PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH DI
RUMAH PINTAR NUR AINI, JERUKSARI, WONOSARI, GUNUNGKIDUL,
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
THE IMPLEMENTATION OF WASTE MANAGEMENT TRAINING PROGRAM AT RUMAH PINTAR NUR AINI, JERUKSARI, WONOSARI, GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Oleh : kuncoro dewanto, universitas negeri yogyakarta, dewantokuncoro97@gmail.com Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pelaksanaan, hasil, faktor pendukung, dan faktor penghambat program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan subjek penelitian adalah pengelola, tutor, tokoh masyarakat, dan warga belajar program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini. Pembuktian keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan metode. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan langkah pengumpulan data, reduksi data, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah: (1) Pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah terdiri dari beberapa tahapan yaitu: (a) identifikasi kebutuhan masyarakat. (b) Pengembangan desain program. (c) Penyempurnaan program. (d) Penyiapan perangkat. (e) Penyiapan perangkat. (f) Penilaian. (g) Umpan balik. (h) Evaluasi program. (i) Tindak lanjut. (2) Hasil pelaksanaan program pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini belum sesuai tujuan, warga belajar belum bisa mengikuti program secara rutin karena kesibukan. Akibatnya, tutor harus mengulas materi yang disampaikan pada pertemuannya sebelumnya. Produk kerajinan dari sampah anorganik yang dihasilkan belum banyak, yang meliputi: kresek plastik yang dapat dibuat bunga, kerangka minuman gelas yang dapat dibuat keranjang buah, plastik minyak goreng yang dapat dibuat tikar, dan lain sebagainya. Sedangkan hasil daur ulang sampah organik dari daun kering dan sisa sayur dapat dibuat kompos. (3) Faktor pendukung pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah antara lain: semangat, sarana prasarana, SDM tutor. Faktor penghambatnya antara lain: kesibukan warga belajar, pemasaran hasil produk yang belum jelas, pengumpulan sampah yang cukup lama.
Kata Kunci : Pelaksanaan Program, Pelatihan, Pengelolaan Sampah
Abstract
This study aims to describe the implementation, results, enabling factors, and factors inhibiting the waste management training program at Rumah Pintar Nur Aini. This research use desciptive qualitative approach. Data was collected by observation, interview, and documentation with the research subjects were managers, tutors, community leaders, and citizens learn waste management programs at Smart House Nur Aini. Proof of the validity of the data using triangulation of sources and methods. Analysis of the data used is qualitative analysis step data collection, data reduction, data reduction, data display, and conclusion. The results of this study are: (1) Implementation of waste management training program consists of several stages, namely: (a) the identification of community needs. (b) Development of program design. (c) Completion of the program. (d) Preparation of the device. (e) Preparation of the device. (f) Assessment. (g) Feedback. (h) Evaluation of the program. (i) Follow-up. (2) The results implementation of waste management training program at Rumah Pintar Nur Aini does not meet the goal, the learners can not follow regular programs because of busyness. As a result, the tutor must review the material presented at the previous meeting. Handicraft products of inorganic waste generated is not much, which include: the crackle of plastic that can be made of flowers, frame glasses of drinks that can be made baskets of fruit, cooking oil plastic mat that can be made, and so forth. While the results of organic waste recycling of the dried leaves and vegetables waste can be composted. (3) Factors supporting the implementation of waste management training program, among others: the spirit, infrastructure, tutors factor. Inhibiting factors, among others: the bustle of the learners, the marketing of products that are not yet clear, long enough garbage collection. Keywords: Implementation Program, Training, Waste Management
PENDAHULUAN
Proses pendidikan tidak hanya
dilakukan pada pendidikan formal saja yaitu sekolah saja, akan tetapi bisa dilakukan pada pendidikan nonformal dan informal seperti
lembaga bimbingan belajar, lembaga
pelatihan keterampilan, lembaga
pemberdayaan masyarakat serta keluarga. Salah satu program dalam pendidikan nonformal yaitu keaksaraan fungsional. Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003 yang
menyebutkan bahwa pendidikan nonformal
diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang
berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat dan
mengembangkan potensi warga belajar
dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan fungsioanal serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
Salah satu lembaga pendidikan
nonformal yang dibangun sebagai upaya untuk memberdayakan masyarakat yaitu
melalui Rumah Pintar. Rumah Pintar
didirikan untuk menjangkau masyarakat yang belum terjangkau oleh sentuhan kemajuan, terutama dalam bidang pendidikan. Melalui Rumah Pintar diharapkan masyarakat mau belajar sehingga tercipta masyarakat belajar (learning community) yang diharapkan akan juga akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat dan bangsa. Rumah Pintar sebagai
pusat belajar masyarakat dirancang dengan
memperhatikan kebutuhan masyarakat
setempat. Rumah Pintar sebagai sarana pendidikan dan pemberdayaan masyarakat dapat mewadahi berbagai program pendidikan mulai dari layanan anak usia dini, remaja, dewasa dan lanjut usia dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran yang
menyenangkan, bermakna dan terpadu.
Menurut Setiawan Rineksa (2007: 1), meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan kemajuan peradaban manusia telah diikuti dengan pola hidup yang semakin konsumtif.
Budaya konsumtif ini cenderung
mengekploitasi sumber daya alam yang sekaligus menurunkan kualitas lingkungan hidup, yang diakibatkan oleh peningkatan limbah padat (sampah), cair maupun gas. Masyarakat yang semakin berkembang pesat menghasilkan banyak sampah, terutama daerah perkotaan yang menjadi penghasil sampah terbesar.
Ibu-ibu merupakan bagian dari
masyarakat yang menghasilkan limbah atau
sampah. Aktivitas rumah tangga
menyumbangkan sampah yang cukup
signifikan ke lingkungan setiap harinya, baik sampah organik maupun sampah anorganik. Penanganan sampah anorganik relatif lebih rumit daripada sampah organik, karena sampah anorganik tidak dapat terurai secara alami. Kreatifitas ibu-ibu di sekitar Rumah Pintar Nur Aini, Dusun Jeruksari Kecamatan Wonosari perlu penanganan khusus yaitu
dengan diberikan pelatihan keterampilan pembuatan berbagai macam kerajinan dari daur ulang sampah plastik. Hal tersebut dikarenakan sebagian masyarakat di sekitar Rumah Pintar Nur Aini masih melakukan pengelolaan sampah yang salah yaitu dengan cara membakar sampah yang masih campur antara sampah organik dengan sampah anorganik. Sesuai dengan pendapat Edi Suharto (2005: 60) bahwa tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal maupun kondisi eksternal. Diharapkan dengan pemberian keterampilan melalui pengelolaan sampah tersebut dapat menambah kreatifitas dan mampu memotivasi warga belajar di Rumah Pintar Nur Aini untuk hidup dalam era sekarang dan memiliki orientasi hidup ke depan. Dalam pandangan Kartini (2001), perempuan harus mampu menggerakkan dan membuat perubahan-perubahan sosial ke arah yang lebih baik atau sebagai agent of social change. Demikian yang dilakukan oleh warga belajar kaum perempuan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini, bahwa dengan melakukan kegiatan yang sederhana dengan mengelola dan memanfaatkan limbah sampah yang sudah tidak bermanfaat menjadi suatu hasil kerjinan yang mempunyai nilai maka setidaknya bisa memberikan pengaruh yang besar kepada lingkungan sekitar khususnya dan lingkungan yang lebih luas pada umumnya untuk bisa lebih bijak dalam mengelola sampah.
METODE PENELITIAN
Pada penelitian pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini ini menggunakan pendekatan kualitatif yang hasilnya akan disajikan secara deskriptif.
Menurut Notoatmodjo Soekidjo
(2005:138), penelitian diskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Sesuai dengan tujuan tersebut maka
penelitian ini diterapkan untuk
mendiskripsikan pelaksanaan program
pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini.
Lokasi, Waktu dan Lama Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Pintar Nur Aini, Dusun Jeruksari, Desa Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu penelitian untuk mengumpulkan data dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai bulan Desember 2016.
Subjek Penelitian
Data-data yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini yaitu data hasil wawancara dengan informan, dan hasil observasi, dan dokumen yang berisi catatan-catatan, memo, angket, atau buku yang relevan terhadap permasalahan yang sedang diteliti.
