LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI
“PENINGKATAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN DAN PERAN KANTOR URUSAN AGAMA” DI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT
MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2020 - 2021 RABU, TANGGAL 27 - 29 JANUARI 2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
JADWAL DAN TIM KUNJUNGAN KERJA 3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI MENGENAI PENINGKATAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN DAN PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DI KABUPATEN
PURWAKARTA
5 7
BAB III PENUTUP 14
DAFTAR NAMA
TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI
DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN DAN PERAN KANTOR URUSAN AGAMA
DI KABUPATEN PURWAKARTA, PROVINSI JAWA BARAT
RABU, 27 JANUARI 2021
NOMOR
N A M A JABATAN FRAKSI DAPIL URUT ANGG
1. A-289 Dr.H.TB ACE HASAN SYADZILY,M.Si Wakil
Ketua/Ketua Tim GOLKAR JABAR II
2. A-166 DIAH PITALOKA, S.Sos., M.Si. Anggota PDIP JABAR III
3. A-218 INA AMMANIA Anggota PDIP JATIM VII
4. A-257 Drs. H. SAMSU NIANG, M.Pd. Anggota PDIP SULSEL II
5. A-346 Dra. Hj. IDAH SYAHIDAH RUSLI HABIBIE, M.H. Anggota GOLKAR GORONTALO
6. A-98 ABDUL WACHID Anggota GERINDRA JATENG II
7. A-62 M. HUSNI, SE. Anggota GERINDRA SUMUT I
8. A-351 Dra. DELMERIA Anggota NASDEM SUMUT II
9. A-413 Hj. NUR AZIZAH TAMHID, B.A., M.A. Anggota PKS JABAR VI
10. - BAMBANG KRISWANTO, SH. SEKRETARIAT KOMISI VIII
11. - YUSUP KAMALUDIN SEKRETARIAT KOMISI VIII
12. - ADI WICAKSONO, SE., AK. ME TENAGA AHLI
BAB I
PENDAHULUAN
A. UMUM
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI, sesuai ketentuan Peraturan Tata Tertib DPR RI, maka Komisi VIII DPR-RI dalam kunjungan Kerja Spesifik Masa Persidangan III Tahun Sidang 2020-2021 telah membentuk Tim Kunjungan Kerja Spesifik Peninjauan pelaksanaan Peningkatan Pendidikan Keagamaan dan Peran Kantor Urusan Agama di Kabupaten Purwakarta.
Urgensi kunjungan kerja spesifik dilaksanakan dalam rangka Peningkatan bagi Madrasah, Pondok Pesantren, Pendidikan Diniyah dan Kantor Urusan Agama.
B. DASAR KUNJUNGAN KERJA
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20, 20A, 21 dan 23 tentang tugas DPR-RI di bidang Legislasi, Anggaran dan Pengawasan.
2. Undang undang Nomor 17 tahun 2014 tentang MD3 sebagaimana telah diubah dalam Undang undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang undang Nomor 17 tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
3. Keputusan DPR RI Nomor 01 tahun 2014 tentang Tata Tertib: a. Pasal 6 dan 7 tentang Wewenang dan Tugas DPR RI;
b. Pasal 58 Ayat (3) tentang Tugas Komisi di bidang Pengawasan; c. Pasal 59 Ayat (3) huruf (f) tentang Pelaksanaan Kunjungan Kerja
Spesifik Komisi DPR RI.
C. MAKSUD DAN TUJUAN 1. MAKSUD
• Melakukan komunikasi intensif antara DPR RI khususnya Komisi VIII DPR RI dengan daerah, baik Pemerintah Daerah dan madrasah, Pendidikan diniyah, pondok pesantren dan pelayanan Kantor Urusan Agama (KUA).
• Melaksanakan fungsi Pengawasan atas Pelaksanaan Undang-undang termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang digunakan untuk Fungsi Pendidikan keagamaan dan Fungsi Agama. • Menggali dan menyerap aspirasi daerah dari unsur perwakilan
struktur Kementerian Agama di daerah.
2. TUJUAN
Mendapatkan masukan berupa data faktual tentang madrasah, pendidikan diniyah, pondok pesantren dan pelayanan kantor urusan agama di Kabupaten Purwakarta.
