Halaman.
Daftar Isi... i
Kata Pengantar... ii
Ringkasan Eksekutif ... iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tugas dan Fungsi ... 2
C. Struktur Organisasi ... 4
D. Aspek Strategis Organisasi ... 4
BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019... 5
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2019... 7
C. Program Kegiatan Tahun 2019... 8
D. Anggaran Tahun 2019 ... 8
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Gambaran Umum Akuntabilitas Kinerja Tahun 2019 ... 9
B. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2019 ... 10
C. Analisa Pencapaian Sasaran ... 11
D. Akuntabilitas Keuangan Tahun 2019 ... 22
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan... 24
B. Kendala Utama... 25
C. Alternatif Pemecahan Masalah... 25
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
1. Target dan Realisasi per IKU Setditjen Aspasaf Tahun 2019 2. Perjanjian Kinerja Sesditjen Aspasaf Tahun 2019
aporan Kinerja (LKj) Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2019 disusun sebagai salah satu wujud akuntabilitas dan transparansi kinerja sekaligus sebagai bahan evaluasi internal dalam kerangka proses perbaikan dan peningkatan yang berkelanjutan.
Tahun 2019 merupakan tahun kelima pelaksanaan Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Periode 2015-2019. Selama tahun 2019, selain memberikan dukungan administrasi kepada seluruh satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika juga mengambil langkah yang lebih aktif dalam memperkuat sinergi dan koordinasi lintas satker serta monitoring pencapaian target-target kinerja dan anggaran.
Perhatian khusus diberikan pada perubahan Indikator Kinerja Utama (IKU) Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika dalam lingkup perspektif Internal Business Process yang berbasis balanced scorecard pada tahun 2019, khususnya dalam rangka penguatan diplomasi ekonomi, yaitu pada IKU “Jumlah fasilitasi kerja sama ekonomi dengan stakeholders di kawasan Asia Pasifik dan Afrika”. Melalui IKU baru ini, upaya Setditjen Aspasaf dalam mendukung capaian diplomasi ekonomi sebagaimana arahan Menteri Luar Negeri lebih berorientasi outcome dan membawa nilai manfaat kongkrit bagi masyarakat. Selain itu, pelaksanaan evaluasi AKIP pada level Unit Eselon II Kemenlu oleh Inspektorat Jenderal yang mulai diterapkan pada tahun 2019 tentunya akan dapat menjadi tolok ukur keberhasilan pengelolaan kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika secara keseluruhan.
Capaian kinerja pada tahun 2019 merupakan hasil koordinasi, komitmen dan kerja keras seluruh jajaran pegawai di Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika serta semua pihak terkait lainnya untuk mensukseskan capaian kinerja kementerian sesuai dengan semangat good governance dan reformasi birokrasi. Untuk itu, saya menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya.
Semoga sinergi dan koordinasi yang telah terbangun melalui dukungan berbagai pihak dapat terus terselenggara dengan baik serta mengalami peningkatan dan pada gilirannya Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika dapat terus meningkatkan prestasi capaiannya.
L
T
Jakarta, 8 Januari 2020
Sekretaris Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
Rossy Verona
KATA PENGANTAR
epanjang 2019, Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika (Setditjen Aspasaf) mengupayakan tercapainya target kinerja sebagaimana yang telah disepakati dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2019. Secara umum, Setditjen Aspasaf telah berhasil memenuhi target-target kinerja yang ditetapkan dalam memberikan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya bagi upaya diplomasi yang dilaksanakan oleh seluruh satuan kerja di lingkungan Ditjen Aspasaf. Pada tahun 2019, tercatat capaian kinerja Setditjen
Aspasaf sebesar 100,46% dengan realisasi anggaran 99,45%.
Adapun beberapa highlight capaian pada tahun 2019, antara lain:
a. Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana pendukung unit-unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika.
b. Meningkatnya kepuasan pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
dengan nilai indeks engagement 3,85 dan berada pada status “engaged”. Nilai indeks
tersebut lebih tinggi dibandingkan nilai indeks Kementerian Luar Negeri secara umum yang mencapai 3,81.
c. Terpenuhinya SDM di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang kompeten.
d. Keberhasilan memfasilitasi kerja sama ekonomi dengan stakeholders di kawasan Asia Pasifik dan Afrika, yaitu sebanyak 4 kegiatan dari target 4 kegiatan.
Terkait dengan pencapaia kinerja atas pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana yang baik dapat menciptakan kondisi lingkungan kerja yang menyenangkan, baik secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan, serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan pencapaian visi dan misi organisasi, baik oleh Pimpinan maupun pegawai. Oleh karena itu, Sekretariat Ditjen Aspasaf senantiasa memperhatikan persyaratan pengadaan sarana dan prasarana dengan membuat daftar prioritas keperluan pada setiap unit kerja oleh
sebuah tim yang profesional dengan melakukan “need assessment” unit kerja, serta
penyesuaian dengan ketersediaan anggaran Belanja Modal.
Pemenuhan SDM yang memenuhi standar kompetensi jabatan juga tidak terlepas dari peran aktif Sekretariat Ditjen Aspasaf untuk terus melakukan perbaikan dalam pengelolaan manajemen SDM di lingkungan Ditjen Aspasaf. Pengelolaan tersebut tentunya tidak terlepas pula dari berbagai langkah koordinasi internal dengan Biro SDM Kemenlu dalam upaya peningkatan kompetensi, karakteristik dan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai tugas dan fungsi jabatan dari seluruh pegawai di Ditjen Aspasaf.
Hasil analisis koresponden engagement pegawai di lingkungan Kementerian Luar Negeri yang dilaksanakan oleh Biro SDM menunjukkan bahwa rata-rata pegawai di lingkungan Ditjen Aspasaf pada tahun 2019 berada pada status “engaged”. Dengan demikian, rata-rata pegawai Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika memiliki tingkat kepuasan relatif tinggi terhadap organisasi. Dalam hal ini, engagement pegawai sangat diperlukan tidak hanya untuk memberikan kepuasan kerja, namun juga untuk menumbuhkan semangat, rasa saling percaya diri (trust), loyalitas serta kebanggan terhadap pekerjaan dan organisasi. Dengan adanya peningkatan engagement, diharapkan setiap pegawai dapat memberikan kinerja yang terbaik dalam mendukung pencapaian kinerja organisasi.
S
Pencapaian nilai Evaluasi AKIP, baik pada tataran Ditjen Aspasaf maupun Setditjen Aspasaf pada tahun 2019 belum dapat mencapai target yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh adanya berbagai kendala, antara lain: keterlambatan dalam proses penyampaian LKj akibat keterlambatan penyerahan data dukung klaim capaian kinerja dari masing-masing Satker di lingkungan Ditjen Aspasaf, belum diperolehnya data dukung klaim capaian kinerja yang terkait dengan IKU Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu, serta belum efektifnya implementasi LKj triwulanan sesuai dengan hasil capaian IKU yang telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja (PK). Untuk mengatasi kendala tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika akan mengupayakan pelaksanaan rekomendasi dari Tim Evaluator Inspektorat Jenderal Kemenlu, serta melakukan pemutakhiran Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Capaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika pada tahun 2019 tentunya tidak terlepas dari berbagai tantangan dan kendala, antara lain: pelaksanaan kegiatan di lingkungan Ditjen Aspasaf yang tidak terdapat dalam dokumen perencanaan, serta keterbatasan jumlah SDM yang ada. Dalam mengatasi kendala tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika secara aktif terus berupaya untuk meningkatkan koordinasi dengan unit-unit terkait di lingkungan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, satuan kerja lainnya di Kementerian Luar Negeri, Perwakilan RI maupun Kementerian/Lembaga terkait lainnya terutama dalam hal penyusunan perencanaan kinerja untuk tahun-tahun mendatang. Disamping itu, Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika juga terus berkoordinasi secara intensif dengan Biro SDM dalam upaya memenuhi kebutuhan SDM di lingkungan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika.
