• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SURAT-SURAT PENDEK DALAM MATA PELAJARAN AL-QUR'AN HADIST MELALUI METODE IQRO' BAGI SISWA KELAS II MI AL-MA'ARIF KARANGKEPOH KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 /2 0 1 0 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SURAT-SURAT PENDEK DALAM MATA PELAJARAN AL-QUR'AN HADIST MELALUI METODE IQRO' BAGI SISWA KELAS II MI AL-MA'ARIF KARANGKEPOH KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 /2 0 1 0 - Test Repository"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA

SURAT-SURAT PENDEK DALAM MATA PELAJARAN

AL-QUR'AN HADIST MELALUI METODE IQRO' BAGI SISW A KELAS II

MI AL-MA'ARIF KARANGKEPOH KARANGGEDE BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0

S K R I P S I

Diajukan u n tu k M em peroleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

JARIYAH

N IM : 11408164

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga

________httpy//www.salatiea.ac. id emaU:akademik@stainsalatiga. ac. id________

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 1 (satu) naskah

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Kepada

Yth. Ketua STAIN

Di Salatiga

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari :

Nama : Jariyah

NIM : 11408164

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi: Pendidikan Agama Islam

Judul : UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA

SURAT-SURAT PENDEK DALAM MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADIST MELALUI METODE IQRO’ BAGI SISWA KELAS II MI AL-MA’ARIF KARANGKEPOH KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009 /2010

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Demikian untuk menjadikan periksa.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 11 Agustus 2010

Pembimbing

M. Hafidz, M. Ag

(4)

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi Saudari JARIYAH dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408164 pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SURAT-SURAT PENDEK DALAM MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADIST MELALUI METODE IQRO’ BAGI SISWA KELAS II MI AL­ MA’ARIF KARANGKEPOH KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009 /2010” telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

Panitia Ujian

(Drs. H.A. Mahzumi, M. Ag) NIP. 19500515 198103 1 005

Salatiga,

Sekretaris Sidang

(Dr. NIP.

I ahmatf/Hariadi, M. Pd) 9670112 199203 1 005

Penguji II

(Mashlihatul Umami, MA) NIP. 19800513 200312 2 003

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : JARIYAH

NIM : 11408164

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi: Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Surat- Surat Pendek Dalam Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Melalui Metode Iqro’ Bagi Siswa Kelas II MI. Al-Ma’arif Karangkepoh Karanggede Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya serahkan ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan-

ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila di kemudian

hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka gelar dan ijazah

yang diberikan oleh universitas batal saya terima.

Salatiga, Agustus 2010

Yang membuat pernyataan,

(6)

kamu dan orang-orang berilmu pengetahuan beberapa derajat"

(QS. Al Mujadallah : 11)

2. "Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan

(mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,

kecuali bagi orang-orang yang khusyuk"

(QS. Al-Baqarah : 45)

3. "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga

mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila

Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang

dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain

Dia"

(QS. Ar-Ra’du : 11)

4. Sabda Rosulullah SAW :"Tiadalah suatu kebahagiaan bagi orang yang

keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu selain Allah akan memudahkan

jalan baginya ke surga"

(HR. Thabrani dari Aisyah)

(7)

PERSEMBAHAN

Penulis persembahkan skripsi ini kepada:

1. Ayah dan Ibu tercinta yang telah menanamkan keimanan dan keislaman ke

dalam jiwa, mengajarkan amal shalih, dan menjadi teladan sepanjang

hidup mereka.

2. Suami terkasih yang telah memberi semangat, dukungan, dan

menanamkan kesadaran bahwa menjadi orang berilmu adalah pilihan.

3. Anak-anakku tersayang belahan hati penyejuk mata, semoga semangat ibu

dapat menjadi teladan dan menjadikan pribadi yang akhlaqul karimah.

(8)

Assalamu'alaikum wr. w b

Alhamdulillahi robbil 'alamin, puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa

Ta'ala atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan laporan berjudul Upaya Meningkatkan

Kemampuan Membaca Surat-Surat Pendek Dalam Mata Pelajaran Al-Qur ’an

Hadits M elalui Metode IQRO’ Bagi Siswa Kelas II M I Al-M a’'arif Karangkepoh

Karanggede Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 guna memenuhi sebagian syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan

dan dukungan berbagai pihak, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh

karena itu pada kesempatan ini, dengan ikhlas dan hati tawadzuk penulis

menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah memberi ijin

untuk melaksanakan penelitian dan pelaporan ini.

2. Dr. Joko Sutopo, selaku Ketua Program Studi Tarbiyah Ekstensi yang telah

membimbing dan memberikan arahan dalam penelitian dan penulisan laporan

ini.

3. Mohammad Hafidz, M.Ag., selaku pembimbing yang telah membimbing,

mengarahkan, dan membantu dalam menyelesaikan penelitian dan pelaporannya.

5. Semua dosen STAIN yang telah memberikan ilmunya kepada kami.

(9)

6. Joko Edy Nugroho, SPdl, selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah A l-M a’arif

Karangkepoh yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian,

petunjuk dan dukungan sarana/prasarana dalam pelaksanaan penelitian ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dan dukungan dalam bentuk apapun serta membantu

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga segala bantuan dan kebajikan tersebut tercatat di sisi Allah

Subhanahu Wa Ta'ala

sebagai amal jariyah. Amin.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Salatiga, Agustus 2010

Penulis

Jariyah

(10)

SURAT PENDEK DALAM MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS MELALUI METODE IQRO’ BAGI SISWA KELAS II ML AL-MA’AR1F KARANGKEPOH KARANGGEDE BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam: Salatiga. 2010

Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui sejauh mana pengaruh metode IQRO’ dalam meningkatkan ketuntasan kemampuan membaca surat-surat pendek dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, 2) mengetahui sejauh mana pengaruh metode IQRO’ terhadap peningkatan kemampuan membaca surat-surat pendek dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, 3) mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan metode IQRO’ guna meningkatkan keaktifan membaca surat-surat pendek dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dokumentasi pembelajaran yang berupa buku IQRO’, catatan harian, absen, jurnal pembelajaran, dan Buku Nilai atau Kartu Prestasi. Metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan angket. Teknik Analisa Data menggunakan model analisa deskriptif.

Berdasarkan analisa data dapat disimpulkan bahwa: 1) penerapan metode IQRO’ meningkatkan keaktifan membaca surat-surat pendek dalam mata pelajaran Al-Qur’an hingga kriteria A dengan nilai 84,66, 2) metode IQRO’ meningkatkan ketuntasan kemampuan membaca surat-surat pendek dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits sebesar 55,56% ketika sebelum siklus sampai 100% pada siklus III.

Kata kunci: metode IQRO’, surat pendek dalam Al-Qur’an.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Ju d u l... i

Lembar Persetujuan Pembimbing... ii

Lembar Pengesahan Kelulusan... iii

Lembar Pernyataan Keaslian Tulisan ... iv

Motto dan Persembahan... v

Kata Pengantar... ... vi

A b strak ... vii

Daftar I s i...' ... ix

Daftar T ab el... ... xi

Daftar Grafik... xii

Daftar Lampiran... xiii

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1

B. Rumusan M asalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan... 5

E. Kegunaan Penelitian... 7

F. Definisi Operasional... 8

G. Metode Penelitian... 11

H. Sistematika Penulisan... 18

(12)

B. Surat-surat Pendek dalam Al-Qur’a n ... 27

C. Mata Pelajaran Al-Qur’an H a d its... 28

D. Metode IQRO’ ... 30

E. MI. Al-M a’arif Karangkepoh Karanggede Boyolali ... 39

BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi pelaksanaan siklus I ... 41

B. Deskripsi pelaksanaan siklus I I ... 44

C. Deskripsi pelaksanaan siklus I I I ... 47

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting P enelitian... 51

B. Hasil P enelitian... 53

C. Analisa Data 72 D. Pembahasan Hasil Penelitian... 74

BAB V. PENUTUP A. K esim pulan... 83

D. S a ra n ... 84

Daftar P u stak a... 85

Lam piran-lam piran... 87

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata 29

Pelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas II tahun Pelajaran

2009/2010 ...

Tabel 2. Data Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I ... 56

Tabel 3. Data Hasil Observasi Kemampuan Guru dalam 57

Membelajarkan Siswa pada Siklus I ...

Tabel 4. Nilai Hasil Pembelajaran Siklus I ... 58

Tabel 5. Data Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus II .... 62

Tabel 6. Data Hasil Observasi Kemampuan Guru dalam

Membelajarkan Siswa pada Siklus I I ... 63

Tabel 7. Nilai Hasil Pembelajaran Siklus I I ... 64

Tabel 8. Data Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus III.... 67

Tabel 9. Data Hasil Observasi Kemampuan Guru dalam

Membelajarkan Siswa pada Siklus I I I ... 69

Tabel 10. Nilai Hasil Pembelajaran Siklus I I I ... 70

Tabel 11. Pencapaian hasil belajar membaca surat-surat pendek

ditinjau dari pencapaian nilai rata-rata kelas... 74

(14)

Grafik 2

surat pendek sebelum pelaksanaan penelitian...

Perbandingan jumlah siswa pencapai Nilai KKM 73

Hasil Pembelajaran sebelum pelaksanaan penelitian,

(15)

D A FTA R LA M PIR A N

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lembar Kerja I

Poin 6 surat Al Qodr

Lembar observasi terhadap siswa dalam proses pembelajaran

Lembar observasi terhadap guru

Lembar Angket Minat

Daftar nilai Hasil belajar siswa sebelum PTK

Daftar nilai siklus I

Daftar nilai siklus II

(16)

Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran di sekolah

yang pada saat ini menjadi wacana akan disertakan dalam ujian nasional.

Tujuan Pendidikan Agama Islam pada saat ini adalah untuk meningkatkan

dan membentuk insan kamil, melalui pemahaman, penghayatan, dan

pengamalan agama pada diri siswa sehingga diperlukan berbagai cara

untuk dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya terutama

kemampuan membaca Al-Qur’an.

Al-Qur’an merupakan firman-firman Allah SWT. yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad SAW. untuk digunakan sebagai pedoman hidup

dan petunjuk bagi seluruh umat manusia, sehingga harus dibaca, dipahami

isi kandungannya, kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Membaca Al-Qur’an bagi umat Islam termasuk ibadah. Oleh karena itu

setiap muslim wajib belajar membaca Al-Qur’an. Membaca merupakan

pintu untuk dapat mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Hal ini seperti yang

diperintahkan

dalam wahyu

yang

pertama, yaitu surat Al-’Alaq ayat 1-5:

r

y js tfs z jjr ji

y

O '{Sc. t

’’Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dan mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Departemen Agama RI, 1989:1079).

(17)

2

Membaca Al-Qur’an dengan niat yang ikhlas adalah suatu ibadah

dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT., meskipun belum

tahu makna ayat yang dibacanya. Bagi orang yang mendengar juga

terhitung ibadah. Seperti ditegaskan dalam firmanNya surat Al-A’raf ayat

204:

( j j. a A .j J 1 j Jj-oMj aJ Ij X A J<jolla j ! j i l l t j 2 l l j l j

”Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan

perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”

(Departemen Agama RI, 1989:256)

Untuk dapat memperoleh kemampuan membaca, maka diperlukan

berbagai cara atau metode. Sedangkan salah satu metode yang penulis

temui selama berkecimpung di lembaga pendidikan agama baik formal

ataupun non formal adalah metode IQRO’. Ternyata metode IQRO’ yang

efektif dan efisien untuk dapat membaca dengan cepat, tepat, lancar, dan

benar, sesuai dengan kaidah tajwid dan makhraj.

Pada awalnya membaca Al-Qur’an untuk anak-anak dengan

menggunakan pola Baghdadiyah atau lebih dikenal dengan istilah turutan,

yaitu alif ('), ba’(M), ta’ (<^), tsa’(^->), dan seterusnya hingga sampai ya’

(e£). Sebagian masyarakat muslim sebenarnya percaya bahwa dapat

membaca Al-Qur’an mempunyai nilai lebih, tetapi di jaman sekarang

(18)

bermain. Lebih bahaya lagi mereka lebih senang bermain playstation dan

internet.

Lingkungan masyarakat yang kurang agamis, jelas berpengaruh

terhadap siswa, terutama pada minat membaca Al-Qur’an. Terlebih di

sekolahan yang seharusnya berfungsi sebagai tempat dan sumber belajar

mulai memudar perannya. Hal ini disebabkan minimnya waktu atau jam

pelajaran agama, kestatisan dalam metodologi pengajaran membaca Al-

Qur’an, dan ketidakmampuan guru dalam menerapkan berbagai metode

yang lebih baik,

Dengan kondisi yang seperti itu seharusnya ada perubahan yang

lebih baik guna peningkatan kemampuan anak. Pendidikan membaca Al-

Qur’an hendaknya dilaksanakan sedini mungkin. Hal ini sesuai sabda

Rasulullah SAW.:

oljj)

Alull

J -A'n

'

1

’’Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara: mencintai nabimu,

mencintai keluargamu, dan membaca al-Qur’an”. (HR. At-Thabrani)

(Hadits Lafidhah:3)

”Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan

(19)

4

Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa mengajar Al-Quran usia

anak sekolah adalah kewajiban bagi setiap orang tua terhadap anak-anak.

Maka dari itu dibutuhkan pendidik membaca Al-Qur’an yang mengetahui

teknik atau metode membaca yang tepat agar kemurnian Al-Qur’an dapat

teijaga. Dari uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Surat-Surat

Pendek Dalam Mata Pelajaran Al-Qur ’an Hadits Melalui Metode IQRO ’

Bagi Siswa Kelas II MI. Al-Ma 'a rif Karangkepoh Karanggede Boyolali

Tahun Pelajaran 2009/2010.

B. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang penulis

paparkan di atas maka dapat dikemukakan rumusan masalahnya sebagai

berikut:

1. Bagaimana penerapan metode IQRO’ guna meningkatkan keaktifan

membaca surat-surat pendek dalam mata pelajaran Al-Qur’an

Hadits bagi siswa kelas II MI. Al-Ma’arif Karangkepoh Karanggede

Boyolali tahun pelajaran 2009/2010?

2. Bagaimana metode IQRO’ dalam meningkatkan ketuntasan

kemampuan membaca surat-surat pendek dalam mata pelajaran

Al-Qur’an Hadits bagi siswa kelas II MI. Al-Ma’arif Karangkepoh

(20)

C. Tujuan Penelitian

Penulis melakukan penelitian tindakan kelas mempunyai tujuan

yang ingin dicapai, yaitu untuk:

1. Mengetahui bagaimana penerapan metode IQRO’ guna meningkatkan

keaktifan membaca surat-surat pendek dalam mata pelajaran Al-

Qur’an Hadits bagi siswa kelas II MI. Al-Ma’arif Karangkepoh

Karanggede Boyolali tahun pelajaran 2009/2010.

2. Mengetahui bagaimana metode IQRO’ dalam meningkatkan

ketuntasan kemampuan membaca surat-surat pendek dalam mata

pelajaran Al-Qur’an Hadits bagi siswa kelas II MI. Al-Ma’arif

Karangkepoh Karanggede Boyolali tahun pelajaran 2009/2010.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti data yang terkumpul. Arikunto

(1989:62) menyatakan bahwa ’’hipotesis adalah dugaan sementara yang

mungkin benar atau mungkin salah. Ia akan ditolak jika salah atau palsu,

dan akan diterima jika fakta membenarkan”. Pendapat lain menyatakan

bahwa ’’hipotesis adalah suatu kesimpulan penelaah teoritis terhadap

permasalahan penelitian yang masih harus diuji kebenaran empirisnya

(21)

6

Dari pendapat para pakar ilmu di atas, penulis menyimpulkan

bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap suatu

permasalahan penelitian yang mungkin benar dan mungkin ditolak karena

ketidakbenaran dalam faktanya. Dalam penelitian ini penulis dapat

merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:

1. Terdapat peningkatan keaktifan membaca surat-surat pendek dalam

mata pelajaran Al-Qur’an Hadits bagi siswa kelas II MI. Al-Ma’arif

Karangkepoh Karanggede Boyolali.

2. Terdapat peningkatan ketuntasan membaca surat-surat pendek dalam

mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dengan metode IQRO’ di kelas II

MI. Al-Ma’arif Karangkepoh Karanggede Boyolali.

Indikator adalah ukuran kemampuan yang harus dicapai oleh anak

didik. Dalam hal ini kemampuan membaca harus lebih ditingkatkan.

