• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu hypothesis testing. Hypothesis testing adalah pengujian terhadap benar atau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. yaitu hypothesis testing. Hypothesis testing adalah pengujian terhadap benar atau"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian jenis kausalitas karena penelitian ini bentuk kausalitas karena penelitian ini menitik beratkan pada pengujian hipotesis yaitu hypothesis testing. Hypothesis testing adalah pengujian terhadap benar atau tidaknya suatu pernyataan yang dihasilkan kerangka teoritis. Penelitian ini menguji apakah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan asuransi dan perbankan yang go public di BEI periode tahun 2009 - 2013.

3.2 Tempat dan waktu penelitian 3.2.1 Tempat penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan asuransi dan perbankan yang go public di BEI. Dengan mengamati perbedaan kinerja keuangan perusahaan asuransi dan perbankan yang go public di BEI dengan periode 2009-2013.

3.2.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Januari 2014 sampai dengan penelitian selesai.

3.3 Batasan operasional

Penelitian ini dibatasi pada perusahaan asuransi dan perbankan yang go public di BEI. Penilaian kinerja keuangan didasarkan pada rasio-rasio keuangan

(2)

29 3.4 Definisi operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas diukur dengan menggunakan CR (Current Ratio) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar. Rasio likuiditas dinyatakan dalam bentuk persentase dengan skala rasio.

2. Rasio Leverage diukur dengan menggunakan TDTA (Total Debt to Total Assets) adalah rasio yang mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang yang berasal dari kreditur. Rasio leverage atau rasio yang menggunakan hutang sebagai aktiva perusahaan diekspresikan dalam suatu persentase dengan skala rasio.

3. Rasio Profitabilitas diukur dengan menggunakan ROI (Return on Invesment) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Modal yang diinvestasikan dinyatakan dengan menggunakan skala rasio. 3.5 Skala pengukuran variabel

Pengukuran penelitiaan digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Jumlah yang akan digunakan untuk penelitian akan ttergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Dalam skala pengukuran ini, maka nilai variabel nilai yang diukur dengan instrument tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka sehingga akan lebih akuran, efisien dan komunikatif.

(3)

3.6 Populasi dan sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan asuransi dan perbankan yang go public di BEI periode 2009 – 2013. Metode yang digunakan untuk menentukan sampel penelitian adalah metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Sampel yang diambil berdasarkan kriteria – kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan asuransi dan perbankan yang go public di BEI dan aktif melakukan transaksi tahun 2009 – 2013

2. Termasuk perusahaan dengan kapitalisasi terbesar (frekuensi perdagangan tinggi) karena akan digunakan sebagai pembanding bagi perusahaan yang akan diteliti.

3.7 Jenis data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu laporan keuangan perusahaan asuransi dan perbankan yang go public di BEI periode 2009-2013. Data ini diperoleh dari situs http://www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

3.8 Metode pengumpulan data

Jenis data yang dikumpulkan dan digunakan serta diolah dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder yaitu data yang berbentuk angka yang diperoleh

(4)

31 3.9 Teknik analisis data

Teknik analisis data dalam penelitian ini dikerjakan dengan menggunakan program SPSS. Untuk menjawab permasalahan pertama dalam penelitian ini digunakan analisis data dengan tahapan sebagai berikut:

3.9.1 Analisis Kinerja Keuangan

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis rasio. Analisis ini digunakan untuk menilai dan mengukur sejauh mana perkembangannya serta kondisi kinerja keuangan perusahaan asuransi dan perbankan selama periode analisis yaitu tahun 2010 sampai dengan 2013. Analisis rasio ini meliputi :

a. CR (Current Ratio) adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar perusahaan.

Current Ratio = x 100%

b. TDTA (Total Debt to Total Assets) adalah perbandingan antara total hutang dengan total aktiva perusahaan.

Total Debt to Total Assets = x 100%

c. ROI (Return on Invesment) adalah perbandingan antara pendapatan setelah pajak dengan total aktiva perusahaan.

Return on Investment = x 100%

Untuk menjawab permasalahan kedua dalam penelitian ini diajukan analisis data dengan tahapan sebagai berikut:

(5)

3.9.2 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan dengan Uji Kolmogrov-Smirnov. Uji ini digunakan untuk menguji dua sampel independen yang telah ditarik dari populasi yang sama atau dari populasi yang berdistribusi sama. Uji ini digunakan untuk menentukan jenis pengujian hipotesis yang akan dilakukan. Adapun kriteria pengujian adalah jika angka signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal sehingga hipotesis diuji dengan menggunakan Independent Sample t – Test. Sedangkan jika angka signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data berdistribusi tidak normal sehingga hipotesis diuji dengan menggunakan Mann – Whitney Test.