Untuk memperoleh gambaran dan informasi yang jelas mengenai pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah, peneliti memilih dan menentukan sumber data. Ada dua jenis sumber data yang
diperlukan yaitu, sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer yaitu data yang diambil langsung pada saat penelitian berlangsung (wawancara) sehingga bersifat pokok. Adapun yang menjadi sumber data primer adalah pengelola, tutor program
pelatihan pengelolaan sampah, tokoh
masyarakat, dan warga belajar di Rumah Pintar Nur Aini, Dusun Jeruksari, Desa Wonosari.Sedangkan data sekunder yaitu data pelengkap yang dapat mendukung data primer yaitu berupa sumber tertulis, majalah, surat kabar, buletin, jurnal, dan hasil penelitian sebelumnya yang relevan. Data sekunder juga dapat berupa foto-foto kegiatan yang diambil selama penelitian berlangsung. Data sekunder yang diperoleh peneliti didapat dari hasil foto yang diambil selama penelitian serta dari data yang diperoleh dari pengelola Rumah Pintar “Nur Aini”.
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Berkaitan dengan metode pengumpulan data, dalam penelitian
ini menggunakan teknik wawancara,
observasi, dan dokumentasi.
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Lexy J Moleong (2004:135).
Wawancara dibedakan dalam berbagai
bentuk. Dalam pengumpulan data penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk wawancara
semi terstruktur dimana peneliti telah
memiliki daftar pertanyaan atau panduan
wawancara yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Observasi adalah metode
pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Dalam konteks penelitian ini observasi dilakukan untuk mengamati
bagaimana proses pelaksanaan program
pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar “Nur Aini” di Dusun Jeruksari,
Wonosari, Gunungkidul. Sedangkan
Dokumentasi dalam penelitian ini lebih pada mengumpulkan dokumentasi pendukung data-data penelitian yang dibutuhkan dengan cara mengambil foto kegiatan dan rekaman proses pelatihan keterampilan.
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan reduksi data, display data, verifikasi dan pengambilan keputusan serta keabsahan data. Peneliti melakukan validasi data dengan melakukan pengujian terhadap keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi sumber dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber data dan triangulasi metode dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik berbeda, yaitu teknik
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dan pembahasan yang
dilakukan peneliti tentang Pelaksanaan
Program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini yaitu:
1. Pelaksanaan Program Pengelolaan Pelatihan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini
Adapun dalam pelaksanaan program
pengelolaan pelatihan sampah di Rumah
Pintar Nur Aini memperimbangkan
beberapa tahap yang penting, yaitu:
a. Assessment atau Analisis Kebutuhan Masyarakat. pengelola Rumah Pintar Nur Aini. Pengelola mengidentifikasi masalah yang terjadi di sekitar lingkungan Rumah Pintar Nur Aini. Banyak sampah dibuang begitu saja tanpa adanya pemikiran yang lebih jauh untuk mengatasi masalah sampah yang semakin hari semakin banyak. Selain itu, warga sekitar Rumah Pintar
masih sering membakar sampah
menjadi satu, sehingga akibat dari pembakaran tersebut menimbulkan
asap yang dapat mengganggu
pernapasan dan aktivitas warga
sekitar. Oleh karena itu, pihak pengelola Rumah Pintar melakukan
sosialisasi mengenai pengelolaan
sampah yang benar kepada warga sekitar Rumah Pintar Nur Aini. Setelah diadakan sosialisasi maka terbentuklah program yang mewadahi kegiatan kaum perempuan di sekitar Rumah Pintar Pintar Nur Aini yaitu
program pengelolaan pelatihan
sampah.
b. Pengembangan Desain Program.