A. Latar Belakang
erdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999, setiap unit kerja di Kementerian dan Lembaga Pemerintah baik di pusat maupun daerah untuk melaksanakan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yang mencakup penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA), Perjanjian Kinerja (PK), Monitoring dan Evaluasi (Monev), Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) dan penyampaian Laporan Kinerja (LKj). Dalam pelaksanaan Instruksi Presiden di lingkungan Kementerian Luar Negeri diatur lebih lanjut melalui Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 01 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia. Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika dalam
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik diperlukan penerapan sistem
pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Setditjen Aspasaf sebagai unsur pelaksana pemerintahan memiliki peranan strategis dalam mengkoordinasikan langkah perencanaan dan penyusunan kebijakan, serta mensinkronkan pelaksanaan kebijakan di lingkungan Ditjen Aspasaf. Sebagai unit kerja yang menangani masalah koordinasi di bidang penyusunan rencana dan program kerja, penyusunan analisis data, kertas kerja, promosi, dan publikasi, keuangan, kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga, tata usaha pimpinan, dokumentasi dan tata persuratan dan kearsipan Ditjen Aspasaf, Sekretariat Ditjen Aspasaf terus melakukan pembenahan sistem koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antarunit kerja di lingkungan Ditjen Aspasaf. Sejalan dengan itu pengembangan kapasitas sumber daya manusia dilakukan melalui penerapan langkah-langkah Reformasi Birokrasi yang dilaksanakan Kementerian Luar Negeri untuk meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
LKj tahun 2019 ini disusun dengan mengacu kepada RENSTRA Setditjen Aspasaf tahun 2015-2019 dan PK tahun 2019 sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat Ditjen Aspasaf dalam rangka mewujudkan good governance yang transparan dan akuntabel sekaligus sebagai alat kendali dan pendorong peningkatan kinerja organisasi.
Landasan juridis formal penyusunan LKj Setditjen Aspasaf Tahun 2019 mengacu kepada beberapa ketetapan sebagai berikut :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
4. Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 2 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Luar Negeri.
B
B. Tugas dan Fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
Sesuai amanat dari Presiden RI serta Menteri Luar Negeri, Setditjen Aspasaf terus beradaptasi dengan berbagai tantangan serta tuntutan untuk memfasilitasi pelaksanaan program kerja oleh para satker regional Aspasaf dalam menjembatani kepentingan nacional RI melalui pelaksanaan polugri dengan penekanan pada diplomasi ekonomi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 02 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri, Ditjen Aspasaf memiliki tugas pokok “menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar negeri pada lingkup bilateral, intrakawasan dan antarkawasan di Asia Pasifik dan Afrika”. Dalam hal ini Sekretariat Ditjen Aspasaf mempunyai tugas” melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas substansi dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika”.
Dalam melaksanakan tugasnya sesuai SOTK Permenlu di atas, Setditjen Aspasaf menyelenggarakan fungsi :
1. penyiapan koordinasi penyusunan rencana strategis, program dan kegiatan; 2. pengelolaan urusan organisasi dan ketatalaksanaan;
3. penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, pengelolaan, dan pelaporan anggaran; 4. pengelolaan urusan perlengkapan, rumah tangga, kepegawaian, tata usaha pimpinan,
dokumentasi, tata persuratan, dan kearsipan;
5. penyiapan koordinasi analisis data, penyusunan kertas kerja, promosi, dan publikasi; 6. pemberian dukungan kerja sama antarlembaga; dan
7. pelaksanaan monitoring dan evaluasi rencana, program dan kegiatan.
Selain itu, dalam rangka mendukung program prioritas Kemlu di bidang penguatan diplomasi ekonomi, Setditjen Aspasaf juga telah melakukan tugas tambahan berupa fasilitasi kerja sama ekonomi dengan stakeholders di kawasan Asia Pasifik dan Afrika, yang antara lain dilaksanakan melalui monitoring kegiatan promosi Trade, Tourism, and Investment (TTI) Perwakilan RI di kawasan Asia Pasifik dan Afrika.
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas, Sekretariat Ditjen Aspasaf terdiri dari 5 (lima) bagian, yaitu :
1. Bagian Perencanaan dan Organisasi, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
koordinasi dan penyusunan rencana, program dan kegiatan, penataan organisasi dan ketatalaksanaan, fasilitasi penyiapan penyusunan peraturan dan ketetapan, analisis jabatan, evaluasi jabatan, serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi rencana, program dan kegiatan.
Untuk pelaksanaan tugas ini Bagian Perencanaan dan Organisasi menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana, program dan kegiatan; b. penyiapan bahan penataan organisasi dan ketatalaksanaan, fasilitasi
penyusunan peraturan dan ketetapan, penelaahan, serta pelaksanaan analisis jabatan dan evaluasi jabatan; dan
c. penyiapan bahan pelaksanaan monitoring dan evaluasi rencana, program dan kegiatan.
2. Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas melaksanakan urusan
Untuk pelaksanaan tugas ini, Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan urusan penyediaan, penyimpanan, pendistribusian perlengkapan, penatausahaan, pengelolaan, inventarisasi, penghapusan, pengawasan, dan pengendalian Barang Milik Negara;
b. pelaksanaan urusan pemeliharaan inventaris, pemeliharaan gedung dan Barang Milik Negara, serta urusan dalam perkantoran; dan
c. pelaksanaan urusan tata usaha kepegawaian serta penyiapan bahan pelaksanaan pelantikan pejabat eselon III dan IV, serah terima jabatan, pemantapan substansi, pengembangan kompetensi, kesejahteraan, dan disiplin pegawai.
3. Bagian Keuangan, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan
penyusunan rencana, pengelolaan dan pelaporan anggaran.
Untuk pelaksanaan tugas ini, Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan anggaran, pengendalian anggaran dan perhitungan anggaran;
b. penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan anggaran, administrasi dan pembayaran perjalanan dinas, gaji dan tunjangan, tagihan lainnya, dan verifikasi anggaran; dan
c. pelaksanaan akuntansi pelaksanaan anggaran dan penyiapan bahan pembukuan, pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan.
4. Bagian Tata Usaha dan Dokumentasi, mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
tata usaha pimpinan, tata persuratan, dokumentasi, kearsipan, dan penyiapan bahan koordinasi penyusunan laporan.
Untuk pelaksanaan tugas ini, Bagian Tata Usaha dan Dokumentasi menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan pelayanan administrasi dan keprotokolan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika;
b. pelaksanaan pencatatan dan pengelolaan tata persuratan; dan c. pengelolaan dokumentasi dan kearsipan.
5. Bagian Analisis dan Promosi, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi
analisis dan penyusunan kertas kerja, promosi, publikasi, laporan perkembangan, laporan mingguan dan laporan tahunan, serta pemberian dukungan kerja sama antarlembaga pemerintah dan nonpemerintah dalam kerangka hubungan bilateral, intrakawasan dan antarkawasan Asia Pasifik dan Afrika.