3.9.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Independent Sample t- Test untuk data yang berdistribusi normal atau Mann-Whitney Test untuk data yang berdistribusi tidak normal.

a. Independent Sample t-Test

Langkah – langkah yang digunakan dalam Independent Sample t-Test terurai di bawah ini:

Menyusun formulasi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) untuk pengujian dua sisi:

Ho1 : μ1 = μ : Tidak terdapat perbedaan CR (Current Ratio) perusahaan asuransi dengan CR (Current Ratio) perbankan.

(6)

33 Ho2 : μ1 = μ2 : Tidak terdapat perbedaan TDTA (Total Debt to Total

Assets) perusahaan asuransi dengan TDTA (Total Debt to TotalAssets)perbankan.

Ha2 : μ1 ≠ μ2 : Terdapat perbedaan TDTA (Total Debt to Total Assets)

perusahaan asuransi dengan TDTA (Total Debt to TotalAssets)perbankan.

Ho3 : μ1 = μ2 : Tidak terdapat perbedaan ROI (Return On Invesment) perusahaan asuransi dengan ROI(Return On Invesment) perbankan.

Ha3 : μ1 ≠ μ2 : Terdapat perbedaan ROI (Return On Invesment) perusahaan asuransi dengan ROI(Return On Invesment) lembaga

perbankan.

2) Menentukan level of significant (α) sebesar 5% atau 0,05. 3) Menentukan kriteria pengujian.

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji dua sisi

Ho diterima jika : -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

Ho ditolak jika : t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak

(7)

4)Menghitung nilai t dengan menggunakan rumus (Dajan, 1994:238). Nilai thitung berdasarkan rumus:

Dengan keterangan :

SP = varian dari sampel gabungan S1 = standar deviasi sampel ke-1 S2 = standar deviasi sampel ke-2

₁ = nilai rata – rata sampel ke-1

₂ = nilai rata – rata sampel ke-2 μ₁ = nilai rata – rata populasi ke-1 μ₂ = nilai rata – rata populasi ke-2

n1 = jumlah observasi didalam sampel ke-1 n2 = jumlah observasi didalam sampel ke-2

5) Membuat simpulan apakah Ho diterima atau ditolak b. Mann-Whitney Test

Langkah – langkah yang digunakan dalam Mann-Whitney Test terurai dibawah ini:

1) Menyusun formulasi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) untuk pengujian dua sisi.

(8)

35 Ho1 : μ1 = μ2 : Tidak terdapat perbedaan CR (Current Ratio)

perusahaan asurans dengan CR (Current Ratio) perbankan.

Ha1 : μ1 ≠ μ2 : Terdapat perbedaan CR (Current Ratio) perusahaan asuransi dengan CR (Current Ratio) perbankan. Ho2 : μ1 = μ2 : Tidak terdapat perbedaan TDTA (Total Debt to

Total Assets) perusahaan asuransi dengan TDTA (Total Debt to Total Assets) perbankan.

Ha2 : μ1 ≠ μ2 : Terdapat perbedaan TDTA (Total Debt to Total Assets) perusahaan asuransi dengan TDTA (Total Debt to Total Assets) perbankan.

Ho3 : μ1 = μ2 : Tidak terdapat perbedaan ROI (Return On Invesment) perusahaan asuransi dengan ROI(Return On Invesment) perbankan.

Ha3 : μ1 ≠ μ2 : Terdapat perbedaan ROI (Return On Invesment) perusahaan asuransi dengan ROI(Return On Invesment) perbankan.

2) Menentukan level of significant (α) sebesar 5% atau 0,05. 3) Menentukan kriteria pengujian.

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji dua sisi

Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak

(9)

Ho diterima jika : -z tabel ≤ z hitung ≤ z tabel

Ho ditolak jika : z hitung < -z tabel atau z hitung > z tabel

5) Menghitung nilai z dengan menggunakan rumus (Dajan, 1994:264).

Dengan U = n1.n2 + [1/2 nx (nx + 1) - Rx] keterangan:

n1 = jumlah variabel 1 n2 = jumlah variabel 2

Rx = jumlah jenjang pada perusahaan X = kode variabel

6) Membuat simpulan apakah Ho diterima atau ditolak. 3.10 Kerangka Pemecahan Masalah

`Untuk mempermudah langkah dalam mencapai tujuan dan menjawab permasalahan dari penelitian ini, maka dibuatlah kerangka pemecahan masalah. Berikut ini merupakan kerangka pemecahan masalah yang dimaksud tersebut ditunjukkan dalam Gambar 3.1

(10)

37 Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Keterangan :

1. Pengumpulan data – data berupa buku – buku literatur, laporan keuangan perusahaan asuransi dan perbankan yang go public di BEI.

2. Data sekunder yang telah terkumpul berupa laporan keuangan masing – masing perusahaan asuransi dan perbankan.

3. Melalui data laporan keuangan, dapat dihitung variabel kinerja keuangan yang terdiri dari Current Ratio, Total Debt to Total Assets, dan Return On Invesment.

