• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK FISIK SAMPAH KOTA PADANG BERDASARKAN SUMBER SAMPAH DAN MUSIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARAKTERISTIK FISIK SAMPAH KOTA PADANG BERDASARKAN SUMBER SAMPAH DAN MUSIM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Yenni Ruslinda

Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Andalas

Email: [email protected]

ABSTRAK

Pada penelitian ini dianalisis karakteristik fisik sampah kota Padang dari berbagai sumber sampah meliputi sampah domestik, komersil, institusi, industri dan pelayanan kota pada musim kemarau dan musim hujan. Karakteristik fisik yang dianalisis adalah berat jenis dan distribusi ukuran sampah. Pengukuran berat jenis sampah didasarkan pada perbandingan timbulan sampah dalam satuan berat dan satuan volume, sedangkan pengukuran distribusi ukuran sampah didasarkan pada analisis ayakan. Hasil penelitian berat jenis sampah dari berbagai sumber sampah berkisar antara 0,08-0,77 kg/liter dan untuk sampah Kota Padang adalah 0,18 kg/liter. Distribusi ukuran sampah Kota Padang terdiri dari 19,7% berukuran kecil dari 1 inchi; 28,3% berukuran antara 1 inchi-3 inchi dan sebanyak 52% berukuran besar dari 3 inchi, sehingga untuk pengolahan dengan pengomposan dibutuhkan pra pengolahan berupa size reduction, kecuali untuk sampah komersil.

Kata kunci: berat jenis sampah, distribusi ukuran sampah, karakteristik fisik sampah, sumber sampah

ABSTRACT

This study analyzed the physical characteristics of solid waste at Padang city from various waste sources includes domestic, commercial, institutional, industrial and municipal services, in dry and rainy season. Two physical characteristics that have been analyzed are specific weight and size distribution of solid waste. Specific weight measurements based on a comparison of generated waste in unit weight and unit volume, whereas size distribution measurements are based on sieve analysis. As the results of study, the specific weight of waste from various sources ranged from 0.08 to 0.77 kg/liter while as a whole for Padang city is 0.18 kg/liter. Size distribution of solid waste at Padang city consists of 19.7% are smaller than 1 inch; 28.3% are between 1 to 3 inch and 52% are greater than the 3 inch. This result indicates that for further processing by composting, it is needed a pre-processing like size reduction, except for commercial waste.

(2)

2

PENDAHULUAN

Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah (Suarna, 2008). Untuk meminimalkan pencemaran lingkungan serta gangguan kesehatan manusia oleh kehadiran sampah, perlu dirancang suatu sistem pengelolaan persampahan yang baik dan komplit dari suatu daerah. Sebagai langkah awal diperlukan pengambilan data mengenai timbulan, komposisi dan karakteristik sampah di daerah yang direncanakan (Damanhuri, 2004).

Data karakteristik sampah diperlukan untuk memilih dan menentukan cara pengoperasian setiap peralatan dan fasilitas-fasilitas persampahan lainnya. Selain itu juga untuk memperkirakan kelayakan pemanfaatan kembali sumber daya dan energi dalam sampah, serta untuk perencanaan fasilitas pembuangan akhir sampah (Damanhuri, 2004). Karakteristik sampah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendapatan masyarakat (low, medium, dan high income), pertumbuhan penduduk, produksi pertanian, pertumbuhan industri dan konsumsi, dan perubahan musim. Data karakteristik sampah meliputi sifat-sifat sampah yaitu sifat fisik, kimia, dan biologinya. Karakteristik fisik sampah diantaranya adalah berat jenis, ukuran partikel dan distribusi ukuran (Tchobanoglous, 1993).

Penelitian timbulan dan komposisi sampah Kota Padang telah dilakukan untuk berbagai sumber sampah, namun untuk karakteristik sampah masih terbatas pada sumber domestik, yaitu penelitian Fauzi (2005) dan Nugraha (2008). Untuk mendapatkan data karakteristik sampah Kota Padang dari berbagai sumber lain , maka dilakukanlah penelitian ini. Penelitian difokuskan hanya pada karakteristik fisik sampah. Sumber sampah yang diteliti berasal dari domestik, komersil, institusi, industri, pelayanan kota dan Kota Padang yang dilakukan pada dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik fisik sampah Kota Padang dari berbagai sumber sampah serta

melihat pengaruh musim (kemarau dan hujan) terhadap karakteristik fisik sampah.

METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan data sekunder

Data sekunder didapat dari penelitian sebelumnya yaitu data timbulan dan komposisi sampah Kota Padang dari berbagai sumber. Untuk sumber sampah domestik diperoleh dari penelitian Alhusna tahun 2009, sumber sampah komersil dari penelitian Desnifa tahun 2009, sumber sampah institusi dari penelitian Pasimura tahun 2008, sumber sampah industri dari penelitian Veronika tahun 2008, dan sumber sampah pelayanan kota dari penelitian Putri tahun 2008. Data komposisi ini diperlukan untuk pengkondisian sampel yang akan dianalisis di laboratorium.

Pengambilan sampel

Pengambilan sampel sampah dilakukan dengan cara mengambil sampel dari masing-masing sumber sampah, yaitu sampah domestik, komersil, institusi, industri, dan pelayanan kota. Sementara untuk sumber sampah Kota Padang, sampel sampah diambil dari gabungan sampel kelima sumber sampah. Sebagai contoh, untuk sampah komersil diambil masing-masing satu sampel dari pasar, rumah makan, hotel, bengkel dan toko. Pengambilan sampel dilakukan satu kali untuk masing-masing sumber. Sampling dilaksanakan pada musim kemarau yang diwakili bulan Agustus 2009 dan pada musim hujan yang diwakili bulan November 2009.

Pengkondisian sampel sampah sebelum analisis laboratorium

Pengambilan sampel untuk uji laboratorium berdasarkan SNI 19-3964-1994, dimana prosedurnya sebagai berikut:

 Sampah yang akan diuji di laboratorium diambil dari masing-masing sumber, yaitu domestik, komersil, institusi, industri, dan pelayanan Kota Padang.

 Sampah kemudian dikumpulkan di laboratorium dan dipilah-pilah berdasarkan komponennya.

 Sampah yang telah dipilah diambil sebanyak 2 kg, dimana komposisi komponen sampah diambil berdasarkan

(3)

3

data komposisi sampah dari

masing-masing sumber yang telah ada dari penelitian sebelumnya. Kemudian baru dilakukan uji laboratorium sesuai dengan prosedur yang ada.

Uji laboratorium

Uji laboratorium dilakukan untuk sumber domestik, komersil, institusi, industri, pelayanan kota dan Kota Padang pada musim kemarau dan musim hujan. Analisis laboratorium meliputi distribusi ukuran sampah dengan metode analisis saringan/ayakan Pengukuran dilakukan tiga kali untuk tiap sumber sampah.

Pengolahan dan analisis data

Pengolahan dan analisis data dilakukan untuk mendapatkan data:

 Data berat jenis, yang diperoleh dengan perbandingan timbulan dalam satuan berat dan satuan volume yang didapat dari hasil penelitian sebelumnya.

 Data distribusi ukuran sampah dari hasil analisis saringan/ayakan

Kemudian data berat jenis dan distribusi ukuran sampah dari masing-masing sumber dibandingkan satu sama lain, begitu juga dengan data perbedaan musim kemarau dan musim hujan.

Waktu dan daerah studi

Penelitian ini dilakukan bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2009. Sampling dilaksanakan pada musim kemarau tahun 2009 (diwakili bulan Agustus) dan musim hujan tahun 2009 (diwakili bulan November). Daerah studi untuk pengambilan sampel disesuaikan dengan penelitian sebelumnya. Analisis distribusi ukuran sampah dilakukan di Laboratorium Buangan Padat Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas.

HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Sampah Kota Padang

Data komposisi sampah merupakan gambaran dari masing-masing komponen yang terdapat pada sampah dan distribusinya. Biasanya dinyatakan dalam persentase berat (% berat). Data ini diperlukan dalam kajian sistem pengelolaan sampah kota terutama kajian tentang pengolahan sampah.

Dalam penelitian ini analisis karakteristik fisik sampah dilakukan berdasarkan komposisi sampah dari masing-masing sumber yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu. Hasil perhitungan komposisi sampah Kota Padang ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Komposisi Sampah Kota Padang Berdasarkan Sumber Komponen

Sampah

Komposisi Sampah (%)

