• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Persepsi, Preferensi dan Ekspektasi Untuk Pengembangan Welcome Area Agrowisata Salatiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Persepsi, Preferensi dan Ekspektasi Untuk Pengembangan Welcome Area Agrowisata Salatiga"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING

KONSER KARYA ILMIAH

TINGKAT NASIONAL TAHUN 2018

“ Peluang dan Tantangan Pembangunan Pertanian Berkelanjutan di Era Global dan Digital”

Kamis, 13 September 2018 | Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

ISSN 2460-5506

ANALISIS PERSEPSI, PREFERENSI DAN EKSPEKTASI

UNTUK PENGEMBANGAN WELCOME AREA

AGROWISATA SALATIGA

THE ANALYSIS OF PERCEPTIONS, PREFERENCES AND EXPECTATIONS FOR THE DEVELOPMENT OF WELCOME AREA AGROWISATA SALATIGA

Helmi Prayoga1), Endang Pudjihartati2)

1Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana

email: 512013015@student.uksw.edu

2 Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana

email: endangeps@staff.uksw.edu

ABSTRACT

Welcome area of Agrowisata Salatiga need to be developed and improved the design to attract visitors. The purpose of this research is to know the potential and the constraints of the treads physical-biophysical and knowing the perceptions, prefences and expectation of the owner and also the visitors towards the welcome area of the Agrowisata Salatiga. Then it can be set the recommendation of planning the landscape. The stages of research includes preparation, survey and analysis. At the Survey physical and biophysical such as location, accessibility, topography, soil and climate using field observation and literature studies. Then to know perceptions, preferences and expectations do the interview to the owner or manager and surveys using questionnaire to users. Then for the Survey results data analyzed with descriptive be equipped by tables or images. For the Aesthetic analysis method using Scenic Beauty Estimation (SBE). The results showed the physical analysis of biophysical welcome area Agrowisata Salatiga potential for developed because of the strategic location, has a ramps and fertile soils, the climate is cool, and a great view. On the results of the assessment of the aspect of the SBE like signage with a value of 102.17 (high), lamps Lighting the garden with a value of 111.47 (high), seating facilities with a value of 31.02 (medium), the playground 0.13 (medium), photo booth 60.67 (medium) . On the results of the analysis of perceptions, preferences and expectation owner and visitors are know that the welcome area serves as a giver of identity and enhance the aesthetic value. At the entrance needs to be equipped with a guard post, parking with a plaza and signages match with the theme. Then for expectations in welcome areas need equipped Netherlands park, photo booth, and outbound area with bench and trees.

(2)

PENDAHULUAN

Salah satu potensi Agrowisata Salatiga yaitu letaknya yang strategis dengan menampilkan pemandangan berupa Gunung Merbabu dan Danau Rawa Pening, layak untuk dikembangkan. Selain itu nantinya diwelcome areaagrowisata akan menambah daya tarik pengunjung dengan adanya rencana taman Belanda.

Saat iniwelcome areaAgrowisata Salatiga masih direncanakan, dan masih dalam tahap pengembangan. Idealnya welcome area harus memiliki fungsi identitas, dan memiliki fasilitas jalur masuk-keluar dan tempat parkir. (Hapsari, 2008; Mario, 2014; Tirtawinata dan Fachruddin, 1996).

Tahap pertama dilakukan observasi tapak padawelcome area dengan mengetahui berbagai aspek seperti fisik dan biofisik untuk mengetahui kondisi eksisting, potensi dan kendala tapak. Informasi tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui kondisi eksisting, potensi dan kendala tapak.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi eksisting tapak, potensi, kendala fisik dan biofisik dan mengetahui persepsi, preferensi ekspektasi pengelola serta pengunjung terhadap

welcome area Agrowisata Salatiga.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember 2017 di Agrowisata Salatiga yang secara geografis terletak di lereng Gunung Merbabu yaitu di Jln. Salatiga–Kopeng Km 4, Kel. Kumpulrejo, Kec. Argomulyo kota Salatiga. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah kamera, alat tulis, dan seperangkat program Microsoft Office.

Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif yang terdiri dari persiapan, inventarisasi dan analisis,. Pada tahap inventaris fisik dan biofisik dilakukan observasi lapangan, kemudian untuk mengetahui persepsi, preferensi dan

ekspektasi dilakukan menggunakan wawancara dan survei menggunakan kuisioner.

Tahapan Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan tahap persiapan, berupa perizinan ke agrowisata dan instansi dinas terkait. Perizinan ini juga bertujuan untuk mendapatkan data sekunder.

Inventarisasi fisik biofisik meliputi letak dan aksebilitas, topografi, tanah dan iklim. Untuk data seperti letak dan aksebilitas dikategorikan data primer yang didapatkan dari observasi lapangan. Inventarisasi ini dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi eksisting tapak seperti mengetahui apa saja potensi, dan kendala pada tapak. Letak berisi batas dari tapak dan aksebilitas berisi koordinat, elevasi, kondisi umum sepertigood view danbad view, kondisi geografis, luasan, dan akses menuju tapak. Untuk data seperti topografi, tanah dan iklim didapatkan dari data sekunder melalui studi pustaka dan dinas terkait. Untuk topografi dan tanah didapatkan dari studi pustaka dan Bapeda kota Salatiga, sedangkan untuk iklim didapatkan dari BMKG terdekat.

Untuk mengetahui persepsi dilakukan wawancara kepada pengelola dan kuisioner kepada responden atau pengunjung agrowisata. Wawancara menggunakan metode in-depth interview terhadap pengelola atau pemilik agrowisata, dimana proses memperoleh keterangan dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara. Wawancara juga bertujuan untuk mendapatkan tujuan dari perencanaan dan masalah-masalah apa saja yang terdapat dalam perencanaan.

Untuk mengetahui preferensi dan ekspek-tasi digunakan kuisioner menggunakan tehnik

(3)

bentuk slide, untuk dilakukan evaluasi penilaian kualitas keindahan. Penilaian terhadap slide dilakukan oleh 60 responden terdiri dari maha-siswa. Presentasi harus dilakukan sekali dengan kisaran 8-10 detik per slide dengan diberi nilai skor 1= Sangat Tidak Menarik, skor 2 = Tidak Menarik, skor 3 = Cukup Menarik, skor 4 = Menarik, dan skor 5 = Sangat Menarik,.

Analisis pada data hasil inventaris seperti letak dan aksebilitas, topografi, tanah dan iklim untuk mengidentifikasi potensi, masalah dan kemungkinan pengembangan lain dari tapak. Untuk persepsi, preferensi dan ekspektasi dilakukan secara deskriptif dengan dilengkapi tabel atau gambar. Pada analisis preferensi untuk kualitas estetika digunakan metode SBE (Scenic Beauty Estimation). Tahap pelaksanaan metode SBE adalah Data setiap lanskap diurutkan berdasarkan skala penilaian 1 sampai 5 kemudian dihitung:

– frekuensinya (f), – frekuensi kumulatif (cf), – probabilitas kumulatif (cp) – nilai Z berdasarkan tabel Z. Perhitungan nilai SBE:

SBEX = (ZLX - ZLS) x 100 Dimana :

SBEX= nilai SBE titik ke-x ZLX= nilai rata-rata z titik ke-x ZLS= nilai rata-rata z yang digunakan sebagai standar

Seluruh nilai SBE yang telah diperoleh selanjutnya dikelompokkan berdasarkan kualitas estetika rendah, sedang, dan tinggi menggunakan sebaran normal dengan parameter nilai tengah atau mean (ì) dan standar deviasi (Sd ). Perhitungannya sebagai berikut :

