TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah
Oleh:
NUR YULIASARI
NIM: 201-14-025
JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
IMPLEMENTASI
GOOD CORPORATE
i
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah
Oleh:
NUR YULIASARI
NIM: 201-14-025
JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
vi
menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemuiNya” (QS. AL Inshiqaq 6)
“dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka”
vii
PERSEMBAHAN
Dengan syukur yang telah diberikan Allah SWT selaku Tuhan Semesta Alam atas
nikmat dan karunia rahmatNya, tugas akhir Ini kupersembahkan untuk:
1. Allah SWT, yang telah mengabulkan setiap doa yang penulis panjatkan. Serta ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan lancar. 2. Kedua orang tuaku, yang ikut serta selalu mendoakan, menyayangi,
mencintai sepenuh hati, membimbing dan mengarahkan, dan memberikan semangat kepada anak anaknya.
3. kakakku, yang selalu memotivasi dan memberikan semangat.
4. Keluarga besarku yang selalu mendoakan kelancaran dalam kelangsungan pendidikanku.
5. Dua orang laki-laki spesial yang setia selalu menemaniku dengan penuh kasih sayang.
6. Sahabat karibku yang selalu memberikan doa dan semangat.
7. Sahabatku D III Perbankan Syariah yang selama tiga tahun bersama sama berjuang dan mengajarkan arti kebersamaan menerima kekurangan dan kelebihan hingga kita dapat menjadi keluarga.
8. Kepada seluruh staff karyawan akademis yang membantu melancarkan proses penulisan.
9. BMT Tumang Ampel sebagai tempat penulis teliti.
viii
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang
atas segala limpahan nikmat, karunia, serta hidayah-nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa terhaturkan dan tercurahkan kepada khatamul anbiya’ wal mursalin (penutup para Nabi dan Rasul) baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikut serta orang-orang yang mencintainya, hingga yaumul qiyamah. Semoga kita semua, orang tua kita, keluarga kita, guru-guru kita diberi tetap Iman, Islam,
Ihsan, istiqomah dalam beribadah dan dibimbing oleh Allah SWT dan pada akhirnya jika kita dipanggil menghadap Allah AWT menetapi ‘ala ar-Ridha wa khusnul khatimah. Amin
Penyusun Tugas Akhir ini merupakan salahsatu syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Berawal dari kekurangan dan keterbatasan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
“IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI BMT TUMANG”
dengan baik. Sebagai hamba yang lemah dan banyak kesalahan, penulis
menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini banyak pihak yang ikut serta memberikan bantuan moril maupun material. Oleh karenanya dengan kerendahan hati bantuan moril maupun material. Oleh karenanya dengan
ix
1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga
3. Bapak Drs. Alfred L. M.SI. selaku Ketua Jurusan D-III Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga
4. Bapak Mochlasin, M.Ag yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir,dengan penuh kesabaran, keikhlasan dan
kebajikan.
5. Bapak Taufikur Rahman S.E,M.Si Selaku dosen pembimbing Akademik
selama kuliah di jurusan D-III Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang selalu memberikan motivasi belajar bagi penulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan Akademik IAIN Salatiga terlebih
kepada dosen-dosen di jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang banyak berjasa kepada penulis.
7. Para Staf Perpustakaan IAIN Salatiga terimakasih atas bantuan penyediaan buku-buku kepada penulis hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.
8. Seluruh Karyawan BMT Tumang, yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mengadakan penelitian hingga akhir.
9. Semua pihak yang terkait dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya saran dan kritik yang konstruktif
xi
ABSTRAK
Yuliasari, Nur. 2017. Implementasi Good Corporate Governance Di BMT Tumang. Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Mochlasin. M.Ag. Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya penerapan Good Corporate Governance oleh BMT Tumang, BMT sebagai lembaga keuangan syariah yang sangat dekat melayani kepentingan masyarakat dituntut untuk bisa menjadi contoh dalam menerapkan Islamic Corporate Governance. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep Good Corporate Governance dalam perspektif ajaran Islam, penerapan Good Corporate Governance di BMT Tumang, dan implikasi dari penerapan Good Corporate Governance di BMT Tumang. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model deskriptif melalui kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di BMT Tumang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip-prinsip pokok GCG sesuai dengan norma dan nilai Islami dalam aktivitas dan operasional BMT, implementasi prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada BMT Tumang menunjukkan bahwa prinsip-prinsip GCG pada perusahaan ini telah dilaksanakan dengan baik, implikasi dari penerapan Good Corporate Governance di BMT TUMANG yaitu jumlah kredit macet menurun, jumlah anggota meningkat, dan jumlah aset meningkat.
xii
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ...viii
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ...xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
E. Metode Penelitian... 5
xiii
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
A. Kajian Pustaka ... 10
B. Kajian Teoritik ... 14
a. Pengertian Good Corporate Governance.... 14
b. Konsep Good Corporate Governance dalam Perspektif Ajaran Islam ... ...15
c. Prinsip- prinsip Good Corporate Governance. ... 19
d. Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance. ... 23
e. Unsur- unsur Good Corporate Governance. ... 24
f. Pilar pendukung Good Corporate Governance. ... 26
BAB III LAPORAN OBJEK ... 27
A. Sejarah BMT Tumang ... 27
B. Identitas Lembaga dan Kelengkapan Organisasi ... 32
C. Stuktur Organisasi BMT Tumang ... 35
D. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing-masing Bagian ... 36
E. Produk-Produk di BMT Tumang Cabang Ampel ... 48
F. Kondisi Sumber Daya Manusia BMT Tumang Cabang Ampel ... 57
BAB IV ANALISIS DATA ... 60
A. Penerapan Good Corporate Governance dalam Islam di BMT Tumang ... 60
xiv
B. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pernyataan Keaslian Tulisan dan Kesediaan Publikasi Lampiran 2 Lembar Declaration
Lampiran 3 Formulir Permohonan Pembiayaan Lampiran 4 Slip Angsuran
Lampiran 5 Slip Setoran
Lampiran 6 Slip Kas Keluar
Lampiran 7 Brosur Pembiayaan Akad Ijarah
Lampiran 8 Brosur Program Umrah 5 Juta Tanah Suci Bukan Mimpi KSPPS BMT Tumang
Lampiran 9 Simulasi Repayment Capacity Pembiayaan Murabahah/Ijarah
KSPPS BMT Tumang (Produk Tempo)
Lampiran 10 Simulasi Repayment Capacity Pembiayaan Murabahah/Ijarah
61
A. Latar Belakang
Pada permulaan tahun 1990-an, di beberapa negara di Asia, termasuk
didalamnya Indonesia dikategorikan sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang mengagumkan. Namun, setelah terjadi krisis ekonomi pada
tahun 1997, banyak pihak kemudian meyakini bahwa pondasi ekonomi di beberapa negara tersebut sebenarnya rapuh. Krisis ini berdampak luas, tidak hanya pada sisi ekonomi namun juga kestabilan politik.Runtuhnya stabilitas
ekonomi tersebut telah menjadi satu momentum dan bukti adanya kualitas corporate governance (CG) yang buruk di kawasan Asia pada umumnya dan
Indonesia pada khususnya. Hal inilah yang kemudian menyebabkan peningkatan pemahaman dan kesadaran bahwa Good Corporate Governance (GCG) menjadi syarat mutlak yang diperlukan dalam proses eksistensi sebuah
perusahaan (Wibowo, 2010:135).
Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama
Islam, haruslah memahami dan mengetahui prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam konteks keIslaman.Islam sebagai way of life selalu
menyuarakan tentang pentingnya etika bisnis, nilai-nilai integritas dan
kejujuran yang tak tergoyahkan. Entitas syariah di Indonesia saat ini semakin berkembang ditandai dengan munculnya berbagai jenis lembaga keuangan
2
Salah satu lembaga keuangan syariah yangsekarang sedang mengalami
perkembangan yang pesat adalah Baitul Maal wa Tamwil (BMT). BMT adalah jenis koperasi simpan pinjam yang kegiatannya berdasarkan prinsip
syariah Islam. BMT sebagai lembaga keuangan syariah yang sangat dekat melayani kepentingan masyarakat dituntut untuk bisa menjadi contoh dalam menerapkan Islamic Corporate Governance. Dengan menerapkan Islamic
Corporate Governance diharapkan selain kinerjanya meningkat, kepercayaan masyarakat bahwa BMT merupakan lembaga keuangan syariah juga
meningkat (Jumansyah dan Syafei, 2013:56).
Menurut Nugroho (2015:68), keberlangsungan BMT sangat ditentukan
oleh kepercayaan (trust) masyarakat dalam menerima dana (funding), menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan (financing) serta kepiawaian mengelola margin dan atau bagi hasil yang didapat untuk mempertahankan
perkembangan dan pertumbuhan lembaga. Untuk dapat meraihnya maka perlu diupayakan stabilitas kinerja berdasarkan tata kelola yang transparan dan
akuntabel. Wujud dari hal tersebut dapat berupa kemudahan pihak mitra untuk dapat mengakses informasi, kepatuhan dalam melaksanakan mekanisme pertanggungjawaban rutin, menggunakan jasa audit akuntan publik sehingga
dapat meningkatkan kepercayaan publik untuk berpartisipasi dalam menyerahkan/menitipkan dana.
benar-benar diupayakan agar menjadi nyata dan benar-benar-benar-benar dapat terlaksana
sehingga Good Governance bukan hanya sebuah wacana saja. Berangkat dari latar belakang tersebut penulis merumuskan penelitian yang berjudul “Implementasi Good Corporate Governancedi BMT Tumang".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian, maka terdapat
beberapa masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana penerapan Good Corporate Governance dalam Islam di BMT
Tumang?
2. Bagaimana implikasi dari penerapan Good Corporate Governance di
BMT Tumang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan yang dirumuskan diatas, maka ada
beberapa tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Good Corporate Governance
dalam Islam di BMT Tumang.
2. Untuk mengetahui bagaimana implikasi dari penerapan Good Corporate Governance dalam Islam di BMT Tumang.
D. Manfaat Penelitian
Dalam memperhatikan hasil penelitian ini secara menyeluruh, maka
4
1. Bagi pihak IAIN Salatiga
a. Menjadi tambahan referensi bacaan untuk mahasiswa setelah penulis melakukan penelitiam dan pengamatan.
b. Menciptakan hubungan baik antara lembaga pendidikan dengan lembaga keuangan.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literature penelitian
tentang penerapan Good Corporate Governancedi BMT. 2. Bagi LKS Proposal
a. Sebagai persiapan untuk menghadapi persaingan yang semakin sengit dan ketat.
b. Untuk menjaga citra baik sebuah LKS
c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada BMT sebagai bahan pertimbangan dalampenerapan Good Corporate
Governance.
3. Bagi Penulis
a. Sebagai alat ukur agar dapat mengetahui sejauh mana ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan dan mempraktikkan teori-teori dari mata kuliah yang pernah diberikan.
b. Menambah pengalaman dan pengetahuan secara langsung di lapangan. c. Menambah dan memperluaswawasan terutama yang berkaitan dengan
4. Bagi Peneliti Lain
Menjadi bahan pembanding dalam memperoleh informasi ketika melakukan penelitian ditempat yang berbeda, sehingga saling dapat
bertukar pikiran satu sama lain.
E. Metode penelitian
Dalam penulisan proposal ini peneliti mengggunakan beberapa metode
penelitian agar memperoleh data-data yang akurat antara lain:
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, jenis penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan memahami realita
sosial (Supardi, 2005:115).
Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan
pandangan infoman.
2. Subyek dan Obyek penelitian
Yang dijadikan subyek dalam penelitian ini adalah individu yang dimintai informasi oleh penulis untuk mendapatkan data yang dibutuhkan mengenai masalah yang diteliti. Subyek penelitian ini adalah karyawan di
BMT Tumang.
Obyek penelitian ini adalah yang menjadi titik perhatian dari
6
3. Teknik analisis data
a. Data primer yaitu jenis data utama yang digunakan penulis untuk mencapai tujuan penelitian. Dalam hal ini yang dijadikan data primer
adalah dokumen yang berkaitan dengan penerapan Good Corporate Governance di BMT Tumang.
b. Data sekunder yaitu data pendukung yang menguatkan data primer.
Yang termasuk dalam data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari observasi, dokumentasi dan literature-literature
atau bacaan yang relevan (Supardi, 2015:118).
4. Metode pengumpulan data
Dengan tujuan untuk mengetahui penerapan Good Corporate Governance di BMT Tumang, dalam proses pengumpulan datanya merasa
perlu merangkul semua pihak yang berkaitan dengan obyek penelitian ini.
Oleh karena itu, metode pengumpulan data yang penulis terapkan antara lain:
a. Metode Wawancara
Menurut Supardi (2005:121), wawancara adalah tanya jawab atau pertemuan dengan seseorang untuk suatu pembicaraan. Metode
wawancara dalam konteks ini berarti proses memperoleh suatu fakta atau data dengan melakukan komunikasi langsung (tanya jawab secara
Adapun teknik pengumpulan data dengan metode wawancara,
yaitu dengan cara mengadakan wawancara (interview) kepada pihak-pihak yang berhubungan (responden) seperti direktur atau kepala
cabang dan karyawan di BMT Tumang. b. Metode Observasi
Metode pengumpulan data dengan observasi artinya
mengumpulkan data atau menjaring data dengan melakukan pengamatan terhadap subyek dan atau obyek penelitian secara seksama
(cermat dan teliti) dan sistematis (Supardi, 2015:136).
Observasi yang dilakukan oleh penulis adalah dengan
mengamati secara langung penerapan Good Corporate Governancedi BMT Tumang.
c. Metode dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan obyek
penelitian, baik mengenai profil, macam-macam produk, mekanisme dan lain sebagainya.
Jadi penulis melakukan pengumpulan data mengenai hal-hal
8
F. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini dibagi dalam lima bagian yaitu: BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi tentangpengertian Good Corporate Governance, prinsip-prinsip
Good Corporate Governance, tujuan dan manfaat Good Corporate Governance, unsur-unsur Good Corporate Governance, pilar
pendukung Good Corporate Governance, Good Corporate Governance dalam perspektif Islam.
BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
Berisi tentang Profil KSPPS BMT Tumang, visi dan misi BMT Tumang, keunggulan BMT Tumang, struktur organisasi BMT Tumang, tugas
dan wewenang dalam struktur organisasi, cara kerja dan wilayah kerja BMT Tumang Cabang Ampel, produk-produk di BMT Tumang Cabang Ampel. BAB IV ANALISISDATA
Berisi tentang penerapan Good Corporate Governance di BMT Tumang, implikasi dari penerapan Good Corporate Governance di BMT
BAB V PENUTUP
61 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Secara umum telaah pustaka bertujuan untuk mengembangkan
pemahaman dan wawasan yang menyeluruh tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dan untuk mengetahui berapa banyak
orang lain yang sudah membahas permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penulis telah menelaah beberapa buku, jurnal, skripsi, dan lain-lain yang sejenis dan mendukung penelitian ini. Beberapa buku yang
penulis temukan diantaranya adalah:
Tabel 2.1 Kajian Pustaka
No Judul Jurnal Penulis (Tahun) Hasil 1
Menyimpulkan bahwa Penerapan tata kelola perusahaan kian menjadi faktor penentu yang strategis bagi perusahaan agar
dapat senantiasa
meningkatkan nilai serta memelihara proses
pertumbuhan yang
berkelanjutan. Oleh karenanya, setiap perusahaan perlu terus meningkatkan kerja kerasnya agar dapat mengambil manfaat dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
serta
hubungan kerjasama antar bank syariah dengan nasabah.Dalam jangka panjang, reputasi berdampak pada kepercayaan nasabah pada bank syariah. Peningkatan reputasi dan kepercayaan pada bank syariah merupakan salah satu indikator kinerja bank syariah dalam meningkatkan market sharenya, sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi shariah governance akan berpengaruh terhadap reputasi dan kepercayaan nasabah. Meningkatnya reputasi dan kepercayaan dalam jangka panjang akan meningkatkan loyalitas nasabah yang pada akhirnya akan meningkatkan market share bank syariah
12
menyimpulkan bahwa 6 (enam) dari 10 (sepuluh) BUS di Indonesia telah mengungkapkan sharia
compliance dalam
pelaksanaan Good Corporate Governance dengan prosentase lebih dari 50%. Rata-rata pengungkapan sharia compliance dalam kategori Dewan Pengawas Syariah yang dilakukan oleh 10 (sepuluh) BUS di Indonesia telah memiliki indeks pengungkapan sharia compliance sebesar 56%
Corporate Governance Pada Kinerja Bank Syariah
6) terhadap kinerja bank syariah. Sebaliknya menunjukan bahwa penerapan Good Corporate Governance yang baik dapat meminimalkan kredit macet atau risiko pembiayaan pada bank. Meskipun demikian penerapan Good Corporate Governance suatu bank sudah dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ternyata belum
14
Dari pemaparan yang sudah ada diatas maka penelitian yang akan
diajukan penulis berbeda dengan penelitian sebelumnya. Beberapa perbedaan penelitian itu antara lain objek penelitian yang akan dilakukan pada BMT,
peneliti lebih fokus pada konsep Good Corporate Governance dalam perspektif ajaran Islam, penerapan Good Corporate Governance di BMT Tumang, implikasi dari penerapan Good Corporate Governance di BMT
Tumang tersebut. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan
studi dokumentasi. Dengan perbedaan-perbedan yang ada maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang implementasi good corporate
governance di BMT Tumang pada lembaga keuangan mikro syariah
khususnya BMT dengan mengambil judul “Implementasi Good Corporate Governancedi BMT Tumang" ini berbeda dan belum pernah ada yang
B. Kajian Teoritik
a. Pengertian Good Corporate Governance
Syakhroza (2005: 17) governance sebagai suatu sistem (yang
terbuka/open system) terdiri atas struktur (governance structure), mekanisme (governance mechanism), dan prinsip-prinsip governance (governance principles). Ketiga perangkat tersebut harus diupayakan
berjalan sebagai suatu kesatuan dalam bentuk governance system yang berinteraksi secara efektif dengan lingkungan internal dan eksternal dalam
mencapai tujuan organisasi yang di terapkan. Efektivitas perangkat governance akan dinilai dari seberapa jauh sistem yang dibangun menghasilkan governance outcomes yang diharapkan.
Kay dalam Sutedi (2011: 2) mendefinisikan Good Corporate Governance merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan guna menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan perusahaan dan masyarakat sekitar.
Effendi (2009: 2) mendefiniskan GCG sebagai seperangkat sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) bagi para pemangku kepentingan. Good Corporate
Governance, yang selanjutnya disebut GCG, adalah suatu tata kelola Bank
yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency),
16
Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2004) dalam
Pedoman Umum Good Corporate Governance Perbankan Indonesia, Good Corporate Governance adalah suatu proses dari struktur yang
digunakan oleh organ perusahaan guna memberikan nilai tambah pada perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang bagi pemegang saham dengan tetap memperlihatkan kepentingan stakeholder
lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan norma yang berlaku.
Organization for Economic Corporation and Development
(OECD) dalam mendefinisikan Good Corporate Governance sebagai
suatu sistem yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan perusahaan. Corporate Governance mengatur pembagian tugas hak dan kewajiban mereka yang berkepentingan terhadap kehidupan
perusahaan termasuk para pemegang saham, dewan pengurus, para manajer, dan semua anggota stakeholder non pemegang saham.
Center for European Policy Study (CEPS) memformulasikan Good
Corporate Governance sebagai seluruh sistem yang dibentuk mulai dari
hak (right), proses, dan pengendalian, baik yang ada di dalam maupun di
luar manajemen perusahaan (Sutedi, 2011: 1).
b. Konsep Good Corporate Governance dalam Perspektif Ajaran Islam
transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan
keadilan.
Untuk melakukan penelitian atas konsep Good Corporate
Governance dalam perspektif ajaran Islam, maka penulis mencari data tertulis dengan cara melakukan pengamatan sekilas, dari literature-literature yang ada dan wawancara dengan Direktur Operasional BMT
Tumang yaitu Bapak Joko Sriyanto, Ketiga cara tersebut dianggap cukup praktis bagi penulis dalam melakukan penelitian. Dan berdasarkan
penelitian yang dilakukan penulis maka diperoleh informasi sebagai berikut:
1. Transparansi (transparency)
Di dalam akuntansi Islam transparasi juga disebut dengan misdaqiyah yang artinya secara umum adalah menyiapkan
hitungan-hitungan akhir serta neraca-neraca keuangan (Syahadah, 2001:20). Di dalam mengungkapkan keterangan-keterangan dan
informasi-informasi yang ada harus benar dan sesuai dengan realita serta tidak ada kebohongan dan kecurangan, karena data-data tersebut merupakan kesaksian, Secara berkesinambungan melakukan
sosialisasi dan mengedukasi masyarakat mengenai prinsip-prinsip, produk, jasa perbankan syariah, dan manfaat bagi pengguna jasa
18
2. Akuntabilitas (accountability)
Dalam implikasi bisnis dan akuntansi adalah bahwa dalam individu yang terlibat harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu
yang diperbuat kepada pihak-pihak yang terkait wujud dari pertanggungjawaban biasanya berbentuk laporan keuangan. Dalam hal accountability orang-orang Muslim mantap hatinya bahwa mereka
akan diperhitungkan mengenai apa yang mereka perbuat di dunia pada Hari Akhir (kehidupan setelah mati). Dalam Islam, orang-orang
Muslim harus mengikuti kehendak Allah SWT dengan mencari rida-Nya dalam seluruh kegiatannya (Bakar, 2007:744).
Dalam memandang penerapan corporate governance dari perspektif Islam, maka direktur perusahaan, manajemen juga auditorseharusnya menunjukkan tugas professional mereka dengan
tujuan memuaskan kebutuhan-kebutuhan shareholders dan Allah Swt. Hal ini jelas bahwasannnya dalam praktek manajemen
perusahan semua Job Discription dari masing-masing pengurus harus dapat dipertanggung jawabkan dan dapat diterima dengan baik.
3. Tanggung jawab (responsibility)
Wujud tanggung jawab dalam Islam adalah tanggung jawab kepada Allah SWT, tanggung jawab kepada pemilik modal dan
Nilai ini menjaga dengan ketat prinsip kehati-hatian dan
kejujuran dalam mengelola dana yang diperoleh dari pemilik dana (shahibul maal) sehingga timbul rasa saling percaya antara pihak
pemilik dana dan pihak pengelola dana investasi (mundharib). Upaya tersebut dianggap sebagai suatu perbuatan yang baik dalam Islam, sehingga setiap individu dalam lembaga harus memiliki rasa
pertanggungjawaban yang tinggi dalam pekerjaan mereka.
Dalam konteks ini lembaga BMT harus berhati-hati dalam
menentukan sebuah kebijakan dan langkah dalam menjalankan sistem didalam kinerja sebuah lembaga, baik dari kepatuhan dalam
perundang-undangan yang berlaku maupun aturan secara khusu’ yang diterapkan oleh kantor pusat, sehingga diharapkan tidak akan terjadi penyimpangan di dalam kinerja.
