• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENGGUNAAN VERBA BANTU KEINGINAN DALAM BAHASA JEPANG. pertama dan orang kedua. Yang mana pola kalimat hoshii adalah:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PENGGUNAAN VERBA BANTU KEINGINAN DALAM BAHASA JEPANG. pertama dan orang kedua. Yang mana pola kalimat hoshii adalah:"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PENGGUNAAN VERBA BANTU KEINGINAN DALAM BAHASA JEPANG

3.1. Penggunaan Hoshii

Hoshii adalah verba bantu yang menyatakan pengharapan/keinginan orang pertama dan orang kedua. Yang mana pola kalimat hoshii adalah:

~ ga hoshii desu (ingin~) yang merupakan bentuk positif yang digunakan untuk menyatakan pengharapan/ keinginan untuk memiliki sesuatu yang berkaitan dengan benda.

Contoh:

1. 私はカメラが欲しいです。

Watashi wa kamera ga hoshii desu. (Saya ingin kamera.)

2. 私は新しいシャツが欲しいです。

Watashi wa atarashii shatsu ga hoshii desu. (Saya ingin baju yang baru.)

3. その本が欲しいです。

Sono hon ga hoshii desu. (Saya ingin buku yang itu.)

(2)

Ima, ichiban hoshii mono wa nandesuka? (Sekarang, apa yang paling kamu inginkan?.)

Hoshii yang dijelaskan di atas merupakan pengharapan/keinginan dari si pembicara sendiri atau orang pertama. Ingin memiliki benda atau barang yang diinginkan oleh si pembicara atau orang pertama.

Contoh kalimat 1 dan 2, subjeknya adalah watashi dan kata bendanya adalah

kamera dan shatsu yaitu “baju”. Tetapi di contoh kalimat 2 ada kata sifat yaitu

atarashii yang menyatakan bahwa ingin memiliki sesuatu benda yang baru. Di contoh kalimat 3, subjeknya tidak tertulis karena itu sudah menunjukkan bahwa yang berbicara adalah si pembicara sendiri atau orang pertama. Jadi si pembicara atau orang pertama langsung menunjukkan benda atau barang yang dia inginkan dengan menggunakan sono yang artinya adalah itu dan benda yang diinginkan adalah hon yaitu “buku”. Sedangkan di contoh kalimat 4, hoshii berada di tengah-tengah antara ichiban dan mono dan hoshii tersebut menunjukkan kalimat pertanyaan yang diajukan kepada lawan bicara. Karena yang diajukan pertanyaan adalah orang pertama secara langsung jadi harus menggunakan hoshii.

(3)

Selain hoshii yang berbentuk positif, bentuk negatif dari hoshii juga ada yaitu hoshikunai. Yang mana akhiran i-nya di hapus dan kemudian ditambahkan ~kunai, yang artinya menjadi tidak ingin. Bahwa si pembicara atau orang pertama tidak ingin sesuatu benda. Pola kalimatnya adalah ~ ga hoshikunai desu yang merupakan bentuk negatif.

Contoh:

1. 私はくつが欲しくないです。

Watashi wa kutsu ga hoshikunai desu. (Saya tidak ingin sepatu.)

2. 何も欲しくないです。

Nani mo hoshikunai desu. (Saya tidak ingin apa-apa.)

Dari kedua contoh kalimat di atas, dapat diketahui bahwa si pembicara atau orang pertama tidak menginginkan sesuatu. Contoh kalimat 1, subjeknya adalah

watashi yaitu saya dan kata bendanya adalah kutsu yaitu “sepatu”. Dapat diketahui berarti si pembicara benar-benar tidak menginginkan sepatu, tetapi si pembicara menginginkan benda yang lain selain dari sepatu. Sedangkan contoh kalimat 2, subjeknya tidak tertulis karena itu sudah menunjukkan bahwa subjeknya adalah si pembicara itu sendiri dan dia benar-benar tidak menginginkan apapun.

Hoshii, selain untuk menyatakan pengharapan/keinginan orang pertama dan orang kedua, juga bisa untuk menunjukkan pengharapan/keinginan orang ketiga.

