• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UPAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu sekolah dengan sekolah lain tidaklah sama. Ada sekolah yang memiliki segudang prestasi dan ada pula yang sangat miskin dengan prestasi, ada sekolah yang sudah memiliki fasilitas yang lengkap dan ada pula yang memiliki sarana dan prasarana yang tidak layak untuk digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar, ada sekolah yang mempunyai manajemen sekolah yang baik dan ada pula sekolah yang memiliki manajemen yang kurang baik. Semua perbedaan itu terdapat banyak faktor yang melatar belakanginya.

Faktor yang dapat melatar belakangi antara lain yaitu: faktor tempat berdirinya sekolah, antara sekolah yang berada di pedesaan atau di perkotaan dan di daerah pedalaman pasti akan berbeda baik sarana prasarana, sumber daya manusia, ataupun manajemen yang ada di suatu sekolah. Selain itu, faktor yang cukup berpengaruh adalah faktor kepemimpinan kepala sekolah.

Kepemimpinan kepala sekolah dapat menentukan keberhasilan maupun kualitas pendidikan di sebuah sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan di sekolah. Sekarang ini, banyak kepala sekolah yang kurang berkompeten dalam melakukan manajemen sekolahnya. Misalnya kurang tegasnya kepala sekolah dalam melakukan pengambilan keputusan dalam menanggapi suatu masalah yang ada di sekolah dan kurang kreatifnya kepala sekolah dalam memberikan pembaharuan di sekolah yang dikelola.

Sementara dunia pendidikan menuntut adanya pembaharuan dan perbaikan dalam kualitas pendidikan. Faktor kepala sekolah cukup menjadi penentu dalam meningkatkan kualitas tersebut, karena kepala sekolah adalah jabatan tertinggi dalam suatu sekolah yang berhak mengambil keputusan dan menampung berbagai pendapat dalam melakukan terobosan pendidikan.

(2)

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana mutu pendidikan yang baik untuk suatu sekolah MI Miftahul Falah Kota Kediri ?

2. Bagaimana upaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di suatu sekolah?

B. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui proses kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di MI Miftahul Falah Kota Kediri .

2. Untuk Mengetahui langkah-langkah model kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di MI Miftahul Falah Kota Kediri .

D.Definisi istilah

1. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi[1].Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi[2].Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.

2. menurut Wahjosumijo yaitu kepala sekolah terdiri dari dua kata, yaitu kepala dan sekolah. Kata kepala dapat di artikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan “ sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”[3]. 3. Menurut seorang ahli bernama Adi S, peningkatan berasal dari kata tingkat. Yang berarti

(3)

4. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, yaitu lulusan yang memilki prestasi akademik dan non-akademik yang mampu menjadi pelopor pembaruan dan perubahan sehingga mampu menjawab berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapinya, baik di masa sekarang atau di masa yang akan datang (harapan bangsa).

E. Kajian Terdahulu

Feldmon mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah usaha sadar yang dilakukan pimpinan untuk mempengaruhi anggotanya melaksanakan tugas sesuai dengan harapannya[4]. Di sisi lain, kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai pengembangan atau tujuan organisasi. Kedua pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Stogdil yang mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas kelompok untuk mencapai tujuan organisasi .Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan para ahli kepemimpinan tersebut, dapat digarisbawahi bahwa kepemimpinan pada dasarnya adalah suatu proses menggerakkan, mempengaruhi dan membimbing orang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi. Ada empat unsur yang terkandung dalam pengertian kepemimpinan, yaitu unsur orang yang menggerakkan yang dikenal dengan pemimpin, unsur orang yang digerakkan yang disebut kelompok atau anggota, unsur situasi dimana aktifitas penggerakan berlangsung yang dikenal dengan organisasi, dan unsur sasaran kegiatan yang dilakukan.

(4)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

a. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari akar kata pimpin, kita mengenal kata pemimpin dan kepemimpinan. Kepemimpinan ditafsirkan sebagai hubungan yang erat antara seorang dan sekelompok manusia karena adanya kepentingan bersama, hubungan itu ditandai oleh tingkah laku yang tertuju dan terbimbing dari manusia yang hanya seorang itu. Manusia atau orang ini biasanya disebut yang memimpin atau pemimpin, sedangkan kelompok manusia yang mengikutinya disebut yang dipimpin .

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisasi karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh kepemimpinan dalam organisasi tersebut. Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan dan menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama di bawah kepemimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai suatu tujuan tertentu [5]

Sementara R. Soekarto Indrafachrudi dalam Akhmad Sudrajat mengartikan “Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah tujuan itu.[6]”

Maman Ukas dalam Akhmad Sudrajat menyatakan “Kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi orang lain, agar ia mau berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu maksud dan tujuan[7].”

Wahjosumidjo menyatakan “Kepemimpinan merupakan aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu[8].”

