• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS CRONIC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS CRONIC"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS CRONIC

KIDNEY DISEASE (CKD)

DI HIGH CARE UNIT RUMAH SAKIT PANTI WILASA

CITARUM

SEMARANG

Oleh

NATALIA SANTIKA WARIUNSORA (462013016)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)

Laporan Pendahuluan Cronik Kidney Disease (CKD)

CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal mengalami penurunan fungsi secara lambat,

Klasifikasi gagal ginjal kronis berdasarkan derajat (stage) LFG (Laju Filtration Glomerulus) dimana nilai normalnya adalah 125 ml/min/1,73m: dengan rumus Kockroft - Gault sebagai berikut :

Deraj

5. Gagal ginjal <15 atau dialisis

(4)

3. Etiologi

Gagal ginjal kronik dapat timbul dari hamper semua penyakit. Apapun sebabnya, dapat menimbulkan perburukan fungsi ginjal secara progresif. Dibawah ini terdapat beberapa penyebab gagal ginjal

Pada ginjal adalah akibat aterosklerosis ginjal akibat hipertensi lama menyebabkan nefrosklerosis begina. Gangguan ini merupakan akibat langsung dari iskemia renal. Ginjal mengecil, biasanya simetris dan permukaan berlubang – lubang dan berglanula. Secara histology lesi yang esensial adalah sklerosis arteri arteri kecil serta arteriol yang paling nyata pada arteriol eferen. Penyumbatan arteri dan arteriol akan menyebabkan kerusakan glomerulus dan atrofi tubulus, sehingga seluruh nefron rusak (price, 2005:933).

b. Glomerulonefritis

Glomerulonefritis terjadi karena adanya peradangan pada glomerulus yang diakibatkan karena adanya pengendapan kompleks antigen antibody. Reaksi peradangan diglomerulus menyebabkan pengaktifan komplemen, sehingga terjadi peningkatan aliran darah dan peningkatan permeabilitas kapiler glomerulus dan filtrasi glomerulus. Protein-protein plasma dan sel darah merah bocor melalui glomerulus. Glomerulonefritis dibagi menjadi dua yaitu:

(5)

2. Glomerulonefritis Kronik : Glomerulonefritis kronik adalah pradangan yang lama dari sel-sel glomerulus. (Price, 2005. 924)

c. Lupus Eritematosus Sistemik (SLE)

Nefritis lupus disbabkan oleh kompleks imun dalam sirkulasi yang terperangkap dalam membrane basalis glomerulus dan menimbulkan kerusakan. Perubahan yang paling dini sering kali hanya mengenai sebagian rumbai glomerulus atau hanya mengenai beberapa glomerulus yang tersebar. (Price, 2005:925)

d. Penyakit Ginjal Polikistik

Penyakit ginjal polikistik (PKD) ditandai dengan kista-kista multiple, bilateral, dan berekspansi yang lambat laun mengganggu dan menghancurkan parenkim ginjal normal akibat penekanan.Semakin lama ginjal tidak mampu mempertahankan fungsi ginjal, sehingga ginjal akan menjadi rusak (GGK) (Price, 2005:937)

e. Pielonefritis

Pielonefritis adalah infeksi yang terjadi pada ginjal itu sendiri. Pielonefritis itu sendiri dapat bersifat akut atau kronik. Pielonefritis akut juga bias terjadi melalui infeksi hematogen. Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang-ulang dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau repluks vesikoureter. (Price, 2005: 938)

f. Diabetes Melitus

(6)

4. Manifestasi Klinik

Menurut Brunner & Suddart (2002) setiap sistem tubuh pada gagal ginjal kronis dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan menunjukkan sejumlah tanda dan gejala. Keparahan tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal, usia pasien dan kondisi yang mendasari. Tanda dan gejala pasien gagal ginjal kronis adalah sebagai berikut :

a. Manifestasi kardiovaskuler

Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron), pitting edema (kaki,tangan,sakrum), edema periorbital, Friction rubperikardial, pembesaran vena leher.