4. Independensi (independency)
Wujud Independensi dalam Islam adalah dalam mengambil
keputusan harus objektif dan bebas dari segala tekanan dari pihak manapun. Dalam hal mengambil keputusan stakeholder harus memusyawarahkan dengan masing-masing stakeholder yang
berkepentingan dalam perusahaan. Nilai ini memastikan bahwa pengelolaan BMT dilakukan secara professional dan kompetitif
20
yang penuh dengan kecermatan dan kesantunan (ri’ayah) serta penuh rasa tanggung jawab (mas’uliyah).
Dalam membuat keputusan haruslah adil dan tidak terpengaruh
oleh pihak manapun, penjelasan tersebut tercantum dalam ayat di atas bahwa seorang mukmin harus patuh terhadap seruan Tuhannya, maksudnya adalah pimpinan atau pengurus didalam BMT harus patuh
terhadap peraturan dan undang-undang yang berlaku bahwa seorang pimpinan dalam memutuskan kebijakan harus independen yang
artinya tidak ada pengaruh dari pihak manapun atau keputusan tersebut tidak dapat dipengaruhi oleh unsur apapun yang intinya tidak
berpihak kepada yang berkepentingan. 5. Kesetaraan (fairness)
Dalam konteks akuntansi data adil sangat berkaitan dengan
praktek moral yaitu kejujuran yang merupakan faktor dominan.Dapat dijelaskan dalam pengertian keadilan sesuai dengan terjemahan dari
ayat di atas adalah BMT sebagai lembaga penerima dan penyalur dana umat harus adil dalam menyalurkan, baik dalam penentuan nisbah bagi hasil atau penyampaian kebijakan kepada stakeholders atau
anggota, diharapkan dengan diwujudkannya keadilan ini akan tercipta budaya kinerja yang professional.
c. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Good corporate governance sebagaimana dimuat dalam Pedoman
Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance pada 17 Oktober 2004
adalah suatu tata kelola yang mengandung lima prinsip utama yaitu keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), tanggungjawab
(responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness). Hal ini juga termaktub dalam Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 dan PBI No. 11/33/PBI/2009.
Prinsip Good Corporate Governance sebagai lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam melaksanakan kegiatan usahanya bank
harus menganut prinsip keterbukaan (transparency), memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten
dengan corporate values, sasaran usaha dan strategi bank sebagai pencerminan akuntabilitas bank (accountability), berpegang pada prudential banking practices dan menjamin dilaksanakannya ketentuan
yang berlaku sebagai wujud tanggung-jawab bank (responsibility), objektif dan bebas dari tekanan pihak manapun dalam pengambilan keputusan
(independency), serta senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran (fairness). Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (2004) dalam
22
a. Keterbukaan (Transparency)
1) Bank harus mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah
diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya.
2) Informasi yang harus diungkapkan meliputi visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan
kompensasi pengurus, pemegang saham pengendali, cross shareholding, pejabat eksekutif, pengelolaan risiko (risk
management), sistem pengawasan dan pengendalian intern, status
kepatuhan, sistem dan pelaksanaan GCG serta kejadian penting
yang dapat mempengaruhi kondisi bank.
3) Prinsip keterbukaan yang dianut oleh bank tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.
4) Kebijakan bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan (stakeholders) dan yang berhak memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut.
b. Akuntabilitas (Accountability)
1) Bank harus menetapkan tanggung jawab yang jelas dari
2) Bank harus meyakini bahwa semuaorganisasi bank mempunyai
kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam pelaksanaan GCG.
3) Bank harus memastikan terdapatnya check and balance system dalam pengelolaan bank.
4) Bank harus memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank
berdasarkan ukuran-ukuran yang disepakati konsisten dengan nilai perusahaan (corporate values), sasaran usaha dan strategi
bank serta memiliki rewards and punishment system. c. Tanggung Jawab (Responsibility)
1) Untuk menjaga kelangsungan usahanya, bank harus berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential banking practices) dan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang berlaku.
2) Bank harus bertindak sebagai good corporate citizen (perusahaan yang baik) termasuk peduli terhadap lingkungan dan
melaksanakan tanggung jawab sosial. d. Independensi (Independency)
1) Bank harus menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar
oleh stakeholder manapun dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta bebas dari benturan kepentingan
(conflict of interest).
24
e. Kewajaran (Fairness)
1) Bank harus senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran
(equaltreatment).
2) Bank harus memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi
kepentingan bank serta mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.
d. Tujuan Dan Manfaat Good Corporate Governance
Tujuan GCG adalah menciptakan sistem pengendalian dan
keseimbangan (chekand balance) untuk mencegah penyalahgunaan dari sumber daya perusahaan dan tetap mendorong terjadinya pertumbuhan perusahaan.Corporate Governance yang efektif menciptakan sistem yang
dapat menjaga keseimbangan dalam pengendalian perusahaan, sehingga dapat ditekan seminimal mungkin peluang-peluang terjadinya korupsi,
penyalahgunaan wewenang masing-masing organ perusahaan, menciptakan insentif bagi manajemen untuk memaksimalkan produktivitas penggunaan aset dan sumber daya lainnya, sehingga dicapai hasil usaha
yang maksimal (Sutedi, 2011: 125-126).
Adapun manfaat dalam pelaksanaan Good Corporate Governance
(GCG) yang akan diperoleh adalah sebagai berikut:
operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada
stakeholders.
2) Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah yang
pada akhirnya akan meningkatkan corporate value.
3) Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
4) Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan deviden
(Zarkasyi, 2008: 25).
e. Unsur-unsur Good Corporate Governance
Menurut Sutedi (2011: 41-42), ada beberapa unsur-unsur dalam corporate governance yang bisa menjamin berfungsinya Good Corporate
Governance:
a. Corporate Governance-Internal Perusahaan
Internal perusahaan adalah unsur-unsur yang berasal dari
dalam perusahaan dan merupakan unsur yang selalu diperlukan di dalam perusahaan. Unsur-unsur internal perusahaan tersebut sebagai berikut:
1) Pemegang saham 2) Direksi
3) Dewan komisaris 4) Manajer
26
6) Sistem remunerasi berdasar kinerja
7) Komite audit
Unsur-unsur yang selalu diperlukan di dalam perusahaan
antara lain yaitu:
1) Keterbukaan dan kerahasiaan (disclosure) 2) Transparansi
3) Accountability 4) Fairness
5) Aturan dari code of conduct.
b. Corporate Governance-External Perusahaan
Unsur-unsur yang berasal dari luar perusahaan dan unsur yang selalu diperlukan di luar perusahaan, dinamakan Corporate Governance-External Perusahaan. Unsur yang berasal dari luar
perusahaan adalah antara lain :
1) Kecukupan undang-undang dan perangkat hukum
2) Investor
3) Institusi penyedia informasi 4) Akuntan publik
5) Institusi yang memihak kepentingan publik bukan golongan 6) Pemberi pinjaman
7) Lembaga yang mengesahkan legalitas.
1) Aturan dari code of conduct
2) Fairness 3) Accountability
4) Jaminan hukum.
f. Pilar Pendukung Good Corporate Governance.
Zarkasyi (2008: 36) menyatakan bahwa GCG diperlukan untuk
mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan, dan konsisten dengan peraturan-undangan. GCG perlu didukung oleh tiga pilar yang
saling berhubungan, yaitu negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan masyarakat pengguna produk dan
jasa dunia usaha. Lebih lanjut Zarkasyi (2008: 36) memberikan penjelasan mengenai prinsip dasar yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pilar adalah sebagai berikut:
1) Negara dan perangkatnya, peraturan perundang-undangan yang menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan,
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum secara konsisten.
2) Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai pedoman
dasar pelaksanaan usaha.
3) Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta pihak
61 BAB III
LAPORAN OBJEK
A. Sejarah BMT Tumang
Gagasan untuk mendirikan koperasi berbasis Islam ini diawali dari perbincangan ringan beberapa warga desa Tumang yang bekerja dan
berdomisili di Jakarta, tepatnya di rumah Bapak Suryanto, S.H pada bulan Februari 1997. Pada dasarnya pendirian BMT Tumang bukan hanya sekedar
meramaikan aktifitas perkoperasian pada saat itu, namun didasari keprihatinan pendirinya atas sistem perekonomian dan tatanan kehidupan yang
dikedepankan pada masa orde baru yang ternyata tidak bisa memberikan jawaban akan harapan terwujudnya masyarakat adil dan makmur.
Keprihatinan akan nasib masyarakat desa yang justru merupakan
mayoritas penduduk di Indonesia, khususnya di daerah Boyolali juga menjadi perhatian pendiri BMT Tumang. Masyarakat desa kesulitan dalam mengakses
permodalan pembiayaan dari perbankan karena berbagai alasan penilaian yang tidak rasional. Perbankan dalam hal ini dinilai lemah dalam komitmennya menciptakan lingkungan usaha yang lebih adil dan lebih mensejahterakan
masyarakat.
Sementara itu, terkait dengan bunga perbankan juga menjadi kajian
sering disebut dengan bank plecit. Persoalan riba atau bunga dari rentenir
itulah yang menjadi perhatian serius para pengurus dan pengelola BMT. Setelah dilaksanakan beberapa kali pertemuan, pemilihan calon
pengelola dan sosialisasi pendirian, pada tanggal 1 Oktober 1998 Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Tumang mulai beroperasi dengan modal awal sebesar Rp.
7.050.000,- dengan lokasi kantor meminjam salah satu ruangan tidak terpakai
di Komplek Balai Desa Tumang, Cepogo, Boyolali. Pada awalnya modal tersebut dikelola untuk pembiayaan kecil, tanpa jaminan, pembukuan dan
pelayanannya juga masih manual.Sedangkan untuk mencari tambahan simpanan, menggunakan media bumbung dari bambu dan kotak kayu, yang
bertujuan agar anggota bisa menabung sedikit demi sedikit dengan adanya bumbung tersebut, untuk penarikan simpanannya dilakukan setelah jam kerja seminggu sekali.
Setelah beberapa saat operasional BMT Tumang berjalan, pada tanggal 10 April 1999, BMT Tumang mendapat badan hukum dari Departemen
Koperasi dengan Nomor: 242/BH/KDK.11.25/IV/ 1999 yang kemudian lebih dikenal dengan nama KSU “BMT Tumang”. Pada awalnya selain berfungsi
untuk sektor pembiayaan, KSU BMT Tumang ada juga berfungsi untuk usaha
sektor riil alat penyewaan pemotong besi, penjualan asitilin untuk pengrajin tembaga, penjualan perlengkapan jahit.
30
BMT Tumang telah berkembang dengan sangat cepat, hingga akhir September
2008, BMT ini mencatat pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat anggota telah mencapai lebih dari Rp. 9.000.000.000,-.
Pada tanggal 12 Januari 2011, BMT Tumang telah mendapatkan Pengesahan dengan Keputusan Gubernur Nomor: 02/PAD/XIV/I/2011 tentang Perubahan Anggaran Dasar dari Koperasi Serba Usaha tingkat Kabupaten
Boyolali menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) tingkat Propinsi Jawa Tengah. Yang kemudian lebih dikenal dengan nama KJKS BMT
Tumang dan wilayah operasional sebelumnya hanya di Kabupaten Boyolali meningkat di tingkat Provinsi Jawa Tengah, sehingga mulai tahun 2011 KJKS
BMT Tumang sudah bisa membuka cabang di luar Kabupaten Boyolali. Terakhir pada tanggal 26 Oktober 2016, BMT Tumang menerima surat dari Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Deputi Bidang
Kelembagaan. Dimana Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan (KSPPS) BMT Tumang telah teracatat dalam Daftar Umum
KoperasiNomor:155/Lap-PAD/VIII/2016 tanggal 8 Agustus 2016. Perubahan Anggaran Dasar meliputi: a. Perubahan nama yang semula Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Tumang menjadi Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS)
BMT Tumang,
b. Perubahan wilayah keanggotaan semula wilayah Provinsi Jawa Tengah
Sampai saat ini KSPPS BMT Tumang tercatat memiliki 17 cabang,
160 pengelola BMT Tumang, dan 22.000 anggota yang tergabung di seluruh cabang BMT Tumang baik anggota funding maupun finance, dengan aset saat
ini kurang lebih sebesar Rp. 120.000.000.000,-. Sungguh pencapaian yang luar biasa yang dengan diawali dari modal usaha sebesar Rp. 7.050.000,- dan dengan slogan “BMT Tumang untuk Indonesia”, maka mulai tahun 2017
mulai dirancang dan berikhtiar untuk mengembangkan sayap di luar Jawa Tengah, meskipun visi awal pendirinya bersifat lokal dan spesifik
(mengentaskan rentenir di desa Tumang), sesuai dengan jati diri sebagai lembaga dakwah melalui ekonomi syariah, mulai dirancang gagasan cabang
jauh.
Visi dan Misi BMT Tumang
Dalam rangka melanjutkan keberlangsungan operasi BMT serta untuk
mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi BMT Tumang di masa depan, maka dirumuskanlah Visi dan Misi BMT Tumang sebagai gambaran
cita-cita, serta harapan yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu lima tahun kedepan, yaitu periode tahun 2016-2020. Berikut adalah visi dan Misi BMT Tumang:
a. Visi
BMT Tumang memiliki visi “Menjadi lembaga Keuangan Syariah yang
mandiri, terdepan dan sejahtera”.
32
para anggota BMT melalui tata kelola yang baik, tangguh, dan terdepan
menuju kemandirian BMT dengan bercirikan syariah yang diridhoi Allah SWT.
b. Misi
Untuk mencapai Visi tersebut telah dirumuskan 3 (tiga) Misi sebagai berikut:
1) Mewujudkan lembaga keuangan syariah yang mandiri, terdepan, amanah, dan sejahtera.
BMT Tumang berupaya mewujudkan sebuah lembaga keuangan syariah yang terdepan (modern) dari segi pelayaan dan daya
dukung operasional. Mutu pelayanan dan daya dukung operasial hendaknya sejajar atau lebih tinggi dengan lembaga keuangan syariah/non syariah terkemuka. BMT Tumang akan berupaya secara
terus menerus meningkatkan lembaga BMT Tumang tanpa tergantung pada pihak-pihak tertentu, namun mengandalkan pada kekuatan yang
dimiliki (mandiri) serta mampu memanfaatkan peluang yang ada dengan bekerja cerdas dan keras. Dalam melaksanakan jasa layanan keuangan syariah kepada masyarakat BMT mengutamakan
norma-norma kebaikan (amanah), memiliki kepekaan sosial yang tinggi sehingga keberadaan BMT dapat memberikan nilai tambah bagi
2) Membangun kualitas SDM yang tangguh, profesional dan berdaya
saing tinggi
Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan, BMT berupaya
membangun kapasitas SDM yang profesional yang memiliki tingkat keahlian tinggi pada masing-masing bidang dan memiliki integritas yang baik (tangguh, jujur, pekerja keras, bekerja dengan ikhlas dan
berjiwa amanah), sehingga memiliki daya saing tinggi dan mampu menghadapi tantangan masa kini dan masa yang akan datang.
3) Mewujudkan pelayanan keuangan syariah yang unggul dengan dukungan sistem informasi terkini dan sarana prasarana yang
memadai.
Untuk mendukung layanan keuangan syariah yang unggul, BMT berupaya meningkatkan sarana prasarana yang memadai. Selain
tersedia sarana prasarana yang memadai layanan BMT perlu didukung oleh ketersediaan infrastruktur teknologi informasi terkini (modern)
sesuai perkembangan zaman .