Pengelola melakukan pengembangan dengan mengetahui program yang
akan dilaksanakan, menyiapkan
narasumber, waktu pelaksanaan
program, sasaran warga belajar, sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan
bahan yang digunakan dalam
pelatihan.
c. Penyempurnaan Program. Hal yang
dilakukan yaitu dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada warga belajar mengenai pengelolaan
pelatihan sampah, selanjutnya
melakukan kesepakatan jadwal
pelaksanaan program pengelolaan
pelatihan sampah, membentuk
kepengurusan dalam pelaksanaan
program pengelolaan pelatihan
sampah.
d. Penyiapan Perangkat
menyiapakan perangkat-perangkat
yang diperlukan dalam
mengimplementasikan program.
Perangkat ini meliputi sarana
prasarana, media, pembiayaan,
narasumber. Untuk sarana dan
prasarana yang digunakan dalam
program pengelolaan pelatihan
sampah di Rumah Pintar Nur Aini sudah disediakan dari pihak Rumah Pintar seperti gunting, jarum, benang. Kemudian untuk media juga sudah ada dari Rumah Pintar Nur Aini seperti LCD, screen, laptop. Sedangkan untuk narasumber, pihak Rumah Pintar Nur Aini bekerja sama dengan beberapa relawan dari dinas lingkungan hidup untuk menjadi narasumber dalam
program pengelolaan pelatihan sampah.
e. Pelaksanaan Kegiatan
Adapun pelaksanaan kegiatan program pengelolaan pelatihan sampah di Rumah Pintar Nur Aini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
1) Tahap pertama yaitu pengumpulan
dalam hal ini sampah dikumpulkan di masing-masing rumah warga
belajar dengan menggunkan
tempat penampungan sampah
seadanya. Biasanya sampah
nonorganik dikumpulkan selama lebih kurang 2 bulan.
2) Tahap kedua yaitu pemilahan,
kegiatan pemilahan dilakukan
dengan memisahkan antara
sampah organik dan sampah
nonorganik. Dalam pemilahan
wagra belajar menggunakan
tempat sampah sedadanya yang dimiliki warga belajar. Dalam tahap pemilahan ini dilakukan di rumah warga belajar kemudian
setelah sampah sudah cukup
banyak maka di angkut ke tempat penampungan yang disediakan di Rumah Ibu “SK”. Tetapi di Rumah Pintar Nur Aini juga menyediakan 3 bak sampah sesuai dengan jenisnya.
3) Tahap ketiga yaitu pengangkutan,
tahap ini dilakukan dengan
memindahkan sampah yang sudah cukup banyak dari rumah warga
belajar ke rumah Ibu “SK” yang selanjutnya dikumpulkan menjadi satu menggunakan penampung sampah yang sudah disediakan.
Biasanya dalam pengangkutan
sampah ke tempat penampungan,
kekurangan tenaga. Sehingga
akibatnya pengumpulan sampah memerlukan waktu yang lama.
Untuk pengangkutan biasanya
menggunakan gerobak dorong.
4) Tahap akhir yaitu pengolahan,
dalam tahap ini sampah yang sudah dipilah dan masih layak
untuk dimanfaatkan menjadi
produk kerajinan maka dibawa ke Rumah Pintar untuk mengikuti pelatihan membuat produk hasil daur ulang limbah sampah. Hasil
dari daur ulang sampah
nonorganik seperti tas, tikar, keranjang buah, bunga, bros, dan
lain sebagainya. Dalam
pelaksanaan pelatihan pengelolaan
sampahj nonrganik dilakukan
setiap hari Minggu jam 09.00-11.00 WIB. Dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah dipandu oleh seorang tutor yang mempunyai keahlian dalam
bidang pelatihan pengelolaan
sampah. Tetapi dalam
menyampaikan materi tutor belum
menggunakan kurikulum yang
terstruktur dan belum menyusun
pembelajaran. Selain itu juga dalam pelaksanaan program tutor
menggunakan metode praktek
langsung yang diselingi dengan
penyampain teori. Dengan
demikian warga belajar tidak bosan dengan proses pelaksanaan programnya. Untuk pengolahan sampah organik seperti daun yang sudah kering yaitu dibuat kompos. f. Penilaian
Penilaian yang dilakukan dalam
pelaksanaan program pengelolaan
pelatihan sampah di Rumah Pintar adalah penilaian yang ditujukan pada kualitas hasil produk yang sudah dibuat.
