• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Group Investigation (GI), hasil belajar IPA, Science Learning Result

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Group Investigation (GI), hasil belajar IPA, Science Learning Result"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

168

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM

Budi Arga Asmara 1), Ngadino 2), Lies Lestari 3).

PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No. 449, Surakarta 57126 email: budiargha@gmail.com

Abtract: The research has an aim of knowing whether Group Investigation (GI) method has a significant effect to learning result in science in grade IV SD N of the construction region Singoprono kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali the second semester in 2013/2014. The type and design of this research is quantitative experiment and control group pre-test post test. Data collection techniques use the objective tests for science learning results. Data analyzes use T test (t-test). From the t-test analysis, the researcher got the result as follow Fhit = 3,333 > Ftab = 1,683.The results of this research is there is a significant effect between the GI method and the conventional method in science grade IV students as Cluster SD N Singoprono Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali the second semester in 2013/2014

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Se-Gugus Singoprono kecamatan Sambi kabupaten Boyolali semester II tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif eksperimental dan desain penelitian control group pre-test post-test. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes objektif untuk hasil belajar IPA. Analisis data menggunakan Analisis Uji t (t-test). Berdasarkan hasil analisis uji t didapat sebagai berikutFhit = 3,333 > Ftab = 1,683. Simpulan penelitian ini adalah Terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran Group Investigation (GI) dan model pembelajaran ceramah/konvensional terhadap hasil belajar IPA meteri sumber daya alam siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Se-Gugus Singoprono kecamatan Sambi kabupaten Boyolali semester II tahun pelajaran 2013/2014.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Group Investigation (GI), hasil belajar IPA, Science Learning Result

Pendidikan merupakan salah satu hal penting untuk menentukan maju mundurnya suatu bangsa, maka untuk menghasilkan sumber daya manusia sebagai subjek dalam pembangunan yang baik, diperlukan modal dari hasil pendidikan itu sendiri. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan seca-ra sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelas untuk mendewasakan manusia melalui upaya mengajar dan latihan (Sugiharto, 2007: 03).

Salah satu tujuan yang diharapkan yai-tu pembelajaran yang didasarkan pada kuri-kulum. Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu sistem kesatuan atau totalitas yang ter-diri dari beberapa komponen (Sudjana, 1991: 21). Dimana komponen satu dengan kompo-nen yang lainnya saling berhubungan dan sa-ling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga per-kembangan teknologi, karena IPA memiliki

upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan il-mu pengetahuan dan teknologi serta pemaha-man tentang alam semesta.

Pada kenyataannya guru masih men-erapkan model pembelajaran ceramah lang-sung. Model pembelajaran ceramah hanya berpusat pada guru, sedangkan siswa hanya pasif dan tidak ada kesempatan untuk meng-gali pengetahuan sendiri. Selain itu per-masalahan yang dihadapi adalah penggunaan media pembelajaran IPA yang masih sangat minim dan metode yang digunakan kurang bervariasi, yaitu hanya ceramah dan penugas-an. Sedangkan dalam pembelajaran IPA se-harusnya siswa mampu membangun peng-etahuan sendiri, sehingga pembelajaran tidak bersifat verbalisme atau hafalan belaka. So-lusi pemecahan masalah ini adalah guru ha-rus dapat memilih model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam kegiatan belajar agar menciptakan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar. Salah satu

1) Mahasiswa Program Studi PGSD UNS 2,3)Dosen Program Studi PGSD UNS

(2)

169 Didaktika Dwija Indria, Volume 3, Nomor 3, hlm. 168 – 172

alternatif model pembelajaran yang cocok untuk materi hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi dan mas-yarakat adalah model kooperatif tipe group investigation (GI).

Cooperative Learning adalah bentuk

pembelajaran yang berdasarkan faham kon-truktivis dan merupakan strategi belajar de-ngan sejumlah siswa sebagai anggota kelas kecil yang tingkat kemampuannya berbeda (Isjoni, 2010: 235). Salah satu dari model kooperatif adalah group investigation (GI). Menurut Huda (2011: 123) group

inves-tigation (GI) adalah suatu metode

pem-belajaran yang dikembangkan oleh Sharan,

group investigation (GI) lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa daripada men-erapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Selain itu group investigation (GI) ju-ga memadukan prinsip belajar demokratis di-mana siswa terlibat secara aktif dalam kegi-atan pembelajaran baik dari tahap awal sam-pai akhir pembelajaran. Di dalam pembe-lajaran, siswa mempunyai kebebasan untuk memilih materi yang akan dipelajari sesuai dengan topik yang sedang dibahas.