Untuk pelaksanaan tugas ini, Bagian Analisis dan Promosi menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan koordinasi analisis data, penyusunan kertas kerja, laporan
perkembangan, laporan mingguan, dan laporan tahunan;
b. penyiapan bahan pemberian dukungan fasilitasi kontak kerja sama dengan lembaga pemerintah maupun nonpemerintah, serta dengan Perwakilan Republik Indonesia di kawasan Asia Pasifik dan Afrika dan Perwakilan asing kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang diakreditasikan di Indonesia; dan
c. penyiapan bahan koordinasi promosi, publikasi dan bahan pelaksanaan diseminasi informasi hubungan bilateral dan kerja sama intrakawasan dan antarkawasan Asia Pasifik dan Afrika.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Setditjen Aspasaf sesuai dengan Permenlu No. 02 Tahun 2016, tertuang dalam bagan struktur organisasi sebagai berikut:
Struktur Sekretariat Ditjen Aspasaf
D. Aspek Strategis Organisasi
Perencanaan kegiatan dan pengelolaan kinerja dan anggaran merupakan komponen yang tidak kalah penting untuk mencapai tujuan organisasi. Selaku pendukung dan koordinator pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Sekretaris Dtjen Asia Pasifik dan Afrika bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika. Sehubungan hal tersebut, Setditjen Aspasaf memiliki mandat untuk mendukung pelaksanaan Program Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri serta Optimalisasi Diplomasi di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika, melalui kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Asia Pasifik dan Afrika.
Setditjen Aspasaf berperan melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi, teknis dan dukungan lainnya kepada seluruh satuan kerja Eselon II di lingkungan Ditjen Aspasaf. Peran tersebut dilakukan dalam rangka mendukung Ditjen Aspasaf dalam merencanakan, merumuskan, dan menetapkan kebijakan serta standarisasi teknis di bidang politik dan hubungan luar negeri di kawasan Aspasaf. Peran ini senantiasa dilakukan secara berkelanjutan dengan berorientasi pada perencanaan dengan tetap mengikuti perkembangan secara dinamis (tidak rigid) guna memastikan tuntutan tugas rutin, tugas dukungan dalam rangka perumusan kebijakan dan tugas lain yang diselenggarakan oleh Ditjen Aspasaf dapat dilaksanakan dengan tepat waktu, tepat sasaran dan tepat guna.
Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik
dan Afrika Bagian Perencanaan dan Organisasi Subbagian Perencanaan Subbagian Organisasi dan Tata Laksana
Subbagian Monitoring dan Evaluasi Kinerja
Bagian Umum dan Kepegawaian Subbagian Perlengkapan Subbagian Rumah Tangga Subbagian Kepegawaian Bagian Keuangan Subbagian Penyusunan Anggaran Subbagian Pelaksanaan Anggaran Subbagian Akuntansi dan Pelaporan Anggaran
Bagian Tata Usaha dan Dokumentasi
Subbagian Tata Usaha Pimpinan Subbagian Kesekretariatan Subbagian Dokumentasi dan Kearsipan
Bagian Analisis dan Promosi
Subbagian Analisis Data
Subbagian Kerja Sama
Subbagian Promosi dan Publikasi
A. Rencana Strategis Tahun 2015-2019
erencanaan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika tahun 2019 sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA) tahun 2015-2019 mencakup Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis yang telah diterjemahkan dengan grafik Balanced Scored Card sebagai berikut :
Peta Strategi Ditjen Asia Pasifik dan Afrika 2019
P
D
PERENCANAAN KINERJA
Stakeholder: Direktur Jenderal,
Unit Organisasi, Satuan Kerja di lingkungan Aspasaf, Perwakilan RI di lingkungan Aspasaf Int er na l B us ine ss P roc es s Le ar ni ng & G row th B2. Sarana dan Prasarana Direktorat Jenderal
Asia Pasifik dan Afrika yang
Memadai
Peta Strategi Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
Kementerian Luar Negeri
B3. Pengelolaan Anggaran Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang
Optimal S1. Tata Kelola
Organisasi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang Baik
Anggaran L2. Pengelolaan Anggaran Sekretariat
Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang Optimal Organisasi
L1. Tata Kelola Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal
Asia Pasifik dan Afrika yang Baik
S ta ke h o ld er B1. SDM di Direktorat Jenderal Asia Pasifik
dan Afrika yang Kompeten
1. Memperkuat peran Indonesia dalam kerja sama bilateral dan regional di kawasan Asia Pasifik dan Afrika untuk memajukan kepentingan nasional
2. Meningkatkan diplomasi ekonomi dan maritim di kawasan Asia Pasifik dan Afrika
3. Mendorong tindak lanjut kerja sama Indonesia dengan negara-negara dan organisasi regional di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang didukung oleh seluruh pemangku kepentingan nasional
4. Memperkuat organisasi, manajemen dan kualitas Sumber Daya Manusia di lingkungan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
VISI DITJEN ASPASAF MISIDITJEN ASPASAF VISI SEKRETARIAT DITJEN ASPASAF MISI SEKRETARIAT DITJEN ASPASAF
Terwujudnya Wibawa Diplomasi Indonesia di kawasan Asia Pasifik dan Afrika guna Memperkuat Jati Diri Bangsa sebagai negara maritim untuk
Kepentingan Rakyat
1. Memperkuat strategi dan implementasi perencanaan dan organisasi 2. Menyediakan SDM yang terbaik
3. Membangun sistem informasi yang terintegrasi
4. Menyediakan layanan Sekretariat Direktorat Jenderal Aspasaf yang cepat, efektif dan akuntabel
Memperkuat Manajemen Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang mumpuni
PROGRAM DAN KEGIATAN
Program : Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri serta Optimalisasi Diplomasi di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kegiatan : Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Aspasaf
Pagu DIPA tahun 2019 Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika sebesar Rp. 37.890.918.000,-
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2019
Renstra Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2015-2019 selanjutnya menjadi referensi dalam menetapkan dokumen perencanaan tahunan, yaitu Rencana Aksi Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2019. Berdasarkan dokumen Rencana Aksi tersebut dan disesuaikan dengan DIPA tahun 2019 yang telah ditetapkan, Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika menyusun Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2019.
Kode
SS Sasaran Kegiatan
Kode
IKU Indikator Kinerja Utama (IKU) Target
(1) (2) (3) (4) (5)
Stakeholders
S1 Tata kelola organisasi di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang baik
S1.1 Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu 83
S2.1 Nilai evaluasi AKIP Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
80
S2.2 Indeks engagement pegawai di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
3,75
Internal Business Process
B1 Sumber daya manusia di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang kompeten
B1.1 Persentase pejabat di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang memenuhi standar kompetensi jabatan
100%
B2 Sarana dan prasarana di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang memadai
B2.1 Persentase sarana dan prasarana yang dipenuhi sesuai dengan rencana
100%
B3 Pengelolaan anggaran di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang optimal
B3.1 Persentase realisasi anggaran di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
100%
B4 Penyelengaraan kegiatan
diplomasi ekonomi yang efektif di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
B4.1 Jumlah fasilitasi kerja sama ekonomi dengan stakeholders di kawasan Asia Pasifik dan Afrika
4
Learning & Growth
L1 Tata kelola organisasi yang baik di Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
L1.1 Nilai evaluasi AKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
80
L2 Pengelolaan anggaran yang optimal di Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
L2.1 Persentase realisasi anggaran di Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
C. Program Kegiatan Tahun 2019
Perjanjian Kinerja Tahun 2019 di atas merupakan rujukan bagi pelaksanaan program dan kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika pada tahun 2019. Adapun
program yang ditetapkan untuk tahun 2019 adalah: “Pemantapan Hubungan dan Politik Luar
Negeri serta Optimalisasi Diplomasi di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika”, yang kemudian dijabarkan menjadi kegiatan “Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Aspasaf”.
D. Anggaran Tahun 2019
Untuk melaksanakan program dan kegiatan tersebut, anggaran DIPA awal yang dialokasikan untuk Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika pada Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp. 33.904.957.000,-. Namun demikian, pada tahun 2019, telah dilakukan revisi DIPA Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika sebanyak 3 (tiga) kali dengan adanya Anggaran Belanja Tambahan (ABT) untuk Belanja Pegawai dan Belanja Barang Operasional (BBO). Dengan adanya revisi tersebut, DIPA Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika menjadi Rp. 37.890.918.000,-.
