• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA SDK Demangan Baru 1 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA SDK Demangan Baru 1 - USD Repository"

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS KATEGORI KOGNITIF

PADA MATA PELAJARAN IPA SDK DEMANGAN BARU 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

Nama: Benedicta Saptika Candra NIM: 091134213

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS KATEGORI KOGNITIF

PADA MATA PELAJARAN IPA SDK DEMANGAN BARU 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

Nama: Benedicta Saptika Candra NIM: 091134213

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada : Jesus Christ yang selalu membimbingku

Bapak di surga, ibu, kakak-kakakku dan keluargaku Almamaterku Universitas Sanata Dharma

(6)

MOTTO

_ Apa yang tidak mungkin bagi manusia mungkin bagi Allah _

Lukas 18:27

_Segala perkara dapat kutanggung di dalam DIA yang memberikan

kekuatan bagiku_

Filipi 4:13

_ Janji Tuhan tidak pernah terlambat, pasti tepat pada waktunya _

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Juli 2011 Penulis

(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Benedicta Saptika Candra

NIM : 091134213

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS KATEGORI KOGNITIF

PADA MATA PELAJARAN IPA SDK DEMANGAN BARU 1

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal: 12 Juli 2011 Yang Menyatakan

(9)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana di SDK Demangan Baru 1 pada Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain quasi-experimental design dan tipe non-equivalent control group design. Subjek peneilitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 yang terdiri dari kelas VA sebanyak 37 siswa sebagai kelompok kontrol dan kelas VB sebanyak 38 siswa sebagai kelompok eksperimen. Populasi dalam penelitian ini sekaligus sebagai sampel. Instrumen penelitian berupa 10 soal pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dan 6 soal essayuntuk mengukur kemampuan berpikir kritis kategori kognitif peserta didik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) ada peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode inkuiri, hal ini dibuktikan dengan uji t (Independent Samples T-test) yang menunjukan harga sig.(2-tailed) adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05. Sedangkan kenaikan skor kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berbeda secara positif dan signifikan dengan harga signifikansi (2-tailed) yang diperoleh sebesar 0,619 lebih besar dari 0,05. Ada peningkatan pada masing-masing aspek kecakapan berpikir kritis pada kategori kognitif dengan harga signifikansi (2-tailed) hasil uji Kruskal-Wallis sebesar 0,02 lebih kecil dari 0,05. 2) Penerapan metode inkuiri meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif, ini terbukti dengan harga signifikansi (2-tailed) yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Akan tetapi, kelompok eksperimen dibanding kelompok kontrol tidak berbeda secara positif dan signifikan dengan harga signifikansi (2-tailed) 0,619 lebih besar dari 0,05. Jika dilihat dari kenaikkan rata-rata skor kecakapan berpikir kritis katagori kognitif pada masing-masing aspeknya di kelompok eksperimen tidak berbeda secara positif dan signifikan harga signifikansi (2-tailed) yang diperoleh sebesar 0,370 lebih besar dari 0,05.

(10)

ABSTRACT

This study aimed to know the effect of the application of inquiry methods of learning achievement and critical thinking in the cognitive category of material science subjects in SDK Demangan Baru 1 in Semester Academic Year 2010/2011.

The research method used in this study is an experimental method to design quasi-experimental design and type of non-equivalent control group design. The subject of this research is student of V elementary grade in SD Kanisius Demangan Baru 1 which consists of as many as 37 students of class VA as a control group and class VB as many as 38 students as the experimental groups. The population in this study is at once as a sample. Research instrument in the form of 10 multiple choice questions to measure learning achievement of learners and 6 about essays to measure critical thinking skills of learners cognitive categories.

The results showed that there was an 1) increase in learning achievement by using the method of inquiry, this is evidenced by the t test (Independent Samples T-test) that shows the price of sig. (2-tailed) result is 0.000 less than 0.05. While the increase in score of the experimental group and control group did not differ significantly positive at a price of sig. (2-tailed) obtained at 0.619 greater than 0.05. 2) There is increasing on each aspect of critical thinking skills in the cognitive category by the rank test (Kruskal-Wallis ) at a price of sig. (2-tailed) are obtained of 0.02 is smaller than 0.05. Application of inquiry methods of improving critical thinking skills in the cognitive category, as is evident with the price of significance (2-tailed) of 0.000 obtained is smaller than 0.05. However, if the experimental group than the control group did not differ significantly positive at a price of significance (2-tailed) .619 is greater than 0.05. And when seen from the increase in the average score category of cognitive skills of critical thinking in each of its aspects in the experimental group did not differ significantly positive price of significance (2-tailed) obtained at 0.370 greater than 0.05.

(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Bapa Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas segala berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan perhatian dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung memberikan bantuan dan dukungan terselesainya skripsi ini :

1. Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan anugrahNya.

2. Orang tuaku dan seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan dukungan, perhatian, semangat, dan doa selama ini untuk penulis.

3. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma.

5. Bapak Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc., selaku dosen pembimbing I yang selalu mendukung, meluangkan waktunya untuk membantu penulis.

6. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A., selaku dosen pembimbing II, yang memberikan bimbingan, memotivasi, dan meluangkan waktu untuk penulis dalam penyelesaian skripsi.

7. Ibu Dwi Nugraheni Rositawati, M.Si., selaku dosen yang memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

(12)

9. Bapak Albertus Hartoyo,selaku guru mata pelajaran IPA SDK Demangan Baru yang membantu dan memberikan waktu sebagai guru mitra penelitian kolaboratif.

10. Peserta didik kelas VA dan VB SDK Demanagan Baru, sebagai subyek penelitian.

11. Segenap staf dan karyawan PGSD yang telah memberi bantuan dan dukungan.

12. Sahabatku Antin, Dita dan Umel di kost ‘Binggu’, teman-temankupenelitian kolaboratif di SD Kanisius Demangan Baru Nining dan Ika, teman-teman kampus dan PKM yang selalu mendukung, menyemangatiku dan mengingatkanku.

13. Teman-teman penelitian kolaboratif IPA (Desy, Mba Evi, dkk) yang selalu dapat diajak kerjasama dan memberikan masukan kepada penulis.

14. Nduthku yang selalu tersenyum buat aku dan dengan sabar menemaniku, mendukungku, menyemangatiku, dan membuat aku tersenyum.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Manfaat ... 4

1.5 Sistematika Penyajian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 6

2.1.1 Teori-teori yang Relevan... 6

2.1.1.1 Metode Inkuiri... 6

2.1.1.2 Ilmu Pengetahuan Alam ... 13

2.1.1.3 Pesawat Sederhana ... 15

2.1.1.4 Prestasi Belajar... 20

2.1.1.5 Kemampuan Berpikir Kritis ... 21

(14)

2.3 Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2 Populasi dan Sampel ... 30

3.3 Variabel Penelitian... 31

3.4 Definisi Operasional ... 32

3.5 Instrumen Penelitian ... 33

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 35

3.6.1 Uji Validitas ... 35

3.6.1.1 Uji Validitas Kontruksi ... 35

3.6.1.2 Uji Validitas Isi ... 38

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 39

3.7 Teknik Pengumpulan Data... 41

3.8 Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 47

4.1.1 Deskripsi Data ... 47

4.1.1.1 Data Prestasi Belajar ... 47

4.1.1.2 Data Kecakapan Berpikir Kritis Kategori Kognitif ... 52

4.1.2 Analisis Data Penelitian ... 57

4.1.2.1 Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Prestasi Belajar ... 57

4.1.2.2 Pengaruh metode inkuiri terhadap kecakapan berpikir kritis pada kategori kognitif ... 77

4.2 Pembahasan... 98

4.2.1 Pelaksanaan Penelitian... 98

4.2.2 Hasil Penelitian ... 100

4.2.2.1 Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Prestasi Belajar ... 100