Pelaksanaan model pembelajaran gro-up investigation (GI) memiliki langkah-lang-kah dalam pelaksanaannya. Menurut Slavin (2010: 220) group investigation (GI) memili-ki enam langkah pembelajaran, yaitu: (1)

Grouping (menetapkan jumlah anggota

ke-lompok, menentukan sumber, memilih topik, meru-muskan permasalahan); (2) Planning

(menetapkan apa yang akan dipelajari, bagai-mana mempelajari, siapa melakukan apa, apa tujuannya); (3) Investigation (saling tukar informasi dan ide, berdiskusi, klarifikasi, me-ngumpulkan informasi, menganalisis data, membuat inferensi); (4) Organizing (anggota kelompok menulis laporan, merencanakan presentasi laporan, penentuan penyaji, mod-erator,dan notulis); (5) Presenting (salah satu kelompok menyajikan, kelompok lain amati, mengevaluasi, mengklarifikasi, meng-ajukan pertanyaan atau tanggapan); (6)

Eva-luating (masing-masing siswa melakukan

ko-reksi terhadap laporan masing-masing ber-dasarkan hasil diskusi kelas, siswa dan guru berkolaborasi mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan, melakukan penilaian hasil

belajar yang difokuskan pada pencapaian pe-mahaman.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di SD Ne-geri Se-Gugus Singoprono Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali. Waktu penelitian di-laksanakan pada semester genap tahun pel-ajaran 2013/2014.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD N Se-Gugus Singoprono Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali. Sam-pel penelitian ini adalah sebagian sekolah ke-las IV SD N Se-Gugus Singoprono Keca-matan Sambi Kabupaten Boyolali dengan perincian yaitu, SD Negeri Cermo 2 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa yaitu 22 siswa, dan SD Negeri Trosobo 1 sebagai kelas Kontrol dengan jumlah siswa 21 siswa. Di samping itu, SD Negeri Trosobo 2 sebagai kelas uji coba tes dengan jumlah siswa yai-tu 18 siswa.

Teknik pengambilan sampel yang digu-nakan pada penelitian ini adalah cluster

ran-dom sampling. Teknik pengumpulan data

yang digunakan yaitu teknik tes. Teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA siswa. Bentuk tes yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa tes objektif. Untuk ins-trumen yang berbentuk tes, dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya instrumen menunjukkan kesesuaian data den-gan validitas yang telah ditentukan. Peng-ujian validitas ini, dilakukan dengan mem-bandingkan antara isi instrumen dengan ma-teri pelajaran yang telah diajarkan. Secara teknis pengujian validitas isi ini dapat di-bantu dengan menggunakan Sofware SPSS 16.00 for windows. Reliabilitas instrumen menggunakan rumus K-R. 20. Instrumen di-katakan reliabel jika koefisien reliabilitasnya lebih besar atau sama dengan 0,7 (r11 ≥ 0,7). Berdasarkan hasil uji reliabilitas, instrumen

pre-test dan post-test dinyatakan reliabel ka-rena r11 masing-masing instrumen adalah 0,84 dan 0,82 sehingga r11 ≥ 0,7. Oleh karena itu, instrumen dapat digunakan dalam pelak-sanaan tes.

Tahap analisis data dalam penelitian ini terdiri atas 3 (tiga) tahap, yaitu uji prasyarat,

(3)

Asmara, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation… 170 uji keseimbangan dan uji hipotesis. Uji

pra-syarat terdiri dari uji normalitas dan uji ho-mogenitas. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Lilliefors. Sedangkan uji homo-genitas menggunakan metode Bartlett.

Uji keseimbangan dilakukan menggu-nakan uji-t. Data yang diuji keseimbang-annya adalah nilai kemampuan awal siswa. Berdasarkan uji keseimbangan, diperoleh ha-sil nilai thitung terletak di antara nilai ttabel (-1,683 < -0.46 < (-1,683), sehingga thitung bukan anggota daerah kritik atau H0 diterima. Arti-nya tidak ada perbedaan nilai kemampuan awal IPA antara kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Dengan kata lain kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama.