Anggaran tersebut dialokasikan untuk pencapaian masing-masing IKU Setditjen Aspasaf sebagai berikut:
Kode
SS Sasaran Kegiatan
Kode
IKU Indikator Kinerja Utama (IKU) Target Anggaran (Rp.) Stakeholders
S1 Tata kelola organisasi di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang baik
S1.1 Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu 83 886,389,000 S2.1 Nilai evaluasi AKIP Direktorat
Jenderal Asia Pasifik dan Afrika 80 416,009,000 S2.2 Indeks engagement pegawai di
Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
3,75 29,541,666,000
Internal Business Process
B1 Sumber daya manusia di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang kompeten
B1.1 Persentase pejabat di Ditjen Aspasaf yang memenuhi standar kompetensi jabatan
100% 732,213,000 B2 Sarana dan prasarana di
Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang memadai
B2.1 Persentase sarana dan prasarana yang dipenuhi sesuai dengan rencana
100% 800,000,000
B3 Pengelolaan anggaran di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang optimal
B3.1 Persentase realisasi anggaran di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
100% 260,230,000 B4 Penyelenggaraan kegiatan
diplomasi ekonomi yang efektif di Ditjen Aspasaf
B4.1 Jumlah fasilitasi kerja sama ekonomi dengan stakeholders di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika
4 1,181,226,000
Learning and Growth
L2 Tata kelola organisasi yang baik di Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
L2.2 Nilai evaluasi AKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
80 139,950,000 L3 Pengelolaan anggaran yang
optimal di Setditjen Aspasaf L3.1 Persentase realisasi anggaran di Setditjen Aspasaf 100% 3,933,235,000 Rencana Capaian Kinerja dan Anggaran Setditjen Aspasaf tahun 2019
A. Gambaran Umum Akuntabilitas Kinerja Tahun 2019
erjanjian Kinerja (PK) tahun 2019 memberikan dasar bagi perencanaan kegiatan bagi Sekretariat Ditjen Aspasaf merencanakan akan melaksanakan kegiatan rutin maupun non-rutin dalam rangka manajemen teknis dan dukungan teknis lainnya bagi pemenuhan visi dan misi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika. PK 2019 juga ditandai dengan adanya IKU baru yakni “Jumlah fasilitasi kerja sama ekonomi dengan stakeholders di
Kawasan Asia Pasifik dan Afrika” sebagai turunan dari sasaran strategis “Penyelenggaraan
kegiatan diplomasi ekonomi yang efektif di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika”. Program yang dilaksanakan berdasarkan IKU baru ini merupakan respon dari kebutuhan perlunya sinergi terhadap pelaksanaan diplomasi ekonomi yang selama ini dilakukan secara sporadis antar satker di Aspasaf.
Pada awal tahun, Bappenas selaku koordinator perencanaan program pembangunan nasional, terlibat lebih aktif untuk mensinkronisasi program kegiatan Kemenlu sehingga mendukung capaian oleh Pusat dan sesuai dengan arahan Presiden RI. Dari beberapa kali pertemuan dengan Bappenas, terdapat rekomendasi bahwa Setditjen Aspasaf selaku koordinator perencanaan program dan anggaran perlu menajamkan fungsi koordinasi sejak perencanaan sehingga program yang dirancang membumi, memiliki outcome yang berorientasi kepada hasil serta sesuai dengan anggaran yang dialokasikan. Namun demikian organisasi tidak menutup pintu terhadap program yang bersifat new initiatives atau pop up sesuai dengan arahan Pimpinan sebagai dampak kegiatan yang bersifat tidak dapat direncanakan.
Secara umum, kegiatan-kegiatan dimaksud telah terselenggara dan mendukung realisasi kinerja organisasi di lingkungan Ditjen Aspasaf. Namun demkian beberapa tantangan yang cukup menyulitkan antara lain rambu-rambu birokrasi yang bersifat rigid serta tidak fleksibel sehingga menyulitkan dalam mengakomodir kegiatan yang bersifat new intiatives, pop up. Kendala seperti ini, di satu pihak mendorong penyerapan anggaran, namun di pihak lain terdapat berbagai rambu peraturan yang multi-tafsir dan harus dipatuhi sehingga menimbulkan kekhawatiran terjadinya kesalahan dalam implementasinya. Selain itu juga terdapat permasalahan akibat beragamnya dokumen perencanaan dan evaluasi kinerja yang harus disusun atas permintaan berbagai instansi yang berbeda. Masing-masing dokumen memiliki substansi sama, namun diformulasikan dalam format yang berbeda-beda sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi. Hal lain lagi masih terkait dengan SOTK yang mengalami perubahan terkait arahan Presiden RI untuk penyederhanaan struktur menjadi fungsional banyak memberikan kesulitan dari penerapan sistem yang baru dan pada saat bersamaan kondisi bezetting SDM masih belum dapat memenuhi formasi yang ditetapkan. Serangkaian tuntutan agenda reformasi birokasi yang dijalankan oleh Kemenpan RB dan diturunkan sampai dengan level individu memerlukan waktu adaptasi yang cukup lama dan menyita konsentrasi serta fokus organisasi baik untuk kegiatan rutin maupun kegiatan yang bersifat new initiatives.
Seiring dengan agenda reformasi birokrasi, seluruh satker di Kemlu wajib memperhatikan akuntabilitas, monitoring kegiatan, anggaran serta di satu sisi tetap fleksibel menyikapi perkembangan dan arahan Pusat termasuk untuk program yang mungkin belum masuk ke dalam perencanaan. Hal ini memerlukan keberadaan SDM yang memantau secara berkelanjutan untuk memastikan program yang terselenggara tetap masuk dalam koridor persyaratan administratif yang ditetapkan.
P
Pergantian pejabat SMKO selaku pemantau kinerja dan anggaran setiap tahun kepada pejabat yang baru secara tidak langsung mempengaruhi working curve dan sustainability pelaksanaan kinerja. Dalam kaitan ini perlu dibangun sistem yang berkelanjutan di bidang akuntabilitas dan manajemen kinerja, serta pengelolaan keuangan dan aset barang milik negara. Penanganan oleh individu dapat diterima dalam kaitannya dengan
Untuk mengantisipasi dampak kendala tersebut terhadap kinerja organisasi, selain langkah-langkah peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, Setditjen Aspasaf pada tahun 2019 secara terus menerus telah melakukan berbagai upaya untuk mempertajam perencanaan kegiatan melalui peningkatan koordinasi dengan para pemangku kepentingan, baik antar-bagian di lingkungan Setditjen Aspasaf sendiri, maupun dengan satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Biro Perencanaan dan Organisasi, Biro SDM, Biro Keuangan, Inspektorat Jenderal, Bappenas, Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan, dan lain-lain. Setditjen Aspasaf juga terus mengupayakan terpenuhinya penempatan sumber daya manusia sesuai dengan kompetensinya, meningkatkan kualitas dan kapabilitas sumber daya manusia, mengupayakan terpenuhinya sarana dan prasarana kerja yang dibutuhkan Ditjen Aspasaf.
B. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2019
Dalam rangka mencapai sasaran strategis Setditjen Aspasaf dalam koordinasi program
dan kegiatan di lingkungan Ditjen Aspasaf yaitu: “Meningkatnya dukungan manajemen dan
dukungan teknis lainnya Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika”, Setditjen Aspasaf secara umum telah melaksanakan seluruh kegiatan yang direncanakan sehingga upaya peningkatan hubungan kerja sama secara bilateral dan regional di kawasan Aspasaf yang dilaksanakan oleh seluruh unit kerja di lingkungan Ditjen Aspasaf dapat diwujudkan secara optimal.
