• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan negara-negara lain, baik di dunia, dikawasan Asia,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan negara-negara lain, baik di dunia, dikawasan Asia,"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan corporate governance di Indonesia memang tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain, baik di dunia, dikawasan Asia, bahkan kawasan Asia Tenggara (Anonim, 2002 dalam Sukamulja, 2004). Ada banyak indikasi yang menunjukkan hal ini, antara lain lemahnya fundamental ekonomi korporasi dan negara yang menyebabkan sulitnya Indonesia untuk pulih dari krisis ekonomi di tahun 1997. Salah satu akar penyebab krisis ekonomi yang melanda Indonesia (termasuk negara-negara lain di Asia) diidentifikasi terkait dengan buruknya kinerja dan rendahnya daya saing perusahaan-perusahaan milik pemerintah maupun swasta di negara tersebut (Tjager et al, 2003).

Di Indonesia buruknya kinerja dalam dunia usaha dominan disebabkan oleh terjadinya praktek KKN, praktek KKN berakibat pada berkurangnya tingkat kepercayaan para pelaku pasar (investor) terhadap kinerja perusahaan di Indonesia. Hal ini terbukti terbukti ketika investor melakukan penarikan dana secara besar-besaran pada saat terjadi krisis ekonomi di Indonesia. Upaya untuk mengembalikan kepercayaan investor kepada perusahaan supaya kembali berinvestasi yaitu dengan menerapkan mekanisme corporate governance menjadi tolok ukur untuk mengembalikan kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan.

(2)

Hadirnya Good Corporate Governance dalam pemulihan krisis di Indonesia menjadi mutlak diperlukan, mengingat Good Corporate Governance mensyaratkan suatu pengelolaan yang baik dalam sebuah organisasi. GCG merupakan system yang mampu memberikan perlindungan dan jaminan hak kepada pihak-pihak yang berkepentingan, termasuk didalamnya adalah pemegang saham, pimpinan, karyawan, executive, pemerintah, konsumen dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya (Naim, 2002 dalam Dwi Hastuti, 2005).

Isu corporate governance muncul karena terjadi pemisahan antara kepemilikan dengan pengendalian perusahaan atau seringkali dikenal dengan istilah masalah keagenan (agency problems). Permasalahan keagenan dalam hubungannya antara pemilik modal dengan shareholders di satu sisi dengan manajemen selaku pengelola di sisi lain. Posisi manajemen yang sangat dominan dalam suatu perusahaan membuat manajemen sering keluar dari batas yang ditentukan dan melupakan esensi keberadaan pihak manajemen, yaitu meningkatkan kesejahteraan pemilik perusahaan. Corporate Governance diperlukan untuk mengurangi konflik keagenan antara pemilik dan manager (Tearney, 2003 dalam Sukamulja, 2004).

Jika manajemen tidak peka dengan keinginan para pemilik perusahaan (maksimilisasi kekayaan mereka) maka investor baru akan memborong saham perusahaan, mengambil alih dan menyingkirkan mereka. Bila mereka kurang sportif para pemilik perusahaan setiap saat bisa memecat mereka dan menggantikannya dengan para manajer baru yang lebih mau mendengarkan keinginan mereka. Jika kedua mekanisme pasar itu bekerja

(3)

sempurna tanpa biaya, konflik potensial akan terhapus. Namun dalam praktek sehari-hari potensi itu tetap ada dan harga saham perusahaan yang pemilik-pengelolanya terpisah akan lebih rendah daripada perusahaan yang kepemilikan dan manajemennya berada ditangan yang sama. Selisih harga itu merupakan biaya tersendiri bagi pemilik, yang lazim disebut dengan biaya keagenan.

Corporate Governance memiliki serangkaian mekanisme yang dapat melindungi pihak-pihak minoritas (outside investor / minority shareholders) dari ekspropriasi yang dilakukan oleh manager dan pemegang saham pengendali (insider) dengan penekanan pada mekanisme legal (Sheleiver dan Vishny, 1997 dalam Darmawati dkk, 2004). Pendekatan legal dari corporate governance memiliki arti bahwa mekanisme kunci dari corporate governance adalah proteksi investor eksternal (outside investors), baik pemegang saham maupun kreditor, melalui system legal, yang dapat diartikan dengan hukum dan pelaksanaannya.

(Bernhart dan Rosenstein, 1998 dalam Saleh, 2004) menyatakan beberapa mekanisme corporate governance seperti mekanisme internal (struktur kepemilikan dan dewan komisaris) dan mekanisme eksternal (pasar) untuk mengontrol perusahaan, kepemilikan institusional dan tingkat pendanaan dengan hutang (debt financing) diharapkan dapat mengatasi masalah keagenan tersebut. Dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh menajer diharapkan manager akan bertindak sesuai dengan keinginan para principal karena manager akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja.

