapi, setahun belakangan ini, industri makanan Jepang, termasuk restoran sepanjang jalan besar Tokyo, berusaha keras mengembangkan versi halal dari macam-macam makanan yang

Peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hubungan tingkat pengetahuan santri dengan perilaku pencegahan terhadap skabies di pondok pesantren Darut Taqwa Bulusan

Mengingat kawasan sepanjang DAS ini sekaligus merupakan kawasan penyangga untuk mencegah pendangkalan waduk yang disebabkan oleh longsor dan erosi, maka upaya

Lebih rinci lagi, SID adalah jumlah konsentrasi basa kation kuat dikurangi jumlah dari konsentrasi asam anion kuat.. Untuk definisi ini semua konsentrasi

Salah satu alternatif dalam pengolahan limbah yang mengandung logam berat adalah penggunaan bahan-bahan alami sebagai adsorben.Kulit pisang kepok memiliki kemampuan

Hasil analisis data dengan menggunakan statistik deskriktif dapat dikemukakan bahwa hasil pre-test ke post-test skor hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP