UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
SURAT-SURAT PENDEK DALAM MATA PELAJARAN
AL-QUR'AN HADIST MELALUI METODE IQRO' BAGI SISW A KELAS II
MI AL-MA'ARIF KARANGKEPOH KARANGGEDE BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0
S K R I P S I
Diajukan u n tu k M em peroleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
JARIYAH
N IM : 11408164
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga
________httpy//www.salatiea.ac. id emaU:akademik@stainsalatiga. ac. id________
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 1 (satu) naskah
Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada
Yth. Ketua STAIN
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari :
Nama : Jariyah
NIM : 11408164
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi: Pendidikan Agama Islam
Judul : UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
SURAT-SURAT PENDEK DALAM MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADIST MELALUI METODE IQRO’ BAGI SISWA KELAS II MI AL-MA’ARIF KARANGKEPOH KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009 /2010
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Demikian untuk menjadikan periksa.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 11 Agustus 2010
Pembimbing
M. Hafidz, M. Ag
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi Saudari JARIYAH dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408164 pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SURAT-SURAT PENDEK DALAM MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADIST MELALUI METODE IQRO’ BAGI SISWA KELAS II MI AL MA’ARIF KARANGKEPOH KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009 /2010” telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I).
Panitia Ujian
(Drs. H.A. Mahzumi, M. Ag) NIP. 19500515 198103 1 005
Salatiga,
Sekretaris Sidang
(Dr. NIP.
I ahmatf/Hariadi, M. Pd) 9670112 199203 1 005
Penguji II
(Mashlihatul Umami, MA) NIP. 19800513 200312 2 003
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : JARIYAH
NIM : 11408164
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Surat- Surat Pendek Dalam Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Melalui Metode Iqro’ Bagi Siswa Kelas II MI. Al-Ma’arif Karangkepoh Karanggede Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya serahkan ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan-
ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila di kemudian
hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka gelar dan ijazah
yang diberikan oleh universitas batal saya terima.
Salatiga, Agustus 2010
Yang membuat pernyataan,
kamu dan orang-orang berilmu pengetahuan beberapa derajat"
(QS. Al Mujadallah : 11)
2. "Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
(mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,
kecuali bagi orang-orang yang khusyuk"
(QS. Al-Baqarah : 45)
3. "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila
Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
Dia"
(QS. Ar-Ra’du : 11)
4. Sabda Rosulullah SAW :"Tiadalah suatu kebahagiaan bagi orang yang
keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu selain Allah akan memudahkan
jalan baginya ke surga"
(HR. Thabrani dari Aisyah)
PERSEMBAHAN
Penulis persembahkan skripsi ini kepada:
1. Ayah dan Ibu tercinta yang telah menanamkan keimanan dan keislaman ke
dalam jiwa, mengajarkan amal shalih, dan menjadi teladan sepanjang
hidup mereka.
2. Suami terkasih yang telah memberi semangat, dukungan, dan
menanamkan kesadaran bahwa menjadi orang berilmu adalah pilihan.
3. Anak-anakku tersayang belahan hati penyejuk mata, semoga semangat ibu
dapat menjadi teladan dan menjadikan pribadi yang akhlaqul karimah.
Assalamu'alaikum wr. w b
Alhamdulillahi robbil 'alamin, puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa
Ta'ala atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penulisan laporan berjudul Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membaca Surat-Surat Pendek Dalam Mata Pelajaran Al-Qur ’an
Hadits M elalui Metode IQRO’ Bagi Siswa Kelas II M I Al-M a’'arif Karangkepoh
Karanggede Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 guna memenuhi sebagian syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan
dan dukungan berbagai pihak, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh
karena itu pada kesempatan ini, dengan ikhlas dan hati tawadzuk penulis
menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah memberi ijin
untuk melaksanakan penelitian dan pelaporan ini.
2. Dr. Joko Sutopo, selaku Ketua Program Studi Tarbiyah Ekstensi yang telah
membimbing dan memberikan arahan dalam penelitian dan penulisan laporan
ini.
3. Mohammad Hafidz, M.Ag., selaku pembimbing yang telah membimbing,
mengarahkan, dan membantu dalam menyelesaikan penelitian dan pelaporannya.
5. Semua dosen STAIN yang telah memberikan ilmunya kepada kami.
6. Joko Edy Nugroho, SPdl, selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah A l-M a’arif
Karangkepoh yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian,
petunjuk dan dukungan sarana/prasarana dalam pelaksanaan penelitian ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dan dukungan dalam bentuk apapun serta membantu
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga segala bantuan dan kebajikan tersebut tercatat di sisi Allah
Subhanahu Wa Ta'ala
sebagai amal jariyah. Amin.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Salatiga, Agustus 2010
Penulis
Jariyah
SURAT PENDEK DALAM MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS MELALUI METODE IQRO’ BAGI SISWA KELAS II ML AL-MA’AR1F KARANGKEPOH KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam: Salatiga. 2010
Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui sejauh mana pengaruh metode IQRO’ dalam meningkatkan ketuntasan kemampuan membaca surat-surat pendek dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, 2) mengetahui sejauh mana pengaruh metode IQRO’ terhadap peningkatan kemampuan membaca surat-surat pendek dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, 3) mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan metode IQRO’ guna meningkatkan keaktifan membaca surat-surat pendek dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dokumentasi pembelajaran yang berupa buku IQRO’, catatan harian, absen, jurnal pembelajaran, dan Buku Nilai atau Kartu Prestasi. Metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan angket. Teknik Analisa Data menggunakan model analisa deskriptif.
Berdasarkan analisa data dapat disimpulkan bahwa: 1) penerapan metode IQRO’ meningkatkan keaktifan membaca surat-surat pendek dalam mata pelajaran Al-Qur’an hingga kriteria A dengan nilai 84,66, 2) metode IQRO’ meningkatkan ketuntasan kemampuan membaca surat-surat pendek dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits sebesar 55,56% ketika sebelum siklus sampai 100% pada siklus III.
Kata kunci: metode IQRO’, surat pendek dalam Al-Qur’an.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Ju d u l... i
Lembar Persetujuan Pembimbing... ii
Lembar Pengesahan Kelulusan... iii
Lembar Pernyataan Keaslian Tulisan ... iv
Motto dan Persembahan... v
Kata Pengantar... ... vi
A b strak ... vii
Daftar I s i...' ... ix
Daftar T ab el... ... xi
Daftar Grafik... xii
Daftar Lampiran... xiii
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1
B. Rumusan M asalah... 4
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan... 5
E. Kegunaan Penelitian... 7
F. Definisi Operasional... 8
G. Metode Penelitian... 11
H. Sistematika Penulisan... 18
B. Surat-surat Pendek dalam Al-Qur’a n ... 27
C. Mata Pelajaran Al-Qur’an H a d its... 28
D. Metode IQRO’ ... 30
E. MI. Al-M a’arif Karangkepoh Karanggede Boyolali ... 39
BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi pelaksanaan siklus I ... 41
B. Deskripsi pelaksanaan siklus I I ... 44
C. Deskripsi pelaksanaan siklus I I I ... 47
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting P enelitian... 51
B. Hasil P enelitian... 53
C. Analisa Data 72 D. Pembahasan Hasil Penelitian... 74
BAB V. PENUTUP A. K esim pulan... 83
D. S a ra n ... 84
Daftar P u stak a... 85
Lam piran-lam piran... 87
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata 29
Pelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas II tahun Pelajaran
2009/2010 ...
Tabel 2. Data Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I ... 56
Tabel 3. Data Hasil Observasi Kemampuan Guru dalam 57
Membelajarkan Siswa pada Siklus I ...
Tabel 4. Nilai Hasil Pembelajaran Siklus I ... 58
Tabel 5. Data Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus II .... 62
Tabel 6. Data Hasil Observasi Kemampuan Guru dalam
Membelajarkan Siswa pada Siklus I I ... 63
Tabel 7. Nilai Hasil Pembelajaran Siklus I I ... 64
Tabel 8. Data Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus III.... 67
Tabel 9. Data Hasil Observasi Kemampuan Guru dalam
Membelajarkan Siswa pada Siklus I I I ... 69
Tabel 10. Nilai Hasil Pembelajaran Siklus I I I ... 70
Tabel 11. Pencapaian hasil belajar membaca surat-surat pendek
ditinjau dari pencapaian nilai rata-rata kelas... 74
Grafik 2
surat pendek sebelum pelaksanaan penelitian...
Perbandingan jumlah siswa pencapai Nilai KKM 73
Hasil Pembelajaran sebelum pelaksanaan penelitian,
D A FTA R LA M PIR A N
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lembar Kerja I
Poin 6 surat Al Qodr
Lembar observasi terhadap siswa dalam proses pembelajaran
Lembar observasi terhadap guru
Lembar Angket Minat
Daftar nilai Hasil belajar siswa sebelum PTK
Daftar nilai siklus I
Daftar nilai siklus II
Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran di sekolah
yang pada saat ini menjadi wacana akan disertakan dalam ujian nasional.
Tujuan Pendidikan Agama Islam pada saat ini adalah untuk meningkatkan
dan membentuk insan kamil, melalui pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan agama pada diri siswa sehingga diperlukan berbagai cara
untuk dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya terutama
kemampuan membaca Al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan firman-firman Allah SWT. yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW. untuk digunakan sebagai pedoman hidup
dan petunjuk bagi seluruh umat manusia, sehingga harus dibaca, dipahami
isi kandungannya, kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Membaca Al-Qur’an bagi umat Islam termasuk ibadah. Oleh karena itu
setiap muslim wajib belajar membaca Al-Qur’an. Membaca merupakan
pintu untuk dapat mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Hal ini seperti yang
diperintahkan
dalam wahyuyang
pertama, yaitu surat Al-’Alaq ayat 1-5:r
y js tfs z jjr ji
y
O '{Sc. t
’’Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dan mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Departemen Agama RI, 1989:1079).
2
Membaca Al-Qur’an dengan niat yang ikhlas adalah suatu ibadah
dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT., meskipun belum
tahu makna ayat yang dibacanya. Bagi orang yang mendengar juga
terhitung ibadah. Seperti ditegaskan dalam firmanNya surat Al-A’raf ayat
204:
( j j. a A .j J 1 j Jj-oMj aJ Ij X A J<jolla j ! j i l l t j 2 l l j l j
”Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”
(Departemen Agama RI, 1989:256)
Untuk dapat memperoleh kemampuan membaca, maka diperlukan
berbagai cara atau metode. Sedangkan salah satu metode yang penulis
temui selama berkecimpung di lembaga pendidikan agama baik formal
ataupun non formal adalah metode IQRO’. Ternyata metode IQRO’ yang
efektif dan efisien untuk dapat membaca dengan cepat, tepat, lancar, dan
benar, sesuai dengan kaidah tajwid dan makhraj.
Pada awalnya membaca Al-Qur’an untuk anak-anak dengan
menggunakan pola Baghdadiyah atau lebih dikenal dengan istilah turutan,
yaitu alif ('), ba’(M), ta’ (<^), tsa’(^->), dan seterusnya hingga sampai ya’
(e£). Sebagian masyarakat muslim sebenarnya percaya bahwa dapat
membaca Al-Qur’an mempunyai nilai lebih, tetapi di jaman sekarang
bermain. Lebih bahaya lagi mereka lebih senang bermain playstation dan
internet.
Lingkungan masyarakat yang kurang agamis, jelas berpengaruh
terhadap siswa, terutama pada minat membaca Al-Qur’an. Terlebih di
sekolahan yang seharusnya berfungsi sebagai tempat dan sumber belajar
mulai memudar perannya. Hal ini disebabkan minimnya waktu atau jam
pelajaran agama, kestatisan dalam metodologi pengajaran membaca Al-
Qur’an, dan ketidakmampuan guru dalam menerapkan berbagai metode
yang lebih baik,
Dengan kondisi yang seperti itu seharusnya ada perubahan yang
lebih baik guna peningkatan kemampuan anak. Pendidikan membaca Al-
Qur’an hendaknya dilaksanakan sedini mungkin. Hal ini sesuai sabda
Rasulullah SAW.:
oljj)
Alull
J -A'n
'
1
’’Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara: mencintai nabimu,
mencintai keluargamu, dan membaca al-Qur’an”. (HR. At-Thabrani)
(Hadits Lafidhah:3)
”Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan
4
Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa mengajar Al-Quran usia
anak sekolah adalah kewajiban bagi setiap orang tua terhadap anak-anak.
Maka dari itu dibutuhkan pendidik membaca Al-Qur’an yang mengetahui
teknik atau metode membaca yang tepat agar kemurnian Al-Qur’an dapat
teijaga. Dari uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Surat-Surat
Pendek Dalam Mata Pelajaran Al-Qur ’an Hadits Melalui Metode IQRO ’
Bagi Siswa Kelas II MI. Al-Ma 'a rif Karangkepoh Karanggede Boyolali
Tahun Pelajaran 2009/2010.
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang penulis
paparkan di atas maka dapat dikemukakan rumusan masalahnya sebagai
berikut:
1. Bagaimana penerapan metode IQRO’ guna meningkatkan keaktifan
membaca surat-surat pendek dalam mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits bagi siswa kelas II MI. Al-Ma’arif Karangkepoh Karanggede
Boyolali tahun pelajaran 2009/2010?
2. Bagaimana metode IQRO’ dalam meningkatkan ketuntasan
kemampuan membaca surat-surat pendek dalam mata pelajaran
Al-Qur’an Hadits bagi siswa kelas II MI. Al-Ma’arif Karangkepoh
C. Tujuan Penelitian
Penulis melakukan penelitian tindakan kelas mempunyai tujuan
yang ingin dicapai, yaitu untuk:
1. Mengetahui bagaimana penerapan metode IQRO’ guna meningkatkan
keaktifan membaca surat-surat pendek dalam mata pelajaran Al-
Qur’an Hadits bagi siswa kelas II MI. Al-Ma’arif Karangkepoh
Karanggede Boyolali tahun pelajaran 2009/2010.
2. Mengetahui bagaimana metode IQRO’ dalam meningkatkan
ketuntasan kemampuan membaca surat-surat pendek dalam mata
pelajaran Al-Qur’an Hadits bagi siswa kelas II MI. Al-Ma’arif
Karangkepoh Karanggede Boyolali tahun pelajaran 2009/2010.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti data yang terkumpul. Arikunto
(1989:62) menyatakan bahwa ’’hipotesis adalah dugaan sementara yang
mungkin benar atau mungkin salah. Ia akan ditolak jika salah atau palsu,
dan akan diterima jika fakta membenarkan”. Pendapat lain menyatakan
bahwa ’’hipotesis adalah suatu kesimpulan penelaah teoritis terhadap
permasalahan penelitian yang masih harus diuji kebenaran empirisnya
6
Dari pendapat para pakar ilmu di atas, penulis menyimpulkan
bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap suatu
permasalahan penelitian yang mungkin benar dan mungkin ditolak karena
ketidakbenaran dalam faktanya. Dalam penelitian ini penulis dapat
merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
1. Terdapat peningkatan keaktifan membaca surat-surat pendek dalam
mata pelajaran Al-Qur’an Hadits bagi siswa kelas II MI. Al-Ma’arif
Karangkepoh Karanggede Boyolali.
2. Terdapat peningkatan ketuntasan membaca surat-surat pendek dalam
mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dengan metode IQRO’ di kelas II
MI. Al-Ma’arif Karangkepoh Karanggede Boyolali.
Indikator adalah ukuran kemampuan yang harus dicapai oleh anak
didik. Dalam hal ini kemampuan membaca harus lebih ditingkatkan.
Yang tadinya sudah bisa membaca setelah dilakukan penelitian ini maka
diharapkan anak dapat:
L Membaca ayat demi ayat dalam surat pendek dengan lafal atau
intonasi yang fasih.