4.2.2.2 Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis Kategori Kognitif ... 103

(15)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kecakapan Berpikir Kritis Kategori Kognitif... 23

Tabel 2. Kisi-kisi Soal Pre Test dan Post Test... 34

Tabel 3. Kriteria Penentuan Skor Essai ... 34

Tabel 4. Uji Validitas Soal I ... 37

Tabel 5. Uji Validitas Soal II ... 37

Tabel 6. Uji Validitas Soal III... 38

Tabel 7. Uji Beda Soal Pilihan Ganda ... 39

Tabel 8. Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ... 40

Tabel 9. Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 41

Tabel 10. Skor Pre Test Kelompok Eksperimen ... 48

Tabel 11.Skor Post Test Kelompok Eksperimen... 49

Tabel 12. Skor Pre Test Kelompok Kontrol... 50

Tabel 13. Skor Post Tes Kelompok Kontrol ... 51

Tabel 14. Pre Test Kognitif Eksperiemen... 53

Tabel 15. Post Test Kognitif Eksperimen ... 54

Tabel 16. Pre Test Kognitif Kontrol ... 55

Tabel 17.Post Test Kognitif Kontrol... 56

Tabel 18. Uji Normalitas Pre-test PG Kelompok Eksperimen ... 58

Tabel 19. Uji Normalitas Post-test PG Kelompok Eksperimen... 59

Tabel 20. Uji Hipotesis Prestasi Belajar PG Kelompok Eksperimen ... 61

Tabel 21. Uji Normalitas PG Kelompok Eksperimen ... 64

Tabel 22. Uji Normalitas PG Kelompok Kontrol ... 65

Tabel 23. Uji Hipotesis PG Eksperimen dan Kontrol... 67

Tabel 24. Uji Normalitas PG Berpikir Kritis Kategori Kognitif ... 72

Tabel 25. Uji Ranking Kognitif Pilihan Ganda ... 74

Tabel 26. Ranking Aspek Kognitif Pilihan Ganda ... 74

Tabel 27. Uji Normalitas Pre Test Berpikir Kritis Eksperimen... 78

Tabel 28. Uji Normalitas Post Test Berpikir Kritis Eksperimen ... 79

Tabel 29. Uji Hipotesis Berpikir Kritis Pre Test ke Post Test ... 80

(17)

Tabel 32. Uji Hipotesis Berpikir Kritis Eksperimen dan Kontrol ... 86

Tabel 33. Uji Normalitas Aspek Interpretasi ... 89

Tabel 34. Uji Normalitas Aspek Analisis ... 90

Tabel 35. Uji Normalitas Aspek Evaluasi... 92

Tabel 36. Uji Normalitas Aspek Inferensi ... 92

Tabel 37. Uji Normalitas Aspek Eksplanasi ... 93

Tabel 38. Uji Normalitas Aspek Regulasi Diri ... 94

Tabel 39. Uji Ranking Berpikir Kritis ... 95

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Prinsip Kerja Pengungkit Golongan I ... 16

Gambar 2. Alat-alat Pengungkit Golongan I ... 16

Gambar 3. Prinsip Kerja Pengunkit Golongan II... 16

Gambar 4. Alat-alat Pengungkit Golongan II ... 16

Gambar 5. Prinsip Kerja Pengunkit Golongan III ... 17

Gambar 6. Alat-alat Pengungkit Golongan II ... 17

Gambar 7. Alat-alat Bidang Miring ... 18

Gambar 8. Alat-alat Bidang Miring ... 18

Gambar 9. Katrol Tetap ... 18

Gambar 10. Katrol Bebas ... 19

Gambar 11. Katrol Majemuk ... 19

Gambar 12. Alat-alat Roda Berposos ... 20

Gambar 13. Bagan Penelitian Sebelumnya... 26

Gambar 14. Proses Penyusunan Hipotesis ... 28

Gambar 15.Varibel Penelitian... 32

Gambar 16. Grafik Uji Normalitas Pre Test PG Eksperimen ... 58

Gambar 17. Grafik Uji Normalitas Post Test PG Eksperimen ... 59

Gambar 18. Grafik Kenaikan Pre Post PG Eksperimen ... 62

Gambar 19. Grafik Uji Normalitas PG Kelompok Eksperimen ... 63

Gambar 20. Grafik Uji Normalitas PG Kelompok Kontrol ... 64

Gambar 21. Grafik Selisih PG Eksperimen dan Kontrol ... 68

Gambar 22. Grafik Uji Normalitas PG Aspek Interpretasi ... 69

Gambar 23. Grafik Uji Normalitas PG Aspek Analisis ... 69

Gambar 24. Grafik Uji Normalitas PG Aspek Evaluasi ... 70

Gambar 25. Grafik Uji Normalitas Aspek Inferensi ... 70

Gambar 26. Grafik Uji Normalitas PG Aspek Eksplanasi... 71

Gambar 27. Grafik Kenaikan Masing-masing Aspek Kognitif Pg ... 75

Gambar 28. Grafik Kenaikan Aspek Kognitif Pre Post PG... 76

Gambar 29. Grafik Uji Normalitas Pre Test Kognitif Eksperimen ... 77

(19)

Gambar 32. Grafik Uji Normalitas Kognitif Eksperimen ... 83

Gambar 33. Grafik Uji Normalitas Kognitif Kontrol ... 84

Gambar 34. Grafik Selisih Kognitif Eksperimen dan Kontrol ... 87

Gambar 35. Grafik Uji Normalitas Kognitif Aspek Interpretasi ... 88

Gambar 36. Grafik Uji Normalitas Kognitif Aspek Analisis ... 89

Gambar 37. Grafik Uji Normalitas Kognitif Aspek Evaluasi... 90

Gambar 38. Grafik Uji Normalitas Kognitif Aspek Inferensi ... 91

Gambar 39. Grafik Uji Normalitas Kognitif Aspek Eksplanasi ... 92

Gambar 40. Grafik Uji Normalitas Kognitif Aspek Regulasi... 93

Gambar 41. Grafik Kenaikan Masing-masing Aspek Kognitif ... 97

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP

Lampiran 2. LKS yang Sudah Diisi Siswa Lampiran 3. Uji Validitas Soal I

Lampiran 4. Uji Validitas Soal II Lampiran 5. Uji Validitas Soal III Lampiran 6. Uji Reliabilitas Soal Lampiran 7. Uji Beda Soal A

Lampiran 9. Instrumen Pengumpul Data

Lampiran 10. Soal Pre-test Post-test yang Sudah Dikoreksi Lampiran 11. Nilai Pre Post Kelas Eksperimen

Lampiran 12. Nilai Pre Post Kelas Kontrol Lampiran 13. Hasil Analisis Data

Lampiran 14. Foto Kegiatan Pembelajaran Lampiran 15. Surat Izin Penelitian

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika penyajian. Kelima bagian tersebut diuraikan

dalam subbab-subbab berikut.

1.1 Latar Belakang

Alam sekitar erat hubungannya dengan kehidupan makhluk hidup.

Manusia dapat memanfaatkan segala kekayaan alam untuk mempertahankan

hidupnya. Selain itu lingkungan alam juga dapat dimanfaatkan sebagai media

pembelajaran bagi peserta didik. Menurut Iskandar (2001:2) dari alam peserta

didik dapat mempelajari gejala-gejala alam atau peristiwa-peristiwa alam.

Pengetahuan tentang alam dapat diperoleh lewat proses ilmiah yang dilandasi

oleh sikap ilmiah sehingga dihasilkan produk ilmiah. Oleh karena itu sejak

usia Sekolah Dasar peserta didik telah dikenalkan Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) agar peserta didik dapat menerapkan aspek-aspek fundamental IPA

dalam pemecahan masalah sehari-hari dan dalam pengambilan keputusan

umum maupun pribadi. Aspek fundamental tentang IPA meliputi konsep,

prinsip ilmiah, dan keterampilan inkuiri.

Masalah utama dalam pembelajaran IPA akhir-akhir ini adalah masih

rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini dapat dilihat rata-rata hasil belajar

peserta didik yang memprihatinkan yaitu nilai rata-rata dibawah KKM yang

telah ditentukan. Sebagai contoh disuatu sekolah dasar nilai rata-rata

(22)

Kondisi ini barangkali merupakan hasil dari pembelajaran yang bersifat

konvensional dan tidak berpusat pada peserta didik. Dalam pembelajaran

konvensioanl guru cenderungnya hanya mengajarkan fakta-fakta,

rumus-rumus, atau hukum-hukum dan peserta didik bertugas untuk menghafalnya.

Walaupun tingkat hafalan peserta didik baik namun mereka kurang mampu

memahami dan mengerti secara mendalam pengetahuan tersebut. Sebagian

besar peserta didik kurang mampu menghubungkan apa yang mereka pelajari

dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan atau

diaplikasikan pada situasi baru.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu mata pelajaran yang dapat

mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir secara logis dan

kritis. IPA harus terus digali untuk memperoleh fakta dan konsep yang baru.

Pembelajaran IPA hendaknya diupayakan dalam kondisi pembelajaran yang

kondusif dalam arti pembelajaran harus bersifat aktif, kreatif, efektif, inovatif,

dan menyenangkan. Oleh karena itu peranan guru sangat penting untuk

menciptakan bentuk pembelajaran yang sesuai dan situasi yang kondusif

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kenyataannya dalam proses

pembelajaran guru mendominasi dan tidak memberi kesempatan bagi peserta

didik untuk berkembang secara mandiri dan berperan aktif dalam

memperoleh pengetahuan baru melalui penemuan dalam proses berpikirnya.

Apabila kita sebagai calon guru ingin meningkatkan prestasi peserta

didik, tentunya kita harus berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu

dengan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan kritis peserta didik.

(23)

peserta didik, dan pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Pemilihan

metode pembelajaran akan lebih variatif, inovatif, dan konstruktif dalam

menemukan dan membangun pengetahuan sendiri sehingga dapat

meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik. Pada mata pelajaran IPA

materi pesawat sederhana dapat menggunakan metode pembelajaran yang

inovatif yaitu dengan metode inkuiri. Menurut Gulo, metode inkuiri adalah

suatu kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan

siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis,

sehingga peserta didik dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan

penuh percaya diri. Penelitian ini dibatasi pada mata pelajaran IPA materi

pesawat sederhana dengan kompetensi dasar 5.2 Menjelaskan pesawat

sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat, yang

diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh metode inkuiri terbimbing

terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif. Untuk itu

peneliti mengambil judul Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri Terhadap

Prestasi Belajar Dan Berpikir Kritis Kategori Kognitif Pada Mata Pelajaran

IPA SDK Demangan Baru 1.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA

materi pesawat sederhana terhadap prestasi belajar peserta didik kelas V

SDK Demangan Baru Yogyakarta pada semester genap Tahun Pelajaran

2010/2011?

2. Bagaimana pengaruh penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA

(24)

kategori kognitif kelas V SDK Demangan Baru Yogyakarta pada semester

genap Tahun Pelajaran 2010/2011?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA

materi pesawat sederhana terhadap prestasi belajar peserta didik kelas V

SDK Demangan Baru Yogyakarta pada semester genap Tahun Pelajaran

2010/2011.

2. Mengetahui penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA meteri

pesawat sederhana terhadap kemampuan berpikir kritis pada kategori

kognitif kelas V SDK Demangan Baru Yogyakarta pada semester genap

Tahun Pelajaran 2010/2011.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Memberi gambaran tentang pengetahuan metode inkuiri pada mata

pelajaran IPA yang dapat meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan

berpikir kritis pada kategori kognitif peserta didik.

2. Bagi Sekolah

Meningkatnya kualitas sekolah dan mampu menjadi acuan untuk selalu

mengadakan inovasi pembelajaran ke arah yang lebih baik.

3. Bagi Pendidik

Penulisan skripsi ini dapat menambah wawasan dan memperkaya

(25)

pelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan

berpikir kritis pada kategori kognitif peserta didik.

4. Bagi Peserta Didik

Membantu peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajar dan

kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif.

1.5 Sistematika Penyajian

Untuk memperjelas skripsi ini akan diuraikan secara singkat

sistematika skripsi ini. Bab I pendahuluan dalam bab ini berisi latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penelitian. Bab II landasan teori dalam bab ini berisi kajian pustaka yang

terdiri dari konsep-konsep dasar, teori-teori yang relevan, dan hasil penelitian

sebelumnya; kerangka berpikir, dan hipotesis. Bab III metode penelitian

dalam bab ini berisi jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian,

definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas

instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV hasil

penelitian dan pembahasan dalam bab ini berisi despkripsi data, analisis data,

dan pembahasan mengenai penelitian. Bab V kesimpulan dan saran dalam

bab ini berisi kata penutup yang berisi kesimpulan dan saran bagi penelitian

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini membahas kajian pustaka mengenai teori yang relevan, hasil penelitian sebelumnya, dan hiptesis penelitian. Pada teori yang relevan akan dijelaskan mengenai metode inkuiri, Ilmu Pengetahuan Alam, pesawat sederhana, prestasi belajar, dan kecakapan berpikir kritis kategori kognitif. Hasil penelitian sebelumnya berisikan tentang hasil penelitian yang pernah dilakukan orang lain sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam kerangka berpikir akan dijelaskan mengenai variabel yang akan diteliti dan hubungan antara variabel independen dan dependen. Pada sub bab terakhir akan membahas mengenai hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari penelitian ini.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang Relevan

2.1.1.1 Metode Inkuiri

(27)

mencari dan menemukan. Jadi materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Pembelajaran dapat dilakukan dengan tanya jawab antara pendidik dan peserta didik. Dengan pertanyaan pendidik dapat menggali pengetahuan dan membimbing peserta didik dalam memperoleh materi pelajaran.

Pembelajaran dengan mengunakan metode inkuiri bukan merupakan sekedar proses menghafal fakta, konsep, atau hukum tetapi merupakan proses berpikir yang memanfaatkan segala potensi yang dimiliki peserta didik secara optimal. Menurut Sanjaya (2006), metode inkuiri didasari oleh teori belajar konstruktivisme yaitu proses belajar di mana peserta didik membangun pengetahuannya sendiri sehingga pengetahuannya itu akan bermakna.

Pembelajaran IPA lebih cocok mengunakan metode inkuiri karena metode inkuiri berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri peserta didik, sehingga dalam proses pembelajaran peserta didik lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Penerapan metode inkuiri harus dengan bimbingan pendidik karena peserta didik belum mempunyai pengalaman dengan kegiatan inkuiri. Maka penerapan metode inkuiri pada peserta didik tingkat sekolah dasar sebaiknya menggunakan metode inkuiri terbimbing.

(28)

misalnya langkah-langkah melakukan percobaan. Menurut Triyanto (2009:166) metode inkuiri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Peserta didik sebagai subjek belajar.

Metode inkuiri menekankan aktivitas peserta didik untuk mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.

b. Dalam pembelajaran menggunakan metode inkuiri guru berperan sebagai

 Fasilitator, membimbing peserta didik jika mengalami kesulitan.

 Motivator, memberi rangsangan agar peserta didik aktif dan bergairah berpikir.