– SBE rendah < ì - Sd

– ì - Sd = SBE sedang = ì + Sd – SBE tinggi > ì + Sd

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Fisik-Biofisik Kondisi Kawasan Hasil analisis fisik-biofisik pada pengem-bangan Agrowisata Salatiga cukup strategis yaitu pada jalur perlintasan wisata Kopeng. Secara koordinat Agrowisata Salatiga terletak di 7o21’44"S dan 110o28’38"E. Secara geografis terletak di lereng Gunung Merbabu yaitu di Jln. Hasan Nudin Salatiga-Kopeng Km 4, Kel. Kumpulrejo, Kec. Argomulyo dengan ketinggian 800 mdpl dan dengan luasan welcome area

keseluruhan 27.416m2. Lokasi Agrowisata Salatiga mudah diakses melalui jalur utama yang merupakan jalan beraspal. Jenis transportasi yang dapat ditemui ke agrowisata adalah kendaraan pribadi roda dua maupun roda empat, transportasi umum berupa bus antar kota, angkutan umum dan ojek. Dapat dilihat pada gambar 3.1 melaluiGoogle Earth. Garis yang berwarna merah menunjukkan akses jalan menuju agrowisata Salatiga, sedangkan garis berwarna hijau menunjukkan kawasanwelcome area agrowisata Salatiga.

Batas wilayah Agrowisata Salatiga adalah: Sebelah Barat: Kabupaten Semarang Sebelah Utara: Kecamatan Sidomukti Sebelah Timur: Kecamatan Tengaran Sebelah Selatan: Kabupaten Semarang

(4)

Gambar 2Peta Administrasi Kota Salatiga

Kendala pada tapak saat ini diantaranya pada jalan di depanentrance gateyang masih satu jalur sangat menikung sehingga kurang aman saat penggunjung memasuki atau keluar dari agrowisata, selain itu pihak agrowisata masih menggunakan air dari pegunungan untuk mencukupi pasokan air di Agrowisata Salatiga dan terkadang saat musim kemarau masih sering kekurangan pasokan air. Ada empat kolam penampungan air yang menjadi bad view di

welcome area Agrowisata Salatiga, sehingga mengurangi nilai estetika di kawasan tersebut. Sebaiknya area kolam penampungan air dialih fungsikan agar ditimbun dan dibuatkan taman sehingga hanya disisakan satu kolam saja yang dijadikan sebagai kolam resapan. Pada good view ditemukan view Gunung Merbabu dan Danau Rawa Pening. Pada bagian ini dapat dijadikan orientasi letak dan arah beberapa fasilitas.

Gambar 3Jalur masuk depan agrowisata menikung danGambar 4bad viewkolam resapan

diwelcome area

Gambar 5good viewpemandangan Gunung Merbabu dan Gambar 3.6good view

pemandangan Danau Rawa Pening

Pada agrowisata, terdapat kelas kelerengan 9% - 12%. Menurut Sarwono dan Widiatmaka (2011), Lahan dengan kemiringan tersebut dikategorikan landai (8-15%). Potensi ini cocok untuk dibangun sarana dan prasarana pendukung, selain itu berpotensi tidak adanya dampak erosi sehingga minim perawatan.

Analisis kemiringan lahan untuk agrowisata dilakukan sesuai dengan ketentuan area untuk wisata menurut Gold (1980). Kelerengan pada kelas landai dengan kemiringan (8-15%) memiliki tingkat kesesuaian sedang untuk dikembangkan menjadi wisata.

Jenis tanah pada kawasan tapak adalah Andosol coklat, berdasarkan hasil studi pustaka, lahan pertanian pada kawasan sangat cocok untuk budidaya tanaman, pangan, dan perkebunan sehingga cocok dikembangkan untuk kegiatan agrowisata (Balittanah, 2014).

(5)

Temperatur Efektif/TE) berbeda-beda tergantung kepada lokasi geografis dan subyek manusia (suku bangsa), di Indonesia batas kenyamanan manusia adalah 20°C - 26°C TE. Data analisis potensi dan kendala aspek fisik-biofisik tersaji dalam Tabel 1.