Yang tadinya sudah bisa membaca setelah dilakukan penelitian ini maka

diharapkan anak dapat:

L Membaca ayat demi ayat dalam surat pendek dengan lafal atau

intonasi yang fasih.

2. Membaca surat-surat pendek sesuai dengan panjang pendek bacaan

dengan benar.

(22)

4. Membaca surat-surat pendek dengan lancar.

5. Membaca surat-surat pendek dengan cepat.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan harapan ada manfaat yang bisa

diperoleh guru, siswa, orang tua, sekolahan, dan mutu pendidikan, serta

perkembangan ilmu pengetahuan Agama tentang strategi pembelajaran

Al-Qur’an.

1. Membantu guru mengatasi masalah yang timbul dalam proses

pembelajaran yang dihadapi, mendapat wawasan cara dan

ketrampilan pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu hasil

pembelajaran membaca Al-Qur’an.

2. Siswa akan mendapatkan atau menemukan cara belajar yang

menyenangkan dan menarik sehingga dapat memungkinkan bagi

dirinya untuk meningkatkan minat, semangat, dan keaktifan, terlebih

lagi hasil belajar membacanya.

3. Orang tua dapat memberikan motivasi dan kebanggaan terhadap

anak-anaknya ketika berada di rumah dan lingkungannya.

4. Sekolah dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran Agama khususnya kemampuan membaca anak-anak

didik di suatu lembaga khususnya MI. Al-Ma’arif Karangkepoh

Karanggede Boyolali.

5. Mutu pendidikan Agama khususnya Al-Qur’an Hadits meningkat

(23)

Al-8

Qur’an dengan fasih dan benar, yang implementasinya dapat

menjadikan anak yang sholeh dan sholihah.

6. Mengembangkan ilmu pengetahuan Agama terutama strategi

pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an

dengan metode baru yakni IQRO\

F. Definisi Operasional

Guna menghindari kesalahan dalam menafsirkan judul skripsi

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Surat-Surat Pendek Dalam

Mata Pelajaran Al-Qur 'an Hadits M elalui Metode IqroBagi Siswa

Kelas II MI. A l-M a'arif Karangkepoh Karanggede Boyolali Tahun

Pelajaran 2009/2010, maka berikut ini dijelaskan makna yang terkandung

dalam judul penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:

1. Kemampuan

Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti bisa, dapat

melakukan suatu pekeijaan. Mendapat imbuhan ke- dan akhiran -kan

bisa bermakna menjadikan mampu. Sehingga kemampuan adalah

dapat melakukan sesuatu sehingga menjadi bisa dalam rangka

mengembangkan potensi dan dapat menghasilkan sesuatu.

Kemampuan diartikan sepadan dengan kompetensi.

Sedangkan di tingkat madrasah kompetensi yang dimaksud

adalah kompetensi dasar. Iskandarwassid (2008:1) menyatakan bahwa

"kompetensi dasar adalah pernyataan minimal atau memadai tentang

(24)

kebiasaan berfikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan

suatu aspek atau subyektif mata pelajaran tertentu”.

2. Membaca

"Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa

tulis yang reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca,

seseorang akan dapat memperoleh informasi ilmu dan pengalaman-

pengalaman baru” (Slamet,2005:58).

Lwin (2008:13) menyatakan bahwa "membaca melibatkan

belajar memahami dan menggunakan bahasa, khususnya bahasa tulis.

Berbicara sering merupakan proses alami, sementara membaca

memerlukan usaha dan pembelajaran tertentu”.

Membaca menurut Soedarso(1999:4) adalah ’’suatu aktifitas

yang kompleks dengan mengarahkan sejumlah besar tindakan yang

terpisah-pisah”.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

membaca adalah kemampuan linguistik anak untuk berkomunikasi

dengan orang lain secar verbal dan melibatkan berbagi organ tubuh

sehingga dapat terucap melalui lisannya dengan adanya objek baca

atau tulisan.

3. Surat-surat Pendek

Surat-surat pendek dalam penelitian ini adalah sebagian dari

(25)

10

silabus pembelajaran Al-Qur’an Hadits siswa kelas II MI. Al-Ma’arif

Karangkepoh Karanggede Boyolali, yaitu:

a. Surat Al-Fatihah.

b. Surat Al-Kafirun.

c. Surat Al-Maun.

d. Surat Al-Fill.

e. Surat Al-’Ashr.

f. Surat At-Takatsur.

g. Surat Al-Qodr.

Menurut Mudzakir (1998:17), ”A1-Qur’an adalah kalam Allah

SWT. yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW. dan membacanya adalah ibadah”.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat diambil

kesimpulan bahwa Al-Qur’an adalah kalam atau wahyu Allah SWT.

yang diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad

SAW. sebagai mukjizat kepada malaikat Jibril untuk disampaikan

kepada manusia dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri surat

An-Nas dan membacanya adalah ibadah, yang mengingkarinya adalah

kafir.

4. Metode IQRO’

’’Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat

(26)

Menurut Ismail(2008:8), ’’metode adalah suatu cara atau jalan

yang ditempuh yang sesuai danserasi untuk menyajikan suatu hal

sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan

efisien sesuai yang diharapkan”.

Metode IQRO’ adalah suatu metode yang langsung

memasukkan kaidah-kaidah tajwid di dalam bacaan-bacaannya secara

praktis tanpa harus mempelajari ilmu tajwid, sehingga dapat langsung

membaca secara tartil. Metode ini lebih menitikberatkan pada

sistematika materi pelajarannya dan kemampuannya atas percakapan

gurunya secara komunikatif. Artinya anak tetap aktif membaca dan

guru memberikan motivasi dan komentar-komentar yang komunikatif.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian berturut-turut akan menjelaskan: rancangan

penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah pelaksanaan, instrumen

penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. Penjelasan masing-

masing komponen tersebut adalah sebagai berikut:

1. Rancangan Penelitian

Dalam rancangan penelitian ini dijelaskan tentang setting

penelitian. Arikunto (2007:39) menjelaskan bahwa ’’setting penelitian

dalam penelitian tindakan kelas memuat uraian tentang lokasi

penelitian serta memberikan gambaran tentang kelompok siswa yang

akan dikenai tindakan atau yang menjadi sasaran subjek penelitian”.

(27)

12

dilaksanakan di MI. Al-Ma’arif Karangkepoh Karanggede Boyolali.

Subyek penelitian adalah guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dan di

sini guru kelas. Siswa kelas II MI. Al-Ma’arif Karangkepoh

Karanggede Boyolali tahun pelajaran 2009/2010 berjumlah 27 orang.

2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas II MI.

Al-Ma’arif Karangkepoh Karanggede Boyolali beijumlah 27 orang.

Sedangkan obyek pengamatan dan perubahan yang diharapkan

adalah:

a. Faktor Siswa

Perubahan yang diinginkan adalah meningkatnya

kemampuan membaca siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an

Hadits. Meningkatnya kemampuan membaca siswa ditandai

dengan meningkatnya nilai akhir proses pembelajaran dan

pencapaian nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Yang

menjadi fokus pengamatan adalah tingkat keaktifan siswa dalam

membaca selama proses pembelajaran di kelas, yaitu: siswa dapat

membaca sesuai dengan makhroj, benar tajwid, lancar, dan tepat.

b. Faktor Guru

Perubahan yang diinginkan adalah meningkatnya

ketrampilan guru dalam mengelola kelas terutama mampu

membelajarkan Al-Qur’an Hadits kepada siswa dengan metode

(28)

dikembangkan guru, melalui interaksi yang terjadi secara

komunikatif antara guru dan siswa. Indikator keberhasilannya

adaiah nilai positif bagi guru yang juga untuk memfasilitasi siswa

dalam membaca surat-surat pendek dalam Al-Qur’an.

3. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian

Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan 3 siklus ,

yaitu siklus I, II, dan III. Pelaksanaan siklus disesuaikan dengan

perubahan yang sudah dicapai, seperti desain faktor-faktor penelitian

yang diselidiki. Sedangkan deskripsi kegiatan dalam penelitian

tindakan kelas ini meliputi:

a. Pada awal kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan refleksi

terhadap proses pembelajaran yang terjadi sebelumnya. Bertolak

dari refleksi tersebut kemudian permasalahan yang muncul

diidentifikasi dan didiskusikan dengan guru-guru lain, melakukan

kajian pustaka, dan mempelajari strategi pembelajaran yang sesuai

atau relevan.

b. Berdasarkan hasil kegiatan di atas, maka ditentukan langkah

paling tepat untuk meningkatkan kemampuan membaca surat-

surat pendek dalam Al-Qur’an melalui metode IQRO’. Prosedur

yang ditempuh dalam penelitian ini adalah:

1) Menyusun rencana kegiatan, meliputi:

a) Menyusun Recana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

(29)

14

c) Menyediakan alat pembelajaran.

d) Menyusun lembar observasi, dan

e) Menyusun alat evaluasi.

2) Pelaksanaan tindakan: pada pelaksanaan proses pembelajaran

siklus I, siklus II, dan siklus III. Diharapkan kekurangan-

kekurangan siklus I dapat diperbaiki dan ditingkatkan pada

proses pembelajaran di siklus II. Begitu pula selanjutnya,

kekurangan-kekurangan dan hambatan di siklus II dapat

diperbaiki dan ditingkatkan pada proses pembelajaran siklus

III.

3) Observasi. Dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah

dibuat. Observasi ini dilakukan terhadap guru dan siswa.

Observasi terhadap guru dilakukan untuk mengetahui sejauh

mana usaha guru dalam memperbaiki proses pembelajarannya

dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca surat-surat

pendek dalam Al-Qur’an melalui metode IQRO’. Sedangkan

observasi terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui

kemampuan dan keaktifan belajar siswa dalam proses

pembelajaran membaca surat-surat pendek dalam Al-Qur’an

melalui IQRO’. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh teman

(30)

subjektifitas hasil dan itu akan sangat berpengaruh terhadap

penelitian ini.

4) Evaluasi. Dilakukan guna mengetahui hasil dari observasi,

baik terhadap guru maupun siswa. Terhadap guru dikatakan

bisa berhasil bila ada perbaikan cara dalam proses

pembelajaran khususnya pelajaran membaca surat-surat

pendek dalam Al-Qur’an yang dilakukan dengan metode

IQRO’. Terhadap siswa dikatakan berhasil bila ada

peningkatan dalam kemampuan membaca surat-surat pendek

dalam Al-Qur’an secara fasih, benar, lancar, dan tepat.

5) Refleksi. Data observasi yang telah diperoleh, dikumpulkan

dan dianalisa. Berdasarkan hasil itu guru melakukan refleksi

terhadap proses pembelajaran yang baru saja dilakukan guna

mengetahui peningkatan kemampuan membacanya melalui

metode IQRO’. Melalui kegiatan refleksi ini, akan diketahui

kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses

pembelajaran guna memperbaiki siklus-siklus berikutnya.

Dengan demikian, pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II

merupakan perbaikan sekaligus peningkatan terhadap siklus I,

(31)

16

4. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan,

daiam hai ini penelitian tindakan kelas. Instrumen yang dibutuhkan

dalam penelitian ini adalah:

a. Dokumentasi, berupa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Buku Inventaris Kelas, Buku Absensi, Buku Daftar Nilai Siswa,

Buku Analisa Evaluasi, Buku Catatan Kemajuan Siswa, dan

rekaman, yaitu catatan selama proses pembelajaran itu.

b. Lembar observasi, berupa lembar pengamatan yang digunakan

untuk mengamati guru dan siswa selama proses pembelajaran.

Sehingga lembar pengamatannya ada dua, yaitu lembar

pengamatan untuk guru dan lembar pengamatan untuk siswa.

5. Pengumpulan Data

a. Data Lokasi

Sesuai dengan setting penelitian ini, yaitu MI. Al-Ma’arif

Karangkepoh Karanggede Boyolali tahun pelajaran 2009/2010.

b. Sumber Data

Penelitian ini mengambil data dari:

1) Guru.

2) Siswa.

3) Dokumentasi pembelajaran yang berupa buku IQRO’, catatan

harian absen Jurnal pembelajaran.

(32)

c. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mendapatkan data adalah

sebagai berikut:

1) Metode Interview

Metode ini sering disebut dengan wawancara, yaitu

dialog yang dilakukan pelaku wawancara kepada

terwawancara. Dalam hal ini yang menjadi sasaran wawancara

yaitu pihak sekolah, guru, siswa, dan wali. Interview dilakukan

untuk mengetahui tingkat efektifitas dan efisiennya dalam

proses pembelajaran guna meningkatkan kemampuan

membaca surat-surat pendek dalam Al-Qur’an dengan metode

IQRO’.

2) Metode Observasi

’’Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan

sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki”.

(Hadi,1991:93). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah kegiatan langsung ke tempat/lokasi penelitian guna

mendapatkan data tentang objek penelitian ini, yaitu gambaran

secara umum di MI. Al-Ma’arif Karangkepoh Karanggede

Boyolali.

3) Metode Angket

’’Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang

(33)

arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui”

(Arikunto, 1998:40). Penggunaan angket ini guna mendapatkan

data tentang kemampuan membaca Al-Qur’an dengan metode

IQRO’ pada siswa kelas II MI. Al-Ma’arif Karangkepoh

Karanggede Boyolali tahun pelajaran 2009/2010 yang juga

responden dalam penelitian ini.

6. Analisa Data

Pada analisa ini, penulis menggunakan analisa deskriptif.

Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisa dengan

menggunakan analisa deskriptif kualitatif dan menggunakan bentuk

prosentase untuk mengetahui hasil serta gejala yang muncul atau

timbul setelah penelitian ini.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) ini

disusun sesuai format skripsi sebagai berikut:

1. Bagian awal skripsi terdiri dari:a)Halaman Sampul, b)Halaman

Berlogo, c)Halaman Judul, d)Persetujuan Pembimbing, e)Pengesahan

Kelulusan, f)Pemyataan Keaslian Tulisan, g)Motto dan Persembahan,

h)Kata Pengantar, i)Abstrak, j)Daftar Isi. k)Daftar Tabel, l)Daftar

Lampiran.

2. Bagian inti skripsi yang terdiri dari: Bab I Pendahuluan yang memuat:

a)Latar Belakang Masalah, b)Rumusan Masalah, c)Tujuan Penelitian,

(34)

Penelitian, f)Definisi Operasional, g)Metode Penelitian, h)Sistematika

Penulisan.

3. Bab II adalah Kajian Pustaka yang akan membahas: ajMeningkatkan

Kemampuan Membaca, b)Surat-surat Pendek dalam Al-Quran, c)

Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits, d)Metode IQRO’, e) MI. Al-

Ma’arif Karangkepoh Karanggede Boyolali.

4. Bab III. Pelaksanaan Penelitian, memuat deskripsi pelaksanaan proses

pembelajaran siklus I, II, dan III. Masing-masing siklus akan

menjelaskan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, pengumpulan

data, dan refleksi.

5. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian, memuat:

ajDeskripsi Setting Penelitian,

b)Hasil Penelitian, yaitu analisa data siklus I, II, dan III. Analisa data

setiap siklus berupa: ljanalisa dokumen yang terdiri dari RPP, alat

evaluasi, penyiapan bahan, sarana dan prasarana, 2)analisa proses

pembelajaran, 3)analisa hasil observasi dan hasil tes lisan ( f o r m a t if ) ,

4)peristiwa-peristiwa yang menghambat dan peristiwa yang

mendukung proses pembelajaran,

cjPembahasan Hasil Penelitian.

6. Bab V Penutup, berisi tentang: a)Kesimpulan, b)Saran-saran.

7. Bagian Akhir Skripsi, memuat: Daftar Pustaka, lampiran-lampiran,

(35)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Meningkatkan Kemampuan Membaca

1. Meningkatkan

“Meningkatkan berarti menaikkan (derajat, taraf, dan sebagainya);

mempertinggikan; memperhebat (produksi dan sebagainya); mengangkat diri.

Peningkatan; proses, perbuatan, cara meningkatkan (usaha kegiatan dan

sebagainya)” (Suharso dan Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia:

574).

Meningkatkan berasal dari kata tingkat yang dapat diartikan sebagai

jenjang, sesuatu yang menunjukkan tinggi rendah tentang kemajuan dan kelas.