(4)

Untuk orang ketiga, bukan kata hoshii lagi yang digunakan melainkan hoshigaru

atau hoshigatte iru. Yang mana hoshigaru atau hoshigatte iru menyatakan pengharapan/keinginan orang ketiga. Hoshigaru adalah keinginan yang masih akan sedangkan hoshigatte iru adalah keinginan yang sudah terjadi. Pola kalimat

hoshigaru adalah ~hoshigaru/masu atau ~hoshigatteiru/imasu. Hoshigaru atau

hoshigatte iru ini merupakan kata kerja.

Contoh:

1. 赤ちゃんはミルクを欲しがって泣いています。

Akachan ga miruku wo hoshigatte, naiteimasu. (Bayi itu ingin susu sehingga menangis.)

2. 山下さんは車を欲しがっている。

Yamashitasan wa kuruma wo hoshigatteiru. (Yamashita ingin membeli mobil.)

Hoshigaru yang dijelaskan di atas berbeda subjek dan objeknya. Contoh kalimat 1, subjeknya adalah akachan yaitu bayi dan objek yang diinginkan adalah

miruku yaitu “susu”. Contoh 1 hoshigaru diikuti dengan kata kerja yang lain yaitu

naiteiru/masu yang artinya “menangis”. Untuk menyatukan dua kata kerja, antara

hoshigaru dan naiteiru yang digunakan adalah bentuk ~te dan bentuk tersebut diletakkan setelah hoshigaru. Maka menjadi hoshigatte naiteiru/masu. Akachan inilah yang merupakan orang ketiga . Ini merupakan informasi yang diketahui oleh orang pertama dan dijelaskan kepada orang kedua. Sedangkan contoh kalimat 2, subjeknya adalah Yamashita dan objek yang diinginkannya adalah kuruma

(5)

yaitu mobil. Hoshigaru yang di kalimat kedua inilah yang menunjukkan bahwa subjek yaitu Yamashita menginginkan sebuah mobil dan subjek inilah yang merupakan orang ketiga dan ini juga merupakan informasi yang diketahui oleh orang pertama dan dijelaskan kepada orang kedua.

Hoshii dan Hoshigaru cara penggunaannya hampir sama, kalau hoshii

menggunakan kata benda sedangkan hoshigaru menggunakan partikel wo karena

hoshigaru adalah kata kerja yang memiliki objek. Arti dari hoshii dan hoshigaru

adalah sama-sama menunjukkan pengharapan/keinginan tetapi baik pola kalimatnya maupun orang yang melakukannya berbeda. Di sinilah keunikkan dari

hoshii dan hoshigaru itu sendiri. Dan perlu diingat bahwa objek hoshii ditandai dengan partikel ga, sedangkan objek hoshigaru/hoshigatte iru ditandai dengan partikel wo dan dalam situasi yang tidak resmi/informal, akhiran desu dalam

~hoshii desu bisa dihilangkan. Seperti ketika berbicara dengan teman atau orang yang sudah dikenal sebagai lawan bicara kita. Sedangkan hoshigaru, ketika berbicara dengan teman atau orang yang sudah dikenal, kata hoshigaru tidak digunakan kata ~masu nya, karena kata ~masu nya merupakan bentuk yang sopan/formal yang digunakan untuk orang yang di hormati atau kepada atasan kita. Jadi, kepada teman atau orang yang sudah dikenal cukup mengatakan

hoshigaru atau hoshigatte iru.

3.2 Penggunaan Tai

Kata kerja bentuk ~tai adalah untuk menyatakan pengharapan/keinginan seseorang dengan suatu aktivitas. Kata kerja bentuk ini umumnya digunakan

(6)

untuk menyatakan pengharapan/keinginan si pembicara, atau orang pertama, tidak digunakan untuk menjelaskan keinginan orang ketiga. Verba bantu ~tai biasa dipakai setelah verba kata kerja dan dapat berkonjugasi. Pola kalimatnya adalah ~ wo kata kerja + Tai desu. (positif) ~ wo kata kerja + takunai desu. (negatif).