 Penanya, menyadarkan peserta didik dari kekeliruan yang mereka buat dengan menggunakan pertanyaan sebagai pancingannya.

 Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas.

 Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

 Manajer, mengelola kelas, sumber belajar dan waktu.

 Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai pserta didik.

(29)

Pembelajaran IPA menggunkan metode inkuiri terbimbing. Guru membuat rencana pembelajaran atau langkah-langkah percobaan. Siswa melakukan percobaan atau penyelidikan untuk menemukan konsep-konsep yang telah ditetapkan guru. Adapun langkah-langkah pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2006: 200) adalah sebagai berikut :

a. Orientasi

b. Merumuskan masalah c. Mengajukan hipotesis d. Mengumpulkan data e. Menguji hipotesis

f. Merumuskan kesimpulan

Langkah-langkah pembelajaran inkuiri menurut Gulo (2002) dalam Trianto adalah sebagai berikut :

a. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan b. Merumuskan hipotesis

c. Mengumpulkan data d. Analisis data

e. Membuat kesimpulan

Tahapan pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak (1996) dalam Trianto adalah sebagai berikut :

a. Menyajikan pertanyaan atau masalah b. Membuat hipotesis

c. Merancang percobaan

(30)

e. Mengumpulkan dan menganalisis data f. Membuat kesimpulan.

Untuk penelitian ini peneliti merancang tujuh langkah pembelajaran inkuiri yaitu sebagai berikut :

a. Orientasi

Orientasi adalah langkah awal dari pembelajaran ikuiri yaitu untuk menjelaskan tujuan pembelajaran, masalah aktual yang berhubungan dengan suatu materi belajar, hasil belajar yang akan dicapai, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan metode inkuiri yang akan digunakan dan menjelaskan media atau alat yang akan digunakan untuk pembelajaran. Langkah orientasi juga untuk memotivasi peserta didik terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. Orientasi sangat penting karena keberhasilan pembelajaran inkuiri tergantung pada kemauan peserta didik untuk beraktivitas mengunakan potensinya dalam memecahkan masalah. Jika dalam pembelajaran ada pembentukan kelompok dapat dilakukan pada langkah orientasi.

b. Merumuskan masalah

(31)

mendorong peserta didik untuk menemukan jawaban sendiri dan membantu dalam mengkaji teori, konsep, atau prinsip.

c. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang akan diujikan dengan data. Pada langkah ini peran guru adalah membimbing dengan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari permasalahan yang akan diuji. Dalam merumuskan hipotesis peserta didik harus memiliki landasan berpikir yang kokoh sehingga rumusan hipotesis bersifat rasional dan logis. Untuk dapat berpikir logis peserta didik harus memiliki wawasan dan pengalaman yang luas. Hipotesis harus yang relevan dengan masalah yang diujikan.

d. Melakukan eksperimen

(32)

mendorong peserta didik untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Kemudian langkah terakir adalah peserta didik melakukan analisis data. Dalam menganalisis data peserta didik bertanggung jawab untuk menguji hipotesis yang telah dibuat benar atau salah.

e. Membuat kesimpulan

Membuat kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang dieroleh berdasarkan pengujian hipotesis. Peserta didik membuat kesimpulan dengan bimbingan guru agar mencapai kesimpulan yang akurat dan guru juga harus mampu menunjukkan pada peseta didik data yang relevan. Dalam tahap ini peserta didik juga diharapkan dapat mendiskusian alasan memilih solusi pecobaan tersebut atau kesimpulan yang mereka buat.

f. Mempresentasikan hasil

Peserta didik dengan bimbingan guru setelah melakukan percobaan harus menyusun laporan hasil percobaan. Laporan mencakup mengenai langkah-langkah yang urut. Peserta didik juga dapat memberi penjelasan tambahan untuk memperjelas masalah. Peserta didik juga diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil percobaan. Setelah itu guru melakukan pengayaan.

g. Mengevaluasi

(33)

2.1.1.2 Ilmu Pengetahuan Alam

Iskandar (2001:2) menuliskan kata IPA adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam yang merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris “Natural science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam. Sedangkanscienceartinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam secara harafiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini atau ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

Fisher (dalam Amien, 1987:4) menyatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi. Carin (1985) menyatakan IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang di dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam yang tampak.

Jadi dapat disimpulkan pengertian IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam atau peristiwa-peristiwa dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi.

Menurut Iskandar (2001:2) hakikat IPA meliputi pengetahuan tentang alam yang diperoleh lewat proses ilmiah yang dilandasi oleh sikap ilmiah sehingga dihasilkan produk ilmiah.

(34)

prinsip-prinsip, teori-teori IPA yang merupakan hasil kegiatan analitik IPA.

Hakikat IPA sebagai proses ilmiah adalah proses pemecahan masalah secara terstruktur dan terkontrol. Cara pemecahan masalah yaitu dengan mencari informasi dan melakukan penelitian. Dalam pemecahan suatu masalah harus memiliki keterampilan proses ilmiah yaitu keterampilan mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen menganalisis data, dan membuat laporan penelitian.

Hakikat IPA sebagai suatu sikap keyakinan, opini, dan nilai-nilai yang harus dipertahankan untuk seorang ilmuan khususnya ketika mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan baru. Sikap itu yang dikenal dengan nama sikap ilmiah. Ciri-ciri sikap ilmiah adalah objektif terhadap fakta, tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan, berhati terbuka, tidak mencampuradukan fakta dan pendapat, bersifat hati-hati, dan ingin menyelidiki.

2.1.1.3 Pesawat Sederhana

Menurut Azmiyawati (2008: 98) pesawat sederhana adalah alat yang dapat mempermudah pekerjaan manusia karena gaya yang diperlukan menjadi lebih ringan. Pesawat sederhana terbagi menjadi empat macam yaitu :

a. Pengungkit atau Tuas

(35)

suatu benda yaitu : beban (B), titik tumpu (TT), dan kuasa (K). Beban adalah berat benda, sedangkan titik tumpu merupakan tempat bertumpunya suatu gaya. Gaya yang bekerja pada tuas disebut kuasa. Pengungkit berdasarkan letak beban, kuasa, dan titik tumpunya dibedakan menjadi 3 golongan yaitu :

 Pengungkit Golongan I

Pada pengungkit golongan I kedudukan titik tumpu di antara beban dan kuasa. Contoh pengungkit golongan I antara lain gunting, linggis, jungkat-jungkit, pencabut paku atau tang, pemotong kuku.

Azmiyawati, 2008:99

Gambar 1. Prinsip kerja pengungkit golongan I

Azmiyawati, 2008:99

Gambar 2. Alat-alat pengungkit golongan I

 Pengungkit Golongan II

(36)

Azmiyawati, 2008:99

Gambar 3. Prinsip kerja pengungkit golongan II

Azmiyawati, 2008:100

Gambar 4. Alat-alat pengukit golongan II

 Pengungkit Golongan III

Pada pengungkit golongan III kedudukan kuasa berada di antara beban dan titik tumpu. Contoh pengungkit golongan III adalah sekop, sapu, stapler, pinset.

Azmiyawati, 2008:100

Gambar 5. Prinsip kerja pengungkit golongan III

Azmiyawati, 2008:100

Gambar 6. Alat-alat pengungkit golongan III

b. Bidang Miring

(37)

drum ke dalam bak truk dengan menggunakan papan sebagai bidang miring, sehingga drum yang berat dapat dipindahkan dengan mudah ke atas truk. Dengan tarikan atau dorongan tenaga yang dikeluarkan lebih kecil daripada jika drum di angkat secara langsung. Contoh lain yang menggunakan prinsip bidang miring adalah jalan di pegunungan di buat berkelok-kelok bertujuan mengurangi tenaga yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian yang sama. Kemiringan tanjakan akan lebih landai jika di buat berkelok-kelok sehingga lebih mudah dilalui. Keuntungan menggunakan bidang miring adalah memindahkan benda ke tempat yang tinggi dengan gaya yang lebih kecil. Selain itu bidang miring juga mempunyai kekurangan yaitu jarak yang diperlukan untuk memindahkan benda menjadi lebih jauh. Contoh lain peralatan yang menggunakan prinsip bidang miring adalah tangga, pisau, obeng, sekrup, dan paku. Bagian yang tajam dari peralatan tersebut adalah menggunakan prinsip bidang miring.

Azmiyawati, 2008:102 Gambar 7. Alat-alat bidang miring

(38)

c. Katrol

Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya dan tali sebagai penghubungnya. Ada beberapa jenis katrol yaitu :

 Katrol Tetap

Katrol tetap adalah katrol yang tidak berubah posisinya ketika digunakan untuk memindahkan benda. Contoh katrol tetap seperti katrol yang digunakan pada sumur timba, tiang bendera, dan tarikan burung.

Azmiyawati, 2008:103 dan Sulistyanto, 2008 :117

Gambar 9. Katrol tetap

 Katrol Bebas

Katrol bebas merupakan katrol yang berubah posisinya ketika digunakan untuk memindahkan benda. Contoh katrol bebas seperti katrol yang digunakan fly fox dan alat-alat pengangkat peti kemas di pelabuhan.

(39)

 Katrol Majemuk

Katrol majemuk adalah perpaduan katrol tetap dan katrol bebas. Contoh katrol majemuk seperti katrol yang digunakan pada alat-alat pengangkat proyek bangunan.

Sulistyanto, 2008 :118 Gambar 11. Katrol majemuk

d. Roda Berporos

Roda berporos adalah roda yang dihubungkan dengan sebuah poros dan dapat berputar bersama-sama. Contoh peralatan yang menggunakan prinsip roda berporos yaitu roda pada mobil, roda pada sepeda, setir mobil, roda pedati, dan setir kapal.

Azmiyawati, 2008:105 dan Sulistyanto, 2008 : 119 Gambar 12. Alat-alat roda berporos

2.1.1.4 Prestasi Belajar

(40)

seseorang dalam melakukan kegiatan. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil konkret yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu.

Belajar adalah istilah yang paling penting dalam usaha pendidikan karena tanpa belajar tidak pernah ada pendidikan. Menurut Syah (2006:64) ada beberapa pendapat tentang definisi belajar dari para ahli. Hintzman (1987) berpendapat belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Menurut Rober (1989) belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan. Menurut Chaplin (1978) belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil latihan dan pengalaman. Belajar juga berarti proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.

(41)

Untuk meningkatkan prestasi belajar, ada dua faktor yang harus diperhatikan yaitu faktor dari dalam diri siswa (intern) dan faktor dari luar siswa (ekstern). Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa bersifat biologis misalnya kecerdasan atau intelegensi, bakat, minat, dan motivasi. Faktor ekstern adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

Jadi dapat disimpulkan prestasi belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa dalam melakukan proses memperoleh pengetahuan yang mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

2.1.1.5 Kecakapan Berpikir Kritis Kategori Kognitif

Manusia diberikan akal dan pikiran untuk berpikir bagaimana memecahkan masalah dalam kehidupannya. Apabila setiap orang mampu berpikir secara kritis, masalah yang dihadapi tentu akan semakin sederhana dan mudah dicari solusinya. Peserta didik juga harus mempunyai kecakapan berpikir kritis untuk memecahkan masalahnya. Kecakapan berpikir kritis juga sering disebut satu kemampuan berpikir tingkat tinggi (Peirce, 2006). Menurut Browne dan keeley berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi adalah kemampuan berpikir dengan jelas dan imajinatif, menilai bukti, bermain logika, dan mencari alternatif imajinatif dari ide-ide konvensional di tengah zaman teknologi saat ini.

(42)

menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah (Johnson, 2007). Berpikir kritis menekankan sifat evaluatif agar dapat mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain dengan melakukan penelitian untuk memastikan pernyataan tersebut logis dan tidak berasal dari asumsi yang salah.

Menurut Glaser, batasan tentang berpikir kritis adalah sikap yang siap untuk mempertimbangkan dengan seksama masalah-masalah yang ada dalam jangkauan pengalaman seseorang atau pengetahuan tentang metode inkuiri dan bernalar yang logis serta kecakapan untuk menerapkan metode tersebut (Glaser dalam Ricketts, 2004). Paul menyebutkan bahwa berpikir kritis merupakan suatu cara berpikir yang unik dan memiliki tujuan tertentu di mana pemikir secara sistematis menetapkan kriteria dan standar intelektual dalam berpikir, dalam mengonstruksi pemikiran, mengarahkan konstruksi berpikir sesuai dengan standar tertentu, dan menilai efektivitas berpikir sesuai tujuan, kriteria, dan standar berpikir (Paul dalam Ricketts, 2004).

(43)

menyebutkan bahwa kecakapan berpikir kritis memiliki dua dimensi, yaitu dimensi kognitif dan dimensi disposisi afektif.

Penelitian ini difokuskan pada dimensi kognitif. Dimensi kognitif dipandang sebagai pusat kecakapan mental yang paling penting yang terdiri dari 6 kecakapan, yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Kecakapan dalam dimensi kognitif ini dapat dilihat dalam bagan berikut (Facione, 1990) :

Tabel 1. Kecakapan Berpikir Kategori Kognitif

Kecakapan Sub-Kecakapan 1. Interpretasi 1. Membuat kategori

2. Memahami makna 3. Menjelaskan makna 2. Analisis 1. Menguji gagasan

2. Mengidentifikasi argumen 3. Menganalisis argument 3. Evaluasi 1. Menilai klaim

2. Menilai argument 4. Inferensi 1. Menguji bukti-bukti

2. Menerka alternatif 3. Menarik kesimpulan

5. Eksplanasi 1. Menjelaskan hasil penalaran 2. Menjustifikasi prosedur 3. Menjelaskan argument 6. Regulasi diri 1. Eksaminasi diri

2. Koreksi diri

2.1.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

(44)

terbimbing terjadi peningkatan peserta didik yang dapat mencapai KKM yaitu 10,34 % dengan nilai rata-rata 7,65.

Penelitian dari Listyaningrum (2010) menggunakan jenis penelitian pra eksperimen. Subjek penelitian adalah 33 siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Uji T (Paired T Test) yaitu membandingkan skor pre test dan skor post test. Berdasarkan pengolahan data yang sudah dilakukan diperoleh data bahwa hasil belajar siswa dari skor pre test menjadi post test mengalami kenaikan sebesar 20,6% dan jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan sebesar 75,8%. KKM pada mata pelajaran IPA untuk SD Kanisius Pugeran adalah 75.

Penelitian dari Purbatin (2010) menggunakan jenis penelitian pra eksperimen. Teknik pengujian data dalam penelitian ini menggunakan Uji T. Hasil penelitiannya adalah pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya melalui metode inkuiri terbimbing cukup efektif dilihat dari hasil pre test dan post tes terjadi perbedaan yang signifikan. Hal ini terbukti dari kenaikan jumlah peserta didik yang mencapai KKM dari 14 anak menjadi 27 anak, sedangkan subyek penelitian sebanyak 30 anak.

(45)

karena pelapukan menggunakan metode inkuiri terbimbing dalam hal pencapaian hasil belajar sangat efektif. Hal ini dapat di lihat dengan adanya peningkatan hasil belajar. pada saat pretes 8 siswa mencapai KKM sedangkan setelah dilakukan pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing, dilakukan posttest 27 siswa mencapai KKM.

Penelitian dari Purwaningsih (2005) tujuan dari penelitian ini adalah untuk menciptakan kondisi optimum pembelajaran SETS di mana proses pembelajaran memenuhi karakter pendekatan SETS, meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi optimum tercapai pada siklus ke-3 di mana proses pembelajaran memenuhi karakter pendekatan SETS, kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa meningkat secara signifikan.

(46)

putaran II meningkat menjadi 16 siswa, dan pada putaran ke III meningkat menjadi 22 siswa.

Hasil penelitian sebelumnya dapat dibuat bagan sebagai berikut :

Gambar 13. Bagan Penelitian Sebelumnya

2.2 Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPA membutuhkan keterampilan berpikir yang tinggi, karena IPA mempelajari gejala-gejala alam atau peristiwa-peristiwa alam dengan menggunakan metode-motode berdasarkan yang observasi. Salah satunya adalah menggunakan metode inkuiri. Metode inkuiri diharapkan dapat membantu meningkatkan keterampilan berpikir kategori kognitif

Yang perlu diteliti metode inkuiri dan pengaruhnya terhadap

prestasi belajar dan berpikir kritis

Metode Inkuiri Berpikir Kritis

Hartini (2010) metode inkuiri dan efektifitas

Purwaningsih (2005) SETS dan kemampuan berpikir kritis

Listyaningrum (2010) metode inkuiri terbimbing dan efektifitas

Gustini (2010) siklus belajar hipotesis deduktif dan berpikir kritis

Purbatin (2010) metode inkuri terbimbing dan efektifitas

Suryono (2007) belajar kelompok dan berpikir kritis

Widyaningsih (2010) metode inkuri terbimbing dan efektifitas

(47)

peserta didik sehingga peserta didik dapat menemukan sendiri pengetahuannya. Dalam penerapan metode inkuiri untuk Sekolah Dasar harus dilakukan dengan bimbingan guru. Penggunaan metode inkuiri diharapkan juga untuk dapat meningkatkan prestasi belajar karena peserta didik menemukan sendiri pengetahuannya sehingga pengetahuan tersebut dapat bertahan lama. Karena kelas V B sebagai kelas eksperimen menggunakan metode inkuiri, peningkatan prestasi belajar dan kecakapan berpikir kritis kategori kognitif di kelas eksperimen diharapkan lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah.

2.3 Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, hipotesis penelitian ini adalah :

1. Penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi belajar peserta didik kelas V SDK Demangan Baru 1 pada semester genap Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kecakapan berpikir kritis pada kategori kognitif peserta didik kelas V SDK Demangan Baru 1 pada semester genap Tahun Pelajaran 2010/2011.

(48)

dengan kajian pustaka, peneitian sebelumnya, kerangka berpikir, dan hipotesis :

Gambar 14. Proses Penyusunan Hipotesis Variabel

Metode Inkuiri

Variabel

Prestasi Belajar dan Berpikir Kritis Kategori Kognitif

Kajian Pustaka

Penelitian-penelitian Sebelumnya

Kerangka Berpikir

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan metode penelitian yaitu mengenai jenis penelitian yang digunakan, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan uji reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

(50)

Keterangan O1 = hasil observasipretestkelompok eksperimen O2 = hasil observasiposttestkelompok eksperimen O3 = hasil observasipretestkelompok kontrol O4 = hasil observasiposttestkelompok kontrol

X = treatment / perlakuan dengan metode inkuiri terbimbing

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VA dan VB SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta semester genap Tahun Pelajaran 2010/2011. SD Kanisius Demangan Baru 1 terletak di daerah perkotaan dan beralamat di Jl. Demangan Baru No. 2, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Telp. (0274) 517737. Peneliti memilih SD Kanisius Demangan Baru 1 karena penelitian ini bersamaan dengan PKM (Pemantapan Kemampuan Mengajar) yang diselenggarakan dari kampus. Selain itu SD Kanisisus Demangan Baru 1 mempunyai kelas yang paralel sehingga dapat digunakan untuk penelitian jenis eksperimen, karena dalam penelitian eksperimen membutuhkan lebih dari kelas yaitu sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Populasi dalam penelitian ini adalah sekaligus sebagai sampel. Keseluruhan peserta didik kelas VA dan VB adalah 75 anak. Pemilihan kelompok dilakukan tidak secara random. Kelas VA berjumlah 37 yang terdiri dari putra 20 anak dan putri 17 anak sebagai kelompok kontrol. Kelas

(51)

VB berjumlah 38 anak yang terdiri dari putra 18 anak dan putri 20 anak sebagai kelompok eksperimen. Kegiatan pembelajaran di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dibimbing oleh satu guru mitra. Jika berbeda guru dapat menimbulkan faktor bias yang akan mempengaruhi hasil pada kelompok eksperimen, misalnya faktor manajemen kelas yang berbeda, semangat guru mengajar, penguasaan bahan ajar, pemahaman karakteristik peserta didik, dan strategi pembelajaran yang digunakan.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2011:60). Menurut Sugiyono secara singkat variabel juga diartikan sebagai gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, dalam penelitian ini ada dua variabel pokok yang akan dipelajari hubungannya yaitu :

1. Metode inkuiri sebagai variabel independen atau variabel bebas. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya perubahan variabel depanden (Sugiyono, 2011:61).

(52)

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 15. Variabel Penelitian

3.4 Definisi Operasional

1. Metode inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga peserta didik dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

2. Metode inkuiri terbimbing adalah kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis dengan bimbingan dari pendidik, sehingga peserta didik dapat merumuskan penemuannya. Pembelajaran metode inkuiri terbimbing mempunyai langkah-langkah yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, membuat kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan evaluasi.

3. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa berdasarkan hasil test objektif dengan 10 soal yang disusun peneliti daripretestdanposttest. 4. Berpikir kritis adalah penilaian yang terarah dan terukur yang

menghasilkan interpretasi, analisis evaluasi, dan kesimpulan, dan juga penjelasan terhadap pertimbangan-pertimbangan faktual, konseptual,

Metode Inkuiri

Prestasi Belajar

(53)

metodologis, kriterilogis, atau kontekstual yang menjadi dasar penilaian tersebut.

5. Kecakapan berpikir kritis pada dimensi kognitif adalah kecakapan berpikir kritis yang meliputi aspek-aspek kognitif yang meliputi kecakapan interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri yang di ukur dengan tes essai yang disusun peneliti.

6. IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam atau peristiwa-peristiwa dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi.

7. Pesawat sederhana adalah alat yang mempermudah pekerjaan manusia, macam pesawat sederhana antara lain pengungkit, katrol, bidang miring, dan roda berporos.

8. Peserta didik kelas V SD adalah anak usia 10 sampai 11 tahun yang bersekolah di SD K Demangan Baru 1.

9. Belajaradalah proses perubahan tingkah laku peserta didik sebagai hasil latihan atau pengalaman.

3.5 Instrumen Penelitian

(54)

Tabel 2. Konversi Nomor-nomor Soal

Kecakapan

Nomer Soal

Prestasi Belajar (PG) Berpikir

Kritis (Essay) Pada Uji

Validitas

Pada Lembar Siswa

Pada Tabulasi Data

1. Interpretasi B.17, B. 19 11, 12 1, 2 1

2. Analisis B.5, B.7 3, 7 3, 4 2

3. Evaluasi B.8, B.9 1, 16 5, 6 3

4. Inferensi B.10, B.13 9, 14 7, 8 4

5. Eksplanasi B.14, B.15 6, 13 9, 10 5

6. Regulasi diri 6

Kriteria pemberian skor untuk soal pilihan ganda dan essay adalah sebagai berikut :

a. Soal Pilihan Ganda Benar = 1 Salah = 0 b. Soal Essay

Tabel 3. Kriteria Penyekoran No.

soal Kriteria Skor

1

Jika dapat menyebutkan alat secara lengkap (katrol,tali) 5 Jika menyebutkan alat kurang lengkap (katrol saja) 4 Jika dapat menyebutkan alat hanya dengan tali saja atau katrol saja 3 Jika menyebutkan alat dengan papan atau pengungkit 2

Jika jawaban jauh menyimpang dari kunci jawaban 1

2

Jika dapat menyebutkan alasan tepat (mempermudah) 5

Jika dapat menyebutkan alasan seperti menaikan benda 4

Jika hanya menyebutkan alasan untuk mempercepat 3

Jika hanya menyebutkan kurang tepat 2

Jika jawaban jauh menyimpang dari kunci jawaban 1

3

Jika dapat menyebutkan alat benar dan jenis benar 5

Jika dapat menyebutkan alat benar dan jenisnya kurang spesifik 4 Jika dapat menyebutkan alat benar dan jenisnya ada yang salah 3 Jika hanya dapat menyebutkan alat dan jenisnya secara umum yaitu pesawat sederhana

2

Jika jawaban jauh menyimpang dari kunci jawaban 1

(55)

Jika dapat menyebutkan alat benar dan ciri-ciri kurang 4 Jika dapat menyebutkan alat benar dan ciri-ciri kurang tepat (kegunaan) 3

Jika menyebutkan alat benar hanya satu ciri 2

Jika jawaban menyimpang jauh dari kunci jawaban 1

5

Jika jawaban tidak setuju dengan alasan tepat 5

Jika jawaban tidak setuju dengan alasan kurang tepat 4

Jika jawaban tidak setuju tanpa alasan 3

Jika jawaban setuju dengan alasan masuk akal 2

Jika jawaban jauh menyimpang dari kunci jawaban 1

6

Jika jawaban menghargai dan bermusyawarah ambil cara yang tepat dan lebih mudah dilakukan

5

Jika jawaban menghargai / menerima dan melakukan jika lebih baik 4

Jika jawaban tergantung dengan alasan yang tepat 3

Jika jawaban mendengarkan saja 2

Jika jawaban menolak / tidak mendengarkan 1

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dengan tepat dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2007:267). Menurut Sugiyono (2007) karena penelitian ini instrumennya berupa test harus memenuhi validitas konstruksi dan validitas isi.

3.6.1.1 Validitas Kontruksi

Untuk uji validitas konstruksi peneliti berkonsultasi kepada ahli yaitu kepada dua dosen pembimbing. Setelah berkonsultasi kepada para ahli tentang instrumen yang disusun, diteruskan uji coba instrumen.

(56)

SD Kanisius Condong Catur . Uji validitas dilakukan kepada 30 responden di masing-masing SD dengan jumlah 60 soal pilihan ganda. Soal pilihan ganda merupakan soal gabungan dari dua peneliti lainnya. Dari 60 soal tersebut diambil 30 soal yang valid, kemudian setiap peneliti mengambil 10 soal yang terdiri dari masing-masing aspek kecakapan berpikir kritis.

Data yang diperoleh ditabulasikan, setelah itu dilakukan analisis faktor yaitu dengan uji korelasi Product Moment dari Person dengan rumus (Sugiyono, 2010) :

г

(∑ )(∑ )

Keterangan :

rxy= Korelasi antara variabel x dengan y

x= (xi– ̅)

y= (yi– )

Untuk mengetahui hasil perhitungan korelasi tersebut signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan r tabel dengan taraf kesalahan 5% (taraf kepercayaan 95%) dan N = 30. Jadi r tabel 0,361 (tabel r Product Moment, Sugiyono, 2007:288).

Secara teknis penghitungan validitas dilakukan dengan menggunakan PASW (Predictive Analytics Soft Ware) for Windows versi

(57)

Tabel 4. Uji Validitas Soal A

No soal Pearson Corellation Keterangan

1 -,099 Tidak valid

2 0,311 Tidak valid

3 0,368* Valid

4 0,375* Valid

5 0,213 Tidak valid

6 0,380* Valid

7 0,009 Tidak valid

8 0,162 Tidak valid

9 0,163 Tidak valid

10 0,353 Tidak valid

11 0,429* Valid

12 0,686** Valid

13 0,491** Valid

14 0,439* Valid

15 0,465** Valid

16 0,351 Tidak valid

17 0,486** Valid

18 0,396* Valid

19 0,491** Valid

20 0,393* Valid

Tabel 5. Uji Validitas Soal B

No soal Pearson Corellation Keterangan

1 A Tidak valid

2 0,174 Tidak valid

3 0,365* Valid

4 0,341 Tidak valid

5 0,555** Valid

6 0,107 Tidak valid

7 0,492** Valid

8 0,478** Valid

9 0,452* Valid

10 0,386* Valid

11 0,338 Tidak valid

12 0,218 Tidak valid

13 0,508** Valid

14 0,512** Valid

15 0,525** Valid

16 0,285 Tidak valid

17 0,366* Valid

18 0,286 Tidak valid

19 0,528** Valid

(58)

Tabel 6. Uji Validitas Soal C

No soal Pearson Corellation Keterangan

1 0,402* Valid

2 0,410* Valid

3 0,345 Tidak valid

4 0,688** Valid

5 0,228 Tidak valid

6 0,108 Tidak valid

7 0,342 Tidak valid

8 0,321 Tidak valid

9 0,608** Valid

10 0,390* Valid

11 0,353 Tidak valid

12 0,355 Tidak valid

13 0,160 Tidak valid

14 0,391* Valid

15 0,302 Tidak valid

16 0,044 Tidak valid

17 0,363* Valid

18 0,114 Tidak valid

19 0,376* Valid

20 0,378* Valid

Dari 60 soal di atas, diambil 30 soal valid untuk diuji daya beda dan reliabilitasnya. 30 soal tersebut adalah sebagai berikut :

Soal A : 6, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20 Soal B : 5, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 15, 17, 19, 20 Soal C : 1, 2, 4, 9, 10, 14, 17, 19, 20

3.6.1.2 Validitas Isi

(59)

Dari 30 soal yang valid diambil 27% skor tertinggi dan 27% skor terendah untuk diuji perbedaannya dengan uji T-tes.

Kriteria yang digunakan untuk uji beda soal pilihan ganda dengan T-test adalah :

 Jika probabilitas sig. < 0,05, terdapat perbedaan yang positif dan signifikan antara skor kelompok atas dan skor kelompok bawah.

 Jika probabilitas sig. > 0,05, tidak ada perbedaan yang positif dan signifikan antara skor kelompok atas dan skor kelompok bawah.

Berikut adalah hasil uji beda dengan rumus Independent Samples T-testmengunakan programPASW 18 For Windows:

Tabel 7. Uji Beda Soal Pilih Ganda

Harga Sig.(2-tailed) yang diperoleh adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05 menunjukkan ada perbedaan yang positif dan signifikan antara skor atas dan skor bawah, sehingga soal valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

3.1.1 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan internal consistency yang berarti dilakukan dengan mencobakan instrumen sekali saja. Pengujian reliabilitas instrumen diambil dari 30 soal yang valid,

Mean SD Levene's Test for Equality

of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T df Sig.

(2-tailed)

Kelompok Atas

24,63 0,706

1,716 0,211 12,287 14 0,000

Kelompok Bawah

(60)

kemudian data dianalisis dengan mengunakan teknik Alpha Cronbach. Rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010:365) :

Γ¡= k

(k − 1) 1 − Σs

s

Keterangan:

k = mean kwadrat antara subjek Σ = mean kwadrat kesalahan

= varians total

Rumus Alpha Cronbach dapat juga digunakan untuk tes dengan item-item skor dikotomi. Rumus Uji Reliabilitas dengan item-item skor dikotomi (Azwar, 2010: 78):

r

xx”

≥ α = 2 [ 1 -

]

Keterangan :

dan = varians skor belahan 1 dan belahan 2

= varians skor tes

Secara teknis penghitungan reliabilitas soal dilakukan dengan rumus Alpha Cronbach menggunakan PASW for Windows versi 18.

