• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI RUMAH SAKIT DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Studi Kasus TUMOR PARU

Disusun Oleh: EKA MERINA, S.Farm.

NIM 103202077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

RINGKASAN

Telah dilakukan studi kasus pada Praktek Kerja Profesi (PKP) Farmasi Rumah Sakit di Instalasi Rawat Inap Terpadu (Rindu) A3 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Studi kasus dilaksanakan pada tanggal 30 November sampai 10 Desember 2011 mengenai Tumor Paru.

Kegiatan studi kasus meliputi visite (kunjungan) terhadap pasien, memberikan pemahaman dan dorongan kepada pasien untuk tetap mematuhi terapi yang telah ditetapkan oleh dokter, memberikan informasi obat kepada pasien dan keluarga pasien, melihat rasionalitas penggunaan obat terhadap pasien dan memberikan pertimbangan kepada tenaga kesehatan lain dalam meningkatkan rasionalitas penggunaan obat.

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

RINGKASAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Paru ... 3

2.2 Tumor Paru ... 3

2.3 Etiologi Tumor ... 4

2.4 Gejala klinik ... 4

2.5 Diagnosis ... 4

2.6 Terapi ... 5

BAB III PENATALAKSANAAN UMUM 3.1 Identitas pasien ... 7

3.2 Ringkasan pada Waktu Pasien Masuk RSUP H. Adam Malik... 7

3.3 Pemeriksaan ... 8

3.3.1 Hasil Pemeriksaan Radiologi ... 8

3.3.2 Hasil Pemeriksaan patologi klinik ... 8

(5)

3.3.4 Hasil pemeriksaan Objektif harian... 12

3.3.5 Hasil Pemeriksaan Patologi Anatomi... ... 13

3.4 Terapi ... 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengkajian Tepat Pasien ... 18

4.2 Pengkajian Tepat Indikasi ... 18

4.3 Pengkajian Tepat Dosis ... 20

4.4 Pengkajian Tepat Obat ... 21

4.5 Rekomendasi untuk Dokter ... 22

4.5.1 Pengkajian ... 22

4.5.2 Perencanaan ... 22

4.6 Rekomendasi untuk Perawat ... 22

4.7 Pelayanan Konseling, Informasi dan Edukasi Pasien ... 23

4.8 Waspada Efek Samping dan Interaksi Obat ... 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 25

5.2 Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Hasil pemeriksaan Patologi klinik I ... 9

Tabel 3.2 Hasil pemeriksaan patologi klinik II ... 9

Tabel 3.3 Hasil pemeriksaan patologi klinik III ... 10

Tabel 3.4 Hasil pemeriksaan patologi klinik IV... 10

Tabel 3.5 Hasil pemeriksaan patologi klinik V... 11

Tabel 3.6 Hasil pemeriksaan patologi klinik VI... 11

Tabel 3.7 Hasil pemeriksaan mikrobiologi klinik... 12

Tabel 3.8 Hasil pemeriksaan objektif harian... 12

Tabel 3.9 Hasil Pemeriksaan Patologi Anatomi ... 13

Tabel3.10Daftar obat – obat yang digunakan pasien... 14

Tabel 4.1 Rekomendasi Untuk Perawat ... 23

Tabel 4.2 Konseling, informasi dan edukasi pasien tanggal... 24

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Lembaran Penilaian PPOSR ... 27 Lampiran 2 Tabel Rekaman Pemberian Antibiotik ... 30 Lampiran 3 Format Laporan Visite Pasien Rawat Inap RSUP H. Adam

Malik dan Format Konsultasi dengan Tenaga Medis

Lainnya ... 31 Lampiran 4 Format Lembar Pelayanan Informasi Obat ... 32 Lampiran 5 Blanko PelaporanMonitoring Efek Samping Obat (MESO) 33

Lampiran 6 Format Kartu Konseling Pasien

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinis yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat (Depkes RI, 2004).

Kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit meliputi pengkajian dan pelayanan resep, penelusuran riwayat penggunaan obat, pelayanan informasi obat, konseling, visite, pemantauan terapi obat, monitoring efek samping obat, evaluasi penggunaan obat, dispensing sediaan khusus, pemantauan kadar obat dalam darah (Depkes RI, 2004).