Contoh:

1. 今日は早く家に帰りたいです。

Kyou wa hayaku ie ni kaeritai desu. (Hari ini saya ingin pulang lebih cepat.)

2. 寒いですね、何か冷たい物が飲みたいですね。

Samui desune, nani ka tsumetai mono ga nomitai desune. (Panas yah, ingin rasanya minum sesuatu yang dingin.)

3. 私は映画を見たいです。

Watashi wa eiga wo mitai desu. (Saya ingin menonton film.)

4. あなたも一緒に行きたいの?

Anata mo isshoni ikitaino?

(Kamu juga ingin pergi bersama kan?)

5. だれだって高い物よりは安い物が買いたいですよ。

Daredatte takai mono yori wa yasui mono ga kaitai desuyo.

(Siapapun ingin membeli barang yang murah daripada barang yang mahal.)

6. 彼女は気が弱く言いたい事もいえずにいる。

Kanojo wa ki ga yowaku, iitai kotomo iezuni iru.

(Dia (pr) semangatnya sudah lemah, tidak bisa mengatakan yang ingin dikatakannya.)

(7)

7. 彼は僕に会いたくないから、来なかったんだよ。 Kare wa boku ni aitakunai kara, konakattanodayo.

(Dia (lk) tidak datang, karena tidak ingin bertemu dengan saya.)

8. 田中さんは行きたくないと言っています。

Tanakasan wa ikitakunai to itteimasu. (Tanaka katanya tidak ingin pergi.)

Contoh kalimat 1, 2 dan 3 menyatakan pengharapan/keinginan si pembicara. Namun dapat juga digunakan untuk selain orang pertama dalam kasus contoh kalimat 4-8 dengan ketentuan:

Bentuk ~tai dapat digunakan untuk menjelaskan pernyataan, pertimbangan, keputusan, dan perkiraan subjektif si pembicara. Pada contoh kalimat 4 terdapat nuansa perkiraan si pembicara bahwa lawan bicara ingin pergi meskipun lawan bicara tidak menyatakan ingin secara langsung. Kalimat seperti ini umumnya muncul dalam kalimat tanya. Pada contoh kalimat 5 tidak dijelaskan secara pasti siapa yang ingin membeli. Keinginan di sini menggambarkan kelumrahan bahwa siapa pun akan berpikiran demikian. Pada contoh kalimat 6, meskipun hal yang ingin dikatakan tersebut dilakukan oleh orang ketiga kanojo, namun tidak berarti itu keinginan orang ketiga tersebut. Hal ini berdasarkan pandangan atau subjektif si pembicara bahwa dia ingin mengatakan sesuatu. Pada contoh kalimat 7 dijelaskan anggapan si pembicara bahwa dia tidak ingin menemuinya. Sedangkan contoh kalimat 8, bentuk ~tai digunakan dalam kalimat tidak langsung. Meskipun orang ketiga tanaka telah mengatakan keinginan secara langsung kemudian disampaikan lagi dengan kalimat tidak langsung, ditandai dengan ~to itteimasu.

(8)

Kata kerja bentuk ~tai ini ada yang positif dan negatif. Karena pasti seseorang memiliki keinginan dan tidak memiliki keinginan. Seperti contoh-contoh kalimat di atas, ada ~tai dan ~takunai dari si pembicara sendiri maupun perkiraan subjektif si pembicara sendiri. Bentuk ~tai ini sudah merupakan kata kerja karena kata ~tai diiringi dengan kata kerja. Sebagai catatan, ~tai tidak bisa dipakai untuk menyatakan atau mengungkapkan keinginan orang ketiga atau orang lain dan kita tidak dapat menggunakan kata kerja bentuk ~masu – ~taidesuka untuk menawarkan sesuatu atau mengajak untuk melakukan sesuatu kepada lawan bicara. Contohnya, ketika menawarkan teh, kita tidak boleh mengatakan ocha wo nomitaidesuka?. Dalam hal ini menggunakan ungkapan

ocha wo nomimasenka?. Bentuk negatif dari ~tai adalah ~takunai, yang dimana huruf ~i dari kata ~tai dihapus dan diganti dengan ~kunai. Seperti di contoh kalimat 7 dan 8, bahwasannya si pelaku atau si pembicara tidak mempunyai keinginan untuk bertemu dan tidak mempunyai keinginan untuk pergi.