(4)

Kemampuan dewan komisaris untuk mengawasi merupakan fungsi yang positif dari porsi dan independensi dari dewan komisaris eksternal. Dewan komisaris juga bertanggung jawab atas kualitas laporan yang disajikan. Komite audit yang bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati system pengendalian internal juga diharapkan dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang melakukan manajemen laba (earnings manajemen)

Pada penelitian ini akan menguji efektivitas karakteristik dewan direksi untuk mengurangi konflik keagenan antara manajer dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Efektivitas dewan direksi pada mekanisme internal governance bergantung pada 3 karakteristik yaitu komposisi dewan, ukuran dan struktur kepemimpinan (Jensen, 1986 dalam Truong, 2006). Focus dalam penelitian ini adalah pada asosiasi langsung antara karakteristik dewan dengan kinerja perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan (Hermalin dan Weisbach, 2003 dalam Truong, 2006).

Selain karakteristik dewan, mekanisme internal corporate governance lain seperti, kepemilikan manajerial dan kepemilikan pemegang saham mayoritas (corporate ownership) juga dapat membantu mengurangi konflik keagenan (Jensen dan Meckling, 1986 dalam Truong 2006). Berdasarkan penelitian oleh (Mak and Li 2001 dalam Truong, 2006), interaksi antara mekanisme governance (corporate ownership dan dewan) adalah simultan. Penelitian ini juga akan melihat apakah terdapat pengaruh antara agency cost dan karakteristik dewan. Dalam penelitian ini akan menggunakan penjualan perusahaan (selling and general administrative/SG&A) yaitu

(5)

mengukur biaya keagenan (agency cost) berdasarkan ATO (ratio total penjualan dan total asset) dan OPEX (ratio beban operasi dan total penjualan). Dari uraian diatas maka penulis mengambil judul “ Corporate Ownership, Karakteristik Dewan dan Biaya Keagenan : Analisis Hubungan Simultan, Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek Jakarta periode 2000-2004”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini akan meneliti :

1. Apakah terdapat hubungan simultan antara karakteristik dewan dan biaya keagenan.

2. Apakah terdapat pengaruh antara corporate ownership dan karakteristik dewan

3. Apakah terdapat pengaruh antara corporate ownership terhadap biaya keagenan

1.3 Batasan Masalah

1. Penelitian hanya dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ

2. Periode penelitian hanya dari tahun 2000-2004

Kriteria pemilihan periode penelitian berdasarkan pada, terbentuknya Komite Nasional mengenai kebijakan corporate governance (National Committee on corporate governance atau NCCG) baru dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 1999. Inilah dimulainya era corporate governance

(6)

setelah terjadinya puncak krisis di Asia pada tahun 1997-1998, dimana internasionalisasi pasar termasuk liberalisasi pasar financial dan modal menuntut berbagai korporasi menerapkan good corporate governance dalam operasi mereka demi mengakomodasi kepentingan dan tuntutan para pemegang saham (investor). Praktik good corporate governance diharapkan dapat meningkatkan nilai (valuation) perusahaan dengan meningkatkan kinerja keuangan mereka, mengurangi resiko yang mungkin dilakukan oleh dewan dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor yang akan berdampak positif terhadap harga saham dan premium, kemudahan mendapatkan modal, dan penurunan biaya modal (Tjager et al, 2003).

3. Variable yang akan diteliti :

1) Dependent Variable : Biaya Keagenan

Dalam perspektif Agency Theory, corporate governance diperlukan untuk mengurangi konflik keagenan antara pemilik dan manajemen. Governance yang lemah merupakan bagian dari agency cost yang terjadi dan mencerminkan perbedaan kepentingan antara principal (pemilik) dan agen (manajemen). Agen cenderung mementingkan dirinya sendiri dan mengalokasikan resources (berinvestasi) yang tidak meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian (Ang, Lin dan Cole, 1999 dalam Truong, 2006) yang pertama berusaha mengukur magnitude konflik keagenan pada perputaran aktiva (asset utilissation) dan beban operasi (operating expenses) dengan menggunakan penjualan, General

(7)

Administrative (SG&A) yaitu rasio beban operasi terhadap total penjualan. Berdasarkan uraian tersebut maka pada penelitian ini agency cost akan diukur dengan ATO (ratio total penjualan terhadap total asset) dan OPEX (ratio total beban operasi terhadap total penjualan)

2) Independent Variable :

a. Karakteristik Dewan (Board Characteristic)

Efektivitas dewan pada internal governance bergantung pada tiga karakteristik yaitu : komposisi dewan, ukuran dan struktur kepemimpinan. Komposisi dewan (dewan komisaris dan dewan direksi) sebaiknya terdiri atas “outsiders” dan “insiders” (stakeholders, karyawan, manager, dll). Komposisi dewan memperlihatkan peran dan fungsi dalam organisasi yang saling berhubungan dan dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Penelitian ini karakteristik dewan diukur dengan : Board Size (BSIZE), Proportion of Outsider Directors (OUTDIR).