Visite mandiri kepada pasien merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap bersama tim dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuannya adalah menilai rasionalitas obat dengan cara pemilihan obat, menerapkan secara langsung pengetahuan farmakologi terapetik, menilai kemajuan pasien dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain. Pengkajian penggunaan obat merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat-obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh pasien.

(9)

praktik pelayanan kefarmasian yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan pasien. Adapun studi Pengkajian Penggunaan Obat Secara Rasional (PPOSR) dilaksanakan pada bagian Penyakit Paru ruangan RA3 dengan diagnosis

Tumor Paru

1.2Tujuan

Tujuan dilakukan studi kasus ini adalah:

a. memantau rasionalitas penggunaan obat pada pasien dengan diagnosa Tumor

Paru di RSUP H. Adam Malik.

b. memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien dan keluarga pasien. c. memberikan masukan dan pertimbangan kepada tenaga kesehatan lain di rumah

(10)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Paru

Paru - paru adalah salah satu organ pada sistem pernafasan yang berfungsi sebagai tempat bentukarnya oksigen dari udara yang menggantikan karbondioksida didalam darah. Proses ini dinamakan sebagai respirasi dengan menggunakan bantuan haemoglobin sebagai pengikat oksigen. Setelah O2 didalam darah diikat oleh hemoglobin, selanjutnya dialirkan keseluruh tubuh. Terletak didalam rongga dada, dilindungi oleh tulang selangka dan diseliputi oleh kantung dinding ganda (pleura) yang melekat pada permukaan luar paru – paru. Manusia memiliki dua paru – paru, sebelah kiri terbagi oleh 2 bagian dan sebelah kanan terbagi menjadi 3 bagian. Setiap satu bagian mengandung sekitar 1500 butir udara dan 300 juta alveolus dengan luas permukaannya sekitar 140 m2 bagi orang dewasa.

2.2 Tumor Paru

Tumor adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang abnormal. Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan letaknya didalam rongga dada. Jenis tumor paru dibagi untuk tujuan pengobatan, meliputi SCLC ( Small Cell Lung Cancer ) dan NSLC ( Non Small Cell Lung Cancer / Karsinoma Skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel besar ) Karsinoma bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas.

( Hood Al sagaff, dkk 1993 )

Sebagian besar tumor adalah jinak dan tidak mengilfiltrasi jaringan yang berdekatan,

(11)

2.3Etiologi Tumor

Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau antara lain: herediter, radiasi, virus, dan substansi-substansi karsinogenik.

2.4 Gejala Klinik

Gejala tumor paru bervariasi. Jika ukurannya masih kecil, bisa saja tidak timbul gejala. "Ini karena organ paru tidak mempunyai saraf sakit. Saraf sakit ada di bagian pleura, selaput tipis yang melapisi paru dan dinding dada. Jika tumor sudah mencapai pleura, barulah terasa nyerinya.

Gejala yang terjadi jika tumor sudah membesar antara lain batuk, bahkan bisa sampai berdarah jika tumor sudah mengenai pembuluh darah, sesak napas, dan nyeri dada. Bisa juga pasien merasakan nafsu makan berkurang hingga berat badan turun drastis, lemas, dan cepat lelah. (http://cybermed.cbn.net.id)

2.5 Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai menderita tumor paru yaitu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti, adapun pemeriksaan penunjang yang dapat membantu yaitu Computed Tomographic (CT) Scan dan photo

thoraks, dan pemeriksaan Patologi Anatomi. Dari anamnesis kita dapat mengetahui

(12)

2.6Terapi

Pemilihan jenis terapi pada tumor paru tergantung pada beberapa faktor, antara lain: kondisi umum penderita, tersedianya alat yang lengkap, pengertian penderita dan keluarganya, luasnya metastasis. Adapun terapi yang dilakukan, meliputi pembedahan, radioterapi dan kemoterapi.

Bedah hanya bisa dipilih oleh pasien tumor paru jenis karsinoma bukan sel kecil stadium I atau II, atau pasien dengan kondisi yang mengancam jiwa seperti batuk darah masif, gawat napas, atau nyeri hebat. Bedah dilakukan dengan membuang satu lobus paru (kadang lebih) dari tempat ditemukannya tumor dan semua kelenjar getah bening mediastinal. Diagnosis sebelum bedah mungkin saja berubah setelah pembedahan. Itu bisa terjadi karena penyakit telah berkembang selama keputusan bedah dilakukan. Jadi bisa saja setelah dibedah, pasien masih harus menjalani radiasi atau kemoterapi.

