• Tidak ada hasil yang ditemukan

Suku Bangsa di Indonesia (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Suku Bangsa di Indonesia (1)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Suku Bangsa Indonesia

Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang majemuk atau heterogen. Bangsa kita mempunyai beraneka ragam suku bangsa, budaya, agama, dan adat istiadat (tradisi). Semua itu tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Misalnya dalam upacara adat, rumah adat, baju adat, nyanyian dan tarian daerah, alat musik, dan makanan khas.

Suku bangsa merupakan kumpulan kerabat (keluarga) luas. Mereka percaya bahwa mereka berasal dari keturunan yang sama. Mereka juga merasa sebagai satu golongan. Dalam kehidupan sehari-hari mereka mempunyai bahasa dan adat istiadat sendiri yang berasal dari nenek moyang mereka. Dari mana asal nenek moyang bangsa Indonesia? Ada teori yang menyatakan penduduk Indonesia berasal dari daratan Cina Selatan, Provinsi Yunan sekarang. Ada juga teori “Nusantara.”

Menurut teori pertama Suku bangsa Yunan datang ke Indonesia secara bergelombang. Ada dua gelombang terpenting:

1. Gelombang pertama terjadi sekitar 3000 tahun yang lalu. Mereka yang pindah dalam pe-riode ini kemudian dikenal sebagai rumpun bangsa Proto Melayu. Proto Melayu disebut juga Melayu Polynesia. Rumpun bangsa Proto Melayu tersebar dari Madagaskar hingga Pasifik Timur. Mereka bermukim di daerah pantai. Termasuk dalam bangsa Melayu Tua adalah suku bangsa Batak di Sumatera, Dayak di Kalimantan, dan Toraja di Sulawesi.

2. Gelombang kedua terjadi sekitar 2000 tahun lalu, disebut Deutero Melayu. Mereka disebut penduduk Melayu Muda. Mereka mendesak Melayu Tua ke pedalaman Nusantara. Termasuk bangsa Melayu Muda adalah suku bangsa Jawa, Minang-kabau, Bali, Makassar, Bugis, dan Sunda.

Menurut teori “Nusantara” penduduk Indonesia tidak berasal dari luar. Teori ini didukung banyak ahli, seperti J.Crawfurd, K.Himly, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Gorys Keraf. Menurut para ahli ini penduduk Indonesia (bangsa Melayu) sudah memiliki peradaban yang tinggi pada bada ke-19 SM. Taraf ini hanya hanya dapat dicapai setelah perkembangan budaya

yang lama. Hal ini menunjukkan penduduk Indonesia tidak berasal dari mana-mana, tetapi berasal dan berkembang di Nusantara.

Meskipun ada teori yang menyebutkan bahwa bangsa Indonesia mempunyai nenek moyang yang sama, kenyataannya ada beraneka ragam suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah suku bangsa di Indonesia. Diperkirakan ada 300 sampai 500 suku bangsa yang tinggal di Indonesia. Perbedaan jumlah ini dikarenakan perbedaan para ahli dalam mengelompokkan suku bangsa. Sedangkan keragaman suku bangsa di Indonesia antara lain disebabkan oleh:

1. perbedaan ras asal,

2. perbedaan lingkungan geografis, 3. perbedaan latar belakang sejarah, 4. perkembangan daerah,

5. perbedaan agama atau kepercayaan, dan 6. kemampuan adaptasi atau menyesuaikan diri.

Ciri-ciri perbedaan suku bangsa:

a) Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut, dan lain-lain.

b) Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa Madura, dan lain-lain. c) Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara kematian.

▸ Baca selengkapnya: upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah munculnya masalah keragaman suku bangsa kecuali

(2)

e) Kekerabatan, misalnya patrilineal(sistem keturunan menurut garis ayah) dan matrilineal(sistem keturunan menurut garis ibu).

f) Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan Badui luar.

Dari faktor-faktor di atas, faktor lingkungan geografis dan kemampuan adaptasi atau menyesuaikan diri sangat berpengaruh. Faktor lingkungan geografis yang menyebabkan keanekaragaman suku bangsa antara lain sebagai berikut.

1. Negara kita berbentuk kepulauan. Penduduk yang tinggal di satu pulau terpisah dengan penduduk yang tinggal di pulau lain. Penduduk tiap pulau mengembangkan kebiasaan dan adat sendiri. Dalam waktu yang cukup lama akan berkembang menjadi kebudayaan yang berbeda.