2. Membaca surat-surat pendek sesuai dengan panjang pendek bacaan
dengan benar.
4. Membaca surat-surat pendek dengan lancar.
5. Membaca surat-surat pendek dengan cepat.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan harapan ada manfaat yang bisa
diperoleh guru, siswa, orang tua, sekolahan, dan mutu pendidikan, serta
perkembangan ilmu pengetahuan Agama tentang strategi pembelajaran
Al-Qur’an.
1. Membantu guru mengatasi masalah yang timbul dalam proses
pembelajaran yang dihadapi, mendapat wawasan cara dan
ketrampilan pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu hasil
pembelajaran membaca Al-Qur’an.
2. Siswa akan mendapatkan atau menemukan cara belajar yang
menyenangkan dan menarik sehingga dapat memungkinkan bagi
dirinya untuk meningkatkan minat, semangat, dan keaktifan, terlebih
lagi hasil belajar membacanya.
3. Orang tua dapat memberikan motivasi dan kebanggaan terhadap
anak-anaknya ketika berada di rumah dan lingkungannya.
4. Sekolah dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran Agama khususnya kemampuan membaca anak-anak
didik di suatu lembaga khususnya MI. Al-Ma’arif Karangkepoh
Karanggede Boyolali.
5. Mutu pendidikan Agama khususnya Al-Qur’an Hadits meningkat
Al-8
Qur’an dengan fasih dan benar, yang implementasinya dapat
menjadikan anak yang sholeh dan sholihah.
6. Mengembangkan ilmu pengetahuan Agama terutama strategi
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an
dengan metode baru yakni IQRO\
F. Definisi Operasional
Guna menghindari kesalahan dalam menafsirkan judul skripsi
Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Surat-Surat Pendek Dalam
Mata Pelajaran Al-Qur 'an Hadits M elalui Metode Iqro ’ Bagi Siswa
Kelas II MI. A l-M a'arif Karangkepoh Karanggede Boyolali Tahun
Pelajaran 2009/2010, maka berikut ini dijelaskan makna yang terkandung
dalam judul penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
1. Kemampuan
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti bisa, dapat
melakukan suatu pekeijaan. Mendapat imbuhan ke- dan akhiran -kan
bisa bermakna menjadikan mampu. Sehingga kemampuan adalah
dapat melakukan sesuatu sehingga menjadi bisa dalam rangka
mengembangkan potensi dan dapat menghasilkan sesuatu.
Kemampuan diartikan sepadan dengan kompetensi.
Sedangkan di tingkat madrasah kompetensi yang dimaksud
adalah kompetensi dasar. Iskandarwassid (2008:1) menyatakan bahwa
"kompetensi dasar adalah pernyataan minimal atau memadai tentang
kebiasaan berfikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan
suatu aspek atau subyektif mata pelajaran tertentu”.
2. Membaca
"Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa
tulis yang reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca,
seseorang akan dapat memperoleh informasi ilmu dan pengalaman-
pengalaman baru” (Slamet,2005:58).
Lwin (2008:13) menyatakan bahwa "membaca melibatkan
belajar memahami dan menggunakan bahasa, khususnya bahasa tulis.
Berbicara sering merupakan proses alami, sementara membaca
memerlukan usaha dan pembelajaran tertentu”.
Membaca menurut Soedarso(1999:4) adalah ’’suatu aktifitas
yang kompleks dengan mengarahkan sejumlah besar tindakan yang
terpisah-pisah”.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
membaca adalah kemampuan linguistik anak untuk berkomunikasi
dengan orang lain secar verbal dan melibatkan berbagi organ tubuh
sehingga dapat terucap melalui lisannya dengan adanya objek baca
atau tulisan.
3. Surat-surat Pendek
Surat-surat pendek dalam penelitian ini adalah sebagian dari
10
silabus pembelajaran Al-Qur’an Hadits siswa kelas II MI. Al-Ma’arif
Karangkepoh Karanggede Boyolali, yaitu:
a. Surat Al-Fatihah.
b. Surat Al-Kafirun.
c. Surat Al-Maun.
d. Surat Al-Fill.
e. Surat Al-’Ashr.
f. Surat At-Takatsur.
g. Surat Al-Qodr.
Menurut Mudzakir (1998:17), ”A1-Qur’an adalah kalam Allah
SWT. yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. dan membacanya adalah ibadah”.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat diambil
kesimpulan bahwa Al-Qur’an adalah kalam atau wahyu Allah SWT.
yang diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad
SAW. sebagai mukjizat kepada malaikat Jibril untuk disampaikan
kepada manusia dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri surat
An-Nas dan membacanya adalah ibadah, yang mengingkarinya adalah
kafir.
4. Metode IQRO’
’’Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat
Menurut Ismail(2008:8), ’’metode adalah suatu cara atau jalan
yang ditempuh yang sesuai danserasi untuk menyajikan suatu hal
sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan
efisien sesuai yang diharapkan”.
Metode IQRO’ adalah suatu metode yang langsung
memasukkan kaidah-kaidah tajwid di dalam bacaan-bacaannya secara
praktis tanpa harus mempelajari ilmu tajwid, sehingga dapat langsung
membaca secara tartil. Metode ini lebih menitikberatkan pada
sistematika materi pelajarannya dan kemampuannya atas percakapan
gurunya secara komunikatif. Artinya anak tetap aktif membaca dan
guru memberikan motivasi dan komentar-komentar yang komunikatif.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian berturut-turut akan menjelaskan: rancangan
penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah pelaksanaan, instrumen
penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. Penjelasan masing-
masing komponen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Rancangan Penelitian
Dalam rancangan penelitian ini dijelaskan tentang setting
penelitian. Arikunto (2007:39) menjelaskan bahwa ’’setting penelitian
dalam penelitian tindakan kelas memuat uraian tentang lokasi
penelitian serta memberikan gambaran tentang kelompok siswa yang
akan dikenai tindakan atau yang menjadi sasaran subjek penelitian”.
12
dilaksanakan di MI. Al-Ma’arif Karangkepoh Karanggede Boyolali.
Subyek penelitian adalah guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dan di
sini guru kelas. Siswa kelas II MI. Al-Ma’arif Karangkepoh
Karanggede Boyolali tahun pelajaran 2009/2010 berjumlah 27 orang.
2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas II MI.
Al-Ma’arif Karangkepoh Karanggede Boyolali beijumlah 27 orang.
Sedangkan obyek pengamatan dan perubahan yang diharapkan
adalah:
a. Faktor Siswa
Perubahan yang diinginkan adalah meningkatnya
kemampuan membaca siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits. Meningkatnya kemampuan membaca siswa ditandai
dengan meningkatnya nilai akhir proses pembelajaran dan
pencapaian nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Yang
menjadi fokus pengamatan adalah tingkat keaktifan siswa dalam
membaca selama proses pembelajaran di kelas, yaitu: siswa dapat
membaca sesuai dengan makhroj, benar tajwid, lancar, dan tepat.
b. Faktor Guru
Perubahan yang diinginkan adalah meningkatnya
ketrampilan guru dalam mengelola kelas terutama mampu
membelajarkan Al-Qur’an Hadits kepada siswa dengan metode
dikembangkan guru, melalui interaksi yang terjadi secara
komunikatif antara guru dan siswa. Indikator keberhasilannya
adaiah nilai positif bagi guru yang juga untuk memfasilitasi siswa
dalam membaca surat-surat pendek dalam Al-Qur’an.
3. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan 3 siklus ,
yaitu siklus I, II, dan III. Pelaksanaan siklus disesuaikan dengan
perubahan yang sudah dicapai, seperti desain faktor-faktor penelitian
yang diselidiki. Sedangkan deskripsi kegiatan dalam penelitian
tindakan kelas ini meliputi:
a. Pada awal kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan refleksi
terhadap proses pembelajaran yang terjadi sebelumnya. Bertolak
dari refleksi tersebut kemudian permasalahan yang muncul
diidentifikasi dan didiskusikan dengan guru-guru lain, melakukan
kajian pustaka, dan mempelajari strategi pembelajaran yang sesuai
atau relevan.
b. Berdasarkan hasil kegiatan di atas, maka ditentukan langkah
paling tepat untuk meningkatkan kemampuan membaca surat-
surat pendek dalam Al-Qur’an melalui metode IQRO’. Prosedur
yang ditempuh dalam penelitian ini adalah:
1) Menyusun rencana kegiatan, meliputi:
a) Menyusun Recana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
14
c) Menyediakan alat pembelajaran.
d) Menyusun lembar observasi, dan
e) Menyusun alat evaluasi.
2) Pelaksanaan tindakan: pada pelaksanaan proses pembelajaran
siklus I, siklus II, dan siklus III. Diharapkan kekurangan-
kekurangan siklus I dapat diperbaiki dan ditingkatkan pada
proses pembelajaran di siklus II. Begitu pula selanjutnya,
kekurangan-kekurangan dan hambatan di siklus II dapat
diperbaiki dan ditingkatkan pada proses pembelajaran siklus
III.
3) Observasi. Dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dibuat. Observasi ini dilakukan terhadap guru dan siswa.
Observasi terhadap guru dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana usaha guru dalam memperbaiki proses pembelajarannya
dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca surat-surat
pendek dalam Al-Qur’an melalui metode IQRO’. Sedangkan
observasi terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui
kemampuan dan keaktifan belajar siswa dalam proses
pembelajaran membaca surat-surat pendek dalam Al-Qur’an
melalui IQRO’. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh teman
subjektifitas hasil dan itu akan sangat berpengaruh terhadap
penelitian ini.
4) Evaluasi. Dilakukan guna mengetahui hasil dari observasi,
baik terhadap guru maupun siswa. Terhadap guru dikatakan
bisa berhasil bila ada perbaikan cara dalam proses
pembelajaran khususnya pelajaran membaca surat-surat
pendek dalam Al-Qur’an yang dilakukan dengan metode
IQRO’. Terhadap siswa dikatakan berhasil bila ada
peningkatan dalam kemampuan membaca surat-surat pendek
dalam Al-Qur’an secara fasih, benar, lancar, dan tepat.
5) Refleksi. Data observasi yang telah diperoleh, dikumpulkan
dan dianalisa. Berdasarkan hasil itu guru melakukan refleksi
terhadap proses pembelajaran yang baru saja dilakukan guna
mengetahui peningkatan kemampuan membacanya melalui
metode IQRO’. Melalui kegiatan refleksi ini, akan diketahui
kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses
pembelajaran guna memperbaiki siklus-siklus berikutnya.
Dengan demikian, pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II
merupakan perbaikan sekaligus peningkatan terhadap siklus I,
16
4. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan,
daiam hai ini penelitian tindakan kelas. Instrumen yang dibutuhkan
dalam penelitian ini adalah:
a. Dokumentasi, berupa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Buku Inventaris Kelas, Buku Absensi, Buku Daftar Nilai Siswa,
Buku Analisa Evaluasi, Buku Catatan Kemajuan Siswa, dan
rekaman, yaitu catatan selama proses pembelajaran itu.
b. Lembar observasi, berupa lembar pengamatan yang digunakan
untuk mengamati guru dan siswa selama proses pembelajaran.
Sehingga lembar pengamatannya ada dua, yaitu lembar
pengamatan untuk guru dan lembar pengamatan untuk siswa.
5. Pengumpulan Data
a. Data Lokasi
Sesuai dengan setting penelitian ini, yaitu MI. Al-Ma’arif
Karangkepoh Karanggede Boyolali tahun pelajaran 2009/2010.
b. Sumber Data
Penelitian ini mengambil data dari:
1) Guru.
2) Siswa.
3) Dokumentasi pembelajaran yang berupa buku IQRO’, catatan
harian absen Jurnal pembelajaran.
c. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mendapatkan data adalah
sebagai berikut:
1) Metode Interview
Metode ini sering disebut dengan wawancara, yaitu
dialog yang dilakukan pelaku wawancara kepada
terwawancara. Dalam hal ini yang menjadi sasaran wawancara
yaitu pihak sekolah, guru, siswa, dan wali. Interview dilakukan
untuk mengetahui tingkat efektifitas dan efisiennya dalam
proses pembelajaran guna meningkatkan kemampuan
membaca surat-surat pendek dalam Al-Qur’an dengan metode
IQRO’.
2) Metode Observasi
’’Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan
sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki”.
(Hadi,1991:93). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah kegiatan langsung ke tempat/lokasi penelitian guna
mendapatkan data tentang objek penelitian ini, yaitu gambaran
secara umum di MI. Al-Ma’arif Karangkepoh Karanggede
Boyolali.
3) Metode Angket
’’Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang
arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui”
(Arikunto, 1998:40). Penggunaan angket ini guna mendapatkan
data tentang kemampuan membaca Al-Qur’an dengan metode
IQRO’ pada siswa kelas II MI. Al-Ma’arif Karangkepoh
Karanggede Boyolali tahun pelajaran 2009/2010 yang juga
responden dalam penelitian ini.
6. Analisa Data
Pada analisa ini, penulis menggunakan analisa deskriptif.
Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisa dengan
menggunakan analisa deskriptif kualitatif dan menggunakan bentuk
prosentase untuk mengetahui hasil serta gejala yang muncul atau
timbul setelah penelitian ini.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) ini
disusun sesuai format skripsi sebagai berikut:
1. Bagian awal skripsi terdiri dari:a)Halaman Sampul, b)Halaman
Berlogo, c)Halaman Judul, d)Persetujuan Pembimbing, e)Pengesahan
Kelulusan, f)Pemyataan Keaslian Tulisan, g)Motto dan Persembahan,
h)Kata Pengantar, i)Abstrak, j)Daftar Isi. k)Daftar Tabel, l)Daftar
Lampiran.
2. Bagian inti skripsi yang terdiri dari: Bab I Pendahuluan yang memuat:
a)Latar Belakang Masalah, b)Rumusan Masalah, c)Tujuan Penelitian,
Penelitian, f)Definisi Operasional, g)Metode Penelitian, h)Sistematika
Penulisan.
3. Bab II adalah Kajian Pustaka yang akan membahas: ajMeningkatkan
Kemampuan Membaca, b)Surat-surat Pendek dalam Al-Quran, c)
Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits, d)Metode IQRO’, e) MI. Al-
Ma’arif Karangkepoh Karanggede Boyolali.
4. Bab III. Pelaksanaan Penelitian, memuat deskripsi pelaksanaan proses
pembelajaran siklus I, II, dan III. Masing-masing siklus akan
menjelaskan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, pengumpulan
data, dan refleksi.
5. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian, memuat:
ajDeskripsi Setting Penelitian,
b)Hasil Penelitian, yaitu analisa data siklus I, II, dan III. Analisa data
setiap siklus berupa: ljanalisa dokumen yang terdiri dari RPP, alat
evaluasi, penyiapan bahan, sarana dan prasarana, 2)analisa proses
pembelajaran, 3)analisa hasil observasi dan hasil tes lisan ( f o r m a t if ) ,
4)peristiwa-peristiwa yang menghambat dan peristiwa yang
mendukung proses pembelajaran,
cjPembahasan Hasil Penelitian.
6. Bab V Penutup, berisi tentang: a)Kesimpulan, b)Saran-saran.
7. Bagian Akhir Skripsi, memuat: Daftar Pustaka, lampiran-lampiran,
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Meningkatkan Kemampuan Membaca
1. Meningkatkan
“Meningkatkan berarti menaikkan (derajat, taraf, dan sebagainya);
mempertinggikan; memperhebat (produksi dan sebagainya); mengangkat diri.
Peningkatan; proses, perbuatan, cara meningkatkan (usaha kegiatan dan
sebagainya)” (Suharso dan Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia:
574).