Pengumpulan data Perusahaan Asuransi dan Perbankan yang go public d BEI

Laporan Keuangan

Perusahaan Asuransi Laporan Keuangan Perbankan

Menghitung Variabel Kinerja Keuangan : 1. Current Ratio

2. Total Debt to Total Assets 3. Return On Investment

Uji Normalitas

Normal Tidak Normal

Independent Sample t-Test Mann-Whitney Test

(11)

4. Melakukan uji normalitas data dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov (Uji KS) untuk mengetahui apakah data yang diambil berdistribusi normal atau tidak.

5. Jika diketahui data tersebut normal digunakan uji statistik parametrik dengan Independent Sample t-Test. Sedangkan jika diketahui data tidak normal digunakan uji statistik non parametrik dengan Mann-Whitney Test. 6. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan

(12)

39 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Perkembagan Perusahaan Asuransi

Perkembangan industri asuransi di Indonesia tentunya tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dan teknologi dalam kehidupan manusia, dimana dengan semakin terbatasnya sumber-sumber kebutuhan manusia dalam usaha untuk meningkatkan kemakmurannya maka bertambah besar usaha manusia untuk mendayagunakan sumber-sumber yang ada serta usaha untuk mengamankan baik atas diri atau keluarga mereka serta harta miliknya dari peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian atau menyebabkan gangguan dalam mencapai tujuan hidup mereka.

Usaha persuransian sebagai salah satu lembaga keuangan non bank menjadi semakin penting peranannya, karena dari kegiatan usahanya disamping memberikan proteksi kepada masyarakat juga merupakan lembaga penghimpun dana yang bersumber dari penerimaan premi asuransi dari masyarakat dimana dana ini dapat diinvestasikan pada sektor-sektor yang produktif dan aman serta diharapkan industri asuransi ini dapat semakin meningkatkan pengerahan dana masyarakat ini untuk pembiayaan pembangunan.

Indikator yang mendorong pertumbuhan asuransi jiwa, selain faktor jumlah penduduk besar, juga karena semakin menarik dan mudahnya sistem asuransi jiwa yang ditawarkan ke masyarakat, serta kondisi ekonomi masyarakat

(13)

cukup baik”. Sedangkan, penduduk Indonesia termasuk dalam lima besar dunia, ini menjadi pasar yang potensial bagi dunia asuransi. Sementara melihat perkembangannya, asuransi dunia akan terus mengalami pertumbuhan, khususnya di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Dengan pertumbuhan rata-rata dua digit sampai dengan 2014, maka total aset industri asuransi jiwa diperkirakan dapat mencapai Rp. 500 triliun. "Sampai saat ini total aset industri jiwa telah mencapai Rp. 249 triliun.

Pada Tabel 4.1 berikut dapat dilihat jumlah perusahaan asuransi pada tahun 2013

Tabel 4.1

Jumlah Perusahaan Asuransi 2013

Profil Asuransi

Jumlah Perusahaan

Konvensional Unit-Unit

Syariah Full Syariah Total

Asuransi Jiwa 45 17 3 48 Asuransi Kerugian 80 22 2 82 Asuransi Sosial 5 - - 5 Reasuransi 4 3 - 4 Total 134 42 5 139 Sumber:

Kinerja perusahaan 10 asuransi yang go public pada semester I 2013 cenderung meningkat dibandingkan semester II 2012. Pola penempatan aset dan diversifikasi investasi perusahaan asuransi yang dilakukan selama semester I tahun 2013 cenderung tetap namun terjadi sedikit perubahan pada komposisi investasi. Pergeseran komposisi tersebut mengarah pada penambahan porsi saham

(14)

41 Hal ini ditunjang oleh peningkatan indeks di pasar saham Indonesia yang sempat berulangkali memecahkan rekor pencapaian IHSG. Perubahan strategi kebijakan investasi yang dilakukan oleh perusahaan asuransi ke arah instrumen yang memiliki tingkat return yang tinggi diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan selain upaya peningkatan laba usaha melalui penerimaan premi asuransi yang sampai dengan Juni 2013 telah mencapai 65% dari perolehan tahun sebelumnya.

Total aset sampai dengan akhir semester I 2013 meningkat sebesar Rp. 2,41 triliun atau ,11,29% menjadi Rp. 23,71 triliun dibandingkan akhir periode tahun sebelumnya sebesar Rp. 21,31 triliun. Sehingga pergerakan ,positif pasar keuangan yang terjadi pada semester I 2013 berbanding lurus dengan pertumbuhan perusahaan asuransi tersebut. Berdasarkan data industri perasuransi yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan, per Juni 2013, terdapat 139 perusahaan asuransi yang terdiri dari 45 asuransi jiwa (dengan 17 asuransi yang memiliki unit usaha syariah/ UUS), 80 asuransi kerugian (dengan 22 asuransi yang memiliki UUS), 5 asuransi sosial (dengan 3 asuransi yang memiliki UUS), dan 4 reasuransi. Dari seluruh perusahaan asuransi tersebut terdapat 10 yang telah go public dengan total aset per Juni 2013 sebesar Rp. 23,71 triliun. Dari 10 perusahaan asuransi yang go public tersebut, pangsa aset terbesar didominasi oleh 1 (satu) perusahaan asuransi yang mencapai 61%. Selama semester I 2013, 10 perusahaan asuransi go public tersebut menunjukkan kinerja yang cukup menjanjikan, terlihat dari indikator profitabilitas yang dicapai sampai dengan pertengahan tahun antara lain: ROA sebesar 3,84% dan ROE sebesar 6,45%