Domestika) Komersialb) Institusic) Industrid) Pelayanan

Kota e) Kota Padangf) O rg a n ik Sampah Makanan 67,68 38,27 34,39 9,90 14,38 32,92 Kertas 7,59 19,97 14,19 20,06 4,23 13,21 Plastik 12,23 16,94 14,92 18,86 8,81 14,35 Tekstil 0,74 1,83 1,48 8,69 0,51 2,65 Karet 0,42 2,15 0,08 1,62 1,63 1,18 Kulit 0,17 - - 5,47 0,50 1,23 Sampah Halaman 6,34 1,40 29,12 0,54 65,93 20,67 Kayu - 0,70 0,25 14,18 2,54 3,53 Total Organik 95,17 81,02 94,42 79,32 98,52 89,69 Ano rg a n ik Kaca 2,12 3,32 0,81 0,26 0,16 1,33 Kaleng/baterai - 6,03 1,33 1,36 0,32 1,81 Logam 0,71 6,97 - 0,12 0,08 1,58 Lain-lain 2,00 2,66 3,44 18,93 0,92 5,59 Total Anorganik 4,83 18,98 5,58 20,68 1,48 10,31

Sumber : a) Alhusna, 2009; b) Desnifa, 2009; c) Pasimura, 2008; d) Veronika, 2008; e) Putri, 2008; f) Maryanti, 2009.

(4)

4

Dari Tabel 1 diketahui bahwa komponen sampah Kota Padang didominasi oleh sampah organik 89,69%, yang terdiri atas 32,92% sampah makanan; 13,21% kertas; 14,35% plastik; 2,65% tekstil; 1,18% karet; 3,53% kayu; 20,67% sampah halaman; dan 1,23% kulit, sedangkan komponen sampah anorganik hanya 10,31%, yang terdiri atas 1,58% logam; 1,33% kaca; kaleng/baterai 1,81%; dan sisanya 5,59% adalah sampah lain-lain. Komposisi sampah terbesar adalah komponen sampah makanan, sampah halaman, sampah plastik dan sampah kertas. Bahkan untuk sampah plastik, komposisinya telah melebihi komposisi sampah plastik negara industri, yaitu sebesar 2-10% (Damanhuri, 2004).. Hal ini dikarenakan di negara industri maupun negara maju kepedulian terhadap lingkungan mulai meningkat. Banyak bahan pengemas yang sudah beralih dari plastik ke kertas yang lebih ramah lingkungan karena lebih mudah terurai dibandingkan dengan plastik.

Karakteristik Fisik Sampah Kota Padang Berat Jenis Sampah

Berat jenis merupakan perbandingan berat material sampah dengan unit volume sampah dimana satuannya adalah kg/liter. Data ini sangat diperlukan untuk mengkonversi timbulan sampah dalam satuan volume ke dalam satuan berat atau sebaliknya. Berat jenis ditentukan dengan cara menentukan timbulan berat sampah dalam satuan kg/orang/hari yang dibagi dengan timbulan volume sampah dalam satuan liter/orang/hari.

Dalam penelitian ini data timbulan sampah dari masing-masing sumber diperoleh dari penelitian-penelitian sebelumnya. Untuk lebih jelasnya timbulan sampah Kota Padang dari berbagai sumber sampah dalam satuan berat dan satuan volume serta nilai berat jenisnya, dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 1

Tabel 2 Timbulan dan Berat Jenis Sampah Kota Padang Berdasarkan Sumber

No Sumber Sampah Timbulan Berat Jenis f)

(kg/liter) Satuan Berat (kg/orang/hari) Satuan Volume (liter/orang/hari) 1 Domestik a) 0,38 2,33 0,16 2 Institusi b) 0,11 1,37 0,08 3 Komersil c) 0,43 3,11 0,14 4 Pelayanan Kotad) 0,19 1,80 0,11 5 Industri e) 5,06 6,57 0,77 6 Kota Padang f) 0,66 3,71 0,18

Sumber : a) Alhusna, 2009; b) Pasimura, 2008; c) Desnifa, 2009; d) Putri, 2008

e) Veronika, 2008; f) Maryanti, 2009

(5)

5

Dari hasil perhitungan didapatkan berat jenis

sampah Kota Padang dari berbagai sumber berkisar antara 0,08–0,77 kg/liter. Nilai berat jenis terbesar adalah sampah dari sumber industri yaitu 0,77 kg/liter dan terkecil adalah sampah dari sumber institusi sebesar 0,08 kg/liter. Berat jenis untuk sampah Kota Padang didapatkan sebesar 0,18 kg/liter. Menurut Tchobanoglous (1993), komponen sampah kayu dan sampah anorganik seperti kaca dan logam memiliki berat jenis yang lebih besar dibanding dengan komponen sampah lainnya dengan nilai masing-masing 0,24 kg/liter untuk berat jenis sampah kayu; 0,32 kg/liter untuk sampah logam dan 0,20 kg/liter untuk sampah kaca. Sumber industri di kota Padang memiliki komposisi sampah anorganik dan sampah kayu yang lebih besar dibandingkan dengan sumber lainnya, dengan komposisi 20,68% untuk sampah anorganik dan 14,18% untuk sampah kayu. Sebaliknya untuk sumber institusi komposisi kedua komponen sampah ini cukup kecil bahkan untuk sampah logam tidak ditemukan di sumber ini, sehingga berat jenis yang dihasilkan menjadi lebih kecil dibandingkan sumber lainnya.