B. Identitas Lembaga dan Kelengkapan Organisasi
Identitas Lembaga BMT Tumang:
a. Nama Lembaga : KSPPS BMT TUMANG
b. Diresmikan pada tanggal : 30 September 1998,
34
e. Website : www.bmttumang.com
f. Logo : Gambar 3.1. Logo BMT Tumang
g. Alamat Kantor Cabang :
1) Tumang, Jl. Melati 12 Tumang, Cepogo, Boyolali, Telp. 0276 323 335,
2) Cepogo, Jl. Boyolali – Magelang Km.10 Cepogo, Boyolali, Telp. 0276 323 454,
3) Boyolali, Jl. Pandanaran No. 299, Boyolali, Telp. 0276 323 034, 4) Ampel, Jl. Raya Ampel (Depan Pasar Ampel), Ampel, Boyolali,
Telp. 0276 330 626,
5) Andong, Jl. Raya Kacangan Andong, Boyolali, Telp. 0271 7893025,
6) Kartasura, Jl. Ahmad Yani No.83, Kartasura, Telp. 0271 784385, 7) Salatiga, Jl. Sukowai No.9, Salatiga Telp. 0298 312729,
8) Delanggu, Jl. Raya Solo–Jogja KM 21(selatan pasar delanggu)
Delanggu, Klaten,Telp. 0272554358,
9) Selo, Jl. Boyolali-Magelang KM.18,Selo Boyolali, Telp. 0276
3295240,
11)Solo, Jl. Brigjen Sudiarto 5/2, Joyosuran, Pasar Kliwon, Surakarta,
Telp. (0271) 642257,
12)Grabag, Jl.KH Siraj, Desa Krajan I, Grabag, Magelang, Telp.
(0293) 310830,
13)Simo, Jl. Singoprono Raya, Km. 01 Pelem Simo, Boyolali, Telp. (0276) 3260086,
14)Karangpandan, Jl. Lawu No. 85 Karangpandan, Karanganyar, 15)Jatinom, Barat Pasar Gabus, Krajan Jatinom, Klaten,
16)Musuk, Jl. Raya Boyolali-Drajitan KM 5, Tampir Barat, Musuk, Boyolali, Telp. (0276) 3280340,
17)Sragen, Jl. Raya Sukowai No. 323, Kauman Rt. 25 Rw. 08 Sragen Wetan, Sragen. Telp. (0271) 8961279.
h. Kelengkapan Organisasi BMT Tumang:
1) Badan Hukum : 242/BH.KDK.11.25/IV/1999, 2) Perubahan Anggaran Dasar : 02/PAD/XIV/I/2011,
3) Nomor Pokok Wajib Pajak : 02.014.0381.4-527.000,
4) SIUP : 063/11.32/PK/X/2012,
5) TDP : 113324600215,
6) Jangkauan pelayanan : Lintas Provinsi,
7) Waktu Operasional : Hari Senin-Jum’at pukul 07.30
36
C. Struktur Organisasi
Organisasi BMT merupakan salah satu penunjang untuk tercapainya tujuan organisasi atau perusahaan secara efektif dan efisien adalah
dibentuknya struktur organisasi. Struktur organisasi ini harus disesuaikan dengan keadaan, kemampuan, dan perkembangan dari organisasi tersebut. Dengan adanya struktur organisasi dapat diketahui sampai dimana wewenang
dan tanggung jawab yang dimiliki seseorang dalam menjalankan tugasnya. Berikut adalah struktur organisasi BMT Tumang:
D. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing-Masing Bagian
Struktur organisasi dibentuk agar dapat memperjelas jalur komunikasi, wewenang dan tanggung jawab yang memungkinkan adanya kerjasama yang
terkoordinasi antara satu sama lain untuk mencapai satu tujuan umum perusahaan. Berikut ini komponen struktur organisasi BMT Tumang:
a. Rapat Anggota
Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam lembaga koperasi.Keanggotaan diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Koperasi. Keanggotaan koperasi melekat pada diri anggota sendiri dan tidak dapat dipindahkan kepada orang lain dengan dalih apapun.
Setiap anggota harus tunduk kepada ketentuan dalam AD/ART Koperasi, peraturan khusus dan keputusan-keputusan rapat anggota. Tugas Rapat Anggota BMT Tumang antara lain:
1) Mengevaluasi kinerja Koperasi secara keseluruhan selama 1 (satu) tahun
2) Memberikan catatan hasil kinerja selama 1 (satu) tahun kepada pemangku kepentingan.
Wewenang Rapat Anggota BMT Tumang antara lain:
1) Mengesahkan Rencana Kerja dan Rencana anggaran dan Pendapatan Koperasi untuk tahun buku berikutnya dan peninjauan
38
2) Pemilihan dan pengangkatan anggota pengurus (jika masa
jabatannya telah selesai).
Rapat Anggota yang dilaksanakan tiap tahun setelah tutup buku
tahunan disebut RAT (Rapat Anggota Tahunan) yang biasanya dilaksanakan pada bulan Maret tahun berikutnya dan pelaksanaan RAT tahun ini dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2017.
b. Pengurus
Pengurus adalah penerima amanat anggota untuk menjalankan
organisasi dan usaha koperasi dengan berlandaskan pada RK-RAPB (Rencana Kerja–Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja) yang
diputuskan atau ditetapkan dalam rapat anggota. Tugas pengurus BMT Tumang antara lain :
1) Menyelenggarakan RAT,
2) Menyusun/ merumuskan kebijakan umum untuk mendapat persetujuan Rapat Anggota,
3) Menyelenggarakan Rapat Pengurus untuk:
a) Evaluasi bulanan dan perkembangan kinerja BMT Tumang b) Menentukan dan membuat kebijakan strategi BMT Tumang
4) Menandatangani dokumen dan surat yang berhubungan dengan BMT Tumang.
Wewenang pengurus BMT Tumang antara lain:
2) Menyetujui/ menolak mengenai:
a) Pembiayaan yang nilainya diatas wewenang Manajer Utama, b) Kebijakan baru BMT Tumang dengan pertimbangan dari
sekretaris dan bendahara,
c) Kerjasama dengan pihak lain (investor dari luar) yang diusulkan Manajer.
3) Mengesahkan laporan bulanan yang diajukan Manajer Utama. c. Pengawas
Pengawasan memiliki peranan mengawai atas aktivitas koperasi baik tentang keorganisasian ataupun usaha dilakukan dengan terencana atau mendadak.
1) Pengawas Manajemen
Tugas pengawas manajemen BMT Tumang antara lain:
a) Melakukan monitoring setiap saat dan audit internal minimal satu kali dalam satu tahun,
b) Memberikan pengarahan terhadap pengangkatan Pengelola, penyusunan anggaran dan rencana kerja,
c) Memberikan pengarahan terhadap permohonan pembiayaan
yang tidak dapat diputuskan oleh pengurus.
Wewenang pengawas manajemen BMT Tumang, yaitu
mengawasi dan memeriksa laporan keuangan dan aspek manajemen lainnya.
40
Tugas pengawas syariah BMT Tumang antara lain:
a) Melakukan monitoring setiap saat dan audit internal minimal satu kali dalam satu tahun,
b) Memberikan masukan dan pengarahan terhadap pengangkatan pengelola, penyusunan anggaran dan rencana kerja,
c) Memonitor kegiatan BMT dan memberikan arahan yang berkaitan
dengan aspek syariah.
Wewenang pengawas syariah BMT Tumang adalah
memotivasi dan memeriksa kegiaan BMT agar sesuai dengan kaidah syariah Islam.
d. Manajer Utama
Manajer utama adalah orang yang memiliki wewenag yang tinggi dalam pelaksanaan kegiatan diseluruh cabang BMT Tumang. Manajer
Utama di BMT Tumang adalah Bapak Adib Zuhari, S.Sos, M.Si.Fungsi Manajer Utama adalah menampung aspirasi, saran, kritik dan menentukan
sikap untuk kemajuan BMT Tumang.