BAB II
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI MENGENAI PENINGKATAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN DAN PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DI KABUPATEN PURWAKARTA
PENDIDIKAN KEAGAMAAN
Kebijakan Pembangunan dalam bidang pendidikan pada tahun 2021 yang disampaikan pada nota keuangan RAPBN tahun 2021 difokuskan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, kemampuan adaptasi teknologi, peningkatan produktivitas melalui knowledge economy di era industri 4.0. Arah reformasi bidang pendidikan antara lain: (1) transformasi kepemimpinan kepala sekolah, (2) transformasi pendidikan dan pelatihan guru, (3) mengajar sesuai tingkat kemampuan siswa, (4) standar penilaian global, dan (5) kemitraan daerah dan masyarakat sipil. Pembangunan bidang pendidikan dilaksanakan antara lain oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama.
Kementerian Agama bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama. Salah satu tugas pokok Kemenag adalah perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang bimbingan masyarakat Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu, penyelenggaraan haji dan umrah dan pendidikan agama dan keagamaan. Dari Tahun 2016 s.d. 2021 Anggaran Kementerian Agama cenderung fluktuatif, namun rata-rata mengalami pertumbuhan 3,5 persen, kenaikan anggaran terbesar pada tahun 2017 sebesar 12,6 persen dari tahun 2016 disebabkan adanya tambahan anggaran untuk pembayaran tunggakan TPG dan kenaikan targe BOS, PIP serta Bidik Misi. Kecuali di tahun 2020, anggaran kemenag mengalami penurunan akibat adanya pemotongan anggaran untuk menangani dampak pademi covid-19.
Pada tahun 2020, Kementerian Agama juga mengalokasikan anggaran untuk penanganan dampak pandemi covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional untuk pesantren dan Lembaga Pendidikan Islam sebesar Rp2,5 Triliun dengan rincian: (1) Rp645,7 miliar untuk Bantuan Operasional 21.173 Pesantren (14.906 kategori kecil mendapat Rp25 juta, 4.032 kategori sedang mendapat Rp40 juta dan 2.235 kategori besar sebesar Rp50 juta), (2) Rp621,5 miliar untuk Bantuan Operasional 62.153 Madrasah Diniyah Takmiliyah (@ Rp10 juta), (3) Rp1.100 miliar untuk Bantuan Operasional 112.008 Lembaga Pendidikan Al Quran (LPQ) (@ Rp 10 juta), (4) Bantuan Pembelajaran daring sebesar Rp211,73 miliar untuk lembaga (@ Rp15 juta, diberikan sebesar Rp5 juta per bulan selama 3 bulan.
Selanjutnya di tahun 2021 pagu alokasi anggaran Kemenag sebesar Rp66,9 triliun yang terdiri dari rupiah murni (87,87 persen), SBSN (5,02 persen), PLN (0,99 persen), BLU (3,02 persen) dan PNBP (2,60 persen). Dari total anggaran tersebut sebesar 57,7 persen untuk belanja pegawai, 31,6 persen untuk belanja barang, 7,6 persen untuk belanja modal dan 3,1 persen untuk belanja bantuan sosial. Di tahun 2021, Kementerian Agama akan melanjutkan kegiatan prioritas dan strategis khususnya bidang pendidikan dalam rangka mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia, peningkatan kerukanan umat beragama dan dalam penyelenggaraan haji serta penerbitan sertifikasi halal.
Dalam rangka pemulihan ekonomi dan sosial akibat adanya pandemi Covid-19 yang diperkirakan masih akan berdampak pada daya beli dan kesejahteraan masyarakat, pada tahun 2021 Kementerian Agama masih akan mengalokasikan anggaran untuk penanganan
PELAYANAN KANTOR URUSAN AGAMA
Kantor urusan agama merupakan bagian dari Kementerian Agama pada tingkat paling bawah. KUA memiliki tugas dan fungsi yang berhubungan langsung dengan kehidupan masyarakat. Karena itu, KUA mempunyai posisi yang strategis dalam upaya pembinaan dan pelayanan kehidupan keagamaan terhadap masyarakat.