(15)

Tabel 4.2

Perkembangan Aset Perusahaan Asuransi Yang Go Public Perkembangan Aset 10 Perusahaan Asuransi Yang Go Public Aset Investasi (Triliun)

2010 % 2011 % 2012 % Jun. 2013 % Reksadana 0,29 -80,89 0,11 -60,87 1,84 1535,68 1,90 3,44 Obligasi & MTN 1,38 173,47 1,03 -25,03 1,78 72,20 1,37 -23,14 Deposito Berjangka 2,81 61,89 2,51 -10,54 3,49 39,01 3,34 -4,16 Saham 0,86 -86,90 0,90 3,92 1,77 97,15 1,96 10,77 SB Pemerintah - - - 0,05 - 0,05 -3,21 Sertifikat BI - - - 0,00 - 0,00

Jumlah Aset Investasi 12,13 21,44 14,16 16,69 8,44 -40,35 8,63 2,20

Jumlah Aset Non Investasi 1,37 14,58 2,53 84,04 2,36 -6,49 3,61 53,14

Total Aset 13,51 20,71 16,68 23,54 10,81 -35,22 23,71 119,35

Indikator Profitabilitas

ROA 9,56% 8,67% 8,36 3,84

ROE 13,08% 13,72% 14,10 6,45

Sumber:

4.1.2 Perkembagan Perusahaan Perbankan

Perkembangan bisnis perbankan yang begitu pesat semenjak diberlakukannya paket-paket kebijakan deregulasi perbankan memberikan sinyal bahwa undang-undang perbankan yang lama yaitu Undang-Undang Nomor 14 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan sudah tidak sesuai lagi untuk dilaksanakan. Banyak praktek-praktek perbankan yang tidak sejalan dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan. Atas dasar itu, maka pemerntah telah mengeluarakan undang-undang perbankan yang baru yaitu undang-undang nomor 7 tahun 1992 yang berlaku efektif pada 25 maret 1992.

(16)

43

oleh kalangan perbankan. Diberlakukannya undang-undang yang baru tersebut telah pula memberikan landasan idiil dan operasional yang lebih kokoh bagi perkembangan bisnis perbankan dalam masa yang akan datang. Undang-undang ini memberi keleluasaan yang lebih banyak serta keluwesan di dalam pemilikkan operasi bank tetap menuntut pula sikap yang bertanggung jawa dari pemilik dan pengurus bank. Sesuai dengan UU nomor 7 tahun 1992 Bank Indonesia sebagai pengawas tunggal perbankan secara konsisten akan terus berupaya agar perkembangan sistem perbankan di Indonesia menuju ke arah sistem perbankan yang sehat dan kokoh. UU nomor 7 tahun 1992 mengelompokkan perbankan di Indonesia menjadi 2 saja yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sehingga persaingan antar bank akan semakin tajam.

Secara keseluruhan, industri perbankan masih memegang peranan dalam sistem keuangan Indonesia. Pangsa pasar industri perbankan semester I 2013 sebesar 77,9%, menurun tipis dibandingkan dengan pangsa semester II 2012 sebesar 78,3%. Penurunan pangsa ini terjadi terutama karena meningkatnya aset lembaga keuangan non bank seperti perusahaan pembiayaan, asuransi, perusahaan modal ventura dan pegadaian. Peningkatan pangsa lembaga keuangan non bank antara lain disebabkan masih meningkatnya permintaan masyarakat terhadap kredit kepemilikan kendaraan.

Seiring dengan kondisi perekonomian Indonesia yang relatif terjaga, industri perbankan mampu mencatatkan profit yang cukup besar. Selama semester I 2013 Perbankan membukukan laba bersih sebesar Rp. 51,1triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan 2 semester sebelumnya. Kenaikan laba tersebut antara lain

(17)

didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga kredit dengan kontribusi sebesar 72,2% dari total pendapatan bunga. Secara tahunan, pendapatan bunga kredit mengalamipertumbuhan mencapai 15,5%. Tingginya laba tersebut tercermin dari ROA perbankan yang mencapai 3,0% (per Juni 2013), menurun tipis dibandingkan posisi Desember 2012 sebesar 3,1%. Jika dilihat per kelompok bank, porsi terbesarpenyumbang laba bersih Perbankan terdapat pada kelompok bank Persero yang mencapai 44,8%, disusul BUSN 35,2%, BPD 11,5%, KCBA 4,4% dan Campuran 4,1%.