Radioterapi diberikan kepada pasien stadium III dan IV. Bisa menjadi terapi tunggal untuk mengatasi masalah di paru atau dipadu dengan kemoterapi. Pasien akan dirujuk oleh dokter spesialis paru ke dokter spesialis radioterapi. Pasien akan kembali ke dokter semula jika terapi tidak memberikan respon, atau jika muncul efek samping dari terapi tersebut. Radioterapi boleh diberikan jika jumlah hemoglobin, sel darah putih atau leukosit, dan trombosit darah baik. Evaluasi efek samping dilakukan setiap pemberian lima kali terapi.

(13)
(14)

BAB III

PENATALAKSANAAN UMUM

3.1 Identitas Pasien

Nama : MN

No. RM : 00.49.60.61 Umur : 65 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Lahir : 31 Desember 1945 Agama : Islam

Suku : Melayu

Alamat : Jl.Ahmad Yani Lk.II Desa Pangkalan Dodek Kec.Madang Desa Batu Bara

Berat Badan : 50 kg

Ruangan : Rindu A3 (Pulmonologis) Kamar III-3

Status : Jamkesmas Tanggal Masuk: 30 November 2011

3.2 Ringkasan pada Waktu Pasien Masuk ke RSUP H. Adam Malik

(15)

kanan rasanya seperti ditusuk – tusuk. Nyeri makin terasa saat pasien batuk dan menarik nafas dalam. Pasien sering demam dengan suhu yang tidak terlalu tinggi. Keringat pada malam hari dialami oleh pasien lebih kurang 1 bulan ini. Penurunan berat badan dalam 5 bulan terakhir lebih kurang 12 kg. Riwayat menggunakan obat antituberkulosis tidak dijumpai. Riwayat merokok dialami pasien selama 35 tahun sebanyak 16 batang per hari dan berhenti merokok dalam 1 bulan ini. Riwayat pekerjaan pasien adalah nelayan selama 40 tahun dan pasien telah berhenti bekerja sejak 6 bulan yang lalu. Riwayat keluarga tidak menderita diabetes.

3.3 Pemeriksaan

Selama dirawat di RSUP H. Adam Malik, pasien telah menjalani pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan patologi anatomi, pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan laboratorium patologi klinik yang meliputi hematologi, analisa gas darah, hati, gula darah, ginjal, dan elektrolit dan pemeriksaan mikrobiologi klinik. 3.3.1 Hasil Pemerisaan Radiologi

Hasil dari Pemeriksaan CT scan thorax pada tanggal 7 Desember 2011 menunjukkan Tumor Paru kanan dengan pleural effusion.

3.3.2 Hasil pemeriksaan patologi klinik

(16)

Tabel 3.1 Hasil pemeriksaan patologi klinik I

Jenis Pemeriksaan Satuan Hasil Rujukan

KIMIA KLINIK Analisa gas darah :

pH 7,472 7,35 – 7,45

Glukosa darah (sewaktu) mg/dl 142,80 < 200

Ginjal :

Tabel 3.2 Hasil pemeriksaan patologi klinik II

Jenis Pemeriksaan Satuan Hasil Rujukan

(17)

Tabel 3.3 Hasil pemeriksaan patologi klinik III

Jenis Pemeriksaan Satuan Hasil Rujukan

FAAL HEMOSTATIS

IMUNOSEROLOGI Penanda Tumor

AFD ng/mL 1,43 0 - 15

CEA ng/mL 11,3 0 -3

CA 125 U/mL 53,37 0 - 35

Beta HCG Darah mlU/mL 0 0 – 1

Tabel 3.4 Hasil pemeriksaan patologi klinik IV

Jenis Pemeriksaan Satuan Hasil Rujukan

CAIRAN TUBUH Analisa Cairan Pleura

Warna Kuning

Total Protein g/dl 5,68 Transudat (<3 g/dl)

Exsudat (>3 g/dl)

LDH U/L 778 Transudat (<200 U/L)

Exsudat (>200 U/L)

Glukosa mg/dl 116 55 – 140

pH 7,5 7 – 8

Jumlah Sel mm3 75 Transudat (<500 / mm3 )