Capaian kinerja Setditjen Aspasaf pada tahun 2019 dapat diuraikan seperti tergambar dalam tabel berikut ini:
Program : Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri serta Optimalisasi Diplomasi
di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika
Kegiatan : Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Asia
Pasifik dan Afrika
Sasaran : Meningkatnya dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Direktorat
Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
Sasaran Kegiatan Kode IKU Indikator Kinerja Utama (IKU) Formulasi Perhitungan Target Realisasi Capaian (%)
Tata kelola organisasi di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang baik
S1.1 Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu oleh
KeMENPAN dan RB 90 76,44 95
S2.1 Nilai evaluasi AKIP Direktorat
Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Nilai evaluasi AKIP Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika 80 79,07 98,84 S2.2 Indeks engagement pegawai di
Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
Indeks hasil survei engagement pegawai
Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika 3,75 3,85 102,67 Sumber daya
manusia di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang kompeten
B1.1 Persentase pejabat di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang memenuhi standar kompetensi jabatan
[Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di Ditjen Aspasaf yang memenuhi kompetensi jabatan ÷
Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di Ditjen Aspasaf] x 100%
100% 100% 100
Sarana dan prasarana di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang memadai
B2.1 Persentase sarana dan prasarana yang dipenuhi sesuai dengan rencana
[Jumlah sarana dan prasarana yang dipenuhi sesuai dengan DIPA ÷ Total sarana dan prasarana yang direncanakan dalam DIPA] x
100%
Sasaran Kegiatan Kode IKU Indikator Kinerja Utama (IKU) Formulasi Perhitungan Target Realisasi Capaian (%)
Pengelolaan anggaran di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang optimal
B3.1 Persentase realisasi anggaran di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
[Realisasi Anggaran Ditjen Aspasaf ÷ Total
DIPA Ditjen Aspasaf] x 100% 100% 98,94% 98,94
Penyelenggaraan kegiatan diplomasi ekonomi yang efektif di Direktorat Jenderal Asia Psifik dan Afrika
B4.1 Jumlah fasilitasi kerja sama ekonomi dengan stakeholders di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika
Jumlah fasilitasi kerja sama ekonomi dengan
stakeholders di Kawasan Asia Pasifik dan
Afrika 4 4 100 Tata kelola organisasi yang baik di Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
L2.2 Nilai evaluasi AKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
Nilai evaluasi AKIP Sekretariat Direktorat
Jenderal Asia Pasifik dan Afrika 80 79,13 98,91
Pengelolaan anggaran yang optimal di Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
L3.1 Persentase realisasi anggaran di Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
[Realisasi Anggaran Setditjen Aspasaf ÷ Total
DIPA Setditjen Aspasaf] x 100% 100% 99,45% 99,45
Total Capaian Kinerja Sekretariat Ditjen Aspasaf Tahun 2019 904,16 Rata-rata Capaian Kinerja Sekretariat Ditjen Aspasaf Tahun 2019 100,46
Capaian Kinerja Masing-masing Indikator Kinerja Utama Tahun 2019
C. Analisis Pencapaian Sasaran
Sesuai tusi yang diamanatkan kepada Setditjen Aspasaf untuk memberikan dukungan yang optimal, baik dalam bentuk peningkatan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan maupun pengelolaan sumber dana dan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana efektif, efisien dan akuntabel. Setditjen Asia Pasifik dan Afrika membangun sistem untuk meningkatkan pemahaman terhadap good governance, reformasi birokrasi para pegawai di lingkungan Aspasaf secara berkelanjutan dengan menerapkan proses pembinaan, pengembangan, dan pemberdayaan pegawai.
Pada tahun 2019, Sekretariat Ditjen Aspasaf secara umum telah memenuhi target kinerja dalam memberikan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya bagi upaya diplomasi yang dilaksanakan oleh seluruh unit kerja di Ditjen Aspasaf. Berdasarkan Matriks Realisasi Rencana Aksi (Renaksi) Triwulan IV, pada akhir tahun 2019 tercatat capaian kinerja Setditjen
Aspasaf sebesar 100,46%. Capaian sasaran tersebut berdasarkan hasil perhitungan dari
indikator kinerja utama sebagaimana uraian di bawah ini:
Suatu organisasi pemerintah dinilai dapat mewujudkan good governance apabila seluruh komponen dan proses di dalamnya dapat berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip kewajaran, transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab dan kemandirian. Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika secara berkesinambungan terus melakukan berbagai upaya pembenahan dan penataan kembali sistem kelembagaan serta aparatur sesuai prinsip good governance. Upaya tersebut pada akhirnya diharapkan dapat mendukung keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Luar Negeri.
Sasaran Strategis (S.1): Tata kelola organisasi di Direktorat Jenderal Asia
Pasifik dan Afrika yang baik
Pengukuran Sasaran Strategis “Organisasi dan tata kelola yang baik di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika” terdiri dari 3 (tiga) IKU yaitu:
1. IKU S1.1 : Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu
2. IKU S1.2 : Nilai evaluasi AKIP Direktorat Jendral Asia Pasifik dan Afrika
3. IKU S1.3 : Indeks engagement pegawai di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
INDIKATOR KINERJA UTAMA
INFORMASI KINERJA TARGET REALISASI
KINERJA
CAPAIAN
IKU S1.1:
Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu
Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu oleh KeMENPAN dan RB
83 76,44 92,10%
IKU S1.2 :
Nilai evaluasi AKIP Direktorat Jendral Asia Pasifik dan Afrika
Nilai Evaluasi AKIP Ditjen Aspasaf oleh Inspektorat
Jenderal 80 79,07 98,84%
IKU S1.3 :
Indeks engagement pegawai di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
Indeks hasil survei 3,75 3,85 102,67%
Analisa IKU S1.1 : Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu
IKU ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika telah melakukan perubahan penyelenggaraan pemerintahan yang menciptakan kondisi good governance. Sumber data yang digunakan adalah Laporan Nilai Reformasi Birokrasi dari Kementerian PAN dan RB. Adapun capaian Nilai RB Kemenlu untuk tahun 2019 adalah sebesar 76,44. Nilai RB tersebut menggunakan nilai RB tahun 2018, mengingat belum diterimanya hasil resmi evaluasi RB Kemenlu dari Bappenas untuk tahun 2019.
Analisa IKU S1.2 : Nilai Evaluasi AKIP Ditjen Aspasaf oleh Inspektorat Jenderal
IKU ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika telah melakukan penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan berorientasi hasil. Sumber data yang digunakan adalah Laporan Hasil Evaluasi AKIP dari Inspektorat Jenderal Kementerian Luar Negeri.
Pelaksanaan evaluasi terhadap Akuntabilitas Kinerja pada Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika adalah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Surat Keputusan Keputusan Inspektur Jenderal Kemenlu Nomor 46 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Kemlu.
Evaluasi AKIP dilaksanakan terhadap 5 (lima) komponen dasar manajemen kinerja, meliputi : (1) Perencanaan Kinerja, (2) Pengukuran Kinerja, (3) Pelaporan Kinerja, (4) Evaluasi Internal, dan (5) Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi. Hasil evaluasi dituangkan dalam bentuk nilai dengan kisaran mulai dari 0 – 100. Nilai yang digunakan pada tahun 2019 merupakan
hasil evaluasi terhadap dokumen AKIP Tahun Anggaran 2018, mengingat evaluasi AKIP satu tahun anggaran dilaksanakan pada awal semester II tahun berikutnya.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
memperoleh nilai AKIP Tahun 2018 sebesar 79,07 atau dengan kategori penilaian BB (Sangat Baik). Terdapat penurunan nilai AKIP sebesar 0,75 poin dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang mencapai nilai 79,82 poin. Penurunan ini disebabkan karena faktor penyerahan dokumen Laporan Kinerja (LKj) yang tidak tepat waktu. Meskipun demikian, hal ini tidak menunjukkan penurunan kualitas kinerja dan pelaksanaan AKIP Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika secara umum.