Meningkatkan berasal dari kata tingkat yang dapat diartikan sebagai
jenjang, sesuatu yang menunjukkan tinggi rendah tentang kemajuan dan kelas.
Meningkatkan diartikan sebagai usaha menuju kemajuan dari yang sudah
biasa atau ada menjadikan dan membuat jadi lebih baik. Meningkatkan
merupakan kata keija yang dapat berarti menaikkan derajat, menaikkan taraf,
mempertinggi, memperbanyak produksi, mengangkat diri, dan sebagainya
(Fajri dan Senja, Kamus Besar Bahasa Indonesia:820).
Berdasarkan makna di atas, maka kata meningkatkan bermakna
sebelumnya ada usaha, sudah ada pada tingkatan tertentu, sedangkan setelah
ada usaha diharapkan ada kenaikan tingkatan ke arah yang lebih tinggi, dalam
hal ini dapat diasumsikan bahwa sebelum adanya upaya meningkatkan
kemampuan membaca, sebelumnya siswa sudah mempunyai kemampuan
membaca.
2. Kemampuan
Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa, sanggup
melakukan sesuatu; dapat; berada, kaya (Suharso dan Retnoningsih, Kamus
Besar Bahasa Indonesia: 308).
3. Membaca
Menurut Suharso dan Retnoningsih dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia halaman 64, membaca berasal dari kata baca yang berarti melihat
serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya
dalam hati) seperti: ia sedang membaca surat dari kekasihnya; mengeja atau
melafalkan apa yang tertulis; mengucapkan; mengetahui; meramalkan;
menduga; memperhitungkan.
Syarifuddin (2004;20) menyatakan bahwa:
M embaca dalam aneka maknanya adalah syarat pertama dan utama pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta syarat utama membangun peradaban. Ilmu, baik yang kasbi
{acquired knowledge) maupun ladunni (abadi, perennial) tidak dapat dicapai tanpa terlebih dulu melalui qiraat dalam arti yang luas.
Berdasar makna di atas maka membaca adalah kemampuan linguistik
verbal yang dalam penyampaiannya melibatkan berbagai organ tubuh
22
Agar siswa mendapatkan hasil maksimal dalam membaca, maka guru
harus melakukan beberapa usaha karena keberhasilan setiap proses
pembelajaran juga tergantung dari gurunya. Mustofa ( 2005:106) menyatakan
bahwa membaca membuat anak memahami dirinya sendiri dan orang lain.
Tujuan itu tidak akan terwujud tanpa adanya perhatian dari guru. Perhatian
dari guru yang dimaksud adalah:
a. Guru harus menumbuhkan kebiasaan gemar membaca pada diri
anak/siswa secara berkesinambungan dengan menyediakan bacaan-bacaan
yang bermanfaat.
b. Guru harus membekali anak ketrampilan dan kemampuan yang dapat
membuat bacaan anak/siswa lebih baik.
Oleh karena itu guru harus menaruh perhatian yang besar untuk
memperbaiki dasar-dasar bacaan siswa yang salah dengan cara yang
bijaksana, sehingga siswa dapat menerima dengan senang dan suka rela dan
pada gilirannya anak/siswa gemar membaca.
Menurut Surakhmad (1982:134-135), dibutuhkan persiapan-persiapan
yang harus ditempuh oleh seorang guru untuk mencapai keberhasilan dalam
pembelajaran, yaitu:
a. Persiapan terhadap situasi umum
Sebelum mengajar guru harus memiliki pengetahuan mengenai
situasi yang akan dihadapi, misalnya tempat, suasana, waktu, dan
b. Persiapan terhadap siswa yang akan diajar
Mutlak bagi guru memiliki gambaran tentang karakteristik murid
yang akan diajar. Misalnya fisik, pengetahuan, watak, sifat-sifat, baik
secara individu maupun klasikal/kelompok. Dengan mengetahui
karakteristik murid, guru dapat menyusun bahan pelajaran dan memotivasi
murid-murid/siswanya.
c. Persiapan dalam tujuan yang akan dicapai
Sebelum mengajar, guru harus merumuskan tujuan dalam
perencanaannya, yang mana tujuan itu harus khusus dan riil, sesuai arah
yang harus dikuasai pada akhir pembelajaran.
d. Persiapan dalam bahan yang akan diajarkan
Guru harus mengetahui luas {scope) dan urutan {sequence) bahan
yang akan diajarkan dengan memperhatikan situasi umum, keadaan murid,
dan tujuan yang hendak dicapai, sehingga siswa dapat menguasai bahan
secara integral dan fungsional.
e. Persiapan dalam metode mengajar
Penggunaan metode merupakan pokok dari pembelajaran dengan
memperhitungkan situasi, bahan, siswa, tujuan, dan modifikasi berbagai
metode.
24
Setiap proses interaksi membutuhkan alat bantu dalam bentuk
peraga pengajaran, guna memaksimalkan dan mempertinggi efisiensi
peristiwa belajar,
g. Persiapan dalam evaluasi
Dengan mengetahui tujuan dan situasi umum, guru harus bisa
mengevaluasi keberhasilan yang diperoleh. Dengan evaluasi akan
diperlukan pengayaan dan perbaikan.
Berdasarkan pendapat di atas jelaslah bahwa keberhasilan siswa dalam
mengembangkan kemampuan membacanya, sangat membutuhkan peran guru
dalam membimbing, memfasilitasi, memotivasi, dan mengevaluasi
keberhasilan siswanya.
Selain kesiapan guru, dalam upaya meningkatkan kemampuan
membaca, diperlukan kesiapan-kesiapan siswa. Menurut Mustofa (2005:31-
40) kesiapan-kesiapan tersebut meliputi kesiapan fisik, psikologis,
pendidikan, dan IQ:
a. Kesiapan fisik, maksudnya anak yang sehat akan lebih cepat belajar
membaca.
b. Kesiapan psikologis, maksudnya jik a anak merasa nyaman, maka anak
menjadi percaya diri.
c. Kesiapan pendidikan. Pendidikan yang pertama dari keluarga, sedangkan
d. Kesiapan IQ bergantung pada pengalaman siswa, perolehan kosa kata,
kebiasaan berbicara, konsentrasi, daya nalar, dan kemampuan mengikuti
petunjuk
Lebih lanjut Mustofa menyatakan bahwa penting untuk mengetahui
terlebih dahulu kemampuan dan ketrampilan yang harus ada dalam belajar
membaca, yaitu:
a. Fasih dalam berbicara
Kemampuan menjelaskan kosa kata, maka bacaannya dapat
dimengerti orang lain.
b. Kemampuan mendengar
Anak yang memiliki kemampuan mendengar yang baik dari orang
dewasa akan mudah mengulanginya. Begitupun sebaliknya, jika anak
memiliki gangguan pendengaran akan menghambat keberhasilan dalam
membacanya.
c. Kemampuan melihat
Penglihatan anak yang kurang baik dapat menyebabkan penglihatan
terhadap obyek baca terganggu.
d. Pengaruh lingkungan
Lingkungan rumah yang tidak peduli akan pendidikan anaknya akan
26
e. Faktor emosi
Membaca merupakan hal yang sangat penting, maka aktifitas
membaca sangat memerlukan keadaan emosional yang hal itu
dipengaruhi oleh persolan pribadinya.
f. Kecerdasan
Keterlambatan anak membaca banyak disebabkan oleh tingkat
kecerdasan yang rendah.
Dalam membaca Al-Qur’an, terdapat tingkatan-tingkatan bacaan yang
dikuasai oleh ulama Qiro ’at, yaitu:
a. At-Tartil, yaitu bacaan yang lambat dengan menggunakan kaidah ilmu
tajwid.
b. At-Tahqiq, yaitu bacaan yang lebih lambat dan pada tartil yang lazim
digunakan untuk mengajarkan Al-Qur’an dengan sempurna.
c. Al-Hadr, yaitu bacaan yang dilakukan dengan cepat dan tetap
memperhatikan tajwidnya.
d. At-Tadwir, yaitu bacaan yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat,
dipertengahan antara Al-H adr dan At-Tartil (Al Hafidz, halaman 10-11).
Dalam penelitian ini, yang dimaksud kemampuan membaca adalah
kemampuan membaca surat-surat pendek Qur’an dalam mata pelajaran
Al-Qur’an Hadits melalui metode IQRO’ siswa kelas II MI. Al M a’arif
B. S u rat-su rat Pendek dalam A l-Q ur’an
Sebagaimana dijelaskan dalam bab I, surat-surat pendek dalam penelitian
ini adalah bagian dari Al-Qur’an dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas II
MI. Al M a’arif Karangkepoh Karanggede yaitu:
1. Surat Al-Fatihah.
2. Surat Al-Maun.
3. Surat Al-Fiil.
4. Surat Al-Ashr.
5. Surat At-Takatsur.
6. Surat Al-Qodr.
Al-Qur’an adalah wahyu Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW. sebagai Rosul akhir jam an yang dalam bentuknya sekarang termaktub jelas
dalam M ushaf Utsmani yang kemudian sampai pada kita dengan jalan mutawatir.
Jika dibaca dengan baik pada waktu shalat maupun di luar shalat bernilai ibadah
dan hukumannya kafir bagi orang yang mengingkari (Nawawi,1988:39).
Al-Qur’an adalah sebuah dokumen untuk umat manusia atau petunjuk
bagi manusia (hudaan lil nass) (Rahman, 1996:1).
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan
(diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW. dan membacanya adalah ibadah
(Depag, 1990:16).
Dari beberapa definisi ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa Al-
28
SAW., melalui malaikat Jibril untuk disampaikan kepada umat manusia karena
Al-Qur’an memiliki kemukjizatan, membacanya termasuk ibadah, dan
diriwayatkan secara mutawatii dari zaman Nabi Muhammad SAW. sampai
manusia di zaman sekarang yang ditulis dalam mushaf dimulai dari surat Al-
Fatihah dan diakhiri surat An-Nas.
M enurut Syarifudin (2004:83), surat-surat pendek disebut Al-Mufasshal
atau Al-M uhkam, meliputi Surat Al-Hujurat hingga surat An-Nas. Lebih lanjut
dikatakannya bahwa Al-M ufasshal dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Panjang, meliputi surat Al-Hujurat (surat ke 49) hingga surat An-Naba’ (surat
ke 78).
2. Sedang, meliputi surat An-Naba’ (surat ke 78) hingga surat Ad-Dhuha (surat
ke 93).
3. Pendek, meliputi surat Ad-Dhuha (surat ke 93) hingga surat An-Naas (surat ke
114).
Surat yang diprioritaskan adalah surat Al-Fatihah karena merupakan pembuka,
intisari, dan muara Al-Qur’an, dan selalu dibaca berulang-ulang dalam shalat lima
waktu.
C. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits
M ata pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan bagian dari materi
Pendidikan Agama Islam di M adrasah Ibtidaiyah, yang memiliki muatan 2 (dua)
jam pelajaran tiap minggunya. Berdasrkan Permendiknas RI Nomor 22 Tahun
pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan bagian dari Pendidikan Agama Islam yang
bertujuan untuk:
1. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah
SWT.
2. M ewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur,
adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara
personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas
sekolah.
Sebagai bagian dari Pendidikan Agama Islam, mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits harus sesuai dengan Kurikulum Agama KTSP yang mempunyai Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai berikut:
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar M ata Pelajaran Al-Qur’an ________ Hadits Kelas II tahun Pelajaran 2009/2010 _________________________
Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
I Mampu memahami cara melafalkan huruf-huruf Hijaiyah dan tanda bacanya dan mampu memahami cara melafalkan surat tertentu dalam Juz‘amma dan mampu membaca serta menghafal surat tersebut dengan baik.
Memahami huruf-huruf Hijaiyah
M embaca huruf-huruf Hijaiyah
30
Sem ester S ta n d a r K om petensi K om petensi D asar II Mampu menyusun kata-kata dengan
huruf-huruf Hijaiyah baik secara terpisah maupun sambung, memahami cara melafalkan surat- surat tertentu dalam Juz’amma, mampu menghafal dan membaca surat tertentu dan hadits tentang
yang selanjutnya dijabarkan lebih lanjut dalam indikatornya, yaitu:
1. Siswa dapat membaca surat Al-Fatihah dengan benar.
2. Siswa dapat membaca surat-surat pendek dengan fasih.
3. Siswa dapat membaca surat-surat pendek dengan lancar.
4. Siswa dapat membaca surat-surat pendek dengan tajwid yang benar.
D. Metode IQRO’
“Metode adalah cara yang telah diatur dan dipikir baik-baik untuk
mencapai sesuatu maksud dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya; cara belajar
dan sebagainya” (Suharso dan Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa
Indonesia:321).
Budiyanto (1995:2-3) menyatakan bahwa:
Lebih lanjut Budiyanto menyatakan bahwa ada empat hal yang menjadi
penyebab peningkat ketidakmampuan membaca huruf-huruf Al-Qur’an di
kalangan anak terlebih generasi Islam yang menjadi keprihatinan, yaitu:
1. Disebabkan oleh hilangnya atau dihapuskannya pelajaran menulis dan
membaca huruf Arab Jawi dari sekolah-sekolah formal di Indonesia.
2. Sempitnya alokasi waktu atau jam pendidikan agama di sekolah-sekolah
formal di Indonesia. Berdasarkan kurikulum 1994, dapat diketahui bahwa
untuk bidang studi Pendidikan Agama, sejak tingkat SD sampai SMA Negeri
hanya mendapat jatah waktu 2 (dua) jam pelajaran. Dengan waktu yang hanya
dua jam tersebut, guru agama dituntut bisa menyampaikan semua materi
agama termasuk pengajaran membaca Al-Qur’an. Dengan demikian, waktu
untuk pelajaran membaca Al-Qur’an menjadi sangat sedikit.
3. Melemahnya peranan pengajian anak-anak di masjid-masjid dan musholla-
musholla. Hal ini dikarenakan teknologi sudah masuk ke desa-desa sehingga
anak-anak lebih senang menonton televisi dari pada mengaji.
4. Statisnya pengembangan metodologi pengajaran membaca Al-Qur’an.
Selama ini metode yang dikembangkan adalah metode Al-Qowaidul
Baghdadiyah (turutan atau Juz ‘amma).
Budiyanto menjelaskan bahwa metode IQRO’ dikembangkan oleh Ustadz
A s’ad Humam tahun 1983-1988. Beliau lahir di kota Gede Yogyakarta tahun
1933. Beliau merupakan seorang guru agama dan aktifis dakwah dengan
32
cara lama atau AI-Qowaidul Baghdadiyah (turutan atau Juz ‘amma). Cara
mengajarkannya adalah:
1. Mula-mula anak diajarkan nama-nama huruf Hijaiyah dimulai dari alif, ba, ta
sampai ya.
2. Kemudian diajarkan tanda baca (harokat) sekaligus bunyi bacaannya, seperti
a lif fathah a, ba fathah ba, dan sebagainya.
3. Setelah anak-anak mempelajari huruf-huruf Hijaiyah dan cara membacanya,
baru diajarkan Juz ‘amma dari surat An-Nas (juz 30 Al-Qur’an).
Cara ini ternyata dinilai lambat dalam mengantarkan anak agar bisa
membaca Al-Qur’an. Berangkat dari pengalaman itulah kemudian dicari berbagai
sistem dan metode.