Tugas manajer utama BMT Tumang antara lain :
1) Menjabarkan kebijaksanaan umum BMT yang telah disetujui
Pengurus, dan untuk hal-hal prinsipil disetujui oleh Pengawas atau Rapat Anggota,
3) Menyusun dan meminta persetujuan Pengurus tentang pembukaan
Rekening Bank dan penandatanganan Rekening simpanan BMT pada Bank secara bersama-sama,
4) Membuat laporan secara periodik kepada pengurus,
5) Menyampaikan laporan keuangan dan laoran tingkat kesehatan BMT secara periodik kepada Pengawas Manajemen.
Wewenang manajer utama BMT Tumang antara lain:
1) Menyetujui pembiayaan sampai dengan jumlah Rp. 150.000.000,-, dan
lebih dari jumlah tersebut harus dengan persetujuan Rapat Pengurus. 2) Mengajukan usulan produk baru pembiayaan dan tabungan.
e. Internal Audit
Internal audit BMT Tumang memiliki peran mengontrol dan
meneliti aliran kas dan pendapatan BMT diseluruh cabang, sedangkan
tugas internal audit BMT Tumang antara lain:
1) Pengumpulan data atau informasi mengenai pencatatan, klarifikasi,
penyusunan laporan keuangan yang terdiri dari Neraca, Daftar Laba / Rugi, Arus Kas, Perubahan Modal, CAR, serta laporan lain yang diperlukan.
2) Memastikan bahwa semua kebijakan, rencana dan prosedur koperasi telah benar-benar ditaati.
42
4) Menerima pemberitahuan tentang adanya proses nota debet / nota
kredit.
Wewenang internal audit BMT Tumang antara lain:
1) Dapat menggunakan fungsi pengawasan sebagai alat kontrol mekanisme operasional.
2) Meminta data/informasi yang berkaitan dengan hal audit kepada
manajemen koperasi. f. Manajer Operasional
Fungsi dari manajer operasional adalah Merencanakan, mengarahkan, mengontrol serta mengevaluasi seluruh aktivitas di bidang
operasional baik yang berhubungan dengan pihak internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan profesionalisme BMT khususnya dalam pelayanan terhadap mitra maupun anggota BMT. Tugas dari
manajer operasional BMT Tumang adalah sebagai berikut:
1) Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service excellence)
kepada mitra atau anggota BMT Tumang
2) Evaluasi dan penyelesaian seluruh permasalahan yang ada dalam operasional BMT Tumang,
3) Pengarsipan surat masuk dan keluar serta notulasi rapat manajemen dan rapat operasional. (Buku Standart Operasional Prosedur).
2) Menyetujui pengeluaran kas untuk penarikan tabungan dalam batas
weweanang,
3) Melakukan kontrol terhadap kehadiran pengelola,
4) Memeriksa seluruh laporan dalam bidang operasional. g. Manajer Marketing
Peran manajer marketing adalah untuk memimpin dan bertanggung
jawab terhadap seluruh proses kegiatan marketing agar target perusahaan tercapai. Tugas manajer marketing BMT Tumang antara lain:
1) Pencapaian target marketing baik funding maupun lending,
2) Penyelenggaraan rapat koordinasi marketing dan penyelesaian
permasalahan ditingkat marketing,
3) Penilaian dan evaluasi kinerja bagian marketing. Wewenang manajer marketing BMT Tumang antara lain:
1) Memberikan usulan untuk pengembangan pasar,
2) Menentukan target funding dan lending bersama dengan Manajer
Utama. h. Manajer Cabang
Manajer cabang adalah seorang yang memiliki wewenang tertinggi
di suatu cabang BMT Tamang. Fungsi dari manajer cabang adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kepada anggota serta melakukan
44
1) Menjabarkan kebijaksanaan umum BMT yang telah disetujui Manajer
Utama,
2) Menyusun dan mengusulkan rancangan anggaran BMT cabang dan
rencana kerja untuk tahun buku yang akan datang kepada Manajer Utama,
3) Menyusun dan meminta persetujuan Manajer Utama tentang peraturan
wewenang Komite Pembiayaan,
4) Mengajukan usul kepada Manajer Utama tentang jenis atau produk
baru untuk disetujui penggunaannya,
5) Membuat laporan secara periodik kepada Manager Utama.
Wewenang manajer cabang BMT Tumang antara lain:
1) Menyetujui pembiayaan sampai dengan jumlah Rp 25.000.000,-, dan lebih dari jumlah tersebut harus mendapatkan persetujuan Manajer
Utama,
2) Mengajukan usulan produk baru pembiayaan dan tabungan,
3) Mengusulkan promosi, mutasi, demosi dan pemberhentian Pengelola BMT cabang.
i. Marketing (Funding dan Finance)
Merupakan salah satu bagian pekerjaan di perbankan yang memiliki fungsi dan tugas memperkenalkan, mempromosikan, meluaskan
jaringan/relasi, untuk memasarkan produk dana. Adapun Tugas marketing (funding dan finance) antara lain:
2) Mengatur rute kunjungan harian.
3) Melaporkan kendala-kendala yang dihadapi dilapangan kepada Manajer cabang.
4) Menyimpan dokumen terkait sesuai dengan standar baku. Wewenang marketing (funding dan finance) antara lain:
1) Mengusulkan strategi pemasaran untuk jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang.
2) Melakukan negosiasi bagi hasil kepada anggota sesuai dengan
kebijaksanaan pemasaran. j. Kasir / Teller
Fungsi dari teller adalah bertindak sebagai penerima uang dan juru bayar,
serta diharuskannya mengetahui semua jenis pekerjaan. Adapun tugas teller BMT
Tumang antara lain:
1) Menerima atau menghitung uang dan membuat bukti penerimaan,
2) Melakukan pembayaran sesuai dengan perintah keluar, 3) Melayani dan membayar pengambilan simpanan, 4) Membuat buku kas harian,
5) Bertanggung jawab penuh pada aset BMT yaitu uang brankas, surat jaminan nasabah dan teller room,
6) Melaporkan hasil progress harian,
7) Membuat input data, daftar kolektibilitas pembiayaan dan surat akad
46
8) Setiap akhir kerja menghitung uang yang ada dan meminta
pemeriksaan kepada manajer cabang. Wewenang teller BMT Tumang antara lain:
1) Mengatur pola administrasi yang efektif.
2) Mengajukan pengeluaran kas kepada manajer cabang. k. Customer Service (CS)
Customer service atau sering di sebut dengan CS adalah salah satu
pekerjaan yang ada di perbankan atau perkantoran yang berperan
memberikan informasi kepada pengunjung atau nasabah. Adapun Tugas customer service BMT Tumang antara lain:
1) Memberikan pelayanan paripurna kepada anggota sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
2) Memberikan informasi kepada anggota baik penarikan maupun
penyetoran (simpanan atau angsuran).
Wewenang customer service BMT Tumang antara lain:
1) Mengatur pola administrasi CS yang efektif.
2) Mengusulkan pola pelayanan yang efektif dan efisien kepada Manajer Cabang.
l. Manajer Maal
BMT selain bertugas menghimpun dana untuk mendapatkan provit
1) Menyiapkan konsep pengelolaan baitul maal secara tepat yang
disesuaikan dengan kondisi ummat yang ada disetiap lingkungan dengan tetap mengacu pada kaidah baku syariah Islam, dan
menjadikan sebagai bagian dari dakwah.
2) Menyiapkan seluruh dokumen yang diperlukan agar setiap transasksi tercatat dengan baik, rapi dan dapat dipertanggung jawabkan.