2. Perbedaan bentuk muka bumi, seperti daerah pantai, dataran rendah, dan pegunungan. Penduduk beradaptasi dengan kondisi geografis alamnya. Adaptasi itu dapat terwujud dalam bentuk perubahan tingkah laku maupun perubahan ciri fisik. Penduduk yang tinggal di daerah pegunungan misalnya, akan berkomunikasi dengan suara yang keras supaya dapat didengar tetangganya. Penduduk yang tinggal di daerah pantai atau di daerah perairan akan mengembangkan keahlian menangkap ikan, dan sebagainya. Perubahan keadaan alam dan proses adaptasi inilah yang menyebabkan adanya keanekaragaman suku bangsa di Indonesia.

Besar kecilnya suku bangsa yang ada di Indonesia tidak merata. Suku bangsa yang jumlah anggotanya cukup besar, antara lain suku bangsa Jawa, Sunda, Madura, Melayu, Bugis, Makassar, Minangkabau, Bali, dan Batak. Biasanya suatu suku bangsa tinggal di wilayah tertentu dalam suatu provinsi di negara kita. Namun tidak selalu demikian. Orang Jawa, orang Batak, orang Bugis, dan orang Minang misalnya, banyak yang merantau ke wilayah lain.

Sikap Menghormati Keragaman Suku Bangsa

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas berbagai suku yang beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu bangsa Indonesia, memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia. Begitu juga bendera kebangsaan merah putih sebagai lambang identitas bangsa dan kita bersatu padu di bawah falsafah dan dasar negara Pancasila.

Kita sebagai bangsa Indonesia harus bersatu padu agar manjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Untuk dapat bersatu kita harus memiliki pedoman yang dapat menyeragamkan

pandangan kita dan tingkah laku kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, akan terjadi persamaan langkah dan tingkah laku bangsa Indonesia. Pedoman tersebut adalah Pancasila, kita harus dapat meningkatkan rasa persaudaraan dengan berbagai suku bangsa di Indonesia.[3]

(3)

Dalam mengembangkan sikap menghormati terhadap keragaman suku bangsa, dapat terlihat dari sifat dan sikap dalam kehidupan sehari-hari.diantaranya adalah sebagai berikut: a. kehidupan bermasyarakat tercipta kerukunan seperti halnya dalam sebuah keluarga.

b. antara warga masyarakat terdapat semangat tolong menolong, kerjasama untuk menyelesaikan suatu masalah, dan kerjasama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

c. dalam menyelesaikan urusan bersama selalu diusahakan dengan melalui musyawarah.

d. terdapat kesadaran dan sikap yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

Sikap dan keadaan seperti tersebut di atas harus dijunjung tinggi serta dilestarikan. Untuk lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, kita dapat melaksanakan pertukaran

kesenian daerah dari seluruh pelosok tanah air. Dengan adanya kegiatan pertukaran kesenian daerah tersebut dan memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia, antara lain:

a) dapat saling pengertiaan antarsuku bangsa.

b) dapat lebih mudah mencapai persatuan dan kesatuan. c) dapat mengurangi prasangka antar suku.

d) dapat menimbulkan rasa kecintaan terhadap tanah air dan bangsa.

Keanekaragaman Budaya suku bangsa di Indonesia

Istilah budaya berasal dari kata Sansekerta, yaitu buddayah ataubuddhi yang berarti akal budi. Kebudayaan berarti segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Ada tiga bentuk kebudayaan, yaitu kebudayaan dalam bentuk gagasan, kebiasaan, dan benda-benda budaya[4].

a. Kebudayaan yang berupa gagasan, antara lain ilmu pengetahuan, adat istiadat, dan peraturan. b. Kebudayaan yang berupa kebiasaan, antara lain cara mencari makan (mata pencarian), tata cara

pergaulan, tata cara perkawinan, kesenian, dan bermacam-bermacam upacara tradisi.

c. Kebudayaan yang berupa benda adalah semua benda yang diciptakan oleh manusia, seperti alat-alat keperluan sehari-hari, rumah, perhiasan, pusaka (senjata), kendaraan, dan lain-lain.

Manusia menciptakan kebudayaan untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhannya. Selain itu, kebudayaan juga diciptakan untuk mengolah alam agar bermanfaat untuk kehidupan manusia. Karena kondisi lingkungan alam berbeda-beda, maka terjadilah keanekaragaman kebudayaan[5].