Berat jenis sampah Kota Padang hasil penelitian ini adalah 0,18 kg/liter. Jika dibandingkan dengan berat jenis sampah kota sesuai Tchobanoglous (1993), maka berat jenis sampah Kota Padang masuk dalam rentang berat jenis sampah kota yang tidak dipadatkan, yakni sebesar 0,09-0,18 kg/liter. Dibandingkan dengan hasil penelitian lain yaitu berat jenis Kota Padang Panjang dan Bukittinggi maka berat jenis Kota Padang lebih kecil, hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Perbandingan Berat Jenis Sampah Kota Padang dengan Hasil Penelitian Lainnya

Kota Berat Jenis

(kg/liter)

Padang 0,18

Padang Panjang a) 0,19

Bukittinggi b) 0,24

Sumber: a) Wahyudi, 2006

b) Laylani & Mailisa, 2005

Dalam penelitian ini penentuan berat jenis tidak dibedakan untuk musim kemarau dan musim hujan karena berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pangerani dan Nizmah pada tahun 2006 tentang

timbulan dan komposisi sampah komersil Kota Padang pada musim kemarau dan musim hujan didapatkan bahwa timbulan sampah komersil Kota Padang dalam satuan berat dan volume tidak jauh berbeda atau relatif sama antara musim kemarau dengan musim hujan. Hal yang serupa juga didapat dari penelitian Laylani dan Mailisa pada tahun 2005 tentang timbulan, komposisi dan karakteristik sampah dari sumber domestik dan non domestik Kota Bukittinggi bahwa timbulan sampah yang dihasilkan pada musim kemarau dan musim hujan relatif sama. Sehingga secara tidak langsung berat jenisnya pun tidak akan jauh berbeda antara musim kemarau dan musim hujan.

Distribusi Ukuran Sampah

Distribusi ukuran komponen material sampah sangat penting dalam pengelolaan sampah. Tabel 4 memperlihatkan distribusi ukuran sampah Kota Padang dari berbagai sumber pada musim kemarau dan musim hujan serta distribusi ukuran rata-rata sampah Kota Padang.

Dari Tabel 4 diketahui bahwa pada musim kemarau 21,2% sampah Kota Padang berukuran kecil dari 1 inchi atau 25 mm; 28,3% berukuran antara 1-3 inchi atau 25– 75 mm; dan sisanya sebanyak 50,5% berukuran besar dari 3 inchi atau 75 mm. Sementara itu pada musim hujan distribusi ukuran sampah Kota Padang 18,2% berukuran kecil dari 1 inchi; 28,3% berukuran antara 1–3 inchi dan sisanya 53,6% berukuran besar dari 3 inchi.

Hasil penelitian menunjukkan distribusi ukuran sampah pada musim kemarau dan musim hujan tidak jauh berbeda karena komposisi sampah yang digunakan di dalam penelitian ini untuk dua musim tersebut sama. Dari penelitian ini didapatkan untuk kedua musim, distribusi ukuran sampah terbesar adalah sampah dengan ukuran besar dari 3 inchi.

Berdasarkan sumber didapatkan bahwa untuk semua sumber yang dianalisis kecuali sumber komersil distribusi ukuran sampah besar dari 3 inchi mendominasi ukuran sampah. Hal ini dikarenakan dari hasil penelitian komposisi sampah dari masing-masing sumber sampah dan rata-rata sampah Kota Padang, didapatkan komponen sampah

(6)

6

terbesar adalah sampah makanan, sampah halaman, sampah plastik dan sampah kertas. Menurut Tchobanoglous (1993) komponen sampah seperti kertas dan plastik memiliki distribusi ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan komponen sampah lainnya. Sampah kertas dan plastik memiliki distribusi ukuran besar dari 8 inchi. Pada gambar tersebut juga terlihat bahwa komponen sampah lain seperti sampah makanan, sampah halaman, kayu dan tekstil memiliki ukuran ± 4 inchi.