Laba operasional yang diperoleh perbankan masih didominasi oleh pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) dengan tren yang meningkat. Sebagaimana periode-periode sebelumnya, perolehan laba perbankan sampai dengan akhir semester I 2013 masih didominasi oleh laba operasional. Pada Juni 2013, laba operasional perbankan tercatat sebesar Rp. 62,0 triliun, meningkat 11,1% dibanding laba operasional semester yang sama tahun lalu.

Tabel 4.3

Perkembangan Profitabilitas dan Kredit per Kelompok Bank No. Kelompok

Bank

R/L Setelah Pajak (T Rp.) Grouth Kredit (%) NIM (%) Jun’12 Des 12’ Jun’13 Jun’12 Des 12’ Jun’13 Jun’12 Des 12’ Jun’13 1 Persero 19,0 40,8 22,9 20,2% 23,5% 24,9% 5,8 6,0 5,9 2 Swasta 17,0 34,5 18,0 28,2% 20,8% 17,1% 5,3 5,4 5,3 3 BPD 4,6 8,9 5,9 22,9% 26,2% 24,9% 6,4 6,7 7,2 4 Campuran 1,8 3,4 2,1 46,9% 33,2% 21,1% 3,6 3,6 3,5 5 KCBA 3,1 5,1 2,3 28,7% 26,6% 17,1% 3,5 3,5 3,4 Industri 45,7 92,8 51,1 25,7% 23,1% 20,6% 5,4 5,5 5,4 Sumber:

(18)

rata-45 tahun lalu (Rp. 16,3 triliun). Peningkatan NII menunjukkan bahwa perbankan sudah mampu melakukan efisiensi tercermin dari terus meningkatnya pendapatan bunga sebagai dampak dari kredit yang bertumbuh dan, cenderung menurunnya beban bunga perbankan. Namun demikian, bank perlu mencermati dampak dari penyesuaian suku bunga DPK dan kredit pada semester II 2013 sebagai akibat dari peningkatan BI-Rate pada akhir Juni 2013.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian secara keseluruhan dapat diketahui dengan melakukan analisis data yang terdiri dari analisis rasio kinerja keuangan, uji normalitas data dan pengujian hipotesis.

Untuk menjawab hasil penelitian yang pertama digunakan analisis sebagai berikut:

4.2.1 Kinerja Keuangan

Penelitian ini menggunakan laporan keuangan tahunan yang berupa laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan asuransi dan perbankan selama tahun 2009-2013. Berikut merupakan hasil perhitungan dari laporan neraca dan laporan laba rugi kedua objek penelitian.

Tabel 4.4: Statistik Deskriptif Variabel Penelitian CR

No. Variabel N Mean Std.

Deviation Minimum Maximum 1 CR Perusahaan Asuransi 5 184,1140 54,19445 138,02 270,97 2 CR Perusahaan Perbankan 5 110,3540 4,06477 105,48 116,62 Sumber: Lampiran 3

Rasio CR dalam penelitian ini merupakan rasio yang membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Secara umum CR perusahaan asuransi dan

(19)

perbankan periode 2009-2013 mengalami peningkatan , namun ada pula beberapa perusahaan asuransi dan perbankan yang mengalami penurunan CR. Pada Tabel 4.5 terlihat bahwa nilai mean (rata-rata) Rasio CR perusahaan asuransi sebesar 184,1140 sedangkan nilai mean CR Perusahaan perbankan sebesar 110,3540. Dengan demikian terlihat bahwa nilai rata-rata CR perusahaan Asuransi lebih besar dari pada perusahaan Perbankan. Rasion CR menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (hutang lancar), dimana semakin besar nilai CR mengindikasikan bahwa perusahaan semakin lancar dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang telah tempo, sebaliknya apabila nilai CR semakin kecil mengidikasikan perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Tabel 4.5: Statistik Deskriptif Variabel Penelitian TDTA

No. Variabel N Mean Std.

Deviation Minimum Maximum 1 TDTA Perusahaan

Asuransi 5 60,5280 12,13878 43,71 72,58

2 TDTA Perusahaan

Perbankan 5 88,9460 3,73641 83,09 92,45

Sumber: Lampiran 3

Total Debt to Total Assets (TDTA) dalam penelitian ini merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Perusahaan yang mempunyai nilai TDTA tinggi mengidikasikan bahwa semakin tinggi risiko perusahaan untuk membayar kewajibannya, sebaliknya nilai TDTA yang rendah mengindikasikan bahwa semakin kecil risiko perusahaan dalam membayar kewajibannya. Pada Tabel 4.6 terlihat bahwa nilai mean TDTA

(20)

47 Perbankan sebesar 88,9460. Dengan demikian, terlihat bahwa nilai rata-rata TDTA perusahaan perbankan lebih besar dibanding perusahaan Asuransi.