Analisis Estetika

Berdasarkan hasil penilaianScenic Beauty Estimation(SBE), lanskap kawasan Agrowisata Salatiga dinilai atas beberapa aspek. Aspek yang dinilai meliputi aspek papan petunjuk arah, lampu penerangan taman, fasilitas tempat duduk, taman bermain, dan aspek photo booth. Hasil

No Aspek

Fisik-• Lokasi tapak strategis di jalur perlintasan wisata

2. Topografi Topografi pegunungan dengan kelerengan 9%-3. Tanah Jenis tanah Andosol Coklat • Cocok untuk budidaya

tanaman

• Tanah mudah longsor

4. Iklim Suhu udara 25?C dengan Curah hujan 2330

mm/tahun

• Iklim cukup sejuk • Cuaca sering tak menentu (agak panas jalan raya dan terdapat tikungan di area masuk

agrowisata

• Jalan utama sudah aspal dan dalam kondisi baik, dilakukan perbaikan secara berkala

• Jalan cukup besar dan terdapat tikungan di angkutan umum dan ojek.

• Berbagai jenis angkutan dapat dengan mudah masuk agrowisata

• Belum tersedia pedestrian

• Angkutan umum masih sedikit

• Jauh dari terminal

• Kurangnya

penerangan dimalam hari

• Kurang pengarah dan rambu peringatan Tabel 1 Analisis Potensi dan Kendala pada Tapak

Sumber: Data Primer dan Sekunder yang di olah, 2018; RTRW Kota Salatiga,2017; BMKG Kota Semarang, 2017 analisis estetika dengan metode SBE pada Tabel 2 menunjukkan nilai SBE dari tiap aspek yang dinilai oleh responden.

(6)

No Aspek SBE Gambar 1

SBE Gambar 2

1 Papan petunjuk arah 102,17 0

2 Lampu penerangan taman 0 111,47 3 Fasilitas tempat duduk 0 31,02

4 Taman bermain 0,13 0

5 Photo booth 0 60,67

Tabel 2 Analisis Estetika dengan Scenic Beauty Estimation(SBE)

Sumber: Data Primer yang diolah, 2018

yang merupakan bermateri metal yang terkesan modern namun kaku.

Nilai SBE pada aspek lampu penerangan taman antara dua gambar adalah 111,47 pada Gambar 2. Gambar tersebut memiliki kualitas visual paling bagus karena tampilan lampu yang klasik memberikan kesan yang menyatu dengan tema taman belanda yang ada. Elemen lampu dapat menambah nilai keindahan pada lanskap jalan apabila ditata dengan teratur dan sesuai dengan tema yang ingin ditampilkan. Berbeda dengan Gambar 2 dengan tampilan yang modern tidak memberikan kesan yang menyatu dengan tema, hal ini dikarenakan tiang yang tinggi sehingga tidak menampilkan fungsi estetika.

Penilaian SBE untuk aspek tempat duduk antara dua gambar adalah 31,02 pada Gambar 2.

View tersebut memiliki nilai sedang yang menunjukkan kualitas visual yang cukup baik. Kedua gambar merupakan pemandangan hutan atau kebun yang cukup tertata dan masih terkesan alami. Namun pada Gambar 2 memiliki nilai keindahan yang lebih besar daripada Gambar 1. Faktor yang membuat pemandangan ini menarik adalah pencahayaan sinar matahari yang cukup terang pada lokasi ini. Tampilan

tempat duduk yang rapi pada gambar 2 menambah nilai estetika kawasan sesuai dengan suasana yang ingin dikembangkan. Berbeda dengan gambar 1 walaupun menampilkan tempat duduk yang tertata namun terkesan kurang rapi, selain itu pencahayaan yang kurang merata membuat kesan lokasi menjadi tidak teduh.

Penilaian SBE untuk aspek taman bermain antara dua gambar adalah 0,13 pada Gambar 1,

view tersebut memiliki nilai sedang yang menunjukan kualitas visual yang cukup baik. Hal ini karena area ini memilikiviewlanskap berlatar belakang kebun yang didominasi oleh vegetasi pohon berwarna hijau sehingga menjadikan nilai SBE atau kualitas estetika lebih baik dibanding Gambar 2 yang didomiansi bangunan walaupun terdapat pepohonan.

Penilaian SBE untuk aspek photo booth

antara dua gambar adalah 60,67 pada Gambar 2.