Namun untuk sumber komersil didapatkan distribusi ukuran sampah yang mendominasi adalah sampah dengan ukuran 1-3 inchi yaitu sebanyak 44,4%. Hal ini disebabkan karena sumber komersil memiliki komposisi

sampah kaca, kaleng, baterai dan logam lebih tinggi dibanding sumber lainnya yakni sebesar 16,32%. Dari literatur Tchobanoglous (1993) didapatkan distribusi ukuran komponen-komponen sampah ini berada dalam rentang ukuran 1-3 inchi Distribusi ukuran sampah Kota Padang berdasarkan sumber ditampilkan pada Gambar 2.

Metode pengomposan membutuhkan beberapa parameter desain seperti jenis bahan yang dikomposkan, ukuran bahan yang dikomposkan, kadar air serta perbandingan kandungan karbon dan nitrogen. Parameter ini terkait dengan komposisi dan karakteristik sampah.

Tabel 4 Distribusi Ukuran Sampah Kota Padang

Sumber % Tertahan < 1" 1"- 3" > 3" Musim Kemarau Musim Hujan Rata-rata Musim Kemarau Musim Hujan Rata-rata Musim Kemarau Musim Hujan Rata-rata Domestik 15,7 20,4 18,1 35,2 37,0 36,1 49,1 42,6 45,9 Institusi 20,8 29,9 25,4 37,3 19,0 28,2 41,9 51,1 46,5 Komersil 35,6 15,9 25,8 42,8 45,9 44,4 21,7 38,2 30,0 Pelayanan kota 8,1 6,8 7,50 15,8 20,5 18,2 76,1 72,8 74,5 Industri 25,7 17,8 21,8 10,6 19,1 14,9 63,6 63,1 63,4 Kota Padang 21,2 18,2 19,7 28,3 28,3 28,3 50,5 53,6 52,0 Sumber:Maryanti,2009

(7)

7

Kriteria diameter atau ukuran sampah

yang baik dikomposkan adalah antara

25-75 mm atau 1-3 inchi (Damanhuri,

2004). Jika dilihat dari hasil analisis

yang didapat bahwa distribusi ukuran

terbesar dari sampah Kota Padang baik

dari berbagai sumber maupun sampah

Kota Padang adalah sampah berukuran

besar dari 3 inchi, maka jika sampah

tersebut digunakan sebagai bahan baku

untuk kompos memerlukan pengolahan

penda-huluan (pretreatment) berupa size

reduction.

Namun

jika

proses

pengomposan

langsung dilakukan di sumber, maka

sampah Kota Padang yang berasal dari

sumber domestik dan komersil dapat

langsung dikomposkan tanpa adanya

pengolahan

pendahuluan

karena

persentase ukuran sampah antara 1-3

inchi yang cukup besar.

SIMPULAN

Dari penelitian yang dilakukan mengenai karakteristik fisik sampah Kota Padang dapat disimpulkan:

Berat jenis sampah Kota Padang adalah 0,18 kg/l sedangkan untuk berbagai sumber sampah berkisar antara 0,08-0,77 kg/l. Distribusi ukuran sampah Kota Padang menunjukkan 19,7% berukuran kecil dari 1 inchi; 28,3% berukuran antara 1 inchi sampai 3 inchi dan sebanyak 52% berukuran besar dari 3 inchi.

Pengaruh musim kemarau dan hujan terhadap karakteristik fisik sampah yaitu berat jenis dan distribusi ukuran tidak memperlihatkan pengaruh yang signifikan, dikarenakan komposisi sampah relatif sama..

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih disampaikan pada Ditjen Dikti yang telah mendanai penelitian ini dalam skim Hibah Bersaing tahun 2009-2010 dan Lembaga Penelitian Universitas Andalas yang telah memfasilitasi kegiatan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Alhusna, S. 2009. Satuan Timbulan,

Komposisi dan Potensi Daur Ulang Sampah Domestik Kota Padang Tahun 2009. Tugas Akhir. Padang: Teknik

Lingkungan Universitas Andalas. Damanhuri, E. 2004. Diktat Pengelolaan

Sampah. Bandung: Penerbit TL ITB.

Departemen Pekerjaan Umum. 1994.

Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan Sampah Perkotaan. SK SNI 19-3962-1994. Jakarta.