Tabel 4.6: Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ROI

No. Variabel N Mean Std.

Deviation Minimum Maximum 1 ROI Perusahaan

Asuransi 5 5,2980 2,89885 2,35 9,77

2 ROI Perusahaan

Perbankan 5 2,1840 0,71388 1,20 3,03

Sumber: Lampiran 3

Semakin besar nilai ROI mengidikasikan bahwa kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan modal yang diinvestasikan guna memperoleh laba lebih besar, sebaliknya semakin kecil nilai ROI mengidikasikan bahwa modal yang di investasikan menghasilkan laba semakin kecil atau mengalami kerugian. Rasio Return On Invesment (ROI) merupakan rasio perbandingan antara Earning After Tax atau laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai mean ROI perusahaan Asuransi sebesar 5,2980 sedangkan nilai mean ROI perusahaan Perbankan sebesar 2,1840. Dengan demikian terlihat bahwa nilai rata-rata ROI perusahaan Asuransi lebih besar daripada nilai rata-rata perusahaan Perbankan.

Untuk menjawab hasil penelitian yang kedua digunakan analisis sebagai berikut:

4.2.2 Uji Normalitas Data Kolmogorov-Smirnov (K-S)

Uji Normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 17 untuk pengujian normalitas data, alat analisis yang digunakan adalah One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Level of significant (α) yang

(21)

digunakan adalah 0.05. Data berdistribusi normal apabila angka asymptotic significant (2 tailed) > 0,05 dan data berdistribusi tidak normal apabila angka asymptotic significant (2 tailed) < 0,05. Setelah pengujian normalitas data, maka selanjutnya dapat diketahui data berdistribusi normal atau tidak.

Hasil uji nornalitas data menggunakan alat analisis One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.7: Hasil Uji Normalitas Data Terhadap Variabel-Variabel Penelitian

Rasio Keuangan Asymp.

Significant (2 tailed) Keterangan

CR (Currentt Ratio) 0,529 Normal

TDTA (Total Debt to Total Assets) 0,878 Normal

ROI (Return On Invesment) 0,406 Normal

Sumber: Lampiran 3

Setelah dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test, maka diperoleh hasil sebagai berikut: angka asymptotic significant (2 tailed) sebesar 0,529 untuk rasio CR, angka asymptotic significant (2 tailed) sebesar 0,878 untuk rasio TDTA, dan angka asymptotic significant (2 tailed) sebesar 0,406 untuk rasio ROI. Berdasarkan hasil pengujian data seluruh data variabel berdistribusi normal.

Untuk langkah selanjutnya, karena data berdistribusi normal maka pengujian hipotesis dilakukan dengan Independent Sample t-Test untuk rasio CR, TDTA, dan ROI.

4.2.3 Pengujian Hipotesis

(22)

49 Invesment (ROI). Langkah yang dilakukan untuk pengujian hipotesis yaitu dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel.

Hasil uji Independent Sample t-Test Sample dengan menggunakan data rata-rata pada perusahaan asuransi dan perbankan dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.8: Hasil Analisis Uji Beda Independent Sample t-Test Rasio Jenis Perusahaan N Mean thitung ttabel

Sig. (2

tailed) Keterangan CR Perusahaan Asuransi 5 184,1140 3,035 2,306 0,016 Ha1 diterima

Perusahaan Perbankan 5 110.3540

TDTA Perusahaan Asuransi 5 60,5280 -5,003 -2,306 0,001 Ha2 diterima Perusahaan Perbankan 5 88,9460

ROI Perusahaan Asuransi 5 5,2980 2,332 2,306 0,048 Ha3 diterima Perusahaan Perbankan 5 2,1840

Sumber: Lampiran 4,5,& 6

Setelah diketahui hasil uji analisis beda pada Tabel 4.9 maka pengujian hipotesis pada rasio CR menggunakan Independent Sample t-Test terhadap perusahaan asuransi dan perbankan menunjukkan bahwa rata-rata CR perusahaan asuransi sebesar 184,1140 sedangkan rata-rata CR perusahaan perbankan sebesar 110,3540. Data tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata CR perusahaan asuransi lebih tinggi dibanding perusahaan perbankan dengan demikian, terlihat bahwa kemampuan perusahaan asuransi dalam membayar kewajiban jangka pendek (hutang lancar) yang telah jatuh tempo lebih baik dibanding perusahaan perbankan. Untuk hasil pengujian dua sisi antara perusahaan asuransi dan perusahaan perbankan dengan α= 0,025 (0,05/2) diperoleh nilai ttabel ±2,306 dan nilai thitung sebesar 3,035. Karena thitung > ttabel maka nilai thitung berada pada daerah Ha1 diterima. Pengambilan keputusan apakah H0 diterima atau ditolak juga dapat dilakukan dengan cara lain yaitu dengan melihat nilai sig. (2 tailed) CR sebesar

(23)

0,016 dimana nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan α= 0,05 sehingga Ha1 diterima. Dengan mengetahi Ha1 diterima berarti kinerja keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan perbankan dilihat dari rasio CR (Current Ratio) berbeda secara signifikan.