(7)

Gambar 2 memilikiviewlanskap yang terdapat elemen sepatu yang ditata rapi sedemikian rupa dengan ditambah latar belakang pegunungan

memberikan nilai estetika yang lebih baik daripada pemandangan yang hanyabackground

elemen lanskap saja.

Tabel 3Hasil Inventarisasi Persepsi, Preferensi dan Ekspektasi Pengelola dan Pengunjung terhadapwelcome areaAgrowisata Salatiga

Aspek Pemilik atau Pengelola Pengguna Analisis

P

Pemberi identitas, pembeda dari tempat agrowisata lainnya, meningkatkan nilai estetika dan mengenali kawasan agrowisata Salatiga.

Pada bagianentrancedapat diberi nama dan agar beda, tema taman belanda dapat diterapkan dan untuk menambah estetika perlu mengunjungi taman dan tempat untuk ber-swa foto.

Pos jaga bisa ditempatkan di depan, dan diperlukan lapangan yang multifungsi, arah orientasi teduh dan penuh warna dan dibuat sederhana.

Menarik, teduh juga semarak dengan adanya taman dan elemen lanskap seperti kincir angin dan gazebo.

Perlu pemasangan nama tempat yang dilengkapi lampu supaya mudah dilihat di malam hari, agar teduh perlu penambahan pohon peneduh serta taman yang dilengkapi tanaman berbunga. welcome areaadalah 1 entrance dengan 2 jalur, 1 parkir area yang berfungsi untuk mobil atau motor, 1 plaza, papan informasi yang berada di depan dan

di dalamwelcome area,

papan petunjuk arah yang diletakan di setiap tikungan atau tempat tertentu dan satu areal outboundkhusus anak-anak.

Fasilitas yang diprioritaskan ada diwelcome1 entrance dengan 2 jalur, 1 parkir area yang berfungsi untuk mobil atau motor, papan informasi yang berada di depan dan di dalamwelcome area, 1 jalur pedestrian denganjogging track,papan petunjuk arah yang diletakan di setiap tikungan atau tempat tertentu dan satu arealoutboundkhusus anak-anak.

Untuk fasilitas semua tersebut dapat diterapkan namun yang terpenting adalah jumlah dan penempatannya terkait terbatasanya luasanwelcome area. Entranceyang lama dapat ditutup dan dipindah ke tempat lainnya supaya lebih aman, sehingga penempatan parkir dan plaza dapat dijadikan satu, untuk pedestrian dan jogging trackperlu dikomunikasikan ke pengelola agar ditimbangkan kembali karena menggingat fungsinya yang cukup penting. Papan petunjuk arah dapat dibuat dengan material kayu dan papan informasi perlu di isi info-info seputar agrowisata yang penempatan dan jumlahnya perlu diatur.

Konsep Konsep yang ingin dikembangakan adalah

Tema taman Belanda memang tidak bisa diterapkan 100% sama, namun dapat dicampur dengan budaya lokal sehingga nantinya menghasilkan dan papan petunjuk arah, untuk yang sudah lapuk bisa diganti. Taman yang ada sebisa mungkin berwarna-warni dan penambahan kincir angin dapat sebagai identitas suatu taman.

- Perlu dilakukan pembenahan di

beberapa fasilitas, yaitu : papan petunjuk arah, penambahan tanaman berbunga.

(8)

Persepsi Preferensi dan Ekspektasi Pengelola dan Pengguna terhadapwelcome area

Hasil inventaris dan analisis persepsi, preferensi dan Ekspektasi tersaji dalam Tabel 3.

Persepsi pengelola dan pengguna

Menurut pengelola, persepsi berdasarkan aspek fungsi welcome area adalah sebagai pemberi identitas agar mempunyai pembeda dengan agrowisata lainnya dengan adanya taman. Fasilitas lainnya yang akan dikembang-kan juga dapat menambah nilai estetika. Hal serupa ternyata sama seperti hasil kuesioner sebagian besar pengguna, namun ada hal lain yang dilihat pengguna yaitu adanya fungsi mengenali kawasan agrowisata. Analisis pada aspek fungsi, bagianentrancedapat diberi nama. Kemudian agar mempunyai identitas, tema taman Belanda dapat diterapkan. Hal tersebut sesuai teori yang dikemukakan oleh Hapsari (2008), dimana dalam pengenalan kawasan fungsi utama dari welcome area untuk menciptakan image

dan menjadi identitas bagi agrowisata serta merupakan sarana informasi yang dapat memu-dahkan pengunjung untuk mengenali kawasan agrowisata. Selain itu untuk menambah estetika, perlu ditambahkan beberapa elemen lanskap.