Faktor lingkungan geografis yang menyebabkan keanekaragaman suku bangsa antara lain sebagai berikut.

 Negara kita berbentuk kepulauan. Penduduk yang tinggal di satu pulau terpisah dengan penduduk yang tinggal di pulau lain. Penduduk tiap pulau mengembangkan kebiasaan dan adat sendiri. Dalam waktu yang cukup lama akan berkembang menjadi kebudayaan yang berbeda.

(4)

Biasanya suatu suku bangsa tinggal di wilayah tertentu dalam suatu provinsi di negara kita. Namun tidak selalu demikian. Orang Jawa, orang Batak, orang Bugis, dan orang Minang misalnya, banyak yang merantau ke wilayah lain.

Nama-nama Suku Bangsa di Indonesia

No

. Provinsi Nama Suku

1 Nangroe Aceh Darussalam

Aceh, Gayo, Alas, Kluet, Tamiang, Singkil, Anak Jame, Simeleuw, dan Pulau

2 Sumatera Utara Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Fakfak, Batak Angkola, Batak Toba, Melayu, Nias, Batak Mandailing, dan Maya-maya

3 Sumatera Barat Minangkabau, Melayu, dan Mentawai, Tanjung Kato, Panyali, Caniago, Sikumbang, dan Gusci

4 Riau Melayu, Akit, Talang Mamak, Orang utan Bonai, Sakai, dan Laut, dan Bunoi

5 Riau Kepulauan Melayu, Siak, dan Sakai

6 Jambi Batin, Kerinci, Penghulu, Pedah, Melayu, Jambi, Kubu, dan Bajau

7 Bengkulu Muko-muko, Pekal, Serawai, Pasemah, Enggano, Kaur, Rejang, dan Lembak

8 Sumatera Selatan

Melayu, Kikim, Semenda, Komering, Pasemah, Lintang, Pegagah, Rawas, Sekak Rambang, Lembak, Kubu, Ogan, Penesek Gumay, Panukal, Bilida, Musi, Rejang, dan Ranau

9 Lampung Pesisir, Pubian, Sungkai, Semenda, Seputih, Tulang Bawang, Krui Abung, dan Pasemah

10 Bangka Belitung Bangka, Melayu, dan Tionghoa 11 Banten Baduy, Sunda, dan Banten 12 DKI Jakarta Betawi

13 Jawa Barat Sunda

14 Jawa Tengah Jawa, Karimun, dan Samin 15 D.I. Yogyakarta Jawa

16 Jawa Timur Jawa, Madura, Tengger, dan Osing 17 Bali Bali Aga dan Bali Majapahit

18 Nusa Tenggara Barat

Bali, Sasak, Samawa, Mata, Dongo, Kore, Mbojo, Dompu, Tarlawi, dan Sumba

19 Nusa Tenggara Timur

Sabu, Sumba, Rote, Kedang, Helong, Dawan, Tatum, Melus, Bima, Alor, Lie, Kemak, Lamaholot, Sikka, Manggarai, Krowe, Ende, Bajawa, Nage, Riung, dan Flores

20 Kalimantan Barat

Kayau, Ulu Aer, Mbaluh, Manyuke, Skadau, Melayu-Pontianak, Punau, Ngaju, dan Mbaluh

21 Kalimantan Tengah

Kapuas, Ot Danum, Ngaju, Lawangan, Dusun, Maanyan, dan Katingan

22 Kalimantan Selatan

Ngaju, Laut, Maamyan, Bukit, Dusun, Deyah, Balangan, Aba, Melayu, Banjar, dan Dayak

23 Kalimantan Timur

(5)

24 Sulawesi

Selatan Mandar, Bugis, Toraja, Sa’dan, Bugis, dan Makassar

25 Sulawesi Tenggara

Mapute, Mekongga, Landawe, Tolaiwiw, Tolaki, Kabaina, Butung, Muna, Bungku, Buton, Muna, Wolio, dan Bugis

26 Sulawesi Barat Mandar, Mamuju, Bugis, dan Mamasa

27 Sulawesi Tengah

Buol, Toli-toli, Tomini, Dompelas, Kaili, Kulawi, Lore, Pamona, Suluan, Mori, Bungku, Balantak, Banggai, dan Balatar 28 Gorontalo Gorontalo

29 Sulawesi Utara Minahasa, Bolaang Mangondow, Sangiher Talaud, Gorontalo, Sangir, Ternate, Togite, Morotai, Loda, Halmahera, Tidore, dan Obi 30 Maluku Buru, Banda, Seram, Kei, dan Ambon

31 Maluku Utara Halmahera, Obi, Morotai, Ternate, dan Bacan 32 Papua Barat Mey Brat, Arfak, Asmat, Dani, dan Sentani

33 Papua Sentani, Dani, Amungme, Nimboran, Jagai, Asmat, dan Tobati

(6)

1.