Desnifa, L. 2009. Satuan Timbulan, Komposisi dan Potensi Daur Ulang Sampah Komersil Kota Padang Tahun 2009. Tugas Akhir. Padang: Teknik

Lingkungan Universitas Andalas. Fauzi, A. 2005. Studi Karakteristik & Kajian

Awal Kelayakan Daur Ulang,

Pengomposan, dan Insinerasi Sampah Domestik Kota Padang. Tugas Akhir.

Padang: Teknik Lingkungan Universitas Andalas.

Laylani, W. 2005. Studi Karakteristik,

Komposisi, dan Timbulan Sampah Domestik Kota Bukittinggi. Tugas

Akhir. Padang: Teknik Lingkungan Universitas Andalas.

Mailisa, T. 2005. Studi Karakteristik,

Komposisi, dan Timbulan Sampah Non Domestik Kota Bukittinggi. Tugas

Akhir. Padang: Teknik Lingkungan Universitas Andalas.

Maryanti, D.F. 2009. Analisis Karakteristik

Fisik dan Proxymate Analysis Sampah Kota Padang, Tugas Akhir. Padang:

Teknik Lingkungan Universitas Andalas.

Nizmah. 2006. Timbulan dan Komposisi

Sampah Komersil Kota Padang pada Musim Hujan. Tugas Akhir. Padang:

Teknik Lingkungan Universitas Andalas.

Nugraha, H. 2008. Penentuan Nilai Kalor

Sampah Domestik Kota Padang dengan Metoda Bomb Calorimetry. Tugas

Akhir. Padang: Teknik Lingkungan Universitas Andalas.

Pangerani, M. 2005. Satuan Timbulan dan

Komposisi Sampah Komersil Kota Padang pada Musim Kemarau Tahun 2005. Tugas Akhir. Padang: Teknik

(8)

8

Pasimura, I. 2008. Satuan Timbulan dan

Komposisi Sampah Institusi Tahun 2008. Tugas Akhir. Padang: Teknik

Lingkungan Universitas Andalas. Putri, E.V. 2008. Satuan Timbulan dan

Komposisi Sampah Pelayanan Kota di Kota Padang. Tugas Akhir. Padang:

Teknik Lingkungan Universitas Andalas.

Salvato, J. A. 2003. Environmental Engineering Fifth Edition. New Jersey:

John Wiley and Sons Inc.

SNI 19-2454-1991. Tata Cara Pengelolaan

Teknik Sampah Perkotaan.

Suarna, I W. 2008. Model Penanggulangan

Masalah Sampah Perkotaan dan

perikan

Perdesaan. Bali: Pusat Penelitian

Lingkungan Hidup Universitas Udayana.

Tchnobanoglous, T. 1993. Integrated Soid

Waste Management Engineering

Principle and Management Issues.

Singapura: Mc.Graw-Hill, Inc.

Veronika. 2008. Satuan Timbulan dan

Komposisi Sampah Industri di Kota Padang. Tugas Akhir. Padang: Teknik

Lingkungan Universitas Andalas. Wahyudi, B. 2006. Studi Timbulan,

Komposisi dan Karakteristik Sampah Kota Padang Panjang. Tugas Akhir.

Padang: Teknik Lingkungan Universitas Andalas.

Gambar

Tabel 2 Timbulan dan Berat Jenis Sampah Kota Padang   Berdasarkan Sumber
Tabel 4 Distribusi Ukuran Sampah Kota Padang

Referensi

Dokumen terkait

nampaknya hukuman memiliki pengaruh negatif yang lebih banyak daripada positifnya. Lantas bagaimana menggunakan penghukum potensial secara efektif dan berkemanusiaan?

[r]

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel perbandingan reaktan dan suhu operasi terhadap resin yang dihasilkan dan mencari kondisi

Atas kehendak- Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA

Diisi nama dan tanda tangan pejabat bea dan cukai yang menerbitkan surat penetapan beserta NIP. Diisi nama Kantor Wilayah yang membawahi Kantor Pengawasan dan

Di sepanjang sungai, kami menemukan kodok dan katak yang jumlahnya sangat sedikit jika dibandingkan dengan ekspedisi-ekspedisi sebelumnya.. Saya sedikit kecewa untuk temuan

Aktivitas enzim terbaik dihasilkan oleh isolat dari cairan rumen domba, akan tetapi keenambelas isolat yang diperole h mempunyai potensi untuk dijadikan probiotik

1 : Catatan harian atas hasil penebangan yang dibuat di TPn, berisi nomor batang, jenis, panjang, dan volume kayu bulat yang telah diberi penandaan pada fisik kayunya dari