Pengharapan/keinginan untuk orang ketiga atau orang yang dibicarakan, bukan menggunakan ~tai melainkan ~tagaru atau ~tagatte iru. Pembentukannya diambil dari verba bentuk ~masu. ~tagaru atau ~tagatte iru tidak digunakan untuk menyatakan keinginan orang pertama dan bentuk keinginan tanpa melibatkan subjektifitas si pembicara/orang pertama. ~tagaru adalah keinginan yang masih akan, sedangkan ~tagatte iru adalah keinginan yang sudah terjadi. Pola kalimatnya adalah ~ wo kata kerja + tagaru/masu atau ~ wo kata kerja + tagatte iru/masu. (positif)

~ wo kata kerja + tagaranai/masen atau ~ wo kata kerja + tagatte inai/imasen. (negatif).

(9)

Contoh:

1. 彼はしきりに彼女のことを知りたがった。

Kare wa shikiri ni kanojo no koto wo shiritagatta. (Dia (lk) selalu ingin tahu tentangnya (dia perempuan).)

2. うちの子供は歯医者に行きたがらないです。

Uchi no kodomo wa haisha ni ikitagaranai desu. (Anak saya tidak mau ke dokter gigi.)

3. 子供は大人のまねをしたがるものだ。

Kodomo wa otona no mane wo shitagaru mono da. (Anak-anak ingin meniru orang dewasa.)

4. 父は海外旅行に行きたがっているが、母は行きたくないです。

Chichi wa kaigai ryokou ni ikitagatte iru ga, haha wa ikitakunai yo. (Ayah ingin berwisata keluar negeri, tetapi ibu tidak ingin pergi.)

Contoh kalimat 1 menyatakan bahwa dia laki-laki sebagai orang ketiga menyatakan keinginannya secara langsung. Pada contoh kalimat 2 bentuk keinginan dinyatakan oleh sang anak kepada ibunya (si pembicara). Pada contoh kalimat 3, si pembicara menggunakan ~tagaru berdasarkan pandangan umum (bukan subjektif) atau mungkin suatu hal yang pernah di dengar bahwa setiap anak ingin meniru orang dewasa. Sedangkan dalam contoh kalimat 4, sang ayah secara langsung menyatakan keinginannya kepada si pembicara, tapi si pembicara

(10)

memprediksikan bahwa ibu tidak ingin pergi. Di sini terdapat unsur penilaian subjektif pembicara berdasarkan pengamatanya sehingga ia menggunakan bentuk

~tai.

~tagaru atau ~tagatte iru ini hanya khusus digunakan untuk orang ketiga saja. Informasi atau berita yang diketahui oleh orang pertama berdasarkan informasi atau berita dari orang lain. ~tai maupun ~tagaru, cara peletakkannya sama. Sama-sama diikuti partikel wo dan kata kerja yang sama-sama memiliki objek. Arti dari ~tai dan ~tagaru adalah sama-sama menunjukkan pengharapan/keinginan tetapi baik pola kalimatnya maupun orang yang melakukannya berbeda. Di sinilah keunikkan dari ~tai dan ~tagaru itu sendiri. Dan perlu diingat bahwa objek ~tai dan ~tagaru ditandai dengan partikel wo dan

kata kerja, dan dalam situasi yang tidak resmi/informal, akhiran desu dalam ~tai desu bisa dihilangkan. Seperti ketika berbicara dengan teman atau orang yang sudah dikenal sebagai lawan bicara kita. Sedangkan ~tagaru, ketika berbicara dengan teman atau orang yang sudah dikenal, kata ~tagaru tidak perlu digunakan kata ~masu nya lagi, karena kata ~masu nya merupakan bentuk yang sopan/formal yang digunakan untuk orang yang di hormati atau kepada atasan kita. Jadi, kepada teman atau orang yang sudah dikenal cukup mengatakan ~tagaru atau ~tagatte iru. Perbedaan antara ~tai dan ~tagaru adalah ~tagaru ditentukan pada makna kebiasaan atau menunjukkan keinginan yang merupakan kebiasaan. Sedangkan