g. Umpan balik
Umpan balik ini dilakukan untuk memberikan penguatan pada peserta program terkait hasil yang telah mereka peroleh. Dalam pelaksanaan
program pengelolaan pelatihan
sampah di Rumah Pintar Nur Aini umpan balik dilakukan sebelum dan sesudah program dimulai dan berakhir tutor menanyakan terkait materi yang sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya dan setelah program selesai.
h. Evaluasi program
Evaluasi yang dilakukan hanya dalam
program pelatihan pengelolaan
sampah di Rumah Pintar Nur Aini yaitu dengan melihat hal-hal apa saja
yang menjadi hambatan dalam
pelaksanaan program. Selain itu, juga pihak Rumah Pintar Nur Aini juga mengevaluasi dengan melihat proses
pembelajaran. Evaluasi proses
dimaksudkan untuk mengetahui
sampai sejauh mana warga belajar dapat menerima materi yang sudah disampaikan.
i. Tindak lanjut
Produk kerajinan kriya dari limbah sampah nonorganik masih belum
banyak dibuat, hal tersebut
dikarenakan warga belajar masih sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga program belum bisa untuk dilanjutkan kembali.
2. Hasil Pelaksanaan Program Pelatihan
Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini
Tahapan pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah biasanya dapat dilihat hasilnya ketika tahapan demi tahapan sudah berjalan. Sehingga ketika sudah dijalankan tahapan tersebut, maka dapat diambil suatu kesimpulan apakah program berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Adapun berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan subyek penelitian, dapat dijelaskan bahwa dalam tahapan
pelaksanaan program pelatihan
pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur
Aini mulai dari analisis kebutuhan
masyarakat sampai tindak lanjut yang masih menjadi kendala adalah dalam tahap
pelatihan pengelolaan sampah warga belajar sebetulnya cukup partisipatif dan semangat mengikuti program tersebut, Namun dalam pelaksanaannya, warga belajar terkadang tidak bisa mengikuti program secara rutin karena kesibukan. Sehingga mengakibatkan, terkadang dalam mengikuti pelatihan lanjutan warga belajar harus bertanya kepada tutor terlebih dahulu
mengenai materi yang disampaikan
sebelumnya. Meskipun demikian, warga belajar program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini sudah dapat membuat berbagai jenis produk kerajinan dari sampah plastik yang masih layak untuk digunakan. Seperti kresek plastik yang dapat dibuat bunga, kerangka
minuman gelas yang dapat dibuat
keranjang buah, plastik minyak goreng
yang dapat dibuat tikar, dan lain
sebagainya. Sementara itu, untuk
pengolahan sampah organik seperti daun-daun yang sudah kering, sisa-sisa sayuran
warga belajar program pelatihan
pengelolaan sampah dapat membuat
kompos.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat
Pelaksanaan Program Pelatihan
Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini.
a. Faktor pendukung:
1) Semangat
Sebagian warga belajar program
pengelolaan pelatihan sampah
Rumah Pintar Nur Aini mempunyai
semangat yang tinggi dalam
mengikuti program tersebut. Hal ini dikarenakan sebagian dari warga belajar menginginkan lingkungan sekitar tempat tinggal mereka yang bersih dan rapi. Selain itu, mereka juga ingin mengelola sampah
secara benar dengan tidak
melakukan pembakaran dan
memanfaatkan sampah nonorganik menjadi produk kerajinan daur ulang serta membuat kompos dari daun-daun yang sudah kering. 2) Sarana dan prasarana
Keberhasilan pelaksanaan program pengelolaan pelatihan sampah di Rumah Pintar Nur Aini tidak terlepas dari sarana dan prasarana
yang memadai. Sarana dan
prasarana dalam program
pengelolaan pelatihan sampah
sudah disediakan dari pihak Rumah Pintar Nur Aini. Selain itu, bahan dan peralatan yang digunakan
dalam pengelolaan pelatihan
sampah mudah dicari dan harganya terjangkau. Adapun peralatan yang
digunakan dalam pengelolaan
pelatihan sampah yaitu ember bak sampah, gunting, jarum, benang jahit, tali rafia, dll. Serta untuk bahannya seperti: daun-daun yang sudah kering, bungkus plastik kemasan, kardus.