Hasil evaluasi AKIP TA 2018 ini menempatkan Ditjen Aspasaf menduduki peringkat
pertama terbaik dari 12 Unit Organisasi di Kementerian Luar Negeri. Adapun rincian hasil
penilaian sebagai berikut:
Tabel Hasil Evaluasi AKIP Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2018
No. Komponen yang Dinilai Bobot Nilai Tahun 2018
1. Perencanaan Kinerja 30% 25,36
2. Pengukuran Kinerja 25% 20,31
3. Pelaporan Kinerja 15% 11,79
4. Evaluasi Kinerja 10% 7,88
5. Capaian Kinerja 20% 13,73
Nilai Hasil Evaluasi 100% 79,07
Tingkat Akuntabilitas Kinerja BB
Sumber: Surat Dinas Inpektorat Jenderal Kementerian Luar Negeri Nomor 01807/PW/08/2019/68/11 tertanggal 26 Agustus 2019 perihal Laporan Hasil Evaluasi Impelemntasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2018 pada Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
Penghargaan ini terus memotivasi Ditjen Aspasaf untuk terus berupaya dalam melakukan pembenahan sistem manajemen kinerja sejalan dengan reformasi birokrasi yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri.
Analisa IKU S1.3 : Indeks Engagement pegawai di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
IKU ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat engagement pegawai di lingkungan internal Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika atas kinerja aspek-aspek pelayanan dan/atau kinerja organisasi secara umum. Engagement pegawai merupakan suatu kondisi dimana pegawai cenderung merasa puas dengan hasil pekerjaannya serta merasa memiliki keterlibatan, komitmen, keinginan berkontribusi dan rasa memiliki (ownership) yang tinggi terhadap organisasi. Dalam hal ini, engagement pegawai sangat diperlukan tidak hanya untuk memberikan kepuasan kerja, namun juga untuk menumbuhkan semangat, rasa saling percaya diri (trust), loyalitas serta kebanggan terhadap pekerjaan dan organisasi. Dengan adanya
peningkatan engagement, diharapkan setiap pegawai dapat memberikan kinerja yang terbaik dalam mendukung pencapaian kinerja organisasi.
Pengukuran indeks dilakukan melalui survei kepada seluruh pegawai Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang dilakukan oleh Biro Sumber Daya Manusia. Survei tersebut bertujuan untuk:
a. Menilai tingkat kepuasan pegawai terhadap kapasitas organisasi.
b. Menilai tingkat kontribusi dari setiap pegawai di lingkungan Ditjen Asia Pasifik dan Afrika terhadap kinerja organisasi.
c. Menganalisis hubungan antara tingkat engagement dengan karakteristik individu setiap pegawai.
d. Menggali informasi mengenai faktor-faktor penghambat dan pendorong tingkat engagement pegawai.
e. Merumuskan strategi employee engagement yang efektif guna meningkatkan kinerja organisasi.
Dalam survei tersebut, data diperoleh dari “self-assessment” pegawai atas kinerjanya. Masukan pegawai Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika tentang kinerja tersebut selanjutnya dibandingkan dengan tingkat kepuasan pegawai guna mengidentifikasi tingkat engagement pegawai secara keseluruhan dan individual.
Survei engagement pegawai dilaksanakan secara online pada tanggal 5-31 Agustus 2019 dengan target seluruh pegawai di lingkungan Kementerian Luar Negeri. Adapun tingkat partisipasi responden dari Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang mengisi kuesioner secara lengkap berjumlah 130 pegawai atau 10,92% dari jumlah populasi sebanyak 1.190 pegawai Kementerian Luar Negeri yang melakukan pengisian survei. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan periode 2018 yang mencapai 85 pegawai (atau sekitar 10,63% dari total populasi 800 pegawai Kemenlu yang melakukan pengisian survei).
Hasil Employee Engagement Survey yang dilaksanakan oleh Biro SDM menunjukkan nilai Employee Engagement Index (EEI) Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika sebesar 3,85 dari skala 5. Nilai tersebut lebih besar dari nilai EEI Kementerian Luar Negeri secara umum sebesar 3,81 dari skala 5. Hasil analisis koresponden tersebut menunjukkan bahwa rata-rata pegawai Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika pada tahun 2019 berada pada status “engaged”. Dengan demikian, rata-rata pegawai Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika memiliki tingkat kepuasan relatif tinggi terhadap organisasi.
Tantangan utama yang dihadapi dalam pencapaian IKU S1.3 antara lain:
a. Belum adanya data pembanding terhadap hasil survei, mengingat pengisian survei bersifat self-asessment. Hal tersebut dinilai akan berdampak pada objektivitas hasil survei.
b. Masih terdapatnya beberapa faktor yang berdampak negatif terhadap tingkat kepuasan pegawai, antara lain: stress kerja yang relatif tinggi, pola pengembangan karir serta sistem pendidikan yang belum optimal.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, perlu dilakukan upaya dan langkah solutif ke
a. Pengadaan data pembanding dari hasil penilaian kinerja oleh atasan langsung by system atau menggunakan data sekunder sejenis, seperti realisasi/capaian target indikator kinerja dari masing-masing pegawai. Dengan demikian, diharapkan dapat diperoleh analisa hasil survei yang lebih objektif.
b. Mempertahankan dan meningkatkan dimensi yang telah dinilai baik, serta mendorong upaya tindak lanjut dan perbaikan terhadap variabel yang menjadi kendala peningkatan tingkat kepuasan pegawai, antara lain:
Variabel
Penghambat Tindak Lanjut
Stress Kerja - Melakukan Analisis Beban Kerjaagar sesuai dengan
kebutuhan di masing-masing Satuan Kerja - Melakukan review dan sosialisasi job description
- Melakukan sosialisasi struktur dan batas
kewenangan setiap level jabatan
Pengembangan Karir
- Menyusun pola karir (career plan) yang jelas dan setara untuk setiap kelompok pegawai,
- Mengadakan pelatihan softskill bagi pegawai. - Memberikan kesempatan pelatihanan yang dapat
mendukung pekerjaan pegawai saat ini. - Melakukan sosialiasi terkait career path.
- Membudayakan transfer of knowledge diantara pegawai atau satuan kerja/unit kerja.
Fasilitas
Pendukung Kerja
Melakukan standarisasi ruangan kerja di seluruh Satuan Kerja serta berupaya untuk memenuhi ketersediaan peralatan dan perlengkapan yang mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan
Dalam merumuskan kebijakan perbaikan di atas, agar dapat memperhatikan tingkat kepuasan, capaian kinerja dan level engagement pada setiap kategori (unit kerja, jabatan Kemenlu, jabatan ASN, gender, tingkat pendidikan, usia, masa kerja PNS dan masa kerja ASN).
Analisa IKU B1.1 : Persentase pejabat di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan
INDIKATOR KINERJA UTAMA
INFORMASI KINERJA TARGET REALISASI
KINERJA
CAPAIAN
IKU B1.1:
Persentase pejabat di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang memenuhi standar kompetensi jabatan
[Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di Ditjen Aspasaf yang memenuhi kompetensi
jabatan ÷ Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di Ditjen
Aspasaf] x 100%
100% 100% 100%
Sasaran Strategis (B.1): Sumber daya manusia di Direktorat Jenderal Asia
Pasifik dan Afrika yang kompeten
IKU ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana Sumber Daya Manusia (SDM) di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika telah memenuhi syarat minimal dalam menduduki setiap jabatan, serta memastikan setiap jabatan diisi oleh pegawai yang sesuai dengan kompetensinya. Hal ini sejalan dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Secara Terbuka di Lingkungan Instansi Pemerintah.