3) Mengatur pemasukan dan pengeluaran dana Maal, serta membuat laporan secara teratur kepada Manajer Utama atau donatur bila
diperlukan.
Wewenang manajer maal BMT Tumang antara lain:
1) Menghubungi anggota masyarakat untuk dakwah. 2) Menetapkan pendistribusian Maal kepada yang berhak. m. Staf Bidang Maal
Adapun tugas staf bidang maal BMT Tumang antara lain:
1) Mengupayakan penggalian dana dari masyarakat dalam hal zakat,
infaq dan shodaqoh.
2) Mengatur pemasukan dan pengeluaran dana Maal. 3) Mengupayakan pengembangan sumber dana Maal.
Wewenang staf bidang maal BMT Tumang antara lain: 1) Mengatur pola pendistribusian dana Maal.
48
Dalam staf bidang maal di BMT Tumang terdapat 4 staf bidang,
yaitu:
1) Staf Bidang Administrasi
2) Staf Bidang Pendidikan dan Sosial Dakwah
Staf bidang pendidikan dan dakwah memiliki program kerja pelatihan, beasiswa dhuafa pendidikan, bantuan madrasah,
media sosialisasi BMT melalui majalah buletin, tanggap bencana, bakti sosial, bantuan masjid, santunan fakir miskin, santunan anak
yatim, dan santunan kesehatan. 3) Staf Bidang Pemberdayaan Umat
Staf bidang pendidikan dan dakwah memiliki program kerja POKUSMA yaitu program pendampingan dan usaha kepada kelompok dhuafa, dan pondok entrepreneur yaitu program mencetak para
entrepreneur dari kalangan dhuafa.
4) Staf Bidang MKU
Staf bidang pendidikan dan dakwah memiliki program kerja MKU (membangun keluarga utama), yaitu program yang bertujuan untuk membentuk keluarga utama yang sejahtera secara finansial
E. Produk-produk BMT Tumang
Di dalam BMT Tumang terdapat berbagai jenis macam produk yang ditawarkan. Mulai dari produk untuk pendanaan dan juga produk untuk
tabungan, macam-macamnya adalah sebagai berikut: 1. Produk Simpanan BMT Tumang
Simpanan merupakan sarana untuk menggali potensi dana dari
masyarakat, untuk kemudian difungsikan secara profesional guna meningkatkan taraf hidup masyarakat lainnya, sehingga saling
menguntungkan. Beberapa bentuk simpanan maupun tabungan dari BMT Tumang, yaitu:
a. Simpanan Mudharabah Al Mutlaqoh
Simpanan mudharabah al mutholaqoh adalah simpanan
berdasarkan kaidah syari’ah mudharabah al-muthlaqah, dimana
mudharib memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang untuk memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan
secara produktif, dapat memberikan manfaat pada anggota yang lain secara halal dan profesional. Laba dari pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati di
awal. Simpanan ini dapat diambil sewaktu-waktu. 1) Manfaat Mudharabah Al Mutlaqoh:
a) Aman, menguntungkan dan InsyaAllah barokah,
50
c) Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan anda,
d) Bebas biaya administrasi.
2) Syarat Pembukaan Smpanan Mudharabah Al Mutlaqoh:
a) Menjadi anggota BMT Tumang,
b) Membayar simpanan pokok Rp. 10.000,- dan simpanan wajib Rp. 5.000,-
c) Setoran selanjutnya minimal Rp. 1.000,-
d) Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening,
e) Perorangan melampirkan fotocopy KTP atau identitas diri lainnya,
f) Lembaga menyerahkan identitas yang ditentukan oleh KSPPS BMT Tumang.
3) Bagi Hasil Simpanan Mudharabah Al Mutlaqoh:
a) InsyaAllah halal dan barokah,
b) Anggota penyimpan akan mendapatkan bagi hasil simpanan
sesuai dengan kesepakatan.
c) Besarnya bagi hasil simpanan ditetapkan menurut keuntungan KSPPS BMT Tumang dengan nisbah antara BMT : anggota
adalah 70 : 30.
d) Bagi hasil yang dimaksud akan diperhitungkan setiap akhir
Dalam simpanan mudharabah al mutlaqoh terdapat
beberapa produk yang ditawarkan BMT Tumang, yaitu: Simpanan Sukarela (Sikala), Simpanan Idul Fitri, Simpanan Idul Qurban,
Simpanan Pendidikan, Simpanan Haji, dan Simpanan Menikah. b. Simpanan Mudharabah Berjangka
Simpanan mudharabah berjangka (deposito) adalah simpanan
berdasarkan kaidah syari’ah mudharabah al-muthlaqah, dimana
mudharib memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang untuk
memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada anggota yang lain
secara halal dan profesional. Laba dari pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati di awal.
1) Manfaat Mudharabah Berjangka
a) Aman, manfaat, menguntungkan dan InsyaAllah barokah,
b) Bagi hasil yang kompetitif (bersaing) sesuai dengan ketentuan syariah,
c) Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan anda,
d) Bebas biaya administrasi.
2) Syarat Pembukaan Mudharabah Berjangka
a) Menjadi anggota BMT Tumang, b) Impanan minimal Rp. 1.000.000,-
52
d) Melampirkan fotocopy KTP atau identitas diri lainnya.
3) Bagi Hasil Simpanan Mudharabah Berjangka a) InsyaAllah halal dan barokah,
b) Bagi hasil akan dipindah bukukan ke rekening simpanan mudharabah biasa setiap tanggal 1
Tabel 3.1 Ketentuan Nisbah Simpanan Mudharabah Berjangka
Jangka Waktu Nisbah Penyimpanan
1 Bulan 35%
3 Bulan 40%
6 Bulan 42,5%
12 Bulan 45%
c. SiMudaMaPan
Si Muda MaPan adalah produk simpanan di BMT Tumang dengan prinsip akad mudharabah mutlaqah, yaitu perjanjian
mudharabah yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi
tidak terikat). Simpanan tersebut direncanakan khusus untuk
kebutuhan anggota di waktu yang akan datang. 1) Manfaat SiMudaMaPan
a) Dengan akad mudharabah muthlaqah penyimpan dapat
b) Bagi hasil yang diterima setiap bulannya akan ditambahkan ke
simpanan, sehingga akan meningkatkan saldo pokok simpanan, yang secara otomatis akan menambah agi hasil secara
proporsional,
c) Untuk simpanan jangka waktu minimal 3 tahun akan mendapatkan manfaat khusus yaitu akan dimasukkan ke dalam
Keluarga Peduli Pendidikan, diantaranya:
(1) Setiap tahun ajaran baru akan mendapatkan bingkisan
peralatan sekolah,
(2) Anggota yang sakit (opname) akan mendapatkan santunan
Rp.200.000,
(3) Anggota yang meninggal dunia akan mendapatkan santunan sebesar Rp.1.000.000,-
(4) Setiap anak didik yang berprestasi bisa diusulkan mendapatkan bea siswa dari Divisi Maal.
2) Ketentuan Si Muda Mapan
a) Menjadi anggota BMT TUMANG
b) Setoran minimal setiap bulan Rp.50.000,-
c) Jangka waktu dan ketentuan nisbah bagi hasil penyimpan Tabel 3.2 Nisbah Ketentuan Jangka Waktu
SiMudaMapan
Jangka Waktu Nisbah Penyimpanan
54
Dari bagi hasil yang seharusnya diterima, 2,5% disisihkan untuk infaq sosial yang akan dimasukan ke bagian Maal BMT
Tumang. Ilustrasi penerimaan bagi hasil Si Muda Mapan: Simpanan : Rp.100.000,- per bulan, Waktu : 6 tahun,
Nisbah : 46 %.
Tabel 3.3 Ilustrasi Penerimaan Bagi Hasil Si Muda Mapan *) bagi hasil diperoleh berdasarkan perhitungan data bulan Juni 2016