Tutor dalam hal ini juga memegang peranan yang penting. Dalam pelaksanaan program pengelolaan pelatihan sampah di Rumah Pintar
Nur Aini tutor menggunakan
metode penyampaian materi yang tepat. Tutor menggunakan metode praktek yang diselingi dengan
penyampaian teori tentang
pengelolaan sampah. Hal tersebut membuat suasana pembelajaran menjadi hidup dan tidak kaku
karena sebagian besar warga
belajarnya sudah dewasa jadi cukup tepat apabila penyampaian metode melalui praktek langsung.
b. Faktor penghambat:
1) Kesibukan Warga Belajar
Sebagian warga belajar yang
mengikuti program pengelolaan pelatihan sampah di Rumah Pintar Nur Aini bermata pencaharian sebagai petani. Sehingga pada saat musim tanam maupun panen tiba sebagian warga belajar sibuk untuk mengurus tanamannya di sawah. Hal ini terkadang yang membuat pelaksanaan program pengelolaan pelatihan sampah di Rumah Pintar Nur Aini diliburkan. Akibatnya
ketika memasuki pelaksanaan
program terkadang warga belajar sudah lupa terkait materi yang sudah disampaikan.
2) Pemasaran hasil produk yang
belum jelas
Pemasaran hasil produk kerajianan dari daur ulang sampah plastik yang belum jelas. Sebagian warga belajar juga masih bingung dalam memasarkan hasil produk kerajinan tersebut. Menurut subjek penelitian
biasanya hasil produk kami
pasarkan dengan mengikuti
pameran-pameran. Memang
pembuatan hasil produk kerajinan dari daur ulang sampah plastik masih dalam skala kecil jadi belum bisa memberikan sumbangan atau masukan kas yang besar kepada warga belajar.
3) Pengumpulan sampah yang cukup
lama
Pelaksanaan program pengelolaan pelatihan sampah di Rumah Pintar Nur Aini biasanya dilakukan setiap satu atau dua minggu sekali. Dalam waktu yang cukup singkat tersebut warga belajar harus mengumpulkan sampah dan membawa sampah yang sudah terkumpul tersebut ke
penampungan akhir sampah.
Terkadang warga belajar ada yang tidak mengumpulkan sampah atau hanya bisa mengumpulkan sampah sedikit. Hal tersebut berakibat
pelaksanaan program pelatihan
sampah terkadang diundur.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang dilakukan, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan program pelatihan
pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini meliputi beberapa tahapan, yaitu:
a. Assessment atau Analisis
Kebutuhan Masyarakat
Kegiatan ini dilakukan untuk
mengidentifikasi berbagai macam
kebutuhan warga belajar
perempuan di Rumah Pintar Nur Aini. Setelah diidentifikasi maka
ditemukan masalah mengenai
sampah. Kemudian pengelola
Rumah Pintar Nur Aini melakukan sosialisasi dan menyepakati untuk
membentuk program pelatihan
pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini.
b. Pengembangan desain program
Pengelola membuat pengembangan desain yang masih belum baku dan
jelas. Hal yang diprioritaskan
dengan mengetahui program yang akan dilaksanakan, menyiapkan narasumber, waktu pelaksanaan program, sasaran warga belajar,
sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dan bahan yang
digunakan dalam pelatihan.
c. Penyempurnaan Program
Hal yang dilakukan yaitu dengan
melakukan sosialisasi terlebih
dahulu kepada warga belajar
mengenai pelatihan pengelolaan sampah, selanjutnya melakukan kesepakatan jadwal pelaksanaan
program pelatihan pengelolaan
sampah, membentuk kepengurusan
dalam pelaksanaan program
pelatihan pengelolaan sampah.
d. Penyiapan Perangkat
Sarana dan prasarana yang
digunakan dalam program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini sudah disediakan dari pihak Rumah Pintar seperti
gunting, jarum, benang LCD,
screen, laptop.
e. Pelaksanaan Kegiatan
Dalam pelaksanaan kegiatan
program pengelolaan pelatihan
sampah terdiri dari beberapa
tahapan, yaitu: 1) Tahap pertama yaitu pengumpulan 2) Tahap kedua yaitu pemilahan, 3) Tahap ketiga yaitu pengangkutan, 4) Tahap akhir yaitu pengolahan.