Exsudat (>500/ mm3 ) Hitung Jenis Sel

PMN Sel % 25

(18)

Tabel 3.5 Hasil pemeriksaan patologi klinik V

Jenis Pemeriksaan Satuan Hasil Rujukan

Hematologi:

Tabel 3.6 Hasil pemeriksaan patologi klinik VI

Jenis Pemeriksaan Satuan Hasil Rujukan

(19)

3.3.3 Hasil pemeriksaan mikrobiologi klinik

Tabel 3.7 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Mikrobiologi Klinik Tanggal Spesimen/ Hasil

kultur

Antimikroba Sensitivitas

2/12 9. Ciprofloxacin 10. Cotrimoxazole

3.3.4 Hasil Pemeriksaan Objektif Harian

Hasil pemeriksaan objektif pasien dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8. Hasil pemeriksaan objektif harian dari pasien

Tanggal Sensorium TD

(mmHg)

(20)

3.3.5 Hasil pemeriksaan patologi anatomi

Hasil pemeriksaan patologi anatomi dilakukan pada tanggal 2 Desember 2011. Hasil pemeriksaan patologi anatomi pasien ditunjukkan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Hasil pemeriksaan patologi anatomi. Makroskopis :

Diterima cairan pleura dengan volume 8 cc, warna kuning.

Mikroskopik :

Smear dari cairan tampak sel – sel radang limfosit dengan latar belakang smear massa amorf. Tidak dijumpai tanda – tanda keganasan.

Kesimpulan :

Inflamantory Smear.

3.4 Terapi

(21)

Obat-obat yang digunakan pasien selama terapi dapat dilihat pada Tabel 3.9. Tabel 3.10 Daftar obat-obat yang digunakan pasien

Tanggal Jenis Obat Sediaan Dosis Rute

Bentuk Kekuatan

(22)

09/12 O2

(23)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pasien masuk ke RSUP H. Adam Malik melalui instalasi gawat darurat (IGD) pada tanggal 30 November 2011 dengan keluhan sesak nafas, batuk, dan nyeri dada. Sesak nafas dialami pasien sejak 5 bulan yang lalu, hilang timbul, terutama muncul bila batuk. Riwayat Nafas berbunyi tidak dialami pasien. Pasien menderita batuk sejak 5 bulan yang lalu, berdahak dan dahak berwarna putih kekuningan, konsistensi kental,bau tidak dijumpai, volume dahak 1 sendok teh perkali batuk. Nyeri dada dialami pasien sejak 5 bulan yang lalu, memberat dalam 1 minggu ini. Nyeri dada kanan rasanya seperti ditusuk – tusuk. Nyeri makin terasa saat pasien batuk dan menarik nafas dalam. Pasien sering demam dengan suhu yang tidak terlalu tinggi. Keringat pada malam hari dialami oleh pasien lebih kurang 1 bulan ini. Penurunan berat badan dalam 5 bulan terakhir lebih kurang 12 kg. Riwayat menggunakan obat antituberkulosis tidak dijumpai. Riwayat merokok dialami pasien selama 35 tahun sebanyak 16 batang per hari dan berhenti merokok dalam 1 bulan ini. Riwayat pekerjaan pasien adalah nelayan selama 40 tahun dan pasien telah berhenti bekerja sejak 6 bulan yang lalu. Riwayat keluarga tidak menderita diabetes.

Pemeriksaan fisik pasien adalah sebagai berikut :

• Kesadaran : compos mentis

• Tekanan darah : 110/70 mmHg

Respiration rate : 88 x / menit

Heart rate : 30 x / menit

(24)

Pasien didiagnosa Tumor Paru Kemudian keluarga pasien mengisi biodata di bagian informasi dan melengkapi berkas administrasi, dan untuk pemeriksaan selanjutnya pasien menjalani rawat inap di Rindu A3 kamar no III-3.

Selama dirawat, pasien mendapat terapi obat-obatan, pasien juga menjalani berbagai pemeriksaan, antara lain yaitu pemeriksaan mikrobiologi (direct BTA) dan dari hasil pengujjian direct BTA diperoleh hasil Direct (-). Selain itu pasien juga menjalani pemeriksaan Radiologi dan hasilnya menunjukkan bahwa pasien menderita Tumor Paru dan Pemeriksaan Anatomi Patologi dan hasilnya menunjukkan Smear dari cairan tampak sel – sel radang limfosit dengan latar belakang smear massa amorf,dan tidak dijumpain keganasan dengan kesimpulan Inflamatory Smear.