Meningkatkan diartikan sebagai usaha menuju kemajuan dari yang sudah

biasa atau ada menjadikan dan membuat jadi lebih baik. Meningkatkan

merupakan kata keija yang dapat berarti menaikkan derajat, menaikkan taraf,

mempertinggi, memperbanyak produksi, mengangkat diri, dan sebagainya

(Fajri dan Senja, Kamus Besar Bahasa Indonesia:820).

Berdasarkan makna di atas, maka kata meningkatkan bermakna

sebelumnya ada usaha, sudah ada pada tingkatan tertentu, sedangkan setelah

ada usaha diharapkan ada kenaikan tingkatan ke arah yang lebih tinggi, dalam

hal ini dapat diasumsikan bahwa sebelum adanya upaya meningkatkan

(36)

kemampuan membaca, sebelumnya siswa sudah mempunyai kemampuan

membaca.

2. Kemampuan

Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa, sanggup

melakukan sesuatu; dapat; berada, kaya (Suharso dan Retnoningsih, Kamus

Besar Bahasa Indonesia: 308).

3. Membaca

Menurut Suharso dan Retnoningsih dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia halaman 64, membaca berasal dari kata baca yang berarti melihat

serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya

dalam hati) seperti: ia sedang membaca surat dari kekasihnya; mengeja atau

melafalkan apa yang tertulis; mengucapkan; mengetahui; meramalkan;

menduga; memperhitungkan.

Syarifuddin (2004;20) menyatakan bahwa:

M embaca dalam aneka maknanya adalah syarat pertama dan utama pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta syarat utama membangun peradaban. Ilmu, baik yang kasbi

{acquired knowledge) maupun ladunni (abadi, perennial) tidak dapat dicapai tanpa terlebih dulu melalui qiraat dalam arti yang luas.

Berdasar makna di atas maka membaca adalah kemampuan linguistik

verbal yang dalam penyampaiannya melibatkan berbagai organ tubuh

(37)

22

Agar siswa mendapatkan hasil maksimal dalam membaca, maka guru

harus melakukan beberapa usaha karena keberhasilan setiap proses

pembelajaran juga tergantung dari gurunya. Mustofa ( 2005:106) menyatakan

bahwa membaca membuat anak memahami dirinya sendiri dan orang lain.

Tujuan itu tidak akan terwujud tanpa adanya perhatian dari guru. Perhatian

dari guru yang dimaksud adalah:

a. Guru harus menumbuhkan kebiasaan gemar membaca pada diri

anak/siswa secara berkesinambungan dengan menyediakan bacaan-bacaan

yang bermanfaat.

b. Guru harus membekali anak ketrampilan dan kemampuan yang dapat

membuat bacaan anak/siswa lebih baik.

Oleh karena itu guru harus menaruh perhatian yang besar untuk

memperbaiki dasar-dasar bacaan siswa yang salah dengan cara yang

bijaksana, sehingga siswa dapat menerima dengan senang dan suka rela dan

pada gilirannya anak/siswa gemar membaca.

Menurut Surakhmad (1982:134-135), dibutuhkan persiapan-persiapan

yang harus ditempuh oleh seorang guru untuk mencapai keberhasilan dalam

pembelajaran, yaitu:

a. Persiapan terhadap situasi umum

Sebelum mengajar guru harus memiliki pengetahuan mengenai

situasi yang akan dihadapi, misalnya tempat, suasana, waktu, dan

(38)

b. Persiapan terhadap siswa yang akan diajar

Mutlak bagi guru memiliki gambaran tentang karakteristik murid

yang akan diajar. Misalnya fisik, pengetahuan, watak, sifat-sifat, baik

secara individu maupun klasikal/kelompok. Dengan mengetahui

karakteristik murid, guru dapat menyusun bahan pelajaran dan memotivasi

murid-murid/siswanya.

c. Persiapan dalam tujuan yang akan dicapai

Sebelum mengajar, guru harus merumuskan tujuan dalam

perencanaannya, yang mana tujuan itu harus khusus dan riil, sesuai arah

yang harus dikuasai pada akhir pembelajaran.

d. Persiapan dalam bahan yang akan diajarkan

Guru harus mengetahui luas {scope) dan urutan {sequence) bahan

yang akan diajarkan dengan memperhatikan situasi umum, keadaan murid,

dan tujuan yang hendak dicapai, sehingga siswa dapat menguasai bahan

secara integral dan fungsional.

e. Persiapan dalam metode mengajar

Penggunaan metode merupakan pokok dari pembelajaran dengan

memperhitungkan situasi, bahan, siswa, tujuan, dan modifikasi berbagai

metode.

(39)

24

Setiap proses interaksi membutuhkan alat bantu dalam bentuk

peraga pengajaran, guna memaksimalkan dan mempertinggi efisiensi

peristiwa belajar,

g. Persiapan dalam evaluasi

Dengan mengetahui tujuan dan situasi umum, guru harus bisa

mengevaluasi keberhasilan yang diperoleh. Dengan evaluasi akan

diperlukan pengayaan dan perbaikan.

Berdasarkan pendapat di atas jelaslah bahwa keberhasilan siswa dalam

mengembangkan kemampuan membacanya, sangat membutuhkan peran guru

dalam membimbing, memfasilitasi, memotivasi, dan mengevaluasi

keberhasilan siswanya.

Selain kesiapan guru, dalam upaya meningkatkan kemampuan

membaca, diperlukan kesiapan-kesiapan siswa. Menurut Mustofa (2005:31-

40) kesiapan-kesiapan tersebut meliputi kesiapan fisik, psikologis,

pendidikan, dan IQ:

a. Kesiapan fisik, maksudnya anak yang sehat akan lebih cepat belajar

membaca.

b. Kesiapan psikologis, maksudnya jik a anak merasa nyaman, maka anak

menjadi percaya diri.

c. Kesiapan pendidikan. Pendidikan yang pertama dari keluarga, sedangkan

(40)

d. Kesiapan IQ bergantung pada pengalaman siswa, perolehan kosa kata,

kebiasaan berbicara, konsentrasi, daya nalar, dan kemampuan mengikuti

petunjuk

Lebih lanjut Mustofa menyatakan bahwa penting untuk mengetahui

terlebih dahulu kemampuan dan ketrampilan yang harus ada dalam belajar

membaca, yaitu:

a. Fasih dalam berbicara

Kemampuan menjelaskan kosa kata, maka bacaannya dapat

dimengerti orang lain.

b. Kemampuan mendengar

Anak yang memiliki kemampuan mendengar yang baik dari orang

dewasa akan mudah mengulanginya. Begitupun sebaliknya, jika anak

memiliki gangguan pendengaran akan menghambat keberhasilan dalam

membacanya.

c. Kemampuan melihat

Penglihatan anak yang kurang baik dapat menyebabkan penglihatan

terhadap obyek baca terganggu.

d. Pengaruh lingkungan

Lingkungan rumah yang tidak peduli akan pendidikan anaknya akan

(41)

26

e. Faktor emosi

Membaca merupakan hal yang sangat penting, maka aktifitas

membaca sangat memerlukan keadaan emosional yang hal itu

dipengaruhi oleh persolan pribadinya.

f. Kecerdasan

Keterlambatan anak membaca banyak disebabkan oleh tingkat

kecerdasan yang rendah.

Dalam membaca Al-Qur’an, terdapat tingkatan-tingkatan bacaan yang

dikuasai oleh ulama Qiro ’at, yaitu:

a. At-Tartil, yaitu bacaan yang lambat dengan menggunakan kaidah ilmu

tajwid.

b. At-Tahqiq, yaitu bacaan yang lebih lambat dan pada tartil yang lazim

digunakan untuk mengajarkan Al-Qur’an dengan sempurna.

c. Al-Hadr, yaitu bacaan yang dilakukan dengan cepat dan tetap

memperhatikan tajwidnya.

d. At-Tadwir, yaitu bacaan yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat,

dipertengahan antara Al-H adr dan At-Tartil (Al Hafidz, halaman 10-11).