(61)

Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan denganAlpha Cronbach menggunakan PASW for Windows versi 18 adalah sebagai berikut :

Tabel 8. Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda

Cronbach’s Alpha

Alpha Based on Standardized Items

N of

item Kualifikasi

0,627 0,622 30 Cukup

Hasil perhitungan reliabilitas internal seluruh instrumen dikonsultasikan dengan tabel kriteria koefisien reliabilitas berikut ini Masidjo (1995) :

Tabel 9. Kriteria Koefisien Reliabilitas Interval Koefisien Reliabilitas Kualifikasi

0,91 - 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat rendah

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan harga Alpha Based on

Standardized Items 0,622 adalah lebih besar dari 0,60, sehingga soal-soal tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

(62)

kategori kognitif. Guru mitra dalam kelas kontrol berperan sebagai penyampai materi ajar dan mahasiswa penyususun skripsi berperan sebagai pengamat. Guru mitra dalam kelas eksperimen berperan sebagai fasilitator dan pembimbing pembelajaran, sedangkan mahasiswa sebagai pengamat.

3.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini setelah data yang diperlukan terkumpul adalah dengan mengelompokkan data berdasarkan variabel, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan penghitungan untuk menjawab rumusan masalah dan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Langkah-langkah analisis data dengan menggunakan program komputer adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal normal maka analisis statistik yang digunakan adalah Statistik Parametris, dan jika data terdistribusi tidak normal maka analisis statistik yang digunakan adalah Statistik Nonparametris (Sugiyono, 2007:69). Uji normalitas dapat dilihat dengan dua cara yaitu dengan histogram melalui grafik normalitas (kurva Gauss atau kurva bel yang simetris) dan penghitungan dengan rumus One Sample Kolmogorov-Smirnov Test sebagai berikut (Chakravart, Laha, and Roy) :

D = F(Y ) − i − 1

N , i

(63)

Keterangan :

D = Distribusi

F = Distribusi kumulatif teori

Yi= Titik data

= Batas atas perbedaan antara kedua formula

Secara teknis dalam penelitian ini uji normalitas akan dilakukan dengan program PASW 18 For Windows. Jika termasuk statistik parametris dapat dianalisis dengan rumus T-test dalam hal ini

Independent Samples T-test atau ANOVA dan jika statistik non parametris dapat menggunakan Mann-Whitney test atau Kruskal-Wallis test. Kriteria yang digunakan dalam uji normalitas adalah jika signifikansi (sig.) > 0,05 data memiliki distribusi normal dan jika signifikansi (sig.) < 0,05 data memiliki distribusi tidak normal (Uyanto, 2009: 40).

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dapat dilakukan setelah mengetahui data berdistribusi data normal atau tidak, jika data berdistribusi normal, statistik yang digunakan adalah statistik parametris yaitu T-test. Rumus

T-test yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi (Sugiyono 2007: 119).

t = x − x

s n +

s

n − 2r √ ns √ ns

(64)

x = Rata-rata sampel 1 x = Rata-rata sampel 2

s1 = Simpangan baku sampel 1 s2 = Simpangan baku sampel 2 s = Varians sampel 1

s = Varians sampel 1

r = Korelasi antara dua sampel

Jika data berdistribusi tidak normal, statistik yang digunakan adalah statistik non parametris, yaitu menggunakanMann-Whitney U-test

dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2007: 148).

U = n n + n (n ⊣ 1)

2 − R

U = n n + n (n ⊣ 1)

2 − R

Keterangan:

n1 = jumlah sampel 1 n2 = jumlah sampel 2 U1 = jumlah peringkat 1 U2 = jumlah peringkat 2

R1 = Jumlah ranking pada sampel n1 R2 = Jumlah ranking pada sampel n2

(65)

yaitu jika nilai probabilitas Sig. < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya berbeda secara positif dan signifikan antara skor yang dibandingkan (Santoso, 2010:94). Cara membaca dapat mengikuti rumusan masalah yang telah ditentukan.

3. Uji Ranking

Uji ranking digunakan untuk mengetahui kenaikan dari masing-masing unsur yang terkandung dalam soal test sesuai ranking dari yang paling tinggi dan yang paling rendah kenaikannya. Jika data terdistribusi secara tidak normal, analisis selanjutnya menggunakan statistik nonparametris dalam hal ini adalah Kruskal-Wallis test dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2007: 205) :

H =

( ) ∑ − 3(N + 1)

Keterangan:

N = Banyak baris dalam tabel k = Banyak kolom

R = Jumlah ranking dalam kolom

(66)

Jika data terdistribusi secara normal, analisis selanjutnya menggunakan statistik parametris yaitu ANOVA (Analysis of Variance)

dengan rumus sebagai berikut (Plonsky, 2009).

F = (x − x )

MS n +1 n1

Keterangan:

F = Fcomplex

MSw= Rata-rata variasi dalam kelompok x = Rata-rata sampel 1

x = Rata-rata sampel 2

(67)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi penjelasan mengenai deskripsi data, analisis data, dan pembahasan mengenai penelitian. Analisis data ini berisi jawaban dari rumusan masalah. Keempat hal tersebut dipaparkan dalam subbab-subbab berikut.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di SDK Demangan Baru 1 kelas V A dan kelas V B pada semester 2 dengan Kompetensi Dasar menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Data penelitian ini diperoleh dari proses penelitian kuntitatif. Data kuantitatif berupa skor dari tes yang dilakukan pada saat pembelajaran di kelompok eksperimen dan di kelompok kontrol. Dalam penelitian ini data yang diperoleh dibagi menjadi dua yaitu data prestasi belajar dan data kecakapan berpikir kritis kategori kognitif.

4.1.1.1 Data Prestasi Belajar

Data prestasi belajar diperoleh dari pengambilan skor 10 soal pilihan ganda. Soal tersebut terdiri dari 5 aspek berpikir kritis yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, dan eksplanasi. Tes dilakukan dilakukan dua kali yaitu pretest dan posttest di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest dilakukan pada awal pembelajaran untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum diberi perlakukan. Posttest

(68)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peramalan jumlah penumpang kereta api di pulau jawa dan sumatera sehingga membantu PT Kereta Api Indonesia dalam mengantisipasi

Lokasi penelitian yang berada di Perumahan Grand Puri Bunga Nirwana, merupakan bekas daerah persawahan yang sedang tahap pembangunan untuk dijadikan daerah

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar penilaian kelayakan perangkat pembelajaran (RPP, modul dan LKS) untuk ahli materi, ahli media, dan guru; lembar

Syaraf tiruan Algoritma Backpropagation menghasilkan nilai korelasi yang baik antara Debit prediksi dan Debit aktualnya, hal ini juga dipengaruhi oleh Pola data

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 huruf a, Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1

Sedangkan Market Value Added (MVA) merupakan hasil kumulatif dari kinerja perusahaan yang dihasilkan oleh berbagai investasi yang telah dilakukan maupun yang diantisipasi

Hal ini memberi konsekuensi bagi upaya pencegahan dan penanganan risiko atau dampak keselamatan dan kesehatan kerja yang harus dipikirkan dan diperhatikan guru

Berdasarkan sebaran responden mengenai keragaman menu, sebesar 57,5 persen responden menyatakan sangat penting dengan rata-rata skala variabel ini adalah 4, 49 yang