(25)

4.1 Pengkajian Tepat Pasien

Data hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan keadaan yang abnormal dari pasien. Hasil diagnosis dokter menyatakan bahwa pasien mengalami Tumor

Paru.. Dari hasil laboratorium pasien, diperoleh leukosit 12,70 x 103/mm3 (di atas

nilai normal) yang umumnya menunjukkan adanya infeksi. Ditambah dengan keluhan awal pasien ketika masuk ke RSUP H. Adam Malik yakni sesak napas, batuk berdahak selama kurang lebih lima bulan, demam dan berkeringat di malam hari, serta adanya penurunan nafsu makan dan berat badan, maka diagnosis dokter sudah tepat pasien.

Dari hasil laboratorium pasien diperoleh pemeriksaan mikrobiologi (direct BTA) dan dari hasil pengujjian direct BTA diperoleh hasil Direct (-). Selain itu pasien juga menjalani pemeriksaan Radiologi dan hasilnya menunjukkan bahwa pasien menderita Tumor paru.

4.2 Pengkajian Tepat Indikasi

Pasien diberikan O2 karena keadaan sesak nafas yang dialami pasien,

sehingga pemberian O2 dapat membantu pernafasan pasien. Pemberian O2 untuk

memperbaiki penyampaian oksigen, memperbaiki otot kerja pernafasan dan membatasi vasokonstriksi paru (Michele & Alison, 1995). Jadi, pemberian O2 ini

tepat indikasi untuk pasien yang menderita sesak nafas.

Kondisi tubuh pasien lemah sehingga diberikan infus NaCl 0,9%. Cairan infus tersebut mengandung elektrolit yang merupakan bahan utama dalam terapi penggantian (terapi yang penting untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh) (Dianne, 2005). Jadi, infus NaCl 0,9% ini sudah tepat indikasi untuk pasien.

(26)

dan sendi, infeksi intra abdominal dan infeksi saluran urin (Depkes R.I., 2007). Penggunaan injeksi ceftriaxone sudah tepat indikasi karena pasien didiagnosa Tumor Paru. Terapi antibiotik sering diberikan ketika diduga terjadi infeksi meskipun belum diketahui kuman penyebabnya (Kasim, 2008). Pemberian injeksi ceftriaxon tepat indikasi karena ditujukan untuk pengobatan empiris.

Injeksi Ketorolak merupakan golongan NSAID yang memiliki efek analgetik yang kuat dan diindikasikan untuk pengobatan nyeri ringan sampai berat paska operasi. Ketorolak memilki efek analgetik yang sama dengan morfin dan petidin (Katzung, 2004). Injeksi Ketorolak tepat indikasi dengan keadaan pasien yang mengalami nyeri.

Salbutamol adalah obat-obat agonis agonis adrenoseptor selektif β2 yang

memberikan efek bronkodilatasi (Katzung, 1997). Jadi pemberian salbutamol tepat obat untuk mengobati sesak nafas yang dialami pasien.

Vitamin B kompleks terdiri dari Vitamin B1 2 mg, Vitamin B2 2 mg, Vitamin B6 2 mg, Nikotinamid 20 mg, dan Ca pantotenat 10 mg. Umumnya digunakan sebanyak 1-2 tablet 3 x sehari.

Gliseril guaiakolat (GG) diindikasikan sebagai ekspektoran yang mengubah jumlah dan kekentalan cairan saluran pernafasan; merupakan zat yang mendorong ekspektorasi atau meningkatkan buangan mukus dari saluran nafas. Pemberian gliseril guaiakolat sudah tepat yaitu untuk mempermudah pengeluaran dahak bagi pasien.

Nebule ventolin® adalah obat-obat agonis agonis adrenoseptor selektif β2 yang

(27)

4.3 Pengkajian Tepat Dosis

Dosis seftriakson untuk infeksi ringan sampai moderet 50-70 mg/kgBB/hari dibagi dalam 1-2 dosis setiap 12-24 jam maksimum 2g/hari sedangkan untuk infeksi serius 80-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 1-2 dosis maksimum 2g/hari, maksimum 4 g/hari (Depkes RI, 2007). Pemberian ceftriakson pada pasien sudah tepat dosis karena tidak melebihi dosis maksimum.