Pengujian hipotesis rasio TDTA dengan menggunakan Independent Sample t-Test terhadap perusahaan asuransi dan perusahaan perbankan menunjukkan bahwa rata-rata TDTA perusahaan asuransi sebesar 60,5280 sedangkan rata-rata TDTA perusahaan perbankan sebesar 88,9460. Dari nilai tersebut terlihat bahwa nilai rata-rata TDTA perbankan lebih besar dibanding nilai TDTA perusahaan asuransi maka hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan perbankan memiliki risiko yang lebih tinggi dalam membayar kewajibannya dibandingkan perusahaan asuransi. Hasil uji beda antara perusahaan asuransi dan perusahaan perbankan menunjukkan bahwa untuk pengujian dua sisi α = 0,025 (0,05/2) diperoleh nilai ttabel sebesar ±2,306 dan nilai thitung sebesar -5,003. Karena thitung ≤ -ttabel maka nilai thitung berada pada daerah Ha2 diterima. Pengambilan keputusan H0 diterima atau ditolak juga dapat dilakukan dengan cara lain yaitu dengan melihat nilai Sig. (2 tailed) TDTA sebesar 0,001dimana nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan α= 0,05 sehingga Ha2 diterima. Dengan mengetahui Ha2 diterima berarti kinerja keuangan perusahaan asuransi dan perbankan dilihat dari rasio TDTA (Total Debt to Total Assets) berbeda secara signifikan.

(24)

51 ROI perusahaan asuransi sebesar 5,2980 sedangkan rata-rata ROI perusahaan perbankan sebesar 2,1840. Nilai ROI perusahaan asuransi lebih besar dibanding ROI perusahaan perbankan meskipun perbedaan tersebut tidak begitu tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan asuransi dalam menggunakan modal yang ditanamkan lebih baik dibanding perusahaan perbankan. Hasil uji beda antara perusahaan asuransi dan perbankan menunjukkan bahwa untuk pengujian dua sisi atau α= 0,025 (0,05/2) diperoleh nilai ttabel sebesar ± 2,306 dan nilai thitung sebesar 2,332. Karena thitung > ttabel maka nilai thitung berada pada daerah Ha3 diterima. Pengambilan keputusan H0 diterima atau ditolak dapat dilakukan dengan cara lain yaitu melihat Asymp. Sig. (2tailed) ROI sebesar 0,048 dimana nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan α=0,05 sehingga Ha3 diterima. Dengan mengetahui Ha2 diterima berarti kinerja keuangan perusahaan asuransi dan perbankan dilihat dari rasio ROI (Return On Invesment) berbeda secara signifikan.

Ha3 diterima Ha2 diterima Ha1 diterima

-2,306 2,332(ROI) -5,003 (TDTA) 3,035(CR) 2,306 Gambar 4.1 Daerah Pengujian Uji Independent Sample t- Test Pada CR,

TDTA, dan ROI

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data yang digunakan berupa data rata-rata menghasilkan kesimpulan yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perusahaan asuransi

(25)

dan perusahaan perbankan ditinjau dari rasio Current Ration (CR), Total Debt to Total Assets (TDTA), dan Return On Invesment (ROI).

4.3 Pembahasan

Hasil perhitungan terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan asuransi dan perbankan periode 2009-2013 menunjukkan bahwa kinerja kedua jenis perusahaan mengalami peningkatan. Semakin besar nilai CR perusahaan menunjukkan perusahaan dalam keadaan likuid dimana perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan (Gumanti, 2007:176). Secara umum nilai CR perusahaan asuransi dan perbankan mengalami peningkatan meskipun pada beberapa perusahaan terdapat penurunan meskipun tidak begitu signifikan. Peningkatan CR disebabkan adanya peningkatan permodalan dan peningkatan bidang usaha milik perusahaan .penilaian CR sangat bermanfaat bagi investor dan maupun calon investor dengan tujuan untuk mengetahui apakah layak melakukan investasi di perusahaan tersebut. Nilai TDTA yang fluktuatif dan cenderung menurun menunjukkan bahwa perusahaan lebih mampu dalam menggunakan aktivanya untuk menjamin keseluruhan hutangnya. Penurunan nilai TDTA dipengaruhi oleh adanya menambahan modal oleh investor serta adanya KMK 242/KMK.06/2003 mengenai batas tingkat solvabilitas sebesar 120% pada tahun 2003. Nilai ROI menunjukkan adanya peningkatan dimana perusahaan telah mampu mengelola perusahaan dengan baik. ROI merupakan nilai pengembalian

(26)