Dalam rangka pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama di lingkungan Kementerian Luar Negeri, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika telah mengangkat 8 (delapan) orang Pejabat Eselon I dan II dari 8 posisi jabatan Eselon I dan II sesuai dengan persyaratan Standar Kompetensi Jabatan, dengan rincian sebagai berikut:
1. Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika 2. Direktur Afrika
3. Direktur Asia Tenggara
4. Direktur Asia Timur dan Pasifik 5. Direktur Asia Selatan dan Tengah 6. Direktur Timur Tengah
7. Direktur Kerja Sama Intrakawasan dan Antarkawasan Asia Pasifik dan Afrika 8. Sekretaris Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
Tantangan yang dihadapi dalam pencapaian IKU B.1.1, antara lain: implementasi talent
management hanya diterapkan untuk pejabat eselon I dan II, dan belum diterapkan untuk seluruh pegawai di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Sekretriat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan
Afrika akan melakukan upaya antara lain: meningkatkan koordinasi intensif dengan Biro Sumber Daya Manusia - Kementerian Luar Negeri terkait dengan hasil assessment standar kompetensi jabatan untuk setiap aparatur pelaksana yang telah diangkat/ditunjuk sebagai pejabat eselon I dan II di lingkungan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika.
Sebagai langkah solutif ke depan, Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika akan meningkatkan koordinasi dengan Biro SDM dan Biro Perencanaan dan Organisasi untuk menjajaki kemungkinan penerapan assessment kompetensi jabatan untuk aparatur pelaksana selain unsur pimpinan eselon I dan eselon II. Ruang lingkup assessment tersebut dapat diterapkan secara bertahap, dimulai dari pejabat eselon III, serta pejabat eselon IV, pejabat fungsional dan para pelaksana pada tahun-tahun selanjutnya.
Pelaksanaan assessment pada seluruh pegawai dinilai penting mengingat keterkaitannya dengan kualitas dan kompetensi aparatur pelaksana sebagai suatu agregat yang bernilai strategik bagi peningkatan kinerja serta keunggulan kompetitif organisasi.
Analisa IKU B2.1 : Persentase sarana dan prasarana yang dipenuhi sesuai dengan rencana
Sasaran Strategis (B.2): Sarana dan prasarana di Direktorat Jenderal Asia
Pasifik dan Afrika yang memadai
INDIKATOR KINERJA UTAMA
INFORMASI KINERJA TARGET REALISASI
KINERJA
CAPAIAN
IKU B2.1:
Persentase sarana dan prasarana yang dipenuhi sesuai dengan rencana
[Jumlah sarana dan prasarana yang dipenuhi sesuai dengan DIPA ÷ Total
sarana dan prasarana yang direncanakan dalam DIPA]
x 100%
100% 113,25% 113,25%
IKU ini bertujuan untuk mengukur jumlah sarana dan prasarana yang sesuai DIPA
Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika. Sumber data adalah dari Laporan Pelaksanaan Penyediaan Sarana Prasarana sesuai DIPA dan Laporan Rekapitulasi Belanja Modal tahun 2019.
Anggaran belanja modal Ditjen Aspasaf tahun 2019 adalah sebesar Rp 800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah). Dari anggaran tersebut, jumlah sarana dan prasarana yang direncanakan untuk diadakan adalah sejumlah 83 (delapan puluh tiga) unit, namun demikian jumlah sarana dan prasarana yang direalisasikan sepanjang tahun 2019 sebanyak 94 (Sembilan puluh empat) unit. Dengan demikian, persentase sarana dan prasarana yang dipenuhi sesuai
dengan rencana di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika pada tahun 2019 sebesar 113,25% (sebanyak 94 dari 83 unit sarana/prasarana) dari target sebesar 100%.
Ketersediaan sarana dan prasarana perkantoran merupakan komponen penting dalam menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika. Sarana adalah perlengkapan fisik yang digunakan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja, sedangkan prasarana adalah fasilitas penunjang dasar untuk menjalankan tugas dan fungsi tersebut. Tugas manajemen sarana dan prasarana yang dilaksanakan Sekretariat Ditjen Aspasaf dilaksanakan dalam upaya menunjang operasional unit kerja di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika agar seluruh kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan manajemen ini meliputi perencanaan, pengadaan, pengawasan, inventarisasi dan penghapusan.
Manajemen sarana dan prasarana yang baik dapat menciptakan kondisi lingkungan kerja yang menyenangkan baik secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan pencapaian visi dan misi organisasi, baik oleh pimpinan maupun pegawai. Oleh karena itu perlu diperhatikan persyaratan pengadaan sarana dan prasarana dengan membuat daftar prioritas keperluan pada setiap unit kerja oleh sebuah tim yang profesional dengan melakukan “need assesment” unit kerja.
Dalam pencapaian IKU B2.1, tantangan yang dihadapi antara lain: proses pengadaan yang diharuskan berpedoman pada standar harga yang ada dalam e-katalog yang dikeluarkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Dengan adanya kenaikan harga barang dan jasa akibat inflasi, maka dalam proses pengadaan terkadang terdapat harga riil yang lebih tinggi dibandingkan dengan pedoman harga dalam e-katalog tersebut. Hal ini berpotensi menjadi temuan ketika dilakukan pemeriksaan oleh auditor internal maupun auditor eksternal (BPK).
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika melakukan upaya dan langkah solutif, antara lain: meningkatkan koordinasi dengan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di bawah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian dan Perwakilan (PUSTIK KP) serta Biro Umum Kementerian Luar Negeri dalam melakukan proses pengadaan sarana dan prasarana penunjang kinerja di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika.
Analisa IKU B3.1 : Persentase realisasi anggaran di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
INDIKATOR KINERJA UTAMA INFORMASI KINERJA TARGET REALISASI
KINERJA
CAPAIAN
IKU B3.1:
Persentase realisasi anggaran di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
[Realisasi Anggaran Ditjen Aspasaf ÷ Total DIPA Ditjen
Aspasaf] x 100%
100% 98,94% 98,94%
Realisasi anggaran diukur dari jumlah anggaran Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang terpakai selama kurun waktu 1 tahun anggaran yang dilihat dari akumulasi Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dibagi dengan pagu DIPA Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika tahun 2019. Realisasi angaran Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika tahun 2019 adalah sebesar Rp. 99.843.901.941,- atau 98,94% dari pagu DIPA Tahun 2019 sebesar Rp. 100.908.962.000,-.
Tabel Realisasi Anggaran
Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun Anggaran 2019
No. Kode dan Nama Kegiatan
Anggaran (Rp)
Pagu Target Realisasi
1
[1307]
Pemantapan Hubungan dan Politik Luar
Negeri di Kawasan Sub Sahara Afrika 20.714.880.000
20.714.880.000
[100.00 %] 20.479.572.182 [98.86 %] 2
[1308]
Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Asia Selatan dan Tengah
4.447.111.000 4.447.111.000 [100.00 %] 4.364.353.714 [98.14 %]
3
[1309]
Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Asia Timur dan Pasifik
6.555.689.000 6.555.689.000 [100.00 %] 6.482.365.492 [98.88 %]
4
[1310]
Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri Melalui Kerja
Sama Intra Kawasan dan Antar Kawasan Asia Pasifik dan Afrika
20.918.092.000 20.918.092.000 [100.00 %] 20.649.511.237 [98.93 %]
5 [1311] Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Timur Tengah
6.370.914.000 6.370.914.000 [100.00 %] 6.288.391.897 [98.70 %]
6
[1312]
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Asia Pasifik dan Afrika
37.890.918.000 37.890.918.000 [100.00 %] 37.680.902.217 [99.45 %]
7 [5044] Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Asia Tenggara
4.011.358.000 4.011.358.000 [100.00 %] 3.853.805.202 [96.07 %] TOTAL 100.908.962.000 100.908.962.000 [100.00 %] 99.843.901.941 [98,94 %]
Sumber: data SMART Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika per 31 Desember 2019
Sasaran Strategis (B.3): Pengelolaan Anggaran yang Optimal dan Akuntabel
di Direktorat Jendral Asia Pasifik dan Afrika
Persentase realisasi anggaran di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika pada tahun 2019 sebesar 98,94%, atau dengan capaian 98,94% dari target sebesar 100%.