Uji hipotesis dilakukan dengan meng-gunakan uji-t, adapun data yang diuji adalah nilai post-test hasil belajar IPA siswa.

HASIL

Setelah pemberian perlakuan pembe-lajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol selesai, maka langkah selanjutnya adalah pengumpulan data nilai siswa hasil

post-test. Berikut sajian hasil belajar IPA sis-wa dari masing-masing kelas penelitian.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Post-Test

Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Interval f f% 76-79 2 9,1 80-83 4 18,18 84-87 5 22,72 88-91 5 22,72 92-95 3 13,64 96-99 3 13,64

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Post-Test

Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Interval f f% 70-73 5 23,81 74-77 4 19,05 78-81 3 14,29 82-85 6 28,57 86-89 2 9,52 90-93 1 4,76

Berdasarkan hasil post-test kelas eks-perimen pada tabel 1, diperoleh nilai

te-rendah adalah 76, nilai tertinggi adalah 96, rata-rata 86. Hasil post-test kelas kontrol pada tabel 2, diperoleh nilai terendah adalah 72, nilai tertinggi adalah 92, rata-rata 79,8.

Berikut hasil uji normalitas kedua kelas pada Tabel 3 di bawah ini:

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Hasil

Belajar Menggunakan Uji

Lilliefors

Kelas Lhitung Ltabel Keterang-an Eksperimen 0,129 0,18 H0 diterima

Kontrol 0,172 0,19 H0 diterima

Berdasarkan Tabel 3 di atas, diperoleh sampel kelas eksperimen Lobs < L(0,05;43) yaitu 0,129 < 0,18, maka Lobs  DK sehingga H0 diterima. Pada sampel kelas kontrol Lobs < L(0,05;43) yaitu 0,172 < 0,19, sehingga Lobs  DK maka H0 diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal da-ri populasi yang berdistda-ribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Hasil uji homogenitas data hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Data Hasil

Belajar Menggunakan Uji

Bartlett

Kelas χ2hitung χ2tabel Keterangan Eksperim

en dan Kontrol

0,41 3,841 Homogen

Berdasarkan Tabel 4. dapat diketahui bahwa 𝝌2

hitung bukan merupakan anggota

dae-rah kritik, χ2

hitung < χ2tabel (0,41 < 3,841). Dengan demikian diperoleh keputusan H0 di-terima yang berarti bahwa kedua kelas sam-pel dinyatakan homogen atau memiliki ke-samaan karakter antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Uji hipotesis dilakukan terhadap data hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji hipotesis menggunakan uji-t dapauji-t dilihauji-t pada Tabel 5 di bawah ini:

Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa thitung > ttabel (3,333 > 1,683). Kriteria pengujian tolak H0 jika t < -1,683 atau t > 1,683. Dengan demikian, karena thitung > ttabel, maka H0 ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan pengaruh antara hasil belajar kelas Eksprimen dan kelas Kontrol.

(4)

169 Didaktika Dwija Indria, Volume 3, Nomor 3, hlm. 168 – 172

Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Menggunakan Uji t ( t-test)

Kelas thitung ttabel Keterangan Ekperimen

dan Kontrol

3,333 1,683 Berbeda (H0 ditolak)

Berdasarkan hasil analisis diperoleh rata-rata nilai hasil belajar IPA siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) yaitu 86, lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran ceramah/kon-vensional yaitu 79,8. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPA materi sumber daya alam, siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) lebih besar dibandingkan dengan yang diajar dengan model pem-belajaran ceramah/konvensional.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa model pembelajaran koo-peratif tipe Group Investigation (GI) mem-berikan hasil belajar IPA materi sumber daya alam lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran ceramah/konvensional. Hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) memiliki bebe-rapa kelebihan. Slavin (2005: 218) menyata-kan kelebihan model pembelajaran Group Investigation (GI) yaitu: (1) Membantu me-ningkatkan kemampuan berfikir tingkat ti-nggi dan keterampilan inkuiri yang macam-macam; (2) Pembelajaran yang ber-fokus pada siswa sehingga meningkatkan pula keterampilan sosialnya; (3) Melatih ker-ja sama antar siswa sehingga meningkatkan pula keterampilan sosialnya; (4) Adanya pe-latihan untuk meningkatkan pengembangan

softskills (kritik, komunikasi, kreasi) dan grup proses skill (managemen kelas). Berda-sarkan kelebihan-kelebihan tersebut, maka pembelajaran kooperatif tipe Group In-vestigation (GI) menuntut siswa untuk lebih bertanggung jawab baik terhadap dirinya sen-diri maupun kelompoknya. Penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Inves-tigation (GI) juga lebih menarik dan me-nyenangkan, siswa diajak untuk bekerjasama dalam kelompok untuk menyatukan pen-dapat. Hasil ini sejalan dengan penelitian Wartiningsih (2011) yang menyatakan bahwa hasil belajar menggunakan model pembela-jaran kooperatif tipe Group Investigation

(GI). Nilai rata-rata lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan model pembela-jaran ceramah/konvensional pada siswa III SD.