Dalam penelitian ini, yang dimaksud kemampuan membaca adalah

kemampuan membaca surat-surat pendek Qur’an dalam mata pelajaran

Al-Qur’an Hadits melalui metode IQRO’ siswa kelas II MI. Al M a’arif

(42)

B. S u rat-su rat Pendek dalam A l-Q ur’an

Sebagaimana dijelaskan dalam bab I, surat-surat pendek dalam penelitian

ini adalah bagian dari Al-Qur’an dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas II

MI. Al M a’arif Karangkepoh Karanggede yaitu:

1. Surat Al-Fatihah.

2. Surat Al-Maun.

3. Surat Al-Fiil.

4. Surat Al-Ashr.

5. Surat At-Takatsur.

6. Surat Al-Qodr.

Al-Qur’an adalah wahyu Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

SAW. sebagai Rosul akhir jam an yang dalam bentuknya sekarang termaktub jelas

dalam M ushaf Utsmani yang kemudian sampai pada kita dengan jalan mutawatir.

Jika dibaca dengan baik pada waktu shalat maupun di luar shalat bernilai ibadah

dan hukumannya kafir bagi orang yang mengingkari (Nawawi,1988:39).

Al-Qur’an adalah sebuah dokumen untuk umat manusia atau petunjuk

bagi manusia (hudaan lil nass) (Rahman, 1996:1).

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan

(diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW. dan membacanya adalah ibadah

(Depag, 1990:16).

Dari beberapa definisi ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa Al-

(43)

28

SAW., melalui malaikat Jibril untuk disampaikan kepada umat manusia karena

Al-Qur’an memiliki kemukjizatan, membacanya termasuk ibadah, dan

diriwayatkan secara mutawatii dari zaman Nabi Muhammad SAW. sampai

manusia di zaman sekarang yang ditulis dalam mushaf dimulai dari surat Al-

Fatihah dan diakhiri surat An-Nas.

M enurut Syarifudin (2004:83), surat-surat pendek disebut Al-Mufasshal

atau Al-M uhkam, meliputi Surat Al-Hujurat hingga surat An-Nas. Lebih lanjut

dikatakannya bahwa Al-M ufasshal dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Panjang, meliputi surat Al-Hujurat (surat ke 49) hingga surat An-Naba’ (surat

ke 78).

2. Sedang, meliputi surat An-Naba’ (surat ke 78) hingga surat Ad-Dhuha (surat

ke 93).

3. Pendek, meliputi surat Ad-Dhuha (surat ke 93) hingga surat An-Naas (surat ke

114).

Surat yang diprioritaskan adalah surat Al-Fatihah karena merupakan pembuka,

intisari, dan muara Al-Qur’an, dan selalu dibaca berulang-ulang dalam shalat lima

waktu.

C. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

M ata pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan bagian dari materi

Pendidikan Agama Islam di M adrasah Ibtidaiyah, yang memiliki muatan 2 (dua)

jam pelajaran tiap minggunya. Berdasrkan Permendiknas RI Nomor 22 Tahun

(44)

pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan bagian dari Pendidikan Agama Islam yang

bertujuan untuk:

1. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta

pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia

muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah

SWT.

2. M ewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia

yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur,

adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara

personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas

sekolah.

Sebagai bagian dari Pendidikan Agama Islam, mata pelajaran Al-Qur’an

Hadits harus sesuai dengan Kurikulum Agama KTSP yang mempunyai Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai berikut:

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar M ata Pelajaran Al-Qur’an ________ Hadits Kelas II tahun Pelajaran 2009/2010 _________________________

Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

I Mampu memahami cara melafalkan huruf-huruf Hijaiyah dan tanda bacanya dan mampu memahami cara melafalkan surat tertentu dalam Juz‘amma dan mampu membaca serta menghafal surat tersebut dengan baik.

Memahami huruf-huruf Hijaiyah

M embaca huruf-huruf Hijaiyah

(45)

30

Sem ester S ta n d a r K om petensi K om petensi D asar II Mampu menyusun kata-kata dengan

huruf-huruf Hijaiyah baik secara terpisah maupun sambung, memahami cara melafalkan surat- surat tertentu dalam Juz’amma, mampu menghafal dan membaca surat tertentu dan hadits tentang

yang selanjutnya dijabarkan lebih lanjut dalam indikatornya, yaitu:

1. Siswa dapat membaca surat Al-Fatihah dengan benar.

2. Siswa dapat membaca surat-surat pendek dengan fasih.

3. Siswa dapat membaca surat-surat pendek dengan lancar.

4. Siswa dapat membaca surat-surat pendek dengan tajwid yang benar.

D. Metode IQRO’

“Metode adalah cara yang telah diatur dan dipikir baik-baik untuk

mencapai sesuatu maksud dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya; cara belajar

dan sebagainya” (Suharso dan Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa

Indonesia:321).

Budiyanto (1995:2-3) menyatakan bahwa:

(46)

Lebih lanjut Budiyanto menyatakan bahwa ada empat hal yang menjadi

penyebab peningkat ketidakmampuan membaca huruf-huruf Al-Qur’an di

kalangan anak terlebih generasi Islam yang menjadi keprihatinan, yaitu:

1. Disebabkan oleh hilangnya atau dihapuskannya pelajaran menulis dan

membaca huruf Arab Jawi dari sekolah-sekolah formal di Indonesia.

2. Sempitnya alokasi waktu atau jam pendidikan agama di sekolah-sekolah

formal di Indonesia. Berdasarkan kurikulum 1994, dapat diketahui bahwa

untuk bidang studi Pendidikan Agama, sejak tingkat SD sampai SMA Negeri

hanya mendapat jatah waktu 2 (dua) jam pelajaran. Dengan waktu yang hanya

dua jam tersebut, guru agama dituntut bisa menyampaikan semua materi

agama termasuk pengajaran membaca Al-Qur’an. Dengan demikian, waktu

untuk pelajaran membaca Al-Qur’an menjadi sangat sedikit.

3. Melemahnya peranan pengajian anak-anak di masjid-masjid dan musholla-

musholla. Hal ini dikarenakan teknologi sudah masuk ke desa-desa sehingga

anak-anak lebih senang menonton televisi dari pada mengaji.

4. Statisnya pengembangan metodologi pengajaran membaca Al-Qur’an.

Selama ini metode yang dikembangkan adalah metode Al-Qowaidul

Baghdadiyah (turutan atau Juz ‘amma).

Budiyanto menjelaskan bahwa metode IQRO’ dikembangkan oleh Ustadz

A s’ad Humam tahun 1983-1988. Beliau lahir di kota Gede Yogyakarta tahun

1933. Beliau merupakan seorang guru agama dan aktifis dakwah dengan

(47)

32

cara lama atau AI-Qowaidul Baghdadiyah (turutan atau Juz ‘amma). Cara

mengajarkannya adalah:

1. Mula-mula anak diajarkan nama-nama huruf Hijaiyah dimulai dari alif, ba, ta

sampai ya.

2. Kemudian diajarkan tanda baca (harokat) sekaligus bunyi bacaannya, seperti

a lif fathah a, ba fathah ba, dan sebagainya.

3. Setelah anak-anak mempelajari huruf-huruf Hijaiyah dan cara membacanya,

baru diajarkan Juz ‘amma dari surat An-Nas (juz 30 Al-Qur’an).

Cara ini ternyata dinilai lambat dalam mengantarkan anak agar bisa

membaca Al-Qur’an. Berangkat dari pengalaman itulah kemudian dicari berbagai

sistem dan metode.

Pada tahun 1950an, ditemukan modifikasi cara mengajarkan kaidah

Baghdadiyah di mana tidak lagi mengeja tetapi dicoba dengan pola baru dengan

cara mencari padanan huruf-huruf Hijaiyah dengan huruf-huruf latin. Misalnya

tanda fathah dengan a, kasrah dengan i, dhommah dengan u, fathah tanwin

dengan an, kasrah tanwin dengan in, dhommah tanwin dengan un, alif mati=a, ya

sukun=i, wau sukun=u, dan huruf mati dengan awalan e, misalnya sin sukun=es,

nun sukun=en, dan seterusnya. M aka cara mengejanya adalah sebagai berikut:

bismi=ba-i-es=bis, mim-i=mi, rakhimi=ra-a=ra, kha-i=khi, mim-i=mi, dan

seterusnya. Sedangkan fathah berdiri dibaca aa, kasrah berdiri dibaca ii, dhommah

(48)

Metode ini ternyata cukup lumayan hasilnya. Akan tetapi belum seperti

yang diharapkan. Metode ini digunakan sampai tahun 1970an.