Realisasi anggaran tersebut terbagi ke dalam 3 (tiga) kelompok anggaran sebagai berikut:
URAIAN
TA 2019
% REALISASI
TA 2018 ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) REALISASI (Rp)
Belanja Pegawai 29,541,666,000 29,421,140,838 99,59% 27,621,869,239
Belanja Barang 70,567,296,000 69,648,325,803 98,70% 47,129,829,802
Belanja Modal 800,000,000 774,435,300 96,80% 468,431,150
JUMLAH 100,908,962,000 99,843,901,941 98,94% 75,220,130,191
Dari persentase realisasi anggaran tersebut, terdapat Sisa Anggaran Rutin (SIAR) sebesar Rp.1,065,060,059,- atau sekitar 1,06% dari total DIPA. Adapun SIAR terbagi ke dalam kelompok Belanja Barang, Belanja Pegawai dan Belanja Modal sebagai berikut:
URAIAN SISA ANGGARAN RUTIN/SIAR
(Rp) % SIAR
Belanja Pegawai 120,525,162 0,41%
Belanja Barang 918,970,197 1,30%
Belanja Modal 25,564,700 3,20%
JUMLAH 1,065,060,059 1,06%
Dalam pencapaian sasaran strategis B.3, Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika menghadapi tantangan, antara lain:
a. Perubahan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya, antara lain: pemindahan lokasi kegiatan dari luar negeri/luar kota menjadi dalam kota (Jakarta), waktu pelaksanaan kegiatan yang lebih singkat dari rencana alokasi waktu, serta pengurangan jumlah delegasi karena adanya halangan atau urgensi tugas lainnya sesuai arahan Pimpinan. Perubahan tersebut pada gilirannya berdampak pada realisasi anggaran Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika pada tahun 2019. b. Adanya pembatalan atau penjadwalan ulang kegiatan pada tahun berikutnya oleh
negara mitra, dikarenakan dinamika situasi politik dan keamanan yang kurang kondusif. Kondisi tersebut menyebabkan tertunda atau bahkan tidak terlaksananya kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga mempengaruhi serapan anggaran.
c. Rigid dan belum cukup akomodatifnya sistem anggaran, sehingga cenderung kurang sejalan dengan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang sifatnya semakin dinamis dari waktu ke waktu. Fleksibilitas anggaran dimungkinkan dalam satu Mata Anggaran Kegiatan (MAK), namun demikian pada prakteknya hal tersebut sulit
dilakukan. Hal ini pada akhirnya berdampak pada rentang waktu pelaksanaan kegiatan dan pencapaian target output yang telah ditetapkan.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika senantiasa melakukan upaya dan langkah solutif ke depan, antara lain:
a. Meningkatkan kualitas perencanaan kegiatan melalui koordinasi intensif dengan
stakeholders terkait, khususnya negara-negara mitra untuk memperkecil kemungkinan adanya perubahan rencana kegiatan dan/atau pembatalan kegiatan.
b. Menerapkan perencanaan kegiatan secara back–to-back (satu kegiatan bisa
menghasilkan beberapa output sekaligus), meskipun hal tersebut relatif sulit direalisasikan dengan adanya sistem anggaran yang sudah terkotak-kotak.
c. Meningkatkan kualitas perencanaan anggaran, serta mengintensifkan koordinasi
dengan para pemangku kepentingan terkait, baik di dalam maupun di luar negeri untuk mengoptimalkan implementasi RKA dalam upaya mencapai target kinerja.
Analisa IKU B4.1 : Jumlah fasilitasi kerja sama ekonomi dengan stakeholders di kawasan Asia Pasifik dan Afrika
INDIKATOR KINERJA UTAMA
INFORMASI KINERJA TARGET REALISASI
KINERJA
CAPAIAN
IKU B4.1:
Jumlah fasilitasi kerja sama ekonomi dengan stakeholders di kawasan Asia Pasifik dan Afrika
Jumlah fasilitasi kerja sama ekonomi dengan stakeholders di Kawasan Asia
Pasifik dan Afrika 4 4 100%
Salah satu tusi Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang diamanatkan dalam Permenlu 02 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri adalah penyiapan koordinasi analisis data, penyusunan kertas kerja, promosi, dan publikasi; serta pemberian dukungan kerja sama antarlembaga pemerintah dan nonpemerintah dalam kerangka hubungan bilateral, intrakawasan dan antarkawasan Asia Pasifik dan Afrika. Pelaksanaan tusi tersebut pada prinsipnya bertujuan untuk penguatan diplomasi ekonomi Indonesia.
Dalam upaya mewujudkan nilai manfaat yang konkrit bagi masyarakat dari sektor perdagangan (trade), pariwisata (tourism) dan investasi (investment), Sekretariat Direktorat
Jenderal Asia Pasifik dan Afrika pada tahun 2019 telah menerapkan IKU baru, yaitu: “Jumlah
fasilitasi kerja sama ekonomi dengan stakeholders di kawasan Asia Pasifik dan Afrika”.
IKU ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana kinerja yang telah dicapai dapat berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Sepanjang tahun 2019, jumlah fasilitasi kerja sama ekonomi yang telah dilaksanakan adalah 4 kerja sama, yaitu:
Sasaran Strategis (B.4): Penyelengaraan kegiatan diplomasi ekonomi yang
efektif di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika
1. Potensi transaksi lebih dari USD 10 juta untuk pengadaan furniture bagi 2000 kamar (condominium dan apartement) dengan estimasi anggaran masing-masing sebesar USD 5000 dan rencana pembukaan showroom furniture Indonesia di Kamboja oleh PT. Gayatri Tanjung Galeri Rembang;
2. Potensi kontrak pembelian untuk jangka waktu 3 tahun untuk produk cokelat antara Kampung Cokelat dengan Cyspharma;
3. Kerjasama antara GPEI Jateng dengan Lily Food untuk memenuhi produk makanan dan minuman serta beras hitam;
4. Kerjasama PT. AFI Farma dengan Zuellig Pharma dan Dynamic Argon untuk produksi farmasi.
Seluruh fasilitasi kerja sama tersebut dilaksanakan melalui format business forum dan business matching pada rangkaian kegiatan Economic Engagement ke Kamboja pada tanggal 25-28 Maret 2019.
Dengan demikian, capaian kinerja pada IKU ini sebesar 100% (realisasi 4 kerja sama
dari target 4 kerja sama).
Dalam pencapaian sasaran strategis B.4, Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika menghadapi tantangan, antara lain:
1. Belum seluruh pengusaha daerah memiliki motivasi dan kesiapan untuk
memasuki pasar internasional sehingga perlu peran dari K/L terkait terutama Pemda untuk menjembatani antara peluang promosi di luar negeri dengan kesiapan pengusaha daerah;
2. Pemda di daerah belum seluruhnya melihat ekspansi bisnis ke luar negeri sebagai
proyeksi ke depan yang perlu digarap sehingga ada kesenjangan pemahaman dalam menyikapi tawaran/usulan promosi/event potensi Indonesia di luar negeri bersama Kemenlu dan Perwakilan RI di luar negeri.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika senantiasa melakukan upaya dan langkah solutif ke depan, antara lain:
1. Meningkatkan diseminasi informasi dan link match antara kebutuhan (business
inquiries) dari Perwakilan RI dengan potensi yang bisa dipenuhi oleh pelaku usaha daerah;
2. Meningkatkan komunikasi secara berkala dengan para stakeholders dalam
rangka menindaklanjuti business inquiries dari Perwakilan RI guna membantu pemberdayaan potensi di daerah dengan memanfaatkan event-event promosi di luar negeri.
Analisa IKU L2.1 : Nilai evaluasi AKIP Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika