• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diajukan oleh: A JUNI, 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Diajukan oleh: A JUNI, 2015"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

POLA P DI S PEMAKAIA KALANGA Skripsi Diaju pada Progra PENDIDI FAKULTA UNIVER AN DEIKS AN ABK (A KAJIA ukan untuk M am Studi Pen D ST. U IKAN BAHA AS KEGUR RSITAS MU IS DALAM ANAK BERK AN PRAGM Memperoleh ndidikan Bah Diajukan ole UMMI SALA A 31011005 ASA DAN S RUAN DAN UHAMMAD JUNI, 2015 M PROSES B KEBUTUH MATIK h Gelar Sarja hasa dan Sas

eh: AMAH 54 SASTRA IN N ILMU PEN DIYAH SUR 5 BERKOMU HAN KHUSU ana Pendidik stra Indonesi NDONESIA NDIDIKAN RAKARTA UNIKASI US): kan ia A N

(2)

SURAT PERSETUJUAN

ARTIKEL

PUBLIKASI

Yang bertanda tangan

ini

pembimbing skripsi/tugas akhir:

Nama

: Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum.

NIPAiIK

: 19650428199303 1001

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi

ilmiah,

yang merupakan

ringkasan skripsi/ tugas akhir dari mahasiswa: Nama

NIM

Progr arrr Studi

Judul Skripsi

ST. I-Jmmi Salamah

A3 101 10054

Pendidikan Bahas a d.an Sastra lndonesia

..POLA

PEMAKAIAN

DEIKSIS

DALAM

PROSES

BERKOMUNIKASI

DI

KALANGAN

ABK

(ANAK

BERKEBUTUHAN KHUSUS) :

KAJIAN

PRAGMATIK,,

Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujuan tersebut dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta,obJuni 2015 Pembimbing,

/

L

Prof.

f)r.

Harun

Joko

Prayitno, M.Hum.

(3)

POLA PEMAKAIAN DEIKSIS DALAM PROSES BERKOMUNIKASI DI KALANGAN ABK (ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS):

KAJIAN PRAGMATIK

ST. Ummi Salamah Harun Joko Prayitno

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta 57102 email: ummisalamah41@gmail.com 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi bentuk-bentuk deiksis dalam proses berkomunikasi di kalangan ABK, (2) mengetahui pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi di kalangan ABK dengan kajian pragmatik. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif analitik. Data dalam penelitian ini adalah kata dan bahasa yang diujarkan oleh ABK dalam proses berkomunikasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru yang berada di YPAC Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode padan referensial. Teknik lanjutan yaitu daya pilah referensial dan hubung banding menyamakan (HBS). Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan rekam-cacat. Peneliti menemukan 36 data deiksis dan sembilan pola pemakaian deiksis yang digunakan ABK dalam proses berkomunikasi. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk deiksis yang digunakan ABK untuk proses berkomunikasi, yaitu (a) deiksis persona, (b) deiksis tempat, (c) deiksis waktu, dan (d) deiksis sosial. Sedangkan pola pemakaiannya meliputi, (a) pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi di awal kalimat, (b) pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi di tengah kalimat, (c) pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi di akhir kalimat, (d) pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi dengan teman sebaya, (e) pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi dengan guru, (f) pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi dengan pegawai sekolah dan asrama, (g) pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi dengan pembantu atau pengasuh, (h) pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi dengan keluarga, (i) pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi dengan tukang becak.

(4)

PENDAHULUAN

Deiksis atau penunjukkan merupakan lokasi dan identifikasi orang, objek, peristiwa, proses atau kegiatan yang sedang dibicarakan atau yang sedang diacu dalam hubungannya dengan dimensi ruang dan waktunya, pada saat dituturkan oleh pembicara atau yang sedang diajak berbicara, Lyons (dalam Djajasudarma, 1999:43). Manusia diciptakan untuk hidup secara bersama-sama yang senantiasa mengadakan suatu hubungan komunikasi antarsesama di lingkungan sosial bermasyarakat. Proses interaksi dapat terjadi pada kalangan ABK (Anak Berkebutuhan Khusus), dalam hal ini lebih ditekankan pada deiksis atau penunjukkan yang digunakan oleh anak berkebutuhan khusus untuk proses berkomunikasi. Anak berkebutuhan khusus (dulu sering disebut sebagai anak luar biasa) didefinisikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna. Deiksis sebagai salah satu kajian pragmatik melibatkan konteks dan penafsirannya. Pemahaman suatu bahasa (seperti yang diujarkan oleh kelompok ABK) harus disesuaikan dengan konteksnya. Dalam pola pemakaian deiksis di kalangan ABK, ujaran dan maksud yang jelas harus tetap dipertahankan agar pendengar memahami makna yang disampaikan oleh pembicara.