Sebelum tahun 1970an, beliau tertarik pada tulisan Prof. Mahmud Yunus

mengenai cara-cara praktis membaca Al-Qur’an yang tidak perlu dieja lagi, tetapi

langsung dibaca. Misalnya mim fathah langsung dibaca ma. Sayangnya tulisan

P rof Mahmud Yunus ini belum ditulis secara lengkap dan sistematis, di samping

mengalami kesulitan dalam mencari padanan huruf transliterasinya dalam bahasa

Indonesia sehingga belum bisa dijadikan tuntunan untuk mengantarkan anak-anak

fasih membaca Al-Qur’an.

Barulah sekitar tahun 1970an beliau mendapatkan buku Q iro ’ati yang

disusun Ustadz Dahlan Salim dari Semarang, yang prinsip-prinsipnya sama

dengan tulisan Prof. M ahmud Yunus dan telah disusun secara sistematis dan

lengkap. Bersamaan dengan itu, beliau bertemu dengan sejumlah anak-anak muda

yang memiliki pemikiran sama tentang problema mengajar membaca Al-Qur’an.

Anak-anak muda itu terhimpun dalam satu wadah yang berpusat di Musholla

Baiturrahman Selokraman Kota Gede Yogyakarta yang berjumlah sekitar 17

(tujuh belas) orang.

Bersama Tim Tadarus “AMM” ini beliau mengajarkan anak-anak

membaca buku Qiro’ati tersebut. Namun dari pengalaman memakai buku Qiro’ati

ini, masih banyak ditemui berbagai kekurangan. Untuk itu dengan didukung oleh

masukan-masukan dari Tim Tadarus AMM dan melakukan studi banding ke

(49)

34

buku IQRO’ bukanlah disusun berdasarkan renungan semata, tetapi berdasarkan

pengalaman yang panjang dan praktek langsung di lapangan.

Dalam waktu singkat, buku IQRO’ ini tersebar ke mana-mana, bersamaan

tersebarnya pula lembaga pendidikan dan pengajaran Al-Qur’an yang baru yaitu

TKA-TPA. Melalui TKA-TPA dengan buku IQRO’ ini, ternyata anak-anak usia

4-6 tahun (TKA) dan anak usia 7-12 tahun (TPA) yang selama ini kesulitan

belajar membaca Al-Qur’an dapat dengan mudah dan dalam waktu singkat (rata-

rata dalam waktu 6-8 bulan) telah bisa diantarkan mampu membaca Al-Qur’an.

Hal ini yang mendorong Munas LPTQ yang ke VI tahun 1991 menetapkan TK

Al-Qur’an AMM Kota Gede Yogyakarta sebagai Balai Penelitian dan

Pengembangan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an LPTQ Nasional di

Yogyakarta (berdasarkan SK LPTQ no. 1 tahun 1991), yang diresmikan oleh

Menteri Agama Republik Indonesia dan selaku ketua LPTQ Nasional, Bapak

Munawir Sadzali, MA, pada tanggal 10 Februari 1991.

Dengan mengajarkan ilmu membaca Al-Qur’an, metode IQRO’

mempunyai karakteristik dan spesifikasi tertentu agar pengajarannya dapat

berhasil dengan baik sesuai tuntunan ibadah sebagaimana yang dikehendaki oleh

Allah dan RasulNya. Untuk itulah metode IQRO’ ini mempunyai karakteristik

dan spesifikasi antara lain:

1

Tujuan metode IQRO’ adalah untuk menjaga dan memelihara kesucian,

kehormatan, dan kemurnian Al-Qur’an dan cara membaca yang benar sesuai

(50)

2. Membaca AI-Qur’an mempunyai kaidah tertentu. Jika cara membacanya

salah akan mempunyai arti yang salah dan dapat menimbulkan dosa.

3. Menyebarkan ilmu bacaan Al-Qur’an yang benar dengan cara yang benar.

4. Mengingatkan kepada guru-guru membaca Al-Qur’an agar dalam menajarkan

bacaan Al-Qur’an harus berhati-hati.

5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan pengajaran ilmu baca Al-

Qur’an.

Metode IQRO’ mempunyai indikator agar siswa mampu membaca Al-

Qur’an secara tartil sesuai kaidah tajwid yang benar. Mujito (2001:18)

menjelaskan aturan-aturan dalam mengajarkan membaca Al-Qur’an

menggunakan metode IQRO’ antara lain:

1. M embaca huruf-huruf Hijaiyah yang sudah berharokat secara langsung tanpa

mengeja.

2. Langsung praktek secara mudah dan praktis bacaan bertajwid secara baik dan

benar.

3. Materi pelajaran diberikan secara bertahap dan berkesinambungan.

4. Menerapkan belajar dengan cara sistem modul/paket.

5. Menekankan pada banyak latihan membaca.

6. Belajar sesuai dengan kesiapan dan kesanggupan siswa.

7. Evaluasi dilakukan setiap hari.

Selanjutnya Budiyanto (1995:14-20) menjelaskan bahwa guru dalam

(51)

36

tetapi diperbolehkan membimbing dan bersikap teliti, waspada, dan

tegas. Sedangkan prinsip siswa yaitu CBSA, cepat, tepat dan benar. Dalam

mengajarkan membaca Al-Qur’an harus mempunyai stategi dalam memberikan

materi antara lain :

1. Secara individual/privat

Belajar individual dengan cara memberikan materi pelajaran secara

perseorangan sesuai dengan kemampuan siswa menerima materi pelajaran.

2. Secara klasikal

Yakni mengajar dengan cara memberikan materi pelajaran secara

masai (bersama-sama) kepada sejumlah siswa dalam satu kelas.

3. Klasikal baca simak

Seperti difirmankan Allah SWT dalam QS. Al-A’raf ayat 204:

“Apabila dibacakan Al Qur’an, dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah

dengan tenang (seksama) agar kamu mendapatkan rahmat” (Depag, 1989:256)

Jadi, pengajaran membaca Al-Qur’an dengan cara klasikal baca simak adalah

satu siswa membaca, siswa lain menyimak dan bergantian di bawah

bimbingan guru.

Untuk mencapai keberhasilan membaca Al-Qur’an, ditentukan oleh

(52)

dan bahannya. Faktor tersebut terkait satu sama lain , tanpa meremehkan salah

satu faktor. Untuk menyampaikan suatu materi, dalam hal ini surat-surat pendek,

maka diperlukan adanya suatu metode. Metode yang sudah diketemukan dan

dipakai disepakati oleh siswa sebagai penerima.

Dalam mengajarkan membaca Al-Qur’an kepada siswa-siswa ada beberapa

cara, di antaranya adalah:

1. Cara klasikal

a. Metode meniru (thariqah musyarakah), metode ini diawali dari siswa

meniru bacaan guru sampai hafal. Setelah itu baru dikenalkan beberapa

huruf beserta tanda baca dan harakatnya.

b. Metode bunyi (thariqah shautiyyah), metode ini tidak dimulai dengan

memperkenalkan huruf-huruf Hijaiyah, tetapi memperkenalkan bunyi

yang huruf-hurufnya sudah diharakati. Misalnya a, ba, ta, dan seterusnya.

c. Metode mengenalkan cara membaca Al-Qur’an yang sesuai dengan

kaidah-kaidah bacaannya, dengan diawali memperkenalkan huruf

bersyakal tanpa dieja.

2. Cara individual

a. At-Thariqah bil muhakah yaitu pengajaran dengan cara meniru guru

memberikan contoh-contoh bacaan yang benar kemudian menirukannya.

Oleh karena itu bagaimanapun kefasihan siswa banyak tergantung pada

(53)

38

b. At-Thariqah bil Musyafahah yaitu siswa melihat gerak gerik bibir guru

dan guru juga melihat gerak gerik bibir siswa. Metode ini penting untuk

mengajarkan makhorijul huruf.

c. At-Thariqotu bil Kalamissorih, artinya metode pengajaran dengan cara

guru mempergunakan ucapan yang jelas dan komunikatif. Walaupun

dalam metode ini anak dituntut aktif, namun tidak berarti guru p asif Guru

tetap aktif menyimak bacaan anak sambil memberikan motivasi dan

komentar-komentar komunikatif dan menyanjung siswa dengan komentar

yang bagus.

d. At-Thariqah bissua al Limaqosiditaklimi, di mana guru mengajukan

pertanyaan-pertanyaan dan siswa menjawab. Guru mengajukan pertanyaan

dengan menunjuk huruf-huruf tertentu dan siswa membacanya.