Pada persepsi aspek kepentingan, pemilik berangapan bahwawelcome areaberguna untuk mendapatkan informasi, tempat cadangan jika kapasitas lapangan yang disediakan kurang. Sama halnya sebagian besar pengguna berangapan bahwa welcome area berguna mendapatkan informasi namun juga dapat di masuki untuk mengunjungi taman dan tempat untuk ber-swa foto. Dengan adanya sebuah aktifitas disitu dalam hal ini maka diperlukan pos jaga yang bisa ditempatkan di depan untuk keamanan penggun-jung, selain itu diperlukan lapangan yang multi-fungsi, dan perlu pengaturan arah orientasi pemandangan untuk menempatkan fasilitas yang ada.Kemudian pada persepsi atas aspek kesan yang ingin dicapai pada pengelola berangapan

dengan adanya welcome area nantinya pengunjung dapat mengenali dengan mudah dengan tema taman Belanda. dibuat teduh dan penuh warna dari tanaman sekitar yang ada. Namun pada pengguna sebagian besar kesan yang ingin dicapai dapat terjadi bilawelcome areadibuat menarik, teduh juga semarak dengan adanya taman dan elemen lanskap seperti kincir angin dan gazebo. Dengan begitu pada bagian

welcome areaperlu pemasangan nama tempat yang dilengkapi lampu supaya mudah dilihat terutama pada malam hari, selain itu agar terkesan teduh dan menarik perlu penambahan pohon peneduh serta taman yang dilengkapi tanaman berbunga.

Preferensi pengelola dan pengguna

Menurut pengelola preferensi fasilitas yang diprioritaskan ada di welcome area adalah

entrance, parkir area,plaza, papan informasi dan papan petunjuk arah. Karena minimnya ruang terbuka hijau untuk anak-anak, pihak pengelola merencanakan adanya taman juga

outbound area di kawasan welcome area

Agrowisata Salatiga. Pengelola menginginkan sebuah entrance dengan jalur keluar-masuk, kemudian adanya parkir area yang berfungsi untuk mobil atau motor. Parkir area ini diletakan berdampingan dengan plaza. Pengelola juga menginginkan dilengkapi papan informasi yang ditempatkan di depan dan di dalam welcome area,juga papan petunjuk arah yang diletakan di setiap tikungan atau jalan tertentu. Pada hasil kuesioner sebagian besar pengunjung setuju dengan hal tersebut namun mereka juga membutuhkan jalur pedestrian denganjogging track. Dalam hal iniEntranceyang lama dapat ditutup dan dipindah ke tempat lainnya supaya lebih aman, sehingga penempatan parkir dan

plaza dapat dijadikan satu, untuk pedestrian dan

(9)

dalam agrowisata. Papan petunjuk arah dapat dibuat dengan material kayu dan papan informasi perlu di isi info-info seputar agrowisata yang penempatan dan jumlahnya perlu diatur. Penempatan fasilitas tambahan tersebut harus sesuai antara karakter pengguna dengan karakter lokasi dimana mempertimbangkan kemiringan jalan yang akan ditempuh (ada tidaknya tanjakan dan turunan), faktor kesulitan jalan terhadap material jalan, ragam aktivitas di sekitar sarana peristirahatan, serta kuantitas dan kualitas dari pengguna berkaitan dengan kuantitas dan kualitas sarana fasilitas. Sastroyudo (2010) menyatakan bahwa Setiap pengembangan agrowisata tentu memiliki nilai- keserasian sendiri dan manfaat, pertimbangan secara mendalam terhadap komponen pendukung.