Fenomena deiksis merupakan cara yang paling jelas untuk menggambarkan hubungan antara bahasa dan konteks dalam struktur bahasa itu sendiri. Deiksis dapat baru diketahui maknanya jika diketahui pula siapa, di mana, dan kapan tuturan atau kata itu diucapkan. Jadi, pusat orientasi deiksis adalah penutur yang ada di lingkungan ABK. Dengan demikian, deiksis merupakan identifikasi makna sebuah bahasa yang hanya dapat diketahui bila sudah berada dalam peristiwa bahasa, karena dipengaruhi oleh konteks situasi pembicaraan yang diacu oleh penutur. Analisis makna tuturan yang diujarkan oleh kalangan ABK didasarkan pada penafsiran tuturan yang didasarkan kehendak atau maksud orang pertama, maka itulah yang menjadi inti dari maksud pragmatik. memahami makna dalam berkomunikasi merupakan suatu hal yang penting. Apabila seseorang tidak memahami makna tersebut, pasti akan ada kesalahpahaman antara pembicara dan pendengar. Untuk itu pemahaman makna yang jelas sangatlah penting dalam proses berkomunikasi.

(5)

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, antara lain penelitian Wahyuningsih (2010) berjudul “Pemakaian Deiksis Sosial dalam Tajuk Rencana Harian Kompas Edisi Januari – Februari 2010”. Wahyuningsih menemukan bentuk-bentuk deiksis sosial yang terdapat dalam tajuk rencana harian kompas edisi Januari - Februari 2010. Rahmawati (2010) meneliti “Pemakaian Deiksis Persona, Lokasional dan Temporal dalam Novel Ayat-ayat Cinta Karya Habibburrahman El Shirazi”. Dalam penelitiannya Rahmawti menemukan jenis dan wujud deiksis persona, lokasional, dan temporal dalam novel ayat-ayat cinta. Nuryani (2007) meneliti “Kajian Pemakaian Deiksis Sosial dalam Tajuk Rencana Harian Kompas Edisi November - Desember 2006”. Nuryani menemukan bentuk-bentuk deiksis sosial berupa kata, frasa, dan klausa. Sera (2014) meneliti “Deiksis Waktu dalam Cleopatra Na Onatachi Karya Ooishi Shizuka”. Sera menemukan 67 kata deiksis waktu yang terdiri dari 47 kata deiksis waktu bentuk perubahan ruang, dan 17 kata deiksis waktu bentuk perubahan waktu. Aninsiska, dkk. (2014) meneliti “Penggunaan Deiksis Persona dan Tempat dalam Novel Supernova Dee”. Aninsiska menemukan Deiksis persona sebanyak 119 data dan deiksis tempat sebanyak 17 data. Agustiyan (2012) meneliti “Analisis Deiksis dalam Novel Lintang Panjer Rina Karya Daniel Tito dan Pembelajarannya di SMA”. Agustiyan menemukan macam-macam deiksis dalam novel Lintang Panjer Rina Karya Daniel Tito. Mustika (2012) meneliti “Analisis Deiksis dalam Ujaran Bahasa Rusia (Suatu Tinjauan Pragmatik)”. Penelitian Agustiyan menggunakan teori-teori dari para linguistik antara lain, Pulakania (1975), Lyons (1977), Leech (1983), Purwo (1984), Djajasudarma (1989), Hymes (dalam Lubis 1993), Yule (1996), dan Rozental (2001). Ardiansyah (2012) meneliti “Penggunaan Deiksis dalam Bahasa Indonesia”. Penelitian Ardiansyah menggunakan teori dari Lyons (1999:43).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi di kalangan ABK yang ada di YPAC Surakarta. Searah dengan permasalahan tersebut peneliti mengambil judul “Pola Pemakaian Deiksis dalam Proses Berkomunikasi di Kalangan ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) Kajian Pragmatik.