Ketorolak berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 30 mg/ampul.Dosis lazim untuk dewasa 10-30 mg setiap 4-6 jam maksimum 120 mg per hari (Sweetman, 2007). Lama pemberian 5 hari dengan interval setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan (Sweetman, 2007). Dosis injeksi ketorolak yang diberikan adalah 30 mg/8 jam, sehingga sudah tepat dosis dan tidak melebihi batas maksimum pemberian. Dalam hal ini, dosis pemberian injeksi ketorolak sudah tepat dosis.

Dosis salbutamol untuk dewasa 4 mg (orang lanjut usia dan penderita yang peka diawali dengan dosis awal 2 mg) 3-4 kali sehari, dosis maksimal 8 mg. pemberian salbutamol sudah tepat dosis.

GG berbentuk tablet dengan kekuatan sediaan 100 mg/ tablet. Dosis lazim 100 – 200 mg tiap 6 jam jika diperlukan, maksimum 1200 mg perhari. Pemberian secara oral setiap 4-6 jam jika diperlukan. Dosis pemberian 300 mg pada pasien sudah tepat.

Vitamin B kompleks terdiri dari Vitamin B1 2 mg, Vitamin B2 2 mg, Vitamin B6 2 mg, Nikotinamid 20 mg, dan Ca pantotenat 10 mg. Umumnya digunakan sebanyak 1-2 tablet 3 x sehari.

4.4 Pengkajian Tepat Obat

(28)

diindikasikan sebagai antibiotik di mana mekanisme kerjanya berdasarkan kemampuannya dalam menghambat sintesis dinding sel mikroba. Ceftriaxone memiliki spektrum luas yang efektif untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan negatif (McEvoy, 2004).

Vitamin B kompleks digunakan untuk defisiensi vitamin B kompleks, terdiri dari vitamin B1, B2, B6, nikotinamid dan pantotenat.

Pemberian gliseril guaiakolat (guaiafenisin) sudah tepat karena gliseril guaiakolat (guaiafenisin) merupakan merupakan ekspektoran yang pemakaiannya sangat luas.Mekanisme kerjanya adalah meningkatkan keenceran dan produksi cairan dari saluran nafas.Selain berfungsi sebagai ekspektorans, obat ini juga memperbaiki pembersihan mukosilier.

Pemberian ketorolac juga sudah tepat karena pasien diduga mengalami rasa nyeri yang dialaminya.

Salbutamol adalah obat-obat agonis agonis adrenoseptor selektif β2 yang

memberikan efek bronkodilatasi (Katzung, 1997). Jadi pemberian salbutamol tepat obat untuk mengobati sesak nafas yang dialami pasien.

Pemberian infus NaCl 0,9% sudah tepat karena kondisi tubuh pasien lemah. Cairan infus tersebut mengandung elektrolit yang merupakan bahan utama dalam terapi penggantian (terapi yang penting untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit) dan terapi pemulihan (untuk mengurangi jumlah cairan yang hilang) (Dianne, 2005). Jadi pemberiannya tepat obat.

Nebule ventolin® adalah obat-obat agonis agonis adrenoseptor selektif β2

(29)

4.5.1 Pengkajian

Penggunaan ketorolak paling lama sampai 5 hari karena ketorolak dapat menyebabkan tukak lambung sampai perdarahan lambung (ISFI, 2008).

4.5.2 Perencanaan

Penggunaan keterolac melebihi dari 5 hari perlu dilakukan pemeriksaan fungsi hati dan ginjal secara berkala.

4.6 Rekomendasi untuk perawat

Rekomendasi untuk perawat oleh apoteker dimaksudkan untuk menjaga kestabilan obat-obat yang digunakan dalam terapi, dan menjaga kebersihan lingkungan ruangan pasien dari wadah/sisa obat-obatan. Saran yang diberikan pada perawat dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Rekomendasi Untuk Perawat

No Nama obat Cara penyimpanan Pembuangan

1. IVFD NaCl Disimpan pada suhu kamar 250C-300C, terhindar dari panas dan cahaya matahari langsung (Tatro, 2003)

Ditimbun pada tempat pembuangan sampah atau

diinsenerasi suhu tinggi oleh pihak terkait (Grayling, 1999).