53 Dengan demikian berdasarkan pembahasan yang telah diuraiakan, hasil uji hipotesis dengan menggunakan alat Independent t-Test Sample terhadap Current Ratio (CR), Total Debt to Total Assets (TDTA), dan Return On Invesment (ROI) pada perusahaan asuransi dan perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009 sampai dengan 2013 menunjukkan adanya perbedaan secara signifikan antara perusahaan asuransi dan perusahaan perbankan. Dari hasil penelitian perbandingan ketiga rasio keuangan tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan asuransi pada periode 2009-2013 lebih baik dari perusahaan perbankan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurcholila (2005) yang meneliti perbandingan kinerja keuangan lembaga bank dan asuransi di BEJ periode 2003. Penelitiannya menggunakan rasio-rasio keuangan meliputi EP (Economic Profitability), NPM (Net Profit Margin), DTA (Debt to Total Assets), DTE (Debt to Total Equity), dan ROE (Return On Equity). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari 3 rasio EP, DTA, dan DTE terdapat perbedaan antara perusahaan asuransi dan lembaga keuangan bank.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ratri (2006) membandingkan kinerja keuangan perusahaan manufaktur sebelum dan sesudah go public di BEJ. Rasio yang digunakan antara lain ORA (Operating on Return Assets), OCFTA (Operating Cash Flow to Total Assets), TATO (Total Assets Turn Over). Hasil penelitiannya secara keseluruhan menunjukkan bahwa terdapat berbedaan kinerja keuangan perusahaan manufaktur sebelum dan sesudah go public.

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan, Penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian terhadap ketiga rasio keuangan yang diteliti pada perusahaan asuransi dan perusahaan perbankan, meliputi rasio Current Ratio (CR), Total Debt to Total Assets (TDTA), dan Return On Invesment (ROI) relatif mengalami peningkatan pada periode 2009-2013.

2. berdasarkan Uji Hipotesis dengan metode Independent Sample T-test, terhadap variabel yang diuji, terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata rasio CR, TDTA, dan ROI antara perusahaan asuransi dengan perusahaan perbankan. Dengan demikian, berdasarkan kriteria pengujian, maka Ha diterima dan H0 ditolak.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, Penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan khususnya perusahaan asuransi dan perusahaan perbankan. Diharapkan

(28)

55 (Economic Profitability), NPM (Net Profit Margin), DTA (Debt to Total Assets), DTE (Debt to Total Equity), dan ROE (Return On Equity).

2. Bagi Perusahaan

Perusahaan asuransi dan perusahaan perbankan yang menjadi objek penelitian diharapkan dapat meningkatkan kinerja yang lebih optimal agar dapat menarik investor menanamkan modalnya. Perusahaan diharapkan dapat mencari sumber pendanaan alternatif untuk menunjang kinerja perusahaan baik melalui obligasi maupun reksadana untuk perusahaan asuransi dan bagi perusahaan perbankan diharapkan mampu menghimpun dan mengelola dana nasabah secara lebih optimal melalui kebijakan-kebijakan perusahaan yang profitable.

3. Bagi Investor dan Calon Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan preferensi dalam berinvestasi khususnya pada perusahaan asuransi dan perbankan. Melihat perkembangan dan pertubuhan ekonomi khususnya Indonesia kedua jenis perusahaan tersebut memiliki peluang dan tantangan yang cukup tinggi sehingga bagi investor maupun calon investor harus lebih jeli dalam keputusan untuk melakukan investasi, sehingga keputusan yang diambil tepat dan menguntungkan.

Gambar

Tabel 4.5:  Statistik Deskriptif Variabel Penelitian TDTA
Tabel 4.6:  Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ROI
Tabel 4.8:  Hasil Analisis Uji Beda Independent Sample t-Test  Rasio  Jenis Perusahaan  N  Mean  t hitung t tabel

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisi data, pengujian hipotesis, dan pembahasan yang telah dijelaskan mengenai analisis pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER) dan Net

Likuiditas diproksikan dengan menggunakan Current Ratio (CR), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya dengan

Uji hipotesis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah paired sample t-test dengan menggunakan SPSS Versi 25. Paired sample t-test adalah analisis

Dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan menggunakan rasio lancar (Current Ratio).CR sendiri merupakan rasio yang membandingkan antara

Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hyphotesis testing study) yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti mengenai

Uji Hipotesis Pengujian hipotesis data tes hasil belajar siswa akan diuji dengan menggunakan uji Independent Samples t-test dengan kriteria pengujian adalah: Hipotesis penelitian akan

Hasil pengujian paired sample t-test untuk rasio Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio CR dan Quick Ratio QR; Ratio Solvabilitas yang diproksikan dengan Debt to Equity

Jika nilai probabilitas > 0,05, maka hubungan antara variabel bebas debt to equity ratio X1, current ratio X2, total asset turnover X3 dengan variabel terikat return on asset Y adalah