Pada aspek konsep, desain yang ingin dikembangkan adalah bertema taman Belanda dan tidak menutup kemungkinan dengan ditambahkannya tema budaya lokal. Pada hasil kuisisoner, sebagian besar pengguna juga setuju dengan hal itu, mereka menyukai bila ditambah-kan budaya khas Jawa dan khas Salatiga untuk temanya. Tema taman Belanda memang tidak bisa diterapkan 100% , namun dapat dicampur dengan budaya lokal seperti penambahan tanaman tertentu yang khas atau ciri khas bangunan tertentu yang dapat diterapkan di fasilitas. Malik (2010) mengatakan bahwa lingkungan alam yang indah dan tertata apik tentu akan membuat orang terpesona. Tema Belanda nantinya digabung dengan budaya jawa atau khas Salatiga, sehingga nantinya menghasilkan desain yang ekletik.

Ekpektasi pengelola dan pengguna

Menurut pengelola ekspektasi fasilitas yang seharusnya ada pada aspek jangka pendek, menengah hingga jangka panjang di welcome areaadalahentranceyang dilengkapi pos jaga,

parkir area yang bedampingan dengan plaza, kemudian dilengkapi papan informasi dan papan

petunjuk arah. Untuk jangka pendek papan informasi masih menggunakan MMT. Peran papan informasi ini erat kaitannya dengan media promosi tadi. Yoeti (1997) menyatakan bahwa untuk mengembangkan wisata diperlukan beberapa komponen, yaitu: obyek wisata yang meliputi something to see, something to do, something to buy, fasilitas penunjang, hal ini bisa disebarkan atau dipromosikan dengan adanya papan informasi tadi. Untuk pohon peneduh masih menggunakan eksisting. Untuk jangka menengah pengelola berharap dengan adanya taman yang bercirikan taman Belanda dengan adanya nama sebagai identitas suatu taman. Sedang jangka panjang Entrance baru dapat diterapkan pada welcome areadengan diganti ke area yang lebih aman. Pada seluruh area juga dilengkapi fasilitas tempat duduk,photo booth

dan dilengkpai outbound area khusus anak-anak. Lokasi, tata letak, peralatan bermain, konstruksi, serta material merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam taman bermain anak (Baskara, 2011). Kemudian untuk menambah kesan teduh bisa diberi penambahan pohon peneduh. Dalam hal ini sebagian penggunjung menyetujui pengembangan tersebut namun tidak bisa menyebutkan rencana jangka pendek hingga menengah dan hanya pada rencana jangka panjang.

Dari hasil survei dan analisis terhadap kondisi eksisting, rekomendasi untuk mengembangkan

welcome area Agrowisata Salatiga adalah sebagai berikut. Pemandangan Gunung Merbabu dan Rawa Pening dapat digunakan sebagai background beberapa fasilitas. Entrance gate disarankan dipindah ke tempat yang yang lebih aman di sisi Timur dengan view gunung. Area parkir ditempatkan bersama plaza dan area

outbound di sisi Utara sehingga background Rawa Pening dapat dinikmati dengan lebih leluasa. Pemberiansignage, lampu penerangan,

(10)

penempatannya. Meskipunowner menghendaki taman dengan tema Belanda sebagai identitas, elemen lanskap dapat dikombinasi dengan elemen lokal (budaya Jawa) sehingga menghasilkan lanskap eklektik. Preferensi pengunjung agar ada pedestrian,jogging track

atraksi atau kegiatan di welcome area agro-wisata secara berkala perlu dipertimbangkan untuk lebih menarik minat pengunjung.

KESIMPULAN

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hasil analisis fisik dan biofisik welcome area

Agrowisata Salatiga potensial untuk dikembang-kan karena melihat lokasi yang sangat strategis dan mudah dijangkau, mempunyai tanah yang datar dan subur, iklim sejuk, dan pemandangan yang bagus.

Kualitas visual lanskap yang memiliki nilai paling tinggi pada welcome area agrowisata adalah bangunan identitas taman, selanjutnya lampu penerangan taman, papan petunjuk arah dan trakhir adalah entrance.