f. Penilaian
Penilaian yang dilakukan dalam
pelaksanaan program pelatihan
pengelolaan sampah di Rumah
Pintar adalah penilaian yang
ditujukan pada kualitas hasil
produk yang sudah dibuat.
g. Umpan Balik
Dalam pelaksanaan program
pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini umpan
balik dilakukan dimulai tutor menanyakan terkait materi yang sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
h. Evaluasi Program
Evaluasi yang dilakukan mencakup
hambatan dalam pelaksanaan
program dan evaluasi proses
pembelajaran. i. Tindak Lanjut
Produk kerajinan kriya dari limbah sampah nonorganik masih belum
banyak dibuat, hal tersebut
dikarenakan warga belajar masih sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga program belum bisa untuk dilanjutkan kembali.
2. Hasil Pelaksanaan Program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini
Hasil pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah belum sesuai dengan harapan dan tujuan. Hal tersebut dijelaskan bahwa pada awal
pelaksanaan program pelatihan
pengelolaan sampah warga belajar sebetulnya cukup partisipatif dan semangat mengikuti program tersebut, Namun dalam setelah beberapa kali
pelaksanaannya, warga belajar
terkadang tidak bisa mengikuti
program secara rutin karena kesibukan. Meskipun demikian, warga belajar
yang rutin mengikuti program
menjelaskan dapat membuat beberapa
produk hasil kerajinan dari sampah plastik seperti kresek plastik yang dapat dibuat bunga, kerangka minuman gelas yang dapat dibuat keranjang buah, plastik minyak goreng yang dapat dibuat tikar, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk sampah organik seperti daun kering dan sisa sayur bisa dibuat kompos.
3. Dalam Pelaksanaan Program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini, tidak terlepas dari faktor
pendukung dan penghambatnya.
Adapun faktor pendukungnya antara lain: 1) Semangat, 2) Sarana Prasarana, 3) SDM Tutor. Sedangkan untuk faktor
penghambatnya antara lain: 1)
Kesibukan Warga Belajar, 2)
Pemasaran produk yang belum jelas, 3) Pengumpulan sampah yang cukup lama.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Mengadakan sosialisasi lanjutan kepada para warga belajar dan warga masyarakat sekitar tentang pentingnya mengelola sampah dan menjaga lingkungan agar bersih dan sehat.
2. Menjalin kerjasama yang lebih erat dengan instansi terkait seperti Dinas Lingkungan
Hidup untuk memajukan program pelatihan pengelolaan sampah.
3. Membuat inovasi-inovasi hasil kerajinan daur ulang yang lebih optimal lagi demi mendapatkan kualitas yang lebih baik dan harga jual yang tinggi.
4. Selalu aktif ikut pameran-pameran yang diadakan baik dari pemerintah maupun pihak swasta untuk memperlihatkan hasil produk kerajinan dan dapat meningkatkan pemasaran produk.
5. Mengajukan bantuan kepada pemerintah
untuk pengadaan tong sampah yang
digunakan pemilahan sampah dan
pengadaan bak tertutup yang digunakan untuk pembuatan kompos.
DAFTAR PUSTAKA
Ervin Bramantyo. (2017). Pemberdayaan
Perempuan Melalui Program
Pendampingan SKB di PKBM dalam
Mengembangkan Kewirausahaan
Berbasis Potensi Lokal Kabupaten Bantul. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah (Nomor 1 tahun 2017). Hlm. 18.
Lexy J Moleong. (2002). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Notoatmojo, S. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Setiawan Rineksa. (2007). Mengurangi
Sampah Tanpa Rupiah. Buletin
Lingkungan Hidup KALPATARU. Yogyakarta: Badan Lingkungan Hidup. Sujarwo dan Lutfi Wibawa. (2013). Analisis
Permasalahan Perempuan dan Potensi
Lokal di Kabupaten Gunungkidul
Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal
Penelitian Humaniora (Nomor 2 tahun 2013). Hlm. 166-177.