Kepemimpinan adalah kemapuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan[9].

(5)

kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mempengaruhi orang lain untuk mau bekerja sama agar mau melakukan tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuan bersama.

b.Pengertian Kepala Sekolah

Akhmad Sudrajat menyatakan “Kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.

[10]”

Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah” kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedang sekolah adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Jadi, secara umum kepala sekolah dapat diartikan pemimpin sekolah atau suatu lembaga dimana tempat menerima dan memberi pelajaran (Akhmad Sudrajat, 2008).

Wahjosumidjo mengartikan bahwa kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran[11].

Sementara dirawat mengungkapkan bahwa “Kepala sekolah adalah seorang guru (jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan structural (kepala sekolah) di sekolah.[12]”

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.

c. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Berdasarkan pengertian kepemimimpinan dan pengertian kepala sekolah, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan yang dimiliki seseorang (guru yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural kepala sekolah) dalam mempangaruhi orang lain (seluruh warga sekolah) untuk mau bekerja sama agar mau melakukan tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuan bersama.

(6)

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kepala sekolah harus mengetahui tugas-tugas yang harus ia laksankan. Adapun tugas-tugas dari kepala sekolah seperti yang dikemukakan Wahjosumidjo adalah[13]:

(1) Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan. Kepala sekolah bertindak dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, siswa, staf, dan orang tua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah;

(2) Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan. Dengan segala keterbatasan, seorang kepala sekolah harus dapat mengatur pemberian tugas secara cepat serta dapat memprioritaskan bila terjadi konflik antara kepentingan bawahan dengan kepentingan sekolah;

(3) Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible. Serta harus dapat melihat setiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan;

(4) Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bisa menimbulkan konflik, untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam konflik tersebut;

(5) Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan kesepakatan (compromise). Peran politis kepala sekolah dapat berkembang secara efektif, apabila dapat dikembangkan prinsip jaringan saling pengertian terhadap kewajiban masing-masing, terbentuknya aliasi atau koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, BP3, dan sebagainya, terciptanya kerjasama (cooperation) dengan berbagai pihak, sehingga aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan;

(6) Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinnya; dan

(7)

BAB III

(8)

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian proposal ini akan menggunakan penelitian kualitatif, yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena sedang terjadi yang diamati oleh peneliti.[14] Dalam pembahasan proposal ini digunakan metode yang bersifat deskriptif analisis yaitu metode bertujuan untuk menggambarkan atau menjelaskan masalah yang sedang terjadi dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data secara objektif. Adapun dalam pengumpulan data, peneliti akan menggunakan jenis data sebagai berikut:

1. Library Risearch, yaitu kajian kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah-masalah yang dibahas melalui buku-buku, majalah, surat kabar, dan bahan bacaan lainnya. 2. Field Research, yaitu dengan cara mengadakan penelitian lapangan. Untuk mendapatkan

data dan informasi yang objektif, penulis mengadakan observasi di lapangan atau ketempat yang menjadi objek penelitian.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini di akan laksanakan di MI Miftahul Falah Kota Kediri yang beralamat

Manisrenggo Kota kediri. Alasan peneliti memilih lokasi ini sebagai subjek penelitian karena mengingat lembaga ini adalah lembaga pendidikan yang di bangun oleh yayasan dan alasan lain karna kepala sekolah yang paling terpadu terhadap perkembangan peserta didik di MI Miftahul Falah Kota Kediri . Serta letak lokasi MI Miftahul Falah Kota Kediri .Ini mudah di jangkau untuk melakukan penelitian.

C. Data dan Sumber Data

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer penulis peroleh dari hasil terjun ke lapangan, karena data primer tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam membahas sebuah permasalahan dalam melakukan penelitian. Sedangkan data sekunder merupakan pendukung dalam hal yang diperoleh melalui studi kepustakaan sebagai tempat berpijak dalam melakukan penelitian baik dari jurnal, buku, majalah dan sebagainya yang terkait dengan masalah penelitian ini.

(9)

Dalam penelitian ini peneliti akan mengumpulkan data melalui: 1. Observasi

Pengamatan atau pencatatan sistematis terhadap gejala-gejala yang akan diteliti.

[15]Obsevasi merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan.[16] Adalah mengamati secara langsung terhadap objek penelitian yaitu pengasuh dan anak-anak dipanti asuhan, baik melalui penglihatan maupun pendegaran. Tehnik observasi adalah tehnik pengumpulan data yang di gunakan dengan jalan mengandalakan pengamatan pen pencatatan secara sistematis terhadap phenomena yang di selidiki[17]

2. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan percakapan antara dua pihak untuk tujuan-tujuan tertentu. Wawancara adalah tehknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan kepada peneliti. Wawancara (Interview) adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu

3. Dokumentasi

Dokumentasi ini berasal dari kata dokumen, yang berarti bahan-bahan tertulis.