Kantor Urusan Agama (KUA) berada dalam struktur Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dengan tugas melaksanakan layanan dan bimbingan masyarakat Islam di wilayahnya. Dalam melaksanakan tugas KUA Kecamatan menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan pelayanan, pengawasan, pencatat-an, dan pelaporan nikah dan rujuk;
b. Penyusunan statistik layanan dan bimbingan masyarakat Islam; c. Pengelolaan dokumentasi dan sistem informasi manajemen KUA
Kecamatan;
d. Pelayanan bimbingan keluarga sakinah; e. Pelayanan bimbingan kemasjidan;
f. Pelayanan bimbingan hisab rukyat dan pembina-an syariah; g. Pelayanan bimbingan dan penerangan agama Islam;
h. Pelayanan bimbingan zakat dan wakaf; dan
i. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtangga-an KUA Kecamatan.
Selain melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud diatas KUA Kecamatan dapat melaksanakan fungsi layanan bimbingan manasik haji bagi Jemaah Haji Reguler.
Luasnya cakupan fungsi dan tugas KUA maka dibutuhkan sumberdaya manusia yang mampu memahami dan memiliki kemampuan beradaptasi di lingkungan KUA. Untuk mencapai target capaian kinerja dari tugas dan fungsi KUA maka sikap dan perilaku pegawai sangat
penting agar tercapainya tujuan KUA yang telah di tetapkan sebelumnya dapat tercapai. Kinerja pegawai merupakan kunci sukses bagi keberhasilan suatu KUA, disinilah letak pentingnya faktor manusia dibandingkan dengan sumber daya yang lain, Karena di KUA komunikasi kepada masyarakat sekitar menjadi penting karena tugas dan fungsi KUA. Pegawai KUA harus dibina, diarahkan serta ditingkatkan kemampuannya untuk memperlancar tugas dan pekerjaannya sebagai pegawai. Rasio Sumber daya manusia di KUA juga perlu diperhatikan, agar KUA dapat optimal dalam menjalan tugas dan fungsinya. Banyak ditemukan kondisi bahwa rasio sumberdaya manusia terbatas di KUA sehingga mengurangi kinerja dari pelayanan KUA.
Pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan KUA yang baik tercermin dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban instansi untuk pertanggungjawaban keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. KUA sesuai dengan bidang tugasnya membantu Kepala Kankemenag dalam penyelenggaraan pemerintah di bidang agama, berkewajiban juga menyusun rencana strategis agar mampu mengoptimalkan peran dan tugasnya.
Rencana strategis yang disusun oleh KUA merupakan langkah awal untuk melaksanakan mandat tersebut di atas, yang dalam penyusunannya perlu melaksanakan analisis terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal yang merupakan langkah yang penting dengan memperhitungan kekuatan, kelemahan,peluang,dan tantanganyang ada. Rencana ini merupakan suatu proses yang berorientasi pada proses dan hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu lima tahun, dengan tetap
dihadapi di lingkungannya. Beberapa masalah keanekaragaman yang menjadi lingkup tugas KUA diantara adalah kerukunan umat beragama, angka perceraian yang tinggi, pengelola kemasjidan, zakat dan wakaf yang belum optimal, Bimbingan Manasik haji bagi calon Jemaah haji dan penyuluh agama. Untuk itu kepada kepala Kantor Kementeria Agama Kabupaten/Kota harus memiliki kemampuan dalam menempatkan dan memberikan dukungan sarana dan prasarana bagi KUA.
Banyak kantor urusan agama di daerah yang belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Program Revitalisasi KUA telah diluncurkan sejak tahun 2014 dengan menggunakan pembiayaan SBSN. Pentingnya Revitalisasi peran dan fungsi KUA perlu dilakukan agar peningkatan mutu layanan yang diberikan dapat tercapai. Peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya juga harus dilakukan karena permasalahan ke depan di dalam ruang lingkup KUA semakin meningkat. Untuk itu dengan adanya peningkatan kapasitas dan kompetensi diharapkan target mutu layanan yang diberikan KUA kepada masyarakat dapat tercapai.