Suku Asmat

, Papua Irian Jaya adalah sebuah suku di Papua. Dikenal dengan hasil ukiran

kayunya yang unik. Populasi suku Asmat terbagi dua yaitu mereka yang tinggal di pesisir

pantai dan di bagian pedalaman. Kedua populasi ini saling berbeda satu sama lain dalam hal

dialek, cara hidup, struktur sosial dan ritual. Populasi pesisir pantai selanjutnya terbagi ke

dalam dua bagian yaitu suku Bisman yang berada di antara sungai Sinesty dan sungai Nin

serta suku Simai. Sekarang biasanya, kira-kira 100 sampai 1000 orang hidup di satu

kampung. Setiap kampung punya satu rumah Bujang dan banyak rumah keluarga.

2.

Suku Dani

, Papua bermukim di lembah Baliem Irian Jaya. Lembah ini berada di

tengah-tengah pegunungan Jaya Wijaya. Suku Dani lebih senang disebut bangsa Parim atau orang

Baliem. Suku ini sangat menghormati nenek moyangnya. Penghormatan mereka biasanya

dilakukan lewat upacara pesta babi. Suku Dani mempercayai Atou, yaitu kekuatan sakti yang

berasal dari nenek moyang yang diturunkan kepada anak laki-lakinya. Untuk menghormati

nenek moyangnya, suku dani membuat lambang nenek moyang yang disebut kaneka.

Lambang ini terbuat dari batu keramat berbentuk lonjong yang diasah hingga mengkilat. Mata

pencaharian pokok suku Dani adalah bercocok tanam ubi kayu dan ubi jalar.

3.

Suku Sunda

, Jawa Barat. Dalam masyarakat Sunda tahap kehidupan seseorang ditandai

dengan berbagai selamatan dan upacara. Selamatan diadakan mulai dari acara melamar,

perkawinan, memasuki dan menetap pada rumah baru, kelahiran, turun tanah, memotong

rumput, tumbuh gigi pertama, sunatan, waktu sakit hingga pada waktu meninggal dunia. Alat

musik tradisional yang berasal dari tanah Sunda adalah angklung. Selain dari perdagangan

dan perkebunan, orang Sunda hidup dari pertanian. Pertanian dilaksanakan secara tradisional,

irigasi yang mengandalkan air hujan.

4.

Suku Bali

memiliki potensi alam dan kebudayaan yang sangat tinggi, sehingga Bali tidak

hanya dikenal di dalam negeri saja, melainkan hingga ke luar negeri. Bahkan orang-orang

awam dari luar negeri mengira bahwa Indonesia terletak di pulau Bali. Umumnya mata

pencaharian masyarakat Bali di bidang kesenian, seperti seni pahat, lukis, kerjinan dan

lainnya. Ada juga yang bergerak di bidang pertanian dan indsustri. Bali dalam kehidupan

sehari-hari menggunakan bahasa bali dan Sasak. Bali mempunyai aneka ragam seni tari,

seperti tari Legong yang berlatar belakang kisah cinta Raja Lasem, dan tari Kecak adalah tari

yang mengisahkan tentang bala tentara monyet Hanoman dan Sugriwa. Alat musiknya disebut

gamelan Bali. Bali mempunyai potensi sumber daya alam dan manusia yang sangat baik,

yang paling menonjol adalah objek wisatanya. Tarian terkenalnya adalah tari Kecak.

5.

Suku Aceh

adalah nama sebuah suku yang mendiami ujung Sumatra. Bahasa yang

dipertuturkan oleh mereka adalah bahasa Aceh yang masih berkerabat dengan bahasa Mon

Khmer (wilayah Champa). Bahasa Aceh merupakan bagian dari bahasa Melayu-Polynesia

barat, cabang dari keluarga bahasa Austronesia. Dimana kosakata bahasa Aceh banyak yang

berbahasa Sansekerta. Masyarakat Aceh mayoritas bekerja sebagai petani, pekerja tambang

dan nelayan.