b. Manifestasi dermatologi

Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus, ekimosis, kuku tipisdan rapuh, rambut tipis dan kasar.

c. Manifestasi Pulmoner

Krekels, sputum kental dan liat, napas dangkal, pernapasan Kussmaul.

d. Manifestasi Gastrointestinal

Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan

pada mulut, anoreksia, mual, muntah, konstipasi dan diare, pendarahan saluran gastrointestinale.

e. Manifestasi Neurologi

(7)

f. Manifestasi Muskuloskeletal

Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop.

g. Manifestasi Reproduktif

(8)
(9)

6.

Pemeriksaan Penunjang a. Radiologi

(10)

1. Ultrasonografi ginjal digunakan untuk menentukan ukuran ginjal dan adanyamassa kista, obtruksi pada saluran perkemihan bagian atas.

2. Biopsi Ginjal dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel jaringan untukdiagnosis histologis.

3. Endoskopi ginjal dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal. 4. EKG mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan

elektrolit dan asam basa. b. Foto Polos Abdomen

Menilai besar dan bentuk ginjal serta adakah batu atau obstruksi lain.

Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkin ginjal , anatomi sistem pelviokalises, dan ureter proksimal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi sistem pelviokalises dan ureter proksimal, kandung kemih dan prostat.

e. EKG

Untuk melihat kemungkinan adanya hipertrofi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis, aritmia karena gangguan elektrolit (hiperkalemia).

7. Manajemen Terapi

Tujuan utama penatalaksanaan pasien GGK adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal yang tersisa dan homeostasis tubuh selama mungkin serta mencegah atau mengobati komplikasi (Smeltzer, 2001; Rubenstain dkk, 2007).

(11)

adalah terapi penggantian ginjal baik dengan dialisis atau transplantasi ginjal.

8. Proses Keperawatan a. Assestment

Pengkajian fokus yang disusun berdasarkan pada Gordon dan mengacu pada Doenges (2001), serta Carpenito (2006) sebagai berikut :

1) Demografi

Penderita CKD kebanyakan berusia diantara 30 tahun, namun ada juga yangmengalami CKD dibawah umur tersebut yang diakibatkan oleh berbagai hal seperti proses pengobatan, penggunaan obat-obatan da n sebagainya. CKD dapat terjadi pada siapapun, pekerjaan dan lingkungan juga mempunyai peranan penting sebagai pemicukejadian CKD. Karena kebiasaan kerja dengan duduk / berdiri yang terlalu lama danlingkungan yang tidak menyediakan cukup air minum / mengandung banyak senyawa/zat logam dan pola makan yang tidak sehat.

2) Riwayat penyakit yang diderita pasien sebelum CKD seperti DM, glomerulo nefritis,hipertensi, rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran kemih, dan traktus urinarius bagian bawah juga dapat memicu kemungkinan terjadinya CKD.

3) Pola nutrisi dan metabolik

Gejalanya adalah pasien tampak lemah, terdapat penurunan BB dalam kurun waktu 6 bulan. Tandanya adalah anoreksia, mual, muntah, asupan nutrisi dan air naik atau turun.

(12)

Gejalanya adalah terjadi ketidakseimbangan antara output dan input. Tandanya adalah penurunan BAK, pasien terjadi konstipasi, terjadi peningkatan suhu dan tekanan darahatau tidak singkronnya antara tekanan darah dan suhu.