· Dari hasil wawancara dan kuisioner persepsi, preferensi dan ekspektasi welcome areayang ideal adalah yang mempunyai fungsi identitas dan dilengkapi fasilitas-fasiltas agro-wisata seperti taman, tempat parkir,plaza dsb.

DAFTAR PUSTAKA

Balai Penelitian Tanah. 2014. Tanah Andosol di Indonesia. Departemen Pertanian, Bogor.

Daniel TC, Boster RS. 1976. Measuring Landscape Aesthetics: The Scenic Beauty Estimation Method. New Jersey (US): USDA.

Deliyanto B. 2011. Pendekatan Eco-Spatial Behavior Penghunian Rumah Susun Kota Baru Bandar Kemayoran.[Thesis]. Bogor (ID): Departemen Arsitektur Lanskap, Sekolah Pasca-sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Gold SM. 1980. Recreation and Planning Design. New York: McGraw-Hill Book co.

Hakim, R. 2012. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap: Prinsip-Unsur dan Aplikasi Desain. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Hapsari, B.A.E. 2008. Perencanaan Lanskap Bagi Pengembangan Agrowisata di Kawasan Agropolitan Merapi-Merbabu Kabupaten Magelang (skripsi). Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Lippsmeier, Georg. 1994.Tropenbau Building in the Tropics, Bangunan Tropis (terj.),

Jakarta: Erlangga

Malik, Syaiful. 2010.Strategi Pengembangan Agrowisata Kandank Jurank Doank. Fakultas Sains Dan Teknologi Uin Syarif Hidayatullah: Jakarta.

Mario, D. 2014. Perencanaan Lanskap Pulau Lelei Sebagai Area Penyambutan Kawasan Wisata Bahari Kepulauan Guraici Maluku Utara (skripsi). Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pemerintah Kota Semarang. 2017. Suhu, RH, Kelembabpan Tahunan 2015-2017. BMKG Semarang: Kota Semarang. Pemerintah Kota Salatiga. 2017. RTRW Kota

Salatiga. BAPEDA Kota Salatiga: Kota Salatiga.

Sastrayuda, Gumelar S. 2010.Hand Out Mata Kuliah Concept Resort And Leisure, Strategi Pengembangan Dan Pengelo-laan Resort and Leisure. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2018 Pukul 19.17 WIB. Tirtawinata, M.R. Dan Fachrudin, L. 1999.

Gambar

tabel atau gambar. Pada analisis preferensi untuk
Gambar 3 Jalur masuk depan agrowisata menikung
Tabel 1  Analisis Potensi dan Kendala pada Tapak
Tabel 3 Hasil Inventarisasi Persepsi, Preferensi dan Ekspektasi Pengelola dan Pengunjungterhadap welcome area Agrowisata Salatiga

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengolahan data yang telah dilakukan terhadap tiap kategori waste untuk menghitung nilai RPN maka alternatif perbaikan dapat dibuat berdasarkan RPN dengan

Penelitian Strategi Manuver pada Penyulang Bringin 10 menggunakan ETAP Power Station 12.6 untuk menganalisa penyulang mana yang baik untuk menyuplai dan

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Shyang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan anugerahnya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas

Data yang didapat baik spektrofotometri Uv maupun KCKT diuji secara statistik dengan melakukan uji pendahuluan adalah uji homogenitas dan normalitas data menggunakan

Akibat kebakaran hutan, jumlah pelepasan karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca juga akan meningkat yang pada akhirnya memperparah pemanasan global (global warming)..

Dengan produk-produk seperti pinjaman pribadi tanpa jaminan atau kredit pemilikan rumah, kreditur akan mengenakan suku bunga yang tinggi terhadap konsumen yang berisiko

Diharapkan melalui teknik role playing dapat meningkatkan penguasaan kompetensi interpersonal, karena dengan melakukan role playing akan membantu individu untuk

 Jumlah penumpang domestik yang berangkat dari Sumatera Utara melalui Bandara Polonia Medan selama bulan Januari 2014 mencapai 269.787 orang, atau naik sebesar 11,51 persen