2. Injeksi ketorolak

Disimpan pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya (Tatro, 2003)

Membuang sampah medis pada tempat yang disediakan.

3. Seftrikason Hindari cahaya matahari langsung. Setelah dilarutkan: disimpan pada temperatur 25°C. Sebelum dilarutkan: disimpan pada temperature -20°C (PIO, 2007).

Sisa larutan dibuang setelah diencerkan ke saluran pembuangan air (Grayling, 1999). 4. Salbutamol Disimpan pada suhu 2°C-25°C (PIO,

2007)

Perawat

(30)

5. GG Simpan dalam wadah yang tertutup rapat

6. Diazepam Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya. (FI.IV)

4.7 Pelayanan Konseling, Informasi dan Edukasi Pasien

Pemahaman dan kepatuhan pasien dalam menggunakan obat menjadi hal yang penting dalam mengoptimalkan terapi pasien. Seorang apoteker secara sistematik mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat melalui konseling, informasi obat dan edukasi kepada pasien saat visite.

Tabel 4.2 Konseling, Informasi dan Edukasi Pasien

No Nama obat Nasihat/Pemberitahuan

1 Ceftriaxone Obat ini memiliki efek samping seperti diare, mual dan muntah, sakit pada tempat suntikan, rash dan pruritus (Tatro, 2003; Depkes RI, 2007).

2. Injeksi ketorolak Instruksikan agar tidak meminum alkohol, aspirin atau obat gol. AINS yang lain karena dapat menyebabkan pendarahan pada saluran cerna (Tatro, 2003).

4.8 Waspada efek samping

Setiap obat memiliki efek samping tertentu. Untuk mewaspadai terjadinya efek samping pada pasien perlu diperhatikan efek samping setiap obat yang digunakan. Efek samping dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Waspada efek samping

No Nama obat Efek samping

(31)

2. Ketorolak

Dapat meningkatkan pengeluaran kalium sehingga menyebabkan hipokalemia, gangguan pendengaran, hiperurisemia, hipomagnesemia, kemerahan pada kulit, dehidrasi berat (Katzung, 1997)

3. GG mual dan muntah

4. Salbutamol Kardiovaskular: palpitasi, takiaritmia,

hipokalemia, tremor, nervousness. Sedangkan efek samping yang cukup parah meliputi:

dermatologic, Stevens-Johnson syndrome (PIO,

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Penilaian rasionalitas penggunaan obat meliputi 4T + 1W yaitu : Tepat pasien, Tepat obat, tepat indikasi, tepat dosis dan Waspada efek samping pada pasien dengan diagnosa Tumor Paru telah rasional

b. Uji kultur telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dan kombinasi antibiotik yang dipilih sudah tepat.

c. Pemakaian ketorolak sudah melebihi batas yang telah ditentukan yaitu lebih dari 5 hari, pemberian ini didasarkan atas nyeri berat yang diderita pasien. d. Telah dilakukan konseling informasi dan edukasi pasien untuk memberikan

pemahaman dan motivasi kepada pasien mengenai terapi obat yang digunakan.

5.2Saran

a. Penggunaan keterolac melebihi dari 5 hari perlu dilakukan pemeriksaan fungsi hati dan ginjal secara berkala.

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2007). Pelayanan Informasi Obat. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

ISFI. (2008). ISO Farmakoterapi. ISFI Penerbitan. Jakarta.

Katzung, B. G. (1997). Farmakologi Dasar Dan Klinik. Edisi VI. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Halaman 252, 664, 671, 990.

Tatro, D. S. (2003). A to Z Drug Facts. San Francisco. Facts and Comparisons. Tjay, T. H dan Rahardja, K. (2007). Obat-Obat Penting. Elex Media komputindo.

Jakarta. Halaman 68, 74, 368, 271.