[18] Teknik ini digunakan ketika mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan baik itu berupa dokumen, angket, dan sebagainya. Telah dokumentasi merupakan salah satu teknik penting dalam suatu penelitian dengan mengumpulkan informasi yang telah ada pada lembaga terkait. Dalam penelitian ini peneliti akan menelaah bagaiman peran pemimpin, dan seperti apa cara mendidik anak tersebut.

E. Analisis Data

Semua data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan mempergunakan metode deskriptif analisis sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

(10)

Nurkolis, "Manajeman Berbasis Sekolah: Teori, Model dan Aplikasi", Grasindo, 2003. John Adair, "Cara Menumbuhkan Pemimpin", Gramedia Pustaka Utama.

Wahjo Sumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002.

http A sudrajat- www..Akhmad Sudrajat, kopetensi guru dan peran kepala sekolah .wordwordpress, 2007.

Nasir Budiman, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah skripsi, tesis dan disertasi.banda aceh: Ar-raniry press,2004),hal.30

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, edisi, cet.10, ( jakarta : bumi aksara,2008.

Husain Usman dan Purnomo Setya Diabad, metode penelitian sosial, Jakarta: bumi aksara, 1996.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Lexy. J. Moelong. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Cipta Rosda Karya, 2006.

(11)

[1] Nurkolis, "Manajeman Berbasis Sekolah: Teori, Model dan Aplikasi", Grasindo, 2003,hal 65.

[2]John Adair, "Cara Menumbuhkan Pemimpin", Gramedia Pustaka Utama,hal 9 .

[3] Wahjo Sumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta : Raja Grafindo Persada,

2002), hal83

[4].Feldmon. ( online ) http :// belajar kepemimpinan.com/cara menjadi pemimpin-eq /4 november 2013.

[5]http A sudrajat- www..Akhmad Sudrajat, kopetensi guru dan peran kepala sekolah.wordwordpress, 2007.

[6] http A sudrajat- www..Akhmad Sudrajat... 2007. [7] http A sudrajat- www..Akhmad Sudrajat... 2007.

[8] Wahjosumidjo ,kepemimpinan kepala sekolah ,jakarta :raja grafindopersada 2002.hal 13

[9] Wahjosumidjo ,kepemimpinan kepala sekolah ,... hal 56

[10] http A sudrajat- www..Akhmad Sudrajat, kopetensi guru dan peran kepala sekolah.wordwordpress, 2007.

[11] Wahjosumidjo ,kepemimpinan kepala sekolah ,jakarta :raja grafindopersada 2002 hal 83

[12] Dirawat pengantar kepemimpinan pendidikan surabaya : usaha nasional 1993 hal 106

[13] Wahjosumidjo ,kepemimpinan kepala sekolah ,jakarta :raja grafindo persada 2002 hal 97

[14] Lexy. J. Moelong. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Cipta Rosda Karya, 2006), hlm. 157.

[15] Nasir Budiman, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (skripsi, tesis dan disertasi).banda aceh: Ar-raniry press,2004),hal.30

[16] mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, edisi I,cet.10,

(12)

[17] Husain Usman dan Purnomo Setya Diabad, metode penelitian sosial, Jakarta: bumi aksara, 1996, hlm 54.

[18] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,

Referensi

Dokumen terkait

Rumus-rumus yang dipergunakan disesuaikan dengan keperluan dalam mengevaluasi dan meneliti penawaran- penawaran yang diajukan para peserta lelang sebagaimana tercantum di dalam BAB

ƒ Menginvestasikan sumber daya dan waktu yang signifikan (dalam situasi yang tidak pasti) untuk meningkatkan kinerja (misalnya membuat produk baru atau mengembangkan

Total pendapatan triwulan II 2020 terlihat bahwa pendapatan daerah Provinsi Lampung sebesar Rp11,84 triliun lebih besar dibandingkan dengan pendapatan pemerintah pusat

Berdasarkan hasil pengukuran, tingkat kebisingan lalu- lintas baik yang dekat jalan maupun yang dekat tembok intervalnya rata-rata 60 – 70 dBA di atas dari pada standar bakumutu

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi asap cair terhadap karakteristik fisik, kimia dan sensori pada sotong (

Untuk dapat menjawab dengan tepat pertanyaan pada latihan di atas. Pelajari dengan cermat materi tentang kata pustaka, bahan pustaka, perpustakaan, kepustakawanan,

Bahan pengawet yang sering digunakan adalah Boron dan Copper-Chrome-Boron (CCB) dan diawetkan dengan metode perendaman dingin. Kendala yang dihadapi dalam proses

Hal tersebut diperkuat dengan teori Hamidi et al (Zampetakis et al, 2011: 190) yang menyatakan bahwa “individu- individu yang kreatif semakin besar kemung- kinannya