(11)

~Tai dan ~tagaru pasti diikuti dengan kata kerja. ~tai merupakan kata sifat, yaitu kata sifat-i dan ~tagaru atau ~tagatte iru merupakan kata kerja. Kata kerja dalam Bahasa Jepang terdapat 3 golongan, yaitu golongan pertama, kedua dan ketiga. Yang dimana golongan pertama terdiri dari akhiran U, TSU, RU, BU, MU, NU, KU, GU, SU. Golongan kedua terdiri dari akhiran ERU dan IRU. Golongan ketiga hanya kata kerja KURU dan SURU / O SURU.

Contoh dari perubahan kata kerja tersebut jika diikuti dengan ~tai maupun ~tagaru adalah:

1. Kata kerja golongan pertama

Nomu : no-mi + tai, no-mi + tagaru/tagatte iru

Nomi : adalah morfem dasar yang berubah dari kata kerja nomu ~tai dan ~tagaru : morfem terikat yang dapat berkonjugasi dalam

perubahan waktu

2. Kata kerja golongan kedua

Taberu : tabe + tai, tabe + tagaru/tagatte iru

Tabe : adalah morfem dasar yang tidak dapat berubah bentuknya

(12)

~tai dan ~tagaru : adalah morfem terikat yang dapat mengalami perubahan bentuk menurut pemakaian waktu atau dapat berkonjugasi

3. Kata kerja golongan ketiga

Kuru : ki + tai, ki + tagaru/tagatte iru

Ki : adalah morfem dasar yang mengalami perubahan dari kata ~ku

~tai dan ~tagaru : adalah morfem terikat yang dapat mempunyai perubahan bentuk berdasarkan waktu atau dapat berkonjugasi

Suru : shi + tai, shi + tagaru

Shi : adalah morfem dasar yang mengalami perubahan dari kata ~suru

~tai dan ~tagaru : adalah morfem terikat yang dapat mempunyai perubahan bentuk berdasarkan waktu atau dapat berkonjugasi

Ada bentuk lain dari verba bantu ini, yaitu bentuk ~garu. Verba bantu ~garu

hanya dapat diikuti oleh kata sifat saja. Verba bantu ~garu ini artinya adalah merasa atau lebih dekat ke perasaan.

(13)

1. 弟は小さいけがでも痛がります。 Otouto wa chiisai kega demo itagarimasu.

(Adik (laki-laki) merasa sakit walau lukanya kecil)

2. 母はじしんのニュースを聞くととてもふあんがります。

Haha wa jishin no nyuusu o kiku to, totemo fuangarimasu. (Ibu sangat merasa gelisah kalau mendengar berita gempa)

Pada contoh kalimat 1 pelakunya adalah adik (laki-laki) dan sebelum kata

~garu diikuti oleh kata sifat ~i, dan sifat ~i tersebut dihilangkan dan ditambahkan dengan kata ~garu, dan pada contoh kalimat 2, pelakunya adalah ibu dan sebelum kata ~garu dapat juga diikuti dengan kata sifat ~na. Dari contoh kalimat yang di atas dapat disimpulkan bahwa pelaku ataupun si pemakai verba bantu ~garu yaitu sangat jelas perasaan dari orang ketiga yang dibicarakan, bukan perasaan dari si pembicara ataupun si lawan bicara.

BAB IV

(14)

4.1 Kesimpulan

Setelah pemaparan yang panjang lebar mengenai verba bantu Kiboo ini yaitu mengenai hoshii dan ~tai dalam Bahasa Jepang, maka dapat diambil kesimpulan : 1. Hoshii dan ~tai merupakan verba bantu yang sama-sama menerangkan

pengharapan/keinginan.

2. Hoshii merupakan verba bantu yang menyatakan pengharapan/keinginan orang pertama dan orang kedua dalam kalimat, dan digunakan untuk menyatakan pengharapan/keinginan untuk memiliki sesuatu yang berkaitan dengan benda. Sedangkan ~tai menyatakan pengharapan/keinginan seseorang dengan suatu aktivitas dan digunakan untuk menyatakan pengharapan/keinginan si pembicara, atau orang pertama, tidak digunakan untuk menjelaskan keinginan orang ketiga.