Pramudianto (2008). ISO Indonesia.Volume 43. Penerbit ISFI. Hal: 104, 201,334,393

Michele & Alison. (1995). Pedoman Pengobatan. Edisi Pertama. Jakarta : Widya Medika. Hal : 171

Istiantoro, Y.H, dan Gan. V.G.H., (2007). Penisilin, Sefalosporin dan Antibiotik

Betalaktam lainnya dalam Farmakologi dan Terapi. Edisi kelima. Editor

Sulistia G. Ganiswara. Jakarta. hal. 643

Anonim. (2011Tumor Paru

Anonim b. (2009). Tumor paru

(34)
(35)
(36)

4mg/8jam

10 De

s 20 11

Tumor paru

Ceftriaxon e 1g/8jam

Keterolac 30mg/8ja m

Nacl 0,9%

Vit B comp

100mg/8ja m

Salbutamo l

4mg/8jam

Nebule ventolin

(37)
(38)

Lampiran 3. Format Laporan Visite Pasien Rawat Inap RSUP H. Adam Malik dan Format Konsultasi dengan Tenaga Medis Lainnya

LAPORAN VISITE PASIEN RAWAT INAP RSUP H. ADAM MALIK

Jumlah Pasien yang di visite : ………Orang

Uraian Masalah pasien terhadap Obat (Drug Related Problem)

Pasien/RM : Diagnosa: Ruangan :

Hari/ Tgl/ Bln/ Thn : Masalah Obat Pasien :

... ... ... ... Rekomendasi :

... ... ... ...

Apoteker :

(………..)

*

FORMAT KONSULTASI DENGAN

(DOKTER/PERAWAT/TENAGA MEDIS ) LAINNYA

Pasien/RM : Diagnosa: Hari/ Tgl/ Bln/ Thn:

Masalah Obat Pasien:

... ... ... ... Rekomendasi :

(39)

Lampiran 4 . Format Lembar Pelayanan Informasi Obat

LEMBAR PELAYANAN INFORMASI OBAT

1. Identitas Penanya

Nama : Status :

o Identifikasi Obat

o Antiseptik

o Stabilitas

o Kontra Indikasi

o Ketersediaan

o Harga Obat

o ESO

o Dosis

o Interaksi Obat

o Farmakokinetik/Farmakodinamik

o Keracunan

o Penggunaan Terapeutik

o Cara Pemakaian

o Lain – Lain

4. Jawaban : ...

...

5. Referensi : ...

6. Penyampaian Jawaban Segera dalam waktu 24 jam, > 24 jam

Apoteker yang menjawab : ...

Tgl : ... Waktu : ...

Metode jawaban : Lisan / Tertulis / Pertelp.

NO :……… .Tgl : ………… Waktu : ………….Metode lisan/pertelp/tertulis

Umur :……. Berat :…… .Kg Jenis Kelamin : L/K

Kehamilan : Ya / Tidak………Minggu

(40)

Lampiran 5. Blanko Pelaporan Monitoring Efek Samping Obat (MESO) a. Bagian Depan

(41)

b. Bagian Belakang

(42)

Gambar

Tabel 3.1 Hasil pemeriksaan patologi klinik I
Tabel 3.3 Hasil pemeriksaan patologi klinik III
Tabel 3.5 Hasil pemeriksaan patologi klinik V
Tabel 3.8. Hasil pemeriksaan objektif harian dari pasien
+4

Referensi

Dokumen terkait

A study of 230 teachers and 573 junior and senior high school students in the province of Lampung, Indonesia was conducted for allegedly weak knowledge of teachers

menabung di perbankan syariah pada BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu Ungaran. Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan mengolah data primer melalui

Sesuai dengan tujuan dari perancangan ini yaitu membuat suatu perangkat lunak yang dapat memberikan informasi geografi mengenai rute jalan terpendek antara kota yang satu dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Diperoleh 53 Jenis Tumbuhan Obat yang terdiri dari 25 Ordo dan 33 Famili dari informasi 2 battra, Diperoleh 43 jenis ramuan dari 34 jenis

Petunjuk: Anda diminta memberikan tanggapan yang terdapat pada kuesioner berikut, sesuai keadaan, pendapat atau perasaan diri sendiri dengan memberikan.. tanda

Tujuan utama dari semua metode sistem development adalah memberikan suatu sistem yang dapat memenuhi harapan dari para pemakai, akan tetapi sering kali di dalam melakukan

Split screen system digunakan untuk dapat melakukan navigasi, dimana pada layar monitor dibagi menjadi dua bagian untuk memvisualisasikan file-file pada media penyimpanan disk,

Program aplikasi ini dapat memproses transaksi penjualan, pembelian, retur penjualan, retur pembelian, pembayaran hutang, pembayaran piutang, pembuatan laporan keuangan