b. Corporate Ownership

Kenaikan dispersi kepemilikan menyebabkan konflik keagenan yang potensial antara manager dan pemilik saham (shareholders). Manajer memaksimalkan kepentingan personal (kekayaan pribadi, keamanan pekerjaan, dan pengaruh) saat shareholders mempunyai kepentingan dalam memaksimalkan nilai perusahaan. Pemegang saham mayoritas dan kepemilikan saham manajerial adalah 2

(8)

mekanisme governance yang membantu meringankan konflik keagenan.

Kepemilikan saham mayoritas mempunyai manfaat dalam mengurangi konflik keagenan, pemegang saham mayoritas lebih berpartisipasi secara aktif dalam perusahaan. Bagaimanapun juga kepemilikan saham mayoritas juga memiliki kerugian yaitu saat tingginya konsentrasi perusahaan pada saat memonitor pemegang saham mayoritas maka akan cenderung mengabaikan pemegang saham minoritas, ini terjadi di perusahaan yang berada dalam negara yang mempunyai proteksi perlengkapan legal yang lemah terhadap pemegang saham minoritas.

Besarnya proporsi kepemilikan manajerial lebih memungkinkan manager membuat keputusan yang konsisten dengan memaksimalkan kekayaan pemegang saham (shareholders) dan juga akan meminimalkan biaya keagenan (agency cost). Pada penelitian ini corporate ownership diukur dengan Blockholder Ownership (BLOCK), Managerial Ownership (INSOWN), Growth Option (FGROWTH), Shortterm Debt (SDEBT), Creditor Supervision (TDEBT).

1.4 Tujuan Penelitian

1. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan simultan antara karakteristik dewan dan biaya keagenan.

(9)

2. Untuk mengetahui pengaruh antara corporate ownership terhadap karakteristik dewan

3. Untuk mengetahui pengaruh antara corporate ownership terhadap biaya keagenan

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh karakteristik dewan dalam mengurangi konflik keagenan sehingga meningkatkan nilai perusahaan dan mekanisme governance yaitu corporate ownership (managerial ownership dan blockholder ownership) dan dewan terhadap biaya keagenan untuk mengurangi konflik keagenan sehingga meningkatkan nilai perusahaan yang nantinya akan sangat berguna untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan.

(10)

1.6 Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan

Menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Menguraikan teori-teori yang mendukung dari hasil studi pustaka, agar dapat digunakan sebagai pengolahan data.

BAB III : Metodologi Penelitian

Penjelasan tentang data-data yang digunakan serta bagaimana mendapatkannya, definisi variabel-variabel yang digunakan serta pengukurannya, dan model statistis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

BAB IV : Hasil Penelitian

Mengemukakan tentang data yang dikumpulkan, kemudian diolah berdasarkan teori-teori yang diambil dari sumber pustaka. Selanjutnya membahas berdasarkan analisis data yang dilakukan. BAB V : Penutup

Mengemukakan tentang kesimpulan berdasarkan data dan keterbatasan data yang diperoleh selama penelitian. Bab ini juga memuat saran-saran yang dianggap perlu dan berguna untuk peningkatan perkembangan penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu keakuratan perhitungan data penjualan dan penerimaan kas bisa dipastikan karena dengan perhitungan secara otomatis oleh sistem, terlebih lagi dalam

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas LBB-AVBP dalam menyisihkan Fe dan Mn pada air sumur bor menggunakan tanaman Typha latifolia dan Cyperus papyrus

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa : (1) Terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa

Coklat kemerahan (5YR4/4), liat, gumpal bersudut sedang, agak teguh, perakaran halus sedang, pori mikro sedang, pH 4.2, selaput liat jelas tipis, sedikit, batas horison berangsur

Kenaikan ekspor selama semester I 2010 ini didorong oleh naiknya ekspor non migas sebesar 38,4% dengan nilai mencapai USS$ 59,4 miliar yang telah memberikan kontribusi terhadap

Pemerintah Provinsi Ke- pulauan Bangka Belitung akan melakukan kunjungan balik ke Konjen Republik Rakyat Tiong- kok di Medan pada awal Tahun 2020, untuk menjajaki dan menjalin

Sebelum Daya dari blower/ fan dapat dihitung, sejumlah parameter operasi harus diukur, termasuk kecepatan udara, head tekanan, suhu aliran udara pada fan.. Dalam rangka

Pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk Multimedia Interaktif Mobile Learning Pengurusan Jenazah, yang menarik, interaktif, menumbuhkan motivasi belajar siswa,