(6)

   

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik. Tempat penelitian pada penelitian ini, yaitu berada di YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu, dari bulan April sampai dengan Juni 2015. Data yang terdapat dalam penelitian ini adalah kata dan bahasa yang diujarkan oleh ABK dalam proses berkomunikasi. Sumber data dalam penelitian adalah ABK yang berada di YPAC Surakarta.

Peneliti menggunakan metode padan referensial. Teknik lanjutan yang digunakan adalah daya pilah referensial dan teknik hubung banding menyamakan (HBS). Metode padan adalah metode yang alat penentunya di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa (language) yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13). Dalam penelitian ini metode padan dilaksanakan dengan daya pilah sebagai pembeda wicara untuk mengetahui pembentukan satuan lingual tertentu berupa bunyi, silabe, kata atau kalimat (Sudaryanto, 1993:23).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) Surakarta, yang beralamat di jalan Slamet Riyadi nomor 364 Surakarta atau depan SGM (Solo Grand Mall). ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) merupakan anak yang memerlukan pelayanan khusus dalam memenuhi segala kebutuhannya, baik dari segi pendidikan, bimbingan, kasih sayang, perhatian dan kebutuhan hidup lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan sepuluh responden yang menggunakan deiksis dalam proses berkomunikasi, dan menemukan data sebanyak 36, yaitu deiksis persona sembilan data, deiksis tempat duabelas data, deiksis waktu sembilan data, deiksis sosial empat data, dan deiksis wacana tidak digunakan oleh ABK dalam proses berkomunikasi di kalangan mereka. Peneliti juga menemukan sembilan pola pemakaian deiksis yang digunakan oleh ABK dalam proses berkomunikasi. Berikut hasil analisis tersebut.

(7)

1. Bentuk-bentuk deiksis yang digunakan oleh ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) dalam proses berkomunikasi

a. Deiksis Persona

Deiksis persona meliputi sistem tutur sapa dan sistem tutur acuan. Istilah persona disebut juga dengan kata ganti diri, disebut demikian karena fungsinya menggantikan diri orang. Ada sembilan data yang menunjukkan deiksis persona. Hal demikian dapat dilihat pada paparan berikut.

Aku mempunyai kedua orang tua

Data di atas merupakan jenis deiksis persona, karena kalimat tersebut menunjuk pada bentuk deiksis persona pronomina pertama. Jadi, kata aku merupakan jenis deiksis dalam bentuk persona pronomina tunggal. Pada data tersebut kata aku dalam bahasa ini tidak terdapat jarak psikologis antara pembicara dengan yang diajak bicara (kawan bicara). Sebab, bentuk asli pronomina persona pertama adalah aku.

b. Deiksis Tempat (Lokasional)

Deiksis tempat merupakan penunjukkan tempat atau pemberian lokasi menurut peristiwa berbahasa. Paparan lebih jelas dapat dilihat pada deskripsi berikut.

Alamat rumah Kartasura, makam haji RT/RW 6/1

Data di atas merupakan jenis deiksis tempat, karena menunjukkan alamat rumah seorang siswa YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) yang tinggal di Kartasura, Makam haji RT/RW 6/1.

c. Deiksis Waktu (Temporal)

Deiksis waktu merupakan pemberian waktu pada rentang waktu tertentu seperti yang diucapkan oleh peristiwa berbahasa. Hal tersebut dapat dilihat pada paparan berikut.

(8)

   

Pada data di atas merupakan deikisis waktu, karena penutur menunjukkan waktu, yaitu pada pukul 07.00 pagi yang merujuk waktu pada pagi hari.

d. Deiksis Sosial

Deiksis sosial merupakan rujukan yang dinyatakan berdasarkan perbedaan kemasyarakatan yang mempengaruhi peran pembicara dan pendengar. Hal tersebut dapat dilihat pada deskripsi berikut.

Teman-temanku di sekolah sangat banyak

Pada data di atas termasuk deiksis sosial, karena pada data tersebut menunjukkan bahwa pernyataan yang dinyatakan oleh siswa YPAC mengandung deiksis sosial. Sebab ia mempunyai teman-teman yang banyak, kalau penutur mempunyai teman yang banyak berarti ABK mempunyai rasa sosial atau empati yang sangat tinggi terhadap teman-teman di sekolahnya dan ia juga menjaga sikap sosial kemasyarakatan.

2. Pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi di kalangan ABK (Anak Berkebutuhan Khusus)

a. Pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi di awal kalimat Pola pemakaian deiksis atau penunjukkan ini digunakan di awal kalimat. Pola ini biasanya digunakan untuk menunjukkan nama orang dan waktu. Pola tersebut dapat dilihat pada data di bawah ini.

Aku mempunyai kedua orang tua

b. Pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi di tengah kalimat Pola pemakaian deiksis atau penunjukkan ini digunakan di tengah kalimat. Pola ini biasanya digunakan untuk menunjukkan nama orang. Pola tersebut dapat dilihat pada data di bawah ini.

(9)

c. Pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi di akhir kalimat Pola pemakain deiksis atau penunjukkan ini digunakan di akhir kalimat. Pola ini biasanya digunakan untuk menunjukkan nama orang, tempat, waktu dan sosial. Pola tersebut dapat dilihat pada data di bawah ini.

Yang mengajar di kelas ibu Vania

d. Pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi dengan teman sebaya

Dalam proses berkomunikasi dengan teman sebaya ABK yang ada YPAC Surakarta lebih sering menggunakan deiksis persona dan waktu. Seperti anak-anak normal pada umumnya, mereka bersikap dengan temannya seperti biasa. Hal ini dimungkinkan karena teman sebaya memilki usia sepantaran dengan penutur.

Contoh: Aku mempunyai kedua orang tua (deiksis persona) Biasanya berangkat jam 07.00 pagi (deiksis waktu)

e. Pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi dengan guru

Deiksis yang digunakan oleh ABK dalam proses berkomunikasi dengan guru yang membimbing dan membina mereka di YPAC Surakarta, yaitu deiksis persona dan waktu. Oleh karena itu guru pembimbing dan pembina selama proses belajar-mengajar berlangsung perlu melakukan pendekatan secara langsung agar maksud yang disampaikan oleh ABK dalam bertutur dapat dimengerti dan dipahami. Contoh: Saya suka dengan guru bahasa Inggris (deiksis persona)

Istirahatnya jam setengah sembilan (deiksis waktu)

f. Pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi dengan pegawai sekolah dan asrama di YPAC Surakarta

(10)

   

Deiksis yang digunakan oleh ABK dalam proses berkomunikasi dengan pegawai sekolah dan asrama yang ada di YPAC Surakarta, yaitu dengan menggunakan deiksis tempat. Hal ini dikarenakan biasanya ABK selalu menanyakan tempat-tempat yang ada di YPAC Surakarta. Seperti, tempat laboratorium komputer, tempat fisioterapi, tempat beribadah, dan tempat-tempat lainnya.

Contoh: Di ruangan laboratorium komputer (deiksis tempat) Pergi beribadah di musholla (deiksis tempat)

g. Pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi dengan pembantu atau pengasuh ABK (Anak Berkebutuhan Khusus)

Deiksis yang digunakan oleh ABK dalam proses berkomunikasi dengan pembantu atau pengasuh, yaitu menggunakan deiksis persona dan tempat. Deiksis itu digunakan untuk melancarkan proses komunikasinya dan untuk memenuhi semua kebutuhannya baik itu kebutuhan jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, pembantu atau pengasuh dalam memenuhi semua kebutuhan ABK menggunakan pendekatan secara langsung. Hal itu dikarenakan agar ABK merasa nyaman dan tidak takut pada pembantu atau pengasuhnya.

Contoh: Di antar oleh pembantu (deiksis persona) Aku membelinya di toko (deiksis tempat)

h. Pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi dengan keluarga Deiksis yang digunakan oleh ABK dalam proses berkomunikasi dengan keluarga, yaitu menggunakan deiksis tempat, waktu, persona dan sosial. Karena dalam proses berkomunikasi di lingkungan keluarga, semua deiksis digunakan oleh ABK untuk berinteraksi, kecuali deiksis wacana. Hal ini disebabkan karena keluargalah yang paling dekat dengan ABK, seperti ayah, ibu, kakak dan adik.