Pada tahun 1950an, ditemukan modifikasi cara mengajarkan kaidah
Baghdadiyah di mana tidak lagi mengeja tetapi dicoba dengan pola baru dengan
cara mencari padanan huruf-huruf Hijaiyah dengan huruf-huruf latin. Misalnya
tanda fathah dengan a, kasrah dengan i, dhommah dengan u, fathah tanwin
dengan an, kasrah tanwin dengan in, dhommah tanwin dengan un, alif mati=a, ya
sukun=i, wau sukun=u, dan huruf mati dengan awalan e, misalnya sin sukun=es,
nun sukun=en, dan seterusnya. M aka cara mengejanya adalah sebagai berikut:
bismi=ba-i-es=bis, mim-i=mi, rakhimi=ra-a=ra, kha-i=khi, mim-i=mi, dan
seterusnya. Sedangkan fathah berdiri dibaca aa, kasrah berdiri dibaca ii, dhommah
Metode ini ternyata cukup lumayan hasilnya. Akan tetapi belum seperti
yang diharapkan. Metode ini digunakan sampai tahun 1970an.
Sebelum tahun 1970an, beliau tertarik pada tulisan Prof. Mahmud Yunus
mengenai cara-cara praktis membaca Al-Qur’an yang tidak perlu dieja lagi, tetapi
langsung dibaca. Misalnya mim fathah langsung dibaca ma. Sayangnya tulisan
P rof Mahmud Yunus ini belum ditulis secara lengkap dan sistematis, di samping
mengalami kesulitan dalam mencari padanan huruf transliterasinya dalam bahasa
Indonesia sehingga belum bisa dijadikan tuntunan untuk mengantarkan anak-anak
fasih membaca Al-Qur’an.
Barulah sekitar tahun 1970an beliau mendapatkan buku Q iro ’ati yang
disusun Ustadz Dahlan Salim dari Semarang, yang prinsip-prinsipnya sama
dengan tulisan Prof. M ahmud Yunus dan telah disusun secara sistematis dan
lengkap. Bersamaan dengan itu, beliau bertemu dengan sejumlah anak-anak muda
yang memiliki pemikiran sama tentang problema mengajar membaca Al-Qur’an.
Anak-anak muda itu terhimpun dalam satu wadah yang berpusat di Musholla
Baiturrahman Selokraman Kota Gede Yogyakarta yang berjumlah sekitar 17
(tujuh belas) orang.
Bersama Tim Tadarus “AMM” ini beliau mengajarkan anak-anak
membaca buku Qiro’ati tersebut. Namun dari pengalaman memakai buku Qiro’ati
ini, masih banyak ditemui berbagai kekurangan. Untuk itu dengan didukung oleh
masukan-masukan dari Tim Tadarus AMM dan melakukan studi banding ke
34
buku IQRO’ bukanlah disusun berdasarkan renungan semata, tetapi berdasarkan
pengalaman yang panjang dan praktek langsung di lapangan.
Dalam waktu singkat, buku IQRO’ ini tersebar ke mana-mana, bersamaan
tersebarnya pula lembaga pendidikan dan pengajaran Al-Qur’an yang baru yaitu
TKA-TPA. Melalui TKA-TPA dengan buku IQRO’ ini, ternyata anak-anak usia
4-6 tahun (TKA) dan anak usia 7-12 tahun (TPA) yang selama ini kesulitan
belajar membaca Al-Qur’an dapat dengan mudah dan dalam waktu singkat (rata-
rata dalam waktu 6-8 bulan) telah bisa diantarkan mampu membaca Al-Qur’an.
Hal ini yang mendorong Munas LPTQ yang ke VI tahun 1991 menetapkan TK
Al-Qur’an AMM Kota Gede Yogyakarta sebagai Balai Penelitian dan
Pengembangan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an LPTQ Nasional di
Yogyakarta (berdasarkan SK LPTQ no. 1 tahun 1991), yang diresmikan oleh
Menteri Agama Republik Indonesia dan selaku ketua LPTQ Nasional, Bapak
Munawir Sadzali, MA, pada tanggal 10 Februari 1991.
Dengan mengajarkan ilmu membaca Al-Qur’an, metode IQRO’
mempunyai karakteristik dan spesifikasi tertentu agar pengajarannya dapat
berhasil dengan baik sesuai tuntunan ibadah sebagaimana yang dikehendaki oleh
Allah dan RasulNya. Untuk itulah metode IQRO’ ini mempunyai karakteristik
dan spesifikasi antara lain:
1
Tujuan metode IQRO’ adalah untuk menjaga dan memelihara kesucian,kehormatan, dan kemurnian Al-Qur’an dan cara membaca yang benar sesuai
2. Membaca AI-Qur’an mempunyai kaidah tertentu. Jika cara membacanya
salah akan mempunyai arti yang salah dan dapat menimbulkan dosa.
3. Menyebarkan ilmu bacaan Al-Qur’an yang benar dengan cara yang benar.
4. Mengingatkan kepada guru-guru membaca Al-Qur’an agar dalam menajarkan
bacaan Al-Qur’an harus berhati-hati.
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan pengajaran ilmu baca Al-
Qur’an.
Metode IQRO’ mempunyai indikator agar siswa mampu membaca Al-
Qur’an secara tartil sesuai kaidah tajwid yang benar. Mujito (2001:18)
menjelaskan aturan-aturan dalam mengajarkan membaca Al-Qur’an
menggunakan metode IQRO’ antara lain:
1. M embaca huruf-huruf Hijaiyah yang sudah berharokat secara langsung tanpa
mengeja.
2. Langsung praktek secara mudah dan praktis bacaan bertajwid secara baik dan
benar.
3. Materi pelajaran diberikan secara bertahap dan berkesinambungan.
4. Menerapkan belajar dengan cara sistem modul/paket.
5. Menekankan pada banyak latihan membaca.
6. Belajar sesuai dengan kesiapan dan kesanggupan siswa.
7. Evaluasi dilakukan setiap hari.
Selanjutnya Budiyanto (1995:14-20) menjelaskan bahwa guru dalam
36
tetapi diperbolehkan membimbing dan bersikap teliti, waspada, dan
tegas. Sedangkan prinsip siswa yaitu CBSA, cepat, tepat dan benar. Dalam
mengajarkan membaca Al-Qur’an harus mempunyai stategi dalam memberikan
materi antara lain :
1. Secara individual/privat
Belajar individual dengan cara memberikan materi pelajaran secara
perseorangan sesuai dengan kemampuan siswa menerima materi pelajaran.
2. Secara klasikal
Yakni mengajar dengan cara memberikan materi pelajaran secara
masai (bersama-sama) kepada sejumlah siswa dalam satu kelas.
3. Klasikal baca simak
Seperti difirmankan Allah SWT dalam QS. Al-A’raf ayat 204:
“Apabila dibacakan Al Qur’an, dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah
dengan tenang (seksama) agar kamu mendapatkan rahmat” (Depag, 1989:256)
Jadi, pengajaran membaca Al-Qur’an dengan cara klasikal baca simak adalah
satu siswa membaca, siswa lain menyimak dan bergantian di bawah
bimbingan guru.
Untuk mencapai keberhasilan membaca Al-Qur’an, ditentukan oleh
dan bahannya. Faktor tersebut terkait satu sama lain , tanpa meremehkan salah
satu faktor. Untuk menyampaikan suatu materi, dalam hal ini surat-surat pendek,
maka diperlukan adanya suatu metode. Metode yang sudah diketemukan dan
dipakai disepakati oleh siswa sebagai penerima.
Dalam mengajarkan membaca Al-Qur’an kepada siswa-siswa ada beberapa
cara, di antaranya adalah:
1. Cara klasikal
a. Metode meniru (thariqah musyarakah), metode ini diawali dari siswa
meniru bacaan guru sampai hafal. Setelah itu baru dikenalkan beberapa
huruf beserta tanda baca dan harakatnya.
b. Metode bunyi (thariqah shautiyyah), metode ini tidak dimulai dengan
memperkenalkan huruf-huruf Hijaiyah, tetapi memperkenalkan bunyi
yang huruf-hurufnya sudah diharakati. Misalnya a, ba, ta, dan seterusnya.
c. Metode mengenalkan cara membaca Al-Qur’an yang sesuai dengan
kaidah-kaidah bacaannya, dengan diawali memperkenalkan huruf
bersyakal tanpa dieja.