Dengan demikian suatu sistem proses pembelajaran dalam pendidikan

sangatlah ditentukan oleh kualitas kemampuan guru dan metodologi

pembelajaran. Kualitas guru yang baik tanpa didukung oleh metode yang baik

atau sebaliknya metode yang baik tapi di tangan guru yang tidak berkualitas akan

sia-sia dan pada akhirnya tidak akan tercapai keberhasilan siswa.

Maka dari itu, pembelajaran membaca IQRO’ dalam materi Al-Qur’an

Hadits dengan metode IQRO’ MI. Al-M a’arif Karangkepoh kelas II ditargetkan

(54)

E. MI. Al-M a’arif Karangkepoh Karanggede Boyolali

MI. Al-M a’arif berada di Dusun Karrangkepoh Rt 01/II Desa Karangkepoh,

Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali. Letaknya sekitar 5 km sebelah

tim ur pusat kota dan terletak berdekatan dengan SDN 1 Karangkepoh sekitar 2

km.

M adrasah ini dibangun di atas tanah w akaf dari seorang mantan sekretaris

desa tahun 1956. Saat ini terdapat satu bangunan rumah yang terdiri dari ruang

kantor, ruang kelas, ruang dapur, kamar mandi, dan ruang RA.

Siswa-siswinya berasal dari dusun Karangkepoh dan dusun-dusun di

sekitarnya. Kuantitas siswanya tiap tahun stabil. Tenaga pendidiknya ada enam

orang guru dengan kualifikasi empat orang S I, seorang guru berkualifikasi S2,

dan penulis sendiri. Lima orang guru berasal dari luar daerah Karangkepoh, dan

hanya satu orang guru yang berasal dari dusun Karangkepoh.

Sarana prasarana di MI. Al-Ma’arif Karangkepoh masih banyak

kekurangan. Hal ini disebabkan sumber anggaran utama berasal dari BOS

(Bantuan Operasional Sekolah). Penarikan dana dari orang tua murid dirasakan

sangat sulit karena kebanyakan mempunyai tingkat ekonomi menengah ke bawah.

MI. Al-Ma’arif Karangkepoh mempunyai visi membentuk manusia yang

berpengetahuan, cerdas, trampil, beriman, bertakwa kepada Allah SWT., dan

berakhlakul karimah. Misinya adalah:

(55)

40

2. Mendidik siswa agar mempunyai kemampuan dan ketrampilan untuk

menyongsong masa depan.

3. Mendidik siswa agar dapat mengamalkan ilmu agama.

(56)

A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari 3 (tiga) siklus. Setiap siklus

terdiri dari:

1. Perencanaan siklus I.

2. Pelaksanaan siklus I.

3. Pengamatan siklus I.

4. Pengumpulan data siklus I.

5. Refleksi siklus I.

Pada tahap persiapan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan materi.

2. Mempersiapkan sarana prasarana pendukung.

3. Membuat rencana pembelajaran dengan pembelajaran konstektual.

4. Membuat lembar observasi kelas dan guru serta angket siswa.

5. Membuat instrumen evaluasi hasil belajar.

Adapun prosedur penelitian siklus I adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan siklus I

Kegiatan yang dilaksanakan pada perencanaan siklus I meliputi:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Menyiapkan bahan pembelajaran.

c. Menyiapkan alat pelajaran.

(57)

42

d. Menyiapkan alat observasi.

e. Menyusun alat evaluasi.

2. Pelaksanaan siklus I

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus I dilaksanakan

pada hari Selasa tanggal 11 Mei 2010 di kelas II dengan jumlah siswa 27

pukul 08.00-09.00 WIB dengan bahan pembelajaran: Bacaan surat Al-

Maun dan Al-Kafirun. Bahan pembelajaran tersebut dilampirkan dalam

lembar keija I poin 1 dan poin 2. Jalannya kegiatan pembelajaran adalah

sebagai berikut:

a. Pendahuluan (kegiatan awal)

1) Penyampaian indikator tujuan pembelajaran, dengan menjelaskan

kepada siswa tentang kompetensi yang diharapkan dapat dicapai

siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

2) Menjelaskan kepada siswa tentang pentingnya mampu menguasai

kompetensi pembelajaran.

3) Menjelaskan kepada siswa tentang jalannya proses pembelajaran.

4) Memberikan motivasi kepada siswa bahwa mereka mampu

melaksanakan kegiatan pembelajaran dan mampu mencapai

kompetensi pembelajaran.

5) Apersepsi. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang surat-surat

sebelumnya dan yang akan diajarkan.

b. Kegiatan inti

(58)

2) Gum membacakan surat Al-Maun dan surat Al Kafirun.

3) Siswa dibimbing guru secara klasikal membaca surat Al-Maun.

4) Siswa secara berpasangan sebangku membaca surat Al-Maun

dengan disimak guru dan teman-temannya.

5) Guru membimbing secara individu bacaan surat Al-Maun.

6) Siswa yang sudah bisa membaca agar membantu siswa lain yang

belum bisa membaca dengan sistem tutor.

7) Secara klasikal bersama guru membaca surat Al-Kafirun.

c. Kegiatan penutup

1) Dilaksanakan tes formatif I.

2) Memberikan motivasi kepada siswa agar pembelajaran yang akan

datang siswa mampu mencapai kompetensi lebih meningkat.

3) Mengakhiri pembelajaran dengan hamdalah.

3. Pengamatan siklus I

Selama proses pembelajaran peneliti melakukan pengamatan terhadap:

a. Aktivitas siswa saat proses pembelajaran.

b. Aktivitas guru dalam proses membelajarkan siswa.

Observasi dilakukan bersama kolaborator dari rekan sejawat

dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan.

4. Pengumpulan data siklus I

Data yang diperoleh dari siklus I adalah:

(59)

44

b. Hasil observasi terhadap kemampuan guru dalam membelajarkan siswa.

c. Hasii tes akhir pembelajaran siklus 1.

5. Refleksi siklus I.

Dalam kegiatan refleksi ini peneliti memberi kesempatan kepada

siswa untuk menyampaikan perasaannya saat mengikuti pembelajaran.

Peneliti juga memberi kesempatan kepada guru kolaborator untuk

memberi masukan tentang kekurangan yang terjadi saat proses

pembelajaran.

Hasil catatan akhir proses pembelajaran siklus berikutnya

berdasarkan pelaksanaan proses pembelajaran siklus I berupa:

a. Minat dan keaktifan siswa sejak sebelum inti pembelajaran.

b. Semangat siswa belajar membaca surat-surat pendek dalam Al-Qur’an

melalui metode IQRO’.

c. Kelemahan-kelemahan yang terjadi selama masa pembelajaran pada

siklus ini diidentifikasi kemudian dicari solusinya sehingga tidak

muncul kembali di siklus selanjurnya.

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Prosedur penelitian siklus II adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan siklus II.

Kegiatan yang dilaksanakan pada perencanaan siklus II meliputi:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Gambar

Grafik 1Nilai rata-rata hasil pembelajaran membaca surat-
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Al-Qur’an
Grafik I. Nilai rata-rata hasil pembelajaran membaca
Tabel 2. Data Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Sik us 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karena pelanggan di pasar tradisional menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa yang memiliki struktur yang berbeda dengan bahasa Inggris ketika mereka

Berdasarkan tabel MRP diketahui bahwa jumlah persediaan ekstrak kayumanis di gudang masih dapat memenuhi proses produksi pesanan - pesanan tersebut, sehingga Cokelat

Kondisi tidak jauh berbeda juga terjadi pada variabel X3, variabel X3 (earning before interest and taxes/ total assets) juga menunjukkan nilai yang kecil dan bersifat fluktuatif tiap

Server dan Core System (infrastruktur) kami ditempatkan di Data Center (DC) sesuai standar keamanan Internasional untuk perlindungan data dan opersional system BMT serta

Yang teristimewa buat teman-temanku Hernayanis, Violitia khoiriah yang rela-rela hujan-hujan ngantarin sempro (sehingga skripsi ini dapat terselesaikan) dank kak

(6) Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/D4

morfogenesis dari kalus lebih baik, tunas serta akar dapat tumbuh

Sensor F7 akan mengaktifkan magnet urutan kelima, sehingga rotor A akan tertarik pada magnet urutan kedelapan dan mover akan bergerak mundur satu langkah..