Berbeda dengan model pembelajaran

Group Investigation (GI), model

pembelajar-an ceramah/konvensional ypembelajar-ang diterapkpembelajar-an le-bih sederhana. Hal ini sejalan dengan pen-dapat Majid (2013: 194) “model ceramah ya-itu sebuah model mengajar dengan menyam-paikan informasi dan pengetahuan secara li-san kepada sejumlah siswa yang pada umum-nya mengikuti secara pasif. Model ceramah suatu cara penyajian materi yang berbentuk penjelasan konsep, prinsip, dan fakta secara lisan dari guru kepada siswa. Sehingga peng-etahuan yang diperoleh siswa sangat ter-gantung pada kemampuan dan pengetahuan guru pada saat menyampaikan materi.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil uji hipotesis H0 di-tolak, sehingga hasil belajar IPA materi sum-ber daya alam siswa yang diajar dengan mo-del pembelajaran kooperatif tipe Group In-vestigation (GI) berbeda dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran cera-mah/konvensional. Nilai rata-rata siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) ya-itu 86 lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran ceramah/konvensional yaitu 79,8.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Inves-tigation (GI) memberikan hasil belajar IPA materi sumber daya alam lebih baik diban-dingkan dengan model pembelajaran cera-mah/konvensional.

(5)

Asmara, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation… 170

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Wartiningsih. (2011). Pengaruh Metode Investigation Terhadap Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas III SD Negeri 1 Kemiri Kecamatan Kaloran Kabupaten Temangguung Tahun Pelajaran 2011/2012.

Skripsi Yogyakarta: Univesitas Negeri Yogyakarta

Huda, Miftahul. (2011). Coopertive Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model

Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Isjoni. (2010). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Slavin, E. Robert. (2010). Pembelajaran Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media _____, (2005). Cooperative Learning; Theory, Research and Practice. Bandung: Nusa Media Sudjana, (1991). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation Terhadap

Motivasi dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Semester 2 Kecamatan Mojotengah

Kabupaten Wonosobo Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen

Satya Wacana.

Sugiharto, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Gambar

Tabel  1.  Distribusi  Frekuensi  Post-Test  Hasil  Belajar  IPA  Kelas  Eksperimen  Interval  f  f%  76-79  2  9,1  80-83  4  18,18  84-87  5  22,72  88-91  5  22,72  92-95  3  13,64  96-99  3  13,64

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS KESANTUNAN TINDAK TUTUR PADA KUMPULAN CRITA CEKAK BLANGKON SERTA RELEVANSINYA SEBAGAI MATERI AJAR PEMBELAJARAN BERBICARA BAHASA JAWA SMP.. Skripsi, Surakarta:

Dari data nilai viskositas instrinsik pada minggu ke-0 dari empat komposisi film poliblen PCL dengan PGA, komposisi 50%:50% merupakan poliblen PCL dengan PGA dengan bobot

Kelebihan dari alat yang dibuat adalah lengan robot tidak hanya mengambil dan meletakkan benda ditempat yang telah disediakan tetapi juga dapat dilakukan penyusunan

Penilaian masyarakat tersebut sangat mungkin akan berpengaruh terhadap anak-anaknya, apalagi ketika anak-anak tersebut sudah mulai masuk pada periode remaja, periode ini anak

JKT48 Surakarta adalah salah satu fanbase yang berasal dari

[r]

Secara makro ekonomi meningkatnya jumlah pengangguran atau menu- funoya kesempatan kerja akan mempengaruhi tingkat output dan pada akhirnya mempengaruhi

Tahap Aplikasi Adsorben dalam Pemurnian Minyak Goreng Bekas Pakai terdiri dari proses filtrasi minyak goreng bekas pakai yang digunakan pada tahap kajian pengaruh