Peningkatan kapasitas dan kompetensi juga dilakukan untuk penghulu, setiap tahun terdapat 400 ribu pasangan yang cerai setiap tahunnya sehingga penghulu harus dibekali dengan kemampuan dalam memberikan konsultasi keluarga. Program pra nikah yang ada di KUA harus di tingkatkan kualitasnya baik penghulu, program kegiatan dan sarana penunjang lainnya.
Untuk sarana dan prasarana pada tahun ini dialokasikan rehab bagi seluruh KUA yang memiliki kerusakan berat dan ringan mendapatkan anggaran rehab yang bersumber dari dana realokasi yang tidak terserap karena adanya covid 19. Diharapkan dengan adanya program Rehab KUA dapat memberikan dukungan sarana dan prasaran KUA dalam menjalankan peran dan fungsinya. Selain itu bagi KUA yang telah
memiliki sertifikat tanah atas nama Kementerian Agama maka dapat diusulkan untuk mendapatkan program revitalisasi menggunakan SBSN. Tata Kelola KUA perlu mendapat perhatian karena KUA dalam menjalankan fungsinya harus memiliki tata Kelola yang baik. Tata Kelola tersebut meliputi pencatatan nikah rujuk, statistik layanan keagamaan, dan dokumentasi sistem informasi manajemen KUA.
Kementerian Agama harus memiliki target program revitalisasi KUA agar seluruh KUA memiliki sarana dan prasarana yang dapat menunjang tugas dan fungsinya. KUA yang tanahnya belum bersertifikat harus dikomunikasikan dengan pemerintah daerah untuk dibantu sedangkan pembiayaanya dialokasikan oleh Kementerian Agama melalui SBSN.
Laporan Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI ke Purwakarta
Kunjungan kerja Komisi VIII DPR RI ke Kabupaten Purwakarta di lakukan di Pendopo Bupati Purwakarta dan diterima oleh Bupati Purwakarta beserta jajarannya dan Kepala Kementerian Agama Purwakarta beserta jajarannya, Perwakilan Kepala Kantor Urusan Agama Kab. Purwakarta, Kabid Urusan Agama Islam Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, Kabid Pondok Pesantren Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama, Direktur KSKK Madrasah dan Sesditjen Bimas Islam Kementerian Agama.
Dalam kunjungan kerja tersebut dapat dicatat dan rekomendasi sebagai berikut :
1. Terdapat KUA yang masih menumpang di lahan Pemerintah Daerah karena keterbatasan lahan dan kemampuan penyediaan lahan di Kementerian Agama, Pemerintah Kabupaten Purwakarta akan
Agama. Selanjutnya Kementerian Agama akan Membangun melalui pembiayaan SBSN.
2. Keterbatasan lahan Madrasah Negeri dan kantor kementerian agama akan di pelajari oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta dan akan dikonsultasikan dengan DPRD sesuai aturan yang berlaku. Jika disetujui maka selanjutnya Kementerian Agama akan membiayai pembangunan melalui pembiayaan SBSN.
3. Pemerintah Purwakarta telah mengalokasikan anggaran melalui APBD untuk fungsi agama dan Pendidikan keagamaan dan meningkat setiap tahun. Belanja Hibah untuk Lembaga Pendidikan Agama (Ponpes, Masjid, Majlis Ta’lim, Madrasah) dan Lembaga Keagamaan, diantaranya: Hibah Tahun 2018 nilai anggaran: Rp.1.630.000.000, Hibah Tahun 2019 Nilai Anggaran: Rp.4.850.000.000, Hibah Tahun 2020 Nilai Anggaran: Rp.9.250.000.000. Anggaran Belanja Kegiatan Keagamaan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta yang bekerjasama dengan Kantor Kemenag Kabupaten Purwakarta, sebagai berikut: Tahun 2018 nilai anggaran Rp. 2.325.000.000, Tahun 2019 Nilai Anggaran Rp.3.800.000.000, Tahun 2020 Nilai Anggaran Rp. 4.258.560.000.
BAB III PENUTUP
Demikianlah bahan laporan ini dibuat, sebagai bahan dan masukan dengan Pemerintah untuk peningkatan pelayanan Pendidikan keagamaan dan pelayanan kantor urusan agama.
PIMPINAN KOMISI VIII DPR RI WAKIL KETUA