(11)

Di jalan Slamet Riyadi nomor 364 Surakarta (deiksis tempat) Pulang sekolah biasanya pukul 12.00 siang (deiksis waktu) Teman-temanku di sekolah sangat banyak (deiksis sosial)

i. Pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi dengan tukang becak

Deiksis yang digunakan oleh ABK dalam proses berkomunikasi dengan tukang becak, yaitu menggunakan deiksis tempat. Karena terkadang ABK tidak dijemput oleh orang tua atau pembantu, bila ia tidak dijemput oleh orang tua atau pembantu biasanya ABK naik becak untuk mengantarnya sampai ke rumah bagi ABK yang tidak tinggal di asrama. Contoh: Alamat rumah Kartasura makamhaji RT/RW 6/1

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Peneliti menemukan sebanyak 36 data, dan enam pola pemakaian deiksis yang digunakan oleh ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) untuk proses berkomunikasi. di mana data tersebut, yaitu (a) deiksis persona sembilan data, (b) deikisis tempat duabelas data, (c) deiksis waktu sebelas data, dan (d) deiksis sosial empat data. Sedangkan enam pola pemakaian deiksis tersebut, adalah (a) pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi di awal kalimat, (b) pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi di tengah kalimat, (c) pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi di akhir kalimat, (d) pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi dengan teman sebaya, (e) pola pemakaian deiksis dalam proses dengan guru, (f) pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi dengan pegawai sekolah dan asrama, (g) pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi dengan pembantu atau pengasuh, (h) pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi dengan keluarga, dan yang terakhir (i) pola pemakaian deiksis dalam proses berkomunikasi dengan tukang becak. Deiksis yang paling sering digunakan, yaitu deiksis persona dan tempat.

(12)

   

DAFTAR PUSTAKA

Agustiyan, Diyah. (2012). Analisis Deiksis dalam Novel Lintang Panjer Rina Karya Daniel Tito. Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa. Vol 1,

No 1.

Anisiska, Mery dkk. (2014). Penggunaan Deiksis Persona dan Tempat dalam Novel Supernova 1 Karya Dee. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa

Indonesia Vol 3, No 3.

Ardiansyah, Roely. (2012). Penggunaan Deiksis Dalam Bahasa Indonesia. Jurnal

Humaniora, Sains, Pendidikan dan Pengajaran Vol 1, No 1.

Chintia Sera, Daessa. 2014. Deiksis Waktu dalam Drama Cleopatra Na Onnatachi Karya Ooishi Shizuka. Jurnal Language Vol 3, No 4.

Djajasudarma, T. Fatimah. 1999. Semantik 2 Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: Refika Aditama.

Mustika Leo, Heppy. (2012). Analisis Deiksis Persona dalam Ujaran Bahasa Rusia.

Jurnal Ilmiah Bahasa dan Seni Vol 1, No 1.

Nuryani, Ninik. 2007. “Kajian Pemakaian Deiksis Sosial dalam Tajuk Rencana Harian Solopos Edisi November – Desember 2006”. Skripsi. Surakarta: UMS.

Rahmawati, Lila Dewi. 2010. “Pemakaian Deiksis Persona, Lokasional, dan Temporal dalam Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habibburrahman El Shirazi”. Skripsi. Surakarta: UMS.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Wahyuningsih, Zulaikha Tri. 2010. “Pemakaian Deiksis Sosial dalam Tajuk Rencana Harian Kompas Edisi Januari – Februari 2010”. Skripsi. Surakarta: UMS.

   

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian informasi rencana pembelian kembali saham ( buyback ) diterima oleh pasar dan dipandang sebagai good news ditandai dengan adanya perubahan harga saham yang

Metode analisis penelitian ini menggunkan analisis linier berganda.Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa : (1) variabel sistem penggajian

Selama proses penerbitan Sertifikat,SKP dan Lisensi dari Kemnaker RI, peserta dapat menggunakan Sertifikat Internal dan Surat Keterangan dari PT Indohes Magna

Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa adanya pengaruh yang bermakna pada kinerja berdasarkan karakteristik perawat pelaksana di ruang perawatan intensif rumah

Rencana Terpadu dan Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang Cipta

1 Adanya buku khusus untuk mencatat perkembangan klien ( buku operan ) Discharge planning belum didokumentasikan secara optimal Adanya kemauan perawat untuk

Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah diungkapkan, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui perbedaan pemahaman konsep