3. Hoshii diikuti kata benda sedangkan ~tai diikuti kata kerja.

4. Bentuk negatif dari hoshii adalah hoshikunai sedangkan bentuk negatif dari

~tai adalah ~takunai, yang mana huruf ~i yang berada di akhir kata hoshii

dan ~tai dihapus dan kemudian di tambahkan dengan ~kunai.

5. Pengharapan/keinginan untuk orang ketiga atau orang yang dibicarakan adalah hoshigaru/hoshigatte iru dan tagaru/tagatte iru.

6. Hoshigaru adalah keinginan yang masih akan sedangkan hoshigatte iru

adalah keinginan yang sudah terjadi.

7. Hoshii dan Hoshigaru cara peletakkannya hampir sama, kalau hoshii diikuti dengan kata benda sedangkan hoshigaru diikuti partikel wo karena

(15)

8. ~tagaru adalah keinginan yang masih akan, sedangkan ~tagatte iru adalah keinginan yang sudah terjadi.

9. ~tai maupun ~tagaru, cara peletakkannya sama. Sama-sama diikuti partikel

wo dan kata kerja yang sama-sama memiliki objek.

4.2 Saran

1. Banyaknya verba bantu/jodoushi dalam Bahasa Jepang yang semuanya diklasifikasikan menjadi 10 kelas kata. Salah satunya verba bantu pengharapan/keinginan (kiboo) ini yang mencangkup hoshii dan ~tai yang dimana penggunaan hoshii dan ~tai ini berbeda cara penggunaanya, walaupun yang sama hanyalah subjek pelakunya yaitu orang pertama atau si pembicara sendiri. Maka kita harus berhati-hati dan kita harus dapat menelaah terlebih dahulu cara penggunannya dalam kalimat Bahasa Jepang agar tidak kebingungan dalam berkomunikasi dengan Bahasa Jepang.

2. Penulis mengharapakan para pembaca khususnya pemakai Bahasa Jepang, dapat berkomunikasi dengan menggunakan kalimat Bahasa Jepang yang baik dan benar terutama dalam penggunaan verba bantu (joudoshi) ini yaitu

kiboo hoshii dan ~tai baik secara lisan maupun tulisan.

DAFTAR PUSTAKA

Darjat. 2009. Ungkapan Akhir Kalimat pada Bahasa Jepang Bunmatsu Hyougen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Referensi

Dokumen terkait

dengan teman atau orang yang sudah dikenal, kata ~tagaru tidak perlu digunakan. kata ~masu nya lagi, karena kata ~masu nya merupakan bentuk

Terutama partikel 「 de 」 dalam kalimat bahasa Jepang dipakai untuk menyatakan bentuk suatu aktivitas atau penggunaan

lainnya adalah kedua verba tersebut, baik Omoidasu maupun Oboeru tidak dapat saling menggantikan satu sama lain karena memiliki makna dalam arti

Kalimat diatas menyatakan bahwa orang tersebut sangat ingin sekali melihat gunung Fuji dari dekat. Kata mono pada kalimat itu menyatakan suatu penegasan “sangat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Nuansa Makna Verba “ Okuru” Dan “Dasu” Dalam Kalimat Bahasa Jepang.” Skripsi tersebut merupakan salah satu syarat untuk

(1), (2) dan (3) memiliki makna ‘mengirim.’ Fungsi dari verba okuru (1) adalah memindahkan barang yang berupa bahan baku logam seperti besi, kuningan, aluminium dll dari

Setsuzokujoshi keredemo menunjukkan beberapa fungsi , yaitu digunakan untuk kalimat yang menyatakan hal tidak terduga, berlawanan dengan realita, bermakna

Kemudian kemunculan kata ganti orang pertama juga akan dinilai alami pada kalimat yang mengekspresikan kesimpulan, sebagai contoh : ③ 部長:今度の出張、誰が行ってくれるか な? 田中:{私が}行きます。 Lalu