6.

Suku Dayak

atau Daya adalah suku asli yang mendiami pulau Kalimantan, lebih tepat lagi

adalah yang memiliki budaya terestrial (daratan, bukan budaya maritim). Dewasa ini suku

bangsa Dayak terbagi dalam enam rumpun besar, yakni Kenyah-BayanBahau, OtDanum,

Iban, Murut, Klemantan dan Punan. Keenam rumpun tersebut terbagi lagi dalam kurang lebih

405 sub-rumpun. Meskipun terbagi dalam ratusan sub-rumpun, kelompok suku Dayak

memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas. Ciri-ciri tersebut menjadi faktor penentu

apakah suatu subsuku di Kalimantan dapat dimasukkan ke dalam kelompok Dayak.

(7)

megalitik dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa ukuran pada batu-batu besar yang

masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau hingga sekarang. Budaya lompat batu Nias

8.

Suku Minangkabau

atau Minang (seringkali disebut orang Padang) adalah suku yang

berasal dari provinsi Sumatera Barat. Suku ini terkenal dengan adat matrilineal dan

merupakan suku terpelajar. Menyebar di seluruh Indonesia dengan berbagai macam profesi

dan keahlian seperti politisi, penulis, ulama, pengajar, jurnalis dan pedagang. Berdasarkan

jumlah populasi yang relatif kecil (2,7% dari penduduk Indonesia), Minangkabau merupakan

salah satu suku tersukses dengan banyak pencapaian. Majalah Tempo dalam edisi khusus

tahun 2000 mencatat bahwa 6 dari 10 tokoh penting Indonesia di abad ke 20 merupakan orang

Minang. Terkenal Tari Piring, Padang.

9.

Suku Bugis

merupakan penduduk asli Sulawesi selatan. Di samping suku asli, orang-orang

Melayu dan Minangkabau yang merantau dari Sumatera ke Sulawesi sejak abad ke-15

sebagai tenaga administrasi dan pedagang di kerajaan Gowa, juga dikategorikan sebagai

orang Bugis. Komunitas Bugis hampir selalu dapat ditemui di daerah pesisir di nusantara

bahkan sampai ke Malaysia, Filipina, Brunei dan Thailand. Karena masyarakat Bugis tersebar

di dataran rendah yang subur dan pesisir, maka kebanyakan dari masyarakat Bugis hidup

sebagai petani dan nelayan. Mata pencaharian lain yang diminati orang Bugis adalah

pedagang. Rumah Panggung merupakan rumah tradisi Sulawesi Selatan.

Referensi

Dokumen terkait

Pola makan keluarga Suku Melayu dan Suku Jawa pada penelitian ini yaitu menggambarkan jumlah konsumsi makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah) keluarga, untuk jenis

Hal inilah yang akhirnya membuat perbedaan karakteristik yang khas antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain, tidak terkecuali suku bangsa Jawa dan

Dari hasil pembahsan dapat terlihat pola komunikasi antarbudaya yang terjalin antar Suku Jawa dengan Suku Melayu, Sunda dan Padang di Lingkungan IX Kelurahan

Jadi pewarisan yang dianut Suku Adat Melayu Jambi, Suku Adat Batak, dan Suku Adat Jawa sesuai dengan sistem kekerabatan yang dianut suku – suku tersebut yang

Akomodasi Suku Sunda dengan Jawa di Desa Buko Poso, Pada kelompok masyarakat yang diamati, ketika individu maupun kelompok yang terdiri dari Suku Sunda dan

Suku Jawa, Dayak, Lampung, Bali, Banjar, Madura dan Betawi pada individu laki-laki maupun perempuan diperoleh hasil yang sama yaitu persentase tertinggi dijumpai pada pola

Para nelayan ini dikenal sebagai bangsa pelaut di antara enam suku bangsa di Kepulauan Kangean, kemudian yang menjadi subjek peneliti dalam penelitian ini adalah dua suku

Bachtiar mengatakan bahwa sebelum kita mengacu diri kita sebagai bangsa Indonesia terdapat beraneka-ragam suku bangsa yang biasa dinamakan bangsa, misalnya, bangsa Melayu, bangsa Jawa,