2. Cara individual
a. At-Thariqah bil muhakah yaitu pengajaran dengan cara meniru guru
memberikan contoh-contoh bacaan yang benar kemudian menirukannya.
Oleh karena itu bagaimanapun kefasihan siswa banyak tergantung pada
38
b. At-Thariqah bil Musyafahah yaitu siswa melihat gerak gerik bibir guru
dan guru juga melihat gerak gerik bibir siswa. Metode ini penting untuk
mengajarkan makhorijul huruf.
c. At-Thariqotu bil Kalamissorih, artinya metode pengajaran dengan cara
guru mempergunakan ucapan yang jelas dan komunikatif. Walaupun
dalam metode ini anak dituntut aktif, namun tidak berarti guru p asif Guru
tetap aktif menyimak bacaan anak sambil memberikan motivasi dan
komentar-komentar komunikatif dan menyanjung siswa dengan komentar
yang bagus.
d. At-Thariqah bissua al Limaqosiditaklimi, di mana guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan siswa menjawab. Guru mengajukan pertanyaan
dengan menunjuk huruf-huruf tertentu dan siswa membacanya.
Dengan demikian suatu sistem proses pembelajaran dalam pendidikan
sangatlah ditentukan oleh kualitas kemampuan guru dan metodologi
pembelajaran. Kualitas guru yang baik tanpa didukung oleh metode yang baik
atau sebaliknya metode yang baik tapi di tangan guru yang tidak berkualitas akan
sia-sia dan pada akhirnya tidak akan tercapai keberhasilan siswa.
Maka dari itu, pembelajaran membaca IQRO’ dalam materi Al-Qur’an
Hadits dengan metode IQRO’ MI. Al-M a’arif Karangkepoh kelas II ditargetkan
E. MI. Al-M a’arif Karangkepoh Karanggede Boyolali
MI. Al-M a’arif berada di Dusun Karrangkepoh Rt 01/II Desa Karangkepoh,
Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali. Letaknya sekitar 5 km sebelah
tim ur pusat kota dan terletak berdekatan dengan SDN 1 Karangkepoh sekitar 2
km.
M adrasah ini dibangun di atas tanah w akaf dari seorang mantan sekretaris
desa tahun 1956. Saat ini terdapat satu bangunan rumah yang terdiri dari ruang
kantor, ruang kelas, ruang dapur, kamar mandi, dan ruang RA.
Siswa-siswinya berasal dari dusun Karangkepoh dan dusun-dusun di
sekitarnya. Kuantitas siswanya tiap tahun stabil. Tenaga pendidiknya ada enam
orang guru dengan kualifikasi empat orang S I, seorang guru berkualifikasi S2,
dan penulis sendiri. Lima orang guru berasal dari luar daerah Karangkepoh, dan
hanya satu orang guru yang berasal dari dusun Karangkepoh.
Sarana prasarana di MI. Al-Ma’arif Karangkepoh masih banyak
kekurangan. Hal ini disebabkan sumber anggaran utama berasal dari BOS
(Bantuan Operasional Sekolah). Penarikan dana dari orang tua murid dirasakan
sangat sulit karena kebanyakan mempunyai tingkat ekonomi menengah ke bawah.
MI. Al-Ma’arif Karangkepoh mempunyai visi membentuk manusia yang
berpengetahuan, cerdas, trampil, beriman, bertakwa kepada Allah SWT., dan
berakhlakul karimah. Misinya adalah:
40
2. Mendidik siswa agar mempunyai kemampuan dan ketrampilan untuk
menyongsong masa depan.
3. Mendidik siswa agar dapat mengamalkan ilmu agama.
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari 3 (tiga) siklus. Setiap siklus
terdiri dari:
1. Perencanaan siklus I.
2. Pelaksanaan siklus I.
3. Pengamatan siklus I.
4. Pengumpulan data siklus I.
5. Refleksi siklus I.
Pada tahap persiapan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan materi.
2. Mempersiapkan sarana prasarana pendukung.
3. Membuat rencana pembelajaran dengan pembelajaran konstektual.
4. Membuat lembar observasi kelas dan guru serta angket siswa.
5. Membuat instrumen evaluasi hasil belajar.
Adapun prosedur penelitian siklus I adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan siklus I
Kegiatan yang dilaksanakan pada perencanaan siklus I meliputi:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Menyiapkan bahan pembelajaran.
c. Menyiapkan alat pelajaran.
42
d. Menyiapkan alat observasi.
e. Menyusun alat evaluasi.
2. Pelaksanaan siklus I
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus I dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 11 Mei 2010 di kelas II dengan jumlah siswa 27
pukul 08.00-09.00 WIB dengan bahan pembelajaran: Bacaan surat Al-
Maun dan Al-Kafirun. Bahan pembelajaran tersebut dilampirkan dalam
lembar keija I poin 1 dan poin 2. Jalannya kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a. Pendahuluan (kegiatan awal)
1) Penyampaian indikator tujuan pembelajaran, dengan menjelaskan
kepada siswa tentang kompetensi yang diharapkan dapat dicapai
siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
2) Menjelaskan kepada siswa tentang pentingnya mampu menguasai
kompetensi pembelajaran.
3) Menjelaskan kepada siswa tentang jalannya proses pembelajaran.
4) Memberikan motivasi kepada siswa bahwa mereka mampu
melaksanakan kegiatan pembelajaran dan mampu mencapai
kompetensi pembelajaran.
5) Apersepsi. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang surat-surat
sebelumnya dan yang akan diajarkan.
b. Kegiatan inti
2) Gum membacakan surat Al-Maun dan surat Al Kafirun.
3) Siswa dibimbing guru secara klasikal membaca surat Al-Maun.
4) Siswa secara berpasangan sebangku membaca surat Al-Maun
dengan disimak guru dan teman-temannya.
5) Guru membimbing secara individu bacaan surat Al-Maun.
6) Siswa yang sudah bisa membaca agar membantu siswa lain yang
belum bisa membaca dengan sistem tutor.
7) Secara klasikal bersama guru membaca surat Al-Kafirun.
c. Kegiatan penutup
1) Dilaksanakan tes formatif I.
2) Memberikan motivasi kepada siswa agar pembelajaran yang akan
datang siswa mampu mencapai kompetensi lebih meningkat.
3) Mengakhiri pembelajaran dengan hamdalah.
3. Pengamatan siklus I
Selama proses pembelajaran peneliti melakukan pengamatan terhadap:
a. Aktivitas siswa saat proses pembelajaran.
b. Aktivitas guru dalam proses membelajarkan siswa.
Observasi dilakukan bersama kolaborator dari rekan sejawat
dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan.
4. Pengumpulan data siklus I
Data yang diperoleh dari siklus I adalah:
44
b. Hasil observasi terhadap kemampuan guru dalam membelajarkan siswa.
c. Hasii tes akhir pembelajaran siklus 1.
5. Refleksi siklus I.
Dalam kegiatan refleksi ini peneliti memberi kesempatan kepada
siswa untuk menyampaikan perasaannya saat mengikuti pembelajaran.
Peneliti juga memberi kesempatan kepada guru kolaborator untuk
memberi masukan tentang kekurangan yang terjadi saat proses
pembelajaran.
Hasil catatan akhir proses pembelajaran siklus berikutnya
berdasarkan pelaksanaan proses pembelajaran siklus I berupa:
a. Minat dan keaktifan siswa sejak sebelum inti pembelajaran.
b. Semangat siswa belajar membaca surat-surat pendek dalam Al-Qur’an
melalui metode IQRO’.
c. Kelemahan-kelemahan yang terjadi selama masa pembelajaran pada
siklus ini diidentifikasi kemudian dicari solusinya sehingga tidak
muncul kembali di siklus selanjurnya.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Prosedur penelitian siklus II adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan siklus II.
Kegiatan yang dilaksanakan pada perencanaan siklus II meliputi:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).