5) Pengkajian fisik

a. Penampilan / keadaan umum.Lemah, aktifitas dibantu, terjadi penurunan sensifitas nyeri. Kesadaran pasien dari compos mentis sampai coma. b. Tanda-tanda vital.Tekanan darah naik, respirasi rate

naik, dan terjadi dispnea, nadi meningkat dan reguler.

c. Antropometri

Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir karena kekurangan nutrisi, atauterjadi peningkatan berat badan karena kelebihan cairan.

d. Kepala.Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat kotoran telinga,hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, mulut bau ureum, bibir kering dan pecah-pecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor.

e. Leher dan tenggorokan

Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid pada leher.

f. Dada

(13)

pembesaran jantung, terdapat suara tambahan pada jantung.

g. Abdomen

Terjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor jelek, perut buncit.

h. Genital

Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi, terdapat ulkus.

i. Estremitas.

Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema, pengeroposan tulang, dan Capillary Refill lebih dari 1 detik.

j. Kulit

Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan mengkilat / uremia, dan terjadi perikarditis.

b. Diagnosa Keperawatan

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluran urin dan retensi cairan dan natrium.

2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai O2 dan nutrisi ke jaringan sekunder.

(14)

c. Rencana Intervensi

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Kelebihan volume cairan keseimbangan intake output, turgor kulit dna edema.

2. Batasi masukan cairan

3. Identifikasi sumber potensial cairan

4. Kolaborasi pemberian cairan sesuai terapi.

2. Gangguan perfusi jaringan

(15)

Kriteria Hasil :

- Membran mukosa merah muda

- Conjugtiva tidak anemis - Akral hangat

- TTV dalam batas normal - Tidak ada edema

3. Monitor status cairan intake output

4. Observasi nadi dan edema 5. Kolaborasi dalam pemberian

anti koagulan

3. Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan

keletihan anemia, retensi produk sampah dan prosedur dialysis.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien bertoleransi terhadap aktivitas.

Kriteria Hasil :

- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai

peningkatan tekanan darah, nadi dan RR.

- Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri.

- Keseimbangan aktivitas dan

1. Observasi adanya pembatasan

4. Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik).

(16)
(17)

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, M.E.,. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC: Jakarta.

Herdman Heather. (2012). Nursing Diagnoses : Definitions and classification 2012-2014. EGC: Jakarta.

Lewis L. Sharon, et.all. (2011). Medical Surgical Nursing Volume 2. Elsevier Mosby : America.

Nanda. 2014. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012 – 2014. EGC: Jakarta.

Nanda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose Medis Dan Nanda, Jilid 2. Mediaction.

Nurarif .A.H. Dan Kusuma. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction.

Perry & Potter. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Volume 2. EGC: Jakarta.

Resoprodjo, Soelarto. 2010. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta. Bina Rupa Aksara Richard S. Snell, Anatomi Klinik Edisi 3. EGC: Jakarta.

Semeltzer, S. C. and Bare, B. G. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 12. Alih Bahasa, Devi Yulianti, Amelia Kimi. EGC: Jakarta.

Wilkinson Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. EGC: Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa petani kentang di Desa Bonto Karaeng mengusahakan lebih meminimkan biaya yang harus di keluarkan

Pengujian kekuatan mekanik dilakukan secara simulasi menggunakan software CA T1A V5 R20 pada desain fuel plate test plenum bermaterial Acrylic dan paduan aluminium.. Hasil

Dengan demikian, judul tesis “Studi Tentang Tatanan Sehat Masjid dan Perilaku masyarakat Terhadap Kebersihan Masjid di Kota Tembilahan” yang penulis maksud adalah tatanan sehat

(2) Wajib Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan penjualan minuman beralkohol di suatu tempat, sesuai dengan

%eiring dengan perkembangan pendidikan teknologi kesehatan dan untuk meningkatkan kapabilitas dan skill atau keahlian dalam melakukan proses pemeriksaan laboratorium,

Hasil ini memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Taswan (2003) yang menemukan bahwa Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Kebijakan Hutang. Hal ini

Sementara untuk kapang vs bahan pengawet, Pada uji bahan pengawet (asam asetat, asam benzoat dan formalin) tidak terlihat adanya zona bening, artinya

proses pembelajaran harus diperbaiki dengan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Upaya Meningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran.. Kooperatif Tipe